Sejauh mata memandang diriku hanya berada di ruang kehampaan, tanpa teman, keluarga, hingga seseorang yang bisa kuanggap sebagai cinta, semua terasa begitu sunyi tanpa ada siapapun namun aku harus menjalani hidup, sebab ada orang bijak mengatakan kalau di hidup hanya sekali
Jadi jangan sia-siakan hidup, tetapi apa? Aku yang terlahir tanpa memiliki apapun, bisa dikatakan hidup, semua ini karena seorang pria yang kusebut ayah
Hari dimana dia membunuh ibu dengan alasan tak diketahui karena aku masih berumur 5 tahun, sehingga masih terlalu balia jika untuk mengetahui masalah orang dewasa
Tapi yang jelas aku begitu ingat, kejadian tersebut! Semua karena dia membunuh ibu di depan mataku yang notabene seorang anak
Sungguh bengis pria itu, sungguh brengsek dia. Orang yang tak punya perasaan apakah masih bisa disebut sebagai manusia?
Terkadang aku berpikir apakah hidup ini hanya untuk mereka yang kuat? Terbesit dalam benakku akan prinsip tersebut yang kuat akan bertahan
Tetapi siapa sangka, ayahku yang ku kira adalah seorang jagoan, ternyata kalah dengan manusia-manusia berseragam yang entah dari mana mereka datang dan membekuk ayahku
Jadi aku sendiri, tanpa siapapun dan yang lebih parahnya aku selalu di bully karena terlahir dari anak penjahat
Rasanya marah tetapi aku tidak tahu mengapa ketika ingin membunuh mereka, hatiku berkata kalau mereka adalah orang "LEMAH"
Benarkah begitu? Sampai ada hari dimana aku sudah beranjak dewasa, umurku menginjak 19 tahun dan kini aku benar-benar merasakan yang namanya neraka
Dimana aku dikucilkan oleh masyarakat, seperti hidup dalam pengasingan, namun kali ini jelas berbeda sebab aku melihat sendiri kalau mereka menjauh dariku
"Sebenarnya ada apa?" itu pertanyaan yang ditanya dikala aku terlena dengan keadaan
Sebenarnya ini dosa siapa? Jika sang ayah berbuat dosa seharusnya dialah yang mendapatkan hukumannya, kenapa harus aku!!
Semakin aku berpikir semakin kalut pikiran ku tetapi tahun ke tahun berlalu, sampai akhir ayahku bebas dari penjara dan umurku sudah 25 tahun
Ketika itu aku tidak bisa melakukan apapun, aku hanya bisa diam dirumah sendirian dan menghabiskan uang dari asuransi kematian milik ibu
Aku sudah seperti sampah di lingkungan tetapi aku juga ingin berubah, tapi semua gara-gara si tua bangka itu
Dia kembali dengan keadaan ingin mengambil haknya, aku bingung, marah, kesal, sekaligus dendam. Karena apa? Karena dialah yang menyebabkan hidupku hancur tetapi mengapa dia datang untuk meminta uang dan aset
Tentu aku marah, tetapi si pria brengsek tersebut terus-menerus memaksa sampai dia mengancamku, dengan kalimat ingin membunuhku
Mendengar kata-kata itu, akhirnya perasaan yang tersimpan dalam hati meledak dimana aku mulai mengeluarkan rasa amarah dalam diriku.
Aku membunuh ayahku sendiri dengan kedua tanganku, tetapi saat itu aku tidak merasa bersalah justru aku malah bahagia,
Karena akhirnya aku berhasil mengalahkan sosok yang kuanggap kuat selama ini, yakni ayahku sendiri walaupun setelah itu semuanya hampa
Benar, hatiku seperti telah masuk kedalam jurang kehampaan yang begitu dalam, sampai yang kurasakan saat itu belum cukup, aku masih jauh dari kata cukup
Aku kehilangan jati diri, tidak punya arah bahkan untuk melihat kedepan pun aku merasa tak kuasa semua yang hilang terasa kurang, aku bingung harus apa hingga ketika itu aku tahu apa yang belum hilang namun harus menghilang
Dengan menggenggam pisau aku mulai mengarahkan mata mata pisau ke perutku sendiri
Cleb...
Aku menusuk perut ku sendiri karena itulah yang harus aku lakukan yaitu menghilangkan seluruhnya termasuk diriku sendiri
Dan ketika aku mulai berada diambang kematian, akhirnya aku faham tentang riwayat ku selama ini mulai dari sekolah hingga menghabiskan waktu dalam rumah, semua itu hanya untuk menunggunya, yaitu ayahku sendiri
Karena amarah dalam diriku membuat ku menunggunya terus, sampai hari ini pun tiba, dan ketika tujuan ku sudah tercapai maka tugasku berakhir
Tetapi lagi dan lagi semua tidak ada penyesalan justru aku merasa semuanya sudah selesai walaupun amarah masih belum padam.
