Terlihat seorang wanita cantik yang sedang duduk manis seorang diri di sebuah cafe sambil memainkan Ponselnya. gadis itu bernama Gisella Alexander. Gisella Alexander atau yang akrab disapa gigi adalah anak tunggal dari pasangan Tuan Alexander dan Monica Alexander. Gigi lahir dari keluarga yang berada dan penuh kasih sayang, ia tumbuh menjadi anak yang ceria, murah senyum dan manja. Setiap hal yang ia inginkan selalu di penuhi oleh orang tuanya.
Gisella saat ini sedang menunggu sahabatnya yang telah 1 jam tak kunjung tiba. Namun sahabatnya masih tak menunjukkan batang hidungnya.
"lihat saja, akan ku jodohkan kau dengan monyet jika dalam 10 menit kau tidak datang" Gisella mengirimkan pesan ke sahabatnya dengan mulut yang komat kamit, jangan tanyakan ekspresi wajahnya. Wajahnya sudah seperti cucian kering yang belum di angkat.
Sudah 10 menit berlalu, sahabatnya belum datang juga. dengan perasaan yang jengkel
Gisella akhirnya memutuskan untuk pulang saja. namun, ketika dia hendak keluar dari cafe. tiba tiba ia tak sengaja menabrak seseorang.
"Awww.. tuan! bisakah kau berhati-hati saat jalan? " cerca gisella. ia terjatuh ketika menabrak seseorang yang ia yakini adalah seorang pria.
" bukan kah harusnya aku yang berkata seperti itu? " suara bariton dari lelaki itu membuat gisella mengangkat wajahnya, ia menatap lelaki itu dengan mulutnya yang terbuka.
" Oh my god, tampan sekali lelaki ini" dalam hati gisella.
~Kira-kira siapa pria tampan yang telah membuat seorang Gisella Alexander terpesona?
" daddy.. daddy " teriak gigi ketika ia masuk ke dalam rumah mewah nya.
" ada apa sayang? Knapa kau teriak-teriak seperti orang gila? " kata mommy gigi, ia heran dengan anak kesayangannya itu, ia selalu saja bertingkah seperti anak kecil.
" daddy mana mom? "
" daddy mu jam segini kan masih di kantor, memang nya ada apa? "
" oh iya juga yah, aku lupa hehehe" gigi senyum-senyum sendiri karena ulahnya
" kamu ini, memangnya kenapa kamu mencari daddy? Apa ada hal yang penting? " tanya mommy kepada anak kesayangannya itu
" aku ingin mengatakan kepada daddy, kalau gigi sudah mendapatkan calon suami"
" APAAA????" Teriak mommy.
" kau sedang halu atau bagaimana sayang? Bukannya kau tidak memiliki kekasih?" Mommy gigi menertawakan anak semata wayangnya yang sangat lucu itu.
Gigi menghetakkan kakinya karena kesal mendengar perkataan mommy nya
" oh my god mommy, aku ini cantik, baik, lucu dan juga sangat sexy. Banyak lelaki yang mau dengan anakmu ini" ucap gigi dengan bangga.
" oh yah? Tapi setau mommy , semua lelaki yang dekat dengan mu tidak ada yang tahan dengan sikap mu itu"
" mereka saja yang tidak setia, para lelaki itu hanya ingin memanfaatkan aku saja. Ahkkkk kenapa jadi membicarankan pria-pria brengsek itu. Initinya yah mom, aku sudah punya calon suami. Dia sangat tampan, dan juga hot" Gigi membayangkan lelaki yang ia temui beberapa jam yang lalu dengan senyuman yang tidak bisa diartikan
" siapa nama calon suami mu itu? Bagaimana sifatnya? Apa pekerjaannya? Tanya mommy dengan tak sabar, ia sangat penasaran dengan calon suami anaknya.
Gigi hanya senyum-senyum sambil menggigit jarinya
" jangan bilang kau tidak tau siapa nama calon suami mu? "
" hehehe, aku lupa menanyakan namanya mom"
Mommy hanya bisa menarik nafasnya dengan kasar.
" ya ampun sayang, kamu ini benar-benar aneh. Bagaimana bisa kau menganggap seseorang calon suami mu jika namanya saja tidak kau ketahui"
" tunggu saja mom, aku akan mencari tahu nama lelaki itu. Bukan namanya saja, tapi seluruh cerita hidupnya akan ku cari tahu"
setelah mengatakan itu, gigi meninggalkan mommy nya di ruang keluarga, ia menuju ke kamarnya untuk istirahat.
Mommy monica hanya geleng-geleng melihat kelakuan putrinya.
