NovelToon NovelToon

Kasih Yang Tertunda

Bab 1 Teman Baik di Hari Pertama Kuliah

Pagi yang sangat cerah menujukkan pukul 07.00 Ocha bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.

Hari ini adalah hari yang sangat spesial baginya untuk berangkat ke kampus karena dapat belajar untuk mendapatkan ilmu untuk mengejar impiannya. Ocha mengambil Jurusan Administrasi Bisnis karena bisnis adalah hal utama baginya untuk dikembangkan, dan Ocha merasa berbakat di bidang bisnis.

“Ocha ayo sarapan dulu sayang..." teriak Ibu Lina dari luar kamar Ocha.

Ibu Lina adalah mamahnya Ocha yang selalu ada untuk Ocha dalam keadaan susah maupun senang, dan ada Mutiara serta Galang adiknya Ocha.

Tidak lama kemudian, Ocha pun keluar dari kamar dan sarapan bersama ibunya dan juga kedua adiknya.

“Ocha... kamu harus semangat ya nak, berjuang demi masa depan kamu. Mama selalu dukung kamu.” Kata Mamah Lina kepada Ocha sambil mengambilkan nasi untuk Ocha.

“Ia mah, pokoknya mamah tenang aja aku akan berjuang sekuat tenaga agar aku bisa berhasil. Oh ya mah papah udah berangkat yah?” tanya Ocha.

“Sudah sayang baru aja,” jawab Mamah Lina.

Sarapan pun selesai, Ocha pun berangkat ke kampus dengan menggunakan angkutan umum.

Ocha memang tidak punya kendaraan sendiri, tepatnya belum. Ocha gadis yang mandiri dan pekerja keras bahkan Ocha pun kuliah sambil bekerja.

1 jam kemudian, Ocha pun sampai di kampus. Jarak rumah Ocha dan kampusnya lumayan jauh makanya Ocha selalu berangkat lebih awal ke kampusnya. Ocha biasa berangkat naik angkot, kadang juga ojeg yang ada di pangkalan dekat rumahnya.

“Hai kenalin aku Elsa” Datang dari arah luar kelas.

“Hai, aku Ocha,"kata Ocha.

"Boleh aku duduk sama kamu? Kayaknya kita harus temenan deh!” kata Elsa kepada Ocha sambil tersenyum.

“Duduk aja!” jawab Ocha kepada Elsa.

Lalu Elsa pun duduk disebelah Ocha lalu mereka berbincang-bincang dengan serunya.

Tak terasa waktu pun terus bejalan sampai kelas pun dimulai.

Siang harinya mata kuliah pun berakhir, Ocha dan juga Elsa pergi ke kantin untuk makan siang. Meskipun baru pertama kenal, Ocha dan Elsa sudah seperti sahabat. Mereka sangat akrab dan terlihat bahagia.

“Aku harap kamu sama aku selalu menjadi teman baik ya!” ucap Elsa kepada Ocha.

"Aku nyaman bisa berteman sama kamu, walaupun kita baru aja kenal. Kamu gak keberatan kan kalo kita menjadi sahabat?” kata Elsa.

“Aku senang kamu mau menjadi sahabat aku, baiklah mulai sekarang kita bersahabat,” Ocha pun tersenyum karena mendapatkan teman baru yang sangat baik.

Waktu terus berjalan sampai akhirnya kelas pun berakhir. Ocha pulang dari kampus dan langsung berangkat bekerja, karena Ocha sudah mendapat izin untuk bisa bekerja sambil kuliah. Ocha bekerja menjadi koki di sebuah Restaurant.

Pagi-pagi Ocha berangkat kuliah dan sorenya bekerja sampai pukul 21.00 malam. Setiap hari kegiatan Ocha seperti itu dan dia tidak pernah mengeluh sedikitpun.

“Ocha ko tumben jam segini belum pulang?” tanya Pak Fahri papanya Ocha kepada Mamah Lina.

“Ocha biasanya pulang jam 21.00 kan pah, ini baru jam berapa baru juga jam 17.00,” jawab Mamah Lina kepada Papah Fahri.

“Oh ia ya, papa lupa mah,” kata Papah Fahri.

"Ya udah nanti kalo Ocha udah pulang kasih tau papah ya mah," kata Pak Fahri.

“Ia pah, kok tumben nanyain Ocha ada apa?” tanya Ibu Lina.

“Papah mau kasih kejutan buat Ocha,” kata Pak Fahri.

