Hai semua?
Salam kenal pembaca baru?
Semoga kalian selalu baik sepanjang masa.
Jangan lupa like, komen dan vote sebanyak-banyaknya ya?
Terima kasih!
_Happy Reading_
***
Yin Wei, Keluarganya sering memanggilnya Yin Kecil. Seorang putri kerajaan phoenix. Anak ketiga raja Liang Wei. Raja tidak memiliki selir, maka dari itu ketiga saudara Wei tidak memiliki saudara tiri. Yin Wei memiliki dua orang kakak laki-laki bernama Fang Wei yang berusia 19 tahun dan Kun Wei yang berusia 17 tahun. Ibunya bernama Mye Qionglin.
Yin kecil sangat disayang oleh keluarganya terlebih lagi kedua kakaknya. Kehidupannya selalu dipenuhi kebahagiaan. Ayah yang selalu menuruti kemauannya, ibu yang selalu memanjakannya dan kakak yang selalu menjaganya.
Kini ia berumur 14 tahun, namun parasnya memiliki kemampuan menghipnotis kaum adam. Mata hitam, rambut panjang, hidung kecil tapi mancung, bulu matanya lentik dan bibir ping yang menggoda.
Yin Wei adalah seorang putri yang sangat anggun jika berada di istana, semua orang tau bahwa ia adalah putri yang ceria dan penuh kasih sayang. Tidak ada orang yang tidak menyukainya jika melihatnya.
Namun, seluruh orang istana tidak ada yang mengetahui pribadinya yang sesungguhnya. Bahkan orang terdekat sekalipun tidak mengetahuinya.
Yin Wei sering membaca buku-buku penting, ia juga sering membaca kitab-kitab yang berisi jurus mematikan, bukan hanya membaca ia juga menaikan kultivasi miliknya dan berlatih menggunakan alat bertarung lainnya.
YinWei sangat pandai dalam memainkan pedang. Ia sering menyelinap keluar istana jika malam larut hanya untuk berlatih. Ia sangat pandai seni bela diri tidak ada yang mengetahui kebenarannya. Ia sengaja menutupinya agar tidak terlalu dijunjung tinggi oleh kalangan yang mengaguminya.
Yin Wei sendiri jarang diperbolehkan keluar istana oleh orang tua dan kakaknya. Ia akan diperbolehkan keluar namun harus memakai sebuah cadar. Setiap kali kerajaan lain mengundang kerajaan phoenix untuk mengadakan acara, ia tidak diperbolehkan ikut oleh keluarganya. Entah apa yang membuat
mereka mengurungnya di istana.
Sekarang ia sedang berkumpul dengan keluarganya di kediaman anggrek milik ratu Mye Qionglin.
“Ayah, bolehkah aku belajar seni beladiri?” tanyanya bergelayut manja dilengan raja.
“…” Raja Liang Wei tengah menatap heran putri kecilnya.
“Memangnya kamu bisa mengurus keperluanmu sendiri?” Tanya Fang Wei menatap sinis.
“Tentu saja,” jawabnya menyilangkan tangan didada.
“Memangnya kamu tidak akan merindukan kami?” Tanya Lang Wei dengan raut wajah mengejek.
“Apa yang dikatakan kakakmu benar Yin kecil, kamu tidak akan bisa tinggal diluar istana tanpa kami.” Ucap ibunya sambil mengelus pucuk kepala Yin Wei.
“Aku bisa kok, kalian tidak perlu mengkhawatirkan akau.” Elaknya.
Huuuuff.. Raja menghembuskan nafas berat.
“Mengapa kamu tiba-tiba ingin belajar seni bela diri?” Tanya Raja masih keheranan.
“Supaya aku bisa melindungi diriku sendiri saat tidak bersama kalian, aku mohon izinkan aku ya ayah!” ia membuat raut wajah memelas.
“Tapi di dalam sakte ada aturan bahwa semua anggota sakte itu tidak boleh memiliki pelayan.” Jelas raja dengan tegas.
“Aku tidak membutuhkan pelayan ayah, aku akan belajar mandiri disana.” Jawab Yin Wei mantap.
“Tapi kami tidak akan bisa berjauhan denganmu adik!” ucap Fang Wei serius.