" anak itu benar-benar aneh, bagaimana bisa dia bilang sudah punya calon suami. Sedangkan dia sendiri tidak mengenalnya" gumamnya seraya menaiki anak tangga menuju kamar nya.
Ditempat lain, tepatnya di sebuah ruangan yang sangat mewah. Terlihat seseorang sedang menatap kendaraan yang berlalu lalang dari jendela ruangannya. sudah hampir 20 menit ia berdiri dan tidak ada tanda-tanda ia akan meninggalkan tempatnya itu.
Tok tok tok...
terdengar ketukan dari pintu pria itu.
"Masuk" jawabnya. pandangannya masih menatap kendaraan-kendaraan dibawah sana.
Terlihat sosok lelaki tampan memasuki ruangan tersebut
" maaf Tuan, ada berkas yang harus anda tanda tangani" kata Roy.
Yah lelaki itu merupakan sekertaris dari lelaki yang masih setia berdiri ditempatnya.
"Simpan saja dia atas meja"
"Baiklah Tuan, kalau begitu saya permisi" ia menundukkan kepala nya tanda hormat kepada boss nya itu.
Lelaki itu membalikkan badannya dan berjalan ke meja, ia melihat berkas yang telah di letakkan oleh sekertarisnya itu. Setelah membacanya, ia segera menanda tangani berkas tersebut.
Lelaki itu adalah Sky Vincent Rum, ia adalah Lelaki dengan wajah yang sempurna serta badan yang atletis, siapapun wanita yang melihatnya akan jatuh hati akan pesona lelaki itu. Namun, lelaki itu sangat iri bicara, jarang tersenyum dan selalu saja memancarkan aura dingin.
Sky menatap foto yang ada di atas nakas dengan sorot mata yang sangat sulit di artikan. selang berapa saat, pandangannya teralihkan oleh suara ponsel yang ada di atas meja kerjanya.
"Ada apa? "
" pulanglah, apa kau melupakan hari istimewa ini? " jawab seseorang itu.
Setelah mengatakan itu, orang itu langsung mematikan sambungan telponnya.
Sky beranjak dari duduknya, ia menitipkan seluruh kerjaan kepada sekertaris kepercayaannya itu. Ia menancap gas menuju tempat orang yang tadi meleponnya. Sky tidak membutuhkan supir pribadi, karena ia lebih nyaman membawa mobilnya sendiri. Setelah menempuh kurang lebih 30 menit, ia akhirnya sampai di depan mansion yang sangat megah.
"Akhirnya kau datang juga" ucap pria baya yang sedang duduk menonton program kesukaannya. Ia beranjak dari tempatnya, setelah ia melihat orang yang ditunggu-tunggunya telah masuk ke dalam mansion.
"Aku banyak kerjaan, ada apa memanggilku?"
" apakah kau sudah melupakan kakek mu ini? Ini hari ulangtahun kakek, kau ini benar-benar durhaka Sky"
Beliau merupakan kakek Sky satu-satunya yang masih hidup, namanya Kakek Rum. Memliki kepribadian yang sangat terbalik dengan cucunya itu, Kakek Rum sangat ramah kepada setiap orang.
" kuharap aku bisa lupa, tapi kakek selalu saja mengangguku setiap kakek ulang tahun" gerutu Sky dengan pelan, tapi kakeknya masih bisa mendengar perktaan cucunya itu.
" aku masih bisa mendengar mu, oh yah. Mana hadiah untuk kakek?
"Ambilah" sky meletakkan paper bag di samping meja TV.
Kakeknya tersenyum senang, ia tahu betul kalau cucunya ini sangat menyayangi dirinya walaupun sikap nya sangat dingin.
" Kakek sebenarnya tidak membutuhkan hadiah seperti ini" setelah melihat hadiah yang diberikan olehnya cucunya.
" kakek mau apa? Bilang saja kepadaku"
"Aku ingin cucu menantu. Kakek ingin kau segera menikah Sky"
Inilah yang paling tidak disukai Sky, kakeknya itu selalu saja mendesak nya untuk menikah. Tak jarang Sky memilih untuk tinggal di rumahnya sendiri, daripada tinggal di mansion bersama kakeknya.
"Kakek sudah tahu jawaban ku. Lebih baik kita makan sekarang" dengan cepat Sky menuju meja makan untuk menghindari permintaan kakeknya itu.
Selalu mendapatkan jawaban yang sama tidak membuat sang kakek menyerah. sering kali ia memperkenalkan gadis-gadis yang merupakan cucu dari kenalannya kepada Sky. Namum tak satupun dari mereka menarik perhatian lelaki dingin itu.