Pak Fahri pun pergi setelah berbincang dengan Ibu Lina.

“Papah nih aneh banget biasanya gak pernah kayak gitu cuek-cuek aja tapi sekarang beda gitu, seneng banget keliatannya. Emang mau kasih apa sih sama Ocha jadi penasaran deh he..he..he,” kelutus Ibu Lina sambil tersenyum setelah melihat kepergian Pak Fahri dari hadapannya.

“Udah selesai deh yeeee...” ucap Ocha karena pekerjaannya sudah selesai.

“Pesanan masih banyak kali Cha, kamu mau kemana? Udah rapi aja!” kata salah satu karyawan di Restaurant tersebut.

Memang sih Ocha adalah karyawan terbaik di Restaurant tersebut sampai-sampai jika pekerjaannya sudah selesai, dia dibolehkan untuk pulang. Bahkan bulan depan Ocha akan diangkat menjadi kasir dan bukan koki lagi. Betapa bahagianya Ocha karena dia dipercaya untuk bekerja disana.

“Kakak udah pulang, kakak pasti cape ya pulang kuliah langsung berangkat bekerja?” kata Mutiara kepada Ocha.

“Apa sih kamu Tiara, kakak gak pernah cape kok, oh ia kamu gimana sekolahnya?” tanya Ocha.

“Udah deh kakak gak usah mengalihkan pembicaraan."

“Beneran, kakak gak cape kenapa kamu kok nanya gitu?” kata Ocha.

“Gak papa sih kak. Kak udah ditungguin tuh sama papah, sama mamah dan juga Galang” Kata Mutiara.

Lalu Mutiara dan Ocha pun masuk ke dalam dan berkumpul bersama.

“Papah bangga sama kamu Ocha, papah sangat senang karena kamu bisa kuliah dan mendapatkan Beasiswa untuk memenuhi cita-cita kamu,” ucap Pak Fahri kepada Ocha.

“Ia pah, ini juga berkat papah, mamah dan semuanya. Makanya Ocha bisa mendapatkan Beasiswa ini,” senyum ocha mengembang sambil memeluk mamah dan papanya.

“Papah punya hadiah buat kamu sayang, coba deh lihat!” Pak Fahri pun memberikan bungkusan hadiah kepada Ocha.

“Waaaahh ini apa pah?” Ocha pun menerima bungkusan hadiah tesebut lalu membuka hadiah tersebut.

“Waaaw pah ini tas, bagus banget Ocha suka deh. Papah makasih ya tasnya."

“Kamu suka?” tanya Pak Fahri kepada Ocha.

“Suka banget pah, makasih ya pah, papah baik deh.” kata Ocha.

“Kamu tuh bisa aja deh Ocha. Ia sama-sama sayang,” jawab Pak Fahri.

“Cieee dapat tas baru dari papah,” ledek Galang kepada Ocha sambil ketawa-ketawa.

“Biarin aja, kasian deh gak dapet hadiah dari papah,” Ocha pun membalas ledekan dari Galang.

Malam harinya Elsa pun menelpon Ocha.

“Halo Cha, aku kesel deh kesel banget Ocha,” Kata Elsa.

“Loh kesel kenapa Elsa kamu kok bisa sekesel ini?” tanya Ocha.

“Pokoknya aku kesel, besok kamu harus dengerin curhatan aku oke!" kata Elsa.

“Oke Elsa, aku siap mendengar curhatan kamu, sekarang udah malam kamu harus istirahat oke” suruh Ocha kepada Elsa karena Ocha pun sudah mengantuk, Melihat waktu sudah larut.

“Janji ya Ocha kamu harus dengerin aku, gak pake enggak!" kata Elsa.

“Ia Elsa, udah yah daaaaahhh," kata Ocha.

Ocha pun menutup telpon dari Elsa karena memang sudah terlalu larut untuk mengobrol, Yang ada besok malah kesiangan untuk masuk kelas dan akan kena hukuman dan itu tidak akan pernah terjadi.

Senyum Ocha mengembang, karena mendapatkan hadiah yang sangat bagus dari papahnya hari ini. Rencana dinaikan jabatan oleh Bosnya dan Ocha bahagia karena mempunyai keluarga yang lengkap dan juga hangat. Selain didalam keluarga, kini Ocha mendapatkan teman baru di kampusnya. Elsa akan menjadi sahabatnya dan bahkan seterusnya. Karena persahabatan mereka sangat erat dan akan terus seperti itu dimulai dari hari ini.

