Dalam hiruk-pikuk serta riuhnya dentuman musik di sebuah Club Malam, seorang gadis nampak melangkah dan terduduk pada sofa panjang dalam VIP room pelanggan dengan raut wajah kesal.
"Florencia! apa kau kemari seorang diri?"
"Tentu saja Beatrice! aku tak perlu pengawalan dari para manusia berwajah batu itu!" jemari gadis itu nampak meraih virgin colada yang telah tersaji untuknya.
"Kau ini sungguh keterlaluan Flo! orang tuamu pasti mencemaskan dirimu!"
"Aku membenci mereka! semua perkataan bulshit yang kudengar, itu sungguh membuatku muak Beatrice!"
"Flo! dengarkan diriku, sebagai sahabat mu! aku tahu kau tidak menyetujui perjodohan itu, tapi cobalah untuk berbicara baik-baik dengan kedua orang tuamu! kau ingat bukan bahwa kedua orang tuamu itu bukanlah orang sembarangan!" gadis berambut pirang dengan mata biru itu tampak mencoba untuk meyakinkan sahabat masa kecilnya.
"Jadi aku yang harus menjaga nama baik mereka! itu maksud mu?" Florencia kembali meletakkan gelas seksi di meja dengan sedikit meninggikan suara.
"Honey! aku bukan ingin turut memojokkan dirimu, tapi cobalah untuk sedikit bermain peran! lagipula anak dari bangsawan itu juga tak begitu jelek bukan? apa kau tak ingin mencoba untuk menjalin kasih dengan pria yang bernama Jasper Abraham itu?"
"Lebih baik diriku menjalin kasih dengan seorang makhluk mitologi daripada harus membuka hati untuk manusia picik seperti seseorang yang bernama Jasper itu, Beatrice!"
"Jaga mulutmu Florencia!"
"Kenapa? bukankah Jasper memang seorang pria pecundang? aku menolaknya berkali-kali saat kita berada di universitas dan sekarang dia memanfaatkan kekuasaan ayahnya! ciiih, pria brengsek!" Florencia kembali mengumpat untuk meluapkan kekesalannya.
"Bukan itu maksudku! apa kau tak melihat berita di media?"
"Berita? berita apa maksudmu?" gadis pemilik iris mata berwarna abu-abu dengan penampilan kasual itu tampak kembali memicingkan matanya.
"Tentang seorang warga yang ditemukan tewas dengan organ dalam yang menghilang! ramai dikabarkan ada sebuah makhluk jadi-jadian yang berkeliaran di kota ini!" Beatrice kembali mencoba memperjelas kalimat nya pada Florencia yang masih sibuk menyesap nikotin yang tersemat pada bibir mungilnya.
"Aaaaaghh! kau ini sungguh penakut sekali! lagipula mana ada makhluk seperti itu di dunia kita!"
"Bagaimana jika itu benar-benar terjadi?"
"Apa kau telah menikmati whiskey seorang diri? liar sekali fantasi mu itu sweetie! bisa jadi itu ulah manusia-manusia tak bermoral yang membutuhkan uang dan memperjual-belikan organ dalam manusia di pasar ilegal!" Florencia kembali menyentil kasar dahi sahabatnya dengan penuh kesal.
"Ayolah Flo! kita harus mencoba untuk menjadi pemburu vampire kali ini, siapa tahu kita menemukan yang lebih tampan dari Edward Cullen! kau yang menanggung biaya penyelidikan kita! aku yakin black card milikmu masih tetap berada dalam kuasa genggaman tangan mu bukan?"
"Tentu saja sweetie! hanya perlu sedikit drama dan air mata untuk membujuk daddy! jika kau menemukan makhluk tampan berwujud vampire itu, ambillah untuk dirimu sendiri! makhluk seperti itu akan sangat merepotkan bagiku!"
Kedua sahabat karib itu kembali terdengar menyuarakan gelak tawanya seketika.
Tak berselang lama pintu VIP room itu terdengar digedor dengan begitu kasar dari luar.
"Flo! apa kau membuat masalah? kenapa sampai ada yang berani mengetuk ruangan ini?"