*Ditemukan dua mayat dalam satu rumah dan setelah diidentifikasi mayat tersebut adalah ayah dan anak*
Media mulai bersuara banyak hujatan yang mengatakan kalau aku adalah seorang anak durhaka, mereka mengatakan seolah-olah tahu segalanya dan seakan aku adalah villain
Memuakkan tetapi itulah peradaban, dimana mereka hanya bisa menghakimi dan bersikap seolah-olah mereka adalah orang mulia tanpa dosa. Sungguh membuatku muak
Rasanya ingin sekali aku meledakkan dunia ini hingga tak tersisa, hanya saja itu cuma angan-angan ku yang kini sudah di tempat hampa berwarna hitam
Jangan tanya padaku kenapa berwarna hitam, mungkin karena isi hati ku yang hampa bahkan ketika itu aku tidak melihat siapapun seakan-akan ini adalah dunia alam bawah sadar
Tetapi itu gak mungkin karena ada orang bilang jika manusia mati, arwah akan terbang ke taman nirwana atau surga namun itu untuk orang baik, bagaimana dengan ku yang hidupnya penuh dosa? Yah.. Neraka lah tempat ku
Di dalam kesunyian yang hampa, tiba-tiba terdengar suara tak diketahui. Suara tersebut secara tiba-tiba muncul tanpa terlihat wujudnya
"Ini adalah alam bawah sadar mu, bocah" kata suara misterius tersebut . "Siapa kamu?!!" ucapku sembari melirik kesana-kemari namun tidak terlihat siapapun yang ada hanya kehampaan
"Kamu tidak perlu tahu siapa aku, cuman yang jelas kamu harus bantu aku"
"Hah? Kamu meminta bantuan kepada orang yang sudah mati? Lagian siapa kamu, jika kamu malaikat pencabut nyawa, segera ambil roh ku dan antar ke neraka"
"Hahaha.. Baru kali ini aku melihat ada roh manusia yang melawan tetapi memang benar, kalau sebelumnya kamu hendak diambil oleh malaikat pencabut nyawa, namun aku mencegahnya"
"Kenapa?"
"Kamu pantas untuk mendapatkan kehidupan ke-2 dan menikmati hidup menjadi lebih baik dari kehidupanmu yang sebelumnya"
"Kehidupan kedua? Aku masih nggak paham akan maksud mu"
"Perkenalkan, aku adalah dewa kegelapan yang mengisi sebuah dunia anomali" dia mengucapkan tersebut tanpa menunjukkan wujudnya, sungguh tidak etis
"Anomali? Dewa kegelapan?"
"Kamu akan paham jika melihatnya secara langsung, bocah"
Seketika aku langsung berpindah tempat, dengan situasi berada di atas awan, dalam keadaan sedang melayang-layang. Aku melihat begitu ramainya penduduk di sebuah kota yang begitu asing untuk ku
Dengan arsitektur yang seperti menunjukkan kalau peradaban ini adalah peradaban pada masa pertengahan
Namun entah apa, mataku tertuju pada sebuah kastil besar berwarna putih yang megah dan mewah bahkan aku yang melihatnya cukup tercengang dengan kastil tersebut
"Itu adalah kerajaan Eclipse" ujar suara misterius itu lagi. "Dan ini adalah peradaban dimana dunia yang telah aku ciptakan" sambungnya
"Kamu ciptakan?"
"Lebih tepatnya, element yang merupakan unsur dari terciptanya dunia ini"
"Berarti ada dewa selain kamu?"
"Iya.. Dia adalah dewa cahaya" balas suara misterius itu
"Dan kamu ingin meminta bantuan ku! Untuk apa?"
"Revolusi dunia ini"
"Apa!! Kamu hendak menghancurkannya?"
"Benar, dunia ini sudah jatuh dalam dosa dan harus dirombak kembali" ucapnya. "Tidak masuk akal, kamu menciptakan dunia ini dan kamu lah yang menginginkan kehancurannya"
"Lihatlah"
Saat itu arwahku yang berada di atas awan kembali berpindah tempat, ke suatu lokasi asing, dimana disana terlihat seorang anak perempuan yang dihajar habis-habisan oleh pria dewasa
Kemudian aku kembali berpindah tempat ke suatu suasana dimana terlihat seorang perempuan muda dengan baju kusut di lucuti oleh pria asing yang begitu bengis dan mesum
Hingga ke tempat terakhir dimana seorang anak kecil berumur 5 tahun bersama rombongannya yang memakan makanan sisa di tong sampah. Semua kejadian itu terlihat jelas didepan mataku sendiri dengan waktu hampir bersamaan
Karena dewa tersebut memang sengaja melakukan itu secara cepat dan jelas.
"Dunia ini sudah kotor, perlu yang namanya di suci kan namun aku tidak bisa melakukan itu sendiri"
"Kenapa?"
