NovelToon NovelToon

BERHENTI MENGEJAR CINTA KAKAK ANGKAT

1. baru sadar

terlihat, seorang gadis sedang berjalan menuju sebuah gedung bertingkat yang ada di kota itu. dia adalah Bella Saphira Bramantyo.

Bella adalah anak angkat dari keluarga Bramantyo. dia sendiri diadopsi dari sebuah panti asuhan yang ada di kota p itu. dan kini, dirinya tengah menempuh pendidikan di sebuah universitas ternama di kota P. satu hal yang menarik darinya. anaknya pekerjaan keras dan juga gigih. karena itulah, ia bisa di terima kuliah dari universitas itu.

tapi, satu hal pula yang membuat kesal kepada gadis itu ialah, sudahlah ia gigih dalam pelajarannya, ternyata dia juga begitu gigih mengejar cinta kakak angkatnya. dimana, semenjak sekolah menengah, ia mulai merasakan cinta dan ketertarikan kepada kakak angkatnya itu. setiap hari, ia pasti akan pergi ke perusahaan Bramantyo group untuk mencekoki kakak angkatnya itu. seperti sekarang ini. Bella mendatangi kantor kakaknya kembali dan langsung masuk kedalam ruang sang kakak. para karyawan yang sudah tau maksud kedatangan Bella, tentu langsung berkasat-kusut membicarakannya. tapi, Bella sama sekali tidak mempedulikan mereka. baginya, yang penting bisa bertemu dengan kakak angkatnya itu.

tok tok tok

ceklek

"selamat siang kakak !!!" ujar Bella dengan manja dan penuh dengan senyum mengembang.

Raditya yang melihat kedatangan Bella hanya bisa menghela nafas saja. Apakah Bella tidak memiliki pekerjaan lain selain merecoki dirinya ? Raditya sebenarnya sudah sangat membenci tingkah Bella seperti ini. apalagi setiap kali tunangan Raditya datang, Bella pasti akan mencari masalah dan ujung-ujungnya tunangan sang kakak angkat itu akan hengkang. Raditya juga sudah berkali-kali menolak kehadiran bella. tapi karena Bella adalah orangnya yang gigih dan sangat pekerja keras, Tentu saja tidak akan menyerah begitu saja. sehingga Bella Masih datang sampai hari ini. Raditya memandang Bella yang sedang berjalan dengan manis ke arahnya dengan tatapan yang begitu tajam.

"mau apalagi kamu ke sini Bell ? Apakah kamu tidak memiliki pekerjaan lain selain mengganggu Kakak di kantor.? Sudah berapa kali Kakak bilang kepadamu, jangan ganggu kakak !. buang jauh-jauh rasa cintamu itu kepada kakak. Karena kakak tidak akan mungkin bisa membalas cintamu itu. jangan jadi cewek murahan !" seru Raditya. kata-kata itu Begitu tajam dan merendahkan. mungkin inilah batas kesabaran yang dimiliki oleh Radit.

Raditya sendiri memilih tidak beranjak dari tempat duduknya dan berbicara dengan dingin serta tajam. dia sengaja melakukan hal itu agar Bella berhenti mengejar dirinya dan melupakan cinta itu kepadanya. Bella yang awalnya tersenyum, tiba-tiba senyum itu mulai memudar dari bibirnya. inilah yang sering dia dapatkan, setiap Bella datang ke sini selalu mendapatkan penolakan.

"maaf Kak.. tapi kan, Bella hanya melakukan ini sama kakak saja.. Bella tidak melakukan hal ini kepada laki-laki lain." ujar Bella dengan sendu. sejujurnya bella sakit hati setelah mendengar penuturan kakaknya di akhir kalimatnya itu. yang mengatakan dirinya murahan.

"Apakah salah Bella mencintai kakak ? Bella sayang sama Kakak Kak.? Bella juga sudah lama menginginkan kakak. Tapi Kakak tidak pernah memberikan perhatian kepada Bella.." ujar Bella lagi masih dengan suara sendunya. Raditya yang mendengar penuturan Bella, lagi-lagi dan jalan nafas. Radit benar-benar tidak tau harus mengatakan apalagi, agar Bella mengerti.

