NovelToon NovelToon

Salah Balas Dendam Pada Ibu Tiri

Kalah Judi

Di dalam club besar wilayah Los Angeles yang terkenal dengan penjudian besar di dunia, Robert ikut duduk di meja judi dengan salah satu Bos besar perusahaan bernama Martin Zimoli. Pria yang terlihat berumur 50an tahun itu memang sengaja ingin bermain bersama Martin.

Berniat ingin mengeruk habis harta bos besar itu, malah Robert lah yang dikeruk habis hartanya di meja judi.

"Hahahaha, Robert Robert! Kamu memang lemah. Udah kalah sekali masih aja mau main lagi sampek kalah 5 kali pun kamu masih sombong" hina Martin membuat Robert marah dan menantang lawan judinya itu sekali lagi dengan mempertaruhkan harta berharga terakhir yang ia miliki yaitu putrinya sendiri.

"Sialan! Kamu meremehkanku?" teriak Robert sambil melotot kepada Martin. Kedua lelaki gagah disebelah bos besar itu langsung pasang badan untuk Martin namun pria yang juga sudah berumur 50an itu menghalang pengawalnya agar membiarkan Robert.

"Hahaha, aku bukan meremehkan mu, tapi buktinya memang seperti itu" tawa Martin.

"Ayo main sekali lagi! Taruhkan seluruh koin milikmu di meja ini dan aku akan mempertaruhkan putriku yang masih gadis. Aku dengar kamu suka bermain dengan perawan?" tantang Robert dengan senyuman smirk.

"Hahahaha, dasar pria bajingan. Anak sendiri kamu buat taruhan" sindir Martin.

"Tapi jika kamu sudah tau aku suka gadis, aku terima tantanganmu. Sepertinya putrimu sangat cantik karena kamu terlihat tampan meskipun pria brengsek" lanjut Martin.

"Iya pastilah dia cantik. Dia anakku dan sekarang dia berumur 25 tahun. Dia sangat pintar dan cerdas, ia bekerja di perusahaan milikmu kalau kamu tau namanya Julieta Fernandes" sahut Robert bangga.

"Oh Julieta staff legal perusahaanku itu ya? Aku ingat dia, karena dia sempat membela perusahaanku ketika ada tuntutan dari customer. Keren sekali putrimu. Tapi apakah dia mau menikahi ku? Dia pintar Robert, pasti dia tidak mau" ucap Martin.

"Hahaha. Kamu tenang saja, Martin. Di dunia ini, dia sangat mencintaiku karena hanya aku orang tuanya. Dia akan menurutiku" sahut Robert percaya diri.

"Baiklah, aku mencoba percaya padamu. Namun jika dia ternyata tidak mau menikah denganku ketika kamu kalah main judi kali ini, kamu yang akan aku bunuh" ancam Martin tidak main main.

Martin memang bos besar perusahaan makanan di Los Angeles. Tapi lingkungannya yang toxic membuatnya menjadi berwatak keras dan melakukan berbagai cara untuk bisa berada di puncak bisnis termasuk membunuh orang yg mengganggu jalannya. Hingga putranya sendiri kabur darinya sejak 5 tahun lalu.

"Silahkan membunuhku. Tanpa judi aku sama saja mati" sahut Robert.

"Oke. Mari kita bermain" ajak Martin.

Meja judi yang mereka tempati pun dimainkan dan petugas meja mulai melempar bola. Dan ternyataa.... Martin menang lagi!

"Yeeeeeeee! Dapet istri baru! Perawan lagi!!" teriak Martin bahagia atas kemenangannya.

"Sial sial!!! Aku kalah lagi!" lirih Robert.

"Hahahahahaha. Aku mendapatkan putrimu, Robert" ucap Martin dengan senyum menyeringai.

"Aku akan menepati janjiku. Beri aku waktu 3 hari untuk menyiapkannya dihadapan mu" ujar Robert.

"Baik, 3 hari lagi kita langsung saja bertemu di pencatatan sipil. Aku akan menikahi putrimu secara langsung dan mengambil kesuciannya hahahaa" tawa Martin puas.

Kedua tangan Robert mengepal di samping tubuhnya. Ia begitu hina sampai membuat putrinya menjadi taruhan dan diberikan pada pria tua bangka seperti Martin Zimoli. Namun pikiran jahatnya muncul. Ia berfikir jika anaknya menikahi bos besar maka dirinya tidak akan kekurangan uang lagi.

Robert pun segera pulang ke apartement yang disewa oleh Julieta. Saat ini sudah pukul 2 dini hari, ketika ayah brengsek itu masuk, apartemen sudah bersih dan sunyi. Sepertinya putrinya sudah tidur. Ia pun langsung masuk kamarnya tanpa membersihkan diri dulu dari aroma alkohol di tubuhnya.

