NovelToon NovelToon

365 Days Wedding

EP 1

~FLASHBACK~

Ghea membantu sang ibu bekerja di Mansion mewah milik keluarga Pradipta. Tangan kecil nya sedang memijat kaki Chalista yang berstatus sebagai istri dari Pradipta. 

Ghea sudah terbiasa dengan cacian yang dikeluarkan oleh Chalista, ia juga penasaran seperti apa orang pemilik nama Pradipta itu. 

Karena dirinya berada di Mansion selama tiga bulan, belum melihat sama sekali. 

Sang ibu selalu mengatakan untuk menghindari dari bayangan Tuan Muda nya, apa lagi mengingat rumah tangga nya yang tidak baik membuat tuan nya menjadi mudah marah dan selalu berbuat sesuka nya kepada pelayan yang tidak bersalah. 

Mendengar nya saja sudah membuat Ghea ketakutan, bahkan ia sempat berdoa untuk tidak bertemu dengan tuan muda nya selamanya. 

Saat ini Chalista sedang menelpon dengan seorang pria. Hal seperti ini sering kali dilihat oleh Ghea, bahkan Ghea tahu jika nyonya nya sedang berselingkuh. 

"Tidak tahu beryukur! Sudah jelas-jelas memiliki suami kaya masih aja belum puas"umpat Ghea didalam hati, ia menekan tangannya di kaki mulus itu. Membuat sang pemilik kaki menjerit kesakitan. 

"Aww.. Sakit! Bodoh!" Hardik nya, Ghea berpura-pura meminta maaf tapi Chalista malah mendorong Ghea untuk berlalu pergi meninggalkan nya. 

Dengan senang hati Ghea pergi, setidak nya ia tidak akan lelah seharian memijat wanita itu. Ghea melihat sang ibu yang sibuk mengelap barang-barang mewah itu, bahkan seharian ibu nya itu selalu saja mengerjakan itu atas perintah Chalista. 

Semua aturan yang ada sesuai dengan kemauan wanita itu, Ghea menghampiri sang ibu untuk membantu nya agar pekerjaan selesai dengan cepat. 

"Ibu.. Ghea bantu ya" Ucap nya, Bi Ita menganggukkan kepalanya. 

Mereka mengerjakan pekerjaan nya bersama sama sambil bercerita,tiba tiba Pak Mus berjalan dengan terburu-buru membuat bi Ita dan Ghea keheranan. 

"Persiapkan diri kalian! Tuan muda akan memasuki Mansion" Perintah nya, seketika para pelayan lain bersiap siap merapikan pekerjaan nya. 

Dan ini pertama kali nya bagi Ghea melihat sang pemilik nama Pradipta, dan pintu besar dan tinggi itu terbuka atas perintah Pak Mus. 

Dan terihatlah dua orang Pria tampan yang berjalan beriringan. 

Para pelayan menunduk begitu pula Ghea, ia salah fokus dengan salah satu pria berkemeja Biru langit yang tersenyum sangat manis lain dengan satu pria yang berwajah datar seperti ingin membunuh orang saja. 

"Selamat datang tuan muda" Ucap para pelayan secara serentak, Ghea sangat kagum dengan ketampanan pria berkemeja biru langit itu. 

"Kau anak siapa?" Tanya Ezra kepada gadis kecil yang sedang ter bengong menatap asisten pribadinya. 

Bi Ita ketakutan kala melihat Ghea yang malah memandang Radit bukan tuan muda nya

"Maafkan anak saya tuan, dia Ghea" Ucap bi Ita, Ezra menatap kearah Radit yang menatap gadis kecil itu heran. 

"Seperti nya dia menyukaimu Radit" Ucap Ezra, pria itu berlalu pergi menuju kamarnya. 

Sementara Radit tersenyum kaku kala Ghea tetap saja memandang nya penuh dengan kekaguman. 

"Ghea!"

Bi Ita menarik baju sang putri, seketika Ghea tersadar.

"Kau membuat ibu malu saja" Bisik Ita, Pak Mus tertawa kecil begitu pula Radit. 

"Tenang saja bi Ita,jangan memarahi putri mu begitu" Ucap nya, pak Mus mengangguk mengiyakan. 

"Ketampanan tuan Radit memang tidak bisa diragukan lagi" Ucap pak Mus, Radit tersenyum bangga. 

Ntah kenapa Ghea merasa jika Radit adalah orang yang terlalu percaya diri. Tapi itu tidak salah, pria itu memang tampan bagaikan pangeran dari langit. 

