NovelToon NovelToon

KING MAFIA JATUH CINTA

King. 01

"Bagaimana Maxim?" tanya Max pada putranya ketika pria muda itu baru saja sampai rumah mereka dengan keadaan lelah.

Entah mengapa Max dan Irene mulai khawatir dengan keadaan putranya yang belum juga ingin menikah di saat usianya sudah memasuki 30 tahun. Sebagai orang tua mereka pasti khawatir karena putra mereka tidak pernah dekat dengan siapa pun.

"Max lelah dad. Tidak bisakah kita membicarakan hal ini lain waktu saja?" Irene terlihat sedih ketika melihat suami dan putranya yang terus saja terlibat pernah dingin seperti ini sejak Max tidak menyetujui hubungan putranya dengan seorang gadis yang ternyata anak dari seorang wanita malam yang pernah bersamanya dulu.

"Kamu selalu mengatakan hak seperti ini sejak beberapa waktu yang lalu! Jika kamu ingin tetap menikahi wanita itu terserah kamu! Daddy sudah menjelaskan pada mu siapa wanita itu dan siapa ibunya. Terserah mu ingin melakukan apa pun karena Daddy sudah tidak peduli lagi!" balas Max yang langsung meninggalkan Maxim di sana. Sedangkan Irene sendiri terlihat mengusap dada bidang putranya ketika dia hendak menyusul suaminya yang sudah pergi meninggalkan mereka lebih dulu.

"Mommy tau kamu sudah paham mana yang baik dan mana yang buruk. Apa pun yang kamu pilih nanti, semoga saja Tuhan memberkati kamu dan keputusan yang kamu ambil." ucap Irene sebelum pergi meninggalkan putranya.

Maxim sendiri terdiam di tempatnya lalu duduk di sofa setelah kepergian kedua orang tuanya. Dia bingung harus melakukan apa saat ini. Di satu sisi dia masih menyukai wanita bernama Clara yang ternyata anak seorang wanita malam yang pernah menghabiskan malamnya bersama.

Di saat Maxim sedang merasa gundah, tiba-tiba saja adiknya datang memeluknya sebagai penenang.

"Kakak, kenapa?" tanya Celine ketika melihat kakaknya terlihat murung seperti itu.

"Kakak baik-baik saja Celine, hanya merasa sedikit lelah saja." jawabnya pada Celine.

"Masih memikirkan Clara?" tanya Celine lagi. Jujur saja, dia juga kasihan pada kakaknya yang baru pertama kali menyukai seorang wanita dan ternyata wanita itu adalah anak dari seseorang yang pernah terlibat masa lalu dengan Daddy mereka.

"Jangan membahasnya Celine, please." sebagai seorang adik dia juga tau bahwa dia tidak boleh terlalu ikut campur dalam kehidupan pribadi kakaknya, maka sebisa mungkin dia menempatkan dirinya pada posisi di mana dia bisa menjadi teman yang baik untuk kakaknya.

"Kak, percayalah bahwa apa yang Mommy dan Daddy katakan itu untuk kebaikan kakak. Mungkin Clara bukan yang terbaik untuk kakak. Kakak itu tampan, jadi aku yakin jika kakak akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Clara nantinya." ucap Celine yang berusaha untuk menenangkan kakaknya dan memberikan semangat agar tidak terus murung seperti itu.

"Jangan memikirkan tentang kakak, pikirkan saja tentang diri kamu. Bagaimana dengan pria yang kamu sukai itu?"

"Jangan membahasnya lagi!" balas Celine karena dia memang tidak ingin membahas tentang hal itu lagi. Pria yang di sukainya sejak kecil ternyata sudah memiliki seorang wanita yang di sukai ya dan kabarnya mereka akan menikah sebentar lagi dan karena hal itu pula Celine merasa sedih dan patah hati.

"Kamu saja tidak bisa mempertahankan percintaan kamu, lalu kamu mengajari kakak mu untuk semua ini. Astaga, ada-ada saja."

"Setidaknya aku tau jika aku memiliki dua pria hebat dalam hidup ku. Eh, tidak dua karena ada Papi Nathan juga yang menjadi pria hebat untuk ku. Ada Daddy, lalu ada Kakak ku yang tampan ini dan yang terakhir ada Papi Nathan. Bukankah itu menyenangkan?"

"Berbahagialah kamu Celine, karena kakak akan berusaha keras untuk membahagiakan kamu!" ucapnya pada sang adik.