Julieta yang tadi mendengar pintu apartemen terbuka lalu tertutup sudah tau jika ayahnya baru pulang dan tanpa melihatnya pun ia tau Robert pulang dalam keadaan mabuk.

"Sampai kapan ayah seperti ini? Pemabuk dan penjudi. Gajiku habis setiap bulan untuk kebutuhannya. Jika aku tidak berjanji pada ibu untuk menjaga ayah, mungkin saat ini aku memilih untuk kabur" lirih Julieta yang meneteskan air mata mengingat 3 tahun lalu, ibunya meninggal ketika ia baru lulus kuliah. Saat itu Robert mengalami kebangkrutan sehingga hartanya habis dan menyisakan uang dalam jumlah sedikit.

Namun karena pria itu terlalu kecewa pada dirinya sendiri, maka ia melampiaskannya kepada alkohol dan judi. Hingga Sandra, sang istri sekaligus ibu Julieta pergi selama lamanya karena sakit kanker payudara yang terlambat untuk diobati.

Pesan terakhir Sandra, ia ingin putrinya menjaga sang ayah yang sedang kehilangan arah. Julieta pun tak bisa menolak keinginan ibunya itu, akhirnya ia berjanji untuk tetap bersama ayahnya hingga entah sampai kapan.

Namun tabiat buruk Robert menjadi jadi, 3 tahun berlalu ia semakin ganas dalam mengkonsumsi alkohol dan bermain judi. Sampai putrinya tak bisa melarangnya lagi. Terkadang jika ia menolak memberikan uang kepada ayahnya, Julieta akan dipukul dan disiksa oleh Robert dan menyebut dirinya sebagai anak durhaka karena tidak menuruti ayahnya.

-ya lu ROBERT yang jadi ayah durhaka!- batin author 🤯

Ia lulusan hukum namun masih belum tega melaporkan tindakan KDRT sang ayah pada dirinya, lagi lagi ia masih ingin menjaga janji kepada ibunya.

Keesokan harinya, Julieta bangun untuk menyiapkan sarapan bagi dirinya dan Robert. Meskipun ayahnya belum bangun, ia selalu menyiapkan makanan di meja makan. Entah dimakan atau tidak, setiap pagi hari pasti ada makanan di meja.

Baru saja Julieta ingin berangkat kerja, tumben sekali Robert keluar kamar dan memanggilnya.

"Eta, ayah boleh ngobrol sama kamu sebentar sebelum kamu kerja?" tanya Robert dengan nada sendu. Pria itu memang bersandiwara agar terlihat menyedihkan dihadapan sang putri.

Julieta yang memang sering dipanggil Eta melihat jam tangannya yang masih menunjukkan jam set 8 pagi dan ada waktu 1 jam lagi sebelum masuk kantor.

"Boleh, ayah" jawab Julieta lembut. Wanita berusia 25 tahun itu pun mengurungkan niatnya untuk memakai sepatu high heels dan berjalan ke ruang tamu yang jadi satu dengan ruang makan.

Mereka pun duduk berhadapan.

"Ayah mau ngomong apa? Jangan bilang ayah butuh uang lagi buat judi? Please, Yah. Ini tanggal tua dan uangku hanya sisa 50 dollar untuk 3 hari kedepan" ucap Julieta jujur.

"Tidak sayang. Ayah tidak minta uang lagi dan mungkin ayah juga tidak akan meminta uang padamu kedepan karena ayah ingin meminta 1 hal saja , permintaan terakhir lalu kamu boleh bebas. Ayah akan melepaskan janjimu pada Sandra untuk menjagaku" jelas Robert membuat Eta heran.

"Permintaan apa yang ayah maksud?" tanya Julieta curiga.

Robert menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya kasar sebelum mengutarakan maksud utama dalam perbincangan ini.

"Maafkan ayah, Ta. Ayah tadi malam kalah judi hingga tak memiliki apa apa untuk membayar taruhan itu. Ayah..." jawab Robert terpotong karena ingin terlihat mendramatisir agar putrinya makin iba.

"Ayaah apa?" tanya Julieta tak sabar.

"Maafkan ayah. Ayah telah menjadikanmu taruhan kemarin malam kepada Pak Martin Zimoli, direktur perusahaan tempatmu bekerja. Maafkan ayah" lanjut Robert sambil berlutut di depan Julieta dan mengeluarkan air mata buaya penuh kepura puraan.

Jedyeeeeeeer!! Bagi wanita itu, apa yang diomongkan Robert seperti panah yang berhasil menusuk ke jantungnya. Ia tak bisa berkata apa apa dan hanya meneteskan air mata melewati makeup tipis yg ia pakai.

"Maafkan ayah, Ta" ucap Robert lagi sambil memegang kaki putrinya.