“Diamlah kalian, aku itu ingin berlatih bukannya ingin pergi tak kembali. Lagipula disana ada paman Ju yang bisa mengawasiku.” Ucapnya keras pada sang kakak.
“Aku akan mengizinkanmu, tapi kau harus mau memenuhi syarat dariku!” ucap sang ayah sambil menyeringai penuh arti.
“Baiklah, apa syaratnya?” tanyanya serius.
“Kau hanya perlu menggunakan cadar disana dan dimanapun kecuali disini. Apa kau mau?” Tanya raja tersenyum sinis, diikuti oleh kakaknya.
‘aku yakin, dia tak akan mau karena Yin kecil paling tidak menyukai hal itu’ batin raja dan kedua kakaknya YinWei.
Yin Wei hanya tersenyum sinis mengerti akan pikiran mereka, ia pun tersenyum penuh kemenangan. “Baiklah, aku mau.” Jawabnya enteng.
Mereka menganga, sebelum mereka berucap ia sudah lebih dulu berbicara;
“Seorang laki-laki tidak akan pernah mengingkari janjinya” ucapnya tersenyum penuh kemenangan. Lalu ia melangkahkan kaki keluar dari kediaman tersebut, sebelum itu ia berucap kembali.
“Selamat malam ayah,ibu, kakak-kakak ku tercinta. Yin kecil akan kembali ke kediaman melati dulu, dadahhhh!” ucapnya membungkuk satu kali, lalu melangkahkan kaki keluar istana sembari melambaikan tangan.
Sesaimpainya dikediaman, ia memmpersiapkan barang-barangnya, ia juga mengeluarkan seluruh tabungannya sejak berumur 6 tahun, ia juga mengeluarkan alat-alat bertarung yang selama ini ia simpan ditempat tersembunyi. Ia pun memasukan semuanya ke dalam cincin penyimpanannya.
Ia membersihkan diri, dan berendam dibak mewah dengan aroma melati yang menemaninya. Setelah selasai berendam, ia memakai pakaian khas seorang putri berwarna merah muda.
Ia berbaring diranjang cantiknya itu, sambil memikirkan banyak hal dan menyiapkan rencana yang akan dilakukannya ketika sudah keluar istana.
Karena banyak hal yang ia pikirkan, pada akhirnya ia pun tertidur.
Keesokan harinya, seluruh keluarganya telah berkumpul di kediaman Naga milik raja. Mereka telah mempersiapkan hati dan pikiran mereka untuk merelakan kepergian sang putri ke Sakte Gunung Bunga Persik.
Kini, waktu kepergian Yin Wei pun telah tiba, dan mereka semua bergantian untuk memberi patuah, lalu memeluk putri cantik itu. Ia di antar dengan kereta kuda yang telah disiapkan Raja.
Mumpung kita masih menunggu ia tiba di Sakte Gunung Bunga Persik, author akan menjelaskan beberpa hal.
1.Kultivasi
Kultivasi merupakan level atau tingkat kemampuan seseorang dalam bidang seni bela diri, tenaga dalam, tenaga luar ataupun itu yang berhubungan dengan kekuatan.
Tingkatan Kultivasi dari yang terendah, semua kultivasi memiliki tingkatannya yang dinamakan level. Semua kultivasi berlevel 1-4.
-Awal
-Menengah
-Atas
-Murni
-Jiwa
-Bumi
-Langit
-Raja
-Kaisar
-Suci
-Nirwana
2.Tenaga Dalam
Seluruh tenaga dalam memiliki batasan batasan tertentu, tergantung dengan kultivasi yang dimilikinya. Tenaga dalam juga memiliki energi yang berupa lingkaran. Setiap lingkaran akan berkurang seiring dengan penggunanya, jika seseorang mengalirkan tenaga dalam yang tinggi maka jumlah lingkarannya akan berkurang sesuai dengan keinginan seseorang tersebut mengeluarkah jumlah lingkaran energi tersebut.
Berikut penjelasan jumlah tenaga dalam dan energi lingkarannya sesuai tingkat kultivasi!
