ARDAN ALEXANDER
Ardan seorang mahasiswa di kampus ternama di daerahnya, Ia pintar, tampan ia juga ketua BEM di kampusnya, sementara Bina seorang mahasiswa yang pintar dan anggota di salah satu anggota BEM yang aktif.
BINA ARISTA SANDER
🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻
Ardan melihat satu pekerjaan yang rapi, dan sesuai yang Ardan mau, Ardan selalu memujinya, namun tidak tau siapa, yang menulis artikel yang ada di mading, setiap kali Ardan baca, Ardan tersenyum puas.
Saat rapat BEM, Ardan meminta laporan satu persatu anggota Bem termasuk Bina, dan Ardan akan mempelajari satu-satu, Keesokan harinya, akan di panggil untuk menemuinya, begitulah isi rapat tersebut, kemudian Rapat di bubarkan.
Bina duduk dengan kedua sahabatnya, Sofi dan Asifa, kedua sahabatnya Sengaja menunggu Bina , karena ingin tau hasil rapatnya , bertanya bagaimana dengan rapatnya, karena kedua sahabatnya bukan la anggota dari BEM tersebut.
" Gimana Bi, rapatnya?" tanya Asifa.
" Lancar ?" tanya Sofi.
" Alhamdullillah" ucap Bina datar.
Sofi kemudian mengajak mereka pulang, hari juga sudah sore, dan dianggukin oleh keduanya, yang memang hari ini melelahkan.
Sesampainya Di rumah, Bina masuk mengucapkan salam dan bersalaman dengan Mamanya, duduk dekat Mama yang sepertinya ingin bicara dengannya.
" Sayang, besok Mama sama papa ada kerjaan di luar kota M, kamu di rumah sendiri Tidak apa? " Tanya Mama.
" Iya, tidak apa Ma, lagian kan ada kak Ben, berapa hari? " Tanya Bina.
" Hanya dua hari kok sayang, Doakan urusannya semoga cepat selesai dan bisa pulang cepat " Ucap Mama.
" Hem, iya Mama sama Papa hati-hati" Kata Bina.
🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻
Beberapa harinya, kedua orang tuanya telah pulang dari luar kota, Bina kekampus dengan semangat, tepatnya siang pukul 11.00 wib, Bina dan kedua sahabatnya lagi duduk ditaman, ada seorang gadis menemui mereka.
" Bi lu di cari tu di BEM-" Ucap gadis itu
" Hem, terima kasih- " Dengan senyuman dingin.
Bina menuju BEM dan meninggalkan kedua sahabatnya, sesampainya didepan pintu Bina mengetuk pintu yang terbuka.
Tok..Tok...!!
" Masuk-" Kata seorang di dalam.
" Maaf, kakak panggil saya-" Tanya Bina dengan sopan.
" Iya.., Saya sudah melihat hasil kerja kamu selama ini-" Kata Ardan .
Deeg...
Jantung Bina serasa berhenti.
" Sudah saya pelajari tapi-" Ardan menggantungkan kalimatnya.
{ Duh tapi apa tuh jangan- jangan, dia akan permasalahkan ini my god batin Bina yang masih nunduk.}
" Kenapa, sepertinya kamu cemas ? " Tanya Ardan.
" Eng...eng..gak kak-" Ucap Bina nunduk.
" Kamu tau tidak, saya panggil kesini ?" Tanya Ardan.
Bina menundukan kepalanya, seraya menggelengkan kepala.
" Saya sangat puas dengan kerja kamu, dan saya ingin tau, siapa yang selalu buat artikel tiap minggunya, di mading kampus ternyata kamu, saya hanya ingin tau saja mana orangnya, baik lah lanjutkan dan silakan keluar " Ucap Ardan panjang lebar.
" Terima kasih, dan permisi kak " Ucap Bina dengan dinginnya lalu berlalu keluar.
Diluar Asifa dan Sofi menunggunya sambil bercanda, melihat Bina mereka lalu menyamperinnya.
" Sudah?-" Tanya Sofi dan dianggukin Bina,
" Terus-" Lanjut Asifa.
" Girl, Gue pulang dulu ya, ada janji sama Papa di kantor " Ucap Bina setelah mendekati Asifa juga Sofi.
" Okey, kamu hati-hati Bi " Ucap Sofi ke sahabatnya Bina.
Bina mengagukin kepala, dan segera cari kendaraan umum, untuk bisa sampai kesana, sesampai di kantor Bina, langsung menuju ruangan Papanya.
" Hai Pa" Sapa Bina.
" Sudah pulang, sayang " Melihat Bina dan fokus ke pekerjaannya.