"Ayah tega" lirih Julieta dengan nada bergetar.

"Maafkan ayah. Dia merendahkan dan meremehkan ayah didepan banyak orang. Ayah tidak kuat" ujar Robert.

Julieta masih terisak dengan tangisnya. Sungguh, hatinya seperti dicambuk cambuk oleh satu satunya orang yg tersisa dan paling ia sayangi di dunia ini.

"Kalau aku tidak mau bagaimana? Aku masih memiliki masa depan, Yah. Aku tidak mau menikah dengan pria tua itu" sahut Julieta.

"Tolong ayah, Ta. Ayah akan dibunuh olehnya jika tidak menepati janji ayah semalam. Anggap saja kamu membantu ayah untuk terakhir kalinya lalu kamu bisa hidup bebas tanpa ayah. Aku akan pergi dari hidupmu" bujuk rayu Robert.

"Ayah jahat! Ayah menjualku! Ibu pasti akan marah karena ayah begitu kejam pada putrinya!" amarah Julieta keluar.

"Maafkan ayah. Ibumu memang marah dengan ayah di langit, tapi bagaimanapun ayah sudah terlanjur salah. Tolong ayah, Julieta. Ayah mohon" minta Robert sambil memegang kedua tangan putrinya.

Juelita saat ini tak bisa berfikir jernih. Ia terlalu kecewa kepada ayahnya hingga pikirannya saat ini hanya ingin bebas dari pria brengsek seperti Robert.

"Baiklah. Aku akan membantu ayah untuk terakhir kalinya. Aku akan menikahi Martin Zimoli, tapi aku tidak ingin bertemu ayah lagi. Anggap saja ayah sudah kehilanganku" ucap Julieta lalu ia berdiri sambil menghapus air matanya dan membiarkan Robert duduk dilantai.

"Kamu serius mau membantu ayah, Ta?" tanya Robert dengan sumringah, ia berhasil membuat putrinya menyetujui permintaannya yg kejam itu pada putrinya sendiri tanpa memikirkan ia akan berpisah dengan Julieta.

"Iya, aku membantu ayah untuk terakhir kalinya lalu aku tidak ingin berhubungan lagi dengan ayah" tegas Julieta lalu ia berjalan keluar apartemen setelah memakai sepatu heelsnya.

Brak!

Pintu apartemen tertutup dengan keras dan menghilangkan pandangan Julieta dari mata Robert yang saat ini tersenyum lega.

"Hahahaha , putri bodoh. Selama aku belum mati, aku akan mengganggumu apalagi setelah ini kamu akan menjadi istri direktur Zimoli Group" ucap Robert sambil tertawa puas.

Di balik pintu apartemen itu, ternyata Julieta masih berdiri disana dan mendengar tawa ayahnya yg menyayat hati. Niat ingin menenangkan hati dulu sebelum keluar gedung apartemen malah mendengar tawa nyaring dan perkataan ayahnya yg menembus pintu.

"Ayah memang pria brengsek! Aku tidak akan memperdulikanmu lagi setelah ini!" lirih Julieta sambil mengepalkan tangannya.

Lalu setelah beberapa saat kemudian, wanita itu pergi untuk bekerja menuju perusahaan Zimoli Grup.

Pria tua romantis

Sesampainya di kantor, Julieta berpapasan dengan Martin yang baru datang dan menatapnya dengan mata penuh nafsu.

"Jijik banget lihat pria tua ini" batin Julieta yg berdiri disamping Martin didepan lift.

"3 hari lagi kamu akan jadi istriku" lirih Martin. Julieta tak membalas dan ia langsung masuk lift tanpa berkata apa apa kepada bosnya itu.

"Kurang ajar dia! Berani sekali mengabaikanku" batin Martin tidak terima namun ia tidak bisa marah marah didepan banyak karyawan lainnya. Direktur Zimoli Grup itupun terpaksa masuk lift dengan raut wajah kesal.

Lantai ruangan kerja Julieta berada di lantai 15 dan ruangan direktur ada di lantai 20, sehingga wanita itu turun terlebih dahulu dan melewati Martin.

"Wangi wanita itu sungguh membuatku tak sabar tidur dengannya haha" batin Martin tertawa dalam hati.

Julieta tak memperdulikan calon suaminya itu dibelakangnya. Ia melanjutkan langkah kakinya menuju meja kerja miliknya dan duduk di kursi sambil menghembuskan nafas kasar.

"Aaaaah. Aku akan jadi istri pria tua itu demi bisa lepas dari ayah brengsek seperti Robert" lirih Julieta sambil menyandarkan tubuhnya dengan lemas di kursi kerja.

"Hei Ta, kok udah kelihatan lesu aja pagi pagi?" sapa Darwin temen kerja Julieta.