-Kultivasi tingkat awal memiliki tenaga dalam maksimal 15 lingkaran
-Kultivasi tingkat menengah memiliki tenaga dalam maksimal 30 lingkaran
-Kultivasi tingkat atas memiliki tenaga dalam maksimal 45 lingkaran
-Kultivasi tingkat murni memiliki tenaga dalam maksimal 60 lingkaran
-Kultivasi tingkat jiwa memiliki tenaga dalam maksimal 75 lingkaran
-Kultivasi tingkat bumi memiliki tenaga dalam maksimal 90 lingkaran
-Kultivasi tingkat langit memiliki tenaga dalam maksimal 105 lingkaran
-Kultivasi tingkat raja memiliki tenaga dalam maksimal 120 lingkaran
-Kultivasi tingkat kaisar memiliki tenaga dalam maksimal 135 lingkaran
-Kultivasi tingkat suci memiliki tenaga dalam maksimal 150 lingkaran
-Kultivasi tingkat nirwana memiliki tenaga dalam dengan lingkaran tanpa batas.
Namun ada juga seseorang yang memiliki 50 lingkaran tenaga dalam meskipun baru mencapai tingkat energi menengah. Begitu juga sebaliknya, ada seseorang yang masih memiliki 50 lingkaran tenaga dalam walaupun sudah mencapai tingkat energi murni.
Ada juga beberapa orang yang memang memiliki keistimewaan sejak lahir, contohnya sesorang tersebut bukan seorang pendekar namun ia sudah memiliki tenaga dalam yang tanpa batas. Walaupun jarang sekali menemukan orang yang seperti itu.
Gelar:
Orang yang memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengurus negara atau benua dan seluruh rakyat benua tersebut disebut Kaisar.
Orang yang memiliki kewajiban untuk memimpin sebuah wilayah disebut Raja, posisi raja masih di bawah Kaisar.
Raja/Kaisar memiliki seorang istri yang disebut Permaisuri, ia juga memiliki selir namun posisi selir masih dibawah Permaisuri.
Pangeran/Putri, mereka adalah anak dari raja/kaisar dengan permaisuri ataupun selir.
Jendral, mereka bertanggung jawab untuk memimpin perang. Mereka terkadang juga menjalankan misi rahasia dari kaisar maupun raja.
Komandan, Mereka bertanggung jawab mengomando pasukan perang jika sang jendral telah gugur. Mereka memiliki tugas untuk memeriksa keadaan di wilayah yang dipimpin oleh atasan mereka.
Prajurit, mereka ditugaskan berbagai macam hal tergantung dengan perintah pemimpinnya. Mereka juga merupakan pasukan perang yang akan menjalankan tugas yang diperintah raja,jendral maupun komandan mereka.
Pelayan, tentu kalian tau apa tugas mereka.
Kesatria bayang, bertugas untuk melindungi seseorang yang memimpin mereka secara tersembunyi. Terkadang mereka juga mendapatkan misi untuk menjadi mata-mata atau melindungi seseorang yang diperintahkan pemimpinnya. Namun mereka tidak akan menunjukkan diri jika tidak dalam keadaan genting, atau mereka akan muncul jika sang pemimpin memanggil mereka.
Matriach, mereka adalah perempuan yang bertugas untuk memimpin sebuah klan atau sakte.
Patriach, mereka adalah laki-laki yang bertugas untuk memimpin sebuah klan atau sakte.
Tetua, mereka adalah orang pilihan yang akan membina para anggota klan atau sakte.
Dan masih banyak yang lainnya.
***
Jangan lupa like, vote dan komentarnya ya.
Terima kasih😊..
_Baca episode selanjutnya_
Hai semua? Apa kabar? Semoga selalu baik sepanjang masa.
Jangan lupa like, komen dan vote sebanyak-banyaknya ya?
Terima kasih!
_Happy Reading_
***
Setibanya di Sakte Gunung Bunga Persik, Yin Wei segera menyuruh para prajurit yang mengawalnya untuk kembali ke istana dan menyampaikan pada keluarganya bahwa ia telah sampai dengan selamat.
Setelahnya, ia menatap bangunan besar yang ada didepan matanya. Ia tersenyum senang dan menghela nafas panjang setelah sadar bahwa ia akan banyak menjalani petualangan.
Ia mencari tempat kosong dan mengganti pakaian kerajaannya dengan pakaian yang lebih mirip dengan pakaian wanita. Ia juga menghapus make up tipis yang terpoles diwajahnya. Setelah itu itu ia kembali kedepan gerbang lalu memasuki Sakte Gunung Bunga Persik.
