NovelToon NovelToon

Takdirku Mencintaimu

Part 1

Hai...hai kenalin namaku Aisyah Humaira. Anak gadis dari pasangan ayah Hendrawan dan bunda Asha Dewi. Aku masih duduk di bangku SMA kelas XI. Aku mempunyai dua sahabat sejak kecil yaitu Naura Alexia dan Hesty Larasati.

Untungnya kami satu sekolah dan satu kelas. " Ais is coming besti" teriak ku sambil berlari menghampiri kedua sahabatku.

" Apaan sich kamu Ais, masih pagi juga" omel Naura.

" Kebiasaan emang nih bocah, bikin gendang telinga pecah" imbuh Hesty.

" Ya maaf, soalnya aku lagi seneng banget hari ini" jawabku tersenyum

" Hmm, emangnya ada apa sampai kamu kayak gini. Jangan bilang, kemarin kamu jadi ngedate bareng Ardian?" tebak Naura.

" Eh Nau, darimana kamu tahu aku habis jalan sama Ardian. Padahal kan aku belum cerita ke kalian soal ini" jawab ku.

" Aisyah sayangku bukannya kemarin sore kamu udah bilang ke kita. Kalo kamu diajak jalan ma Ardian si cowok most wanted di sekolah kita. Dasar pikun...."sambung Naura.

" Emang iya....kok aku lupa ya." ucapku sambil mengingat-ingat kembali.

" Udah gak usah di ingat-ingat lagi. Tuh udah bel masuk, yuk cepetan. Keburu pak Bambang masuk, bisa dihukum kita kalo telat masuk kelas." imbuh Hesty mengingatkan.

Kami pun berlari menuju kelas, dan segera menempati meja masing-masing. Tak berselang lama pak Bambang datang. Pelajaran pun dimulai dengan tenang. Tak terasa waktu bergulir dengan cepatnya. Hingga jam menunjukkan waktu untuk istirahat.

" Yuk.. Ke Kantin aku udah laper banget." ajak ku.

" Yuk... Tapi mampir bentar ya ke toilet. Aku kebelet dari tadi nih" jawab Hesty.

Kami bertiga pun berjalan kearah kantin. Saat melewati toilet, Hesty bergegas masuk. Tak berselang lama Hesty keluar dari toilet.

" Eh...eh kalian tau gak sih,pas aku tadi masuk toilet. Gak sengaja aku papasan sama Reyna. Mata nya sembab banget kayak habis nangis." ucap Hesty.

" Reyna siapa sih?" jawab Naura.

" Itu Lo Nau, Reyna anak bahasa. Yang cantik banget kayak bule, masa Lo gak tau." ucap Hesty

" Bukannya dia mantannya Ardian ya?" imbuh Naura.

" Yup...." balas Hesty.

" Udah ayo cepetan aku udah laper, keburu bel masuk"ucapku sambil menyeret lengan Naura.

Kami bertiga pun bergegas berjalan ke kantin yang jarak nya lumayan jauh dari kelas kami. Hingga akhirnya kami sampai di kantin dan langsung memesan makanan.

Setelah mendapatkan meja dan pesanan kami sampai. Kami pun langsung memakannya. Saat ditengah-tengah menikmati makan, tiba-tiba datang Reyna bersama genknya menghampiri meja kami.

" Kamu yang namanya Aisyah ya?" tanya Reyna sambil menunjuk ku.

" Iya, emang ada perlu apa ya?" tanya ku.

" Loe jauhi Ardian, karena Ardian punya gue" sahut Reyna.

" Eh bukannya kamu udah putus ya sama Ardian. Lagian aku sama Ardian pun gak ada hubungan apa-apa." jawabku.

" Jangan munafik loe, Ardian sendiri yang bilang loe pacar dia. Dan gara-gara loe Ardian mutusin gue. Dasar pelakor loe"sahut Reyna penuh emosi.

" jangan sembarangan ya kalo fitnah orang." sahut Naura.

