" Nathan, Apakah Laporannya sudah selesai Kamu buat? " Ucap seorang pria.
" Maaf, ini sementara saya buat. " Ucap Nathan.
" Nathan, Tolong lihat yang ini apakah sudah benar? ", " Nathan, Apakah berkas untuk yang nanti sore sudah selesai? ", " Nathan, Bagian ini salah, buat lagi ", " Nathan Bagaimana Laporan yang tadi? ", " Nathan, Nathan!, Nathan? "
" Ahhhh, Yang benar saja. Apakah pekerjaan di kantor ini tidak pernah habis? " Ucap Nathan dalam Hati.
Begitulah pekerjaan Nathan setiap hari. Karena bekerja di kantor yang memiliki sedikit karyawan akhirnya pembagian kerjanya jadi tidak merata dan hampir semua pekerjaan dilempar ke Nathan. Karena pekerjaan yang sangat banyak, Nathan sering lembur bahkan sampai tidur di kantor untuk menghabiskan pekerjaannya.
Karena pekerjaan yang sangat banyak itu, Nathan lupa menjaga kesehatan tubuhnya hingga saat dia pergi ke toilet, tiba-tiba saja dia ambruk. Dia mencoba untuk bangun tetapi tubuhnya sudah tidak memiliki kekuatan lagi, bahkan untuk bersuarapun dia sudah tidak bisa. Kepalanya mulai kesakitan dan akhirnya secara perlahan dia kehilangan kesadaran.
( Beberapa Saat Kemudian )
" Woosshhh " Suara angin yang meniup dedauanan.
Nathan secara perlahan tersadar.
Sambil memegang kepalanya Nathan berkata " Gawat, sepertinya tadi aku pingsan. Aku harus segara kembali bekerja. "
Nathan pun bangun dari tidurnya dan berniat untuk kembali bekerja. Namun setelah membuka mata, Nathan kebingungan karena dia tidak berada di kantor.
Mata Nathan melotot sambil bergumam " Hhhmmm ", Nathan Begumam lagi sambil memandang ke sekelilingnya " Hhhhmmmmmm ".
Nanthan kemudian berdiri, telapak tangannya di letakan di dagu dan memiringkan kepalanya sambil berputar-putar melihat ke sekalilingnya. Dia mengerutkan kening sambil berusaha memikirkan apa yang terjadi padanya karena yang tadinya Dia pingsan di toilet kantor, tapi sekarang saat terbangun Dia sudah berada di hutan lebat dengan pepohonan yang besar.
" ahhhhhhh " tiba-tiba Nathan berteriak sambil kedua tangan memegang kepalanya. " Tidak, Tidak, Tidak!. Apakah mereka berpikir aku sudah mati saat di toilet itu dan mereka membuangku kemari agar mereka terhindar dari masalah? " Ucap Nathan.
Nathan tidak mengetahui bahwa terikannya tadi membawa bahaya baginya. Dia pun terus berbicara sendiri sambil melihat sekelilingnya sekali lagi dan memikirkan dimanakah sekarang dia berada karena pemandangan yang dilihat disitu benar-benar sangat asing baginya. DIa tidak pernah melihat hutan seperti itu sebelumnya.
( Beberapa menit kemudian )
Nathan yang sudah sedikit tenang memutuskan untuk berkeliling di sekitar situ.
" Grrrrrrrr!!! " terdengar suara di belakang Nathan.
" Grrrrrr? " Ucap Nathan sambil membalikan badannya.
Terlihat dibelakang Nathan binatang yang mirip serigala tapi ukurannya dua kali lebih besar dari serigalara yang dikehaui Nathan. Binatang itu menatap Nathan sambil mengeluarkan air liur seperti siap untuk melahap Nathan seketiga. Tanpa berpikir lama Nathan langsung lari sekencang-kencangnya,
" Apa itu tadi? Anjing?, Serigala?, Rubah?. " Ucap Nathan sambli Berlari sekencang-kencangnya.
" Roarrrr!!!!! " Suara raungan binatang yang sedang mengejar Nathan.
Karena medan yang sulit membuat Nathan kesusahan untuk berlari, hal itu juga terjadi pada binatang yang mengejarnya. Nathan berlari memasuki semak-semak, mengitari pepohonan, masuk kedalam batang pohon yang roboh dan berusaha mencari tempat yang tidak bisa di jangkau oleh binatang itu, tapi binatang itu selalu menemukan celah untuk menerkam Nathan.
