NovelToon NovelToon

Nona Sang Penguasa

Awal Dari Segalanya

Dimalam hari terlihat ada seorang gadis yang berjalan dengan membawa plastik belanjaan sedang berjalan menuju rumahnya.

Ketika dia tiba di dekat rumah yang dia sewa, dia terkejut dengan adanya beberapa orang pria yang berada di depan rumahnya itu.

" Brengsek!! " Gumamnya pelan.

Dia langsung berlari dengan kencang agar dia tidak di tangkap oleh orang-orang itu.

Namun ada salah seorang dari mereka yang melihat gadis itu berlari pergi, dan mereka pun segera mengejar gadis itu.

Gadis itu berlari dengan cepat agar dia bisa selamat dari orang-orang itu, gadis itu juga membuang asal plastik belanjaannya yang dia bawa tadi.

" Sialan! Apa mereka gak puas sama semuanya!! " Gumam gadis itu sembari berlari.

DOR

AKHHH

Gadis itu terkena tembakan dari salah satu pria yang mengejarnya, gadis itu juga tak menyangka bahwa para pria itu membawa senjata api.

Gadis itu terjatuh karena terkena tembakan itu, dia merasakan sakit yang luar biasa di bagian dada sebelah kanan.

Gadis itu berusaha bangkit sebelum orang-orang itu mendekat dan menangkapnya.

Gadis itu berhasil bangkit dan mulai berlari lagi walau tak secepat tadi, dia berlari sembari memegang dada bagian kanannya.

Tiiittttt...

BRUKK

Tiba-tiba saja sebuah mobil menabrak gadis itu ketika dia akan menyebrang.

Gadis itu sudah tak bisa lagi bangkit, dia hanya bisa pasrah dengan nasibnya.

" Apa hidupku sampai disini saja?! Aku bahkan belum balas dendam! Tuhan rasanya tak adil mengapa aku harus mengalami semua ini?! " Gumam gadis itu dalam hati dengan tatapan kosong yang kemudian gadis itu menutup matanya.

HOST

HOST

" Lihat gadis itu kecelakaan! Sepertinya dia sudah mati!! " Kata salah seorang pria yang mengejar gadis itu dengan nafas yang tak teratur, ketika sampai dan melihat gadis yang dia kejar tertabrak mobil.

" Iya! Kamu bener! Ya udah kita balik aja toh dia udah mati!! " Kata pria lainnya, dan kemudian mereka segera pergi dari sana setelah melihat gadis itu mati.

Sementara itu dua orang pria turun dari mobil itu, mereka segera mendekati gadis itu.

Salah satu pria itu segera menggendong dan membawa gadis itu ke dalam mobilnya dengan panik.

" Cepat ke rumah sakit!! " Kata pria yang membawa gadis itu dengan suara yang khawatir memerintahkan bawahannya untuk segera menuju ke rumah sakit.

" Baik tuan! " Jawab bawahannya yang segera mengemudikan mobil itu dengan cepat.

Pria yang memeluk gadis itu terlihat pucat dan sangat gelisah bahkan pria itu gemetar karena melihat kondisi gadis itu.

Tak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit, mereka segera memanggil dokter yang ahli untuk menangani gadis itu.

" DOKTER!! " Teriak pria yang membawa gadis itu di pangkuannya.

Para dokter yang terkejut segera mendekat dan membantu pria itu.

" Selamatkan dia!! " Kata pria itu pada dokter yang akan menangani gadis itu.

" Akan ku usahakan!! " Jawab sang dokter yang kemudian membawa gadis itu ke ruang operasi dengan beberapa suster lainnya.

Pria itu sangat khawatir akan gadis yang di tabraknya, bahkan dia tak dasar bahwa pakaiannya telah kotor dengan darah gadis itu.

Pria itu terus saja mondar mandir tak karuan karena kecemasannya yang tak bisa membuatnya tenang.

" Tuan maafkan saya! Saya tidak hati-hati!! " Ucap bawahannya meminta maaf.

" Tak apa ini bukan salah mu!! " Jawab pria itu.

Operasi sudah berjalan selama 2 jam tapi dokter belum juga keluar dari ruangan operasi.

Pria itu terus saja gelisah, dia takut terjadi sesuatu yang di luar perkiraannya.

Tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruangan operasi.

" Gimana dengan keadaan gadis itu?! " Tanya pria itu dengan khawatir.

" Dia sekarang baik-baik aja! Keadaanya sudah stabil, walaupun seperti itu luka tembaknya cukup dalam juga jadi dia banyak kehilangan darah namun untungnya kami masih ada stok darah jadi dia terselamatkan " Kata dokter itu menjelaskan.