" Aku gak ada maksud buat Deket sama Ardian. Kami hanya berteman, gak lebih." ucapku menjelaskan.

" Alah loe bohong kan, mana ada maling ngaku. Pelakor....ya tetep aja pelakor. Dasar..." balas Sinta teman Reyna.

" Hey ... Mulut kamu bisa dijaga gak? Jangan sembarangan nuduh orang ya." bela Hesty.

" udah deh, ngaku aja lagi. Dasar perusak hubungan orang. Awas sekali lagi gue liat loe deketin Ardian, bakal gue buat hidup loe disekolah ini bakal kayak di neraka" ancam Reyna padaku. Reyna dan temannya pun berlalu pergi.

Setelah Reyna and the Genk pergi dari meja ku. Aku hanya bisa terduduk lemas.Tampak semua mata memandang kearah ku, dan terdengar bisik-bisik dari siswa yang tadi menyaksikan keributan antara aku dan Reyna.

" Aisyah, kamu gpp kan. Mending kamu jauhi aja deh si Ardian." ucap Naura.

" Iya Ais, baru juga sekali jalan. Udah kayak gini, apalagi kamu beneran jadian ma dia" imbuh Hesty.

Entahlah, untuk saat ini aku tidak tahu harus berbuat apa. Karena pada dasar nya aku pun menyukai Ardian sejak awal aku masuk sekolah.

" Udah deh, gak usah dipikirin. Sebenarnya aku gak terlalu suka kamu Deket Ardian Ais. Karena yang aku tahu, Ardian itu Playboy." kata Hesty.

" Kita balik ke kelas aja yuk, suasana udah gak enak banget disini..." ajak Naura

Aku pun hanya diam menurut, kami berjalan menuju kelas. Bel masuk pun berbunyi, tanda pelajaran dimulai.

Selama pelajaran berlangsung, aku hanya sibuk dengan pikiran ku sendiri. Tidak bisa fokus memperhatikan pelajaran. Tak terasa jam pelajaran telah usai. Bel pulang pun berbunyi. Aku, Naura dan Hesty berjalan keluar sekolah.

Namun ketika sampai di halaman depan sekolah. Ardian datang menghampiri ku.

" Aisyah, ayo gue antar loe pulang." pinta Ardian.

Aku hanya menoleh pada Naura dan Hesty hendak meminta tolong agar ada alasan untuk ku menolak ajakan Ardian. Karena aku sedang tidak ingin bertemu dengannya.

" Maaf ya Ardian, gak usah deh. Soalnya aku mau ke rumah Hesty, ada tugas kelompok. Ya kan Hes ....?" meminta persetujuan Hesty.

Hesty yang paham apa maksud ku hanya mengangguk.

" O ya udah deh, lain kali aja gue antar loe pulang. kalo gitu gue balik dulu." ucap Ardian lalu pergi kearah parkir motor.

" Yuk cepetan kita balik, mumpung si Ardian gk ngikutin kita."ajak Naura buru-buru.

Akhirnya aku pun ikut naik ke mobil Hesty untuk pulang. Didalam perjalanan tak ada suara. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga sampai lah di depan rumahku.

" Kalian gak mampir dulu apa?" ajak ku

" Gak deh, salam aja ke mami Asha. Nih mamaku udah nelpon dari tadi suruh cepet-cepet pulang. Lain kali aja deh Ais aku numpang makan di rumah kamu. He...he...he." sahut Hesty dibalik kemudinya

" Oke besti, nanti aku sampaiin ke bunda. Dan makasih udah antar pulang." balasku tersenyum.

" Don't worry besti, oke aku pamit pulang ya. Dahhh....." lanjut Hesty.

Mobil Hesty pun melaju meninggalkan rumahku.

" Assalamualaikum bunda, Aisyah pulang." teriakku saat masuk rumah.

" Waalaikumussalam, kebiasaan ya masuk rumah sambil teriak-teriak." ucap bunda yang sedang asyik di depan televisi.

