Aisyah berlari cepat menyusuri koridor rumah sakit. lni adalah hari kelulusannya, tapi Ayahnya sedang terbaring sakit akibat terjadi kecelakaan.
Hanya Ayahnya satu-satunya orang yang ia punya di dunia ini.
Aisyah melihat di depan ruang bangsal ayahnya, dan sangat banyak seorang pria berbaju hitam dan badannya sangat besar-besar.
Apakah ia salah nomor. Tapi benar ini adalah nomor yang di sebutkan oleh suster tadi saat dirinya bertanya di meja resepsionis.
Aisyah mendekat dan melihat dari sebuah jendela ternyata memang Ayahnya, dengan terbaring yang terpasang berbagai alat yang menempel di tubuh ayahnya.
"Ayah..." tangis pilu Aisyah tak kuasa begitu banyak selang-selang yang melekat di tubuh sang Ayah.
"Maaf Nona apakah anda keluarga dari pria yang berada di dalam" tanya seorang lelaki.
"Yah saya putrinya"jawab Aisyah dengan sopan.
Lalu pria itu pergi dan membisikkan sesuatu kepada seseorang pria yang sedang duduk.
Aisyah kembali melihat Ayahnya yang sedang di tangani oleh dokter. Hatinya sakit sekali. Ayah yang selalu kuat untuk dirinya kini tidak bisa melakukan apapun lagi.
"Maaf, Nona. Bos saya mau berbicara dengan Anda" panggil pria itu lagi dan Aisyah hanya bengong seakan bertanya dari sorot matanya untuk apa..
" ini tentang kecelakaan Ayah anda Nona" sambung pria itu lagi melihat wanita yang di baluti oleh sehelai kain di wajahnya yang tampak sedang ragu dengan perkataan nya.
"Baik..." putus Aisyah.
"ltu Nona bos saya" ucap si pria itu menunjuk seorang sedang duduk ditemani oleh ponsel berada di tangan nya.
Aisyah mendekat kepada pria itu..
"Maaf tuan anda memanggil saya?" sapa Aisyah dengan sopan walau suaranya lagi serak basah menahan tangisnya.
Deg..
tubuh Alex seketika menegang mendengar suara nan lembut menyapa di Indra pendengaran nya.
Alex mendongak melihat Aisyah karena dirinya tadi sedang fokus ke ponselnya.
Deg..
Lagi lagi... tapi kali ini hatinya bergetar dan jantung nya lebih cepat ritmenya berdetak dari pada biasanya. la tidak tahu.
Alex melihat wanita itu menutupi setengah dari wajah nya. Hanya terlihat alis dan matanya saja. Tapi melihat matanya saja Alex merasakan hal yang tidak biasa ia rasakan.
Di lihat dari matanya saja orang-orang yang punya otak pasti akan mengira Aisyah sangatlah cantik.
"Ehemmm..." Alex berdehem menetralkan jantung nya yang sedang berdisko.
Karena Aisyah menangis, bulu mata Aisyah jadi lentik. Walaupun matanya memerah tapi sangat lucu di mata Alex seperti anak kecil.
"Apa yang ingin dibicarakan tuan kepada saya.."
"Saya yang telah menabrak Ayahmu" the poin Alex tanpa basa basi.
"Saya akan bertanggung jawab dengan semua pembiayaan rumah sakit nya. Sampai Ayah mu sembuh" lanjut Alex.
saat Aisyah ingin menjawab dokter telah keluar.
"Keluarga pasien.." tanya dokter itu.
"Saya dok.." jawab Aisyah dan mendekat ke arah sang dokter.
"Pasien memanggil yang namanya Aisyah. Katanya ingin mengatakan sesuatu." Kata dokter itu lagi.
Tanpa aba-aba Aisyah segera masuk lalu di ikuti oleh Alex. Perasaan Aisyah sudah sangat was was.
Siapa yang berani ingin menghentikan nya ikut masuk ke dalam maka siap-siap saja nyawa nya melayang hingga detik itu juga.
"Ayah...ini Aisyah.." tangis pilu Aisyah kembali melihat kondisi sang Ayah yang di katakan dari jauh baik baik saja.
Aisyah memegang tangan sang Ayah yang sudah berkeriput itu.