Ghea dimarahi sang ibu habis-habisan karna ulah nya tadi, untuk menghilangkan suara kemarahan ibu yang masih terngiang-ngiang di telinga nya, Ghea pergi menuju halaman samping untuk melihat-lihat bunga-bunga di taman. 

Ghea masih teringat akan ketampanan pria yang ia lihat tadi

"Jadi nama nya Radit"

"Kau memanggil ku?" Tanya Radit, ntah sejak kapan pria itu sudah duduk disebelah Ghea. 

Jantung Ghea berdegup kencang, aroma parfum Radit benar-benar membuat nya mabuk ketampanan pria itu. 

"Kenapa wajah mu memerah? Kau gugup?" Tanya Radit lagi, ia menatap intens Ghea yang menatap nya juga. 

Tapi karna tidak tahan dengan ketampanan nya, Ghea cepat memalingkan pandangan nya.

"Aku kedinginan tuan" Jawab Ghea asal, padahal pipi nya bersemu merah karena pria itu duduk sangat dekat dengannya. 

"Dingin? Kau ini aneh, aku saja kepanasan ternyata kau malah kedinginan" Ujar Radit, ia memerhatikan gerak-gerik Ghea yang terlihat gugup padanya. 

"Aku rasa gadis ini gugup pada ku, asik ni digangguin" Gumam nya didalam hati, Radit tertawa kecil membayangkan nya saja sudah membuat nya bahagia. 

"Kau cantik juga" Puji nya, dan itu benar. Walaupun Ghea tidak memakai make up sama sekali tapi kecantikan nya benar benar alami. 

Ghea menjadi salah tingkah, ia menahan rasa gugup nya yang semakin menjadi jadi akibat pujian Radit. 

"Kita belum kenalan bukan, cantik? Aku Radit Andika, berusia 28 tahun" Ucap nya, Ghea terkejut mendengar umur pria itu. 

"Ternyata usia nya sudah tua, pasti dia sudah memiliki istri"Gumam Ghea didalam hati, ia menjadi sedikit kecewa. 

" Dan aku belum punya istri "lanjut nya, seketika Ghea menatap ke arah Radit, ia menjadi lega mendengar nya. 

" Masih ada kesempatan dong "ucap nya pelan, dan Radit mendengar itu. 

" Kau berkata apa tadi?"tanya nya lagi pura pura tidak tahu, seketika Ghea membekap mulut nya karna keceplosan. 

"Astaga aku lupa.. Aku kan masak daging, nanti kalau sayur nya gosong bisa dimarahi ibu" Ucap nya,Ghea berlalu pergi tanpa menjawab pertanyaan Radit. 

Radit menatap kepergian Ghea dengan wajah heran

"Sebenarnya dia masak daging apa sayur?" Tanya nya pada diri sendiri, Radit mengejar Ghea untuk menanyakan nya secara langsung. 

Tapi sial nya Radit kehilangan jejak Ghea, ia sampai mencari gadis itu di dapur.

"Pak Mus" Panggil nya, sang pemilik nama menghampiri Radit. 

"Ada apa tuan?" Tanya nya, mata Radit mencari bayangan Ghea, tapi tidak terlihat sama sekali. 

"Dimana gadis yang bernama.. Ah aku lupa siapa nama nya"

"Gadis? Disini hampir semua pelayan wanita gadis, tuan.. Kau katakan saja siapa namanya" Ucap pak Mus. 

"Ah iya namanya Dhea, panggil dia" Perintah nya, pak Mus tidak merasa ada anak buah nya yang bernama Dhea. 

"Aku rasa yang baru menikah itu tuan" Ucap salah satu pelayan wanita, Radit sedikit terkejut kala mendengar gadis itu sudah menikah. 

"Dia bernama Dhea, mungkin saja dia" Ucap pelayan itu lagi, Pak Mus menyuruh pelayan itu untuk memanggil pemilik nama Dhea. 

Tak lama wanita itu datang, Radit terkejut dengan wanita yang dilihat nya. 

EP 2

Ghea duduk termenung di Restoran mewah yang dikatakan Radit, ia menunggu pria itu sudah lebih dari setengah jam. Ghea meremas ponsel nya, pesan terakhir Radit mengatakan jika ia akan datang sebentar lagi. 

Ghea menghela napas kasar, rasanya ia sudah sangat jenuh menunggu Radit. 

Ada hidangan yang mungkin sudah dipesan Radit, pria itu sudah memesan ruangan VVIP. Tentunya Ghea penasaran, sebenarnya hal apa yang ingin dikatakan Radit pada nya. 