"sebenarnya, apa sih yang memenuhi pikiran kamu bel.? walaupun kita bukan saudara kandung, tapi aku sudah menganggap dan menyayangimu sebagai adikku sendiri !!. tapi karena kelakuan kamu seperti ini, Kakak jadi muak dan malah membencimu tahu !. sekarang, bisa kakak memohon kepadamu bel ? tolong menjauh dari kakak. jujur, kakak merasa benar-benar tidak menginginkanmu di sini. sampai kapanpun, kakak tidak akan pernah mencintaimu.!! sadarlah Bella dan berhenti bersikap bodoh seperti itu !! berhentilah mengejarku. karena sampai kapanpun, aku tidak akan pernah menginginkanmu !" seru Raditya lagi langsung menusuk ke ulu hati Bella. Radit sendiri sudah benar-benar pusing menghadapi sifat Bella. sehingga tidak ada cara lain selain mengeluarkan kata-kata kasar untuknya.

Bella yang mendengar penuturan Raditya seperti itu langsung menatap kecewa. matanya berkaca-kaca setelah mendengar penuturan yang begitu menyakitkan. Bella juga bertanya-tanya dalam hatinya, Apakah ia salah jika mengharapkan cinta dari Kakak angkatnya itu ? Apakah selama ini dirinya benar-benar tidak tahu diri dan membuat kakaknya tidak nyaman ? Apakah selama ini, dia benar-benar bodoh ? pikiran-pikiran seperti itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. ia tidak menyangka, kalau dirinya akan mendengar penuturan seperti itu. biasanya, Raditya Hanya akan menolak kehadirannya dan menyuruh dirinya pulang. tapi, kali ini berbeda. mungkin, Raditya sudah muak dan berada di ambang puncak batasannya.

Bella kembali terbayang-bayang dengan masa lalu. dimana, ia mulai jatuh cinta kepada kakak angkatnya itu.

bagaimana ia membuat Chintya Lamusu marah kepada sang kakak dan berujung perdebatan di antara keduanya akibat ulahnya itu.

Ia juga mengingat Bagaimana kedua orang tuanya menasehati Bella untuk berhenti dengan perasaan konyolnya itu kepada sang kakak.

bahkan, banyak hal yang mereka lakukan kepadanya agar Bella berhenti mengejar cinta kakaknya itu.

tapi apa, Bella sama sekali tak mempedulikan itu semua. walaupun berkali-kali mendapatkan penolakan dari Raditya, berkali-kali juga Bella tidak akan melepaskan sang kakak. sampai akhirnya Bella sendiri mendengar penuturan kakaknya itu. Bella benar-benar sedih saat ini.

"maaf kak.." ujar Bella sambil menundukkan kepalanya.

(Apakah aku salah mencintainya ? aku sudah dibuang oleh kedua orang tuaku di panti asuhan. dan akhirnya ada ada keluarga dan berbaik hati mau mengadopsi diriku. tapi ternyata, aku malah membuat ulah dengan mengajar cinta anak kandung mereka. Apakah ini yang namanya tidak tahu diri dan tidak tahu di untung ? kenapa aku baru sadar sekarang. haruskah aku sadar di saat kak Raditya mengatakan kata-kata menyakitkan seperti itu ?) batin Bella sepertinya mulai menyadari kekeliruannya selama ini.

tak terasa air matanya menetes begitu saja. hatinya benar-benar pilu dengan ini semua. lagian, kenapa juga cinta itu harus hadir dihatinya, kenapa pula ia harus mencintai kakak angkatnya, kenapa harus kakak angkatnya. mengapa ?

Bella Sebenarnya cukup pintar menganalisa sesuatu, dan cukup cerdas dalam menata kehidupannya. tapi, karena cinta yang begitu besar yang dimilikinya kepada sang kakak angkat, langsung membuatnya tidak bisa berpikir rasional. sampai akhirnya Bella terkejut dan tersadar setelah mendengar penuturan kejam Kakak angkatnya itu.

Raditya sendiri juga merasa tidak enak sebenarnya mengatakan hal-hal yang begitu menyakitkan. tapi, dirinya tidak punya cara lain untuk menyadarkan Bella dengan perasaan konyolnya itu.

saat mereka berdua sedang terdiam. tiba-tiba pintu ruangan kembali terbuka dan menghadirkan Cynthia di sana. Cynthia masuk dengan senyum sumringai melihat tunangannya duduk dengan tenang di kursi kebesarannya. namun, seketika itu ia langsung mengerutkan kening ketika melihat Siapa yang tengah berdiri di sana. Chintya sendiri sebenarnya muak dengan gadis itu, tapi dia tidak bisa mengeluarkan sifat aslinya tentunya. karena nanti akan mempengaruhi citranya sebagai gadis yang berhati lembut.