" Maaf Bun...." sambil berjalan menghampiri bunda dan tak lupa mencium tangan bunda dengan takzim.

" Aisyah, udah sana ganti baju terus sholat. Jangan lupa cepetan turun bunda tunggu di meja makan." ucap bunda sambil mengelus kepalaku.

" ashiiiap.... Aisyah ke kamar dulu ya" pamit ku berlalu menuju kamar.

Lalu aku masuk ke kamar, melakukan pa yang di perintahkan oleh bunda. Beberapa menit kemudian, aku segera menuju ke meja makan.

"Wah, bunda masak enak nih. Jadi makin laper aku." aku duduk lalu segera mengambil piring dan mengisi dengan berbagai macam lauk yang tersedia di atas meja.

Aku dengan lahap menyantap makanan yang telah berpindah ke piring ku.

" Aisyah, besok ayah pulang dari kota X." kata bunda disela makan siangnya.

" Emang proyek ayah udah selesai Bun, kok cepet banget." timpal ku.

" Alhamdulillah udah selesai, Kata ayah sih dibantuin om Surya jadi proyek nya cepet selesai." lanjut bunda

Aku diam sejenak mengingat siapa om Surya.

" Om Surya, papa nya Radit itu Lo Ais. Sahabat kamu pas waktu kecil. Yang rumahnya sebelah rumah kita." kelas bunda

" Oh Radit yang gendut itu kan Bun, yang selalu bikin aku nangis gara-gara dia suka ngambil mainan aku kan" ucapku sambil mengingat-ingat kembali.

" Hai jangan salah sekarang Radit makin ganteng Lo Ais. Bunda aja sempet pangling Lo pas ayah kenalin Radit ke bunda pas di telepon kemarin" terang bunda

" Halah bunda bisa aja muji anak orang, anak sendiri aja gak pernah dipuji" ucapku.

" ya udah kalo gak percaya. Kata ayah, keluarga om Surya mau balik tinggal di sini." jelas bunda lagi.

Aku hanya diam mendengarkan saja cerita bunda. Karena memang aku masih tidak mengingat jelas wajah orang yang dimaksud bunda.

Setelah selesai makan, aku berpamitan untuk kembali ke kamar. Ku rebahkan tubuhku di atas kasur yang nyaman. Karena memang hari ini aku merasa sangat lelah sekali. Tak ku hiraukan dering ponsel di nakas, karena mataku sudah terasa berat.

Part 2

Karena memang hari ini aku merasa sangat lelah sekali. Tak ku hiraukan dering ponsel di nakas, karena mataku sudah terasa berat. Hingga tak terasa, matahari sudah berganti dengan bulan. Sayup-sayup terdengar suara adzan berkumandang.

" Astaghfirullah, jam berapa sekarang?" melihat jam dinding yang ternyata menunjukan pukul 6 sore.

" Ya Allah, kebo banget aku. Udah adzan Maghrib nih" ucap ku bergegas bangun langsung masuk ke kamar mandi

Dengan secepat kilat aku mandi dan segera menunaikan sholat Maghrib. Setelah selesai aku keluar kamar hendak mencari bunda. Disaat hendak menuju dapur, terdengar suara bunda seperti sedang berbicara dengan seseorang. Jiwa kekepoan ku meronta-ronta, ku langkahku kaki mengikuti asal suara itu.

Nampak bunda sedang ngobrol dengan seorang pria muda. Dari wajah nya sepertinya aku tidak pernah mengenalnya. Karena penasarannya tanpa sadar aku mendekat kearah bunda berada.

" Aisyah, sini nak. Apa kamu gak mau salaman dulu sama Radit." panggil bunda

Aku masih diam mencerna ucapan bunda. Lalu aku pun mendekati bunda dan duduk di sebelah bunda. Sambil menatap penasaran sosok yang kata bunda bernama Radit.

