Pagi hari, di Rumah Sakit Sejahtera, Erik sedang menjalankan tugasnya sebagai Dokter magang. Dia selalu menuruti apapun yang di perintahkan oleh seniornya, seperti membantu para dokter senior untuk mempersiapkan bahan-bahan obat dan mengobati pasien bahkan dia rela jika di suruh untuk membersihkan ruangan para Dokter senior tersebut, terlepas dari profesinya sebagai dokter magan. Dia lakukan semua itu demi ibunya yang telah memperjuangkan impiannya untuk menjadi seorang dokter.
Erik dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan, pekerja keras, jujur dan rendah hati. sifat itulah yang membuat teman-temannya sangat menyukainya.
Ketika waktu senggang, dia selalu meluangkan waktunya mengecek kamar pasien.
Ketika dia melintas di salah satu kamar VIP, pemandangan yang mengejutkan pun disaksikannya.
Seorang dokter cantik bernama Lidya Wijaya yg dikenal sebagai sosok dokter cantik dan diidolakan oleh banyak pria di rumah sakit, malah dilecehkan oleh seorang pria.
Pria tersebut tidak lain adalah Ivan Setiyawan Putra dari pemilik Grup Cahaya Abadi.
Ivan adalah pria yang sombong, arogan dan mesum. Ada banyak staf maupun dokter wanita yang menjadi korban bejadnya. Sifatnya itu tidak terlepas dari statusnya yang kaya dan berkuasa. Ayahnya adalah seorang pemegang saham terbesar dirumah sakit sejahtera.
Ivan sedang membekap mulut Lidya dan berusaha merobek pakaian yang dikenakannya dengan kasar dan penuh gairah. Pada saat aksinya akan berhasil, seorang dokter magang tiba-tiba melewati ruangan tersebut.
Ivan Pun dibuat kaget dengan kemunculan pria tersebut. Sebelum pria itu menegurnya, Ivan seketika berdiri dan langsung menampar pria itu dengan keras. Pria tersebut tidak lain adalah Erik Grayson.
"Enyah dari hadapanku!" bentak Ivan.
Erik yang merasa panas dan sakit di pipinya akibat ditampar, emosinya langsung tersulut. dia menatap ivan dengan tatapan penuh amara.
"Aku menyuruhmu pergi, apakah kamu tidak mendengarnya?" bentak Ivan.
"Kenapa?"
"Tidak suka karena aku menamparmu? Jangankan menampar, saya juga bisa menghabisi mu tanpa mendapatkan hukuman. apa kamu ingin mencobanya?" kata Ivan.
"Ayahku adalah pemegang saham terbesar dirumah sakit ini, aku bebas melakukan apapun yang aku inginkan. Aku juga bisa memecat mu hanya dengan mengucapkan satu kata!"
"Aku memang sudah menamparmu, memangnya apa yang dapat kamu lakukan untuk membalasnya?"
"Coba kamu balas menamparku jika kamu punya nyali!" Sambil jalan mendekatinya, Ivan sengaja mendekat kan wajahnya.
Saat melihat wajah marahnya, Ivan pun mencibir dan menepuk-nepuk wajahNya sambil memperlihatkan senyum sarkas sambil mencibir, "Aku sudah memberimu kesempatan untuk membalas, namun kamu malah diam. dasar tidak berguna. Ternyata kamu hanyalah seorang pengecut."
"Sebaiknya kamu segera tinggalkan tempat ini sebelum kesabaranku habis. Kalau kamu masih bersikeras untuk tetap tinggal, aku akan menunjukan padamu, apa yang dinamakan penyesalan."
Ivan tampak angkuh, begitu dia selesai berbicara Erik mengangkat tangannya dan menamparnya dengan keras, tepat mengenai wajahnya yg mesum.
"Menyesal bapakmu!"
Erik membentaknya dengan suara dingin.
Keparat ini sudah sangat keterlaluan, dia pikir bisa menginjak-injak harga diri orang lain sesuka hati karena dirinya kaya?