" Sudah Pa" Ucap Bina.
" Semangat banget, anak gadis Papa" Tanya Papanya.
" Iya Pa." Jawab Bina
" Bi, Bantu sini Pa." Ucapnya lagi
" Boleh sayang." Kata Papanya.
" Tadi Bi dipanggil ke BEM, katanya Artikel yang Bi buat bagus dan puas " Cerita Bina.
" Bagus dong sayang" Ucap Papanya.
" Iya Pa" ucap Bina, Bina Melihat kearah tas, terdengar ponsel berdering, tanda ada panggilan masuk.
" Mama memanggil, Pa bentar ya" Ucap Bina. menunjuk Ponselnya dianggukin oleh Papanya.
Bina
Iya ma.
Mama😘
Kamu dimana sayang
Bina
Dikantor Papa,ma.
Mama😘
Oh Iya sudah kalo gitu, jangan ganggu Papa kerja ya sayang.
Bina
Iya Mama, dah Mama
Sambungan telpon sudah mati, Papa diminta untuk meeting dan Papa Bina betsiap keruang meeting
" Bi.. Papa meeting bentar ya" Ucap Papanya.
" Iya Pa" Kata Bina.
" Bina masih asik mengerjakan pekerjaan kantor Papa nya, Hingga gak terasa perut mendemo, { Aduh lapar banget ni, ke kantin bentar dalam hatinya } menutup Leptop dan pergi.
🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻
Ardan masih sibuk di kampus, sedang memilah-milah mana tugasnya.
" Men keluar yuk, tidak lapar apa dari tadi?" Kata Roky.
" Santai aja kenapa men, jangan terlalu sakit mata gue." Ucap Candra.
" Duluan aja, sana gue lagi sibuk" Kata Ardan dengan muka dingin nya.
" Men gimana lu dapat cewek, muka lue seperti ini hem" Kata Candra.
" Bodo amat, bawakan gue kopi kesini nanti" titah Ardan dengan datar.
" Oke tuan muda" Ucap Roky.
Mereka meninggalkan Ardan yang lagi sok sibuk kata mereka padahal ini penting tiap bulan harus di priksa, karena ini memang tugas dia sebagai komandan BEM di kampusnya, ia tak ingin meleset satu pun dari rancangan kerjanya , al hasil dia tetap sebagai Komandan BEM di kampus ini.
.
.
.
*Bersambung.
.
.
.
Hai teman-teman jangan lupa vote, like, fan komen ya.😍😍*
Hari sudah malam Bina pun sudah berada dirumah, sedang makan malam bersama kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya.
" Gimana sayang tadi di kantor?" Tanya Mamanya.
" Baik kok Ma" Jawab Bina.
" Iya Ma, beberapa pekerjaan sudah Bina selesaikan" Kata Pak Bara papa Bina.
" Wah hebat" Ujar Mama.
" Hebat Adek kakak, Ceo wanita " Ucap Beni kakaknya Bina.
" Yah sudah selesaikan makannya, setelah itu istirahat" Kata Mama.
" Baik Ma" Kata mereka bareng.
Sampai Dikamar Bina mandi dan berganti pakaian, hari ini memang lelah hingga Bina cepat tertidur.
Di keluarga Ardan sedang berada dimeja makan, tepatnya sedang menyantap makan malam mereka, Ardan masuk rumah setelah mengucapkan salam dan mwnemui kedua orang tuanya.
" Sayang, udah makan? " Tanya Mamanya
" Sudah Ma, Ardan ke kamar dulu, Ma, Pa" pamit Ardan.
" Iya sayang" Kata Mama.
Ardan pergi ke kamar mandi, bersih-bersih dan terasa ngntuk ia memilih untuk tidur.
Saat hari telah pagi Ardan bangun dan mandi, lalu berniat pergi lebih awal.
"Ma, Pa, Ardan pergi dulu " Ucapnya Tanpa menunggu jawaban dari sang Mama, Ardan sudah pergi keluar rumah.
Sementara Dirumah Bina terlihat Bina turun dari kamarnya dan telah berdandan rapi.
" Kemana sayang sudah rapi? " Tanya Mamanya, Bina tidak menjawab, Bina berlalu pergi dengan taksi online nya.
" Kemana Bi, Ma" Kata Beni.
" Mama gak tau, susul geh " Titah Mama.
" Gak ah Ma, malas" Ucap Beni yang langsung duduk di kursi makan mengambil roti sebagai sarapan.
Bina turun dari mobil langsung berjalan kesebuah pemakaman, air mata yang sedari tadi ia tahan, kini tumpah juga.
dari seberang jalan terlihat seorang laki-laki yang memperhatikannya dari jauhan.