HAHH

Terdengar pria itu menghela nafas leganya karena gadis yang dia bawa terselamatkan.

" Nanti kami akan memindahkan gadis itu ke ruang rawat inap VVIP! Kalo gitu aku pergi dulu! " Kata dokter itu yang kemudian pergi.

Gadis itu kini telah di pindahkan keruang rawat inap VVIP yang seperti kata dokter itu katakan.

Pria itu segera masuk ke dalam ruangan itu untuk melihat gadis yang baru saja di selamatkannya.

Pria itu mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya.

" Kamu...Kemana saja selama ini? Aku mencarimu 2 tahun ini tapi tak pernah menemukanmu! " Gumamnya pelan sembari memegang tangan gadis itu.

Hati pria itu terasa sakit karena melihat gadis yang dia kenali kini terbaring lemah tak sadarkan diri dengan banyak luka dan juga perban yang membalut bagian kepala dan dada gadis itu.

Tok

Tok

Tok

Terdengar suara pintu yang di ketuk oleh seseorang dari luar.

" Ini saya tuan! " Kata seseorang dari luar.

" Masuk! " Kata pria itu.

" Ini tuan baju yang anda minta! " Kata bawahannya yang menyodorkan paper bag.

" Simpan saja! " Jawab pria itu dingin.

" Baik tuan! " Kata bawahannya yang langsung menyimpan paper bag itu di atas meja.

" Kau boleh kembali! " Kata pria itu pada bawahannya.

" Baik tuan! " Jawab bawahannya yang kemudian keluar dari ruangan itu dan pergi.

Setelah bawahannya pergi, pria itu bangkit membawa paper bag itu dan masuk ke kamar mandi. Dia mengganti pakaiannya yang kotor oleh darah gadis itu, sebelum itu dia juga mandi terlebih dahulu.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya pria itu kembali duduk di samping gadis itu dengan memegang tangannya.

Pria itu berharap gadis yang kini terbaring lemah akan segera sadarkan diri, dia tak tahan melihan keadaannya yang sangat lemah tak berdaya ini.

" Cepat bangun, kamu membuatku juga sakit dengan melihat keadaanmu yang seperti ini! " Lirihnya sedih.

Pria itu terus menunggu dan berharap gadis itu akan segera sadarkan diri,sampai dirinya pun tertidur dengan posisi duduk di kursi sembari memegangi tangan gadis itu.

Sadar

Matahari sudah menampakan dirinya, di saat itu pula pria yang tertidur di samping pasien mulai membuka matanya.

Dia membuka matanya dengan harapan gadis yang terbaring sebagai pasien itu telah sadar, namun kenyataannya dia belum juga sadarkan diri.

" Aku kira kamu sudah sadarkan diri tapi ternyata kamu masih saja tertidur! " Lirihnya pelan.

Dia bangkit dari duduknya ingin menuju ke kamar mandi tapi baru saja beberapa langkah, kakinya berhenti melangkah ketika mendengar suara.

" Eughh " lirih gadis itu yang tersadar dari tidurnya dan perlahan membuka matanya.

Pria yang tadinya ingin ke kamar mandi, dia segera mendekat kembali pada gadis itu dengan gerakan cepat.

" Kamu sudah sadar! " Katanya dengan senyum tipis di bibirnya.

Gadis yang baru saja sadar itu berusaha bangkit untuk duduk, dan segera di bantu oleh pria itu.

" Aku...Aku dimana? " Tanya gadis itu bingung.

" Kamu di rumah sakit! Aku gak sengaja nabrak kamu! " Jawab pria itu menjelaskan.

Gadis itu terdiam mengingat akan kejadian yang menimpanya, dia ingat bahwa dirinya di kejar oleh beberapa pria dengan senjata api di tangannya.

" Kenapa? Apa ada yang sakit? " Tanya pria itu khawatir.

" Nggak ko! Aku cuma lagi mengingat kejadiannya aja! " Jawab gadis itu.

" Ohh begitu, jangan terlalu di paksa mengingat takutnya kepala kamu sakit! " Kata pria itu.

" Eumm...Maaf sebelumnya, kamu..." Kalimat gadis itu terhenti.

" Oh ya perkenalkan namaku Ervan! " Kata pria itu memperkenalkan diri dan menyodorkan tangannya.

" Eum..Aku Viona! " Kata gadis itu yang juga memperkenalkan dirinya dan membalas tangan pria itu dengan berjabat tangan.

" Aku bener-bener minta maaf karna udah nabrak kamu! " Kata Ervan dengan tulus.