"Karena aku tidak memiliki wujud" sontak aku terkejut mendengar hal tersebut dan segera mencelutak kata seperti ini. "Pantesan kamu tidak menunjukkan wujud sejak tadi"
Namun tidak ada respon darinya, tapi saat itu aku juga cukup terkejut, karena aku melihat sesuatu yang begitu tak ingin ku lihat
"Bagaimana? Apa kamu akan membantuku wahai anak muda"
"Aku tidak menyangka jika ada dunia lain yang mengalami hal seperti ini, membuatku muak saja"
"Justru itu aku membutuhkan bantuan orang lain untuk mewujudkan rencanaku" seru sosok misterius tersebut
Dengan tatapan intens aku berkata kepada sosok misterius tersebut. "Baiklah aku akan membantumu, wahai dewa kegelapan"
"Bagus, sekarang kamu adalah ZERO dan tugasmu membantu anakku yang sudah ku kirimkan ke dunia lebih dahulu"
"Jadi sudah ada orang sebelum aku"
"Dia bernama Marvel, tugasnya sudah aku tetapkan untuk membawa seluruh senjata legendaris untuk digabungkan menjadi satu, karena itulah kuncinya agar rencana kita bisa diaplikasikan"
"Aku tidak paham, tapi akan ku coba untuk ku pelajari selama didunia, lagian melihat dunia yang memuakkan ini sungguh membuatku ingin membumihanguskannya"
"Bagus, sekarang aku akan membangkitkan mu dan memberimu 25% dari kekuatan ku padamu"
"Baiklah, segera laksanakan" ujar ku kemudian muncul sebuah cahaya merah yang menyelimuti dan melahap ku
"Pergilah dan bantu Marvel, Putra"
Seketika itu aku menghilang dari dunia dimensi tersebut dan entah bagaimana sesaat semua terasa gelap sebelum akhirnya aku membuka mata dan melihat cahaya mentari menusuk kelopak mataku
Rasa silau sesaat membuat ku menyipitkan mata sebelum bangkit duduk di atas rumput hijau yang merupakan lahan terbuka
"Dimana aku?" batinku
Sebelum diriku sadar, bahwasanya aku telah bangkit kembali dari kematian bahkan saat itu aku meraba-raba perutku yang dahulu bekas tusukan pisau namun anehnya sudah tidak ada bekas tertinggal disana
Bahkan tubuhku pun terasa berbeda. Dimana di kehidupan sebelumnya aku orang yang tidak pernah olahraga namun kini tubuh jauh berbeda dari kata itu, justru tubuhku seperti seorang yang begitu suka olahraga
Karena seluruh otot mulai terlihat dan terbentuk dengan begitu simetris. "Jangan-jangan ini kekuatan dari dia?" batinku
Sekarang aku mulai berpikir kembali akan maksud semua ini, dimana aku kembali bangkit bukan untuk bersenang-senang melainkan untuk membantu dia dalam rencananya menghancurkan dunia
Sementara Putra sudah mati dan tergantikan dengan nama Zer0 akan tetapi aku juga tidak bisa menggunakan nama itu di depan umum, jadi aku memutuskan untuk tetap menggunakan nama Putra sebagai topeng dari identitasku yang asli
Dan tujuanku di dunia ini sudah jelas, membantu dia dan menjadi pengikutnya untuk melancarkan segala rencananya, tidak ada yang dapat kupercaya didunia ini maupun duniaku sebelumnya
Bahkan disaat aku berada di ruang hampa, hanya ada dia yang menganggap ku sebagai manusia sementara orang lain hanya bisa menghakimi dan menyalahkan atas ketidakmampuan seseorang
Setelah termenung sejenak. Aku bangkit dan berjalan sembari merasakan sensasi dari tubuh baruku sekaligus aku juga sedikit penasaran, bagaimana kekuatan yang diberikan dewa itu kepada ku?
Sihir? Apakah dunia yang diciptakan oleh dewa itu adalah dunia yang penuh sihir. Semua masih misteri karena aku sendiri tidak banyak ngobrol dengan dia atau sang dewa
Namun aku sudah berkata kalau aku akan belajar sekaligus beradaptasi dengan dunia ini sesuai dengan hukum alam, kalau dijelaskan semua tidak akan sinkron namun jika seandainya dilihat secara langsung, semua akan terasa baru dan bisa membuat kita lebih banyak bermain peran
Dan saat itu peranku sudah dimulai, sebagai zero yang membantu dewa dalam mewujudkan rencananya, yaitu menghancurkan dunia anomali ini.
Prolog End..
Di cerita sebelumnya aku telah mati namun dibangkitkan kembali oleh sosok tak dikenal namun dia menyebut dirinya sebagai seorang dewa, bahkan dia memberikan separuh kekuatannya padaku untuk membantunya dalam mewujudkan rencana jahat
Yaitu menghancurkan dunia ini. Aku yang tidak mempunyai tujuan sekaligus berhutang budi padanya, dengan senang hati membantu dia
Walaupun aku sendiri tidak tahu akan dunia ini, seluk-beluknya hingga cara berjalan kehidupannya. Karena aku sendiri tidak banyak bertukar informasi dengan dewa itu
Tetapi aku yakin kalau aku bisa beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan baruku.
Setelah berjalan cukup lama akhirnya aku sampai di hutan yang begitu belukar. Aku bingung hendak kemana karena aku tidak memiliki petunjuk sama sekali, kecuali tentang kota yang ada kerajaan putih
Karena hanya itu yang ku lihat sebelum aku dibangkitkan oleh dewa.
"Sialan.. Aku harus kemana?" gumamku sambil melirik kesana-kemari untuk mencari jalan keluar, sebab situasi kala itu aku sudah benar-benar sudah di dalam hutan
"Huh.. Percuma" gumamku, kemudian duduk di akar pohon yang begitu besar dan subur untuk beristirahat sejenak
"Apa yang harus aku lakukan? Aku belum makan sama sekali, sementara disini sepertinya tidak ada makanan yang bisa dimakan"
Karena bimbang, aku kembali bangkit dan berjalan menelusuri hutan sembari berharap menemukan seseorang yang bisa membantuku
Dan benar saja, disaat aku meminta manusia yang datang malah serigala yang menghampiri ku, Aku yang tidak punya pengalaman di kehidupan sebelumnya hanya bisa tertegun diam sembari bergerak mundur
Memasang wajah bersiaga, karena serigala itu sudah seperti siap untuk menerkam
"Yang aku minta seseorang, bukan hewan buas, biadab" kemudian aku berlari melawan arah namun sayangnya itu tidak mudah karena serigala itu pun juga berlari mengejar ku
Jadinya aku dibawah terik matahari hanya bisa berlari menjauh dari kejaran hewan buas, masa aku harus mati konyol untuk kedua kalinya
Tetapi disaat aku berlari, tiba-tiba aku teringat dengan kekuatan dari sang dewa yang katanya aku diberikan sebagiannya, namun lupakan masalah itu karena sekarang aku tidak tahu bagaimana cara menggunakannya
Hingga aku hanya bisa berlari sampai akhirnya aku kembali ketempat dimana aku tersadar untuk pertama kalinya, disana aku begitu bingung karena sudah tidak tahu harus apa
Jika aku terus berlari, aku tidak akan sanggup karena kondisiku saat itu tidak kondusif atau tidak berada di kondisi prima
Namun yang lebih sialnya lagi adalah dimana aku sempat-sempatnya tersandung di tengah lahan terbuka, padahal ketika itu masih ada serigala yang mengejar ku
"Mampus deh aku, maafkan aku ya dewa, sepertinya aku bakal mati lagi" gumamku kemudian menutup mata seakan sudah pasrah dengan takdir
Tetapi ditengah rasa pasrah, tiba-tiba terdengar suara dentuman keras yang menghantam permukaan, ketika itu aku yang kaget segera membuka mata dan betapa terkejutnya
Aku ketika itu melihat sebuah senjata berupa kapak besar yang menghancurkan tubuh dari serigala tersebut
"Kapak?" gumamku
Sebelum melihat seorang berjalan di sampingku dan dengan santainya mengambil kembali senjata besar yang tertancap di tanah dengan tubuh serigala yang telah tercerai-berai
"Siapa kamu?" tanya ku. "Justru aku yang bertanya, apa kamu Zero?"