"Hello Win, aku capek banget sapa ayahku. Makin menjadi jadi" sahut Julieta sedikit mencurahkan hati.

"Robert itu memang perlu dikasih pelajaran. Masa tega banget habisin gaji anaknya buat judi dan minum minuman. Lebih baik kamu kabur aja deh, Ta. Atau mau menikah denganku biar aman?" goda Darwin dengan kedipan mata.

"Iiissssh... masih sempet sempetnya goda aku ketika badmood gini. Aku gak mau nikah sama temenku sendiri. Tuh ada Anggi yg suka sama kamu dari dulu, mending kamu sama dia ajaaa" sahut Julieta membuat Darwin terpaksa memberikan senyuman lebar namun hatinya sakit dijodohkan dengan wanita lain dari rekomendasi wanita yang ia sukai.

"Julieta, kamu yg aku suka bukan Anggi. Kapan kamu bisa mengerti perasaanku?" batin Darwin yang mencoba menyembunyikan perasaannya ini agar tidak menjadi canggung dalam hubungan pertemanan dengan Julieta.

"Hahahaa, gampang dah. Kalau Anggi bener bener cinta aku , dia pasti sabar nunggu aku cinta dia juga" ucap Darwin.

"Ih bodoh kamu! Wanita tidak suka menunggu, Darwin. Kamu akan merasa kehilangan ketika dia udah gak cinta sama kamu lagi baru tau rasa" peringatan Julieta.

"Hihi, cinta tak bisa dipaksaaaaaa" elak Darwin membuat Julieta memutar matanya jengah karena pria didepannya ini tak bisa dikasih tau.

Bel kantor pun berbunyi menandakan waktunya bekerja. Darwin kembali ke meja kerjanya dan Julieta pun mulai mengerjakan dokumen dokumen legal perusahaan Zimoli.

Anggi yang juga rekan kerja se departemen dengan Julieta baru datang dan langsung duduk di kursi kerjanya yg bersebelahan dengan Julieta.

"Tumben telat?" tanya Julieta.

"Hehe, tadi malam aku mabuk jadi tadi pagi bangun kesiangan. Sialan tuh Darwin, tadi malam dia nolak cintaku lagi, Ta" jawab Anggi sekalian curhat.

"Emang pria itu berhati batu. Udah deh cari cowok lainnya aja yg cinta kamu" ucap Julieta.

"hmm, aku cintanya sama dia. Gak tau sampek kapan , pokoknya saat ini aku masih pingin cinta dia" sahut Anggi membuat Julieta geleng geleng kepala.

"Dasar keras kepala! Disakitin kok diem aja!" celetuk Julieta lalu kembali melihat dokumen di mejanya.

Beberapa jam kemudian, sebelum jam istirahat, Julieta mendapatkan telepon dari sekretaris Martin yaitu Asley untuk segera datang keruangan direktur.

"Pasti dia mau bahas soal pernikahan itu" batin Julieta. Ia pun sudha menyiapkan jawaban terbaik untuk ia katakan kepada Martin Zimoli jika ditanya kesediannya untuk menikah dengan pria tua itu.

Tak lama kemudian, Juliet sudah berada di lantai 20 dan dipersilahkan masuk ke ruangan direktur.

"Halo, Julieta. Silahkan duduk" sapa Martin dengan sumringah berbeda dengan Julieta yang berwajah datar.

"Hahaa, kamu cukup berani juga melawanku ya Julieta. Kasih senyum dong sama calon suami mu ini" goda Martin yang sudah duduk di sofa sebelah Julieta.

"Mohon maaf , Pak Martin. Lebih baik anda langsung saja membicarakan maksud memanggil saya kesini" ucap lugas Julieta yang membuat Martin salut akan keberanian wanita muda didepannya ini.

"Wah ternyata putri Robert memang mempesona. Kamu sungguh berkarakter kuat dan cantik. Aku suka, apalagi kata ayahmu kamu masih perawan hahahaa" sahut Martin sambil tertawa.

"Astaga, ayah sungguh keterlaluan!" batin Julieta setelag mendengar apa yang barusan dikatakan Martin tentang apa yang dikatakan ayahnya kepada bosnya itu.

"Hahaha, jangan khawatir. Malam pertama kita akan aku lakukan secara lembut dan halus sampek kamu pun menikmatinya" ucap Martin sambil mencoba memegang pipi Julieta namun wanita itu palingkan wajahnya ke samping membuat tangan pria itu tak bisa menyentuh kulit lembut wanita cantik didepannya.

"Puas puaskan kamu menghindar dariku, Eta. Setelah menikah, aku tak akan membiarkan mu menghindar" ujar Martin dengan senyuman sinis serta tatapan mata yg tajam.

"Hanya itu yang ingin anda katakan?" tanya Julieta berani.