Ia mendaftarkan diri pada resepsionis untuk menjadi peserta besok hari. Selesai dengan pendaftaran, seorang pelayan mengantarnya ke sebuah ruangan.
Ia menempati ruangan khusus calon peserta yang akan mengikuti tahap seleksi besok. Kebetulan ia disuruh untuk tinggal satu kamar bersama seorang wanita yang tak lain calon peserta lainnya.
Ia melihat perempuan itu sedang melangkah kearahnya dengan tersenyum, ia membalas senyuman itu juga.
“Apa kamu salah satu peserta yang akan tinggal denganku ?” tanya remaja perempuan itu.
Ia hanya mengangguk menjawab pertanyaan remaja perempuan itu.
"Bolehkah kita berkenalan?" tanya remaja perempuan itu sambil mengulurkan tangannya kearah Yin Wei.
"Namaku Mye Yin!" jawab Jianying Wei menyambut uluran tangan remaja perempuan itu.
"Semoga bisa berteman baik saudar Yim, Namaku Xinxin." ucapnya tersenyum.
"Baiklah" jawab Yin Wei tersenyum intens.
Ia sengaja mengganti marga ayahnya dengan marga ibunya saja, karena ia merasa belum waktunya bagi orang-orang untuk mengenal lebih jauh tentang dirinya.
“Kamu bisa mandi terlebih dahulu sebelum beristirahat. Aku akan menyiapkan tempat tidurmu!” ucap Xinxin.
“Baiklah, aku akan mandi.” Ia mengangguk dan menerobos ke kamar mandi.
Keesokkan harinya, hari dimana para peserta disuruh melakukan beberapa tes sebagai syarat untuk menjadi anggota sakte.
Yin Wei dan Xinxin telah berbaris rapi dibagian belakang bersama para peserta lainnya yang berjumlah 200 orang.
“Selamat pagi semuanya. Saya akan memulai tesnya. Semoga kalian beruntung.” Ucap pria didepan sana yang merupakan salah satu tetua Sakte Gunung Bunga Persik.
“Baik tetua.” Ucap para peserta serentak.
Tes pertama adalah tes yang mana para peserta diwajibkan harus memilki bakat seni bela diri. Tes itu akan dilakukan melalui bola Kristal yang ada ditengah lapangan. Jika sang perta memegang bola Kristal itu maka otomatis bakatnya akan diketahui. Untuk berwarna biru itu artinya peserta memilki bakat dan jika tidak memilki warna maka otomatis akan langsung dikeluarkan saat itu juga.
Tes pertama berlangsung selama 2 jam dan telah berhasil mengeluarkan peserta sebanyak 35 orang. Itu artinya para peserta yang tersisa hanya sebanyak 165 orang.
Yin Wei tentu tidak khawatir dengan tes itu karena ia memang sudah tau seperti apa dirinya. Sedangkan Xinxin saat ini tersenyum senang bahwa dia memilki bakat dan lolos di tes pertama.
Tes kedua kembali dimulai setelah beristirahta 15 menit. Semua peserta diwajibkan menguasai salah satu alat bertarung, entah jenis pedang, gada, golok, panah serta yang lainnya.
Tes kedua ini cukup memakan waktu yang lama sebab para peserta akan diuji coba melawan salah satu anggota sakte yang masih junior.
Kebetulan sekali Yin Wei sedang melawan seorang perempuan yang sangat angkuh, diam-diam Yin Wei hanya menatap jijik kearah perempuan itu. Semua orang tengah melihat mereka yang masih saling menatap diarena pertandingan.
“Kau tidak akan bisa mengalahkanku!” ucap perempuan itu dengan angkuhnya.
“Lihat saja nanti!” jawab Yin Wei tenang.
“Cihh, sangat sombong. Kau akan menyesal bocah!” ucapnya sinis.
“Terserah padamu!” jawab Yin Wei acuh.
“Mulai!” aba-aba pemandu tes.
Perempuan yang menggunakan dua bilah pedang itu maju dan menyerang Yin Wei dengan penuh percaya diri. Sedangkan Yin Wei dengan sebilah pedangnya hanya menahan serangan itu tanpa mengaliri tenaga.
Serangan pertama pun gagal, perempuan angkuh itu sedikit terkejut namun emosinya semakin meledak.
Wanita itu menggunakan jurus dasar Tarian Angin yang mana jurus itu adalah jurus ciri khas Sakte Gunung Bunga Persik.