Setelah kejar-kejaran cukup lama, Nathan mulai kelelahan, nafasnya menjadi tak teratur, kakinya juga sudah tidak kuat untuk berlari dan akhirnya Dia sampai di bawah tebing dan tidak bisa kemana-mana. Binatang itu pun memanfaatkan kesempatan tersebut dan melompat ke arah Nathan.
Di jeda lompatan binatang itu Nathan melihat sekeliling dan marabah-rabah sakunya, Dia berusaha mencari benda yang mungkin bisa di pakai untuk menghalau binatang tersebut.
" Ini? " Ucap Nathan yang menemukan sebuah polpen di sakunya.
Saat binatang itu tepat di hadapan Nathan, dengan cepatnya Dia menghindari cakar binatang itu dan menusuk binatang itu tepat di belakang matanya. Binatang itu meraung akibat tertusuk dan menjaga jarak dari Nathan. Sayangnya tusukan tadi tidak terlalu berpengaruh terhadap binatang tersebut dan binatang tersebut kembali bersiap menerkam Nathan kembali.
Di saat binatang itu tertusuk, tanpa diketahui Nathan ternyata darah tadi terciprat ke bibir Nathan dan tanpa sengajah dia minjilat darah tersebut dan di telan bersamaan dengan air liurnya. Pada momen yang cepat itu, saat binatang bersiap menerkam kembali dan saat Nathan meminum darah tersebut, terjadi perubuhan pada tubuh Nathan.
Bagian lengan mulai dari sikut sampai telapak tangan Nathan bertumbuh bulu dan kukunya tumbuh menjadi cakar yang sangat tajam, hal itu pun terjadi pada bagian lutut sampai telapak kakinya, dan tidak hanya itu, telinganya berpindah kebagian atas kepala dan berubah menjadi telinga binatang dan pada bagian belakan bertumbuh ekor.
Dia tidak mempedulikan tentang perubahan pada tubuhnya, pada momen itu Nathan merasa adanya kekuatan yang masuk dalam dirinya. Dia berpikir bahwa kekuatan itu mungkin bisa dipakai untuk mengalahkan Binatang tersebut.
Saat Tubuh Nathan berubah bentuk, binatang itu sudah maju untuk menerkam Nathan, dan Nathan dengan kekuatan yang barunya bersiap untuk menghadapi binatang tersebut.
Saat Binatang itu menerjang, Nathan dengan cepat menghidari serangan itu dan langsung menyerang tubuh binatang itu dengan cakar di tangannya. Dalam waktu yang sangat singkat Nathan langsung mengalahkan
binatang itu. Tak lama kemudian tubuh Nathan perlahan kembali menjadi normal, tubuhnya menjadi lemas akibat kekuatan yang tadi di dapat menguras banyak tenaganya dan membuat Nathan pingsan.
Beberapa saat Kemudian.
“ Hhhhhhmmmmm “
“ Sudah bangun ya? “ Terdengar suara seorang Pria.
Nathan membuka matanya dan menoleh kea rah suara itu berasal. Terlihat seorang pria sedang duduk memancing di tepi sungai.
“ Hmmm, Anda siapa? Aduh duh duh duh !!! “ Nathan mencoba untuk berdiri tapi tidak bisa karena seluruh bandanya sakit.
“ Hey, jangan memaksakan diri, istirahatlah lebih dulu. Aku tidak tau apa yang kamu lakukan disini tapi yang jelas tadi aku menemukanmu pingsan di samping mayat Wolfies. Kamu tidak berasal dari sekitar
sini kan? “ Tanya Paman itu.
“ Kenapa kamu berpikir begitu? “ Tanya Nathan.
“ Hmm, Di lihat dari pakaianmu saja sudah ketahuan. “ jawabnya.
“ Ohh begitu ya. “ jawab Nathan.
“ Setelah diperhatikan, ternyata gaya berpakain kita memang berbeda. “ Dalam hati Nathan.
“ Tapi tunggu, kayaknya bajuku jadi lebih besar dari tadi deh. “
“ Sepertinya tubuhku menjadi aneh deh. “ Batin Nathan, sambal memikirkan keanehan pada
tubuhnya.
