NovelToon NovelToon

Pengkhianatan

Rania Nayra Ferdika

Kata kebanyakan orang SMA merupakan awal bagi segala permasalahan masa dewasa. Mulai dari berbagai masalah yang hilir mudik datang menghampiri, hingga awal kisah cinta seseorang. Kisah kita akan terukir indah dan menjadi sebuah kenangan yang nantinya menarik untuk di ceritakan kepada anak-anak kita.

Rania Nayra Ferdika...gadis mungil nan cantik, anak tunggal dari keluarga Ferdika. Ayahnya CEO perusahaan keluarga besar Ferdika. Namun, ironisnya Rania selalu di kekang untuk melakukan apa-pun dengan alasan khawatir akan keselamatannya. Oleh karena itu, dalam kehidupan Rania selalu kesepian.

"Ingat Rania, kamu tidak boleh berteman dengan siapa pun di sekolah. Mamah tidak ingin konsentrasi mu dalam belajar terganggu karena pertemanan yang tidak penting." (Pagi itu sembari sarapan bersama tampak lah nyonya Ferdika menceramahi putri mereka).

Rania hanya mengangguk mengiyakan perkataan mamah nya.

"Satu lagi Rania, ini lebih penting. Jangan berpacaran atau memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis. Perkara jodoh, nanti papah sendiri yang akan mencarikannya untuk mu." (Kembali Rania hanya bisa tersenyum).

Tak pernah ada senyuman menghiasi wajah cantik nya. Ia sungguh sakit hati karena orang tuanya tak pernah memikirkan kebahagiaan Rania.

Rania di antar ke sekolah nya menggunakan mobil mewah keluaran terbaru. Ia mengendarai sendiri. Sang supir berada di samping kursi kemudi. Rania meminta belajar menyetir dengan Supirnya agar tidak mengalami kesulitan sewaktu-waktu jika mengharuskannya mengemudi seorang diri.

Pada awalnya sang supir takut jika membiarkan Rania mengemudi. Karena, jika Tuan tahu tentu ia akan di pecat. Namun Rania juga mengancam supirnya jika tak mengikuti perkataannya maka ia sendiri yang akan memecat supir itu.

***

Hari ini langit tampak cerah. Burung-burung kecil beterbangan di luar jendela kelas. Rania tampak fokus pada pembelajarannya pagi ini.

Seisi kantin terasa penuh karena beberapa menit yang lalu bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa-siswi SMA Internasional School berbondong-bondong menuju kantin yang lebih mirip dengan kafe mewah.

Rania duduk paling ujung kantin. Ia menyendiri di pojok belakang, memakan makan siangnya dalam kesunyian.

"Lihat itu Rania, gadis aneh yang tak mau berteman dengan siapa pun." (Nana mencibir Rania ketika melewati meja belakang).

Ia berbisik pada teman geng nya. "Diam lah! Jangan macam-macam dengan dia. Ayahnya adalah donatur terbesar di sekolah kita." (Bunga mencoba memperingati ketua gengnya agar tak mencari masalah dengan Rania).

"Sepertinya dia tidak sepintar itu hingga peringkat 1. Ku rasa dia memanfaatkan ayahnya untuk menghasut guru-guru di sekolah." (Mia menggosip tentang Rania).

Bunga hanya bisa menghembuskan nafas dengan berat. Ia mendahului ke dua temannya untuk duduk di salah satu meja kantin tak jauh dari tempat Rania berada.

Tak berapa lama tiba-tiba kegaduhan menyeruak membuat ricuh kantin. Seorang pemuda cool memasuki area kantin di iringi teman-teman geng nya di belakang pemuda itu. Semua wanita di kantin menjerit-jerit histeris. Kecuali Rania yang acuh saja.

Elvano Alian Raditya, nama pemuda itu. Walaupun dia mempunyai teman, tapi dia adalah seorang yang tertutup dan dingin. Keluarga nya yang menjadi akar dari masalahnya. Ibu nya telah tiada, dan ayah nya terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Elvano selalu merasa kesepian dalam hidup nya meski harta ayahnya melimpah-ruah.

***

Rania hari ini pergi ke perpustakaan kota. Setiap hari nya ia selalu melakukan aktifitasnya sendirian. Jujur saja Rania juga ingin mempunyai seorang teman. Tapi, karena orang tuanya yang melarang nya ia tak bisa berbuat banyak.

