Di ruangan ber-AC tinggi nampak dua sejoli yang sedang bercinta, desahaan terdengar begitu menggema di ruangan itu hingga bisa membuat orang yang mendengar nya pasti berpikir keduanya sedang bercinta dengan penuh gairah.
Tapi tidak untuk Nuna, gadis 22 tahun yang sekuat tenaga berontak di sisa rasa sakit yang dia rasakan.
Ssss..
"Aku mohon lepaskan Ahjk..sakit" mohon Nuna menangis.
Sial!.
Dia memohon tapi di selangi desahaan yang membuat Nuna mengutuki dirinya.
Rasa sakit itu masih Nuna rasakan, lain dengan pria yang ada di atas tubuhnya yang seolah tidak perduli terhadap Nuna yang di bawah kungkungan nya.
Bahkan pria itu seolah tuli sampai tidak menghiraukan permohonan Nuna yang meminta di lepaskan.
"Ssss, Jef pintar sekali mencarikan jalang yang masih bagus" gumam pria itu sambil terus menggoyangkan panggil nya.
Terus menerus menghujam kan sesuatu yang tumpul ke lubang kenikmatan Nuna yang masih Virgin.
Sungguh sakit yang Nuna rasakan, apalagi pria yang sedang memperkosa nya itu memiliki ukuran yang besar dengan gerakan yang penuh pemaksaan.
"Sakit, hiks.. lepaskan!" Nuna masih menangis dan memohon di lepaskan.
"Bisakah kau diam dan menikmati permainan ini" ucap pria itu geram.
"Tidak bisa, aku bukan pelacur. aku bukan pelacur" kata Nuna berteriak.
Shitt!
Pria itu mengumpat, kesal karena Nuna tak berhenti mengoceh yang membuat kenikmatan bercinta nya semakin menurun.
"Lalu jika kau bukan pelacur kenapa kau ada di tempat ku?" tanya pria itu sambil menancapkan senjatanya semakin dalam, dan berhasil membuat Nuna menjerit sakit.
Awww!
Sakit!
"Lepaskan aku, hiks" Nuna menangis kembali.
Dan bukan nya mendapatkan belas kasihan pria itu malah semakin menjadi-jadi dengan membuat Nuna semakin menjerit-jerit karena merasakan sakit di bagian inti nya.
Malam semakin larut, Nuna masih menjadi sasaran empuk dari pria yang telah mengambil kesucian nya itu.
Hingga setelah satu jam lama nya Nuna pun di lepaskan dan tubuh Nuna rasanya begitu lemah tidak berdaya untuk memakai pakaian pun Nuna rasanya tak sanggup.
"Dasar jalang labil" ucap pria itu sambil melemparkan selembar cek ke arah Nuna.
Nuna yang tak berdaya hanya diam, minim nya cahaya karena lampu yang memang gelap membuat dia tidak bisa melihat dengan jelas pria yang telah mengambil kesucian nya itu.
"Hey jangan pergi" kata Nuna dengan suara nya yang lemah.
Pria itu berhenti dan berbalik melihat Nuna, hingga lampu di nyalakan oleh pria itu dan akhirnya Nuna bisa melihat pria yang telah memperkosa nya itu.
"Uang ku sudah membeli mu, jadi jangan mencoba membuat batas kesabaran ku habis!" ucap pria ketus.
Lalu tanpa menunggu Nuna mengatakan sepatah katapun pria itu malah berlalu pergi, membuat Nuna mengepalkan nya menahan marah dan sedih nya.
Nuna menangis, kembali menyesali kesalahan nya yang malah pergi ke tempat ini.
"Ini semua gara-gara Rama, dia yang membuat aku berakhir seperti ini. rama kamu harus bertanggung jawab!" gumam Nuna sambil mengingat kejadian sebelumnya.
Flashback on.
"Halo"
"Nuna, dugaan kamu benar ternyata Rama selingkuh" ucap seseorang di sebrang telpon.
"Apa! benarkah? kamu nggak bohong kan Liana?" tanya Nuna syok.
Bagaimana tidak syok, Nuna sebentar lagi akan menikah dengan Rama dan sekarang dia harus menerima kenyataan bahwa pria yang sebentar lagi akan menikahinya malah berselingkuh.
Nuna sendiri sudah berpacaran dengan Rama selama 7 tahun, lebih tepatnya saat Nuna masuk kelas 2 SMA. dan sekarang dia harus mengetahui fakta jika Rama berpaling darinya.
"Mana berani aku bohong, kalau kamu nggak percaya kamu bisa pergi ke hotel x no 11 aku dengar Rama berniat kesana" kata Liana teman Nuna.