Setelah dipukuli, Ivan pun kaget dia tidak menyangka, Erik berani memukulnya. padahal dia sudah memberitahu Erik tentang latar belakangnya.
Ivan memegang wajahnya, dan ternyata ada darah dari sudut bibirnya.
Ekspresi Ivan tampak muram, sebagi tuan muda kaya dan terbiasa dimanjakan sejak kecil, Dia tidak pernah mengalami perlakuan seperti ini. itu yang membuatnya sangat marah.
Detik berikutnya ...
"Erik! Apa kamu sudah gila? beraninya kamu memukul tuan Ivan sampai babak belur seperti ini. apa kamu sudah tidak ingin bekerja disini?"
Sebuah teriakan keras terdengar dari belakang, ternyata yang teriak adalah wakil direktur rumah sakit, Gilang! Dia datang setelah mendengar kehebohan yang terjadi.
Beberapa kepala bagian juga Turut datang ketempat kejadian lalu mereka satu persatu mengutuk Erik sambil berkata dengan nada menjilat.
"Berani kamu memukul wajah Tuan Ivan hingga terluka? Kamu telah melakukan kesalahan yang fatal!"
"Erik kamu tau, kamu telah melakukan kesalahan dan menimbulkan masalah besar bagi rumah sakit ini. Kenapa masih diam? Cepat minta maaf pada Tuan Ivan." Kata para pengurus inti rumah sakit
"Tuan Ivan, apakah anda baik-baik saja? Semua ini karena kelalaian saya! Saya tidak mendisiplinkan karyawan dengan baik, dan aku akan menangani masalah ini dengan tegas." ucap sang wakil direktur.
Hanya luka ringan saja, tetapi semua orang marah seolah-olah Ivan mengalami gegar otak atau bahkan hampir kehilangan nyawa nya.
Meskipun Lidya ingin maju untuk menjelaskan kronologis kejadiannya, dan menunjukkan kepada Meraka bahwa, Ivan lah yang memulai semua ini.
Namun penjelasan itu seolah-olah seperti angin lalu, Dan semuanya berlagak bodoh dan terus memaksa Erik untuk meminta maaf kepada Ivan.
Seorang teman yang terhitung sangat dekat dengan Erik berbisik lalu berkata, "Minta maaf saja sobat, kita sebagai karyawan rendahan hanya bisa tunduk kepada mereka yang berkuasa."
"Hanya cukup dengan ucapan maaf saja? Sejak kapan seorang Ivan serendah itu?"
Ivan berbicara dengan gayanya yang sombong seolah-olah semua yang terjadi disebabkan oleh Erik.
"Saya ingin, dia berlutut didepan Rumah Sakit selama sehari. Untuk merenungkan, kesalahan apa yang sudah dia lakukan dan apa akibatnya, kalau menyinggung seorang Ivan. Permintaan ini tidak keterlaluan bukan?" Tanya Ivan kepada wakil direktur Gilang.
"Tidak keterlaluan kok, tentu saja sangat sepadan dengan apa yang telah dilakukannya."
Wakil Direktur mengangguk setuju, berlutut memang sangatlah memalukan, tetapi semua itu tergantung situasi dan kondisi.
Erik telah menyinggung putra seorang yang memiliki saham terbesar diRumah Sakit Sejahtera. Jadi memang sewajarnya dia berlutut dan memohon ampun. gumam Gilang dalam hatinya.
Diapun berkata,
"Erik segera minta maaf dan berterima kasihlah kepada tuan Ivan, karena dia telah berbaik hati memberikanmu hukuman seringan ini."
Erik sangat marah sampai wajahnya memerah dan urat-uratnya juga menonjol
Ivan hanya mengalami sedikit luka saja, akan tetapi dia malah disuruh berlutut selama seharian sambil memohon ampun, Ini sudah keterlaluan.
"Saya bahkan belum sempat menegur Ivan, dan malah dia yang duluan di tampar. mengapa malah dirinya yang disalahkan?"
Dan sebenarnya ivan yang melakukan kesalahan kenapa malah dilimpahkan kepadanya?