"Tidak. Aku masih ingin berbicara kepadamu soal pernikahan kita. Sesuai kesepakatan dengan Robert, aku akan menikahimu di pencatatan sipil 2 hari lagi. Kita bertemu disana lalu kamu akan sah jadi istriku. Untuk pernikahan ini tidak akan aku publish, karena aku hanya ingin menikmati tubuhmu itu" jawab Martin.

"Baik kalau itu maumu. Kita akan menikah sesuai janji ayahku padamu. Tapi aku ingin meminta satu syarat untuk anda penuhi" ujar Julieta.

"Apa itu? Katakan saja" sahut Martin.

"Aku ingin anda membuang ayahku jauh dari pandanganku atau kalau perlu dari negara ini. Aku sudah tidak sudi untuk berhubungan dengannya lagi" permintaan Julieta.

"Hahahahhahaa, kamu ternyata wanita hebat juga berani menghilangkan ayahmu karena memang pria itu pantas untuk pergi dari hadapan putri cantiknya yang telah dipertaruhkan" ujar Martin.

"Oh ya, aku memiliki anak laki laki bernama Noland Zimoli. Dia anak ku satu satunya yg pergi dari rumah sejak 5 tahun lalu , tidak lama setelah ibunya meninggal. Ia sangat membenciku tapi aku masih sangat menyayanginya. Kuharap jika kalian bertemu bisa berhubungan baik" lanjut Martin yang tiba tiba mengingat putranya ketika berbicara pernikahan dengan Julieta.

Wanita itu tak peduli dengan perkataan Martin jika pria itu punya anak atau tidak, yg penting ia akan bebas dari Robert.

Bel istirahat berbunyi. Julieta pun izin keluar ruangan direktur dan di izinkan.

"Tuhan, tolong aku. Aku tidak ingin keperawananku diambil pria tua itu" batin Julieta ketika baru saja keluar ruangan Martin.

Lalu wanita itu berjalan menuju lift untuk turun menuju mejanya lagi karena ia membawa bekal untuk penghematan.

.

2 hari kemudian, sesuai kesepakatan Martin dan Robert bahwa direktur Zimoli Group itu akan menikah dengan Julita Fernandes di dinas pencatatan sipil. Robert dengan wajah bahagia sangat antusias melihat nama putrinya sudah tercatat sebagai istri dari Mike Zimoli.

Martin pun sama. Sebagai pria tua yg suka gonta ganti pasangan, ia tak sabar akan mendapatkan seorang wanita perawan yg sudah lama tidak ia rasakan. Setelah mendapatkan surat nikah, Martin langsung membawa Julieta ke rumah megahnya sedangkan Robert berjalan keluar dinas pencatatan sipil dengan bahagia.

"Yeaaaay! Aku bisa membuat putriku terikat dengan direktur itu! Pasti akan mudah mendapatkan datanya" lirih Robert sambil bersiul siul namun siulan itu terhenti ketika tiba tiba hidungnya ditutup oleh kain yang sudah dikasih bius hingga ia tak sadarkan diri.

Robert dibawa 2 orang berpakaian hitam serta topeng hitam untuk masuk ke sebuah mobil. Salah satu dari laki laki itu menelepon bosnya yang tidak lain adalah Martin yg saat ini duduk disamping Julieta dalam mobil menuju rumahnya.

"Sip, jalankan rencana. Buang pria itu ke India sana" ucap Martin kepada anak buahnya yg sedang menculik Robert.

Julieta hanya mendengar samar samar suara dari telepon namun dengan respon Martin menanggapi suara dari telepon itu, ia tau pria yg dimaksud itu siapa. Ayahnya sendiri yang akan dibuang ke India. Wanita itu pun tersenyum tipis namun puas.

"Gitu dong, cantik!" puji Martin melihat senyum dari bibir istrinya itu.

Julieta pun memilih memiringkan duduknya menatap keluar jendela. Hari ini ia dan Martin tidak masuk kerja bersamaan sejak pagi. Sehingga hari sudah siang pun mereka masih bersama sebagai suami istri dan Martin membawa Julieta ke mall untuk berbelanja kebutuhan wanita.

Julieta sangat enggan untuk berbelanja saat ini. Ia hanya ingin pulang laku tidur. Martin yg semangat memilihkan pakaian baru untuk istrinya.

"Pria tua bangka ini, kok perhatian begini ya? Apa jangan jangan dibaikin dulu buat mengambil hatiku agar nanti malam aku bisa ngasih diriku sepenuhnya sama dia. Ogah! Aku akan mempertahankan kesucianku untuk pria yg aku cintai bukan untuk Martin" batin Julieta ketika melihat Martin membawa banyak pakaian baru untuk ia coba.