"Putri kecil Ayah.." panggil klever ayahnya Aisyah, itu adalah panggilan kesayangan untuk putri cantiknya yaitu putri kecilnya Aisyah yang nyatanya Aisyah baru lulus sekolah.
"lya Ayah..Aisyah disini" Aisyah mencium tangan Klever yang sudah berkeriput, tangan yang mencari nafkah untuknya agar bisa bersekolah dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Air matanya mengalir deras dari pelupuk matanya. Tak sekalipun Klever pernah membentak nya atau pun memukulnya. Dirinya begitu mencintai sang Ayah lebih dari apapun.
Dengan lemas tangan Klever mengelus kepala Aisyah yang terbalut jilbab berwarna putih itu.
"Aisyah waktu ayah tidak banyak lagi"
" Ayah... apa yang Ayah katakan" jawab Aisyah dengan panik dan menangis seugukan nya sampai cadarnya pun ikut basah.
"Aku hanya punya Ayah sekarang, kenapa berkata seperti itu. Ais tidak suka Ayah.."
Entah kenapa hati Alex Sangat sakit, seperti ada jarum yang beribu menusuk jantung nya mendengar tangisan Aisyah sangat memilukan di pendengarannya.
"Ayah bertahanlah, Aisyah mohon Ayah. Ayah kuat pasti kuat"tangis Aisyah benar-benar memilukan. Tanpa sadar Alex ikut merintihkan air matanya dan sesekali Aisyah mencium tangan Klever.
klever hanya tersenyum mendengar penuturan dari putri satu-satunya.
"Siapa kau?" tanya Klever kepada Alex yang berada di belakang Aisyah dan Aisyah berbalik melihat Alex.
"Maaf, pak. Saya adalah orang yang menabrak anda" jawab Alex dengan datar nya tanpa ekspresi.
"Saya akan bertanggung jawab dengan pengobatan bapak sampai anda sembuh" lanjut Alex lagi dengan tegas.
"Tidak perlu. Saya hanya mohon, Tolong jaga putri ku. kalau bisa, nikahi dia. Aisyah tidak punya siapa-siapa lagi kalau aku pergi dan jaga Aisyah dengan baik, gantikanlah peranku!!"
"Ayah pasti sehat, jangan berkata seperti itu Ayah. Aisyah tidak suka..hiks..hiks.."
"Maaf kan ayah nak,"
"Nikahi Putri ku, maka aku akan memaafkanmu" lanjut Klever dengan terbata-bata lalu memegang dadanya.
"Baik, saya siap menikahi putri anda" jawab Alex dengan tegas tanpa ada keraguan sedikitpun di wajah Alex. Entah kenapa dirinya langsung menyetujui permintaan Klever padahal dirinya tidak mengenal nya sedikitpun yang jelas ia mengikuti kata hatinya.
Aisyah tidak terlalu memperdulikannya ia hanya meratapi keadaan ayahnya sekarang. Dirinya tahu itu adalah salah satu tanda-tanda seseorang akan pergi.
"Teri...ma..kasi..hhh.." Klever langsung menghembuskan nafas terakhir nya dan menutup matanya perlahan dengan senyum yang mengembang.
Tut...
"Ayah, Ayah.. TIDAK... " Aisyah mengguncang guncang kan tubuh Klever.
Alex menyentuh pergelangan tangan Klever dan menatap Aisyah lalu menggeleng kan kepalanya.
" TIDAK!! tidak mungkin. Ayah bangun Ayah. Aisyah mohon" sekuat tenaga pun Aisyah membangun kan klever tapi hasilnya nihil.
"Ayah.." lirih Aisyah menangis seugukunkan nya.
"AYAH...." teriak Aisyah dengan kuat.
"Hiks..hiks.."
Aisyah langsung terduduk dan menatap lantai dengan pandangan kosongnya tidak percaya..
"Alllohhuakbar..."
"Allahuakbar.."
"Kuatkan aku ya Allah..kuatkan aku.. ALLAH.."
"Kenapa harus secepat ini ya Allah..aku..." Aisyah tidak bisa berkata-kata lagi. Hatinya sesak sekali rasanya. ini terlalu menyakitkan di dadanya.