Mendengar itu sontak aku langsung berdiri dan memasang wajah siaga. "Siapa kamu?, kenapa kamu tahu tentang sebutan itu!!" seru ku
"Tenang lah, aku Marvel seorang anak yang sama seperti mu, dibangkitkan kembali dari kematian" balasnya dengan datar
Aku melihat wajah dari Marvel yang begitu tenang namun terdapat aura mengerikan dari tubuhnya bahkan aku sendiri bisa merasakan senjata besar yang digenggamannya adalah senjata legendaris yang dikatakan oleh sang dewa
"Itu senjata legendaris?"
"Benar, senjata Sin Of Wrath" katanya. "Heh.." aku menatap senjata besar itu dengan tatapan tak percaya. Karena senjata itu memang benar-benar mengeluarkan aura besar dan mengerikan
"Sebelum itu aku ingin bertanya padamu! Kenapa kamu ingin mati lagi dengan seekor anjing liar itu, apakah kamu selemah itu"
Mendengar itu seakan-akan aku ingin memenggal kepala Marvel. "Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu, dengar aku baru bangkit dan aku tidak tahu-menahu akan dunia ini, terlebih kekuatan yang diberikan oleh dia, aku tidak tahu cara menggunakannya"
"Dia memberimu kekuatan?"
"Benar, sebesar 25% tapi tetap saja mau itu 100% kalau aku tidak tahu cara menggunakannya mau bagaimana lagi!!" cetusku
"Oke-oke, sungguh berisik kamu ini"
"Dasar, lalu apa kekuatan dari senjata itu?"
"Kamu gak perlu tahu, cuman tugasmu sekarang pergi kerajaan Eclipse dan jadilah mata-mata untuk ku"
"Kenapa aku harus melakukan hal yang merepotkan" ujarku dengan datar. "Karena kamu adalah kartu As ku, aku ingin kamu menjadi duri untuk mereka buat aliansi kacau karena adanya kamu disana"
"Aliansi?"
"Sekarang seluruh kerajaan saling bersatu untuk melawan ku, dan aku yang hanya ada jerry tidak bisa berbuat banyak, jadi aku mau kamu datang ke Eclipse dan hancurkan mereka dari dalam, buat mereka percaya akan keberadaan mu, karena kamu adalah orang rahasia yang keberadaanmu hanya aku dan dia yang tahu untuk sekarang"
"Huh.. Baiklah" ucapku hanya bisa mengangguk paham. "Lalu ingat jangan ceroboh, kamu tidak ingin misi kita gagal buka" tekan Marvel
"Aku tahu"
"Baguslah jika kamu paham" Marvel mengangkat senjata kapaknya dan mengucapkan sebuah kata hingga senjata tersebut menghilang dari pandangan ku
"Senjata legendaris yah, sepertinya senjata itu cukup kuat, sampai-sampai membuat kerajaan-kerajaan kewalahan" batinku
"Sekarang kamu akan apa?" tanya Marvel datar
"Anak aneh, tentu kasih tahu aku cara menggunakan kekuatan dari dia, supaya aku tidak mati konyol nantinya terus kasih arah menuju Eclipse karena aku sempat tersesat karena gak tau arah"
"Merepotkan"
"Kurang ajar" batinku mengernyitkan alis
Sesaat setelah itu Marvel menghela nafas kemudian menjulurkan tangannya ke depan sembari mengucapkan mantra. "Fireball" munculah sebuah bola api dari tangannya
Sebelum bola itu melesat mengarah ke sebuah pohon rindang yang setelahnya terbakar habis
"Itu adalah sihir basic dimana merupakan salah satu dari 7 sihir milik dewa"
"Begitu yah"
"Benar, dan jika seandainya kamu mampu dan berbakat mungkin kamu dapat mengontrolnya hingga menciptakan bola api lebih dari 10 buah"
"Kamu paham?"
"Ya yah aku paham, jadi ini sama saja seperti di komik bukan, dimana kita hanya perlu menggunakan imajinasi dan mengontrol mana menjadi suatu energi, bukan"
"Benar, dan jika kamu ingin mengetahui enam sihir lainnya kamu bisa mempelajarinya secara perlahan, karena sihir butuh ketenangan"
"Aku paham, lalu apakah semua orang punya sihir?"
"Tidak, mereka hanya menggunakan artefak pendukung saja dan kekuatannya tidak lebih dari sebuah sihir murni"
Aku hanya menganggukkan kepala untuk menjawab penjelasan dari Marvel
"Jadi kamu akan menggunakan nama apa di tengah aliansi nanti?"