Ghea memakan salah satu makanan sambil terus menatap pintu masuk, berharap semoga pria yang ia tunggu segera muncul. 

Dan saat Ghea ingin pergi karna sudah tak sabar menunggu lagi, Radit datang dengan membawa amplop ditangannya. Dan bagi Ghea, Radit sangat tampan dengan memakai kemeja bewarna hitam polos itu. Pria itu terlihat gagah dan sangat tampan, astaga semakin membuat Ghea mabuk akan ketampanannya. 

"Maaf lama..tadi ada masalah di Kantor Tuan Ezra,maafkan aku" Ucap Radit, ia duduk berhadapan dengan gadis yang menatap nya dengan penuh kagum. Radit melambaikan tangan nya di wajah Ghea, hingga gadis kecil itu tersadar. "Kau sudah lama menunggu ku?" Tanya Radit, ia tidak heran karna Ghea memang selalu seperti itu memandang nya. 

"Sudah, aku kira kau membohongi ku" Jawab Ghea, Radit melihat sekeliling nya lalu menatap Ghea dengan intens. "Apa yang ingin kau katakan, kak?" Tanya Ghea, Radit menarik napas dalam-dalam, seperti orang yang sedang mengumpulkan keberanian. 

"Aku ingin mengajak mu menikah" Kata Radit, Ghea ter belalak kaget. Jantung nya seakan mau berhenti dan mungkin bola mata nya akan lepas dari dirinya karna keterkejutan nya. "Menikah?" Tanya nya memastikan, Radit mengangguk mantap. 

"Menikah dengan ku, sah dimata hukum dan agama" Ucap Radit. "Ibuku ingin aku menikah secepat nya, sementara aku tidak pernah mengenal wanita lain yang bisa aku ajak untuk menjalani pernikahan ini" Jelas nya, Ghea sedikit tahu dengan tujuan ajakan Radit. 

"Kita akan menjalani pernikahan kontrak selama satu tahun, 365 hari. Hanya selama itu kau menyandang sebagai istri ku, aku akan bertanggung jawab dalam hal lahir dan tidak akan menagih dalam hal batin" Ucap nya, Ghea bingung harus merespon dengan kata apa. Rasanya hatinya bahagia karna Radit akan menikahi nya walaupun cara nya seperti ini. 

"Kau ingin berkuliah bukan? Aku bisa biaya kuliah mu sampai lulus"lanjut nya, " Apa pun universitas nya dan jurusan nya"lanjut nya lagi. Ghea melihat Radit yang mengeluarkan kertas di amplop yang ia bawa tadi, "ini bacalah, baru kau bisa memutuskan untuk setuju atau tidak" Ucap Radit, Ghea menerima kertas itu lalu membacanya dengan baik. 

Isi Perjanjian Pra nikah:

1.Pihak 1 akan bertanggungjawab untuk kebutuhan Pihak 2 selama menjadi istri nya. 

2.Pihak 2 tidak berhak untuk ikut campur urusan Pihak 1,masing-masing tidak akan ikut campur masalah satu sama lain. 

3.Pihak 2 akan mendapatkan uang bulanan dan harus bertugas sebagai istri sebenarnya walaupun tidak dalam hal ranjang. 

4.Pihak 1 akan membiayai kuliah Pihak 2 dalam bidang apapun sampai lulus. Dan pihak 2 akan mendapatkan fasilitas sebenarnya dan juga Pihak 1 akan memberi fasilitas kepada ibu dari Pihak 2.

Dan masih banyak lagi. 

Setelah selesai membaca nya, Ghea menyerahkan kertas itu kepada Radit kembali. "Bagaimana? Peraturan nya tidak sulit, juga banyak menguntungkan dirimu" Ucap Radit, Ghea juga merasa seperti itu. 

"Walaupun selama satu tahun itu aku belum menemukan cinta ku, kita akan tetap berpisah?" Tanya Ghea memastikan, Radit berpikir sebentar lalu mengangguk. 

"Jika kau tidak mau, aku akan mencari wanita lain. Ini sangat mendesak, bahkan pernikahan nya akan berlangsung minggu depan" Jelas Radit, Ghea juga ingin merasakan menjadi istri Radit walaupun hanya sebatas diatas kertas. Tapi, apakah ia harus memilih jalan ini? 

"Apa kita akan tinggal satu atap?" Tanya Ghea dengan lugu, tentunya Radit tertawa mendengar nya. "Tentu saja, nama nya juga menikah Ghea.. Astaga" Ucap Radit dengan sedikit tertawa, ia sampai memijat pelipis nya mendengar pertanyaan aneh Ghea. 