Serangan kedua pun gagal. Perempuan itu semakin geram dan ingin sekali membunuh Yin Wei namun ia tidak akan melanggar peraturan, mungkin akan memberinya pelajaran dilain waktu.
Seorang pria tua bersurai putih dengan aura yang tenang sedang memerhatikan pertandingan itu dari atas bangunan. Bukan pertandingan itu yang ia fokuskan melainkan ia fokus kepada salah satu peserta yang ada disana. Kalian bisa menebak sesuaka hati.
Serangan perempuan itu selalu gagal dan tidak pernah mengenai Yin Wei meski hanya sehelai rambut. Yin Wei sudah tidak ingin bermain, ia memberikan serangan balasan kepada perempuan angkuh itu. Hanya beberapa teknik dasar jurus Badai Bencana.
Perempuan itu kalah telak. Ia sangat malu dan bersumpah akan membalas Yin Wei seribu kali lipat. Pria yang ada diatas bangunan tersenyum penuh makna.
Tes keduapun selesai dalam waktu 7 jam. Tes kedua ini berhasil mengeluarkan 65 peserta, dan kini hanya tersisa seratus peserta yang akan mengikuti tes penentuan.
Karena sudah sore, tes terakhir akan dilakukan besok hari. Semua peserta dibubarkan dan kembali ke tempat masing-masing.
“Cukup melelahkan.” Ucap Xinxin sambil menghempaskan badannya keatas kasur.
“Ini belum seberapa.” Sahut Yin Wei yang sedang bersandar dikursi sambil melipatkan kedua tangannya.
“Ya, kamu benar. Kedepannya mungkin akan lebih melelahkan lagi.” Jawab Xinxin.
“Hanya menjalani, itu akan berjalan sendirinya. Kita akan terbiasa.” Sahut Yin Wei masih dengan posisi sebelumnya.
“Hm. Aku harap begitu.” Ucap Xinxin, tak lama perempuan tu tertidur karena merasa lelah.
***
Di Istana Kerajaan Phoenix, Raja beserta istri dan putranya tengah berkumpul. Raja Liang Wei akan mengatakan hal serisu kepada mereka.
“Fang’er, Raja Kerajaan Elang memintaku untuk menikahkanmu dengan putrinya… ” belum selesai ia berbicara, telah terpotong oleh Fang Wei.
“Aku tidak mau. Aku masih belum ingin menikah.” Jawab Fang Wei menolak.
“Tapi nak, Raja Weiheng adalah teman baik ayah. Ayah tidak mau hubungan ayah menjadi tidak baik karena kau menolak untuk menikahi putrinya.” Jelas Raja Liang Wei.
“Tapi saat ini aku tidak ingin menikah ayah, tolong mengertilah.” Jawab Fang Wei bersikeras.
“Nak, coba dengarkan. Jika sewaktu-waktu mereka akan merasa terhina atau tidak terima dan mereka menyatakan perang pada kerajaan kita? Apa yang harus ayah lakukan? Ayah tidak mungkin mengorbankan banyak nyawa untuk melawan mereka.” Tegas sang ayah masih dengan nada lembut.
“Aku tidak mau. Berarti tidak.” Teriak Fang Wei, lalu berlalu pergi meninggalkan mereka.
“Biarkan dia berfikir terlebih dahulu suamiku, dia akan mengerti.” Ucap Ratu Mye Qionglin dengan lembut.
“Hmm. Baiklah.” Helaan nafas terdengar dari sang Raja.
“Ayah, ibu biarkan aku pergi membujuk kakak. ” Ucap Kun Wei.
Keduanya mengangguk, dan Kun Wei pun keluar dari kediaman Raja.
***
Baca terus dan nantikan episode selanjutnya >>>>>
Hai semua? Apa kabar? Semoga selalu baik sepanjang masa.
Jangan lupa like, komen dan vote sebanyak-banyaknya ya?
Terima kasih!
_Happy Reading_
***
Cuaca pagi ini sangat cerah, secerah wajah para peserta yang sudah siap untuk mengikuti tes terakhir penentuan. Remaja perempuan dan laki-laki tengah berbaris rapi dilapangan terbuka.
