Tingkatan Kultivasi Dasar.
-Lapisan manusia - Bawah (Lv1-30)-Menengah (LV 30-60)- Atas(Lv 61-99).
-Lapisan Bumi - Bawah-Menengah-Atas.
-Lapisan Langit - Bawah-Menengah-Atas.
-Lapisan Spirit - Bawah-Menengah-Atas.
-Lapisan Surgawi -Bawah-Menengah-Atas.
***
Dulu aku sudah mengerti bahwa di dunia ini yang terkuat akan memiliki segalanya sementara yang lemah hanya akan hidup sebagai pecundang. Bahkan meski kau adalah manusia kau akan tetap ditindas seperti ini.
Sembari menahan rasa sakit semua orang dari keluarga Ja terus memukuliku, khususnya tuan muda mereka Lubei.
Aku sudah 16 tahun tapi tetap belum ada yang berubah sampai sekarang.
"Haha ayolah, lawan kami... bukannya kau berfikir ingin menjadi seorang pendekar bahkan sekte kecil pun tidak akan mau menerimamu."
Sial, jika ada hal yang ingin aku lakukan saat ini, adalah membunuhnya.
Di antara para pria ini seorang gadis sedang menatapku hina, sebelumnya dia adalah tunanganku namun semenjak keluargaku jatuh bangkrut ia memilih untuk menjadi kekasih pria yang memukuliku ini.
"Hey Lin Yao kau tidak mengatakan apapun, dia mantan tunanganmu loh."
"Aku tidak peduli, di antara kami sudah tidak ada hubungan apapun.. jika mengingatnya aku benar-benar menyesal dekat dengannya."
Memangnya aku juga sudi jika tau hal ini akan terjadi aku akan memutuskan tunangan tersebut sejak awal, melihatnya sekarang hanya ingin membuatku muntah.
Orang tuaku sudah tidak ada dan bahkan seluruh pekerja di kediamanku memilih untuk angkat kaki. Benar-benar sempurna.
Dunia ini benar-benar kejam.
"Cih, dia sudah pingsan.. biarkan dia, mari pergi ke tempat lain."
"Baik tuan muda."
Setelah beberapa menit aku menyadari bahwa hari sudah gelap, sembari berbaring aku memegangi kepalaku karena rasa sakit yang tidak tertahankan. Sebelumnya aku sering dipukuli dan jelas rasa sakit seperti ini tidak pernah aku alami.
Aku berteriak kesakitan sebelum sebuah ingatan mulai memasuki kepalaku, itu bukan sebuah ingatan biasa melainkan ingatan dari dunia lamaku yang disebut bumi.
Jadi begitu. Aku seorang reinkarnator, seorang yang direinkarnasikan ke dunia ini. Bertepatan kesadaran yang kembali sebuah jendela menu muncul di depan wajahku. Ini apa yang dimaksud sebagai sebuah sistem.
Kata yang muncul dari sana adalah ucapan selamat.
[Selamat. Host telah berhasil mengembalikan ingatannya, sekarang Host bisa menggunakan sistem ini untuk naik ke tahap berikutnya, tekan dimana pun untuk memulai]
Aku menekannya dan bersamaan itu layar tampilan menu berubah, sebuah hadiah juga diberikan padaku.
[Pemahaman dasar diterima, dengan ini Host bisa memahami informasi apapun dengan mudah, jika pemahaman dasar menjadi tingkat dewa, Host bisa mempelajari apapun dengan cepat]
Tidak pernah aku bayangkan bahwa menjadi kuat ternyata tidak sulit untukku, tanpa sadar aku tertawa seperti orang gila sebelum suara tertentu terdengar dari sistem.
Bip.
[Misi : Membuat Exilir tingkat atas.
Hadiah : Peningkatan fisik tingkat Dewa]
Tawa di wajahku menghilang sekejap mata, baru mulai misinya sudah sesulit ini, jangan bercanda sistem? Benar-benar sistem ini jelas telah mempermainkanku. Yah terserah saja lagipula hadiahnya cukup menarik.