Bab 2 Kekesalan Elsa

Keesokan harinya, Ocha pun berangkat kuliah pagi sekali karena Elsa meminta untuk datang pagi.

Sesampainya di kampus, Ocha langsung masuk kelas untuk menemui Elsa kemudian langsung duduk di sebelah Elsa.

"Kamu kenapa? Harusnya kamu senang dan gak sedih apalagi kesel gitu, ada apa sih Elsa masa hari pertama masuk kampus kamu kesel gitu?" kata Ocha.

"Ochaaa, kamu harus dengerin curhatan aku ya. Masa aku dijodohin sama papa aku, aku kan masih mau kuliah dan ngejar impianku Cha," kata Elsa sambil meremas tangannya Ocha.

"Aww, sakit tau El ya ampun kamu kan bisa tolak perjodohan itu, bahkan kalo kamu suka ya kamu bisa terima perjodohan itu kan El," jawab Ocha sambil mengelus tangannya yang diremas Elsa tadi.

"Aku akan tolak perjodohan itu, kesel tau Cha," gerutu Elsa kepada Ocha.

Elsa pun terus curhat kepada Ocha sambil kesal, tak lama kemudian Ibu Sinta pun datang dan memulai mata kuliah pagi ini.

Semua Mahasiswa dan Mahasiswi sangat bersemangat mengikuti mata kuliah ini yaitu Mata Kuliah Bisnis. Semua Mahasiswa dan Mahasiswi di kelas ini menyukainya bahkan ada yang sudah mempunyai Bisnis sendiri, menjadi karyawan dan bahkan ada yang mempunyai Bisnis Online sendiri.

Sedangkan Ocha masih bekerja di salah satu Restaurant. Walaupun begitu, Ocha tetap bersemangat.

Mata kuliah pertama pun selesai, Elsa dan Ocha pergi ke perpusatakaan untuk menyelesaikan tugas yang di berikan Ibu Sinta, membuat Karya Ilmiah.

"Aku dengar besok akan ada Mahasiswa baru yah? Katanya dia pinter loh bahkan dia juga disukai banyak wanita," celetuk Elsa kepada Ocha.

Ocha memang selalu cuek dan tidak terlalu memperhatikan hal yang membuat dia tidak begitu penting, sampai Elsa bicara tentang Mahasiswa baru pun Ocha tidak terlalu memperhatikannya.

"Ochaaa ... " satu geplakan mendarat di bahunya Ocha.

"Elsa, aku lagi serius aku gak mau di ganggu kalo lagi buat tugas," kata Ocha.

"Aku ngerti Ocha tapi kamu harus denger dong, kamu...." kata Elsa.

"Syuuut.. berisik tau El ini di perpustakaan,"

" Oh ia sorry."

Elsa orang yang sangat aktif, dia selalu ribut sendiri. Elsa sangat ramah bahkan dia selalu ada untuk Ocha di kampus, keakraban Ocha dan Elsa mengundang keirian bagi sebagian Mahasiswi lainnya.

Mereka juga memiliki tujuan yaitu rebutan ingin dekat dengan Ocha dan juga Elsa.

Kekesalan Elsa pun secara perlahan hilang, karena Ocha yang telah menghibur Elsa dan membuat hati Elsa kembali tenang.

Jam menunjukkan pukul 11.00 Ocha dan Elsa masih tetap di dalam perpustakaan berkutat dengan tugasnya.

"Ocha kita mau disini sampai kapan? Pulang yuk" ajak Elsa.

"Sebentar lagi Elsa, oh ia kamu udah selesai?" tanya Ocha.

"Belum Cha," jawab Elsa sembari malas.

Tak lama kemudian Ocha dan Elsa pun keluar dari perpustakaan sembari membawa gulungan tugas dan tumpukan buku untuk mengerjakan tugasnya di rumah.

" Kamu pulang mau naik apa Cha? Angkutan lagi?" tanya Elsa.

"Ia," jawab Ocha singkat saat Elsa menanyakannya.

"Pulang bareng aku aja yuk Cha, aku anterin kamu sampe rumah dan mulai sekarang aku jemput kamu juga ya, boleh ya Cha boleh ya," bujuk Elsa kepada Ocha sambil memasang wajah memelasnya agar diizinkan menjemput dan mengantarnya pulang.

"Enggak, gak usah, aku gak mau nyusahin kamu. Kamu juga pasti ada kegiatan kan selain antar jemput aku?" kata Ocha.

