NovelToon NovelToon

Mendadak Jadi Istri Kakak Iparku

Di suruh pulang

Andrea melambaikan tangan begitu terdengar suara mang Ujang yang sedang berteriak memangilnya.Saat ini ia baru saja keluar dari lobby bandara International Soekarno-hatta.Empat tahun berada di luar negeri untuk mengenyam pendidikan akhirnya gadis yang akrab di sapa Ana itu harus puang, padahal ia baru saja di terima kerja di perusahaan komunikasi terbesar di Singapura.

“Non Ana apa kabar?” tanya Mang ujang sembari memasukan semua barang-barang gadis itu kedalam bagasi.

“Baik,Mang Ujang sendiri bagaimana? dengar-dengar udah jadi pengantin baru ya? Selamat ya Mang.” ucap Ana. 

“Ia Non, terima kasih untuk doanya, saya senang Non andrea sudah pulang.”lanjut Ujang.

“Mang Ayah sama Ibu Mana? Mba Alin juga? Padahal dia yang nyuruh-nyuruh aku supaya lekas pulang.Pake acara ngancam-ngancam segala lagi.” ucap Ana lagi, Mereka kini sudah mulai meninggalkan area bandara, dan menuju pulang ke rumah.

Mang ujang mendadak gugup mendapat pertanyaan seperti itu dari nona majikannya itu,ia lebih memilih pura-pura menghubungi istrinya daripada menjawab pertanyaan Andrea.

Hinga satu jam berlalu dan kini mereka sudah hampir sampai di depan rumah besar keluarga Gunawan dimana Andrea di besarkan. Barulah Ujang memutuskan sambungan teleponnya.

Pria dewasa berumur 39 tahun itupun langsung memarkirkan kendaraanya sedikit jauh dari halaman, membuat Andrea mengernyitkan dahi karena sangat aneh.

“Mang parkirnya kok jauh banget sih?” tanya Andrea, namun lagi-lagi Mang Ujang membisu, “Mang Ujang budek ya? dari tadi perasaan aku di cuekin terus.Kenapa sih Mang?” tanya Andrea lagi, bahkan saat ini dirinya sudah mulai sedikit kesal.

“Anu Non, di sana sedang…”Ujang sendiri bingung harus mengatakan apa pada majikan mudanya itu, ingin menjawab yang sebenarnya tapi serba salah.

“Ah sudahlah terserah Mang Ujang saja,cape kali ya Mang?” ucap Andrea dan saat itu juga ia langsung melangkah mendekat ke arah halaman.

Langkahnya ia pelan kan saat sudah sampai di depan pintu.Disana terlihat kedua orang tuanya yang sedang duduk, juga kaka kesayangannya ALina, di sampingnya ada Alvin putra pertama sang kakak dan suaminya yaitu Rasya.

Namun, Andrea terpaku pada kehadiran beberapa orang yang terasa sangat asing menurutnya, tapi ia pernah melihat salah satu dari orang itu yaitu saat pernikahan sang kaka dulu.

Ya orang Yang Andrea lihat adalah Pak Penghulu yang menikahkan Alina dan Rasya dulu.Lalu untuk apa pak Penghulu ada di rumahnya? apa ada orang yang akan ia nikahkan atau apa? sungguh Andrea pun bertanya-tanya.

“Ayah…Ibu!’ teriak Andrea.Ia langung menyalami keduanya dan tak lupa mencium  tangan kedua orang tuanya itu, Terakhir ia memeluk keduanya juga.

“Ayah dan Ibu sehat? kok aku pulang malah pada tegang gitu sich? Kenapa Hem...?’ tanya Andrea dengan sedikit bingung, namun ia tetap memancarkan kebahagiannya meskipun terasa sangat cape akibat terlalu lama di dalam pesawat.

“Tidak ada apa-pa nak, kamu apa kabar?” tanya Bu Ratih akhirnya, ia berusaha tersenyum meskipun sedikit kaku, membuat Andrea semakin merasakan keanehan yang terjadi.

“Aku baik bu. Ada apa ini,bicara sama Ana?” tanya nya dengan sedikit tegas.

“Tidak apa-apa An.” Namun begitu Bu Ratih tetap tidak bisa menyembunyikan air mata yang langsung berjatuhan, membuat Andrea harus mencari tahu, sebenarnya apa yang tejadi.

Matanya membulat sempurna saat melihat sang Kaka Alina sedang berbaring tak berdaya, wajahnya pun sudah sangat pucat.Padahal tadi Andrea tidak menyadari itu.

“Ya ampun ka? kok wajahmu pucat sih? “Tanya Andrea agi dengan nada khawatir.

pernikahan dan di tinggalkan

Alina mengulurkan tangannya agar Andrea mendekat.