Mati ditempat

Setelah Martin berbelanja keperluan istrinya dirumah, ia membawa Julieta untuk melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

Tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka hingga mobil yg mereka tumpangi berhenti di rumah megah miliki Martin Zimoli. Karena Julieta tidak ada niatan sama sekali untuk menjalani pernikahan ini bersama Martin, rumah megah dihadapanya ini tak berpengaruh pada pendiriannya. Harga diri seorang wanita jauh lebih berarti untuknya.

"Ini rumah kita sekarang. Kamu akan jadi nyonya dirumah ini meskipun orang luar tak mengenalimu sebagai istriku. Di rumah ini pelayan sudah tau jika kita menikah. Aku tidak mau orang lain di luar rumah melihatku sebagai pria tua tak tau diri menikahi wanita muda seperti mu. Meskipun memang aku tidak tau diri yang bahagia mendapatkan perawat secantik kamu hahahahhaa" ucap Martin ketika sudah masuk rumah bersama Julieta disampingnya.

"Selamat datang tuan" sapa Bu Susi yang menjadi kepala asisten di rumah Martin.

"Hai, Susi. Perkenalkan dia istriku yg aku maksud kemarin, Julieta. Layani dia dengan baik. Mandikan dia dan persiapkan dia untuk melayaniku diranjang nanti malam haha. Dan ingat jika simpan rahasia ini bersama para pelayan disini, jika ada yg membocorkan dia mungkin tidak akan hidup dengan tenang" perintah Martin membuat Julieta mendelik mendengarnya.

"Kurang ajar!" batin Julieta.

Martin pun berjalan ke kamarnya di lantai 2. Bu Susi membawa Julieta di kamar tamu di lantai 1 karena Martin belum memperbolehkan istrinya untuk tinggal sekamar dengannya.

"Ini kamar nyonya. Tuan belum mengizinkan anda untuk sekamar dengannya" jelas Bu Susi membuat Julieta membalas dengan ketus.

"Siapa juga yang mau sekamar dengan pria tua itu" ucap Julieta cuek.

Bu Susi hanya tersenyum saja mendengar umpatan dari nyonya mudanya ini. Ia tau perasaan wanita ini begitu hancur karena harus menikah dengan pria yang ia ketahui sungguh temperamen dan kasar pada wanita jika keinginannya tidak dituruti.

"Anda bisa berendam dulu di batup kamar mandi. Namun sebelum itu, akan saya siapkan dulu air hangatnya untuk ada" ujar Bu Susi lalu ia berjalan menuju kamar mandi di kamar tamu.

Julieta tidak enak diperlakukan se sopan ini dengan wanita yang mungkin seumuran dengan ibunya. Baru saja Bu Susi melangkah, wanita itu menghentikan kepala asisten rumah Martin.

"Bu Susi, bisa bersikap biasa saja dengan saya? Aku mohon jangan membuat saya tidak enak. Panggil saja Eta" minta Julieta dengan suara lembut membuat Bu Susi tersenyum.

"Mohon maaf nyonya, ada adalah istri tuan besar. Permintaan anda akan membuat saya kesulitan nanti" sahut Bu Susi mencoba membalas dengan nada tenang.

"Bu Susi bisa memanggilku Eta ketika kita berduaan begini agar tidak canggung. Lagian pria tua itu tidak bisa ngatur ngatur aku dong buat nama pnggilan yang aku terima. Mau ya, Bu? Anggap saja saya anak ibu sendiri" bujuk Eta membuat Bu Susi pun luluh.

"Baiklah, Eta" sahut Bu Susi dengan senyum merekah di bibirnya.

"Begitu dong" ucap Julieta lega.

"Ibu nyiapin air berendam buat kamu dulu ya" ucap Bu Susi sesuai dengan permintaan Julieta.

"Baik bu" ujar Julieta dengan senang.

Bu Susi pun masuk kamar mandi dan mengatur suhu air untuk nyonya barunya ini.

Beberapa saat, Bu Susi keluar dari kamar mandi dan menyampaikan jika bathup sudah siap.

"Eta, kamar mandi udah siap. Waktu mu berendam hanya 30 menit karena 1 jam dari sekarang, kamu akan diminta tuan untuk datang ke kamarnya. Kamu harus sabar yaa" ucap Bu Susi.

"Ok, Bu. Aku akan jaga diri. Pria tua itu tidak bisa seenaknya padaku" ujar Julieta sambil tertawa bersama Bu Susi.

Lalu Julieta pun masuk ke bathup dengan tubuhnya yang polos setelah tadi ia lepaskan seluruh pakaian ditubuhnya dan jatuh di lantai sebelah bathup.

"Aaah nyamannyaaa" seru Julieta tenang merasakan air hangat pada kulitnya.

"Anggi dan Darwin udah aku bilangin kalau hari ini aku libur. Semoga mereka bisa memanfaatkan waktu berdua" lirih Julieta menginggat kedua sahabatnya itu memiliki perasaan masing masing diantara satu sama lain.