Brengsek! apa pria itu benar-benar mengikuti langkah ku kemari? apa yang harus kulakukan?
Florencia kembali terdiam, gadis beriris mata abu-abu itu juga tampak menenangkan sahabat nya.
"Beatrice! kau cobalah untuk menghubungi Dave! suruh dia kemari secepatnya!"
"Jadi kau benar-benar membuat masalah sebelum datang kemari?" mata Beatrice nampak terbelalak saat menanggapi kalimat sahabatnya.
"Maaf ... atau kalau tidak, kau segeralah lari keluar dan cari bantuan saat aku membuka pintu ini!"
"What the fuck! kau benar-benar trouble maker Florencia!"
"Ayolah kawan! kita butuh sedikit memacu adrenalin bukan? ini masa muda!" gadis beriris mata abu-abu itu tampak santai dalam menanggapi kalimat Beatrice, sahabat nya.
"Masa mudaku bisa melayang sia-sia jika terus bersama mu!" jemari Beatrice nampak gemetar saat mencoba menghubungi kakak kandungnya.
"Hahahah! ayolah sweetie, aku akan mentraktir mu beberapa barang merek Dior, Gucci atau mungkin Louis Vuitton kegemaran mu jika kita berhasil selamat malam ini, it's on me at all!"
"That's freaking good Florencia!, dan bisa-bisanya kau tertawa dalan situasi seperti ini!"
Beatrice kembali berteriak histeris dengan mata terbelalak atas tawaran yang begitu menggiurkan dari sahabat nya, gadis itu memang terbilang gila akan barang-barang branded, dan Florencia! putri tunggal dari Tuan Matteo itu tahu betul cara melenyapkan kepanikan pada diri Beatrice, sahabatnya.
Braaakkk,
Pintu VIP room itu akhirnya terbuka dengan paksa, beberapa orang bertubuh kekar nampak memasuki ruangan.
"Beatrice segera pergi dari sini!"
"Tapi Flo!"
"Pergilah Beatrice! jangan pedulikan diriku!" teriakan Florencia terdengar begitu melengking di telinga para pria yang tengah mengelilingi tubuh mungilnya.
"Hi babe! tenanglah, aku hanya butuh dirimu dan yaa ..., kita bertemu lagi? tapi sepertinya kali ini kau akan memohon padaku!" tangan kekar Jasper tampak membelai kasar bibir Florencia yang kini terlihat tak berdaya karena belenggu tangan para bodyguard nya.
"Ciiih! memohon pada manusia brengsek seperti mu? kau itu tak lebih dari seorang pecundang Jasper! lihatlah, untuk menemui ku saja kau harus bersembunyi dibalik tubuh besar para pria berwajah datar ini! dimana nyali mu sebagai seorang lelaki?"
Plaaaakk,
Sebuah tamparan keras akhirnya mendarat pada pipi mulus Florencia hingga membuat wajah gadis itu tertoleh dengan paksa.
"Jangan membuat ku berlaku kasar padamu Flo! seharusnya kau bisa menjaga sedikit perilaku mu itu! aku ini calon suami mu!"
"Calon suami? jangan pernah berharap! aku tak akan pernah sudi untuk menyetujui perjodohan konyol yang di sarankan oleh para orang tua itu!"
Tak memiliki rasa takut dan juga keras kepala, itulah kepribadian gadis bernama Florencia Shaquille Anderson, meskipun dirinya harus berhadapan dengan tiga pria di ruangan itu seorang diri nada bicaranya tetap saja tak melembut sama sekali.
"Florencia! kau benar-benar keterlaluan!" pria pendek itu kembali meninggikan suaranya, raut wajah Jasper tampak merah padam karena amarah.
"Lepaskan aku sialan!"
"Jika kau tak sudi menerima perjodohan yang diajukan oleh kedua orang tuaku, maka aku akan membuat mu untuk tak bisa menolak perjodohan itu, Flo! bagaimana jika kita bermain sekarang?" sudut bibir Jasper tampak tertarik ke atas dan seketika menampilkan senyum devil nya.