“Tolong Kakak, An.” ucapnya dengan lirih, bahkan hanya dirinya yang bisa mendengar itu.

“Kak Alin kenapa? jangan bikin Ana takut kak?” kata Andrea yang sudah merasakan firasat yang tidak enak, ia bahkan melihat wajah sang kakak yang sangat pucat dengan selang oksigen yang terpasang di hidungnya.

“Ya ampun, kakak sakit? kenapa gak bilang? dan malah ada apa ini? “ tanya Ana lagi dengan semua rasa penasaran yang ada dalam otaknya saat ini.

“An dengarkan kakak baik-baik,” Andrea menelan ludahnya kemudian mengangguk.

“Nikahi Rasya, jadilah istri yang baik untuknya dan jadi ibu yang baik juga untuk Alvin!”

“Apa!!!!”

Andrea menatap Kakak iparnya yang sejak tadi tak bersuara, dan terlihat sangat terpukul lalu Alvin pria kecil berumur dua tahun itu.

“Apa-apaan sih ka? ini gak lucu loh.” kata Andrea lagi,gadis itu mencoba untuk tertawa namun terasa sangat berat apalagi melihat anggota keluarganya satu persatu dengan wajah yang muram.

“Kita kerumah sakit sekarang! Kak Alin butuh perawatan.” ucap Andrea lagi yang akan beranjak dari tempat duduknya , namun tangannya segera dicegah oleh Alina.

“An, duduklah.. dengarkan kakak baik-baik.” kata ALina dengan lirih, membuat Andrea luluh dan kembali duduk di sisi sofa tempat Alina berbaring.

“Waktu kakak sudah tidak banyak lagi, sebelum kaka meninggal kaka harus memastikan kamu menikah dengan Rasya dan menjaga suami dan anak kakak dengan baik.Berjanjilah, An.”

“Tapi kakak sakit apa? kenapa gak ada yang ngasih tahu aku?”

“Please,An.kakak mohon jangan banyak bertanya.Menikahlah dengan Rasya sekarang juga!”

Andrea hanya bisa duduk dengan kaku, entah apa yang harus ia jawab, ia kemudian kembali menatap kedua orang tuanya, dan mereka semua mengangguk, sementara Rasya.Laki-laki itu tidak bersuara dan tatapan tetap fokus pada sang istri dan Avin yang ada dalam pangkuan.

“Ibu dan ayah mohon nak.” akhirnya suara ibu Ratih terdengar juga oleh Andrea, membuat wanita itu akhirnya menangis sejadi-jadinya.

**

“Saya terima nikah dan kawinya Andrea Nur akasya binti Gunawan dengan maskawin seperangkat alat sholat dan seperangkat perhiasan seberat 100 gram di bayar tunai!!”

Suara lantang Rasya memenuhi ruang tamu kediaman Gunawan siang itu.

Akhirnya Andrea kini telah resmi menjadi istri seorang Rasya Bima Dirgantara, kakak iparnya sendiri.Gadis itu memejamkan matanya seiring dengan air mata yang mengalir di pipi.

Tatapan nya sedikit kosong , bahkan ketika penghulu melafalkan doa untuk pernikahan nya.

Ijab qobul yang digelar sangat sederhana itu akhirnya terlaksana juga, Alina menatap pasangan yang sudah sah menjadi suami istri itu dengan senyum yang mengembang.

Rasya kembali ke sisi Alina setelah akad nikah itu selesai. ia menggenggam tangan sang istri dan mengecup keningnya.

“Mas jaga Alvi dan Andrea ya, janji sama aku.” ucapnya lirih.

Rasya hanya bisa menangis, dan mengangguk.Kemudian Alina mengambil tangan Andrea dan menyatukannya dengan tangan Rasya. 

“Sekarang aku bisa pergi dengan tenang, suami dan anakku sudah ada Andrea yang akan menjaganya. Jadilah keluarga yang saling mencintai dan menyayangi.”

Beberapa detik kemudian ALina menutup mata untuk selamanya, Rasya menangis histeris ditinggal pergi sang istri tercinta yang sudah menemaninya selama beberapa tahun ini, begitupun dengan Andrea dan kedua orang tuanya sama-sama merasakan kehilangan.

Layani suamimu

Hujan rintik-rintik mengiringi saat jasad itu sedang di kebumikan.Di dalam liang lahat Rasya menyambut tubuh sang istri yang sudah terbujur kaku, sementara Andrea menggendong Alvin.Pria kecil itu hanya bisa melihat dan menatap aneh kenapa tubuh sang mama harus di letakan di sana.