Ghea tersipu malu, ia juga berpikir dalam hal lain. Ibu nya tidak akan bekerja sebagai maid lagi. Dan tentunya ia akan menyandang sebagai sarjana, itu hal yang sangat ia impikan sedari dulu. "Baiklah kak, aku setuju" Ucap Ghea dengan mantap. 

Radit tersenyum senang, ia bangkit lalu berdiri di sebelah Ghea. "Tanda tangan disini, pertanda kita sepakat dengan perjanjian Pra nikah" Ucap Radit, Ghea gugup kala Radit benar-benar dekat dengannya. Dengan sedikit gugup, Ghea tanda tangan lalu memberi kertas perjanjian itu kepada Radit. 

"Bagaimana aku akan mengatakan nya kepada ibu ku, kak?" Tanya Ghea, Radit mengulum senyum nya. "Mudah saja, katakan saja aku akan menikahi mu. Dan katakan bahwa kita sudah berpacaran secara diam-diam sebelum nya" Ucap nya, Ghea mengangguk mengerti. 

"Kalau Tuan Ezra bertanya gimana?" Tanya Ghea lagi, Radit menarik pipi bagian dalam nya seperti sedang berpikir apa yang harus ia lakukan. "Aku akan mengatakan nya nanti pada nya, kau katakan saja yang aku ucapkan tadi" Jawab nya, Ghea menghela napas lega. Ia sangat tidak bisa berbohong pada Ezra maupun Keyna. 

"Kau mau kuliah jurusan apa?" Tanya Radit sambil memakan steak wagyu a5 yang ia pesan tadi. "Aku ingin kuliah jurusan kedokteran, kak" Jawab Ghea, Radit mengangguk sambil menguyah daging itu. 

"Aku akan mendaftarkan universitas yang terbaik, dan tentunya kau harus menjadi istri yang baik untukku"

"Istri yang baik itu seperti apa?" Tanya Ghea lugu, pertanyaan itu membuat Radit membeku. "Apa aku salah bicara?" Batinnya, ia berusaha menetralkan kegugupan nya. "Istri yang patuh" Jawab nya asal, Ghea mengangguk mengerti walaupun sebenarnya ia tidak paham dengan definisi istri yang baik bagi Radit. 

EP 3

Setelah membicarakan tentang perjanjian pernikahan, Radit mengantar Ghea kembali ke Mansion Utama. Dan ia kembali menjemput Tuan Muda nya di kantor untuk mengatakan tentang niat nya. 

Tapi saat Radit ingin melajukan mobil nya, tak sengaja ia melihat Ezra yang keluar dari mobil nya yang lain. Dengan gerakan cepat Radit berlari menyusul Tuan Muda nya. 

"Tuan.." Panggil nya, Ezra menghentikan langkah nya. Ia menatap kesal Radit yang ia tunggu sedari tadi di Kantor tapi tidak datang juga. 

"Kau dari mana saja, ha?! " Hardik nya, "aku menunggu mu tadi, kau pergi tanpa pamit dan sekarang malah muncul tanpa merasa bersalah sedikitpun" Cibir Ezra, Radit hanya cengengesan saja. 

"Aku tadi ngedate dengan Ghea, Tuan" Ujar Radit, Ezra terkejut bukan main mendengar nya. Bahkan sampai melotot tak percaya, "apa betul yang kau katakan itu?" Tanya Ezra menuntut, dan Radit menjawab nya dengan anggukan mantap seperti tidak ada keraguan. 

"Kok bisa? Kalian pacaran?"

"Iya Tuan, dan akan menikah dalam waktu dekat ini" Jawab nya dengan senyuman bahagia nya yang tentu saja palsu. Astaga, Ezra sangat bahagia. Ia menepuk bahu Radit dengan tawa bahagia nya, ia benar-benar sangat bahagia dengan kabar ini. 

"Aku sangat bahagia, akhirnya kau melepas masa lajang mu juga. Dan aku tidak menyangka jika Ghea adalah wanita yang kau pilih sebagai pasangan mu" Ucap Ezra, ia tersenyum sangat senang bahkan Radit sampai sedikit terharu. 

Ezra berlalu masuk, Radit menatap sang Tuan yang memasuki Mansion dengan senyum bahagia nya. "Tinggal mengatakan hal ini kepada ibu, aku yakin pasti beliau akan lebih exited dari pada Tuan Muda" Ucap nya, Radit menghela napas panjang lalu masuk kembali kedalam mobil nya. 

~~

Radit sampai di Mansion keluarga nya, ia melihat sang ibu yang sedang makan bersama dengan adik nya, Lovie. 