"A-apa? apa maksudmu?" Florencia seketika panik saat jemari Jasper membuka paksa outer dengan tulisan Burberry yang dikenakan nya.
"Aku ingin menikmati tubuh mu cantik! para bodyguard itu, mungkin juga ingin bermain dengan mu!"
"Dasar brengsek kau Jasper! lepaskan aku! lepas! dasar manusia biadab!"
Florencia semakin terlihat meluapkan amarahnya tatkala Jasper hampir meraba area sensitifnya, gadis itu seketika mendorong pria pendek yang merupakan calon suaminya dengan sekuat tenaga hingga membuat pria itu terpental pada tembok ruangan, para bodyguard yang sejak awal memegangi tangannya pun turut tersungkur karena amarah Florencia.
"A-apa? apa yang terjadi? kenapa gadis itu sekuat ini?" Jasper nampak meringkuk kesakitan.
"Tuan Muda! apa Tuan baik-baik saja?"
"Aaaa-whh, diriku kesakitan bodoh! apa kau tak lihat darah di siku tangan ku ini! cepat kendalikan calon istri ku! dan bawa dia secara paksa untuk pulang ke mansion!"
"B-baik Tuan!" kedua bodyguard Jasper tampak kembali mencoba menyentuh Florencia, namun tampaknya kembali sia-sia, gadis itu justru semakin tak terkendali.
Praaaang.
Meja kaca di dalam VIP room itu turut pecah berkeping-keping saat tubuh kedua bodyguard Jasper tampak terpelanting dan mendarat di atasnya.
"Florencia! hentikan, tolong hentikan! i-ini bukan dirimu Flo," suara Jasper terdengar semakin terbata saat gadis itu kembali melangkah dengan bibir yang tersenyum hambar ke arahnya.
"Ada apa Jasper? kemari lah! kau ingin bermain denganku bukan? pasti akan menyenangkan bisa menikmati tubuhku yang sintal ini!" Florencia nampak berjalan dengan tatapan kosongnya mendekati Jasper yang semakin terlihat ketakutan.
"T-tidak Flo! menjauh lah dariku!"
"Apa yang terjadi padamu babe? apa kau tak ingin melanjutkan aksi mu untuk menelanjangi ku?" gadis itu tetap tersenyum berjongkok, serta menikmati raut wajah pria yang terlihat begitu ketakutan karena ulahnya.
"M-maaf, menjauh lah dariku! a-aku mohon! kalian cepat panggil security!"
Semua orang nampak terdiam, kecuali dua bodyguard Jasper yang masih mengoceh dihadapan seorang pria tampan dan security bar.
"Flo! bisa kau jelaskan semua ini? katakan dengan jujur atau aku tak bisa membantu mu dihadapan orang tuamu!"
Dave Paul Richard, seorang pria bertubuh jangkung yang juga bekerja dan memiliki jabatan cukup tinggi di salah satu perusahaan orang tua Florencia nampak menatap tajam gadis beriris mata abu-abu yang hanya terduduk diam dan setia dengan wajah datarnya.
"Entah lah Dave! aku bingung, mungkin diriku dalam pengaruh alkohol!"
"Beatrice!"
"Aku sungguh tak tahu apapun brother! aku bergegas keluar saat para bedebah itu masuk dan menahan lengan Flo!"
"Kau pria pengecut? katakan sesuatu!" Dave tampak melangkah perlahan menghampiri Jasper yang turut diam beku selama Dave berada didalam ruangan bersamanya.
"A-ku ...,"
"Dia tak tahu apapun! kedua bodyguard itu salah paham dan saling beradu pukul karena diriku!"
"Dia berbohong Tuan! dia yang membuat kami babak belur! sungguh kami tidak bohong! boss kenapa kau diam saja?"
"Diam kalian!" Jasper tampak membentak kedua bodyguard nya hingga kedua lelaki plontos itu kembali bungkam.
"Kau yang diam Jasper! lanjutkan penjelasan kalian!" suara tegas Dave nampak membuat semua mata kembali tertuju pada pria itu.