King. 02

"Nanti malam keluarga Andrea akan datang dan kalian akan berkenalan lebih dulu sebelum melanjutkan hubungan ini." Max mengatakan hal itu pada putranya sementara Maxim sendiri hanya membuang nafasnya dengan kasar ketika mengetahui bahwa daddy-nya sudah melakukan hal sejauh ini. Sulit sekali menjalankan segalanya. Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak bisa menolaknya.

"Bagaimana jika setelah perkenalan aku tidak tertarik dengannya?" tanya Maxim pada daddy-nya hingga membuat pria itu terdiam.

"Maxim, please jangan terus bersikap seperti ini. Kami hanya mengkhawatirkan keadaan kamu. Dia tidak pantas untuk kamu Max, masih banyak wanita lain di luar sana."

"Aku bisa melupakannya dad! Aku bisa, tapi tolong jangan pernah memaksaku untuk menjalani hubungan dengan wanita yang tidak ku sukai. Jika kalian berpikir bahwa aku masih tertarik dengan Clara maka kalian semua salah! Aku bisa melupakannya dengan begitu mudah tanpa harus melibatkan wanita lain. Percayalah, bahwa aku bisa melupakannya tapi tolong, jangan pernah memaksaku untuk semua ini!" jelas Maxim pada kedua orang tuanya karena dia memang sulit untuk menjalani hubungan dengan orang lain.

Dirinya lebih menyukai kehidupan yang seperti di jalaninya saat ini tanpa harus memikirkan masalah wanita. Jika sudah saatnya nanti dia akan membawa wanita pilihannya pada kedua orang tuanya sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

"Tapi-"

"Sayang, Please jangan terus memaksa Maxim. Kita harus percaya padanya bahwa dia akan melupakan Clara. Lagi pula tidak baik jika memaksakan kehendak kita pada Maxim. Bukan hanya pada Maxim saja, pada Celine juga." ucap Irene yang mencoba menghentikan pembicaraan ini di meja makan. Apalagi saat ini mereka sedang berada di meja makan. Jadi rasanya tidak pantas sekali membicarakan hal itu di saat menghadapi makanan.

"Aku selesai!" Maxim pamit pada kedua orang tuanya karena dia merasa bahwa suasana rumah sudah tidak nyaman lagi.

"Aku ikut berangkat dengan kakak," jawab Celine yang ikut pergi bersama dengan kakaknya.

Melihat kedua anaknya pergi meninggalkan mereka berdua membuat Irene terlihat sedih dan itu membuat Max merasa bersalah karena telah membuat wanita yang paling di cintainya bersedih seperti itu.

"Irene, maafkan aku karena telah membuat mu bersedih sayang, aku mohon maafkan aku Irene." ucap Max yang merasa bersalah untuk itu. Setiap kali melihat Irene bersedih, Max jadi mengingat saat-saat dia menyakiti Irene dulunya.

"Aku mohon jangan terus memaksakan kehendak kamu pada anak-anak kita. Mereka tau mana yang baik dan mana yang tidak. Buktinya saja saat kita memberitahukan bahwa Clara itu anak mantan wanita malam yang pernah bersama kamu Maxim langsung mengerti dan menjauhinya walau mungkin gadis itu tidak sama dengan ibunya. Aku mohon biarkan anak-anak mencari kebahagiaannya sendiri. Mereka berhak bahagia dan menentukan kehidupan mereka dan kita hanya harus memantau jalan mereka saja Max." ucap Irene hingga membuat Max merasa sangat bersalah sekali pada anak dan juga istrinya.

"Aku hanya ingin yang terbaik untuk mereka sayang,"

"Terbaik menurut kita belum tentu terbaik untuk anak-anak kita. Mereka tau apa yang mereka butuhkan dan aku yakin jika anak-anak ku paham dengan semua itu." jelas Irene lagi hingga membuat Max merasa sangat bersalah dengan anak dan juga istrinya yang telah menemani kehidupannya selama ini.

"Maafkan aku Irene, maafkan aku sayang." Irene menganggukkan kepalanya lalu menganggap tangan suaminya yang telah hidup bersamanya selama ini.

"Minta maaf pada anak-anak dan jangan pernah memaksakan kehendak kamu pada mereka. Biarkan mereka menentukan kehidupan mereka sendiri sayang. Yakin pada pilihan mereka dan mungkin itu yang terbaik."