Sementara itu sih Paman itu berkata, “ Tapi lumayan juga anak kecil sepertimu bisa mengalahkan Wolfies sendirian “
“ Oy, Oy, Aku sudah 24 tahun loh. Biarpun anda sudah tua tapi jangan begitulah, hahaha. “ Ucap Nathan.
Paman itu menatap Nathan kebingungan dan menjawab, “ Apa yang kamu bicarakan? Apakah ingatanmu juga jadi terganggu akibat pertarungan mu tadi ? “
“ Ehh,,,. “ Seketika itu juga Nathan tersadar. Ternyata yang membesar itu bukan bajunya tapi tubuhnyalah yang mengecil.
Nathan yang terkejut itu tiba-tiba langsung bisa menggerakan tubuhnya kembali. Dia bergegas berdiri dan bercermin di air sungai.
“ Ehh, Apa ini? Apa yang terjadi sebernarnya? “ Nathan Kebingungan.
Setelah beberapa detik menatap dirinya sendiri Nathan tersenyum kegirangan sambal memegangi wajahnya,
“ hehehe, lumayan juga ternyata kembali mudah, Hehehe. “
Paman itu jijk Melihat senyuman Nathan yang seperti orang Sang*, “ Oy, mukamu menjadi aneh “
Mendengar itu wajah Nathan kembali normal, “ Ehem. Maaf, aku terbawah suasana. Tapi, Tidak tau kenapa melihat wajahku membuatku jadi senang. “ Tidak Bisa Menahanya rasa senang melihat wajahnya, Ekpresi Nathan kembali lagi seberti sebelumnnya.
“ Hmm, Sepertinya kepalamu memang terbentur saat bertarung tadi. “ Ucap om sambal memegangi dagunya.
Paman Berdiri dan berkata, “ Sepertinya tubuhmu sudah tidak apa-apa lagi. Sebentar lagi akan malam, aku harus kembali ke desa. Apa yang akan kamu lakukan setelah ini? Apa kamu mengingat sesuatu? Mungkin saja kamu sedang berniat menuju ke suatu tempat dan kemudian tersesat. ”
“ Sepertinya aku tidak harus memberitahu asal usulku deh. Dan juga dia kelihatanya adalah orang
baik. “
Sambil Memperlihatkan ekspresi memelas Nathan berkata, “ Paman, sebenarnya sekarang aku benar-benar tidak tau apa-apa. Aku tidak tau harus kemana setelah ini. Bisaka aku ikut denganmu? “
“ Sudah kuduga. Niatku dari awal memang seperti itu. Kalau begitu ayo ikut aku. “ Ucap paman itu sambil Mengambil peralatan berburu dan sebuah kantong berisi hasil buruan.
“ Biar aku bantu bawakan sebagian “ Ucap Nathan sambal mengambil sebagian barang paman itu.
Setelah selesai beres-beres mereka berjalan mengikuti tepi sungai. Diperjalanan Nathan terpesona dengan pemandangan alam yang bersih dan indah yang belum pernah dia lihat sebelemnya. Tidak hanya penamilannya saja yang kembali mudah tapi kepribadiaannya juga sedikit menjadi seperti anak-anak.
“ Ngomong-ngomong Paman, sepertinya kita belum berkenalan. Namaku Nathan. “ Ucap Nathan
“ Kalau dipikir-pikir ia juga ya. Namaku Jorgi. “ Jawab Jorgi
“ Oke. Paman Jorgi, Berapa lama lagi kita akan sampai di desa ? “ Tanya Nathan.
Paman Jorgi menjawab “ Kalau kita berjalan santai begini mungkin 1 sampai 2 jam lagi “
“ Ternyata lumayan dekat ya. Kupikir kita sekarang sedang berada di tengah hutan yang sangat jauh dari pemukiman. “ Balas Nathan sambil memandang sekitar dengan wajah yang berseri-seri.
Paman Jorgi yang melihat wajah Nathan itu berkata, “ Kenapa ? Baru pertama kalikah kamu melihat pemandangan seperti ini ? “
“ Iya! Sejauh yang kuingat di tempatku dulu hanya di penuhi bangunan dan sangat jarang melihat hutan seperti ini “ Jawab Nathan penuh antusias.