Nuna sedikit tak percaya, tapi beberapa tanda-tanda memang sudah dia rasakan yang membuat Nuna semakin penasaran.
"Nuna, kamu akan menikahinya. jangan bodoh kalau nggak sekarang kamu mau kapan lagi pergok Rama dengan selingkuhan nya" lanjut Liana lagi.
Nuna yang terhasut akhirnya memilih mengecek, seperti intruksi Liana Nuna pergi ke hotel x untuk memergoki Rama yang sedang berselingkuh.
Tapi saat datang Nuna yang berniat memergoki Rama dia malah tak menemukan Rama, hingga akhirnya Nuna melihat Rama yang sedang mengobrol dengan seorang wanita di depan salah satu kamar.
"Rama" Nuna menutup bibirnya.
Dia tidak percaya jika Rama benar-benar mengkhianati, apalagi wanita yang bersama Rama saat ini adalah Marshella, kakak kelasnya yang dulu pernah mengincar Rama saat SMA.
"Mereka pasti mau ke kamar no 11, aku harus mendahului mereka" gumam Nuna di sela rasa kecewa nya.
Nuna bergegas masuk ke kamar no 11, dia akan memergoki mereka dengan bersembunyi di kamar mandi sesuai dengan intruksi Liana.
Tapi selama satu jam Nuna bersembunyi dia malah tidak mendengar suara apapun, hingga Nuna mendengar suara pintu terbuka.
"Aku tidak bisa bersembunyi seperti ini, aku harus keluar" gumam Nuna tidak ingin menunggu sampai mereka membuka pakaian nya.
Ceklek..
Nuna kebingungan saat melihat kamar yang gelap, dan di sela kebingungan nya tiba-tiba tangan Nuna di tarik dan tubuh Nuna di banting ke ranjang.
Argh..
"Kamu siapa?" tanya Nuna.
Tapi bukan nya menjawab pria itu malah membungkam Nuna dengan ciuman, yang membuat Nuna bungkam karena di paksa berciuman oleh pria tidak di kenalnya.
Hingga nasib buruk pun terjadi, dimana Nuna berakhir tragis harus kehilangan kesucian nya di tangan pria yang tidak di kenal nya.
Flashback Off.
"Rama, kamu jahat hiks.. ini semua karena kamu Rama, karena kamu" gumam Nuna menangisi nasib buruk nya yang harus mengalami kejadian seperti ini.
Kini Nuna bukan hanya kehilangan kesucian nya, dia juga telah gagal menikah dengan Rama.
Besok nya Nuna kembali bekerja, dia masih belum bisa melupakan kejadian malam kemarin dimana dia di perkooosa oleh pria tidak di kenal.
Nuna yang wajahnya nampak seperti orang tipes membuat Liana yang di samping nya heran.
"Kenapa sih?" tanya Liana.
"Nggak kenapa-kenapa" balas Nuna cepat.
"Wajah kamu pucet loh Nuna, yang aku lihat kamu juga keliahatan seperti banyak pikiran" lanjut Liana lagi.
Membuat Nuna langsung melirik Liana, teman nya sejak kecil.
"Aku gagal menikah" ucap Nuna.
"What! apa karena Rama berselingkuh?" tebak Liana.
Nuna tak menjawab dan hanya diam, membuat Liana langsung memeluk sang teman.
Nuna tak banyak mengatakan apapun, dia juga tidak mengatakan perihal dirinya yang menjadi korban salah ranjang seorang pria.
"Kalau ada masalah cerita, biar aku bisa bantu" ucap Liana lembut.
"Nggak ada" balas Nuna singkat.
Liana menatap Nuna dengan penuh selidik, hingga dia tiba-tiba melihat bekas tanda merah di leher Nuna.
"Nuna" ucap nya dengan wajah seolah tak percaya.
Nuna yang sadar dengan arah mata pandangan teman nya itu langsung membungkam mulut Liana, dan berbisik..
"Aku akan menceritakan semuanya di jam makan siang nanti" Nuna berbisik.
Liana hanya mengangguk saja, lalu pindah ke meja kerja nya dengan wajah yang seperti orang kaget.
Melihat Liana pergi Nuna menghembuskan nafasnya kasar, lalu menatap pekerjaan nya yang menumpuk banyak dengan wajah stres nya.
Jam makan siang tiba..
Di cafe yang dekat dengan kantor nampak Nuna dan Liana yang sedang makan siang bersama, namun bukan makanan yang menjadi niatan keduanya mampir ke cafe melainkan ada sesuatu yang akan keduanya bicarakan.