Satu jam kemudian, semua orang yang menyaksikan pemakaman itu telah berangsur puang, kini hanya tinggal dua orang yang paling dekat dengan almarhum Alina yaitu Rasya dan Andrea.

Andrea bersandar pada pusara mendiang sang kakak yang sangat dicintainya itu, sementara Rasya berjongkok di sebelahnya.

Dua orang itu masih larut dalam tangisan dan duka yang mendalam. Bahkan yang membasahi tubuh keduanya tidak dipedulikan. Baik Rasya dan ALina sepertinya enggan untuk beranjak dari makam itu.

Beruntung Alvin sudah dibawa oleh kakek dan neneknya, ia anak kecil itu tidak perlu ikut berbasah-basahan.

Menjelang magrib, sepasang suami istri itu pun baru saja sampai di rumah, terlihat bekas-bekas dan alat mengurus jasad Alina masih tersimpan di samping halaman.Sementara ruang tamu sudah rapi.Karena selesai Isya  nanti akan ada acara tahlil untuk mendoakan kepergian  Alina.

Ibu datang dengan tergopoh-gopoh dengan membawa dua handuk untuk putri dan menantunya itu.

“Kenapa baru pulang? cepat mandi pakai air hangat, sebentar lagi tahlil akan dimulai.” Ucapnya.

“Maaf Bu,” ucap Andrea dengan lirih, sementara Rasya langsung berpamitan pada sang ibu mertua.

Bu ratih melihat punggung sang menantu yang terlihat rapuh kali ini, kemudian menghela nafasnya,dan kini kembali menatap Andrea.

“Susul suamimu,An,layani dia.” ucap Bu Ratih lai.

“Tapi Bu, aku…” ANdrea menunduk,ia sebenarnya bingung dan masih canggung dengan keadaan yang tiba-tiba ini.

“Ingat amanah yang harus kamu emban dari Alin, nak” Ucap Bu Ratih lagi.

Andrea mengangguk, kemudian ia masuk kedalam rumah melewati beberapa orang yang tengah menata karpet permadani, Mereka semua melihat ke arah Andrea adik dari almarhum ALina sekaligus istri baru Rasya itu.

Di depan kamar, Andrea mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu, namun perasaan ragu menderanya, 

“Kenapa hanya berdiri disitu,An? masuklah, suamimu mungkin sedang menunggumu!’ Ucap ibu lagi, yang emmang sedari tadi memperhatikan Andrea yang terus saja berdiri di depan pintu.

Maka, meskipun sedikit ragu, Andrea mulai memutar knop pintu dan membukanya.Terlihat disana Rasya bukan sedang membersihkan diri, tapi laki-laki itu duduk di tepi tempat tidur sambil menatap bingkai foto pernikahanya dengan ALina.

Andrea dengan langkah pelan mendekati Rasya.

“Mas.”

Hening, tak ada sahutan sama sekali.Membuat ANdrea kembali menghembuskan napas beratnya.

“Mas Rasya mandi dulu ya, aku siapin air hangat.”

ANdrae langsung masuk ke kamar mandi, menyalakan keran air dan menampungnya di dalam bathup. ia juga menyiapkan handuk.

“Airnya sudah siap,Mas bisa membersihkan diri sekarang, karen astengah jam lagi tahlil akan di mulai.”

Rasya meletakan bingkai itu kembali di atas nakas.kemudian berdiri.

“Terima kasih An, kamu kembalilah ke kamarmu dan mandi juga.” Tanpa menunggu jawaban dari ANdrea pria itu langsung menutup pintu rapat.

**

Tak terasa sudah lebih dari tujuh hari meninggalnya ALina, dan tujuh hari juga Andrea menyandang status sebagai istri dari kakak iparnya itu. Kondisi Rasya  saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya.pria itu pun sudah akan kembali masuk kerja.

Andrea masuk kedalam kamar sang suami setelah mengetuknya terlebih dulu.

“Mas yakin akan masuk kerja hari ini?” tanya ANdrea dengan sedikit ragu.

“Kenapa memangnya?”

“Gak Mas, hanya sekedar bertanya.Maaf aku sudah lancang.”

Rasya menarik kembali tali dasinya agar sedikit longgar. Sungguh sangat menyesakkan dadanya saat ini. karena tiba-tiba ia harus menerima perempuan lain menjadi istrinya selain Alina.

‘Kamu jangan selalu minta maaf,An.”

ucap Rasya. ia kemudian memakai jas kerja dan mengambil tasnya juga.

“Oh ya, sebaiknya kamu segera bereskan semua barang-barangmu besok kita pindah ke rumah baru.” ucapnya. Seperti biasa tanpa menunggu balasan dari Andrea pria itu keluar dan meninggalkan Andrea begitu saja. 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!