"Radit...?"tanya sambil mengingat nama itu

Nampak seorang cowok tinggi, putih dengan setelan kaos dan celana jeans. Duduk di seberang sofa yang di duduki bunda. Cowok itu hanya menatap ku sejenak lalu tatapan itu beralih ke bunda kembali. Ada rasa yang tak asing saat aku menatap mata cowok itu.

" Aisyah, kamu lupa ya. Ini loh Radit anak Om Surya, yang tadi siang bunda bilang." ucap bunda memperkenalkan.

" Oh..Radit anaknya om Surya. Loh katanya masih besok datangnya Bun, kok sekarang udah disini?"tanyaku kembali

" Iya Tante Fatma ada urusan disini jadi dipercepat pindahnya." jelas bunda.

Sedangkan yang dibicarakan hanya diam mendengarkan. Beberapa saat kemudian yang tersisa hanyalah obrolan antara bunda dan juga Radit. Aku hanya diam menjadi pendengar setia. Hingga tak berselang lama, Radit meminta izin bunda untuk pulang.

" Ya udah deh bun, Radit pamit pulang dulu. Soalnya mau nyiapin keperluan buat besok. Dan mungkin besok papa pulang bareng ayah Hendra." sahut Radit berpamitan .

" Loh dit, kamu gak makan malam di sini aja. Kan katanya tadi mama kamu masih di rumah Tante Anya. Kok buru-buru banget sih." pinta bunda.

" Maaf deh Bun, lain kali ya Radit makan malem bareng bunda disini." balas Radit dengan tersenyum.

" Iya udah kalo gitu, lain kali gak boleh nolak. Kalo butuh apa-apa kamu bisa kasih tahu bunda atau Ais." sahut bunda

Radit hanya mengangguk, kemudian menyalami tangan bunda. Lalu melangkah keluar rumah, tanpa berpamitan dengan ku.

" Dasar orang aneh, ada orang disini. Dia diam-diam Bae." gerutu ku

Aku masih memperhatikan kearah Radit berlalu. Hingga aku tersadar saat bunda menepuk pundak ku.

" Ngeliatnya gak usah segitu juga kali Ais. Tuh orangnya udah gak keliatan." ejek bunda ku.

" Apaan sih bunda, biasa aja kali Aisnya. Udah yuk makan, perut Ais udah laper." ngelak ku.

" Ya udah yuk, kasian anak gadisnya bunda kelaparan." sahut bunda.

Aku dan bunda melangkah menuju ruang makan. Kamipun segera menikmati makan malam. Setelah selesai makan malam, dan membantu bunda membereskan meja makan. Lalu aku berpamitan lebih dulu untuk masuk ke kamar.

Kucari ponsel yang sejak tadi siang ku abaikan. Tampak banyak sekali notifikasi dari Naura, Hesty, Ardian, beberapa teman ku dan satu no tidak ku kenal.

Naura

Ais, where are you?

                                                               Aisyah

                                        Ais in here

Tak berselang lama terdengar dering telepon dan terpampang di layar nama Naura. Segera ku geser tombol hijau di layar ponselku. Kamipun terlibat obrolan seru, setelah puas mengobrol dengan Naura.

Aku lalu melihat pesan teks dari Hesty yang isinya sama dengan apa yang tadi ku obrolkan dengan Naura. Bahwa besok kami akan pergi ke mall untuk mencari bahan tugas kelompok.

Lalu nampak pesan teks dari Ardian

Ardian

Aisyah, besok bisa gk kita ketemuan?

Ada yang mau aku omongin ke kamu.

Aisyah please

Aisyah......

                                                             Aisyah

                                                           Bisa

Dimana, tapi aku cuma ada waktu sebentar.

Ar**dian**

Aku tunggu di taman belakang

Jam istirahat

Aisyah

Insya Allah😊

Aku pun membuka satu persatu pesan dari teman-teman ku. Dan ada pesan teks dari no tidak kukenal. Kubuka pesan teks tersebut.