Kenapa saya yang harus menerima perlakuan seperti ini, apa Karena aku orang miskin dan mereka orang kaya?
"Erik, saya memberi kesempatan karena melihat kamu sangat giat dalam bekerja, kamu Jangan tidak tau diuntung." ujar sang wakil direktur.
"Sengaja melukai orang lain dan tidak ingin meminta maaf? Hanya dengan kesalahan ini saja, sudah cukup untuk membuat kamu tidak mendapatkan surat rekomendasi dari Rumah Sakit, pikirkan dengan matang." Pungkasnya.
Erik merasa diancam terang-terangan oleh Gilang.
Erik pun mengepalkan tangannya sambil berkata dengan lantang,
"Saya tidak melakukan kesalahan, saya hanya membela diri karena ditampar, dan tidak mengganggu siapapun, kenapa juga saya harus meminta maaf, seharusnya dia yang meminta maaf!"
"Anda juga, sebagai wakil direktur rumah sakit, anda tidak mampu memilah mana yang benar dan mana yang salah. Tapi Malah dengan sengaja memutarbalikkan fakta!"
"Anda ketakutan pada orang yang berkuasa dan menindas orang yang lemah. Atas dasar apa anda menduduki posisi sebagai wakil direktur rumah sakit ini?"
"Erik,..!
Wakil direktur Gilang sangat marah setelah mendengar kata-kata itu sehingga bibir dan badanya gemetar
"Beraninya kamu bicara lancang seperti itu kepada atasanmu. Apa kamu tau akibat dari ucapanmu itu!
"Tentu saja saya tau."
"Sayangnya tulangku sangat kokoh dan saya tidak akan bisa menekuk lutut ku untuk itu, meski dipaksa sekalipun." Ucap Erik dengan tegas.
"Kamu menyanjung dan menjilat orang lain itu urusanmu sendiri, Tidak ada hubungannya denganku!"
Hanya pekerjaan saja, aku tidak terlalu membutuhkannya.
"Sret!"
Erik melepaskan jas putih dan ID card nya dan meletakan diatas meja lalu meninggalkan ruangan tersebut.
Semua pimpinan rumah sakit sangat marah hingga wajah mereka memerah karena menahan amarah. dan mereka yg ada di ruangan itu tercengang atas tindakan Erik.
Sementara Lidya, ekspresi wajahnya sangat berbeda dari yang lainnya.
Para pimpinan rumah sakit sibuk meminta maaf kepada Ivan sambil menjilatNya dengan berbagai sanjungan, tanpa menghiraukan kepergian Erik.
Sekarang hal yang paling penting yang mereka lakukan adalah menghibur Ivan agar suasana hatinya membaik.
Ivan tampak tidak senang karena pihak rumah sakit gagal menghukum Erik.
Erik hanyalah dokter magang, dia pikir dirinya siapa? Gumam Ivan.
Setelah meninggalkan rumah sakit, Erik kebingungan, dia telah menyinggung banyak orang hari ini. Pasti akan sulit baginya untuk bekerja lagi.
Ibunya pernah mengajarinya bahwa,orang boleh miskin tetapi martabat tidak boleh diinjak-injak. Erik selalu mengingat perkataan itu.
**********
Erik akan kembali melihat tempat kerjanya selama beberapa bulan kedepan. Dia menghela nafas panjang lalu melangka pergi.
Ketika Erik melewat Sebuah gang kecil, kepalanya tiba-tiba dihantam balok dengan keras dari arah belakang,
"Bruk!"
Erik belum sempat bereaksi, dia langsung dihujani pukulan dan tendangan bertubi-tubi dari belasan preman berotot kekar.
Mereka sangat beringas dan kejam, jelas target mereka memanglah Erik.
Erik selalu berbaik hati kepada orang lain dan tidak pernah menyingung siapapun.
Lagi pula setelah dia meninggalkan rumah sakit, orang-orang ini sebenarnya sudah mengikuti kepergianNya, tapi Erik tidak mewaspadai keberadaan mereka.