"Bu. Itu kak Radit" Ucap Lovie, ia sangat senang melihat sang kakak yang sudah pulang dari pekerjaan nya. Karna Lovie sangat suka berdebat dengan kakak nya yang bawel itu. 

"Anak ibu, kemarilah" Ucap Clara, Radit mencium pipi ibu nya lalu duduk dengan senyum di wajah nya. "Ada yang ingin kau katakan?" Tanya Clara, ia sangat tahu dari ekspresi wajah Radit yang selalu saja sama ketika ada sesuatu yang ingin dibicarakan. 

"Ibu.. Aku akan menikah secepat nya. Dan tentunya sesuai janji mu, kau harus selalu sehat karna aku akan menikah" Ucap Radit, Lovie dan Clara tersenyum senang. Mereka tidak menyangka akhirnya Radit mengambil keputusan itu. 

"Siapa wanita itu?" Tanya Clara, ia tidak sabar bertemu dengan calon menantu. Ingin mengucapkan kata Terimakasih, karna sudah membuat Radit mengambil keputusan untuk menikah. "Aku akan mengenal kan pada kalian besok, tentunya dia sangat cantik" Ucap Radit, Clara tersenyum simpul. 

Clara sangat bahagia hingga tidak bisa bicara apapun lagi, karna sudah bicara ini itu dengan putra nya, Clara memutuskan untuk istirahat. 

Tinggallah Lovie dengan Radit diruang tengah itu, Lovie duduk di sebelah sang kakak. 

"Wah.. Udah mau nikah ni.." Ejek nya, Radit menatap malas sang adik. 

"Jangan bawel" Ucap nya memperingati sang adik, Lovie menatap kakak nya dengan mengintimidasi. "Seperti nya kau tidak cinta dengan calon kakak ipar, kau hanya terpaksa mengambil keputusan itu karna kau takut ibu semakin parah, iya kan kak?" 

Radit melotot kearah Lovie, "jangan bicara sembarangan! Kau itu masih kecil, tidak tahu apa apa" Ucap nya dengan tegas, Radit bangkit dan berjalan menuju kamar nya yang berada di lantai atas. 

Lovie sangat yakin dengan dugaan nya, tapi jika ingin bertindak lebih jauh juga tidak akan baik untuk nya dan kak Radit. Dan akhirnya, Lovie memutuskan untuk mempercayai apa yang dikatakan sang kakak. "semoga pernikahan kak Radit dengan calon kakak ipar berjalan dengan baik" Ucap Lovie, ia menghela napas panjang membayangkan posisi kakak nya yang mungkin masih sulit. 

~

Ghea disidang oleh sang ibu, setelah apa yang dikatakan Ezra tapi Ita tetap masih belum mempercayai semudah itu. "Apa kau bohong kepada ibu? Ada yang kau sembunyikan?" Tanya Ita penuh menuntut. 

Ghea berganti pakaian sambil mendengarkan pertanyaan sang ibu dengan baik, jujur ia sudah tidak sanggup jika terus-terusan membohongi sang ibu. "Itu benar ibu, aku memang akan menikah dengan kak Radit dalam waktu dekat ini. Kami saling mencintai hingga akhirnya memutuskan untuk menikah" Jelas Ghea, ia selalu menjawab dengan sama kala pertanyaan sang ibu selalu itu. 

Ita duduk dipinggiran ranjang, ia takut sekali putri nya menjalani pernikahan yang seperti Ezra dan Keyna jalani dulu nya. Walaupun ujung nya Keyna bahagia, tapi itu buih dari kesabaran nya. Sementara Ita, ia ragu anak nya bisa sesabar seperti Keyna. 

"Ini pernikahan nyata ibu, benar-benar nyata. Aku tidak membohongi mu" Ucap Ghea menyakinkan sang ibu, Ita mengelus rambut anak nya dengan penuh kasih. 

"Ibu percaya pada mu" Ucap nya, Ghea menidurkan kepalanya di pangkuan sang ibu. Tanpa sepengetahuan Ita, tentunya Ghea menangis dengan keputusan nya sendiri. "Maafkan Ghea, ibu.." Gumam nya didalam hati.

Sebenarnya Ghea sendiri juga bingung, mengapa ia berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kontrak Radit. Tawaran itu sangat menggiurkan membuat Ghea tidak berpikir jauh. Ia senang karna Radit akan membuat ibu nya tidak bekerja lagi, hal itu selalu diidamkan oleh Ghea. Tapi, apa kah harus melalui jalan ini?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!