" Nggak papa! Ini juga bukan salah kamu! Aku yang gak hati-hati main nyebrang aja gak liat-liat dulu! " Jawab Viona dengan senyum tipis di bibirnya.

" Kamu..Kamu kenapa bisa mendapat luka tembak itu? " Tanya Ervan penasaran.

" Eu...Ohh itu, aku di kejar sama orang-orang jahat dan aku kena tembak dari mereka, aku juga gak nyangka mereka bawa senjata api! " Kata Viona menjelaskan.

Ervan kaget dengan apa yang di katakan Viona.

" Tapi kenapa kamu di kejar sama mereka? " Tanya Ervan lagi.

" Euu... Itu...Mereka mau bunuh aku! " Kata Viona terbata-bata.

Ervan lebih kaget lagi mendengar hal itu, dia tak menyangka bahwa ada yang ingin Viona mati.

" Apa mereka orang suruhan? " Tanya Ervan dengan hati-hati takut Viona tak nyaman.

" Eum..Ya mereka orang suruhan! " Jawab Viona dengan santai.

Ervan yang mendengar itu mendadak begitu kesal, dia ingin sekali mencari siapa yang menyuruh mereka membunuh Viona.

" Lalu kamu tinggal dimana? Apa mereka sudah mengetahui tempat tinggal kamu? " Tanya Ervan khawatir.

" Aku tinggal di rumah yang aku sewa mungkin tidak begitu jauh dari rumah sakit ini, namun mereka sudah tau tempat tinggalku jadi aku harus pindah mencari tempat tinggal baru! " Jawab Viona menjelaskan.

Ervan kaget dengan apa yang dijelaskan oleh Viona, dia menjadi khawatir dengan Viona yang terus di kejar dan di cari oleh orang-orang itu untuk di bunuh.

" Eum.. Bagaimana jika untuk sementara waktu kamu tinggal di tempatku saja! Agar kamu aman dan ada kemungkinan mereka menyangka bahwa kamu telah mati tertabrak waktu itu karena kamu juga mendapat luka tembak dari mereka! " Kata Ervan menawarkan.

" Eumm...Itu....Sepertinya tidak usah! Maaf bukan bermaksud menolak, namun aku ingin hidup mandiri dan juga aku harus bekerja! Aku akan mencari tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerjaku! Lagi pula aku tak mau merepotkan kamu! Aku berterimakasih karena kamu telah menolongku! Aku juga gak mau kamu jadi terbawa dengan masalah yang aku hadapi! " Kata Viona menjelaskan dengan panjang kali lebar.

" Eumm baiklah aku tidak akan memaksa kamu! Tapi setidaknya aku ingin membantu kamu mencari tempat tinggal baru! " Kata Ervan menawarkan.

" Eum baiklah! Tapi...Tapi kenapa kamu begitu baik padaku? Padahal kita baru saja bertemu! " Tanya Viona penasaran.

" Euu...Itu....Memang sudah sewajarnya kan aku membantu kamu yang telah aku tabrak sampai masuk rumah sakit dengan banyak luka dan juga setelah mendengar apa yang kamu katakan aku jadi khawatir dengan keadaan kamu yang sedang terluka ini harus berhadapan dengan orang-orang itu lagi! Jadi aku ingin membantu! " Jawab Ervan menjelaskannya dengan panjang.

" Eumm...Tapi....Aku merasa bahwa kita pernah bertemu sebelumnya! Apakah benar kita pernah bertemu? Atau hanya perasaanku saja?! " Gumam Viona dalam hati.

Tok

Tok

Tok

Suara pintu yang di ketuk dari luar, yang kemudian pintu itu terbuka dan terlihat seorang suster membawa troli makanan dan juga obat untuk pasien.

" Maaf mengganggu tuan, ini sarapan tuan dan nona! Ini juga obat yang harus nona minum! " Kata suster itu memberitahu.

" Baiklah simpan di atas meja! " Jawab Ervan dingin.

" Baik tuan! " Jawab suster itu yang segera menyimpan makanan dan juga obat itu di atas meja.

" Saya permisi dulu! " Kata suster itu pamit pergi yang di balas anggukan kepala dari Ervan.

" Baiklah sekarang kamu harus makan dan minum obat! " Kata Ervan yang langsung membawa mangkuk yang berisikan bubur ayam.

Ervan membawa mangkuk itu dan ingin menyuapi Viona makan.

" Ayo buka mulutnya! " Kata Ervan pada Viona.

" Ah biar aku saja! Aku bisa sendiri ko! " Kata Viona menolak di suapi oleh Ervan.

" Ya udah " Jawab Ervan menuruti Viona, dia melangkah mendekati meja lagi dan bahkan duduk di sofa yang empuk untuk memakan sarapannya.