"Allahuakbar,"Aisyah langsung pingsan di tempatnya.
Alex panik melihat Aisyah pingsan dan tanpa aba-aba langsung mengangkat tubuh Aisyah.
" Gavin cepat panggil kan dokter." teriak Alex begitu panik.
Gavin segera melakukan perintah dari tuannya dengan cepat yang melihat tuannya sedang menggendong seorang wanita.
"Aaron urus pemakamannya dengan baik" lanjut Alex lagi.
"Baik tuan" tunduk Aaron dengan hormat.
*
Mata Aisyah perlahan-lahan terbuka. la menyesuaikan matanya dengan cahaya. la memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"Kau sudah bangun?" Asiyah langsung menoleh ke arah asal suara.
Ayah, Ayahku."
"Ayahmu sudah di kuburkan" jawab Alex.
"Aku ingin melihat ayahku. ku mohon, antarkan aku tuan" tangis Aisyah kembali pecah karena ia pingsan jadi ia tidak bisa melihat Ayah nya di kuburkan untuk terakhir kalinya.
"Baik, janganlah menangis lagi. Kau sudah terlalu banyak menangis"
Aisyah tidak mendengarkan ucapan dari Alex.
Mereka pun segera berangkat ke tempat pemakaman klever.
Aisyah berjongkok menatap kuburan Ayahnya. Air matanya kembali luruh. La tidak sempat melihat Ayahnya di makamkan dengan terkahir kalinya.
"Ayah, maafkan Aisyah yang belum bisa membahagiakan Ayah.."
"Ya Allah, ini terlalu berat. Perbanyak lah sabar hamba mu dan kuatkan aku ya Allah."
Aisyah yakin jika sang maha kuasa tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuan nya sendiri.
"Jika memang ini yang di takdirkan untuk ku? aku ikhlas menerimanya ya Allah"
Suatu saat pasti kita akan kembali kepada sisi yang maha kuasa begitu dengan Ayahnya juga yang mana Allah lebih sayang kepada Ayahnya.
"Ayah, doa kan Aisyah dari atas sana" ucap Aisyah lalu mencium nisan Ayahnya lalu mengadah kan tangannya ke atas.litu semua tak luput dari penglihatan Alex.
"Aku sudah selesai tuan, mari kita pergi" Alex mengangguk.
"Pak Klever. Aku akan menepati janjiku kepada mu" batin Alex menatap makam Klever.
"Semoga anda tenang disana dan maafkan aku" batin nya lagi menatap sendu ke kuburan Klever.
"Mari!!" ucap Alex.
Di mobil, Aisyah hanya diam saja dan memandang keluar jendela menikmati indahnya kota. Tapi, tidak dengan pikirannya yang hanya dirinya saja yang tahu.
"Ehemmm.." Alex berdehem. Tapi masih belum menyadar kan Aisyah.
"Kita akan menikah besok seperti janji saya kepada pak Klever Ayahmu" ucap Alex barulah Aisyah menoleh ke arah Alex.
"Tuan, saya telah berpikir dengan baik. Sebaiknya anda tidak usah menikahi saya" ucap Aisyah.
mendengar ucapan dari Aisyah membuat wajah Alex langsung suram. Aaron yang melihatnya pun jadi mengerdik ngeri.
"Kenapa?" tekan Alex benar-benar tidak suka. Secara langsung Aisyah telah menolaknya.
Berani sekali wanita ini, pikir Alex.
"Saya baru lulus SMA bahkan KTP pun belum ada. Saya takut saya belum bisa menjadi istri yang baik untuk anda. Lagi pula Ayah saya telah memaafkan tuan begitu dengan saya yang telah memaafkan anda" jelas Aisyah panjang lebar dan bukan tanpa apa Aisyah mengatakannya
"Ituu bukan alasan yang logis. Katakan saja yang sebenarnya" sungguh wajah Alex benar-benar tidak enak di pandang sama sekali. Tapi Aisyah tidak menyadari perubahan mimik wajah Alex, ya iyalah ia tidak melihat pandang bicara nya. Toh wajah Alex memang sudah datar. Alex begitu tidak suka dengan penolakan Aisyah kepada dirinya.