“ Begitu ya. Oke nikmatilah pemandangan ini, lagipula jarak kita sampai ke desa masih cukup lama juga. “ Ucap Paman Jorgi.
Meraka lanjut mengobrol sambil menikmati pemandan di sepanjang perjalanan. Karena keasikan mengobrol meraka akhirnya sudah melihat desa dari kejahuan.
“ Itu Desanya ya Paman ? “ Tanya Nathan.
Paman Jorgi Menjawab, “ Iya, Desa Kari Namanya. Pertama kita pergi kerumahku dulu untuk mengantarkan barang-barang ini “
“ Baik. Kemapun aku ikut, Hehehe “ Jawab Nathan.
Desa Kari benar-benar bernuansa klasik. Bangunan rumah-rumahnya masih berbahan kayu dan belum ada listrik. Sangat berbeda dengan dunia asal Nathan.
Mereka pun berjalan masuk ke dalam desa dan pergi menuju ke rumah Paman Jorgi.
“ Hey, Aku pulang. “ Ucap Paman Jorgi sambil membuka pintu rumahnya.
Nathan kaget dan berkata, “ Paman ? Paman tidak tinggal sendirian ya? Kupikir tipe seperti paman ini adalah yang suka menyendiri. “
“ Ohh, aku belum bilang ya. Aku sudah mempunyai seorang istri dan seorang anak. Sepertinya kalian berdua Seumuran. “ Jawab Paman.
“ Selamat datang. Bagaimana hasil berburu tadi? “ Terdengar suara dari arah pintu yang sepertinya mengarah ke dapur. Nathan dan paman Jorgi pun berjalan kesana.
“ wahh, Lumayanlah. Aku berhasil menangkap seorang anak kecil yang pingsan tadi “ Jawab paman sambil memandang Nathan.
“ Hey..!! “ Balas Nathan.
Sesampainya di dapur, Nathan melihat istri paman itu dan ternyata Istri paman memiliki paras yang cantik dengan mata biru yang indah, “ Hallo Bibi. Namaku Nathan. Aku diselamatkan oleh Paman Jorgi tadi, dan untuk sementara aku akan tinggal disini. Maaf jika nanti merepotkan anda. “
Setelah berkata begitu Nathan melihat Paman Jorgi dengan sebelah matanya. “ Hmm, ternyata
paman ini agak gagah juga. “
Paman yang melihat Nathan berkata, “ Kenapa kamu lihat Begitu “
“ Tidak ada apa-apa kok. Tenang saja. “ Ucap Nathan Sambil menunjukan jempolnya.
“ Astaga, kamu tidak apa-apa? “ Ucap bibi yang tiba-tiba mendekat dan mengecek kondisi tubuh Nathan.
“ Ti-tidak apa-apa kok “ Jawab Nathan terbata-bata karna merasa malu.
Paman berjalan dan meletakan kantong yang berisikan hasil buruannya sambil berkata “ Jadi begitulah yang terjadi. Sepertinya dia kehilangan sebagian ingatannya jadi aku memutuskan dia untuk tinggal disini sementara waktu. Tidak apa-apakan? “
“ Iya dong. Pasti Ely juga senang dia tinggal disini “Jawab Bibi.
“ Ely ? Anak mereka ternyata perempuan ya. “ Batin Nathan.
“ Oh iya, Dimana dia sekarang? “ Tanya paman.
Bibi Membalas, “ Dia pergi membeli sesuatu di toko “
“ Anak paman yahh, kira-kira seperti apa yah. Ibunya cantik begini apakah Ely juga secantik ini yah ? “ Nathan menghayal dan tersenyum sambil membayangkan sosok Ely.
“ Hey bocah, Apa yang kau bayangkan itu? Aku ini laki-laki juga. Aku tau apa yang ada dipikiranmu itu. Walaupun kalian seumaran jangan berani berbuat macam-macam pada anakku, kalua tidak kamu akan….. “ Perkataan Paman tiba-tiba terhenti karena ada orang yang memotong pembicaraan.
“ Aku pulang. Ehh ayah sudah pulang. Bagaimana berburunya tadi ayah? “ Ternyata itu Anak Paman, Ely yang baru saja sampai.
“ kamu sudah pulang Ely. Ayah kangen bingittss. “ Ucap Paman Jorgi sambil memeluk Anaknya.