"Ini pasti ulah Ivan," gumamnya dalam hati. selain itu mereka sepertinya ingin menghajar Erik hingga mati.
Erik sangat marah!
Namun, dia menyadari bahwa dia bukan lawan dari belasan pria kekar ini. Sempat dia berpikir untuk melawan namun dia malah dipukuli sampai terluka parah.
"Berani-beraninya kamu menyinggung orang yang seharusnya tidak kamu singgung! Apa kamu sudah bisan hidup, hah ..." Seorang yang mungkin pemimpin dari gangster itu berkata dengan garang.
Setelah beberapa menit kemudian, cuaca tiba-tiba mendung, dan terlihat akan turun hujan, barulah Mereka berhenti memukul dan meninggalkannya dalam keadaan terluka parah.
Erik sudah terluka parah dan hampir tidak dikenali karena darah telah menutupi wajahnya. sekujur tubuhnya penuh dengan luka. Dia bahkan tidak mampu untuk menggerakkan jarinya.
"Duar!"
Terdengar suara gemuruh petir. tak berselang lama hujan pun turun dengan lebatnya.
Erik masih tidak bisa bergerak, dia seperti kucing sekarat yang ditabrak lari ditengah jalan yang digenangi air.
Karena tidak bisa menahan rasa sakit, seketika itu juga, dia pun tidak sadarkan diri.
Dia mengalami hal aneh selama dirinya tidak sadarkan diri.
Dalam kondisi dirinya sedang tidak sadarkan dirinya, Seorang pria tua berjubah putih bersih berjalan mendekatinya. Erik pun sempat berpikir apakah dirinya sudah mati?
Saat pria tua berjanggut itu berjalan mendekatinya Kondisi disekitarnya langsung berbeda, sinar cahaya putih membuat pandangannya tidak jelas dan sangat menyilaukan.
Hanya terdengar suara serak dari seorang pria tua yang samar-samar dilihatnya tadi.
"Anak muda, mengingat dedikasimu di dunia medis, Aku akan mewariskan ilmu bela diri dan ilmu pengobatan kepadamu. pergunakanlah untuk hal-hal yang bermanfaat. Kamu bisa menolong setiap orang yang membutuhkan pertolongan. Dan kamu dapat mengunakannya untuk menolong dan menyelamatkan dunia dan semua makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini!"
Setelah mengatakan itu, Pria tua itu menghilang dan berubah menjadi cahaya putih lalu masuk kedalam kepala dan pikiran Erik.
Erik sedikit Ling lung, apa yang terjadi?
Aku tidak sedang bermimpi, kan?
Tiba-tiba Cahaya putih itu berubah menjadi berbagai macam informasi mengenai ilmu pengobatan kuno, dan seni bela diri. Informasi itu terus mengalir kedalam pikirannya, semua ini tampak nyata dan tidak mungkin aku bermimpi.
Sesaat kemudian Erik tiba-tiba terbangun, dia menyadari bahwa dirinya masih hidup dan Sebuah benda seolah-olah terukir dalam benaknya, dan dia mengingatnya sangat jelas.
Untuk memastikan semua informasi yang muncul dalam benaknya itu, Dia pun duduk bersila dan mulai melatih jurus yang diajarkan pria tua itu untuk waktu tertentu.
Berdasarkan petunjuk dari pria tua itu, didalam jurus bela diri dan ilmu pengobatan itu terdapat berbagai macam teknik. segala macam teknik beladiri, teknik formasi dan berbagai macam teknik pengobatan sudah tertanam dalam ingatan Erik.
Sesaat kemudian Dia merasakan seluruh tubuhnya mengalami perubahan yang aneh.
Erik merasa seluruh tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan, seolah-olah dia sanggup memukul seekor kerbau dewasa dengan satu kali pukul.
Selain itu luka memar diseluruh tubuhnya pun sembuh total, tulang yang tadinya retak juga mengalami pemulihan dengan sangat mencengangkan.
Yang membuatnya tambah antusias adalah, dia punya kemampuan untuk melihat sesuatu tanpa halangan atau tembus pandang.