089xxxxxxxx

Assalamualaikum Humaira

"No siapa ya? Kok manggil aku Humaira." ucapku.

Tak mau ambil pusing ku abaikan saja pesan teks tersebut tanpa ku balas. Karena aku merasa tidak mengenalnya.

Aku lalu duduk di meja belajar guna mengerjakan tugas yang belum sempat aku selesaikan. Hingga tak beberapa lama terdengar dering notifikasi dari ponsel ku.

Nampak pesan teks dari no yang tidak ku kenal. Tapi aku abaikan, dan kembali fokus mengerjakan tugas sekolah ku.

Tak terasa punggung ku sudah terasa kaku, aku renggangkan sebentar punggungku. Sambil menatap jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Karena hari sudah larut ku bereskan buku-buku pelajaran dan sekalian menyiapkannya untuk besok. Setelah selesai segera aku masuk ke kamar mandi. Mengganti baju ku dan tak lupa mengerjakan sholat isya.

Kemudian ku rebahkan tubuhku di kasur yang nyaman. Beberapa kali aku menguap, mataku pun sudah terasa berat. Hampir aku menutup mataku. Namun dering ponsel membuat mataku kembali terbuka. Ku tengok layar ponsel ku, ada pesan teks masuk.

089xxxxxx

Humaira👋🏻

Maaf kalo aku mengganggu

Humaira, apa kamu sudah tidur?

Ya sudah kalo begitu

Semoga mimpi indah Humaira ku.😊😊😊

" Siapa ya, jadi penasaran deh. Aku bales gak ya chatnya." gumam ku.

" Bales... Nggak....bales ..... Nggak. Kepo nih, siapa sih?" gumam ku lagi

" Halah biarin aja deh, lama-lama nanti juga ketahuan siapa orangnya. Aku udah ngantuk banget, masa bodoh deh." gumam ku.

Segera ku matikan ponsel ku, aku pun pergi berlayar ke lautan mimpi.

Keesokan harinya, terdengar sayup-sayup adzan subuh berkumandang. Aku pun bangun dari tidurku sekalian membereskan kamarku. Lalu segera membersihkan diri dan tak lupa mengerjakan kewajiban sebagai seorang muslim.

Setelah selesai, aku keluar kamar dan turun menuju dapur untuk membantu bunda menyiapkan sarapan seperti biasa. Walau aku anak semata wayang, tapi ayah dan bunda mendidik ku untuk tidak manja. Mereka mendidik ku untuk disiplin dan mandiri.

Sarapan pun telah selesai tertata rapi di meja makan. Lalu aku kembali ke kamar untuk bersiap-siap pergi ke sekolah. Meninggalkan bunda di dapur.

Jam sudah menunjukan pukul setengah 6, aku bergegas berganti baju seragam , dan mengecek kembali semua keperluan sekolah. Setelah yakin semua sudah lengkap. Kemudian aku keluar kamar turun menuju meja makan. Di sana sudah nampak bunda menunggu ku untuk sarapan bersama.

Setelah selesai sarapan, aku pun berpamitan pada bunda dan tak lupa meminta ijin bunda untuk pulang terlambat.

" Bunda, nanti Aisyah pulang sekolah mau ke mall dulu sama Naura dan Hesty. Mau cari bahan tugas kelompok pak Harun. Boleh ya bunda?" meminta ijin bunda

" Tapi jangan lama-lama, soalnya ayah nanti pulang." ucap bunda mengijinkan.

" Iya bunda, Aisyah bakal langsung pulang kalo udah dapat semua bahan tugasnya. Aisyah berangkat dulu ya bunda, nih Hesty udah nunggu di luar. " ucapku sambil menunjukan ponsel ku yang tertera nama Hesty memanggil.

Lalu aku pun menyalami tangan bunda dan bergegas keluar rumah karena ada Hesty yang sudah menunggu di dalam mobil.

"Assalamualaikum bunda" pamit ku.

