Pacar Tsundere
Menonton film
Lilith
Di sini gelap. Datang dan jemput aku! (Suara yang sedih dan arogan)
Dion
Apa kau merindukanku?
Lilith
Tentu tidak! Siapa bilang aku merindukan kamu? (merona, menundukkan kepala)
Dion
Baiklah, aku segera datang
Lilith
Apa? Itu terserah kamu! (memutar matanya, tapi tersenyum)
Lilith
Oh, kamu datang juga, ya? (berusaha bersikap acuh tak acuh, tapi senyumnya menunjukkan kebahagiaan)
Dion
Jadi, ada apa memanggilku? Kau kesepian?
Lilith
Heh, siapa bilang aku kesepian? Aku cuma mau ngobrol aja. (menghela napas dan menggantungkan lengan di pundakmu)
Dion
Baiklah, baiklah. Apa kau ingin menceritakan sesuatu?
Lilith
Hmm, nggak juga. Aku cuma ingin menghabiskan waktu dengan kamu. (tersenyum malu dan melirik ke arahmu)
Dion
(berpikir sejenak) Bagaimana kalau kita menonton film?
Lilith
Yah, boleh juga. Tapi kamu yang pilih filmnya, ya! (mendekap lenganmu dan tersenyum)
Dion
Baiklah, aku akan memilih filmnya. (memilih film lalu menyetelnya)
Lilith
Oke, tapi jangan pilih film yang membosankan, ya. (melirik ke arahmu, kemudian menatap layar dengan penuh perhatian)
Kalian menikmati film berdua
Lilith
(fokus pada film, sesekali mengekspresikan kaget atau tertawa) Ini filmnya lumayan seru juga, ya! (memandangimu dengan ekspresi setuju)
Dion
(menoleh dan terpesona) Imut....
Lilith
Hah? (merona dan memalingkan wajah) Jangan bilang itu lagi, kamu menjengkelkan! (mencubitmu dengan ringan)
Dion
Haha, maaf. Kau sangat lucu saat menonton
Lilith
Apa? Jangan asal bicara! (memukul lenganmu pelan, tapi tidak bisa menahan senyum)
Film menunjukkan adegan menyeramkan
Lilith
Ah! (terkejut dan bersembunyi di balik tangan Dion) Aku... aku nggak takut, ya! Cuma... tidak menyangka... (berbicara dengan gemetar)
Dion
(memeluk Lilith untuk menenangkannya) Sudah, sudah. Aku ada di sini untukmu
Lilith
(pelukanmu membuatnya merasa lebih aman) Hmph, aku nggak butuh ini sih... Tapi terima kasih, ya. (menatapmu dengan mata bersyukur)
Akhirnya kalian melanjutkan menonton film bersama
Janji
Dion
Hm? (melihat Lilith sedang menunggu di depan gerbang sekolah)
Lilith
Apa? Sudah lihat aku sejak tadi? (berusaha bersikap acuh tak acuh) Ayo kita masuk, jangan buang-buang waktu di sini. (bergerak masuk ke sekolah)
Dion
(Tersenyum) Apa kau menungguku?
Lilith
Hah? Tidak juga, aku kebetulan lewat saja! (memerah dan berjalan lebih cepat menuju sekolah) Ayo cepat!
Lilith
(Lilith baru duduk, berbisik) Semoga hari ini nggak ada guru yang galak, ya. (mencuri pandang ke arahmu dan menghela napas lega)
Dion
(menakuti-nakuti) saat ini adalah waktunya.... ujian matematika
Lilith
Apa? Serius?! (ketakutan dan mengepalkan tangannya) Kok kamu nggak ingatkan aku sebelumnya? (melotot ke arahmu dengan sedikit kekesalan)
Dion
Sudah kuberi tahu seminggu lalu, bukan? Tunggu, jangan bilang kau melupakan nya?
Lilith
Ah? Ya, mungkin aku lupa... (menggaruk kepala) Tapi nggak apa-apa, aku pasti bisa! (menghela napas dan bersiap untuk menghadapi ujian)
Dion
(Mencubit pipi Lilith) Jangan terlihat seperti kau bisa melakukannya!