“ Wahh, Perebahan sifatnya terlalu jauh. Aku tidak bisa menahan tawa. “ Batin Nathan.
“ Tapi, ayolah paman aku juga ingin melihat wajah anakkmu itu “ Nathan memiringkan kepalanya berusaha untuk melihat Ely yang tertutupi badan Paman.
“ Ayolahh Ayah, Hentikan dong. Aku bukan anak kecil lagi. Lagian tubuh ayah berkeringat dan sangat Bau. “ Ucap Ely sembari mendorong ayahnya menjauh dari tubuhnya. Paman terdorong menjauh dan menunjukan ekspresi kaget dan sedih mendengar perkataan anaknya.
“ Maaf ya. Mereka berdua memang selalu seperti itu. “ Ucap Bibi kepada Nathan sambil tersenyum melihat tingkah laku anak dan suaminya.
“ Ibu berbicara dengan siapa? Ohh Ternyata ada tamu ya. Maafkan kelakuan ayahku ya. Namaku Elaine, Panggil saja Ely. Senang berkenalan denganmu. “ Ucap Ely yang baru menyadari keberadaan Nathan.
Setelah melihat wajah Ely, Nathan Terdiam cukup lama. Dia tidak menyangka Ely ternyata samgat cantik untuk usianya yang masih mudah. Mata berwarna biru seperti Ibunya dan memiliki Rambut berwana silver menambah Kecantikannya.
Melihat Nathan, Paman Mendekat, “ Hey, Kamu kenapa “ Kata Paman Sambil melambai-lambaikan tangannya di depan Nathan.
Nathan yang terdiam tadi seketika sadar dan mengambil posisi siap sambil mengulurkan tangan kanannya, “ Ehemmm, H-hai, Namaku Nathan. Karena beberapa hal aku di selamatkan ayahmu dan mulai sekarang akan tinggal disini. Salam Kenal.“
Ely meraih tangan Nathan dan bersalaman sambil menatap Ayah dan Ibunya dengan penuh heran.
" Begitulah yang terjadi. Untuk lebih lengkapnya kamu tanyakan ke ibumu saja. Ayah akan pergi bertemu kepala desa terlebih dahulu, dan Nathan sebaiknya kamu pergi mandi lebih dahulu sana, dan juga tolong berikan baju yang ukurannya pas dengannya.“ Ucap Paman sambil melepaskan tangan Nathan dari tangan putrinya.
Nathan berjalan keluar dari kamar mandi sambil mengelap kepalanya, " Airnya segar sekali "
" Sudah selesai ? Kamu pakai saja bajumu dulu ya, Ely sedang mencari baju ganti untukmu " Ucap Bibi.
" Baik. Terima kasih banyak dan maaf sudah merepotkan kalian. " Ucap Nathan.
" Bukan masalah besar kok. Sebentar lagi makan malam, kamu tunggu Ely di ruang depan saja. " Ucap Bibi.
Nathan mengikuki arahan bibi dan pergi ke depan. tak lama kemudian Ely keluar dari salah satu pintu yang ada di situ sambil membawa baju ganti untuk Nathan.
" Terima Kasih Banyak, Maaf sudah merepotkanmu. " Ucap Nathan sambil mengambil baju itu.
" Tidak apa-apa kok. Santai saja. " Balas Ely.
Ely kemudian membawa Nathan menuju ke ruangan yang ada di belakang rumah.
" Ini kamarmu. rumah kami tidak terlalu besar dan tidak memiliki banyak ruangan dan hanya ini ruangan yang kosong. dulunya ini merupakan gudang tempat menyimpan barang-barang kami yang sudah tidak terpakai, Barang yang masih bagus sudah dijual dan yang tersisah hanya barang yang sudah tidak bisa di jual. tapi tenang saja, ini sudah di bersihkan dan cukup untuk di jadikan kamar tidur. " Ucap Ely sambil membuka pintu kamar itu.
" Wahh, Terima kasih banyak. Kalian sampai repot-repot begini. " Ucap Nathan.
Ely menjawab, " Sudah tidak apa-apa. Aku tahu, Mungkin aneh bahwa orang yang baru saling mengenal diperlakukan sebaik ini? Tidak usah berpikiran begitu. Mulai sekarang anggap saja ini rumahmu sendiri. "
Nathan merasa tidak enak karena kebaikan mereka. Dia smenggati pakaiannya dengan cepat dan pergi ke dapur.