{ Mau kemana dia kok bawa bunga, arah makam kata Ardan dalam hati. }
Disebuah nisan Bina berhenti dan duduk menanggis didepan nisan itu dengan menabur bunga yang dibawanya.
" Kakak....., Bi sendiri Bi gak kuat, entah sampai kapan Bi bertahan, ini terlalu menyakitkan, harusnya Bi aja, kak bukan kakak, Bi gak kuat." Tangis Bina.
" Bi hanya bisa peluk, kakak seperti ini, Bi kangen kakak" Ucap Bina di pusara Zio.
Dari kejauhan laki-laki itu melihatnya, namun enggan untuk menemui dan segera pergi dari sana, sementara Bina tidak mengetahui kalau ada yang perhatikannya.
" Bi... pulang dulu ya kak, besok Bi kesini" Bina pergi dan menyeka air matanya.
Sesampainya di rumah ia langsung ke kamar, untuk bersih-bersih dan mandi, baru kemudian turun menemui kedua orang tuanya.
" Kamu kenapa Dek.., lagi kangen ya?" Tanya Beni, lalu Bina mengangukan kepala.
" Sini kakak peluk, biar sedikit mendingan" kata Beni lagi, Bina hanya nurut.
" Dek, kuliyah hari ini, gimana kakak yang antar, mau?, tapi jangan sedih lagi" Tawar Beni kembali.
" Iya kak, Bi mau" Ucap Bina.
" Sarapan dulu, baru pergi" Kata Mamanya.
" Baik Ma" Jawab Bina dan Beni barengan.
" Papa sudah pergi Ma?" Tanya Bina.
" Iya, tadi Papa cari kamu, Mama bilang kamu keluar" ucap Mama
" Oh..." singkat Bina.
{ Hem huntunglah dia kembali..., dengan kejadian beberapa tahun yang lalu _Beni.}
Bina mengalami trauma dan amat dingin, karena Bina kehilangan sahabat dan cowok yang dicintai, saat keduanya berjalan mengendarai motor, mereka kecelakaan dan yang selamat hanya Bina , sedangkan cowok itu meninggal ketika di rumah sakit.
Bina merasa hancur bahkan Bina sangat Terpukul.
Ketika itu, Bina hancur bahkan ia Depresi,
Pandangan kosong, hanya tangisan yang ia keluarkan saat itu, tapi saat ada kucing kesayangan Zio, yang sengaja di datangkan oleh adiknya, untuk hibur Bina nyatanya bisa buat Bina sadar dan berangsur membaik.
" Bi sudah siap kak yuk" Ajaknya.
" Ayo, Beni semangat mengantarkan Bina tak lain adeknya sendiri, kecelakaan itu membuatnya trauma dengan Motor, jadi Beni tidak membawanya pakai motor melainkan mobil.
Ardan sedari tadi memang berada dikampus, karena memang akan bertemu dengan dosen pembimbing skripsi, Selesai urusannya selesai dengan Dosennya Ardan keluar dan berada diparkiran. Dari kejauhan Ardan melihat seorang.
{Itu kak Beni bukan ah bodo amat dah} dalam hati meneruskan perjalanan.
" Ardan! " Teriak Beni saat melihat Ardan, Ardan menoleh, lalu melambaikan tangan dan mendekatinya.
" Kakak ada perlu apa disini? " Kata Ardan setelah bersalaman.
" Kakak habis antar adek kakak" Ucapnya.
" Sehat kak?" Tanya Ardan.
" Alhamdulilah, kamu gimana?" Yanya Beni.
" Sehat juga kak " Jawab datar.
" Jangaan datar-datar dong, entar susah lo dekati cewek." Jeplak Beni
" Biasa aja kak" Kata Ardan
" Kamu sama, dengan adek Kakak, dingin dan datar, Yah sudah kakak permisi dulu ya mau kekantor Papa" Pamit Beni.
" lya kak, hati-hati" ucap Ardan,Dengan senyuman datar.
Ardan kenal Beni sàat papanya mengajak Ardan, kekantor Beni yang tak lain kantor sang papa, mereka mulai akrab disana, tetapi Ardan tidak tau jika Bina adiknya, yang juga satu kampus dengannya.
Karena setiap pembicaraan mereka , Beni tidak menyebut namanya.
🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻
.
.
Bersambung.
Pelajaran telah usai, bell tanda istirahat berbunyi, perut sudah berdemo.
" Bi, Fa, kantin yuk" Ajak Sofi.
" Ayo.." Jawab Asifa, Bina mengekor.
" Pesan apa ini?" Tanya Asifa.