Aku pun masuk kedalam mobil Hesty. Mobil Hesty pun meluncur meninggalkan rumah ku menuju sekolah

Part 3

Mobil Hesty meluncur meninggalkan rumah ku menuju sekolah. Hampir 30 menit di perjalanan akhirnya sampai lah di sekolah. Di sana sudah menunggu Naura.

Setelah memarkirkan mobil, aku dan Hesty segera berjalan menghampiri Naura.

" Jadikan kita pergi ke mall nanti pulang sekolah?" ucap Naura sambil berjalan beriringan menuju ke arah kelas.

" Jadi, aku udah ijin bunda. Tapi aku gak bisa lama-lama soalnya ayah hari ini pulang dari dinasnya." jawabku.

" iya gpp, yang penting bahan tugas kelompok kita udah ada." sahut Hesty.

" Lagian mepet banget Pak Harun ngasih tugasnya." imbuh Hesty sebal.

" Kamu mau protes Hes, sana langsung ke pak Harun sekalian." sahut Naura.

" Oh iya, kalian tau gak hari ini katanya ada kakak kelas baru pindahan dari kota X Lo." kata Naura.

" Cowok apa cewek nih? Emang di kelas berapa" tanya Hesty penasaran.

" Dari yang aku denger, katanya cowok. Tadi aku sempet ketemu pas lagi nunggu kalian. Ganteng banget, mirip oppa Korea." jawab Naura senyum-senyum.

" Jomblo gk ya, he-he-he" imbuh Naura.

" He Naura, walaupun dia jomblo kayak nya gk bakalan mau dia Ama kamu" ejek ku

" Emang nya kenapa, aku cantik kok kata mamaku. Nih liat body aku udah kayak Gigi hadid" jawab Naura sambil berjalan melenggak-lenggok bak model yang lagi catwalk.

Hesty dan aku kompak bersorak dan tertawa melihat tingkah Naura. Yang sukses, mendapat atensi dari siswa lain. Saat sedang asyik mengobrol, tanpa aku sadari ada sepasang mata yang juga ikut memperhatikan kami dari tadi.

Kamipun sudah sampai di kelas. Dan bel tanda masuk pun berbunyi, pelajaran pun dimulai. Semua siswa fokus memperhatikan apa yang guru sampaikan. Waktu berlalu dengan cepatnya, hingga tak terasa bel istirahat pun berbunyi.

Segera ku bereskan buku-buku ku , kumasukkan kembali ke dalam tas.

"Kalian ke kantin aja dulu, aku masih ada keperluan bentar. Nanti aku susul kalo udah selesai." ucapku pada dua temanku.

" Emang ada keperluan apa Ais?" tanya Hesty.

" Aku udah janjian ketemuan sama Ardian di taman belakang." jawab ku.

" Kamu yakin Ais mau ketemuan sama Ardian? " tanya Naura.

" Hmm... Yakin gak yakin sih. Cuma mau gimana lagi, udah terlanjur aku bilang iya." jawab ku lagi.

" Apa kita temenin kamu aja deh Ais buat ketemuan. Takutnya nanti kamu kenapa-napa." ucap Naura cemas.

" Gak usah, aku gpp kok. Aku bisa jaga diri kok. Lagian kalo kalian ikut, nanti kita gak bakalan kebagian meja. Lagian cuma sebentar doang ini." mencoba menenangkan Naura.

" Beneran nih gpp, ya udah deh kita ke kantin duluan. Kamu dipesenin juga sekalian nggak? Apa aku pesenin yang kayak biasanya aja ya. Dan jangan lupa cepetan." ucap Hesty meminta persetujuan ku

" Iya kayak biasanya aja , makasih ya kalian emang besti kesayangan akyu. Lophe-lophe sekebon pokoknya" ucapku.

Kami berjalan bersama menuju kearah kantin sekolah yang searah dengan arah ke taman belakang sekolah.