Darwin masih buta akan cinta karena cintanya pada Julieta belum berbalas, sama halnya dengan Anggi yang masih buta akan cinta karena cintanya pada Darwin masih tertolak.

"Kudoakan semoga kalian bucin ya haha" doa Julieta ketika mengingat momen dimana Darwin sudah menggoda para cewek cewek termasuk dirinya dan Anggi. Waktu itu Anggi jatuh kepeleset dan Darwin panik sampek langsung menggendong sahabatnya yg jatuh itu sambil berlari menuju UKS perusahaan.

Setelah berendam sekitar 20 menitan, Julieta memilih untuk menguyur tubuhnya dengan shower dan memakai sabun serta shampo yang wangi sekali.

"Benar benar wangi. Pasti pria tua itu yang menyuruh asistennya untuk membeli sabun dan shampoo sewangi ini" ucap Julieta.

"Semoga saja, dia tak memiliki tenaga untuk menjamah tubuhku nanti" lanjut wanita itu ketika menyadari bahwa setelah ini nasibnya akan dipertaruhkan di kamar bos Zimoli Group itu.

Dirasa sudah cukup membersihkan dirinya, Julieta keluar kamar mandi dengan lilitan handuk saja dan terkejut melihat Bu Susi yang masih berada di kamarnya bersama 2 pelayan lainnya.

"Nyonya, 2 pelayan ini akan membantumu untuk mempersiapkan diri sebelum masuk kamar tuan" ucap Bu Susi kembali sopan karena ada pelayan lainnya.

"Hmm, baiklah. Terima kasih" sahut Julieta.

2 pelayan itu langsung menghampiri Nyonya baru di rumah tempat mereka bekerja dan mulai melayani istri majikannya itu dengan baik. Dipasangkan lah gaun tidur lingerie yg tertutup oleh outer tipis dan menampilkan tubuh Julieta yg seksi.

"Kasihan sekali wanita muda ini, harus melayani pria tua itu" batin salah satu pelayan yang sudah tau tabiat buruk Martin sering membawa wanita pulang dan dinikmati semalam saja.

Julieta tak protes atau memberontak, bukan berarti ia akan rela jika tubuhnya akan dinikmati oleh pria itu tanpa izinnya.

Tepat pukul 7 malam, Julieta diantar oleh Bu Susi untuk ke balkon lantai 2 yang sudah disiapkan dinner romantis. Martin sudah berada disana dengan koas putih dan celana kolor saja. Emang nyentrik nih pria tua 🤣

Julieta dan Martin duduk berhadapan. Pria itu terkesima dengan penampilan menggoda wanita itu dengan memakai baju tipis yg menutupi tubuhnya namun membuat tubuh itu terlihat seksi.

"Kamu cantik sekali. Aku tak sabar ingin menikmatimu" celetuk Martin dengan tatapan penuh nafsu.

"Lebih baik makan dulu, untuk memenuhi stamina tubuh tua mu itu" sahut Julieta berani menghina Martin tua tapi pria itu hanya tersenyum smirk.

"Lihat saja, aku tak akan membiarkanmu keluar kamar dalam keadaan baik baik saja" batin Martin.

"Hahahhaa, omonganmu pedas sekali Julieta. Tapi bener juga, aku harus makan banyak agar kuat menyiksamu di ranjang" sinis Martin.

Julieta pun tak memperdulikan omongan suaminya itu terkait siksaan yg akan dia terima setelah ini karena ia pun sudah puas di siksa oleh ayahnya sendiri ketika mabuk.

"Pria tua ini sama saja dengan pria brengsek itu! Bisanya nyiksa wanita saja" batin Julieta sambil melahap makan malamnya.

Martin memakan makanannya juga dan seperti biasa setelah makan malam ia minum secangkir kopi yang telah disiapkan oleh pelayan.

Barulah, Martin mengajak Julieta ke kamarnya untuk segera melakukan ritual malam pertama. Ketika masuk kamar suaminya, wanita itu terkejut di kamar itu terpampang nyata foto profil direktur Zimoli Group itu.

"Dia memang narsis! Begitu percaya diri sekali memajang wajah tuanya di kamarnya sendiri sebesar ini" batin Julieta.

"Bagaimana kamarku ? Kamu suka?" tanya Martin.

"Seperti kamar orang tua saja, baunya juga. Sebaiknya tuan lebih sering memakai parfum anak muda" jawab Julieta dengan berani.

Martin pun merasa panas mendengar omongan istrinya yg selalu menganggap dia tua, ya memang tua sih mau diapakan lagi yakan 🫢

"Aku akan membuktikan bahwa aku tak setua itu untuk memasukkan milik ku yg besar ke tubuhmu" sahut Martin dengan tatapan tajam dan mendorong Julieta hingga duduk di ranjang.