"Bella..," panggil Cynthia dengan suara lembutnya itu. sementara Bella yang dipanggil oleh Cynthia langsung cepat-cepat menghapus air matanya dan mendongak serta tersenyum.

"Iya Kak Chintya, maaf ya.. kalau begitu saya pamit dulu. sekali lagi, saya minta maaf kak.." ujar Bella lagi.

2. apa aku sudah kelewatan ?

kini, mau tidak mau, Bella harus sadar. kalau cinta yang dimilikinya itu tidak akan mungkin disambut oleh sang kakak angkat. dia juga harus meyakinkan dirinya untuk tidak lagi menjatuhkan harga dirinya. dan juga, memutuskan untuk menjadi seorang anak dan adik yang baik untuk keluarga angkatnya itu dan melupakan serta mengubur semua perasaan yang dimilikinya untuk sang kakak, ya.. walaupun itu semua sulit dan tak semudah membalikkan telapak tangan. tapi, Bella harus bisa melakukannya.

mendengar penuturan Bella yang tidak biasa, Cynthia dan Raditya langsung mengerutkan kening ketika mendengar penuturan itu. biasanya, Bella akan mencari masalah melihat kedatangan Cynthia. bahkan, tadi Raditya sempat khawatir, kalau Bella akan membuat masalah lagi kepada Chintya. dia bahkan sudah waspada akan hal itu. tapi, apa yang dikhawatirkan tidak terjadi. malahan, Bella langsung berlalu pergi meninggalkan mereka berdua dalam ruangan itu Begitu saja. Radit yang melihat kepergian Bella langsung kembali merasa bersalah.

(apa aku sudah kelewatan ?) batin Raditya seolah menyesal mengatakan hal itu. raut wajahnya bersalah yang dimilikinya begitu kentara, tapi dengan cepat, dirinya menepis pikiran itu. dan menormalkan ekspresinya.

(tidak-tidak. Bella sesekali harus dikerasin seperti itu... mudah-mudahan saja, dia sadar dan tidak akan melakukan kesalahan lagi.) batin Raditya lagi menenangkan dan menepis pikiran konyolnya itu. sementara Chintya yang masih penasaran itu bertanya.

"sayang.. Bella kenapa ? tumben biasanya.-." ujar Chintya mengambang. Ia menatap heran ke arah tunangannya itu.

"tidak tahu. sudahlah, tidak apa-apa. kamu ke sini, apa sudah selesai pemotretan sayang.?." ujar Raditya kepada tunangannya itu. wajah Raditya sudah kembali hangat, dan menatap Chintya dengan tersenyum. Chintya sendiri, sebenarnya tidak peduli apa yang terjadi di antara mereka. lagi pula, pertanyaan tadi hanya sebuah formalitas saja, agar terkesan Cynthia menunjukkan sifat lemah lembutnya itu. buru-buru Chintya menormalkan ekspresinya.

"Iya sayang.. makanya aku ke sini mau mengajak kamu makan siang bersama. kamu nggak lagi sibuk kan.?" tanya Cynthia lagi kepada tunangannya itu. Raditya menggelengkan kepalanya. Radit Begitu Sangat mencintai Chintya, sehingga apapun yang di inginkan nya, pasti akan diberikan.

"ngak kok yang.. Ya sudah kalau begitu.. sebentar ya." jawab Raditya lagi. Raditya mulai membersihkan mejanya terlebih dahulu, dan setelah itu, akhirnya mereka pergi makan siang bersama.

****

sementara di posisi lain. Bella meninggalkan gedung yang menjulang tinggi itu dengan perasaan berkecamuk. Sedih, marah dan juga kecewa menjadi satu. ia berkali-kali merutuki kebodohannya. seharusnya sudah jauh-jauh hari dia sadar kalau kakak angkatnya itu tidak pernah menaruh perasaan padanya, selain perasaan kakak kepada adiknya. tapi dengan keras kepalanya dia, dan cinta yang begitu besar membuat dirinya menganggap perlakuan kakaknya selama ini sebagai bentuk kasih sayang sebagai pria dan wanita. berkali-kali, Bella menghela nafasnya dan menghibur perasaan sendiri. ia sadar, tak ada yang bisa menguatkannya selain dirinya sendiri.

"huf..!!!!" ia melakukan hal itu berkali-kali, agar air matanya tidak keluar.

setelah Bella merasa sudah cukup jauh berjalan. Ia memutuskan untuk duduk di sebuah halte bis dan merenung dengan semua yang terjadi dan permasalahan cintanya..

