BRUKK.
Marvel POV.
Aku baru mengunjungi sebuah cafe dan yang mengejutkan seseorang tiba-tiba menabrak dan menumpahkan minumannya kejasku.
Bruk..
"DIMANA MATAMU!" teriak Marvel dan tentunya sekarang semua pandangan ke arahnya.
Aku melihat ke arahnya yang menegang dan tubuhnya yang bergetar. Ia mendongakkan kepalanya dan DEG!
Sungguh itu adalah mata terindah yang pernah aku lihat.
Raina POV..
Aku sangat ketakutan saat orang yang kutabrak ini berteriak di depan mukaku. Tapi tunggu! Kenapa dia melihatiku seperti itu? Apa yang ada di mataku?
Aku reflek memegang mataku dan saat itu aku melihat manager cafeku yang datang menghampiriku.
"Ma.. Ma.. Maafkan dia, Tuan. Dia pelayan baru disini. Sungguh maafkan keteledorannya, Tuan!" kata manager cafe itu sambil bergetar.
Aku heran kenapa sepertinya atasanku ketakutan sekali melihatnya. Seketika aku menyadari kalau aku belum minta maaf dan aku langsung mengambil lap dan membersihkan bajunya.
"Maafkan aku, Tuan. Aku tadi buru-buru sehingga tidak melihatmu," ucap Raina dengan tulus.
Tiba-tiba dia pergi begitu saja dari hadapanku.
Marvel pergi ke cafe kecil karena dia ada urusan dengan salah satu temannya di sana. Jika tidak ada urusan, dia tidak akan mau ke cafe kecil seperti itu.
Di ruangan manager..
"Astaga, Raina! Kamu baru bekerja di sini saja sudah membuat gara-gara. Oh tidak , sampai cafe ini kenapa-kenapa kau adalah penyebabnya," kata manager murka.
Sekarang muncul pertanyaan di benakku, siapa sebenarnya pria tadi dan kenapa manager sampai sebegininya.
"Maafkan aku sungguh aku tidak sengaja, ku mohon beri aku kesempatan," ujar aku dengan takut.
"Jika dipecat aku mau makan apa?" batin Raina.
"Aku bisa saja memaafkanmu, tapi apa kau tidak tahu pria tadi siapa? Dia adalah penguasa negara ini! Bagaimana cafe kecil ini bisa selamat jika berhubungan dengannya!"
ujar manajer menjelaskan.
"Apa?" Sungguh aku terkejut mendengarnya.
"Dengan berat hati, aku harus memecatmu. Silahkan pergi dari ruanganku sekarang!" ujar manajer itu lalu pergi.
"Inikah nasibku? Rasanya aku baru saja berbahagia karena mendapatkan pekerjaan," batin Raina.
Di mansion Marvel..
Suasana begitu mencekam, seluruh pengawal tunduk dengan takut dan gemetar.
"Rei!" teriak Marvel
"Ya, Tuan. Ada apa Anda memanggil saya?" jawab Reinald sopan.
Ya, ini Reinald pengawal kepercayaan dan tangan kanannya Marvel.
"Carikan aku info tentang cewek yang menabrakku di cafe itu. Aku tunggu 10 menit, jika lewat dari itu kau tahu konsekuensinya," perintah Marvel.
"Baik Tuan," ujar Reinald dan langsung menjalankan tugasnya.
Seperti yang diketahui, konsekuensi jika lebih dari 10 menit, bisa dipastikan Marvel akan memberikan hukuman yang berat apalagi dalam mood nya yang buruk.
10 menit berlalu..
"Permisi, Tuan. Saya sudah menemukan info tentang gadis yang Anda maksud," ujar Reinald sembari menunduk hormat.
"Bacakan cepat!"
"Nama Raina Crystal Alvania, asal usul tidak diketahui, orang tua kandungnya tidak diketahui, selama ini dia dirawat oleh orang tua angkatnya Chriss Guardy Michael dan Celine Laura Armaia, tapi sayangnya orang tua angkatnya meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat, dia kuliah di Hargort, bekerja sebagai pelayan cafe, tinggal di jalan xxxx, dan statusnya masih sendiri."
"Bagus, kau boleh pergi sekarang!" perintah Marvel.
"Permisi, Tuan."
Marvel POV****..
"Sungguh gadis itu menjadi bayang-banyangku. Semalaman aku memikirkannya hingga tak bisa tidur," batin Marvel.
"Aku heran ada apa dengan diriku? Aku merasa sangat merindukan melihat matanya yang sangat indah itu," gumam Marvel.
Marvel bahkan menyuruh orang untuk memata-matainya. Raina kehilangan pekerjaannya dan Marvel berniat untuk memblokir aksesnya agar dia tidak bisa bekerja di mana-mana. Marvel sudah membuat rencana dan pastinya hanya dia yang tahu.
Raina POV****..
"Kenapa ya dari tadi aku melamar pekerjaan tapi semuanya menolakku? Aku lelah sekali. Rasanya perutku ini sangat lapar ditambah kepalaku yang pusing," ujar Raina dalam hatinya.