" Jadi kamu kenapa?" tanya Liana dengan mata yang menatap ke arah Nuna.
Nuna menarik nafasnya panjang lalu dia keluarkan sedikit-sedikit dengan perlahan.
"Aku telah di perkoooosaaa" ucap Nuna dengan nada suaranya yang sangat pelan.
Aapa!
Ekspresi kaget langsung diperlihatkan oleh Liana, dan Nuna yang melihat ekspresi Liana sang teman pun langsung menjelaskan awal dari kecelakaan yang menimpanya itu terjadi.
Tak ada yang dia lebih-lebihkan dan Nuna jujur akan semuanya di mana dia adalah korban bukan benar-benar menjual tubuhnya.
"Astaga Nuna, bagaimana kalau Rama tahu" Liana nampak cemas.
"Aku sudah tidak perduli karena dia juga berselingkuh di belakangku, Liana. dia telah melukai ku dengan berselingkuh" balas Nuna dengan wajah dinginnya.
Sebenarnya Nuna juga hancur saat mengetahui jika pria yang dia cintai itu ternyata ada main di belakangnya, dan dia semakin hancur lagi setelah tragedi mengenaskan yang menimpanya kemarin malam.
Tiba-tiba seorang pria datang dan langsung menumpahkan segelas minuman ke wajah Nuna, sontak saja Nuna pun menjerit karena kaget.
"Rama" Panggil Nuna dengan ekspresi kagetnya.
Pria yang datang adalah Rama, kekasih sekaligus calon suaminya.
"Dasar menjijikan, kau tak lebih dari wanita murahan yang menjual tubuhnya hanya untuk uang, Nuna" hina Rama sambil menunjuk ke arah Nuna.
Sontak saja mendengar hinaan dari kekasih yang selalu dia banggakan Itu Nuna pun tidak terima, dia balas menatap sengit Rama.
"Lalu apa bedanya dengan dirimu yang berselingkuh di belakangku? kamu juga pasti telah melakukan nya kan bersama wanita itu kan" ucap Nuna dengan berani nya.
Plakk!
Rama memberikan tamparan keras tepat di pipi Nuna, dan karena wajah Nuna yang basah membuat hamparan itu terasa begitu sangat sakit bahkan sampai membekas di pipinya.
Nuna bahkan sampai harus menahan air matanya karena rasa sakitnya begitu terasa sangat perih, apalagi dengan tatapan tajam dari pria yang dulunya dia cintai ini malah memberikan tatapan mata yang seolah membencinya bahkan memandangnya dengan wajah seolah jijik.
"Rama hentikan, jangan kelewatan" Liana sebagai orang ketiga di antara mereka langsung bersuara karena dia tidak tahan melihat temannya ditampar di depan matanya.
Rama melirik Liana yang berdiri di sampingnya.
"Teman mu itu adalah wanita murahan" ucap Rama lagi.
"Hentikan, kamu pikir kamu siapa bisa mencela aku seperti itu" Nuna membalas cepat dengan perasaan yang begitu sangat marah.
"Memang kenyataannya seperti itu kau tak lebih dari wanita panggilan yang menghalalkan segala cara hanya untuk uang" kembali Rama menjawab dengan lantang dan perkataan Rama begitu sangat menyakitkan untuk Nuna yang hidupnya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Nuna bahkan tanpa sadar menangis karena dia tak tahan dengan hinaan yang dilontarkan oleh Rama kepadanya.
"Apa yang kamu mau?" tanya Nuna dengan suara yang bergetar karena menahan isak tangis nya.
"Rencana pernikahan kita semuanya batal, Aku tidak ingin menikahi wanita yang bahkan tidak bisa menjaga kesucian nya sendiri, kau terlalu menjijikan untuk menjadi seorang ibu dari anak-anakku Nuna" Rama berkata dengan wajah yang menatap tajam ke arah Nuna.
Sungguh rasanya Nuna sangat begitu kecewa kepada pria yang ada di depannya itu, di mana Rama yang dulu? Rama yang selalu menyemangatinya saat dia sedih dan ke mana perginya sosok pria lembut yang selalu siap memberikan pundaknya untuk mendengarkan segala keluh kesah di dalam hidupnya.
"Oke, rencana pernikahan kita batal! dan aku juga tidak ingin menikahi pria yang tidak bisa setia pada satu wanita sepertimu, kau tak lebih menjijikan dari apa yang kau tuduhkan padaku aku juga tidak sudi memiliki suami yang suka berganti-ganti wanita sepertimu" teriak Nuna dengan penuh emosi.
Dan sontak saja membuat beberapa pengunjung cafe melirik ke arahnya, melihat itu Rama yang marah pun langsung pergi dari Cafe karena tak ingin mendapatkan masalah.