"Dia ..., nona Florencia benar-benar seperti monster! dia seperti memiliki kekuatan aneh dalam tubuhnya hingga membuat kami dipukul terbang dan membentur meja kaca hingga menjadi puing-puing seperti ini! sungguh Tuan, saya tidak berbohong!"
"Darimana aku memiliki kekuatan seperti itu! apa kalian juga mengkonsumsi tequila di ruangan sebelah sebelum akhirnya datang dan mengganggu kesenangan ku disini?" Florencia kembali menyangkal perkataan bodyguard Jasper dengan wajah datarnya.
Apa? kenapa dia tak mengakui perbuatannya? ada apa dan siapa sebenarnya dirimu Flo?
Jasper kembali dibuat kebingungan dengan kejadian di VIP room di malam yang sangat larut itu.
Dave kembali menghela nafas dalam, pria itu tampak melirik jam tangan mewah bertuliskan Tissot berwarna silver yang membelenggu pada pergelangan tangannya sebelum akhirnya kembali berujar tanya.
"Sudah hampir setengah jam! tapi tidak ada yang ingin mengaku! baiklah, aku yang akan membereskan ini semua dengan konsekuensi orang tua kalian tak akan lagi membiarkan kalian kelayapan dan berada di luar pada saat malam hari."
Suasana kembali nampak hening,
Raut wajah Florencia nampak sedikit khawatir karena kebebasan nya akan kembali dipertaruhkan.
"Jadi ini yang kalian inginkan?" Dave nampak menatap satu persatu wajah putra dan putri bangsawan yang berada dihadapannya.
"Tunggu Dave! ini semua salahku! aku yang akan bertanggung jawab, bodyguard ku memang sedikit membuat kekacauan! aku yang memaksa Florencia untuk kembali pulang bersama ku! dan diriku meminta kedua orang itu untuk membuat nya ketakutan supaya mau menuruti perkataan ku! maaf ...,"
"Benarkah?" pria bertubuh jangkung itu kembali mengalihkan pandangan matanya dan tertuju pada Florencia.
"Apalagi yang kau ragukan Dave? apa kau pikir aku ini benar-benar seorang monster? apa kau lebih percaya pada kedua lelaki plontos berwajah batu itu?"
"Flo, tenang lah!" Beatrice nampak turut berdiri untuk menenangkan sahabat nya.
"Kakak mu itu benar-benar menyebalkan Beatrice! dia pasti akan melaporkan apapun pada orang tuaku! dasar si pengadu!" Florencia kembali terduduk dengan kesal karena tatapan intimidasi dari kaki tangan kedua orang tuanya.
"Baiklah! jika semua sudah jelas, ini sudah hampir pukul 02.00 dini hari! kalian harus segera kembali pulang sekarang!"
Jasper dan kedua bodyguard nya nampak tertatih saat meninggalkan ruangan,
Sementara Florencia dan Beatrice tampak saling melempar sebuah lirikan tengil antara satu sama lain.
"Baiklah! aku pulang sekarang! good night and see you, Flo! jangan lupakan perkataan mu tentang penawaran yang telah kau ajukan sebelumnya!" Beatrice akhirnya melangkah meninggalkan ruangan yang terlihat begitu kacau tersebut.
"Beatrice! please! ini masih terlalu awal untuk kembali ke rumah honey!"
"Kau pulang bersama ku sekarang!" Dave tampak memperhatikan tingkah laku kedua gadis itu dengan menggelengkan kepala sebelum akhirnya menarik lengan Florencia.
"Tidak Dave! lepas! aku akan menyetir sendiri!"
"Kau sedang dibawah pengaruh alkohol! jangan main-main dengan nyawa mu, dasar gadis keras kepala!"
Padahal diriku hanya menikmati mocktail
Florencia, gadis dengan iris mata abu-abu itu tampak menggaruk kepala, dan mencoba untuk menahan tawa sekuat tenaga.
"Apa kau berbohong? ada sesuatu yang kau sembunyikan, Flo?"
"T-tidak! apa maksudmu? lagipula untuk apa aku membohongi dirimu! it's useless daddy!"
"Haaaaaaghh! jangan menggodaku seperti itu Flo! aku benci perempuan murahan!" tatapan nakal dari mata indah Florencia nampak membuat Dave salah tingkah setiap kali gadis itu mencoba untuk menggoda nya.