Ya, Raina belum makan dari kemarin. Uangnya tidak ada. Kemarin ia dipecat dan tidak mendapat sepeser pun uang dari tempatnya bekerja.
Tiba tiba ada yang menarik tanganku hingga aku tersentak.
"Apa-apaan ini! Kalian mau apa? Lepaskan aku!"
"Maaf nona, Anda harus ikut kami sekarang, tolong jangan melawan dan membuat pekerjaan kami menjadi rumit nona," ujar salah satu dari mereka.
Tiba tiba aku merasa mulutku dibekap dan aku meronta tapi aku merasakan pening di kepalaku dan pandangan yang makin memudar. Sebelum kegelapan mengikutiku , aku melihat jelas ada seorang lelaki berjas hitam menyeringai ke arah ku.
Aku pun tersadar dari pingsanku.
Aku pun mulai mengerjapkan mata beberapa kali untuk memfokuskan mataku. Satu hal yang kusadari dan aku reflek berteriak,
"ASTAGA INI DIMANA?"
"Pelankan suara mu," kata seseorang pemilik suara bariton yang sangat dingin dan membuatku merinding.
Aku pun menoleh dengan cepat ke arah suara itu.
"Tuan?" ujar Raina kaget.
Ya, pemilik suara bariton itu adalah Marvel. Pria yang ada di cafe waktu itu. Lebih tepatnya pria yang Raina tabrak.
"Ini dimana? Kenapa Tuan menculikku? Tolong jika Anda masih dendam soal aku menumpahkan minuman itu, aku minta maaf karena sungguh aku tidak sengaja," ucap Raina dengan suara yang bergetar.
"DIAM!" bentak Marvel tiba-tiba.
Aku kaget dia membentakku. Jika boleh jujur, aku tidak bisa dibentak.
"Kau sudah masuk ke dalam hidupku Raina Crystal Alvania dan asal kau tahu siapa pun yang sudah masuk kehidupku tidak akan bisa keluar lagi dari hidup seorang Marvel Jonathan Arkanius. Camkan baik baik itu," ucap Marvel.
Ku lihat dia memegang pintu dan berkata, "Oh ya, aku tidak suka gadis pembangkang."
Aku terdiam cukup lama untuk mencernanya. Tiba-tiba aku tersadar dari lamunanku. Aku langsung berlari ke arah pintu dan memutar knop pintu itu
"Apa? Pintu nya dikunci dari luar!" kata Raina panik.
"SIAPA PUN NAMAMU DAN SIAPA PUN YANG ADA DI LUAR TOLONG BUKAKAN PINTU NYA AKU INGIN KELUAR!" teriak Raina dari dalam.
Hening..
Tak ada yang menyaut..
Marvel POV****..
"Astaga sepertinya aku sudah gila membawa gadis berisik sepertinya untuk tinggal di mansionku ini. Padahal aku ini tipe orang yang menyukai ketenangan dan akan menghabisi siapa pun yang mengganggu ketenangan itu. Tapi kenapa aku malah sedikit menyukai suara berisik itu? Ada apa dengan tubuhku ini?" batin Marvel.
"REINALD!"
"Iya, Tuan," ujar Reinald buru-buru.
"Bagaimana dengan perusahaan?" tanya Marvel.
"Tuan, perusahaan di Chicago membutuhkan Anda karena ada sesuatu yang janggal di sana. Sepertinya ada yang mau mencoba mengakses data-data Anda,Tuan," kata Rei menjelaskan dengan detail.
"Siapkan pesawat! Kita berangkat ke Chicago sekarang. Oh ya, bius gadis itu dan bawa dia ke pesawat dan segala persiapannya juga. Pastikan dia tidak melawan nantinya," perintah Marvel.
"Baik Tuan, saya akan laksanakan."
Raina POV..
Aku mendengar sesuatu seperti langkah kaki. Ya, benar ada seseorang yang membuka kuncinya.
"Tuan , lepaskan aku! Aku ingin segera keluar dari sini, jangan kurung aku."
"Maaf nona, kenalkan saya Reinald, jika ada apa-apa nona bisa panggil saya juga, saya adalah tangan kanan Tuan Marvel, dan saya peringatkan pada nona tolong menurutlah pada Tuan Marvel. Oh ya, kita akan menjalani perjalanan jauh yaitu ke Chicago" jelas Reinald.
"Apa Chicago? Apa dia gila?" kaget Raina dalam hatinya.
"Buat apa ke Chicago, oh ya mungkin kau ada keperluan di sana! Tapi untuk apa membawa ku juga dan ke ..... "
"Maaf nona simpan pertanyaanmu itu untuk nanti saja," potong Reinald dan langsung menyuntikkan sesuatu ke diriku dan aku merasa pandanganku memburam.
"KAU APA YANG KAU .."
Kesadaranku menghilang..
Di pesawat pribadi Marvel..