"Nuna kenapa kamu menghianatiku, pa kurangnya aku?" batin Rama sambil berjalan dengan rasa kecewanya.
Sedangkan Nuna yang masih duduk nampak menangis dengan ditenangkan oleh Liana.
"Dia tidak pantas untuk kamu, Nuna. kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dan tampan dari Rama" ucap Liana.
"Dia telah menghianatiku" kata Nuna sambil terisak.
"Laki-laki seperti Rama memang tidak boleh dikasih ampun sudah bagus kamu membatalkan pernikahan, Nuna itu lebih baik" balas Liana lagi.
Nuna hanya mengangguk sambil terisak dia bukan hanya sedih karena pernikahannya gagal, tapi Nuna juga bingung dengan apa yang harus dia lakukan setelah ini mengingat dia sudah kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya.
Tak lama kemudian keduanya pun kembali ke kantor, dan saat Nuna sedang bekerja tiba-tiba dia diminta untuk ke ruangan HRD.
"Kamu di suruh juga?" tanya Nuna.
"Hem, mu naik jabatan kali" goda Liana sambil tersenyum.
Nuna hanya diam tak menanggapi, lalu saat keduanya masuk ke ruangan HRD Nuna dan Liana di minta untuk mempersiapkan diri karena boss akan memilih satu diantara keduanya menjadi sekertaris nya.
Keduanya kembali keluar, Nuna nampak tak terlihat senang lain dengan Liana yang nampak tegang karena penasaran akan siapa yang di pilih menjadi sekertaris.
"Kamu nggak senang?" tanya Liana saat keduanya kembali ke meja masing-masing.
"Masalah ku banyak, aku nggak ada niatan mau jadi sekertaris" balas Nuna yang memang lebih suka dengan pekerjaan nya saat ini yang memang bidang nya.
"Jadi sekertaris itu enak, kerja nya dekat boss" ucap Liana lagi.
"Nggak minat" balas Nuna sambil kembali fokus pada pekerjaan nya yang banyak.
Liana mendengar ucapan Nuna nampak senang, dia tersenyum penuh arti apalagi setelah dia membaca sebuah pesan yang masuk ke ponselnya.
"Akhirnya" ucap Liana pelan.
Nuna mendengar ucapan Liana, tapi dia lebih memilih diam dari pada pemasaran akan hal yang membuat teman nya terlihat seperti sangat happy.
Keesokan harinya, Nuna nampak sedang bersiap-siap hingga akhirnya dia selesai dan keluar dari kamar.
"Pagi non" sapa bibi pembantu.
"Pagi Bi, Daddy mana?" tanya Nuna tak melihat Daddy nya.
"Tuan belum keluar non" balas bibi sambil mengelap meja.
Tak lama kemudian keluarlah pria yang Nuna panggil Daddy, dia nampak menggandeng seorang wanita muda lebih tepatnya lebih muda dari usia Daddy nya.
"Sayang, sudah mau berangkat kerja?" tanya Daddy Samuel.
"Iya Dad" balas Nuna sambil melihat ke perut buncit ibu tirinya.
Nuna memang memiliki ibu tiri, ibunya sudah meninggal sejak 10 tahun lalu dan Daddy nya kembali menikah 3 tahun lalu bersama Wanita yang lebih muda dari Daddy nya.
Sebenarnya Nuna tak suka kepada ibu tirinya, apalagi menurutnya ibu tirinya hanya ingin mengambil perhatian Daddy nya.
Nuna tak terlalu mementingkan harta Daddy nya, tapi yang Nuna tidak rela adalah perhatian Daddy nya yang selalu untuk Delia.
"Ayo sayang kita sarapan" ajak Daddy Samuel.
"Iya Mas" balas Delia tersenyum.
Nuna masih diam, dia masih belum memberitahu kepada mereka jika rencana pernikahannya batal.
"Nuna, hey ayo sayang. kita sarapan" Daddy Samuel melirik putrinya.
Hufh..
Nuna menarik nafasnya panjang, lalu..
"Daddy, aku tidak jadi menikah" ucap Nuna dengan berani.
"Apa maksud mu?" tanya Daddy Samuel nampak kaget.
"Tenang sayang" Delia memegang tangan suaminya.
Nuna melihat ekspresi Daddy nya yang terlihat seperti marah, tapi masih dia pendam karena tangan nya di pegang ibu tirinya.
"Aku dan Rama tidak cocok, mungkin kami memang tidak jodoh" kata Nuna menjawab.