Ia menghabiskan waktu dengan membaca buku dan tentu saja di ketat oleh bodyguard nya. Terkadang Rania berfikir berlebihan jika ia sepertinya lebih penting daripada anak presiden yang di jaga ketat. Rania hanya menginginkan kehidupan normal dengan tidak di awasi semua gerak-gerik nya. Kehidupan penuh tekanan seperti ini membuat nya gila.

Acuh

Alian dan geng nya menghampiri meja Rania.

"Minggir lo!" (Hardik Alian pada Rania yang sedang makan).

Rania mendongak, sekilas ia melirik ke seluruh penjuru kantin yang ternyata sudah penuh semuanya. Rupa nya hanya meja Rania saja yang masih kosong karena dia memilih makan sendirian.

"Lo gak dengar ya? Gua bilang minggir! Kami mau makan di sini." (Alian geram pada Rania yang tidak takut dengan bentakan nya).

Pertikaian itu menimbulkan perhatian beberapa siswa yang tak jauh dari meja Rania. Mereka memperhatikan geng Alian yang sedang menyerang Rania. Tentunya dengan bergosip ria mencoba menerka-nerka apa yang terjadi dan di tambah bumbu-bumbu fitnah.

Alian memperhatikan Rania dengan seksama. Tiba-tiba seorang teman geng nya membisikkan sesuatu pada Alian. "

Dia putri dari Mr. Ferdika, pemegang saham tertinggi sekolah kita". (bisik temannya).

Alian menilik name tage Rania, di sana tertulis : Rania Nayra F.

"Siapa pun lo, sekolah ini gua yang punya. Jadi, semua aturan ada sama gua!".

Rania masih tidak berkutik. Ia tetap saja fokus pada makanan nya. Alian menatap tajam pada Rania.

"Jangan memaksa ku untuk bertindak kasar. Meskipun kau wanita aku tidak segan untuk mencekik mu." (Ancam Alian).

Kring...

Tanda bel masuk pelajaran berbunyi. Para siswa kembali ke kelas mereka masing-masing. Termasuk Rania, dia berlalu begitu saja dari Alian.

Alian dan teman-teman nya tetap makan di kantin meski sudah masuk jam pelajaran berikutnya.

***

"Sumpah! Baru kali ini ada cewek yang berani mengabaikan gua." (Alian menggeram kesal karena tingkah Rania yang mengacuhkan dirinya tadi di kantin.

Kini mereka nongkrong di rooftop sekolah mereka. "Tapi, kita juga gak bisa ganggu dia." (Bery menggerutu pelan sembari menyesap rokok miliknya).

Alian cemberut saja sepanjang hari itu karena Rania Nayra Ferdika.

"Ayolah bro... masa gara-gara cewek doang loe jadi badmood". (Timpal teman Alian yang lain).

"Gue kesal bro! Tuh cewek rese banget." (Ia membuang bekas puntung rokok yang sudah habis ke sembarang arah).

"Jangan gitu Al. Ntar lo lama-lama naksir lagi sama Rania."

"Emang lo pikir ini sinetron apa?! Sorry yah, meskipun gue di jodohkan sama ortu gua... Gua gak sudi bro."

"Rania Nayra Ferdika! Awas lo! ". (Kecam Alian)

***

Senja sudah menghiasi langit sore itu. Namun, Rania masih betah berlama-lama duduk di bawah pohon kersen yang rindang di taman sekolah.

"Nona muda sebaiknya kita segera pulang. Nanti tuan besar marah." (Bodyguard nya mencoba membujuk sang tuan putri tercinta tuanya untuk pulang).

Hampir satu jam sudah Rania berdiam diri di sana. Pandangannya mendongak ke atas melihat buah kersen yang kecil berwarna merah.

"Aku mau buah kersen." (Pinta Rania pada bodyguardnya).

"Iya. Nanti kita beli di supermarket." (Kali ini supir nya yang menjawab).

Rania tampak cemberut. Pak Adi bodyguard yang selalu menemaninya mendekati Rania. "Mau yang di atas pohon kah?" (Nona muda di depannya hanya mengangguk).

Pak Adi seumuran dengan ayah Rania. Bahkan bagi Rania bodyguard nya seperti sosok orang tua untuk dirinya.

Dengan cekatan pak Adi memanjat pohon kersen mengambilkan buah nya untuk nona nya. Rania sangat menyayangi pak Adi karena ia merasakan kasih sayang yang tulus oleh pak tua itu.

"Terimakasih." (Rania tersenyum pada pak Adi yang memberikan 1 kresek berukuran sedang ke nona muda nya).

Pak Adik membungkuk hormat. "Kita pulang ya nona Rania." (Bujuk bodyguardnya).