" Bakso, Lu Bi? Tanya Sofi.
" Samain aja" Jawab Bina.
" Oke, bakso 3,es teh 3" Kata Sofi berlalu tempat duduk.
" Ni neng,pesanannya " Kata Kang Ujang
" Terima kasih kang" Kata Sofi.
" Lu kenapa Bi, mata lu bengkak?" Tanya Asifa yang kebetulan melihat arah matanya.
" Tidak apa, nanti pelajaran Bapak Iyon, gue izin" Ucap Bina.
" Lu jangan berlarut-larut, tenggelam disana Bi" Kata Sofi mengingatkan Bina.
Bina hanya liatin senyum datar yang banyak arti, selesai makan Bina pergi ke suatu tempat ia merasa bosan, dimana lagi kalau bukan diperpustakaan daerah, disana ia tumpahkan keluh kesahnya,dengan membaca, walau rindu itu tiba-tiba melanda hatinya, dan Bina akan lampiasan dengan tangisan.
Terlihat disana, ternyata ada Ardan, yang lagi asik baca buku, tapi Bina tak pedulikanya, siapapun disana.
{ kak, Bi gak tau, harus dengan cara apa, untuk tidak ingatmu itu, berat kak dalam hatinya } dalam sebuah tulisan, setelah Bina menuliskan kata-kata itu Bina langsung pergi.
Ardan sadar akan itu, Ardan penasaran dan membacanya.
{ Gadis itu dingin, tapi tulisan tangannya yang buat ku tenang }.Kemudian Ardan pergi, meninggalkan tulisan Bina.
" Maaf pak, apa wanita yang barusan, sering kemari?" Tanya Ardan.
" Oh mb' Bina, iya mas kadang ia seharian habiskan waktunya disini" Ucap petugas perpus itu.
" Oh gitu, makasih pak" Kata Ardan
" Iya mas sama-sama " Kata petugas perpus, Ardan pun permisi pergi.
Dreet...dreet...!!! ' bunyi ponsel
???
" Ard, bisa datang ke kantor, Ada yang harus di pelajari dan tanda tangani" kata Seseorang di kantor, dan kemudian menutup telponnya.
Ardan sampai kantor, Ardan meyiapkan urusan dikantor, setelah selesai menuju kampus karena ada jam kuliyah.
" Dari mana aja men ? " Tanya Roky.
" Ada urusan" Ucap Ardan.
" Sok sibuk nih lu, sampai lupa dengan sahabat lu men" Ucap Candra. Ardan cuek dengan ucapan para sahabatnya.
Tak lama dosen datang, dan pelajaran dimulai, selama dua jam kemudian pelajaran pun di akhiri.
🐻🐻🐻🐻🐻🐻
Dua minggu sudah, Ardan lagi-lagi melihat Bina sedang menangis, di pusara makam seorang laki-laki.
" Kamu menanggis? " Tanya Ardan yang telah berada dekat Bina.
" Ka..kak.. kok disini?" Tanya Bina terkejut.
" Tak sengaja aja, lihat kamu sedang ada disini" ucapnya, Bina hanya diam yang tak pedulikannya.
Ardan pergi meninggalkannya, berlalu ke kampus ,selesai urusan organisasi dan kuliyah, segera pergi meninggalkan kampus.
Sementara hari semakin sore, Bina masih ditempat yang sama, ia tertidur karena kelelahan menanggis, Ardan melewati pemakaman itu kembali, merasa penasaran dengan gadis itu, ternyata gadis itu masih berada disana.
" Apa gak tau apa hari sore, dan mendung, dan lagi akan turun Hujan" Gumamnya.
Sambil berjalan meninggalkan Bina disana, tapi rasanya berat meninggalkan gadis itu,
Lalu Ardan menelpon seorang suruhannya.
" Tolong ke permakaman, di jalan .Hw.., segera " Ucapnya.
" Baik Tuan " Suara telpon seberang sana, lima belas menit orang suruhan dari Ardan datang.
" Tolong awasi dia, kalau belum pulang kabari saya" Titah Ardan.
" Baik tuan" Kata mereka.
" Sejak kapan tuan, peratian dengan itu gadis? " Tanya salah satu dari mereka.
" Bukan urusan kalian" Ucapnya.
" Tugas kalian, tolong kerjakan saja"
" Baik tuan muda" jawab mereka.
Saat Ardan sedang sibuk, dengan kerjaannya, Ardan menerima telpon.
" Hujan Tuan muda, apa kita bawa aja gadis itu? " Tanya mereka.
" Jangan, biar saya saja, saya segera kesana" Kata Ardan.