Viona memakan sarapannya sembari terus melihat ke arah Ervan, dia merasakan bahwa dia pernah bertemu dengan Ervan sebelumnya namun dia tak ingat dimana dia bertemu dengannya.

Viona juga merasakan bahwa Ervan cukup berlebihan padanya yang sekedar orang asing yang baru saja dia temui. Dia merasa bahwa Ervan telah mengenalnya cukup lama tapi dia tak menunjukannya.

Setelah sarapan Ervan mengerjakan pekerjaannya seperti biasa, dia melihat beberapa dokumen yang di antarkan bawahannya ke rumah sakit.

Viona yang melihat itu cukup tertegun karena pria itu sangat khawatir pada dirinya sampai-sampai dia bekerja di rumah sakit demi menunggu dirinya sadarkan diri, setelah sadarpun dia masih menunggunya dan bekerja dengan baik di ruangan itu.

Setelah mengamati pria yang sedang bekerja itu Viona memutuskan untuk tidur karena dia merasa sedikit pusing. Ervan yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis, karena dia mengetahui bahwa Viona sejak tadi memperhatikannya.

Ervan yang melihat Viona telah tertidur pulas pun dia segera mengerjakan pekerjaannya kembali.

Mimpi Buruk

VIONA!!

LARIII VIONAA!!

" TIDAKKK!! JANGAN!! " Teriak Viona saat dirinya melihat ibu dan kakaknya yang di bunuh di depan matanya sendiri.

Viona yang lemas dan sangat hancur melihat adegan dimana keluarganya di bantai.

AKHHH

Teriakan Viona saat rambutnya di tarik oleh seseorang.

" Sekarang bagian kamu anak haram!! " Kata orang itu dengan sorot mata yang tajam.

HAHAHAA

Suara tawanya terdengar keras. " LIHAT SEMUANYA JADI MILIKKU HAHAHAA!! " Teriak orang itu yang masih memegangi rambut Viona dengan kuat.

" DASAR KALIAN ORANG-ORANG JAHAT!! AKU AKAN PASTIKAN SUATU SAAT NANTI AKU AKAN MEMBALAS KALIAN SEMUA DENGAN BERKALI-KALI LIPAT!! " Teriak Viona yang memberontak.

Namun ketika dirinya berontak, orang itu semankin menarik rambut Viona dengan kuat dan kemudian melempar Viona dengan keras ke lantai.

AKHHH

Jeritan Viona yang kesakitan. Viona berusaha bangkit, namun ketika baru saja ingin bangkit orang itu menendang perut Viona dengan kuat, sehingga Viona mengeluarkan darah dari mulutnya.

Uhuk

Uhuk

Viona terbatuk-batuk, dia sangat kesakitan namun orang itu terus menyiksanya.

Baru saja Viona mendongak, sudah ada pistol yang di todongkan padanya. Viona yang melihat akan hal itu kaget dan juga takut, namun dia pasrah karena mungkin dia akan berakhir di tangan orang itu.

Viona yang telah pasrah pun menutupkan matanya pelan, dan akan menerima tembakan yang akan di berikan padanya.

" Maafkan aku ibu! Maafkan aku kakak! Maafkan aku nenek kakek! Aku gak bisa membalaskan dendam kalian! Mungkin aku juga akan menyusul kalian! " Gumam Viona dalam hati.

Dan...

DORRR

Terdengar tembakan yang keras...

Viona tak bisa apa-apa, badannya bergetar hebat matanya memerah dan mengeluarkan air mata yang sudah tak terbendung lagi.

Viona sangat terkejut bahwa suara tembakan itu tak mengenainya.

BRUKK

CRATTS

Suara seseorang jatuh karena tembakan itu dan darah yang muncrat mengenai wajah Viona, orang itu adalah seseorang yang menodongkan pistolnya pada Viona.

Viona tertegun dengan hal itu, dia tak menyangka bahwa orang yang menembak tadi adalah seseorang yang dia kenal. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Ervan!

Ervan mendekati Viona yang sedang ketakutan bahkan badannya bergetar hebat, dia berjongkok tepat di depan Viona yang sudah tak bisa bangkit karena luka-luka yang dia dapatkan.

" Kamu...." Kata Viona terhenti.

" Maafkan aku! Aku terlambat menyelamatkan kamu dan keluarga kamu! " Kata Ervan meminta maaf tulus sehingga dia mengeluarkan air matanya.

Tanpa sadar Viona mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Ervan. " Ini bukan salah kamu! Jadi jangan minta maaf! " Ucap Viona pada Ervan dengan air mata yang terus keluar dari matanya.