Akhirnya nona mereka mau pulang. Cukup sulit membujuk Rania. Hari sudah gelap ketika mobil mewah itu membawa tuan putri kembali ke istana.

***

Introvert

Hari berganti, matahari terbit di ufuk timur memancarkan kehangatan. Sinarnya menyilaukan, menembus korden kamar yang tipis dan transparan. Rania pun terbangun dari tidurnya. Ia mengerjap kan mata lentiknya beberapa kali. Berusaha menyesuaikan dengan keadaan sekitar. Meow... meow...meow.

Muzza kucing anggora Rania naik ke atas ranjang dan menjilati wajah nona cantiknya. Rania tersenyum, ia mengelus bulu Muzza. Baginya hanya Muzza temannya saat ini. Ia sebenarnya punya banyak kucing di rumah. Namun, Muzza saja yg di ijinkan tidur di kamarnya bahkan mereka selalu mandi bersama.

Rania tumbuh menjadi seorang introvert, sosok remaja yang benar-benar membentengi dirinya dari dunia luar. Seolah menjadi Rapunzel yang hidup di menara tinggi ditengah hutan.

Ia berharap suatu saat nanti akan keluar dari menara terkutuk ini dan menemukan kehidupan bebas di luaran sana.

Rania merasa sangat tertekan dengan kehidupan nya. Setiap saat ia harus belajar agar tetap menjadi bintang pelajar di sekolahnya. Namun, Rania bukanlah cewek yang nerd berpenampilan culun dengan kacamata tebal dan kepang dua khas nerd pada umumnya.

Ia bahkan hampir tidak pernah membuka mulutnya. Rania selalu diam ketika berada di sekolah ataupun di luar lingkungan rumah.

Di liriknya jam sudah menunjukkan pukul 06.00. Dengan malas ia beranjak dari kasur empuknya. Menggendong kucingnya untuk segera mandi.

Selesai mandi dan merias diri, Rania mengambil tas juga ponselnya lalu turun menggunakan lift ke lantai 1. Rumah Rania terdiri dari 3 lantai, dan kamarnya berada di lantai tiga. Jadi, orang tuanya menyiapkan satu lift untuk sang tuan putri agar tidak lelah naik turun menggunakan tanggal.

Di meja makan sudah ada papah mamah nya. Rania ikut bergabung dan mulai menyantap makanannya.

"Rania! Besok malam kamu ikut yah, kita akan dinner bersama keluarga dari sahabat dekat papah". (Kata mamah Rania di sela-sela acara makan pagi saat itu).

"Iya." (Jawab singkat Rania).

Rania kembali fokus pada makanan nya. Tak berapa lama ia sudah selesai pada sarapannya, dan segera ke sekolah.

Tidak ada yang istimewa di hari-hari yang di jalani Rania. Namun, pembicaraan di meja makan tadi pagi sungguh meresahkannya.

Sepertinya ia tahu kemana arah maksud papahnya.

***

Di waktu yang sama, keluarga Alian juga sedang sarapan bersama. "Alian, papah sudah menjodohkan kamu dengan putri dari teman bisnis papa."

Uhuk. Uhuukkk. Uhuk. Alian tersedak nasi gorengnya.

"Apa!" (Alian terkejut dengan perkataan ayahnya yang akan menjodohkan dirinya).

Mamah Alian segera memberikan air putih dan mengelus punggung putra kesayangan nya.

"Alian!! Jangan berteriak saat makan." (Ibu Alian memegang bahu Alian sembari menenangkan putra semata wayangnya itu).

"Aku gak mau mah..." (Alian memandang mama nya penuh harap, semoga sang mama kali ini membantunya).

***

Malam itu dinner keluarga Rania dan Alian. Namun, suasananya sangat mencekam, di mana anak-anak mereka menolak untuk menikah.

Rania begitu terkejut jika yang akan dinner bersama keluarga Alian. Cowok yang suka menganggu nya di sekolah.

Makan malam berakhir lebih cepat. Rania meminta ijin pulang lebih dulu. Orang tua mereka tampak sedang membicarakan bisnis.

Alian hanya diam saja membisu. Betapa mudah nya orang-orang kaya itu mengorbankan sang anak demi kepentingan bisnis semata. Sederhananya tidak mudah menjadi anak orang kaya.

Malam itu juga Rania kabur dari rumah nya, setelah tak lama pulang dari dinner. Ia sampai pergi keluar negeri agar orang tua nya tidak dapat menemukan nya.

Rania ingin keluar dari zona aman nya. Menurut nya sudah cukup selama ini ia di kurung oleh keluarganya bagai burung dalam sangkar.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!