" Pakaian itu ternyata sangat pas untukmu, Nathan. Duduk saja dulu, sebentar lagi makanannya siap. " Ucap bibi sambil melihat Nathan berjalan memasuki dapur.
" Terima Kasih Bi, Tapi biarkan aku membantu menyiapkan makan malamnya juga. Apakah ada yang bisa di bantu ? " Ucap Nathan.
" Ohh, kamu ingin membantu yahh. Hmm , kalau begitu kamu bantu Ely untuk menyiapkan meja makan saja. " Ucap bibi sambil memasak.
Nathan pun pergi membantu Ely.
Saat mata mereka bertatapan Nathan langsung bertanya, " Hai, Ada yang bisa aku lakukan? "
" Kenapa ? Kamu duduk saja, sebentar lagi beres kok. " Jawab Ely.
Nathan lanjut menjawab, " Tidak bisa. Setidaknya biarkan aku melakukan sesuatu untuk membalas kebaikan kalian. "
" Hmmm, Sebenarnya tidak perlu juga sih berpikir begitu. Baiklah. Pertama tolong bantu ambilkan piring yang
ada di lemari. " Ucap Ely yang secara terpaksa menerima bantuan Nathan.
Beberapa menit kemudian pekerjaan mereka sudah selesai. Bibi selesai memasak dan meja makan pun sudah siap.
" Aku kembali. " Suara Paman Jorgi yang baru saja kembali dari rumah kepala desa.
" Selamat Datang. Makanan sudah siap. kamu pergi mandi saja dulu. " Ucap Bibi.
Paman Jorgi pergi mandi sementara Nathan dan yang lain menunggu di meja makan.
" Ahhhh, Segarnyaaa. " Ucap Paman Jorgi yang berjalan ke meja makan. " Kelihatannya sangat enak. "
" Ia. " Ucap Bibi.
" Daging Wolfies? Bukannya itu hewan yang mati disampingku tadi ? " Batin Nathan.
Ely pun melanjutkan pembicaraan, " Tapi Ayah sangat beruntung karena bisa menemukan Wolfies. Bukanya mereka hewan yang sulit di temukan dan lebih aktif di malam hari ? Apakah ayah menemukan sarangnya? "
Paman Menjawab, " Ohh ayah belum cerita ya? Sebenarnya tadi ayah menemukan Wolfies ini tepat di samping
Nathan dan aku membawa mereka bersama-sama. "
" Sudah kuduga. " Batin Nathan
" Wahhhh apakah kamu yang mengalahkannya Nathan? Bagaimana caranya? Bagaimana ? " Ely bertanya dengan penuh antusias.
Bibi berdiri mengambil makanan kemudia berkata, “ Sudah, sudah. Ayo kita makan lebih dulu, kita bisa ngobrol lebih banyak setelah makan “
“ Baik…” Jawab Ely.
Nathan juga ikut mengambil makanan. Dia masih ragu untuk memakan daging Wolfies yang dia kalahkan itu karena sebelumnya dia belum pernah memakan hewan seperti itu sebelumnya.
Dia memberanikan diri untuk makan. Dia mengambil daging itu dan secara perlahan di masukan ke mulut lalu dikunyah.
“ Wahhh, Enak sekali. “ Nathan keceplosan bicara begitu tepat setelah menelan daging wolfies.
“ Ia kan? Istriku memang terbaik dalam hal memasak. “ Paman Jorgi berkata dengan bangga.
Beberapa menit kemudian, setelah semua selesai makan dan sudah membereskan meja makan, Mereka pendah tempat ke ruang tamu. Setalah semuanya duduk Ely kembali bertanya mengenai yang belum sempat di tanyakannya tadi, “ Jadi Bagaimana caranya kamu bisa mengalahkan Wolfies itu? Apakah dengan tangan kosong, Pedang, panah, atu mungkin dengan sihir? ”
" Sebenarnya aku juga tidak tahu, Aku tidak memiliki ingatan mengenai itu. " Jawab Nathan
" Maaf, aku lupa kalua kamu kehilangan ingatan. " Ucap Ely
" Tidak apa-apa kok. " Ucap Nathan.
" Ehh, Tunggu dulu, Dia bilang tadi sihir kan? Apakah didunia ini ada kekuatan begitu ya? " Batin Nathan.