(kenapa aku baru sadar sekarang? Kenapa tidak sebelum Kak Raditya mengeluarkan kata-kata menyakitkan itu. Apakah aku begitu bodoh mengharapkan cinta dari Kakak angkatku itu ? sampai aku harus berakhir seperti ini.. Ya, aku yang salah.. aku yang terlalu memaksakan kehendakku.. tapi apakah aku salah mencintainya..?? hehehe, tentu saja salah Bella.. dia adalah kakakmu. tapi kenapa aku mencintainya hiks.) batin bella menjerit.

begitu sakit rasanya bagi Bella untuk melupakan perasaan cinta pada Kakak angkatnya itu. tapi dia tetap tidak boleh egois sekarang. apalagi sudah hampir 4 tahun dirinya mengejar cinta sang kakak angkat, tapi Kakak angkatnya itu sama sekali tak memberikan respon apapun kecuali penolakan.

(mungkin waktunya untuk berhenti mengejar dan melupakan semuanya. Aku tahu ini sakit, tapi aku rasa ini juga yang terbaik untukku. Aku Masih ingin waras dan masih ingin hidup. aku juga harus belajar menghargai kedua orang tua angkatku. apalagi mereka begitu sangat menyayangiku. )

(ternyata selama ini, Aku benar-benar bodoh dan tidak tahu malu. padahal mereka sudah berbaik hati memungut ku. tapi aku malah menginginkan lebih dari mereka.) batin Bella lagi.

Bella tersenyum masam ketika mengingat hari-hari yang dilaluinya. Bahkan tak jarang dirinya juga sering mengabaikan nasehat kedua orang tua angkatnya itu. padahal, kalau bukan karena mereka yang berbaik hati mengadopsinya, mungkin dia tidak akan merasakan kemewahan seperti sekarang ini.

setelah selesai merenung, Bella kemudian mengeluarkan handphone selulernya itu. Ia berniat sementara waktu tidak pulang kekediaman Bramantyo itu. ia berniat menghubungi sang sahabat dan menginap di kosannya saja. untuk sekarang dirinya harus menegangkan diri dan menjauhi kakaknya untuk sementara waktu, sebelum akhirnya ia hadir dan mengubur rasa cintanya itu.

Tut

"📱hallo sil.. apa kamu di kosan..?" tanya Bella dari dalam teleponnya. suaranya terdengar tak bersemangat dan loyo. Silvia yang ada disana langsung mengerutkan keningnya.

"📱Iya bel. aku di kosan.. suara kamu kok seperti itu ? ada masalah ya.. kamu di mana ? biar aku jemput." ujar Silvia sahabat satu-satunya milik Bella. karena Bella memang cukup selektif memilih sahabat. karena, dia tidak ingin ada yang mendekatinya Hanya memanfaatkan dirinya.

"📱Aku ada di halte bis. kamu tidak perlu jemput, aku akan ke kosan kamu naik ojek online saja.. aku ke sana dan menginap nggak papa kan ?" tanya Bella lagi memastikan kepada Silvia. Silvia yang mendengar penuturan sahabatnya itu benar-benar yakin kalau Bella pasti ada masalah. dan dirinya juga sudah bisa menebak seperti apa masalah yang dialami oleh sahabatnya itu. pasti seputar atau masih berhubungan dengan Raditya sang kakak angkatnya.

"📱Ya sudah, aku tunggu ya. kamu hati-hati." ujar Silvia lagi. akhirnya mereka memutuskan panggilan telepon mereka. dengan cepat Bella memesan ojek onlinenya menuju kosan temannya.

kini Bella sudah sampai di kosan sang sahabat. setelah membayar ongkos ojeknya itu, Bella langsung bergegas menghampiri pintu kamar sahabatnya dan mengetuknya.

tok tok tok

tanpa harus bertanya, Silvia langsung membukakan pintu tersebut dan mendapati bella di sana dengan wajah sendu tapi masih dipaksakan tersenyum.

"hai sil.. maaf ya aku mengganggu.." ujar Bella entah kenapa kini merasa tidak enak mengganggu sahabatnya itu. apalagi Silvia juga sudah mengetahui perasaannya terhadap sang kakak angkat. Silvia tersenyum kepada sahabatnya itu.

"tidak apa-apa bel. Aku senang kamu mencariku. Ayo masuk kita ngobrol di dalam.. bukan ngobrol sih, kamu perlu istirahat kayaknya.." ujar Silvia lagi.