"Putra, karena seperti yang kamu katakan tadi bahwasanya sebutan Zero haruslah rahasia bukan"
Marvel mengangguk sembari berkata. "Ternyata kamu cukup pintar zero, aku harap tujuan kita tercapai, semua hanya untuk dia, kamu paham"
"Aku paham"
"Untuk menuju kerajaan Eclipse, kamu hanya perlu berjalan ke barat dari sini, tapi ingat untuk masuk ke dalam kerajaan itu kamu butuh yang namanya tanda pengenal jadi sebaiknya kamu masuk secara diam-diam saja" jelas Marvel
"Oke.. Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya bagaimana kondisimu"
"Aku buronan, dan aku lari bersama dengan rekan kita, dia bernama Jerry, suatu saat kamu akan melihatnya namun tidak bisa berkenalan dengannya karena identitas mu tidak boleh terbongkar sebelum waktunya, bahkan kepada Sekutu pun tidak boleh"
"Hoh.. Kalau begitu baiklah, terimakasih atas segala informasinya, taun Marvel, aku harap dipertemukan selanjutnya, kita dapat bermain peran sebagai lawan" ujarku menyeringai
"Sepertinya dewa tidak salah memilih seorang rekan kerja untuk rencana ini"
"Ya-iyah, baiklah sampai jumpa" seru ku sembari berjalan menjauh menuju arah barat. Marvel hanya bisa menatap kepergian ku sebelum dia kembali mengeluarkan senjatanya yang berupa kapak dari dimensi lain.
Senjata yang berwarna merah darah, dengan ukiran tengkorak di tengah-tengah gagang selayaknya senjata kematian, itu adalah senjata legendaris yang membawa kekuatan besar bersamanya
Namun untuk sekarang senjata itu bukanlah ancaman untukku sebab aku dan Marvel adalah Sekutu yang sama-sama memiliki visi dan misi untuk satu tujuan, yaitu menghancurkan dunia bersama dewa kegelapan
Tetapi kami tidak dipihak yang sama, karena aku meski bermain peran untuk mewujudkan keinginan Marvel yaitu menghancurkan aliansi dari dalam jadi untuk pertempuran selanjutnya mungkin aku akan menjadi lawan Marvel namun dalam sandiwara.
***
Beberapa jam aku berjalan namun tidak menunjukkan kalau aku akan sampai, justru nafas sudah terengah-engah karena sudah berjalan cukup jauh
"Anjir.. Dikehidupan dulu aku adalah orang nolep yang gak pernah bergerak, namun kini aku disuruh untuk berjalan jauh, kurang ajar" umpatku
Sembari berjalan dengan langkah mulai sempoyongan sebelum akhirnya terjatuh di sebuah jalan tanah yang diameternya hanya 5 meter
"Huh.. Lelah sekali" gumam ku yang terduduk di tengah jalan tanah.
"Ini jalan sepi banget, gak ada mobil atau motor gitu untuk dijadikan tumpangan" gerutuku yang melirik dari ujung ke ujung jalan
Namun sejauh mata memandang hanya ada butiran debu yang bertebaran
"Sumpah aku pengen balik deh, gapapa aku masuk neraka daripada di dunia meski disiksa lagi" ujarku yang mengeluh
Tetapi di tengah rasa kesal dan jengah tiba-tiba dari ujung jalan aku melihat ada sebuah kereta kuda yang lewat, kereta itu berjalan melintas jalur dimana aku kala itu sudah terduduk lemas
"Kereta kuda?"
Semakin aku menunggu akhirnya kereta kuda itu berhenti didepan ku persis dengan seorang pengemudinya yang berusia peruh baya tengah mengambil alih kuda.
"Kamu kenapa nak?" tanya pria paruh baya itu ketika itu melihat ku duduk ditengah jalan
"Maafkan saya tuan, tetapi apakah tuan akan menuju ibu kota?"
"Benar, memang ada apa?" tanya balik pengemudi tersebut. "Bisakah tuan antar kesana, karena saya sudah kelelahan untuk melanjutkan perjalanan"
Sembari menatap ku, pengemudi itu terlihat mengerutkan dahinya. "Apakah kamu memiliki uang?"
Sesaat aku langsung tahu akan maksud dari ucapan pria paruh baya itu. "Saya tidak memiliki apapun, karena saya hanya seorang pengembara"
"Yasudah kalau begitu, kamu cukup jalan sedikit lagi saja karena kerajaan Eclipse pun sudah dekat dari sini" ucapnya dengan acuh
"Sialan, pak tua ini" umpat ku dalam batin. Kemudian turun dari dalam kereta seorang wanita muda mungkin usianya sekitar 20 tahunan. "Ada apa tuan?"
"Oh.. Maafkan saya nona, disini ada seorang pengemis yang ingin ke ibu kota"
"Jancok, jelas-jelas aku pakai baju bagus begini dibilang pengemis, ya walaupun sedikit aneh sih, lagian kenapa baju yang ku kenakan di kehidupan sebelumnya ikut terbawa mati coba" batinku
"Namamu siapa tuan?" tanyanya dengan tutur lembut. Wanita dewasa yang begitu cantik dan seksi bahkan aku sempat berkata kalau umurnya 25 tahunan karena jika dilihat body nya cukup matang
"Nama saya Putra dan sebelum itu Maafkan saya yang mengganggu perjalanan nona, akan tetapi saya ingin ke ibu kota kerajaan berhubung saya sedikit kelelahan jadi saya mencari tumpangan untuk kesana, namun seperti yang dilihat barusan, saya tidak akan mendapatkan tumpangan karena kendala uang yang tidak saya memiliki"
Sesaat wanita itu terdiam sembari memperhatikan ku dari atas hingga bawah, aku dapat merasakan dari lirikannya yang begitu intens
"Pakaian mu sedikit aneh, siapa kamu?"