"Selena bersikap jauh lebih murahan, tapi kau tetap saja mengejar nya!" Florencia nampak kembali bergumam dengan membenahi cardigan pada tubuh moleknya.
"Apa maksudmu? Florencia?"
"Nothing! i've to go!"
"Hyaaaaaakk! gadis keras kepala! tunggu! kau harus kembali bersama ku!" Dave tampak kembali melangkah dengan terburu-buru dan menyambar coat hitam miliknya dari sofa karena Florencia sengaja meninggalkan nya, dan membanting kasar pintu VIP room di bar.
Berdiri tepat di samping kendaraan Rolls Royce Wraith miliknya, pergerakan tangan Florencia kembali terhenti saat Dave kembali meraih lengan nya dengan kasar.
"What's so funny? get in the car now!"
"Ayolah Dave! kenapa wajahmu seserius ini? apa kau tak ingin mencoba berkencan dengan ku?" Florencia kembali menampilkan wajah genitnya dihadapan kakak dari sahabat nya.
"Apa minuman beralkohol masih mempengaruhi pikiran mu? dasar bocah! jangan sampai diriku terpancing untuk meniduri mu malam ini Flo!"
Florencia hanya kembali terkekeh mendengar jawaban dari lisan Dave, gadis dengan iris mata abu-abu itu juga tampak santai duduk dengan menaikkan kedua kaki di dalam mobilnya.
"Alasan apa yang akan kau sampaikan pada orang tuaku nanti?"
"Kenapa? apa kau mengkhawatirkan tentang kebebasan mu?"
"Ayolah Dave! aku benci di kekang! mereka bahkan tak pernah mendengarkan keinginan ku yang sesungguhnya!"
"Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, Flo! terlebih kau ini putri kesayangan mereka dan hanya satu-satunya!"
"Kau tak pernah memahami jadi diriku Dave! itulah sebabnya kau bisa berbicara dengan enteng seperti ini!"
"Apa yang tak ku ketahui dari keluarga mu Flo? kejadian penculikan itu! itulah alasan kuat kenapa Nyonya Esmeralda begitu strict pada setiap gerak-gerik mu di luar sana!"
"Tapi kau belum bekerja untuk dad saat itu! bagaimana kau bisa tahu tentang penculikan yang terjadi padaku?"
"Florencia Shaquille! apa kau ini lupa siapa dirimu? hampir seluruh publik mengetahui hal itu honey! hanya saja, scandal baru sengaja dibuat untuk menutupi kasus mu!"
"Scandal?"
"Kepergian kakek mu, mendiang Tuan Anderson!"
Florencia kembali menghela nafas dalam, gadis itu tampak melayangkan pandangan matanya ke arah luar jendela kaca mobil yang dikendarainya.
Apa sebenarnya yang terjadi saat itu? kenapa aku sama sekali tak bisa mengingat wajah pria yang menyelamatkan ku, aku yakin dia bukanlah pria sembarangan,
"Mom, i'm home!" Florencia tampak berjalan melewati kedua orangtuanya dengan begitu santai dan mengacuhkan tatapan kedua orangtuanya.
"Darimana dirimu, Flo? daddy sungguh mencemaskan mu nak!"
"Dad! can i go to my room? aku sungguh lelah!"
"Jangan mengalihkan pembicaraan Florencia!" Nyonya Esmeralda tampak meninggikan suaranya karena Florencia hampir berlalu dan mengacuhkan mereka.
"Maaf Tuan dan juga Nyonya, sepertinya putri Anda sedikit dalam pengaruh minuman beralkohol,"
"A-apa Dave? Florencia kembali ke club malam?" Nyonya Esmeralda kembali terbelalak mendengar keterangan dari kaki tangannya.
"Ayolah mom! aku ini sudah dewasa! apa mom ingin membuat ku seperti katak dalam tempurung? aku juga ingin seperti anak-anak lainnya mom!"