Bella sendiri Langsung menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam kamar kosan sang sahabat. kemudian meletakkan tas selempangnya dan kemudian merebahkan dirinya di atas karpet bulu yang ada di kamar sahabatnya itu.

3. gelisah

Bella merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar kosan sahabatnya dengan pikiran yang melayang kemana-mana. seolah, ia benar-benar merasa sangat kesusahan. sementara Silvia terus memperhatikan sahabatnya itu.

"huf.!!. kamu sudah makan bel ?" tanya Silvia kepada Bella. Bella yang mendengar penuturan sahabatnya langsung menggelengkan kepalanya dengan tidak begitu bersemangat.

"aku tidak lapar sil. nanti saja.. Apakah aku boleh istirahat dulu.. entah kenapa mataku langsung mengantuk.." ujar bella dengan polos. sementara Silvia, Tanpa menjawab pertanyaan sang sahabat, dirinya langsung mengambil bantal dan meletakkannya di bawah. Silvia juga ikut berbaring di samping sahabatnya. dan tak lama, mereka berdua pun langsung tertidur.

***

Sementara di posisi lain, Raditya yang kini sudah berada di rumah makan atau restoran yang berada tidak jauh dari kantornya entah kenapa sedikit menjadi gelisah. dia terbayang-bayang dengan penuturan kasarnya kepada Bella. dan mengingat wajah sendu sang adik angkat. jujur, seumur-umur, dia baru mengeluarkan kata-kata itu.

(kenapa aku jadi merasa bersalah begini..?) batin Raditya dengan sedih. tapi, dengan cepat pula, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

,(tidak, aku sudah melakukan hal yang benar. lagian, salah sendiri, kenapa bersikap seperti itu. huf..,) batinnya lagi. ternyata, sedari tadi Chintya memperhatikan tunangannya itu.

"kenapa sayang..? apa ada masalah ?" tanya Chintya yang sukses membuat Raditya tersadar.

"oh. nggak kok sayang. aku hanya sedikit merasa pusing saja. mungkin karena telat makan." ujarnya berbohong kepada sang tunangan. lagi pula, dirinya tidak mungkin jujur kan ??

"oh.. ya sudah, ayo makan yang. isi perut kamu.." ujar Chintya lagi. Raditya pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. kemudian melahap pesanannya itu dengan cepat. jujur saja, perasaannya benar-benar tidak enak kepada adik angkatnya itu. tapi lagi-lagi, Raditya meyakinkan diri kalau yang dia lakukan itu sudah benar. setelah mereka selesai makan siang, Cynthia pun langsung membuka suaranya.

"sayang, aku mau ngomong sama kamu." Radit yang mendengar itu langsung mengerutkan keningnya.

"ada apa yang..,??" tanya Radit lagi penasaran.

"sebenarnya... aku ada pemotretan di luar kota. aku juga sudah tanda tangani kontrak dan akan berangkat besok.." ujar Chintya lagi kepada Raditya.

Raditya yang mendengar penuturan Chintya langsung mengerutkan keningnya lagi. kenapa rasanya Chintya menyampaikan hal ini secara mendadak.

"berapa lama ? terus, kenapa baru ngomong sekarang ?" tanyanya. Chintya sendiri langsung merasa gugup. dan Raditya juga mengamati tingkah tunangannya itu. tapi, tidak menaruh curiga.

"entahlah sayang. aku pun terkejut dengan jadwal yang mendadak ini. tapi, katanya, menejer aku juga baru mendapatkan informasi itu. jadi, mau tidak mau, aku harus ikut. nggak papa kan sayang.." ujarnya lagi. Raditya Tersenyum. dia benar-benar sangat mencintai tunangannya itu.

"tentu sayang. selama kita belum menikah, aku akan mengizinkan mu untuk mengejar karir mu itu. tapi, setelah kita menikah, aku harap kamu dapat berhenti untuk menjadi model, dan duduk dirumah saja. untuk sekarang, tidak jadi masalah." ujar Raditya lagi. Chintya Tersenyum senang mendengar penuturan Raditya.

"ok sayang. makasih udah ngertiin aku ya.." ujarnya lagi. wajahnya sangat berbinar-binar, seolah baru mendapatkan harta Karun yang berlimpah.