Saat di persimpangan, aku pun berpisah dengan kedua teman ku. Aku berjalan menuju ketempat yang telah ditentukan Ardian. Setelah sampai , nampak Ardian sudah menunggu ku di bangku taman.

" Maaf udah lama nunggu ya?" ucapku

" Nggak juga kok, aku baru sampai." ucap Ardian.

" Mari duduk sini Ais, biar enak ngobrolnya" pinta Ardian padaku.

Aku pun duduk di sebelah Ardian dengan masih memberi jarak.

" Emang apa yang mau kamu omongin Ardian. Keliatan nya penting banget." ucapku penasaran.

" Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu masalah Reyna. Jujur aku udah gak ada perasaan Sama Reyna, Aisyah. Dan masalah kalo aku bilang ke Reyna kalo kamu pacarku itu. Maksud aku tuh,.... Hmm" ucap Ardian.

Aku hanya bisa diam mendengarkan.

" Aisyah, sejak pertama kali aku kenal kamu. Sebenarnya aku udah suka sama kamu. Tapi karena aku gk punya nyali buat deketin kamu. Dan baru sekarang aku berani deketin kamu. Jadi kamu mau kan jadi pacar aku?" ucap Ardian sambil menatap ku.

Aku masih diam mencerna semua kata-kata yang diucapkan oleh Ardian. Jauh di lubuk hatiku sebenarnya ada rasa gak percaya kalo orang yang selama ini aku suka diam-diam. Ternyata pada hari ini menyatakan perasaannya.

Namun disisi lain ada ruang yang hampa. Yang entah mengapa disaat seperti ini ada perasaan tidak nyaman. Ketika mendengar ungkapan hati Ardian.

" Udah terima aja Ais, toh ini kan yang selama ini kamu nantikan" kata hati ku.

" Jangan di terima Ais, diakan Playboy" kata hatiku yang lain.

Aku masih diam memikirkan jawaban yang harus kuberikan pada Ardian. Tanpa aku sadari sepanjang aku berinteraksi dengan Ardian. Ada sepasang mata yang mengawasi di balik tembok dekat taman.

" Gimana Ais, kamu terima aku nggak buat jadi pacar kamu?" tanya Ardian.

" Hmm... Gimana ya Ar? Kalo seandainya aku terima kamu. Nanti gimana dengan Reyna." ucapku ragu.

" Masalah Reyna biar aku yang jelaskan ke dia. Yang penting sekarang, kamu mau ya jadi pacar aku." ucap Ardian menyakinkan.

" Hmmm..... Iya aku mau jadi pacar kamu." jawabku ragu-ragu.

" Beneran kamu Nerima aku." ucap Ardian sambil menggenggam tangan ku.

" Iya...." jawab ku singkat.

" Yes..... Akhirnya kamu jadi pacar aku. Makasih ya sayang. UPS, maaf keceplosan sangking senengnya" ucap Ardian dengan senyum lebarnya.

" Tapi gppkan, kalo sekarang aku manggil kamu sayang." imbuhnya lagi.

Antara yakin dan tidak yakin aku pun menganggukkan kepala tanda menyetujuinya.

Nampak raut bahagia di wajah Ardian. Entahlah itu raut bahagia asli atau pura-pura. Yang aku tahu sekarang aku tidak ingin menyakiti hati seseorang.

" Ya udah ayo ke kantin Yang, mumpung masih ada waktu. Kamu pasti laper, maaf ya gara-gara aku. Kamu harus nahan laper. Yuk...." ajak Ardian tak melepaskan genggaman tangannya.

Aku dan Ardian berjalan bersama menuju kantin. Suasana kantin yang ramai mendadak senyap, karena kehadiran kami. Semua mata fokus memandang kearah kami. Dan terdengar bisik-bisik diantara mereka.

Aku berusaha untuk mengabaikan mereka. Fokus mencari kedua teman ku yang mungkin sejak tadi sudah menunggu. Setelah beberapa saat aku melihat lambaian tangan dari Hesty. Lalu aku berjalan kearah mereka.