" Ely, Apakah tadi kamu bilang Sihir ? " Tanya Nathan.
Ely menjawab, " Ia Sihir. “
“ Apakah kamu bisa menggunakannya? “ Tanya Nathan.
“ Aku Bisa. “ Ucap Ely sambil mengeluarkan sihir air dari tangannya. Selanjutnya dia lanjut mengeluarkan Sihir beratribut Angin dan Cahaya.
“ Wahh Hebat sekali. Kamu bisa memakai tiga sihir. “ Ucap Nathan yang terkagum melihat sihir.
Paman Jorgi memotong pembicaraan, “ Hebat kan? Tapi itu baru Jenis sihir dasar saja atau biasa di sebut sihir elemen. “
“ Apakah ada jenis sihir yang lain? “ Tanya Nathan.
Sambil mengobrol, Bibi mengeluarkan camilan untuk di makan Bersama-sama.
“ Ada. Jenis sihir terbagi menjadi 3, yang pertama sihir elemen, yang kedua sihir unik dan Sihir Gabungan. Ada tujuh tipe sihir element yaitu Api, Air, Bumi, Udara, Listrik, Cahaya, dan Kegelapan. Kemudian sihir yang diluar dari sihir elemen di sebut sihir unik. Sihir unik bisa berupa pengembangan dari sihir elemen atau jenis sihir yang tidak ada di elemen seperti sihir Besi, sihir Baru, Sihir Halilintar dan yang lainnya. Dan untuk sihir gabungan, seperti Namanya ini merupakan sihir yang menggabungkan beberapa sihir untuk melakukan serangan atau pun bertahan. Tapi ini sangat sulit karena butuh pengendalian energi sihir yang sangat bagus, makanya ini sering di lalukan oleh dua orang atau lebih, Ada juga yang bisa menggunakan sihir gabungan seorang diri tapi hanya sedikit saja yang bisa melakukannya. Kebanyakan orang hanya bisa menggunakan jenis sihir yang berbeda secara bergantian. “ Ucap Paman Jorgi menjelaskan tentang sihir ke Nathan.
“ Wahh, Sihir hebat sekali. “ Jawab Nathan.
“ apakah aku juga bisa menggunakannya? “ Lanjut tanya Nathan.
“ Semua orang bisa menggunakan sihir. Saat berusia 15 – 20 tahun pasti seseorang akan mendapatkan momen merasakan energi sihir dalam tubuhnya dan kemudian secara otomatis dia bisa menggunakan sihir. Ada banyak juga penyihir seperti Ely yang sudah mempunyai sihir sebelum berusia 15 tahun. “ Jawab Paman Jorgi.
Nathan semakin bersemangat karna mendengar ucapan paman Jorgi memberikan harapan padanya bahwa
dia bisa menggunakan Sihir.
“ Jadi aku hanya perlu menunggu ya. Jadi tidak sabar. Kira-kira sihir apa yang akan kugunakan pertama kali. “ Ucap Nathan.
Mereka melihat Nathan dan tersenyum karena tingkahnya seperti anak kecil yang di berikan hadiah. Nathan melihat mereka tersenyum merasa malu dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Saat mukanya tertutup sejenak, dia teringat sesuatu, “ Ngomong-ngomong Paman, Apakah Paman mengetahui sihir yang merubah sebangian tubuh? ”
Nathan teringat mengenai perubahan yang di alaminya saat melawan Wolfies tapi dia tidak tau apa yang membuatnya berubah seperti itu.
“ Memang ada jenis sihir yang dapat merubah bentuk seseorang, tapi Perubahan seperti apa yang Kau maksudkan? “ Jawab Paman.
“ Hmm, sejauh yang kuingat, sebagian tubuh seperti tangan dan kaki berubah menjadi seperti binatang, memiliki cakar dan memiliki kekuatan yang hebat. “ Ucap Nathan.
Paman berpikir lebih dulu lalu menjawab, “ Aku belum pernah mendengar sihir seperti itu sebelumnya. Memang ada sihir yang bisa merubah bentuk, tapi itu hanya sebatas meniru bentuk fisik saja. “
“ Oh begitu ya. Terimakasih paman. “ Jawab Nathan.
Setelah itu mereka kembali melanjutkan pembicaraan mereka sampai larut malam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!