Dia mampu melihat jarak sejauh dua puluhan meter tanpa halangan apapun.
Meski hanya bisa digunakan dalam waktu beberapa menit saja, Erik merasa sangat gembira dengan kemampuan barunya itu.
Setelah mengetahui semuanya adalah hal baik, Erik sangat bersemangat. hal pertama yang terlintas dibenaknya adalah balas dendam atas kejadian dirumah sakit itu.
Akan tetapi hal yang terpenting yang akan dilakukannya sekarang adalah menyembuhkan luka-lukanya, Dia tidak bisa berjalan kembali kerumah sakit karena jaraknya lumayan jauh, jadi terpaksa dia mendatangi apotik terdekat.
Saat sampai di sebuah apotek, Dokter di apotek dibuat kaget dengan luka yang dialami oleh Erik. Dia segera mengusir Erik, karena lukanya sangat mengerikan. Dokter tradisional tidak mampu mengobati luka seperti itu, dia harus diobati dirumah sakit besar.
Dengan cepat Erik mengangkat tangannya untuk mengatakan bahwa, dia tidak perlu diobati, melainkan ingin meminjam satu set jarum perak.
Luka sekecil ini bukan masalah baginya sekarang, karena dia sudah mendapatkan warisan ilmu pengobatan dari seorang dewa pengobatan dan bela diri.
Orang-orang di apotek melihat Erik seperti melihat orang idiot. awalnya mereka menolak permintaan tersebut, tapi karena tidak tahan dengan keteguhan Erik, merekapun melempar satu set jarum perak kepadanya.
Erik segera mengambil jarum tersebut dan memegang bagian ujung jarum dan menusukkannya dibeberapa titik akupuntur sesuai petunjuk yg diwariskan dalam benaknya. dan dia pun langsung menusukan jarum tersebut di dadanya dengan sangat akurat.
Anak magang di apotek melihatnya dengan tatapan sinis tetap ekspresi dari beberapa dokter senior ditempat itu sedikit berubah karena melihat teknik akupuntur Erik sangat terlatih dan tepat pada posisi yang seharusnya dengan sangat akurat.
Dia layaknya seorang yang telah melakukan pengobatan akupunktur selama puluhan tahun. Meskipun teknik akupuntur nya tidak pernah dilihat sebelumnya, tetapi hasilnya sangat jelas. Asal usul teknik itu pasti tidak biasa.
Bagaimana pemuda belia ini bisa menguasai teknik akupuntur sehebat ini! Gumam para dokter di apotek tersebut.
Pada saat bersamaan sebuah mobil BMW merah berhenti didepan apotek, tampak seorang pria tua berambut putih dan berjenggot panjang mengunakan stelan tradisional turun dari mobil. Dia adalah pemilik apotek, Randy Hermawan.
Identitasnya tidak hanya pemilik apotek, tapi dia juga adalah mantan dokter Nasional. Dia pernah mengobati pemimpin besar di ibu kota dan sekitarnya.
Koneksinya ada dimana-mana jaringannya juga sangatlah luas. Sekarang karena sudah berumur, dia baru datang ketempat kecil seperti ini, untuk menjalani masa tuanya. Semua orang dikota Cendana sangat menghargai keberadaanya.
Murid-muridnya datang untuk menyambut, namun mereka langsung diusir ole Randy. saat ini perhatiannya terfokus pada Erik.
Randy merupakan dokter yang berpengalaman, tentunya dia tidak seperti Dokter pada umumnya. hanya dengan melihat sekilas, Randy langsung tahu bahwa teknik akupuntur Erik tidak biasa.
Dia mengamatinya dengan teliti, setelah memastikan nya dia pun berseru dengan sangat kaget, "JARUM DEWA LEGENDARIS?"
Apakah ini beneran jarum dewa legendaris itu?
Erik sangat terkejut dengan respon Rendy. Dia tidak menyangka ada orang yang yang mengenali teknik tingkat dewa seperti ini.