Mendengar itu aku langsung tertegun sembari melirik wanita itu balik dengan intens, karena kalimatnya seperti aku terkesan mencurigakan, terlebih aku yang tidak tahu menahu akan dunia ini, tentu salah jawaban akan membuat masalah semakin runyam.
Bersambung...
Beberapa detik aku menatap matanya dengan intens, tanpa ku duga aku memperlihatkan mimik wajah gelisah sehingga dengan cepat aku segera berkata seperti ini. "Mohon maaf jika saya lancang nona, tetapi saya tidak memiliki alasan untuk menjawab pertanyaan nona, lagian jikalau nona ragu dengan saya, saya bisa segera pergi"
Ucapku kemudian berbalik badan untuk segera pergi dari sana, karena semakin lama aku disana maka semakin terlihat wajah gelisah ku
"Tunggu sebentar tuan!" sahutnya ketika itu menggunakan nada lantang
"Ada apa?" tanyaku begitu acuh. "Maafkan saya jika perkataan saya menyinggung tuan, cuma karena kejadian akhir-akhir ini membuat saya harus penuh waspada"
"Begitu yah" ucapku kembali berbalik dan berjalan secara perlahan. "Kalau berkenan sebagai permintaan maaf, bisakah saya memberi tumpangan kepada tuan?"
Kembali aku berbalik dan berkata. "Tidak perlu merasa bersalah seperti itu, karena mau bagaimana pun kamu punya hak untuk mengeluarkan pendapat, lagian wajar saja jika kamu curiga padaku, karena aku orang asing, aku hargai rasa kebaikan mu nona, semoga kita bertemu lagi di ibu kota"
"Bisakah tuan untuk tidak menolaknya?" tanya wanita muda itu membuatku akhirnya menyeringai senang, karena sandiwaranya berhasil, sekaligus kita bisa lihat dari logat wanita itu kalau dia memiliki sifat polos
"Terimakasih kalau seperti itu" ujarku berbalik badan dan tersenyum
Sementara sang pengemudi hanya mengernyitkan alis karena kesal. "Nona tetapi dia tidak memiliki uang untuk membayar jasa saya" potong pria paruh baya
"Kalau begitu gunakan uang saya untuk membayar upah jasa paman" ucapnya menatap sang pengemudi kereta, kini dia mulai sedikit tersenyum walaupun itu hanya senyuman palsu
***
Di dalam kereta kuda hanya ada aku dan wanita cantik nan jelita. Wanita dengan memiliki sifat yang baik dan polos, cocok untuk aku manfaat kan. Ketika itu aku duduk bersebrangan dengannya tetapi kami saling memandang dalam obrolan
"Nona, sekali lagi maafkan saya jika saya merepotkan nona" ucapku dengan senyum. "Haha.. Tidak perlu, anggap saja ini sebagai penebusan saya atas kesalahan saya"
"Tapi sebelum itu saya ingin bertanya kepada nona mengapa nona begitu waspada? Dan apa maksud dari kejadian akhir-akhir ini" cerca ku
"Sebelum itu perkenalkan, namaku Shina, jadi agar lebih akrab panggil dengan sebutan itu saja, oke" ujarnya menjulurkan tangan ke depan ku
"Baiklah" balasku yang menjabat tangannya dengan begitu spontan
"Untuk perkataan ku tadi mengenai kejadian ini, apakah kamu tidak tahu akan kabar kewaspadaan tingkat tinggi dari Kerajaan Sekutu?"
"Sayangnya saya tidak tahu akan hal itu Shina" balasku
"Masa sih?, memangnya kamu tinggal dimana sampai nggak tahu kabar ini, lagian kabar itu juga sudah menyebar dan diberitahukan kepada seluruh kerajaan-kerajaan di penjuru benua"
"Maafkan saya karena saya juga tidak terlalu peduli dengan urusan kerajaan sekaligus pemerintahnya"
"Jadi ada seorang buronan tingkat tinggi yang mengganggu keamanan kerajaan di berbagai tempat, sehingga aliansi berencana untuk memburu buronan tersebut dengan segala upaya"
"Kerajaan Eclipse juga ikut?"
"Benar, kerajaan Eclipse juga ikut terlibat dalam perburuan tersebut"
"Nggak salah lagi, buronan itu adalah Marvel, tapi aku gak nyangka jika wanita ini begitu polosnya hingga dengan gamblang memberitahu informasi kepada orang asing"
"Jika saya boleh menyimpulkan, berarti ada seorang penjahat kelas dunia yang dapat membahayakan keamanan dunia, dan berita tersebut sudah tersebar ke seluruh benua, dengan harapan memudahkan mereka untuk menangkap sang buronan tersebut" penjelasan ku panjang lebar
"Benar, dan katanya penjahat itu memegang sebuah senjata legendaris milik kerajaan Asgard yang sempat disegel selama ratusan tahun"
"Gak salah lagi senjata itu adalah kapaknya" batin ku
"Lalu sudah apa saja yang dilakukan oleh penjahat tersebut selama menjadi buronan?"
"Kurang tahu, tetapi ada isu yang simpang siur dari penduduk pribumi yang mengatakan kalau buronan tersebut membunuh dan membumihanguskan pemukiman masyarakat"
Mendengar hal itu aku hanya bisa berkata dalam hati dengan sedikit Umpat, "Bohong, itu pasti hanya opini negatif dari pemerintah kerajaan untuk menjelekkan Marvel"
"Karena aku tahu entitas dari Marvel untuk apa, dan aku yakin dia gak mungkin melakukan genosida kepada manusia lemah yang tidak ternilai harga nyawanya, apalagi sampai membuang waktu untuk bersenang-senang"
Ucapku dalam hati. Bahkan tanpa sadar aku sudah terdiam cukup lama sampai wanita itu mengejutkan ku. "Kamu baik-baik saja"
"Ah.. Iya aku gak apa-apa. Tapi ada hal yang membuat ku penasaran!" ucapku
"Apa itu, siapa tahu aku bisa menjawab?"