Sang kakek dan Cucu itu segera beranjak untuk menikmati makanan yang telah disiapkan oleh asisten rumah tangga.
~
Sudah sebulan berlalu semenjak Gigi mencari lelaki yang tidak sengaja ia tabrak di cafe, selama itu juga ia tak kunjung mendapatkan informasi lelaki itu
" daddy, kemana aku harus mencari calon suami ku itu" tanya nya kepada sang Daddy.
"Bagaimana bisa kau mencarinya, sedangkan namanya saja tidak kau tahu"
Gigi terlihat murung di samping daddynya, gigi sudah memberitahu daddynya tentang sosok lelaki yang ia sebut calon suami itu. Awalnya daddynya tidak setuju dengan rencana putrinya yang ingin mencari tahu tentang lelaki asing itu. Tapi melihat semangat putrinya, iapun memberikan lampu hijau kepadanya.
"Seandainya kau tahu nama lelaki itu, daddy pasti akan membantu mu sayang" kata Daddy memberi semangat kepada putrinya.
sang putri hanya memanyunkan bibirnya kesal, ia melipat kedua tangannya sambil berjalan mondar mandir.
"Duduklah sayang, kau mau apa? Biar Daddy belikan"
sang Daddy berusaha menyenangkan hati anak semata wayang nya itu.
Gigi menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"aku sedang tidak ingin sesuatu Dad. Sudahlah, Aku mau ke mall saja" ia berjalan ke arah Daddynya dan segera pamit.
" hati-hati bawa mobilnya" kata sang Daddy.
"Baiklah daddy ku sayang, aku pergi dulu".
Setelah berpamitan kepada sang Daddy. Gigi segera keluar dari ruangan Daddynya dan menuju ke arah parkiran.
Sebelum berangkat, gigi menelpon sahabatnya yang bernama Sherin terlebih dahulu agar menyusulnya ke mall.
Setelah memarkirkan mobilnya di area pusat perbelanjaan itu, ia langsung menuju salah satu restoran yang ada di mall tersebut.
" Sherin ini kebiasaan sekali, dia selalu saja terlambat" gerutu gigi yang menunggu sahabatnya yang belum menampakkan dirinya
HAAAPPPPP...
"Astaga Sherin, kau ini sungguh menyebalkan. Bagaimana kalau aku terkena serangan jantung mendadak hah?
" yah gampang, tinggal di bawa ke RS saja"
sherin mengatakan itu sambil terkekeh
" kau mau mati?" Gigi memukul lengan sahabatnya karena kesal.
" Kau ini kenapa sih? Selalu saja marah-marah. Apa ini karena calon suami hayalan mu itu?" Sherin menertawakan sahabtnya yang konyol itu, bagaimana bisa dia langsung jatuh cinta pada lelaki yang tidak di kenalnya itu
" Diamlah Rin, aku sedang risau karena lelaki itu. Kenapa sangat susah mendapaatkan informasi tentang dirinya"
" gigi aku punya ide" ucap Sherin.
Gigi menatap dengan intens sahabatnya itu, ia ragu dengan ide yang akan diberikan kepadanya. Ia tahu kalau sahabatnya itu tidak pernah benar ketika memberikan saran.
"Apa memangnya ide mu? Aku rasa idemu akan sangat tidak masuk akal"
"Yasudah kalau begitu, aku tidak akan memberi tahumu" kesal sherin
" baiklah, cepat katakan"
" bagaimana kalau kita meminta rekaman CCTV di cafe tempat kau bertemu dengan lelaki itu"
"Astaga Sherin, kenapa aku tidak memikirkannya dari dulu" mata gigi berbinar mendengar ide dari sahabatnya.
" halah, tadi saja kau meremehkan ideku"
" maaf, maaf. Biasanya kan kau tidak bisa di andalkan soal per ide idean." kekeh Gigi.
"Cih, dasar sialan kau. Yasudah, sekarang kau teraktir aku. Aku ingin membeli tas baru"
Mata Gigi melotot mendengar permintaan Sherin, jika sudah begini, pasti sahabatnya itu akan meminta diteraktir barang yang mahal.
"Ck. Kau ini sangat tau mencari untung. Tapi karena aku sedang bahagia, jadi ayo".
Mereka segera meninggalkan restoran tersebut dan menuju ke salah satu toko yang ada di dalam pusat perbelanjaan itu.