" Lama amat sih Ais, kita nunggu kamu Sampek kembung karena kebanyakan minum air." protes Naura.

" Ya deh maaf ya, udah mana makanan aku?" ucapku meminta maaf.

Lalu Naura menyodorkan, sepiring nasi dengan lauk ayam geprek dan juga segelas es teh manis. Tanpa basa basi aku langsung melahap makanan itu. Dan melupakan keberadaan Ardian yang masih setia menyaksikan kami bertiga.

" Maaf boleh aku gabung dengan kalian?" tanya Ardian pada ke dua temanku.

Naura dan Hesty hanya diam, belum ada yang menjawab karena keterkejutan mereka.

" emmm, boleh" ucap Hesty.

Ardian pun duduk di sebelahku.

" Terima kasih, oh ya bentar yang. Aku mau pesen makanan dulu. Kamu mau tambah makan apa atau kalian mau pesan apa biar sekalian aku pesenin." tawar Ardian.

" Gak usah deh Ar, ini udah cukup kok." jawabku yang masih asyik melahap habis makanan ku.

" gak usah, terima kasih. Kita udah kenyang kok" jawab Hesty.

Lalu Ardian beranjak dari duduknya menuju ke stand makanan yang dia inginkan. Setelah jarak Ardian cukup jauh, Naura dan Hesty menatapku tajam.

" Coba jelasin, maksud nya apa. Dateng-dateng gandengan pake segala panggil yang...yang" ucap Hesty.

" Aisyah Humaira, sepertinya anda dalam zona bahaya" ucap Naura sedikit mengancam.

" Oke, bisa aku jelaskan. Tapi untuk saat ini biarkan aku makan dulu. Perut aku udah laper banget tau" pinta ku dengan nada memelas.

" Kita tunggu penjelasan kamu, jangan coba-coba kabur dari pengawasan kita. Kalau kamu gak mau terima akibatnya." ancam Hesty kembali.

Aku hanya mengangguk, karena mulutku sedang penuh dengan makanan.

Beberapa saat kemudian Ardian datang dengan mangkok yang berisi soto ayam dan segelas Jus jeruk dan beberapa macam camilan.

" Nih yang , camilan buat kalian." ucap Ardian sambil menyerahkan camilan tadi.

" Terima kasih" ucapku menerima pemberian Ardian.

Obrolan pun semakin seru dengan adanya Ardian. Hingga bel masuk berbunyi. Kami berempat pun berjalan menuju kelas. Ardian mengantarkan ku sampai didepan kelas.

" Ya udah yang, aku balik ke kelas dulu. Yang semangat belajarnya." ucap Ardian sambil mengelus kepalaku.

" Iya, makasih udah dianterin sampai disini." jawabku.

Aku sedikit kaget dengan sikap Ardian yang seperti itu padaku. Karena selama ini aku tidak pernah dekat dengan seorang cowok. Dan Ardian adalah cowok pertama.

" eh hmmm... Ayo masuk Ais. Keburu Bu Mega masuk." ucap Hesty.

Lalu Hesty segera menyeret ku masuk ke kelas. Ardian lalu berjalan meninggalkan kelasku menuju kelasnya.

Jam pelajaran pun dimulai, ditengah-tengah guru menerangkan. Ponsel ku bergetar beberapa kali tanda ada pesan masuk.

Dan benar ada notifikasi pesan masuk itu pun lagi-lagi dari no yang tidak dikenal kemarin.

089xxxxx

Assalammualaikum Humaira

Pagi Humaira.

Semangat belajarnya ya

Hai Humaira

Kenapa kamu tadi telat ke kantin?

Siapa cowok yang jalan sama kamu tadi?

Jangan asal percaya sama cowok

Kok chat aku gak kamu baca sih

Humaira..

Dan banyak lagi teks pesan yang terkirim. Lagi-lagi hanya aku baca tanpa berniat aku membalas chat tersebut.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!