"Flo! "
"Cukup daddy! aku selalu menuruti perkataan mommy selama ini bukan? kalian selalu melarang ku ke sana dan kemari! aku bahkan tak memiliki teman selain Beatrice! apa itu masih belum cukup? aku bisa gila jika setiap hari harus di kurung seperti dulu dad!" langkah kaki Florencia tampak bergerak cepat menaiki anak tangga setelah meluapkan amarah pada kedua orang tuanya.
"Lihatlah Nicholas! itu akibat karena kau terlalu memanjakan nya!" Nyonya Esmeralda kembali meninggikan suaranya dan berlalu dari hadapan sang suami dan juga Dave yang merupakan kaki tangannya.
Tuan Nicholas hanya mampu menghela nafas dalam sembari menatap istrinya yang turut lenyap dari pantai mata.
"Dave! apa terjadi sesuatu?"
"Nona muda, dia hanya sedang sedikit kesal pada seseorang Tuan,"
"Jasper? apa pria itu yang kembali membuat mood putri ku berantakan?" Tuan Nicholas melayangkan pandangan begitu dalam pada pria yang telah beberapa tahun bekerja dan menjadi orang kepercayaan nya.
"I-itu, benar Tuan! maaf ...,"
"Apa Jasper melukai nya? atau kau mungkin mendapati keanehan pada sikap putri ku, Dave?"
"Tidak Tuan, Nona muda hanya terlihat aneh karena ia sempat mengkonsumsi tequila setahu saya itu yang terjadi."
"Aaaaaghh! baiklah! kau bisa pergi sekarang!" Tuan Nicholas tampak bernafas lega, raut wajah pria paruh baya itu juga terlihat berubah seketika.
Apa maksud dari Tuan Nicholas? apa memang ada sesuatu yang terjadi pada Florencia?
Disisi lain,
Beberapa mobil polisi tampak meluncur dengan suara sirine yang begitu memekakkan telinga dan menyambangi sebuah tempat yang tak jauh dari kediaman Florencia,
Apa terjadi kecelakaan lagi disekitar jalan tikungan Sungai Aquiver? kenapa semakin sering terdengar suara sirine seperti ini? sungguh bukan kediaman yang tenang! padahal almarhum kakek berkata bahwa kawasan ini merupakan kawasan pribadi dan tak ada yang berani melintas masuk ke kawasan ini, tapi mereka polisi? jika terjadi kecelakaan berarti ada beberapa oknum yang memang memasuki kawasan ini bukan?
Florencia tampak bergelut dengan pikirannya, ia melayangkan pandangan ke arah gelapnya hutan di sekitar sungai Aquiver dari balkon kamarnya, gadis cantik dengan iris mata abu-abu itu tampak berdiri dan termenung seorang diri, hingga akhirnya sebuah kilatan cahaya berwarna merah mengalihkan perhatiannya.
"Tunggu! apa itu ..., apa itu mengarah kemari?" Florencia menyipitkan matanya dan mencoba untuk menganalisa bentuk apa yang tengah melayang begitu cepat ke arahnya.
"Ma Filia? is it you?"
Tubuh Florencia membeku, gadis itu terlihat lunglai seketika saat mendapati kenyataan bahwa tubuhnya telah di topang oleh tangan kekar dengan kulit seputih salju di hadapannya.
"Tenanglah ..., aku tak akan menyakitimu! aku hanya ingin menyapa mu setelah sekian lama! apa rasa darah mu masih sama? dia pasti belum menemukan keberadaan mu bukan? makhluk pecundang itu, dia tak akan pernah berani muncul dan berkeliaran di dunia yang jauh dari jangkauan nya."
Florencia terdiam kelu, ia ingin berontak namun untuk menggerakkan tubuh saja rasanya sangat mustahil baginya. Gadis itu bahkan merasa benar-benar lunglai seolah tak memiliki tulang dalam anggota tubuhnya.
Siapa dia? kenapa diriku sama sekali tak mampu berbuat apapun?
"Katakan sesuatu ma Filia! aku ingin mendengar mu? katakan lah! kenapa aku tak lagi bisa membaca pikiran mu Filia? apa yang telah ia korbankan untuk mu sebenarnya?" teriakannya menggema, tatapan tajam pria itu berubah seketika, belaian dari tangan lembutnya juga perlahan berubah saat amarah tampak menguasai nya.