Dengan sisa-sisa tenagaku aku kembali ke gubuk untuk beristirahat sampai keesokan paginya seseorang sudah menggedor-gedor pintuku.
"Saudara Yu, saudara Yu, kau ada di dalam, jangan bilang kau mati."
Aku membuka pintu saat pemuda gemuk itu menatapku khawatir.
"Ada apa saudara Dong Fei, aku tidak mati semudah itu."
"Syukurlah kau baik-baik saja, sialan tuan muda keparat itu.. dia memukulimu dengan parah, jika ada aku... kalau saja aku ada... AAh."
"Apa kau akan membantuku?"
"Tentu saja tidak, aku akan lari terbirit-birit."
Aku menginjaknya.
"Maafkan aku saudara Yu, aku tidak bermaksud seperti itu."
Aku hanya bisa mendesah pelan.
Dong Fei sendiri adalah teman kecilku sejak lama, meski tidak berhubungan darah, hubungan kami layaknya saudara kandung.
Aku menyalakan api untuk membiarkan gubuk yang selama ini aku tinggali terbakar seutuhnya.
"Maaf soal ini saudara Dong Fei, aku.."
Menjawab keresahanku Dong Fei memukul pelan punggungku dengan senyuman di wajahnya, jika ada satu orang yang selalu baik padaku adalah dirinya.
"Apa yang kau katakan Saudara Yu, meski kau pergi ke neraka aku akan mengikutimu.. kita sudah seperti keluarga, kita lahir di waktu berbeda tapi kita akan mati di waktu yang sama."
Aku mengerenyitkan alis.
"Siapa yang ingin mati bersama-sama denganmu."
"Heh, padahal aku baru saja mengatakan sesuatu yang keren.. sialan, kembalikan lagi perkataanku sebelumnya untuk nanti."
Aku dan Dong Fei tertawa bersama. Alasan kenapa aku membakar gubuk ini karena aku akan meninggalkan kota ini. Terlalu banyak hal sulit yang aku alami dan di saat yang sama aku tidak akan bisa berkembang jika para sampah itu tetap di dekatku.
Dong Fei sendiri memutuskan untuk ikut bersamaku, walau ini perjalanan yang panjang ini akan terasa singkat dan menyenangkan jika dilalui bersama seorang teman.
Kami meninggalkan kota saat subuh menyingsing, di atas bukit aku bisa melihat cahaya matahari yang mengintip di balik pegunungan, lembah di bawahnya mulai terlihat jelas dengan kabut yang mulai memudar seutuhnya.
"Ngomong-ngomong saudara Yu, kita sebenarnya akan kemana?"
"Ke kota Jingpei... kita akan mendaftar di perguruan sekte Luhan."
"Maksudmu salah satu dari empat sekte besar... itu sulit, kita lebih baik memilih sekte yang lebih mudah untuk kita."
Aku menepuk bahu Dong Fei.
"Jangan khawatir aku yakin kita bisa masuk meskipun hanya sebagai murid biasa, lagipula seberapa baik tempat itu maka pelajaran yang akan kita lalui akan semakin baik pula, seharusnya aku melakukannya sejak lama.. maaf karenanya kau jadi kesulitan."
"Jangan dipikirkan.. rasanya kau telah sedikit berubah. Aku senang melihatnya," balasnya sembari menggaruk pipi.
Aku hanya tersenyum sebagai balasan sebelum kembali memimpin jalan, dalam perjalanan aku menyempatkan untuk membuat ramuan Exilir dan berakhir pada kegagalan sempurna.
"Aku gagal."
Aku membaringkan tubuhku di rumput pinggir sungai selagi memikirkan apa yang harus aku lakukan tentang misi yang aku dapatkan sampai teriakan terdengar dari Dong Fei yang dikejar-kejar seekor serigala yang jauh lebih besar dari tubuhnya.