"Kegiatanku hanya di rumah dan tidak pergi kemana-mana," jawab Elsa.

Elsa terus saja memaksa Ocha agar mendapatkan izin sampai akhirnya Ocha mengizinkan Elsa untuk mengantarnya pulang.

"Hanya untuk hari ini saja ya Elsa," tegas Ocha kepada Elsa.

"Ok deh aku setuju." Jawab Elsa.

Akhirnya mereka berdua pergi dan Elsa mengantar Ocha pulang, dan sesampainya di rumah Ocha , Elsa pun masuk ke rumahnya Ocha dan makan siang bersama dengan keluarga Ocha.

Walaupun Elsa baru saja bertemu dengan keluarga Ocha, tetapi Elsa sudah akrab dengan keluarga Ocha apalagi mamanya Ocha. Keakraban mereka dimulai sekarang dan tidak ada kata, mamanya Ocha langsung menganggap Elsa sudah seperti anaknya sendiri.

"Cha aku pulang dulu yah, ehm tante makasih ya tan, tante baik banget deh," kata Elsa sambil senyum, Elsa pun bersalaman kepada mamanya Ocha.

"Ia kamu hati-hati ya pulangnya Elsa, jangan bosen-bosen kesini yah," kata Mamah Lina kepada Elsa.

"Ia tante gak bakalan aku bosen deh pokoknya!" kata Elsa.

Lalu Elsa pun pulang.

"Mamah senang sekali Ocha, kamu bisa berteman baik dengan Elsa. Mamah harap kamu bisa bersama Elsa terus ya," kata Ibu Lina sambil mengusap pundaknya Ocha.

"Ia mah Ocha juga berharap seperti itu," kata Ocha.

Seperti biasa Ocha berangkat bekerja dengan senangnya, Ocha bekerja dengan penuh semangat apalagi dia akan di angkat jabatannya oleh bosnya itu.

Mengundang kebahagiaan keluarga Ocha, tak hanya itu Mutiara dan Galang pun akan segera lulus dari sekolah SMP nya.

Setelah selesai bekerja, Ocha langsung pulang dan mengerjakan tugasnya sehingga tugas Karya Ilmiahnya sebagian sudah hampir selesai.

"Kak Ocha ayo kita makan malam," kata Mutiara sambil membuka pintu kamarnya Ocha.

Tak lama Ocha pun turun dari kamarnya dan makan malam bersama keluarganya.

Tiba-tiba Galang memecahkan keheningan.

"Mah, pah minggu depan Galang ada lomba basket di sekolah, mamah sama papah bisa dateng kan ke acara Galang?" kata Galang kepada mama dan papahnya.

"Tentu dong Galang, papah senang sekali dan papa akan datang ke acara itu, kamu harus lebih giat lagi latihannya supaya kamu bisa menang," ucap papanya Galang.

"Ia dong pah, Galang akan berusaha, supaya Galang bisa menang," tekad Galang.

Makan malam pun selesai dan keluarga Pak Fahri pun berkumpul di ruang keluarga bersama sambil berbincang-bincang.

Mutiara sedang asik bermain game di hp milik Ocha. Mutiara pun baru tersadar ia ada tugas dari sekolah dan harus segera di kumpulkan besok pagi.

Lalu Mutiara pun pergi ke kamar dan menyelesaikan tugas dari sekolahnya.

Barengan dengan itu, semua keluarga Pak Fahri pun ikut istirahat.

Pagi harinya di rumah Elsa

"Elsaa..." teriak Ibu Opi, yang tak lain adalah mamahnya.

Karena mamahnya juga bekerja di sebuah butik miliknya, maka Elsa harus bangun pagi karena sebelum ke kampus, Elsa harus mengantar mamahnya ke butik.

Sehari-hari sepulang dari kampus, Elsa selalu membantu mamahnya di butik dan terkadang membantu papahnya di perusahaan milik papahnya.

"Aduh aduh jam segini baru bangun, mending setelah ini kamu ikut papah yuk ke kantor bantuin papah," kata Pak Evan kepada Elsa.

"Apa? Gak bisa dong pah, Elsa harus anterin mamah ke butik, papah ini!" kata mamahnya Elsa.

Rebutan Elsa pun dimulai karena mamah dan papahnya Elsa selalu tidak mau kalah dan selalu ingin bareng dengan Elsa.