"iya sayang, sama-sama. ya sudah, ayo kita kembali. aku masih punya banyak pekerjaan sayang.." ujar Raditya lagi. Chintya pun langsung menganggukkan kepalanya. setelah membayar pesanan mereka, akhirnya Raditya dan Chintya pergi dari sana.

mereka berdua sama-sama kembali ke kantor Radit, karena mobil Chintya juga Disana. setelah itu, baru Chintya pulang. sementara Radit langsung berlalu masuk kedalam ruangannya, dimana Bimo sang asisten Sudah menunggu kedatangannya.

****

sementara itu, dikosan Silvia, setelah menunjukkan waktu pukul empat sore, keduanya langsung terbangun. mereka berdua sama-sama menggeliat untuk merenggangkan otot-otot tubuh mereka.

"ugh.. enak banget.." ujar Silvia sambil merenggangkan otot-ototnya. mereka berdua saling memandang satu sama lain kemudian terkekeh.

"udah jam berapa sih ini..?" ujar Bella sambil melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya. Di sana ia melihat waktu telah menunjukkan pukul 04.00 sore.

"eh.!!. udah jam 04.00 sore aja.. sil, gue laper nih.. cari makan yuk.!" ujar Bella lagi kepada sahabatnya. setelah itu, mereka berdua sama-sama bangkit dan duduk bersila di atas karpet bulu itu.

"Ya udah ayo.. gue juga laper nih.. tapi cuci muka dulu ya.. masa kita harus keluar dengan tampang bangun tidur seperti ini." ujar Silvia lagi kepada sahabatnya. mereka berdua pun langsung terkekeh.

"Ya udah ayo, buruan ih..!!" keduanya pun langsung bangkit dan berjalan ke belakang. yang satu cuci wajah di kamar mandi yang satunya lagi di wastafel. Setelah itu, mereka berdua langsung bersiap dan keluar mencari makan.

"sil, apa nggak sebaiknya kita masak aja ya ? soalnya, kalau beli sekali makan habis..." ujar Bella lagi. seolah-olah dirinya sudah mulai sadar arti dari sebuah uang dan susahnya mencari uang. padahal, dia diberikan jajan yang begitu banyak oleh kedua orang tua angkatnya.

"loh, tumben bijak.. biasanya nggak bakal mikir. Ya udah sih, aku oke-oke aja.. Tapi, kamu yakin, bisa tahan laparnya..?" tanya Silvia lagi kepada Bella. Bella sendiri Langsung menganggukkan kepalanya.

"Ya udah ayo, langsung ke pasar aja lah.. pasar ayam aja ya, kita bikin ayam bakar.." ujar Bella lagi. karena memang keduanya adalah anak-anak orang kaya, jadi tidak sulit untuk mengeluarkan uang. hanya saja, walaupun begitu, mereka berdua tetap harus merakyat. Silvia sendiri, lahir dan langsung menjadi anak Sultan. sementara Bella, dia diadopsi oleh keluarga Sultan. kosan yang dihuni oleh Silvia juga adalah kosan anak orang kaya yang lengkap dengan fasilitasnya.

kini keduanya langsung bergegas ke pasar dan membeli apa saja yang mereka butuhkan untuk membuat ayam bakar. mereka memang anak yang tidak terlalu memperlihatkan kemewahan. di sisi lain, Bella yang tidak ingin memperlihatkan kemewahan itu, karena memang dia bukanlah pewaris, melainkan wajib menjadi perintis.

sementara Silvia, dia menyembunyikan jati dirinya sebagai orang kaya, karena tidak ingin mendapatkan teman yang hanya ingin dekat Karena uangnya saja. dan mereka berdua sangat cocok.

setelah berhasil mendapatkan semua bahan-bahan yang mereka butuhkan, akhirnya mereka segera kembali ke kosan Silvia dan langsung membuat ayam bakar. mereka membakar semua ayam yang dibeli itu, dan langsung melahapnya sampai habis. ya, orang kaya, cara pandangnya juga berbeda. berbeda dengan kita yang tidak memiliki apa-apa, untuk makan besok saja harus mikir.

setelah mereka selesai makan dan kekenyangan, mereka duduk di bagian teras belakang kosan tersebut. di sana mereka menikmati udara sore hari, sambil berbincang-bincang.

"jadi, bisakah kamu menceritakan apa yang terjadi denganmu hari ini ?" tanya Silvia lagi kepada sahabatnya. tentu saja dirinya masih merasa penasaran dengan masalah sahabatnya itu. Bella yang mendengar pertanyaan sahabatnya itu langsung menghela nafasnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!