"Saudara Yu, selamatkan aku."
"Padahal ini berdekatan dengan kota Jingpei tidak aku sangka ada hewan seperti ini."
Aku mengambil pedang untuk bergerak melompat ke depan Dong Fei, pedangku berhasil menangkis cakarnya sebelum dia melompat mundur dan kembali menyerang.
"Kuat sekali, ini mungkin hewan yang berada di tingkat atas."
Aku tidak memiliki bakat kultivasi karena itu aku tidak bisa merasakannya. Saat aku berjuang dengan keras sebuah pisau angin telah membunuh serigala tersebut dari belakang. Aku terduduk lemas di tanah sembari melirik ke arah gadis yang telah menghabisinya.
Dia memiliki rambut hitam panjang dengan ornamen jepit rambut indah yang disatukan dengan kepangan melingkar, tubuhnya ramping di balik hanfu putih serta kulit seputih salju yang dibarengi aura keindahan dari ketenangan sebuah tetesan embun pagi.
Wajahnya yang cantik serta mata yang bulat menangkapku yang terpesona akan dirinya. Ia segera menutup kipasnya sebelum mengulurkan tangan padaku.
"Kamu baik-baik saja?"
Dia agak mencondongkan tubuhnya ke arahku membuatku bisa sedikit mengintip belahan dada yang sempurna darinya.
Aku memang lemah tapi untuk membuat seorang gadis mengulurkan tangannya demi membantuku berdiri, aku tidak akan bisa menerimanya.
Aku segera bangkit untuk menunjukkan bahwa aku baik-baik saja, dengan tulus aku mengucapkan terima kasih padanya.
"Jangan kaku seperti itu, namaku Liangyi, aku murid inti dari sekte Luhan, salam kenal."
Kami berdua juga mulai memperkenalkan diri.
"Dia sangat cantik saudara Yu."
"Diam, bersikaplah sopan pada senior," balasku menyikutnya.
"Akhir-akhir ini situasi di kota Jingpei cukup berbahaya, izinkan aku mengantar kalian berdua ke tempat pendaftaran."
"Mohon jangan repot-repot senior, kami bisa pergi sendiri."
"Tidak usah sungkan, kita mungkin akan jadi saudara nanti.. ketua agung pasti akan senang jika mendapat murid yang hebat seperti kalian berdua."
Aku dan Dong Fei saling menatap satu sama lain dalam kebingungan, bagaimana kamu melihat kami hanyalah orang biasa, aku tidak bisa kultivasi dan Dong Fei berada di ranah paling bawah, mana mungkin ada seorang tertua yang senang dengan kemunculan kami.
Memikirkannya benar-benar tidak masuk akal.
Setelah beberapa menit kami memasuki kota Jingpei, semua kota terlihat bagus setiap aku memperhatikannya mungkin karena berada di kota kecil selama ini maka saat pergi ke kota besar cukup membuat aku bergairah.
"Cewek di sini cantik-cantik, ah yang di sana... apa dia mau bersenang-senang denganku ya."
"Sebaiknya jangan melakukan hal aneh-aneh ataupun berbicara tidak sopan pada senior."
"Ugh."
Liangyi berdeham sekali untuk membuat kami sedikit lebih tenang, kami dibawa ke tempat pendaftaran saat dua penjaga memberikan hormat.
"Junior memberi hormat pada nona Liangyi."
"Aku hanya mampir sebentar saja, kalian tidak perlu kaku."
"Maaf jika ini menyinggung nona, tapi kedua orang di belakang Anda."
"Mereka datang untuk mengikuti ujian masuk sekte kita, tolong rawat mereka dengan baik."
"Kami mengerti, antriannya cukup panjang mari ikut denganku untuk mengambil ujian lebih awal."
Aku merasa kagum dengan semua yang terjadi pada kami berdua, bantuan orang dalam memang tidak bisa diremehkan.