"Apa jadinya jika seseorang punya sihir? Karena aku mendengar kalau orang-orang hanya bisa menggunakan artefak dalam perang"
Entah mengapa pertanyaanku membuat Shina terdiam sesaat sebelum dia mengucapkan kalimat seperti ini. "Tentu saja, masa depannya menjanjikan hanya saja, terkadang menjadi manusia ahli sihir akan ada resiko, dimana kita akan selalu diincar"
"..."
Aku terdiam sembari memalingkan pandangan dari wanita itu yang duduknya berseberangan.
"Jangan-jangan kamu bisa sihir?!!"
"Tidak, tidak, aku hanya sedang mengandai-andai saja lagian, seseorang yang terlahir sebagai ahli sihir juga hanya segelintir"
"Yah.. Cuman gak salah, bagi mereka yang terlahir menjadi seorang penyihir, sudah dipastikan mereka akan menjadi orang penting nantinya, semua karena kelangkaan dari manusia pengendali sihir tersebut"
"Bagaimana, jika seandainya aku memiliki sihir?" tanyaku
Sesaat Shina terdiam, sebelum dia meraih tanganku dan berkata di depan wajahku persis. "Bagus dong, aku punya hubungan dengan raja Eclipse, mungkin aku bisa memasukkanmu kedalam anggota kerajaan"
"Yesss berhasil... Akhirnya aku punya relasi dengan orang kerajaan, dengan begini bukankah aku sudah selangkah lebih kedepan" batinku yang ketika itu begitu senang karena akhirnya tanpa perlu repot-repot
Aku bisa masuk ke dalam lingkaran Eclipse dengan bermodalkan wanita polos didepanku, memang gak sia-sia aku memanfaatkannya.
Itulah yang terpikir olehku ketika mendengar ucapan dari Shina.
"Aku kurang yakin, lagian aku juga orang asing dari luar benua jadi gak mungkin bisa masuk kedalam kerajaan" ujarku dengan lirih. Sayang itu semua hanya sandiwara
"Tidak apa-apa, kamu ada aku, aku bisa membantumu semaksimal mungkin"
"Terimakasih" ujarku tersenyum dengan bahagia walaupun itu hanya topeng
"Asalkan kamu bukan dari Ragnarok" seketika wajahnya berubah serius. Aku yang melihat secara respon terkejut tetapi juga heran, mengapa wanita di depan ku bisa berubah dengan seketika
"Ragnarok, apa itu? Kerajaan kah?" tanyaku kebingungan bahkan kepalaku sedikit ku meringankan
"Ah.. Nggak kok, lupakan saja anggap aku tadi hanya sedikit mengigau" dalihnya
Setelah kalimat itu wajah dari Shina langsung berubah menjadi senang bahkan dirinya terlihat begitu antusias
Berbeda dengan ku. Ketika itu wajahku langsung berkeringat, karena apa?
"Sialan hampir aku terjebak, ternyata wanita ini cukup berbahaya"
Mataku membulat karena terkejut bahkan mulutku seakan langsung membisu, karena tiada kata yang dapat ku utarakan setelah hampir masuk kedalam jurang
Ternyata wanita di depan Putra tidaklah polos yang seperti dipikirkan olehnya, karena kalimat terakhir adalah dimana jebakan yang mampu mendeteksi Putra dari pihak musuh ataupun tidak
Karena jika Putra di pihak musuh, dirinya pasti akan memasang mimik wajah cemas dan gelisah, ketika mendengar kata Ragnarok muncul dari buah bibir mungil wanita tersebut
Tapi beruntung Putra tidak masuk ke dalam kalimat itu yang penuh dengan jebakan, mungkin jika Putra diberi tahu lebih awal oleh Marvel akan faksinya. Tamat sudah riwayatnya.
Setelah kejadian itu suasana langsung canggung, baik aku maupun Shina, kami sama-sama diam karena sudah tiada yang bisa dibahas. Tetapi ketika itu yang dipikirkan oleh Shina*
"Dia seperti tidak tahu apapun tentang kejadian dan sisi dunia ini, dan semua yang keluar dari mulutnya tidak ada yang mengandung unsur kebohongan" batin Shina yang sesekali melirik Putra
Tanpa diduga Shina membawa sebuah kalung yang merupakan artefak, kalung itu berwarna hijau dan sedikit berkilauan layaknya Giok
Bahkan cincinnya pun mengeluarkan aura putih yang tipis. Semua bisa dilihat bahwasanya Putra hampir berurusan dengan orang yang sangat berbahaya mungkin bisa membuatnya mati seketika.
Didunia ini yang kuat akan bertahan, dimana jika kamu lemah maka hidupmu tidak akan lama, namun jika kamu kuat kamu akan disanjung mau bagaimana pun disini hanya bersifat anarkis baik wanita maupun pria
Mereka tidak boleh sampai terlihat lemah kecuali, jika ada sesuatu yang harus disembunyikan maka menjadi lemah adalah pilihan yang tepat
Setelah beberapa menit dalam perjalanan mereka akhirnya membuka obrolan dengan serangkaian kata yang kebetulan Putra terlebih dahulu yang berkata-kata sebab di rasa suasana canggung tidak boleh dibiarkan terlalu lama
"Sebenarnya Ragnarok itu apa? Kenapa kamu begitu serius ketika mengatakan hal itu?"