"Aduh mah, pah gak usah ribut kayak gini dong, Elsa hari ini ada kelas. Hari ini gak akan anterin mamah atau pun ikut papah ke kantor... udah ah Elsa mau siap-siap dulu!" Kata Elsa sembari siap-siap untuk pergi ke kampus.

Bab 3 Dia Datang

Di dalam kelas, semua Mahasiswi ramai membicarakan akan kedatangan Mahasiswa baru. Dikabarkan bahwa Mahasiswa baru itu bernama Dika.

Tak lama kemudian Dika pun datang bersama Ibu Dina, Dosen terbaik yang mengajar Akuntansi. Ibu Dina memperkenalkan Dika kepada seluruh Mahasiswanya dan setelah itu menyuruh Dika untuk duduk di bangku depan.

Dika laki-laki tampan yang memiliki paras yang sempurna, wajahnya yang hitam manis, hidungnya yang mancung, badannya yang tinggi, memiliki senyum yang manis dan ramah kepada semua orang. Gadis mana yang tidak terpesona kepada Dika.

“Haii kenalin aku Widia,” kata Widia sambil mengulurkan tangan kepada Dika dan langsung duduk disebelahnya Dika.

“Hai,” jawab Dika singkat lalu berjabat tangan dengan Widia.

"Ehm bolehkan kalo aku duduk disebelah kamu?” tanya Widia kepada Dika.

“Silahkan aja, gak ada yang larang kok,” kata Dika.

Widia adalah gadis cantik, memiliki warna kulit yang putih, bola mata cokelat, tinggi badan yang sempurna, selalu rapi dan wangi semuanya suka pada Widia.

"Ciee langsung deket aja deh,” ledek Ruri salah satu teman Widia.

“Kenalin aku Ruri,” berjabat tangan dengan Dika.

“Ia hai...” berjabat tangan dengan Ruri, tetapi sambil melihat ke arah Ocha dan juga Elsa.

“Cha.. Cha dia liatin kita tau gak sih, ganteng banget,” sambil menarik naik ujung baju nya Ocha.

“Ia aku juga tau kali dia liat ke arah sini, udah deh biarin aja kamu gak usah salah tingkah gitu bisa gak?” ucap Ocha sambil membenarkan baju yang ditarik oleh Elsa tadi.

Waktu istirahat pun tiba, semua yang ada dikelas berhamburan keluar. Ada yang ke kantin, ke perpustakaan, ada yang nongkrong dan banyak lagi, semuanya terlihat bahagia.

“Aku seneng banget tau liat Dika, rasanya adem banget liat dia,” ujar Elsa.

“Kalo mau adem masuk kulkas aja sana!” jawab ocha sambil ketawa.

“Ih Ocha bisanya kamu cuma ledekin aku aja deh, aku serius kamu tuh kenapa sih kayaknya anti banget sama dia,” kata Elsa.

“Bukan anti Elsa, aku lagi fokus aja sama kuliahku,” Kata Ocha.

“Liat aja suatu saat nanti kamu bakalan suka sama dia, percaya deh sama aku!” tegas Elsa.

“Kayak tukang ramal aja ngeramal-ngeramal aku, gak ada yah Elsa!” kata Ocha.

Elsa nekat mendo'akan Ocha seperti itu, hanya karena Ocha mengabaikan curhatannya Elsa. Memang Elsa ini sahabat yang kurang kerjaan karena suka nya hanya meledek, tetapi dengan itu Ocha tidak pernah marah dengan perkataan Elsa, malah Ocha semakin nyaman berada di dekat Elsa.

Tiba-tiba Dika datang ke arah meja kantin Ocha dan juga Elsa karena sengaja memang sedari tadi di kelas, Dika melihat ocha dan Elsa entah ada apa.

“Aku boleh gabung kan?” kata Dika kepada Ocha dan Elsa.

Ocha dan Elsa saling bertatapan aneh melihat tingkah Dika, padahal sedari tadi Dika hanya duduk bersama Widia di kelas. Kenapa tiba-tiba pas di kantin dia menghampiri Ocha dan juga Elsa.

“Ehm silahkan aja!” jawab Ocha kepada Dika.

Lalu tak lama Dika pun langsung duduk disebelah Ocha.

“Kalian pasti udah tau nama aku kan, jadi aku gak usah kenalan lagi. Sekarang aku mau tau nama kalian berdua!” Kata Dika tanpa basa-basi.

“Aku Elsa,” Kata Elsa.

“ Ocha,” kata Ocha.