"Kalau begitu aku harus pergi sekarang, semoga beruntung untuk kalian berdua."
Kami berdua memberikan penghormatan padanya. Berhubung aku tidak bisa kultivasi maka tempat pendaftaranku berbeda dengan Dong Fei.
Dahulu kala orang yang tidak bisa berkultivasi akan ditolak namun zaman sekarang setiap orang memiliki kesempatan yang sama, tergantung sektenya mereka masih bisa menerimanya, semua itu karena berkat seorang pendekar pedang yang namanya telah legendaris yang bisa mengalahkan berbagai macam kultivator hanya dengan sebuah pedang... sejak itu dunia telah berubah. Setelah kematiannya belum ada yang mampu menyainginya.
Aku bertekad ingin seperti dirinya walaupun aku yakin dengan bantuan sistem suatu saat aku juga akan bisa berkultivasi.
Ujian pertama Dong Fei adalah meletakkan tangannya di sebuah bola yang sudah disediakan, jika bola itu bersinar maka dia lulus. Semakin terang maka semakin baik ujiannya.
Sementara aku adalah ujian mengayunkan pedang, jika bisa menghancurkan bongkahan batu yang sudah disiapkan maka mereka akan dianggap lulus. Aku sudah lama latihan ini karenanya ujian pertama bukan sesuatu hal sulit.
"Yulong lulus, silahkan berkumpul di aula lapangan untuk mengambil ujian kedua."
"Baik."
Aku bertemu dengan Dong Fei. Dia agak sedikit kecewa karena berada di urutan terakhir meski begitu ia senang tetap bisa lulus.
Tak lama dihadapan kami pemimpin sekte Luhan yang sudah melewati kejayaannya telah muncul bersamaan beberapa murid intinya. Dia hanya pria tua yang seluruh rambutnya telah memutih sampai pinggang.
Nama dan Sekte adalah hal sama jadi dia tidak perlu memperkenalkan diri
Ia mengatakan tentang ujian kedua dimana siapapun yang bisa memanjat tangga kesucian untuk sampai ke bukit lalu mengambil kristal di atasnya dan kembali ke sini maka dia akan lulus, seratus pertama akan diberikan seorang mentor dari tiga murid utama terbaik.
Salah satu dari ketiganya aku sudah mengenalnya dia adalah Liangyi, ia menjadi favorit semua orang sebagai guru. Kedua pria tampan bersama Zhuang Li dengan rambut putih panjang serta aura dewasa dan ketiga merupakan gadis bar-bar dengan rambut coklat sebahu beraksesoris dua tanduk di kepalanya. Penampilannya begitu mencolok dengan hanya mengenakan rompi merah tanpa lengan dan kancing sehingga dadanya terekspos dengan jelas di baliknya, untuk bawahannya dia mengenakan rok pendek yang cukup untuk seseorang tertarik dengan kaki jenjangnya. Walau demikian semua orang terlihat mencoba untuk tidak terlibat padanya.
Bagaimana pun kemungkinan ketiganya berada di atas Immortal.
Ia memiliki mata merah Ruby serta gigi yang berjeruji layaknya ikan hiu, kedua tangannya yang dililit perban membuatnya terlihat menakutkan.
"Aku ingin diajarkan oleh nona Liangyi."
"Kalau aku ingin diajarkan oleh nona Xie"
Dong Fei memucat atas pernyataanku yang tiba-tiba.
"Kau serius? Tubuhnya memang bagus tapi kepribadiannya cukup gila, hanya mendekatinya kau akan terbunuh."
"Meski begitu sepertinya dia terlihat seperti cocok sebagai guruku."
"Kau sudah tidak waras, tapi yah lakukan yang terbaik jika pun kita bisa lolos dari ujian ini."
Aku dan Dong Fei saling membenturkan tinju sebagai ritual menambah semangat.
"Kalau begitu ujian ke dua dimulai."
Dan kami secara serempak berlari ke lokasi berikutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!