Kedua wanita cantik itu sedang melihat-lihat tas di salah satu toko branded yang ada di dalam mall. Gigi melihat Sherin hanya mencoba satu persatu tas itu, tak ada tanda-tanda Sherin akan memilih satu di antara tas tersebut.
"Cepatlah! kenapa kau lama sekali? Memilih tas saja sangat lama" gerutu Gigi. Sherin sudah hampir 1 jam memilih tas, tapi tidak satupun ia pilih.
"Tunggu dulu, kau ini tidak sabaran sekali" jawab Sherin.
" terserah kaulah, aku ingin ke toilet." Gigi langsung bergegas ke toilet meninggalkan Sahabatnya itu.
"kalau bukan karena ide nya, aku tidak mau membelikan anak monyet itu tas!" Bibir Gigi terus komat kamit sampai dia berada di depan toilet. Namun Gigi yang tidak hati hati, tidak sengaja menabrak seorang lelaki yang keluar dari pintu sebelahnya.
"Maaf tuan, aku terburu-buru" tanpa melihat wajah lelaki itu, gigi segera masuk toilet tanpa menoleh sedikitpun.
lelaki yang ditabrak oleh gigi, menatap punggung wanita yang baru saja menabrak dirinya. rahangnya mengeras melihat wanita itu memperlakukan dirinya tidak sopan. Sungguh Ia tidak terima di perlakukan dengan tidak sopan seperti itu.
"Tuan tidak apa-apa?" Roy yang menghampiri boss nya memberanikan diri untuk bertanya.
"hm" jawab Sky singkat.
Sky meninggalkan tempat itu dengan raut wajahnya yang mengerikan.
"ada apa lagi dengan dirinya? Sebentar marah, sebentar diam. Sunggu aneh" ucap sang sekertaris dalam hati.
Roy dengan cepat mengikuti boss nya, mereka berdua bergegas meninggalkan mall dan segera menuju kantor setelah selesai meeting dengan salah satu klien.
......................
" ahh leganya" Gigi yang baru keluar dari toilet dikagetkan oleh Sherin yang beridiri di depan pintu masuk.
"Astaga Sherin, kau ini kenapa sih? Kau seperti setan saja."
"Mana ada setan secantik diriku" Sherin menarik tangan gigi menuju ke toko yang mereka kunjungi sebelumnya.
" Cepatlah Sherin, nanti tas nya di ambil oleh orang lain"
"Ya ampun, tangan ku bisa putus jika kau menarikku seperti ini" kesal gigi karena dari tadi Sherin menarik nya seperti orang kesurupan saja.
Setibanya mereka di toko tersebut, gigi langsung membayar tas pilihan Sherin. Setelah itu mereka berencana langsung ke cafe tempat gigi dan lelaki itu bertemu untuk memeriksa CCTV.
"Pak, tolonglah. Sebentar saja. Saya mohon" gigi memohon ke penjaga CCTV untuk memperlihatkan rekaman yang ia maksud.
"Maaf nona, saya tidak bisa. Saya tidak punya wewenang untuk itu, silahkan keluar"
"Oh my god, pelit sekali bapak itu. Gimana dong rin?" Tanya gigi dengan lesuh
"It's okay gi, kita bisa balik lagi besok.
Walaupun gisella berasal dari keluarga terpandang, dia tidak pernah sekalipun menggunakan kekuasaannya untuk hal seperti itu. Mereka akhirnya meninggalkan cafe tersebut, dan memutuskan untuk pulang saja.
Setibanya di rumah, Gigi langsung masuk ke kamarnya. Ia membersihkan diri dan langsung tidur di kasur queen size nya.
"Bagaimana caranya menemui lelaki itu yah?" Gumamnya.
"Ahh bodo amatlah, aku pikirkan saja besok. Aku mau tidur dulu" Gigi pun langsung terlelap. Ia berharap semoga bertemu dengan sosok yang dia anggap calon suaminya itu.
Berbeda dengan Gigi, Sky saat ini sedang menuju bandara untuk bertemu klien nya yg ada di negeri sakura yaitu Jepang. Begitulah aktivitas seorang lelaki yang berumur 28 tahun itu. Setiap harinya dihabiskan oleh pekerjaan yang tidak ada habisnya.
"Tuan, apakah ada sesuatu yang anda butuhkan? Tanya Roy kepada boss nya ketika mereka tiba di salah satu hotel di jepang.
"Tidak ada. Pergilah" titah Sky kepada sekertarisnya.
"Baik Tuan, saya pergi dulu." Sebelum Roy meninggalkan bossnya, ia terlebih dahulu memastikan bossnya telah masuk ke dalam kamarnya.