***

Nb : Saran dong gaes, perbedaan usia Maxim dan Celine itu berapa tahun🤣

Mau bongkar bab Irene kok Yo males tenan😁

Infoin ya gaes 🙏🏽

King. 03

Maxim pergi ke kantor dan memulai semua pekerjaannya hari ini. Siang nanti dia akan bertemu dengan rekan bisnisnya untuk membicarakan bisnis mereka.

Jam makan siang hampir saja tiba dan Maxim pergi untuk bertemu dengan rekan bisnisnya untuk membahas kerja sama mereka si sebuah restoran yang sudah di pesan sebelumnya.

Saat Maxim hendak masuk ke dalam restoran tersebut dia melihat seorang wanita yang terduduk di lantai dan di marahi seseorang.

"Seharusnya gadis cacat seperti mu tidak pantas berada di tempat seperti ini!" ucap seorang pria yang dengan begitu kasarnya menghakimi seorang gadis yang terlihat sudah menangis dengan memegang tongkat di tangannya.

Gadis itu terus saja menangis sedangkan mereka semua di hanya bisa menonton tanpa ada yang ingin membantunya sama sekali.

"Dasar gadis buta!" umpatnya lagi hingga membuat Maxim kesal dan langsung menghantamnya dengan sebuah pukulan telak.

Bugh...

"Ahhhkkk..." pria yang menghina gadis buta tadi langsung tersungkur di lantai ketika mendapatkan sebuah pukulan telak di wajahnya.

Maxim kembali menarik dasi yang mengikat di leher pria itu hingga di merasa sulit untuk bernafas.

"Lepaskan aku!"

"Minta maaf padanya!" titah Maxim pada pria itu untuk meminta maaf pada gadis buta tadi.

"Dia buta dan karenanya jas ku kotor! Dia telah membuat pakaian ku rusak!"

Bugh...

Dia kembali memukul pria kurang ajar itu karena telah bersikap kurang ajar.

"Ambil uang itu dan pergi dari sini! Jika uang-uang itu kurang maka datang ke Anderson Corp dan cari aku di sana! Aku Maxim Stroge Anderson. Kau bisa datang pada ku untuk mengganti pakaian mahal mu itu!" Maxim melepaskan pria itu lalu berusaha menolong gadis buta tadi yang sudah berusaha untuk pergi dari sana.

Tapi saat Maxim ingin membantunya gadis itu malah menepis tangannya begitu saja, karena dia tidak ingin di kasihani lagi.

"Lepaskan!" ucapnya dengan air mata yang berlinang.

Maxim terus menatap mata gadis itu. Menurutnya sayang sekali mata seindah itu tidak bisa melihat.

"Aku hanya ingin menolong kamu saja,"

"Tapi aku tidak membutuhkannya! Aku memang buta, dan aku cacat! tapi bukan berarti kalian bisa menghina ku! Aku juga tidak ingin buta!" teriaknya yang membuat banyak orang yang menonton kejadian tadi merasa bersalah karena tidak menolongnya.

"Kalian orang-orang kaya hanya bisa menghina saja! Kalian semua itu jahat!" teriaknya sambil menunjuk ke arah mereka semua.

"Aku membenci kalian semua!" teriaknya lagi dan berlalu dari tempat itu. Sakit sekali hatinya di hina seperti itu.

Dia juga tidak ingin buta seperti ini. Andai aja waktu itu dia tidak mengalami kecelakaan saat berkendara, mungkin dia masih bisa melihat. Tapi Tuhan berkehendak lain dan malah membuatnya buta. Sejak saat itu pula dia tidak percaya dengan yang namanya Tuhan.

Maxim melihat para tamu dan para pekerja restoran ini yang hanya menonton kejadian tadi tanpa ingin menolong gadis tadi.

"Manusia seperti apa kalian ini?" marah Maxim pada mereka semua.

"Manusia seperti kalian ini tidak pantas di sebut manusia karena binatang sekali pun bisa menolong temannya yang lain. Lalu apa ini? Kalian malah menonton seorang gadis yang membutuhkan pertolongan. Bagaimana jika posisi kalian menjadi durinya. Apa yang kalian rasakan?" tanya Maxim dengan penuh amarah.

Dia benar-benar tidak percaya dengan hal ini. Miris sekali menurutnya dan tidak pantas untuk di lakukan!

"Menjijikan!"

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!