“Selamat pagi semuanya. Hari ini sangat cerah, cuaca sangat mendudukung kalian semua. Hari ini kita akan melakukan tes terakhir. Semoga beruntung, dan tetap semangat…” ucap Tetua yang kemarin memimpin tes.
“Baik tetua. Kami mengerti.” Sahut peserta bersamaan.
Tes terakhir adalah tes yang dimana para peserta akan dikelompokkan dengan jumlah 5 orang perkelompok. Itu berarti semuanya terdapat 20 kelompok.
Beruntung sekali Yin Wei satu kelompok dengan Xinxin, setidaknya ia sudah memilki orang yang ia kenal didalam kelompok. Selain Xinxin, dalam kelompoknya juga terdapat 3 orang peserta laki-laki. Mereka adalah Lee Changyi, Hu Qixuan, dan Yi Jiao.
“Karena pembagian kelompok sudah selesai, maka saya akan menjelaskan apa saja tujuan dari pengelompokkan.”
“Setiap kelompok akan ditugaskan untuk mencari 10 tanaman langka yang akan dijadikan bahan dasar ramuan, obat, dan pil. Semua kelompok akan diberikan tugas dengan tanaman yang berbeda jadi kalian jangan khawatir tentang adanya pencurian atau perampasan bahan tanaman yang kalian dapat. Waktu pencarian adalah 1 minggu, jadi harap manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Untuk lokasi, kalian akan menelusuri hutan yang ada dibelakang sakte, disana kalian akan dihadapkan beberapa hambatan dan rintangan namun tanaman langka yang akan kalian cari nanti dijamin akan ditemukan disana. Dari semua penjelasan, apa ada yang kurang jelas dan tidak paham?”
“Apa bisa bertukar anggota kelompok?” tanya salah satu peserta perempuan mengangkat tangannya.
“Tidak bisa.” Jawab Tetua Bao Yu. Benar, nama tetua yang kemarin dan yang sekarang ini adalah Bao Yu.
“Tetua, apa para peserta akan diberikan bekal dan alat bertarung?” tanya salah satu pria mengangkat tangan.
“Masing-masing akan diberikan 5 alat bertarung disetiap kelompok, untuk bekal kalian tidak akan diberikan apapun sebab kalian akan diperintahkan untuk mengosumsi apapun yang bisa kalian makan dan olah didalam hutan, agar kalian terbiasa kedepannya jika sudah memasuki sakte. ”
Peserta pria itu mengangguk.
“Apa masih ada yang ingin di tanyakan?” tanya Bao Yu
“Belum ada Tetua.” Jawab para peserta sertentak.
“Baik. Kalau begitu tes terakhir akan saya mulai. Selamat berpetualang.” Seru Tetua Bao Yu memberi semangat.
“Baik Tetua, terima kasih.” Jawab peserta serentak.
Tes itu pun dimulai, semua kelompok telah mendapat 5 buah alat bertarung dengan kertas yang berisi nama-nama tanaman yang akan mereka cari.
Setelahnya mereka semua diarahkan ke hutan yang ada dibelakang sakte.
“Berhati-hatilah, saya tidak menjamin semua akan baik-baik saja setelah memasuki hutan.” Ucap Bao Yuu serius.
Semua bergidik ngeri membayangkan hal-hal tebruruk yang akan terjadi, terutama kematian. Itu adalah resiko yang harus diterima lapang dada.
100 orang peserta itu memasuki hutan dengan perlahan hingga memencar sesuai dengan kelompok masing-masing.
“Kita akan pergi kearah mana?” tanya Xinxin kepada Yi Jiao selaku ketua kelompok tersebut.
“Kita akan pergi keselatan.” Jawab Yi Jiao.
“Baik.”
Kelimanya berjalan beriringan, Dengan Yi Jiao paling depan untuk mempin jalan dan Yi Jiao dibelakang untuk berjaga-jaga.
Belum lama memasuki hutan mereka sudah dihadapkan beberapa hal yang menghambat perjalanan, seperti adanya binatang ular roh yang sekarang ini sedang menatap lapar mereka.
“Kali ini biarkan aku yang meringkus ular roh ini.” Ucap Yi Jiao. Semuanya mengangguk dan menyingkir untuk memberikan ruang kepada Yi Jiao agar lebih leluasa.