Randy sangat kaget, dia pernah melihat teknik ini. persisnya dia perna membaca disebuah buku kuno. Konon katanya jarum dewa ini, mampu merangsang potensi yang ada ditubuh manusia Mengurangi rasa sakit dalam hitungan detik, bahkan sangat efektif dalam mengobati penyakit akut.
Dia mengira bahwa teknik ini hanyalah legenda, tapi ternyata hari ini dia bisa melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
diwaktu bersamaan dia mengamati kondisi luka Erik yang sembuh dengan sangat cepat, dan tulangnya yang patah mulai pulih.
Biasanya patah tulang, perlu ditangani dengan menaruh plat baja, untuk mencegah tulang bergeser, dan butuh waktu berbulan-bulan untuk penyembuhan awal.
Tapi proses ini bisa diselesaikan dalam sekejap mata hanya dengan mengunakan jarum perak.
"Sungguh luar biasa!"
"Jarum dewa apanya? Apakah bos salah paham?"
"Kenapa aku tidak perna mendengar teknik akupuntur seperti itu?
Semua orang berbisik, karena mereka menganggap konyol dan tidak percaya terhadap situasi yang hanya muncul di cerita fiksi saja.
Setelah melakukan akupuntur, Erik pun melakukan pemeriksaan pemulihan nya. Bagian tulangnya patah sudah hilang hingga tidak meninggalkan bekas sedikitpun. Semua lukanya pun sudah sembuh.
"Sungguh suatu keajaiban."
Randy menyapanya dengan penuh hormat dan semangat. "Senior apakah teknik akupuntur yang anda lakukan ini adalah jarum dewa legendaris itu?"
**********
"Memangnya kenapa kalau iya." Jawab Erik.
"Senior bisakah senior mengajariku teknik akupuntur ini?"
"Saya ingin berguru dengan senior, dan melayani senior selamanya." pinta Rendy.
Rendy tau bahwa permintaannya ini agak berlebihan, karena teknik akupuntur ini termasuk teknik yang sangat rahasia dan tidak bisa diwariskan sembarangan.
Namun Rendy sudah menjadi dokter selama puluhan tahun, baru kili ini dia melihat teknik akupuntur seajaib ini. Jadi dia tidak ingin melewatkan kesempatan yang sangat bagus ini untuk mempelajari teknik tingkat dewa seperti ini.
Awalnya Randy mengira bahwa Erik akan marah dan bahkan memarahinya. akan tetapi, Erik langsung menjawab "Ajari kamu?"
"Boleh!"
"Apa?"
"Benarkah?"
"Saya tidak tau caranya Untuk berterimakasih pada anda, senior!" ujar Randy dengan sangat antusias.
"Hanya teknik akupuntur saja, ini tidak seberapa, tapi saya tidak punya waktu sekarang, Aku masih punya urusan lain!" Ujar Erik.
Randy tidak berani menunda dia segera bertanya, "Senior ada urusan apa? Apakah ada yang perlu saya bantu?
"Aku ingin mencari seseorang.
"Tuan Muda Grup Cahaya Abadi, Ivan Setyawan."
Aku sangat senang kalau anda dapat membantu saya menemukannya.
"Apa bocah keluarga Setyawan menyinggung senior? Bagaimana kalau saya pergi mencarinya? Saya yakin keluarga Setyawan pasti akan mendengar dan menjaga reputasiku."
Randy berkata dengan bangga
Keluarga Setyawan hanya termasuk keluarga kelas dua dikota Cendana, mereka berinvestasi dibeberapa rumah sakit swasta, Mungkin bagi orang biasa mereka itu lumayan hebat, tapi tidak demikian dengan Randy.
Erik pun langsung menolaknya tanpa ragu, balas dendam harus dilakukan dengan tangannya sendiri, serta harus dilakukan secepatnya.
Balas dendam memang tidak perna telat, namun pembalasan dilakukan dengan cepat akan memberikan eforia tersendiri dan rasa senang yang berlipat ganda.
Ivan menindas orang lain dengan mengandalkan kekuasaan keluarga nya, kalau bukan karena Erik mendapatkan warisan ilmu medis, Dia mungkin sudah mati sejak awal.