“Di kelas aku belum mempunyai kelompok untuk membuat Karya Ilmiah, aku bisa kan masuk kelompok kalian? Kata ibu sinta kalian hanya berdua. Jadi aku masih bisa masuk kan?” kata Dika Menjelaskan.

“Oh jadi kamu itu ngeliat kita dari tadi di kelas cuma mau tanya itu aja?” Elsa kesal dengan pernyataan dari Dika.

“Iya aku cuma mau tanya itu, soalnya kelompok Ruri sama Widia udah penuh. Gimana boleh kan?” kata Dika.

“Ehm, boleh ko kalo kamu mau masuk ke kelompok ini, cuma Karya Ilmiah kami udah selesai tinggal Revisi aja dan lengkapin semuanya jadi kayaknya kita gak butuh anggota baru lagi deh,” jawab Ocha kepada Dika.

Dika pun tak masalah jika tidak mempunyai kelompok, akan tetapi dia tidak akan mempunyai nilai dimata kuliah Ibu Sinta.

Tetapi Dika tetap keukeuh ingin masuk kedalam kelompok Ocha dan juga Elsa. Entah apa alasannya yang jelas itu adalah tekad Dika dari awal setelah Ibu Sinta memberi tahukan nama Ocha dan juga Elsa.

“Oke gini aja gimana kalo kita kerja sama. Karya Ilmiah kalian kan tinggal Revisi, gimana kalo aku yang Revisi dan selesaikan Karya Ilmiah nya?” paksa Dika kepada Ocha dan Elsa.

“Oke, sebelum itu kamu harus pelajari semua isi dalam Karya Ilmiah itu dan melakukan Revisinya bareng-bareng.” Kata Ocha.

Sore harinya Ocha pun pulang seperti biasa naik angkutan umum, tetapi dijalan tiba-tiba angkot yang ditumpangi oleh Ocha mogok. Para penumpang pun kebingungan bagaimana mereka pulang padahal itu adalah angkot terakhir.

“Gimana ini, papah kan pulangnya besok, masih jauh lagi rumahnya, apa aku telpon Elsa aja ya. Eh enggak deh aku gak mau Elsa balik lagi terus nganterin aku pulang,” kelutus Ocha.

Ocha pun kebingungan bagaimana caranya ia pulang padahal jarak rumahnya pun masih jauh dari kata dekat, lalu tiba-tiba Dika datang lalu berhenti tepat di depan Ocha.

“Kenapa Cha? Angkotnya mogok ya, barengan aja yuk pulangnya, kita searah kok...” ajak Dika kepada Ocha.

“Gak usah makasih, aku gak mau ngerepotin kamu, kamu duluan aja!” kata Ocha.

“Udahlah kamu mau naik apa pulang? Mending bareng aja. Tenang aku gak akan tagih uang dari kamu kok,” kata Dika.

“Bukan gitu Dika,” kata Ocha.

“ Udah naik cepet!” suruh Dika.

Lalu Ocha pun dengan terpaksa naik motornya Dika dan Ocha pun diantar pulang Dika.

“Kamu tiap hari naik angkot Cha?” tanya Dika.

“Ialah mau naik apalagi kalo gak angkot...” jawab Ocha.

“Rumah kamu dimana Cha? Masih jauh dari sini?” tanya Dika.

“Aku gak pulang ke rumah, aku langsung kerja. Tolong kamu anterin aku aja ke tempat kerja!” kata Ocha.

“Apa, kerja?” kata Dika kaget.

Dika tidak menyangka masih ada orang yang semangat bekerja padahal baru aja pulang kuliah.

“Kamu gak cape apa Cha, pulang kuliah langsung kerja?” tanya Dika kepada Ocha yang sedari tadi Ocha hanya menjawab pertanyaannya saja.

“Cape? Cape itu hanya untuk orang yang gak punya masa depan itu baru cape. Kamu emangnya gak kerja?” tanya Ocha.

"Aku masih cari kerjaan ko Cha” kata Dika.

Perbincangan mereka pun berakhir setelah sampai di Restaurant tempat Ocha bekerja. Dengan salutnya Dika kepada Ocha, sampai Dika masih berada di tempat dan enggan untuk pergi dari tempat itu sambil melihat-lihat sekeliling Restaurant itu.

Melihat tingkah aneh Dika, Ocha pun menepuk pundak Dika dan menyadarkan Dika dari lamunanya, sehingga membuat Dika tersadar. Akhirnya Dika pun pamit pulang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!