"Maaf, saya tidak mencintai anda." telak Aisyah.
Baru kali ini ada yang menolak Alex, membuat harga dirinya seperti turun ke dasar tanah yang paling dalam.
"Tapi sayangnya saya sudah berjanji akan menikahi mu" ucap Alex tersenyum smirk.
"Hal pantang bagi saya tidak menepati janji."
"Tapi tuan-.."
" Alex, panggil aku Alex."
"lngat permintaan terakhir Ayahmu. Kamu mau menolaknya dan membuat Ayahmu sedih di atas sana?" kata-kata Alex membuat Aisyah terdiam dan membuat Alex tersenyum tipis sangking tipis nya sampai tidak terlihat dan suasana kembali hening.
Aisyah terbengong melihat sebuah rumah bak istana dengan bergaya Eropa.
"lni rumah ku" ucap Alex.
"Tapi, rumah ku bukan disini. Antar saja aku pulang kerumah ku" cicit Aisyah.
Alex mendengus.
"Mulai hari ini kau akan tinggal disini karena besok kita akan menikah" ucap Alex dengan dingin.
Me..meni..kah.. dan besok"ucap Aisyah dengan terbata-bata padahal belum ada satu hari Ayahnya pergi.
"kenapa? apa kau tidak mau mengabulkan permintaan terakhir Ayahmu"lagi-lagi Alex mengingat kan membuat Aisyah tidak bisa berkata-kata.
Aisyah menggeleng.
"Bukan begitu maksudku"
"Lalu?" Alex menatap Aisyah dengan tajam sehingga membuat Aisyah menunduk kan kepalanya merasa takut aura Alex sangat lah kuat menurut nya.
"Apa karena cinta lagi" tebak Alex sudah tahu.
Aisyah mengangguk.
"Aku tidak mau menikahi laki-laki yang tidak mencintai ku atau aku yang tidak mencintai laki laki itu" jelas Aisyah.
"Cinta akan datang seiring berjalannya waktu" jawab Alex yang terkesan datar.
"Masuklah dulu, kita bisa bicarakan nanti." mood Alex benar-benar buruk. Aaron bisa melihat perubahan yang ada di dalam diri bos nya.
Baru kali ini ada wanita yang tidak mau menikahi tuannya Alex Appolios Anderson pria yang mapan dan tampan yang hampir di katakan dengan manusia ciptaan Tuhan yang sempurna dengan tidak ada ke kurangan apapun. Harta, tahta, semua ia miliki. Wanita pun berlomba-lomba ingin mendekati Alex tapi wanita ini dengan lancang menolak tuannya benar-benar wanita yang menarik.
Para pelayan berbaris berceceran menyambut Sang tuan muda mereka yang telah datang.
"Selamat datang kembali tuan muda" jawab para pelayan dengan sopan dan hormat.
Sebenarnya para pelayan terkejut, tuan muda mereka datang membawa seorang wanita untuk pertama kalinya di mansion ini. Yang rumornya mereka tahu tuan mereka tidak pernah dekat dengan wanita satupun kecuali nenek lampir yang selalu berusaha mendekati tuan mereka yang tidak tahu malu. Bahkan sudah di campakkan berkali kali.
"Dengar semuanya! wanita di samping ku akan menjadi Nyonya di rumah ini. Jadi jangan ada yang berani macam-macam atau kalian akan tahu akibat nya" ucap Alex dengan lugas dan lantang.
"Selamat datang Nyonya" hormat mereka.
Aisyah merasa kikuk dan hanya mengangguk anggukkan kepalanya dengan sopan tidak tahu harus bagaimana.
"Pelayan Han, bawa dia ke kamar utama" membuat syok pelayan Han dengan penuturan dari Alex. Bukankah kamar utama adalah kamarnya sendiri?
ka ingin mengajukan pertanyaan tapi tidak berani. Takut di katakan lancang. Ujung-ujung nya nyawanya yang akan melayang.
"Baik, tuan. Mari Nyonya ikuti saya." ucap Han dengan sopan.
Aisyah mendelik mendengar panggilan Alex yang menurutnya sama sekali jauh dari kata sopan. Padahal Han sudah wanita berumur bahkan ingin memerintahkan sangat lah arogan
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!