Dendam ini tidak mungkin dibiarkan berlalu.
Awalnya Erik tidak terlalu berharap, dia hanya berpikir bahwa bisa menemukan Ivan kalau dicari banyak orang, namun tak disangka hanya dalam waktu beberapa menit lokasi Ivan langsung ditemukan. Karena pergerakan Randy sangat cepat saat mencari lokasi keberadaan Ivan.
Ada bangunan simbolik berwarna biru terang setinggi 40 meter dipusat kota Cendana.
Tempat itu dinamakan Hilton park, kamu bisa bersenang senang disini selama punya uang.
Tempat ini adalah tempat untuk menghamburkan uang.
Sekarang lampu malam telah menyala menerangi seluruh kota Cendana, Hilton park sangat ramai saat ini.
Saking ramainya, tidak ada yang memperhatikan bahwa, ada bayangan hitam besar seperti cicak raksasa melintas di belakang Hilton park.
Bayangan hitam itu sangat gesit, dia menghindari semua kamera pemantau dan bersembunyi di kegelapan malam.
Bayangan hitam itu tidak lain adalah Erik.
Dia sudah mengetahui kalau Ivan sedang berada dilantai 22 Hilton park.
Balas dendam harus dilakukan secepat mungkin!!
Erik tidak bisa menunggu lebih lama lagi, saat ini dia hanya berpikir untuk balas dendam.
Dia tidak akan bisa tidur, makan dan minum sebelum dendam terbalaskan.
Jadi setelah di mengetahui lokasi keberadaan Ivan, dia segera mendatangi kamar tempati Ivan berada.
Tak membutuhkan waktu lama Erik segera menemukan Ivan, Ada banyak orang disekitarnya, mereka adalah orang yang pagi tadi menghajar Erik hingga tidak sadarkan diri.
Mereka sedang menusukan jarum suntik kebagian lengan dan paha mereka, semuanya seperti sangat menikmati moment itu.
Mereka menghembuskan gumpalan asap, dari hidung dan mulut, dan terlihat
memang semua adalah berandalan, yang dibayar ole ivan.
"sekumpulan bajingan tengik!" gumam Erik dalam hati.
Emosi Erik sudah sampai di puncaknya. Dia sangat ingin segera menghajar orang-orang itu.
Namun pada saat itu juga.
Tok tok Tok
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.
Ivan sangat tau siapa yang datang, jadi dia segera menyuruh anak buahnya untuk membukakan pintu.
Erik juga mengenal siapa yang datang. yang datang tidak lain adalah Gilang sang wakil direktur rumah sakit. Gilang menyeret sebuah koper yang sangat besar.
Setelah masuk, dia segera menutup pintu dan tampak sangat misterius. Erik merasa heran dengan sikap sang wakil direktur. dilihat dari penampilannya, Gilang tidak terlihat seperti akan melakukan perjalan jauh, tetapi untuk apa dia membawa koper sebesar itu?
Sesaat kemudian dia pun membuka koper, Dan isi dalam koper tersebut bukan barang atau benda, melainkan orang. Dia mengenakan jas lab putih dan memiliki tubuh yang sexi.
Ternyata orang itu tidak lain adalah lidya.
Lidya masih bernafas, tapi dia sudah tidak sadarkan diri, Sepertinya dia telah dibius.
"Gilang, kamu melakukan pekerjaan dengan sangat baik!" Ivan sudah tidak bisa menahan hasrat seksual nya lagi setelah melihat wanita yang ada didepan itu.
"Hahaha bekerja untuk tuan muda Ivan merupakan suatu kehormatan bagi saya!" Gilang berkata sambil tersenyum,
"Kalau begitu bagaimana soal evaluasi jabatan saya?"
"Jangan khawatir itu tidak masalah, ayahku akan membantumu untuk berbicara pada dewan direksi. Setelah si Dimas pensiun, posisi direktur pasti menjadi milikMu."
"Terimakasih banyak atas semua nya tuan Ivan," ujar Gilang dengan sangat gembira dan senyum yang lebar.