Marvel memandangi wajah Raina dekat-dekat. Cantik, hidung mungil, kulit putih, mata indah itu cukup mendeskripsikan tentang Raina.
"Eughh," lenguhan keluar dari mulut Raina dan kelihatannya Raina sedang mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Lucu," satu kata yang mewakilkan Marvel saat melihat mata nya berkedip-kedip.
"Di mana aku? Arg, pusing banget," ujar Raina yang sedang memegang kepalanya dan hendak duduk.
"Di pesawatku, perjalanannya masih lama kau belum makan apa-apa, mau makan apa?" kata Marvel dengan lembut.
Hah?
Seorang Marvel berkata lembut? Rasanya tidak mungkin.
Ini pertama kalinya Marvel berkata lembut pada perempuan.
"Ehm tidak usah , aku gak lap.."
Kruyuk-kruyuk..
Wajah Raina memerah menahan malu.
"Kenapa harus bunyi sih, malu kan," batin Raina.
"Haha, ok aku pesankan sesuatu tunggu," Marvel terkekeh melihat sikap Raina yang begitu lucu dimatanya.
Setelah beberapa menit menunggu..
"Ini Tuan makanan nya dan minuman nya," kata salah satu pelayan yang bertugas mengantar makanan.
"Makanlah!" perintah Marvel.
Saat aku hendak mengambil makanannya, Marvel mendahuluinya dan dia terlihat sedang memotong-motong daging steak-nya menjadi beberapa bagian dan menyuapkan nya kepadaku.
"Ehm aku bisa makan sendiri, Tuan."
"Jangan membantah dan satu lagi bukan kah aku sudah bilang nama ku Marvel Jonathan Arkanius jangan pernah panggil Tuan," ujar Marvel sengaja menekankan namanya.
"Hem baiklah Marvel, oh ya dari mana kamu tau namaku Raina?" Raina bertanya dengan polosnya.
Marvel terkekeh, "Tentu, aku tahu semua nya."
Raina mengalihkan pembicaraan, "Kau tidak makan?"
"Suapi aku!" perintah Marvel yang membuat Raina kaget.
"HAH!" kaget Raina.
"Astaga jangan berteriak di depan muka ku."
"Maaf aku hanya terkejut.. Em, sini aku suapi."
Marvel POV..
"NYAMAN," satu kata yang dirasakan oleh Marvel.
Aku melirik sebentar ke arah nya, astaga dia ternyata sudah tertidur. Aku membenarkan tidurnya dan memeluknya dari samping. Hangat sekali rasanya.
Perlu diingatkan seperti nya Marvel sudah gila sekarang.
"Perasaan apa ini? Apa maksud dari kata nyaman dan kenapa jantungku ini berdetak tak karuan?" tanya Marvel dalam hatinya.
Marvel pun tak mau berpikir lagi. Ia pun ikut menyusul ke alam mimpinya.
Mereka pun tidur dengan posisi Marvel yang memeluk Raina dari belakang.
Pagi harinya..
Raina merasakan seperti ada yang menimpa tubuh nya, saat itu membuka mata nya ada lengan kekar yang memeluknya erat.
"AHH!" teriak Raina.
Marvel spontan membuka matanya dan berkata dengan santai, "ada apa?"
"Kaa.. KAU!" Raina seperti kehabisan kata- kata , "Ke.. Ke.. Kenapa kau memelukku dan kenapa kita tidur bersama?"
"Astaga reaksimu itu berlebihan, lagi pula aku tidak apa-apain kamu dan aku merasa kedinginan tadi malam kebetulan tubuhmu hangat," ujar Marvel mencari-cari alasan dan berharap Raina dapat menerimanya.
"Kenapa? Masa sih disini ga ada selimut?" tanya nya polos.
"Sudahlah lebih baik kita bersiap."
"Ke mana?" tanya Raina bingung.
Reinald datang menghampiri mereka berdua.
"Ekhem maaf Tuan, kita sudah sampai di Chicago," kata Reinald berbicara dengan hati-hati karena jika dia sampai salah berbicara dia akan kena dampaknya.
"Baik siapkan jadwal untuk ku!" perintah Marvel.
"Baik, Tuan"
"Ayo Keluar Crystal!"
"Panggil Raina saja aku tak suka dipanggil Crystal," sarkas Raina.
"Dan aku memberi tahu mu bahwa aku tak suka diperintah," balas Marvel.
Raina pun memutar matanya malas.
"Sungguh betapa keras kepa.."
Dia langsung menarik tangan ku keluar dari pesawat.
"WOW!" Raina berdecak kagum.
"Sungguh pertama kali nya aku melihat pemandangan yang indah ini!" Matanya berbinar menambah keindahan pada mata nya.
"Kau menyukainya?"
"SANGAT!" Dia melirikku dan tersenyum manis ke arah ku.
Satu fakta yang harus diketahui,
MARVEL TERSENYUM!
PERTAMA KALINYA MILIONER MUDA ITU TERSENYUM.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!