Florencia jatuh, tubuhnya merosot dan terlepas begitu saja dari kungkungan sosok yang sedari tadi membuat ia tak mampu berbuat apapun.
Apa aku akan mati saat ini Tuhan?
Perasaan yang sama kembali ia rasakan, dejavu gadis itu menangis dalam diam dan hanya mampu menyaksikan sosok menyeramkan yang tampak siap untuk mencabik-cabik dirinya dengan jemari dan kuku runcing yang terarah tepat pada dadanya.
Gadis dengan iris mata abu-abu itu tampak memejamkan matanya, Florencia telah pasrah atas takdir apapun yang akan menimpanya.
Namun perlahan, suara deru angin tampak sejuk menghampiri, seolah membelai lembut rambut hitam Florencia, membuat gadis itu kembali merasa begitu nyaman dalam sesaat.
How dare you! you can't touch her holy blood! I'm here! meskipun harus mati untuk kedua kalinya! aku tak akan melepaskan mu kali ini!"
"Suara itu? aku mengenalnya .., sungguh! tapi kenapa? kenapa mulutku tak bisa bersuara? kenapa sangat berat untuk membuka mata, aku ingin melihatnya! pemilik suara itu ...,"
Florencia seketika membuka mata, ia mencari sosok dengan suara yang sangat familiar di telinganya, namun nihil.
"Flo! kau baik-baik saja Nak?" Tuan Nicholas seketika memeluk putri semata wayangnya dengan penuh cemas,
"Maafkan mom Flo! mom menyayangimu, sungguh!" Nyonya Esmeralda juga tampak menangis dengan begitu pilu sebelum akhirnya turut mendekap tubuh Florencia.
Ada apa ini? kenapa diriku telah berada disini?
Pandangan mata Florencia kembali terlihat menelisik setiap detail ruangan yang ia tempati, ia kenal betul tempat itu, sebuah ruang rawat VVIP pada Flummox Hospital.
Flummox Hospital merupakan rumah sakit yang sengaja didirikan Tuan Anderson, kakek Florencia, untuk membantu para kaum menengah ke bawah yang tak mampu berobat di rumah sakit pemerintah, karena biaya berobat yang cukup mahal pada zamannya.
Seiring berjalannya waktu Flummox Hospital justru terkenal karena kemewahan tempat rawat serta pelayanan yang cukup memuaskan meskipun dengan harga terjangkau, banyak kaum dari golongan elite pemerintahan yang juga menjadi daftar anggota pasien khusus di tempat itu.
"Flo! apa kau mencoba bunuh diri? apa kau sudah benar-benar tak waras?" Beatrice seketika bersuara dan menatap Florencia dengan amarah begitu Nyonya Esmeralda serta Tuan Nicholas beranjak dari kamar rawat mewah putri semata wayangnya.
"Bunuh diri?"
"Jangan menampilkan raut wajah bingung seperti itu, Flo! kau membuatku semakin bingung! kedua orang tuamu sangat mencemaskan mu, Nyonya Esmeralda tampak begitu frustasi semalaman!"
"Beatrice! bisa kau ceritakan apa sebenarnya yang terjadi padaku?"
Pertanyaan Florencia kembali membuat gadis bermata biru itu tercengang,
"Astaga Flo! apa kau bercanda?"
"Apa maksudmu dengan bercanda?" gadis itu masih tak menyadari apapun akan kejadian yang dialaminya.
"Lihatlah pergelangan tangan mu! kau menyayat nya bukan?"
"A-apa?" Florencia seketika melirik dan mengangkat tangan kirinya yang telah berbalut kain kasa putih.
"Cairan merah kental itu telah memenuhi lantai balkon kamar mu! kedua orang tuamu menemukan dirimu dengan kondisi pingsan dan bersimbah darah! apa yang membuat mu senekat ini Flo?"
Aku? aku menyayat pergelangan tangan ku sendiri? itu tidak mungkin, bukankah makhluk itu ..., apa makhluk itu yang melukai ku?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!