Wanita itu mulai merasa tidak aman ketika melihat Martin segera melepaskan kaos dan celana kolornya hingga menampakkan miliknya yg masih loyo.

Julieta langsung memalingkan wajahnya karena tidak ingin melihat hal yg menjijikan bagi matanya itu.

"Jangan khawatir, setelah aku memegangmu, milikku akan bangun dan mengeras. Dia akan tegak dan siap untuk menembus gawangmu hahaha" ucap Martin percaya diri.

Pria tua itu pun memajukan langkahnya hingga berdiri pas di hadapan Julieta dan kepala wanita itu sejajar dengan perutnya.

"Lihat aku, wanita kurang ajar! Aku suami mu layani aku!" teriak Martin sambil memegang rahang wajah Julieta dengan keras agar menoleh padanya.

Wanita itu pun tak ingin terlihat takut padahal dirinya memang benar benar takut. Julieta malah menantang Martin untuk bertindak lebih dengan senyuman smirk nya.

"Jika memang aku harus melayani mu sekarang, lebih baik kamu menyiksaku dulu saja karena aku tidak sudi memberikan keperawananku pada pria tua sepertimu" ucap sinis Julieta yang membuat Martin langsung menampar keras pipi istrinya.

Plaaak!!!

Suara tamparan yang sangat keras dan hanya sekali tangan Martin menampar Julieta, sudut bibir wanita itu sudah berdarah.

"Seharusnya kamu berterima kasih karena aku sudah menuruti kemauanmu untuk membuang Robert! Kamu harus melayaniku dan memberikan tubuhku padaku, Julieta!" geram Martin sambil mendorong tubuh wanita itu lagi hingga terbaring di ranjang.

Martin sangat buas. Ia menyobek lingerie atau baju seksi Julieta dengan brutal hingga terlihat jelas penutup aset kembarnya yg membuat pria itu makin tak sabar meraihnya.

Kedua tangan Julieta dipegang kuat oleh Martin agar tidak memberontak dan kaki wanita itu dikunci juga dengan kaki pria itu. Wajah Martin, ia majukan hingga lidahnya bisa menjilati kulit aset Julieta sebelum penutupnya terlepas.

Wanita itu mulai panik dan memberontak namun memang tenaga Martin begitu kuat. Maklum meskipun udah tua dan berusia 50an, ia tetap rajin olahraga.

"Aku mohon jangan ambil kesucianku dengan paksa!" mohon Julieta dengan ketakutan yg nyata.

"Jangan harap aku akan melepaskanmu malam ini! Kamu begitu menggoda dan wanita berani yg melawanku. Kamu istriku dan aku meminta hakku malam ini hahaha" sahut Martin yang mulai menyusupkan wajahnya ke kedua aset Julieta sambil mencumbu bagian leher hingga wajah istrinya.

Namun ketika Martin berusaha mencium bibir Julieta, wanita itu dengan berani memalingkan wajahnya ke samping membuat pria itu marah dan menampar lagi.

Plaak!!!

"Wanita sialan! Berani beraninya menghindari ciumanku!" teriak Martin penuh amarah.

Julieta sudah tak kuasa menjadi wanita kuat dan mulai menitihkan air mata.

"Tuhan, tolong aku. Aku tidak ingin pria tua ini berhasil menerobos milikku" batin Julieta pasrah.

Seperti doanga langsung didengar Tuhan, tiba tiba Martin memegang dadanya dengan kedua tangan.

"Aaah, jantungku! Sakit!" lirih Martin dengan mata yg melotot karena dadanya terasa sangat sakit. Tak lama kemudian ia jatuh di atas tubuh Julieta.

"Aaaaah!!! Kenapaaa dia??" seru Julieta heran dan terkejut pria tua itu tak sadarkan diri diatas tubuhnya.

Merasa tidak ada gerakan beberapa detik, Julieta menyingkirkan tubuh Martin dari atas tubuhnya dan ia pun turun ranjang.

"Apa dia kena serangan jantung? Apa dia sudah mati?" tanya Julieta penasaran.

Ia pun mendekat lagi ke ranjang dan membalik tubuh Martin untuk terlentang. Mata yang terbuka dan sudah tidak terdengar nafas lagi dari pria itu, membuat Julieta pun memundurkan langkah kakinya.

"Dia benar benar mati" lirih Julieta.

"Kenapa dia bisa tiba tiba mati seperti ini?" tanya wanita itu yg masih heran.

Dalam hatinya ia lega jika pria tua itu mati dan tidak berhasil menikmati tubuhnya. Tapi bagaimana respon yang lain jika melihat tuannya mati ketika malam pertama dengan gadis muda? Apakah ia akan jadi tersangka?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!