" Tidak! Jika saja aku tak terlambat mungkin semua ini tak akan terjadi! Jadi tolong maafkan aku! " Ucap Ervan menyalahkan dirinya sendiri, dan menggenggam tangan Viona yang mengusap air matannya.

" Baiklah jika dengan memaafkanmu kamu tidak akan menyalahkan dirimu atas semua ini! " Kata Viona lembut.

" Terimakasih! Aku berjanji tidak akan ada lain kali! Aku akan menjagamu dan melindungimu! " Ucap Ervan sembari mengusap air mata Viona yang membasahi pipinya.

" Hmm " Viona hanya membalasnya dengan deheman yang di ikuti senyuman di bibirnya.

Ervan bangkit dengan membawa Viona di gendongannya, dia berjalan di tangah-tengah mayat dan juga darah yang menggenang di mana-mana, karena para pembunuh yang membunuh keluarga Viona telah di bunuh oleh anak buah Ervan.

HAHHH

Viona bangun dari tidurnya dengan nafas yang tak teratur, dia sangat kaget dengan mimpi yang baru saja dia alami.

" Kamu kenapa? Kamu mimpi buruk? " Tanya Ervan khawatir, karena dia di kagetkan oleh Viona yang tiba-tiba bangun dari tidurnya dengan nafas yang ngos-ngosan.

Viona yang baru bangun langsung mengatur nafasnya, dia juga langsung melirik Ervan yang ada di samping tempat tidurnya.

" A-aku gak papa! " Kata Viona masih dengan nafas yang belum teratur.

" Ini minum dulu! " Kata Ervan yang menyodorkan segelas air putih.

Viona tak menjawabnya tapi langsung menerima gelas berisi air itu dan segera meminumnya. Setelah meminumnya gelas itu di letakan kembali ke tempatnya.

" Kamu bener gak papa? " Tanya Ervan masih khawatir dengan keadaan Viona.

" A-aku aarghhh!! " Viona tak bisa melanjutkan kalimatnya karena dadanya tiba-tiba terasa sakit, dan sontak saja Viona langsung memegang dadanya yang sakit. Ervan yang melihat hal itu langsung panik dan memanggilkan dokter.

" Kamu kenapa? Sebentar lagi dokter akan datang kamu tahan dulu sebentar!! " Kata Ervan dengan panik.

Ceklekk

Pintu yang di buka dari luar dan terlihat seorang dokter dan dua orang suster masuk dengan tergesa-gesa.

" Cepat tolong dia!! " Kata Ervan memerintah pada dokter dan suster itu.

" Baik tolong kamu sedikit menjauh dulu! " Kata dokter itu pada Ervan. Ervan langsung sedikit menjauh membiarkan dokter dan suster itu mengobati Viona yang sedang kesakitan.

Ervan sangat khawatir dengan Viona, dia bukannya duduk di sofa tapi dia malah berdiri menegang sembari melihat dokter dan suster itu yang mengobati Viona.

30 menit berlalu dan dokter serta suster itu baru saja selesai mengobati Viona, kini Viona tengah tertidur kembali karena efek obat bius yang di berikan dokter padanya.

" Apa dia akan baik-baik saja? " Tanya Ervan pada dokter itu dengan khawatir.

" Dia akan baik-baik saja! Luka tembaknya mungkin tergores jadi mengalami pendarahan lagi! Tolong jangan biarkan dia terlalu banyak bergerak karena lukanya cukup serius takutnya akan infeksi! " Kata dokter itu menjelaskan pada Ervan yang kemudian berlanjut pergi dengan 2 suster lainnya.

HAHHH

Helaan nafas lega dari Ervan. " Syukurlah! " Ucapnya.

Ervan kembali duduk di samping Viona yang tengah tertidur pulas karena efek obat bius yang di berikan dokter tadi karena mengobati lukanya.

Ervan menatap Viona sendu, dia tak bisa berkata apa pun lagi karena dia sangat tahu apa yang di rasakan oleh Viona selama ini. Ervan tahu bahwa Viona mengalami hal yang sangat sulit dan hal yang membuat hidupnya hancur, di tambah Viona terus saja di kejar oleh orang-orang yang ingin membunuhnya.

Ervan mengambil handphonenya dan menelepon seseorang yang ada di kontak handphonenya.

" Cari tau semua tentang orang-orang itu!! Yang berani mengusiknya!! " Perintah Ervan pada orang itu.

Tuttt

Ervan langsung mematikan teleponnya setelah memberi perintah pada seseorang itu, Ervan sangat marah, dengan mata yang penuh dengan amarah Ervan menatap tajam ke arah Viona yang tertidur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!