Setelah Sky masuk ke dalam kamarnya, dia menatap pemandangan luar dari jendelanya. Tatapannya seketika menjadi sendu, tidak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan. Setelah puas memandangi arah luar, ia bergegas untuk membersihkan dirinya. Karena 1 jam lagi mereka akan bertemu dengan klien.
" baiklah tuan, saya rasa tidak ada lagi yang harus kita bicarakan. Semua sudah deal" ucap sang sekertaris kepada klien tersebut.
"Maaf sebelumnya, bisakah saya meminta tolong? " hati-hati sang klien yang bernama pak Zhang kepada Sky
"Ada apa?" Yang menjawab bukanlah Sky, melainkan Roy. Roy tahu betul jika boss nya tidak suka jika ada pembahasan lain selain pekerjaan
" Saya ingin anda (sky) bertemu dengan putri saya. Putri saya mengagumi anda"
"Maaf, saya tidak tertarik." Sky langsung berbicara dan meninggalkan tempat mereka bertemu.
Sudah hal biasa jika anak para kliennya ingin bertemu dengan Sky. Tapi Sky tetaplah Sky, pria dingin yang tak tersentuh. Sky tidak pernah takut jika kehilangan partner bisnis nya, karena yang rugi bukanlah Sky, tetapi para rekannya sendiri.
" besok pagi kita langsung pulang " ucapnya dingin kepada roy. Sky langsung memasuki kamarnya setelah mengatakan itu kepada Roy.
"Aku sungguh sesak tinggal lama-lama di kota ini" gumam Sky kedapa dirinya sendiri. Kepalanya sedikit pusing. Sky memutuskan untuk membersihkan dirinya dan segera istirahat.
Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Sky dan Roy tiba di negara nya. Mereka tidak melakukan apapun di jepang, mereka benar-benar hanya istirahat setelah bertemu kliennya.
Cittt.......
Tiba-tiba sopir yang membawa Sky dan Roy menghentikan mobilnya mendadak.
"Ada apa pak" tanya Roy kepada sang sopir
Dengan takut, sang sopir menjawab " Mobil yang ada di depan tiba-tiba berhenti Tuan"
Sky yang daritadi diam, mengeluarkan suaranya
"Roy, periksalah." ucapnya dingin
"Baik Tuan" roy langsung turun untuk melihat apa yang sedang terjadi
Sedangkan di dalam mobil itu, dua orang gadis sedang menyalahkan satu sama lain.
"Lihatlah. gara-gara kau, Kita hampir pindah alam. kalau tidak bisa menyetir, tidak udah bawa mobil"
" Diamlah, kau ini hanya bisa mengomel saja. Ini juga gara-gara kau. Jika kau tidak teriak, mana mungkin aku menabrak gerobak itu. Sebaiknya kita turun, kita lihat keadaan gerobak itu.
Kedua gadis itu hendak turun, namun tiba-tiba kaca mobil mereka di ketok oleh pria asing yang mereka tidak kenal.
" siapa lelaki ini? Apa dia pemilik gerobak yang kita tabrak?" Tanya gadis yang ada di kursi penumpang.
"Mana aku tahu, sebaiknya kita turun saja dulu" mereka berdua turun dari mobil dan segera menghampiri lelaki asing yang telah mengetuk kaca mobilnya.
"Maaf, apakah anda pemilik gerobak itu" tanya salah satu gadis itu
Lelaki itu menatap dengan heran. Ia langsung mengikuti arah tangan gadis yang menunjuk ke arah gerobak yang bentuknya sudah hancur.
" maaf nona, tapi itu bukan milik saya" jawab roy kepada gadis tersebut
"Lalu, mengapa anda mengetuk kaca mobil kami?"
" kalian hampir membuat saya dan Boss saya celaka" jawab Roy dengan tenang. Namum tatapannya sangat tajam kepada kedua gadis itu
Kedua gadis tersebut langsung menoleh ke arah mobil yang ada di belakang mobil mereka
"Yaampun. Lihatlah Gi, ini semua karena dirimu. Kita hampir mencelakai seseorang"
"Kau bisa diam tidak? Dari tadi kau menyalahkan ku, ini juga salah mu"
" Tuan, maafkan aku dan teman ku yang bodoh ini, kami tidak sengaja" ucap gigi kepada lelaki yang ada di depannya.
Yah, kedua gadis itu adalah Gigi dan Sherin. Mereka tidak sengaja menabrak gerobak yang ada di pinggir jalan. Mereka sedang sedang asik bertengkar karena masalah sepele, hingga akhirnya Gigi tidak fokus dan menabrak gerobak tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!