Shina langsung terdiam dengan menghela nafas secara perlahan dan berkata dengan menatap mataku dalam-dalam
"Sebelumnya maafkan aku karena sudah membuat suasana jadi tak enak, tapi biarkan aku jelaskan"
Saat itu Shina mulai menjelaskan bahwasanya setelah 1 minggu dari hilangnya senjata legendaris, buronan itu muncul, sebut saja dia Marvel
Dia memporak-porandakan ibu kota dari Kerajaan asgard yang mana senjata itu disegel. Marvel menghancurkan rumah-rumah dan membunuh orang-orang dari Kerajaan
Tidak tahu apa motifnya, cuman dia mendeklarasikan sebuah pernyataan bahwasanya ia telah mendirikan sebuah sebuah faksi baru yang akan melawan aliansi, yaitu Ragnarok
Tidak ada yang tahu pasti berapa jumlahnya cuma seluruh penduduk dan anggota kerajaan memasang kewaspadaan dan mengidentifikasi kan kalau di dalam kerajaan tidak ada penyelundupan dari pihak Ragnarok
Dan entah bagaimana Shina beranggapan kalau Putra adalah Ragnarok, oleh sebab itu Shina membawa Putra dalam kereta kuda dan ngobrol dengan penuh keharmonisan
Semua karena Shina ingin mencari tahu atau ingin membongkar identitas asli dari pria asing di depannya itu, yakni Putra itu sendiri...
Setelah Putra mendengar seluruh penjelasan dari Shina, entah bagaimana ia langsung ternganga kaget karena ternyata dirinya sudah masuk ke dalam jebakan seseorang, padahal dia sendiri baru hidup di dunia barunya
Tapi entah apa yang dipikirkan shina, bisa-bisanya dia beranggapan kalau Putra adalah seorang mata-mata atau penyelundup yang merupakan anggota Ragnarok dari faksi Marvel
"Benar-benar bodoh kamu Marvel, apa yang sebenarnya kamu pikiran, sampai-sampai membuat kekacauan hingga membuat kocar-kacir aliansi begini" gerutu Putra dalam hati kecilnya
"Ah.. Yah memang kehadiran ku begitu mencurigakan, jadi sekali lagi maafkan aku Shina"
"Nggak apa-apa kok, justru aku yang salah karena sempat curiga kepadamu"
"Lagi-lagi aku tidak mendeteksi adanya kebohongan dari kalimatnya, mungkin memang benar aku sudah salah, karena mencurigainya" batin Shina ketika itu tersenyum manis kepada Putra
"Sial.. Jangan senyum seperti itu dong, woi" batinku seketika salah tingkah saat melihat senyuman dari wanita cantik tersebut
"Maafin aku yah, sebenarnya aku gak ada maksud seperti itu sebelumnya"
Entah apa namun secara tiba-tiba Shina kembali memegang tanganku dan menatapku dengan tatapan penuh penyesalan. "Iyah.. Iya gak apa-apa, la-lagian aku juga memaklumi kok" Ucap ku yang sedikit gelagapan
"Syukurlah kalau kamu tidak marah"
Aku hanya mengangguk secara perlahan sebelum mendengar dari depan kereta, yaitu suara dari pria paruh baya yang berada di kursi pengemudi. Dia berteriak dengan lantang. "Kita sudah sampai nona, tuan"
"Syukurlah" Shina langsung berpaling dan melepaskan genggamannya dengan meninggalkan ku yang tengah terbujur kaku
Kenapa aku seperti ini, semua karna di kehidupan sebelumnya, aku tidak bersosialisasi dengan lawan jenis sehingga berhubungan dengan Shina adalah suatu hal yang baru, apalagi wanita itu cantik dan seksi tentu pria mana yang tidak terpesona
"Shina, sepertinya sampai disini saja deh" ujarku
"Kenapa?" tanya Shina penasaran. "Soalnya ada seseorang yang harus aku kunjungi di luar gerbang, gak apa-apa kan?" Sesaat Shina menatap ku dengan intens sebelum...
"Baiklah, paman bisakah kita berhenti sebentar" teriak Shina sehingga suaranya mampu didengar oleh pengemudi
Dan benar saja, setelah itu kereta berhenti gerak dan aku segera turun dari dalam kereta sembari mengucapkan salam perpisahan pada Shina, awalnya Shina menawarkan untuk masuk kedalam ibu kota bersama-sama terutama untuk membahas perihal sihir dengan anggota kerajaan
Cuman aku berdalih dengan mengatakan bahwa ada hal yang harus aku lakukan sebelum masuk ibu kota, semua bukan karena tanpa alasan melainkan karena aku tidak punya tanda pengenal
Jadinya dari pada harus berurusan dengan para prajurit penjaga lebih baik aku menghindar dan mencari jalur alternatif lain untuk masuk ke ibu kota
"Baiklah kalau begitu, kamu hati-hati yah Putra jaga diri dan kesehatan, dan semoga kita bertemu lagi di dalam ibu kota" ujarnya sembari tersenyum
"Tentu, semoga kita bisa ngobrol panjang lebar lagi, dilain waktu, Shina"
Akhirnya kereta kuda itu kembali berjalan, meninggalkan aku seorang diri, walaupun sebelumnya aku sempat bertukar lambaian tangan dengan Shina
Tetapi ada rasa yang mengganjal dalam hati, entahlah apa namun yang jelas aku meski meneruskan perjalanan walaupun saat itu meski berpikir kembali, untuk menemukan cara agar aku bisa masuk kedalam ibu kota yang tengah dijaga ketat oleh para prajurit
Namun dibalik itu semua. Aku berhasil mendapatkan banyak informasi dari wanita itu walaupun tadi sedikit merasakan ketegangan karena wanita itu cukup berbahaya, dan aku merasa sudah seperti bermain di pinggir jurang.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!