Ardan menutup leptopnya dan pergi melajukan mobilnya, sampai di pemakaman Bina sudah bangun dan Duduk ia masih menangisi nisan yang ada disana.
Ardan hanya melihatnya dari kejauhan berada di mobil mewahnya.
" Kak lihat la, hujan turun, seperti ini yang kakak suka, kakak paling suka hujan Deras begini, Bi temani ya" Gumam Bina, badannya mulai gemetar, karena kedinginan tapi ia tahan.
" Dek, pulang yok?" Bina terkejut tiba-tiba, ada suara dari belakang.
" Tidak kak, Bi mau temani dia kak, Dia paling suka, dengan hujan seperti ini" Ucapnya lirih.
" Dek.. , nanti kamu sakit" Beni mulai khawatir.
" kak Ben, Bi tidak mau pulang, tolong Bi kak, kak Ben jahat... tolong Bi kak" ucapannya lirih dan tak berdaya.
" Bi gak mau pulang, Bi mau disini" memohon.
" Bi sadar la dek, dia sudah tidak ada dia, sudah meninggal dek, tolong dek pulang ya" Beni membujuk dengan lembut.
" Kak Ben.., jangan paksa Bi, Bi masih mau disini, kakak buta ya, dia ada disini kak, Bi mohon kak" masih mengeras hati.
" Baik la nanti pulang ya dek, kakak khawatir dengan kamu dek" ucap Beni, Beni meninggalkan Bina, dipemakaman itu, air mata Beni mengalir, begitu aja melihat keadaan Bina , meninggalkan Bina sendiri disana, Hari semakin sore Bina sudah menggigil, kepalanya pun terasa berat.
" Kak.., kepala Bi berat.." tiba-tiba iya jatuh dan pingsan.
" Tuan..., gadis itu pingsan.
Ardan menutup leptopnya, dan buru-buru pergi menghampiri Bina, sesampainya di pemakaman, Bina dibawa sama Ardan ke mobil dengan menggendongnya, membuka jasnya untuk tutupi badannya agar tak kedinginan, Ardan ambil dompet Bina dan cari alamat rumahnya, " ketemu aku segera kesana." Gumamnya.
Ardan melajukan mobilnya dengan cepat, karena Bina sudah sangat kedinginan, sekitar 30 menit dari pemakaman, Ardan berhenti tepat depan pagar rumahnya dan memastikannya setelah mengeceknya Ardan membunyikan klason mobil agar dibuka, sesampai di depan pintu dan di temani oleh pekerja taman.
Tok..tok..!!
Setelah membuka pintu, mama Bina terkejut dan memintanya membawa masuk.
" Bi..., ya allah nak, kenapa dia nak?" tanya mamanya.
" Pingsan tante, tadi saya kebetulan lewat dipemakaman itu" jawab Ardan.
" Tolong bawa ke kamarnya nak, Bik.. tolong bantu saya, ganti baju Bina" Kata mamanya.
" Baik bu" Kata Bibi yang berada didapur.
" Terima kasih nak, sudah bawa Bina pulang" kata mama Bina.
Mama Sekar, mulai cerita kalau Bina seperti ini, karena ia sangat terpukul dengan kejadian, beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan, dan salah satu dari mereka tidak terselamatkan.r
" Maaf tante, buat tante sedih" Ucap Ardan menyesali.
" Tidak apa nak, sejak itu lah dia tertutup dan dingin sama semua orang" Ucap mama meneruskan ceritanya.
" Iya kita sudah bawa ke pisikolog, tapi masih gagal" ucap Beni yang menge tahui itu adalah Ardan.
" Kak Ben....? melihat seorang yang iya kenal.
" Iya Ard, terkejut ya, gue kakak nya Bina" Kata Beni.
" Terima kasih ya Ard, sudah bawa Bina pulang, tadi gue kepemakaman, tapi Bi sudah gak ada, gue kira dia pulang sendiri." Jelas Beni.
" Oya tan, kak.., Ardan pamit dulu, sudah gelap, permisi tante, kak" Pamit Ard dengan sopan. Terima kasih jamuannya. ucapnya lagi dengan senyum kakunya.
" Kita yang berterima kasih, sudah bawa Bi pulang, dan merepotkan nak Ardan" Ucap Mama.
" Sama tante permisi dulu" Ucap permisi. Setelah Ardan pulang, mama ke atas untuk melihat Bina.
" Astaga panasnya" Mama terkejut ketika memegang badan Bina.
" Ben tolong, panggilkan bibi bawakan air kompresan untuk Bi ! Teriak Mama.
" Iya ma" Kata Beni. Bina dikompres dan mama tidur disamping Bina.
.
.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!