Dengan langkah pasti ia mulai menyerang Ular Roh itu dengan pedang pribadi, ia tidak bisa mungkin menggunakan pedang biasa yang diberikan sakte untuk melawan ular roh itu.
Serangan pertama berhasil membuat luka ringan pada kulit ular roh tersebut. Ia terus melancarkan beberapa serangan dasar dari jurus-jurus yang ia miliki. Beberapa menit setelahnya ular roh itu pun mati ditangan Yi Jiao.
“Kerja bagus ketua Jiao.” Puji Lee Changyi terang-terangan.
“Hanya masalah kecil.” Kekehnya.
“Apa kalian tidak berminat memakan sup ular?” ucapnya lagi
“Apa kau bercanda? Mana ada yang mau memakan ular yang kondisinya saja sudah seperti itu.” Sarkas Xinxin menatap jijik kearah ular roh yang sudah tercabik-cabik.
“Baiklah kalau tidak ada yang mau, cukup ambil mustikanya saja.” Ucap Yi Jiao. Ia mendekati mayat ular roh dan mengambil mustika yang ada didalam perut ular itu.
Mereka semua kembali melanjutkan perjalanan, hingga mata Yin Wei tak sengaja melihat sesuatu yang nampak aneh.
Tanaman seperti jamur dengan warna emas, ada pancaran energi murni didalamnya.
“Berhenti.” Ucapnya tiba-tiba.
“Ada pa nona Yin?” tanya Changyi menoleh ke belakang.
“Aku melihat sesuatu yang aneh disana!” tunjuknya kearah jamur dengan warna emas itu.
Yi Jiao membelalakan matanya.
“Segera ambil itu, itu adalah jamur emas salah satu tanaman langka yang kita cari.” Ucapnya.
“Benarkah?” tanya Xinxin dengan antusias, ia mendekati jamur emas dan ingin mencabutnya dari dalam tanah.
“Aww..” Xinxin menjerit setelah berhasil menyentuh jamur itu.
“Ada apa? Apa yang terjadi padamu?” Yi Jiao sedikit cemas dan menghampir Xinxin disusul oleh yang lainnya juga.
Telapak tangan Xinxin seketika berubah menjadi kebiruan.
“Mengapa itu bisa menyengat?” gumamnya pelan.
“Berikan tanganmu, aku akan menetralkannya.” Pinta Hu Qixuan.
Dan benar saja, setelah Hu Qixuan memegang tangan Xinxin dan melakukan beberapa teknik pengobatan, tangan Xinxin kembali berwarna seperti semula.
“Kau hebat dalam bidang medis!” puji Yu Jiao.
“Terima kasih, aku hanya mengetahui beberapa hal.” Jelasnya.
“Aku akan mengambil jamur emas itu!” ucap Yin Wei tiba-tiba.
“Jangan gegabah, kau sudah melihat sendiri seperti apa jadinya jika kau menyentuh jamur itu.” Cegah Lee Changyi.
“Tenanglah, aku tidak akan melakukan kesalahan yang sudah terjadi sebelumnya.” Ucap Yin Wei tenang.
Ia memfokuskan energi murninya kebagian tangan. Perlahan ia mencabut jamur emas dari tempatnya, dan berhasil.
“Itu berhasil? Bagaimana bisa?” ucap mereka terkejut.
“Untuk menghadapi tanaman roh yang mendominasi kalian hanya perlu memfokuskan energi murni kalian ketelapak tangan, jika energy murni kalian lebih besar dari yang dimiliki tanaman roh itu maka ia akan patuh dengan sendirinya.” Ucap Yin Wei sedikit menjelaskan, beruntung ia sudah membaca banyak buku di istana. Ternyata itu memang sangat berguna.
Prok prok prok.
“Wah kau ternyata pendiam yang berkelas.” Ucap Lee Changyi sambil menepuk tangannya.
“Kau suka sekali memuji saudara Changyi!” ucap Yin Wei tersenyum intens.
“Hahah, itulah keahlianku.” Jawab Lee Changyi bangga.
Xinxin hanya memutar bola matanya dengan jengah mendengar ucapan pria konyol itu.
Setelah menyimpan jamur emas kedalam kotak penyimpanan khusus yang telah diberikan oleh sakte, dan Xinxin juga telah pulih. Mereka kembali melanjutkan perjalanan.
***
Baca terus dan nantikan episode selanjutnya >>>>>
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!