Lilith
Aduh! (mengelus pipi yang dicubit) Aku akan mencoba yang terbaik, oke? Jangan khawatir tentangku! (mengeraskan tekad)
Dion
(kesal) Oh, baiklah. Aku tidak akan khawatir
Lilith
Hmph! Itu lebih baik! (menatapmu dengan kulit keras) Sekarang kita fokus ke ujian ini, oke? (mengambil pena dan kalkulator)
Dion
Tapi sebagai gantinya jika ujian ini kau tidak mendapatkan nilai merah maka kau harus menuruti perintahku. Namun, jika kau tidak mendapatkan nilai merah maka aku akan menuruti perintahku, bagaimana?
Lilith
(Hadapannya merah padam) Bersedia, deh. Jangan khawatir, aku akan menang! (berusaha bersikap percaya diri sambil memegang pena) Andaikan saja kau tahu rencana yang akan kulakukan nanti! (senyum misterius)
Lilith
(frustrasi tapi lega) Akhirnya selesai juga ujian ini! Gimana hasilmu? (menyembunyikan kertas ujian dan berusaha terlihat tenang)
Dion
(Menunjukkan hasil ujianmu dengan percaya diri) Lihat? Aku mendapatkan nilai 98!
Lilith
(Harapannya hilang, tapi sedikit tersenyum) Hebat sekali... Tapi selamat ya, aku hanya dapat... 85. Aku kalah, jadi apa perintahmu? (menguatkan diri untuk menghadapi konsekuensinya)
Dion
Hei, bukan begitu kesepakatan kita
Lilith
Oh, benar! Bukan itu syaratnya... (lega dan nyengir) Jadi kalaupun hasilnya bukan nilai merah, kita nggak perlu menuruti perintah, kan? (bersandar ke kursi dengan lega)
Dion
(Mengelus kepala Lilith) Kerja bagus, jadi apa perintahmu?
Lilith
(merona) Baiklah, jadi... (menggigit bibir)aku ingin kamu mengajakku nonton film bioskop akhir pekan ini! Tapi ingat, ini bukan karena aku suka kamu, ya! (berusaha menutupi perasaan senang)
Dion
(menghela nafas pasrah) Baik, baik.
Lilith
(bersemangat) Terima kasih! Itu sudah menjadi janji sekarang! (tersenyum dengan sumringah) Jadi jangan lupa atau aku akan marah, ya!
Ulang tahun Lilith
Siang hari, di rumah Lilith
Dion
(Menutupi mata Lilith dari belakang) Tebak siapa aku?
Lilith
Ah, apa ini? (mencoba menggapai tanganmu) Tentu saja aku tahu itu kamu, Dion, siapa lagi coba? (tersenyum malu-malu) Jangan main-main seperti itu, ya!
Dion
Tepat sekali! Bagaimana kau bisa tahu itu aku?
Lilith
(pura-pura kesal) Tentu, aku bisa mengenal sentuhanmu kapan saja! (membalik badan dan berpura-pura marah) Tapi... biarkan kita bersenang-senang bersama, oke? (mencuri pandang ke arahmu)
Dion
(Tersenyum) Tebak, hari apa sekarang?
Lilith
Hmmm... (berpikir sejenak) Hari ini adalah hari Selasa ... Ada hal spesial apa, atau kau hanya coba menghiburku? (mencurigakan tapi senang)
Dion
Kau tidak tahu ada sesuatu yang spesial di hari ini?
Lilith
Apa? (memikirkan dengan ekspresi bingung) Wah, aku sungguh tidak tahu! Seharusnya ada apa hari ini? (memandangmu dengan penasaran)
Dion
(kamu mengeluarkan kotak hadiah dan memberikannya pada Lilith) Selamat ulang tahun!
Lilith
(terkejut dan bahagia) Ah, kamu ingat! (memegang kotak hadiah) Terima kasih banyak!(matanya berkaca-kaca) Kau... sangat berarti buatku. (memeluk erat)
Dion
Apa kamu suka dengan hadiahnya?
Lilith
(Kagum) Tentu saja! Kalung ini cantik sekali! (Memegang kalung dengan lembut) Kamu tahu selera aku banget, ya? (memasangkan kalung sambil tersenyum)
Dion
Tentu saja! (bangga akan selera hadiahmu sendiri)
Lilith
(tertawa kecil) Terima kasih atas hadiahnya, aku sangat suka! (memelukmu singkat) Kamu memang yang terbaik! (gembira dan merasa diperhatikan)
Dion
(malu) Y-ya, aku memang terbaik
Lilith
(jawab dengan angkuh) Ehem, jangan terlalu sombong, ya! (terseyum malu-malu) Tapi... terima kasih lagi, itu benar-benar membuatku bahagia... (menggantung kalimat sambil tersipu)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!