Saat ini Ivan berkata kepada para bawahannya sambil tersenyum jahat. "Siapkan semua kameranya, aku akan memotret semua detailnya nanti. Kalau gadis kecil ini berani lapor polisi, aku akan menunjukan padanya hasil dari pertempuran sengit ini!"
Beberapa anak buah Ivan segera mengatur dan mengarahkan kameranya ke arah Lidya.
Jelas ini bukan kali pertama mereka melakukan perbuatan kotor ini. karena gerakan mereka sangat lincah dan terorganisir, Tidak tau ada berapa banyak gadis tak berdosa yang disiksa seperti ini oleh para bedebah ini.
Erik sudah tidak bisa menahan niat membunuhnya lagi, dia langsung menerobos masuk dari jendela!!!
Kelompok bedebah ini sama sekali tidak mengenal hukum.
Sampah seperti ini tidak pantas hidup di muka bumi ini.
Hari ini Erik ingin menegakkan keadilan bagi para korban dari kebiadaban dari para bedebah ini.
"Kamu!"
Ivan sangat terkejut!
Bukannya dia pria yang sudah dibunuh atas perintahku? Meski dia kabur, setidaknya dia terluka parah, kenapa tidak terlihat terluka parah? Apa yang terjadi?
"bunuh dia!"
Ivan langsung memerintahkan anak buahnya. Bagaimana Erik bisa melarikan diri, untuk apa dia datang kemari, semua ini tidak penting.
Yang terpenting dia melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia lihat, jadi dia harus dihabisi. sebelumnya dia beruntung bisa kabur, Tapi kali ini Ivan tidak akan berbelas kasih lagi padanya..
Begitu mendengar perintah beberapa pria berotot langsung menyerang dengan ganas, Orang terdepan mengeluarkan pisau dan langsung menikam tepat di dada Erik.
Kalau sebelumnya bertemu hal seperti ini, Erik pasti segera melarikan diri sejauh mungkin. Tapi kali ini dia tetap berdiri kokoh sambil mengacungkan jari tangannya.
Tubuh pria yang memegang belati itu tiba-tiba mati rasa dan langsung terduduk lemas. belati di tangannya pun terlepas dan jatuh ke lantai. Dengan cara yang sama, Erik menaklukan yang lainnya.
Musuh yang dulunya tampak tidak terkalahkan, kini bagaikan tikus mati terperangkap perangkap tikus dihadapannya.
Hingga saat ini Erik baru meyakinkan dirinya bahwa semuanya nyata, itu yang membuatnya sangat antusias. Ivan dan Gilang tampak tercengang, sejak kapan orang yang mereka remehkan menjadi sehebat ini?
Erik berjalan selangka demi selangkah menuju Ivan. ivan pun tidak sok-sok kan lagi seperti sebelumnya. Dia berpura-pura berkata dengan tegas, "apa yang ingin kamu lakukan?
"Asal kamu tau, Ayahku adalah direktur grup Cahaya Abadi!"
plak!
Tanpa menunggunya selesai bicara, Erik sudah menampar wajahnya.
"Beraninya kamu memukulku!
Plak!
"kamu akan berakhir, aku pasti akan membunuhmu!"
Plak! Plak! Plak! Plak,....
"Kak Erik, kita bisa membicarakan ini secara baik-baik.
"Aku terima dan aku mengakui,....
begini saja aku akan memberikan kamu uang sebanyak dua miliar, Atau dua triliun. mohon lepaskan aku."
Saat ini Gilang juga ikut bicara, "benar Erik, kamu masih sangat muda, jangan melakukan hal melanggar hukum."
"Aku kurang pertimbangan atas kejadian sebelumnya. Begini saja mulai besok kamu boleh kembali lanjut bekerja!"
"Saya akan mengangkat kamu menjadi karyawan tetap. Asal kamu bekerja dengan baik, saya bisa memastikan akan mempromosikan kamu menjadi dokter jaga dalam waktu 2 tahun."
Gilang dan Ivan berusaha menstabilkan emosi Erik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!