"Bagimana tidak cocok, kalian berpacaran sejak lama. Apa yang terjadi?" tanya Daddy Samuel butuh penjelasan.
"Rama berselingkuh" akhirnya Nuna menjawab.
Apa!
Ekspresi kaget dan marah semakin terlihat di wajah Daddy Samuel setelah mendengar penjelasan putrinya.
Hati seorang ayah mana yang tak sakit saat mendengar putri semata wayang nya gagal menikah, bahkan di selingkuhi.
"Daddy tak perlu marah, aku sadar Rama bukan jodoh ku. dan aku memilih membatalkan pernikahan" lanjut Nuna lagi.
Dan setelah itu Nuna pun pamit tanpa sarapan dulu, rasanya dia tak mampu makan makanan di meja karena hidup nya hancur.
Sesampainya di kantor Nuna yang baru keluar dari mobil berpapasan dengan seorang pria, tapi karena buru-buru Nuna tak sempat melihat pria itu.
"Bukan kah dia wanita malam itu" batin pria itu.
"Jhon" panggil pria bernama Ananda Haidar.
"Iya tuan" balas Jhon, asisten nya.
"Apa dia pegawai di perusahaan ku?" tanya Haidar.
"Semua yang ada di gedung pegawai anda tuan" balas Jhon.
"Kau tak salah? kenapa perusahaan memperkerjakan wanita malam" Haidar nampak geram.
"Maksud anda apa tuan?" tanya balik Jhon.
Dan Haidar langsung menujuk ke arah Nuna, membuat Jhon yang melihat nya langsung menjawab.
"Tuan tau jika untuk masuk di perusahaan ini tidak mudah dan tidak bisa memakai koneksi orang dalam, jadi saya rasa terlepas dari apa yang dia lakukan di jam luar kerja itu adalah privasi nya" jelas Jhon bijak.
Membuat Haidar langsung melirik ke arah Jhon dingin.
"Jangan bilang kau juga sudah memakai nya" tuduh Haidar.
"Saya tidak ada waktu untuk berbicara omong kosong tuan, maaf" Jhon berlalu pergi meninggalkan bos nya.
Dan hal itu membuka Haidar geram dengan sikap asisten nya yang lebih datar darinya.
"Sebenarnya bos nya di sini siapa, dasar asisten menyebalkan" gerutu Haidar sambil berjalan masuk ke lobby.
Seperti biasanya Haidar berjalan dengan penampilan nya dari atas sampai ke bawah yang tak kurang apapun, tampan gagah dan penuh kharisma apalagi dengan kata mata hitam nya yang melengkapi penampilan keren nya.
Beberapa karyawan nampak sedikit mencuri-curi pandang, tentunya mereka hanya tau wajah Haidar tanpa tau jika Haidar adalah Bos mereka.
"Katanya dia orang penting gitu, kerjaannya dekat dengan bos" bisik salah satu karyawan.
"Masa sih, tapi kok dia wajah nya kaya pantes gitu jadi bos kita. dari pada tuan Jhon yang seorang asisten CEO lebih mending pria tadi, duh nama nya siapa ya" balas karyawan satunya lagi.
Nuna mendengar percakapan kedua temannya itu, dia ingin melihat pria yang kedua teman nya itu bicarakan tapi Nuna malah melihat Jhon.
"Lihat apa sih?" tanya Liana.
"Itu katanya ada yang ganteng" balas Nuna.
"Jadi kamu udah move on? ceritanya" Liana bertanya.
"Udah" balas Nuna sambil meleos pergi.
Liana nampak senang mendengar jawaban Nuna, lalu dia mengikuti Nuna hingga keduanya duduk di meja kerja mereka masing-masing.
Karena berdekatan membuat Liana bisa mengajak mengobrol Nuna setiap saat.
"Jadi gimana? apa persiapan nya?" tanya Liana.
"Nggak ada" balas Nuna.
"Yakin? jadi kalau aku yang jadi sekertaris kamu nggak akan marah kan?" tanya Liana.
Membuat Nuna melirik Liana, lalu menggeleng.
"Nggak akan, kamu aja yang jadi sekertaris. kalau perlu kamu ambil aja Rama, nggak butuh aku" celetuk Nuna sambil membuka laptop nya.
"Yakin?" tanya Liana lagi.
Nuna hanya mengacungkan jempol nya, membuat Liana tersenyum senang.
"Dengan senang hati aku akan mengambil nya, tunggu sampai undangan pernikahan ku datang Nuna" batin Liana tersenyum smrik.
Tak lama setelah itu Nuna dan Liana di panggil kembali, tapi keduanya di panggil secara bergiliran karena sedang di pilih menjadi sekertaris.
Liana nampak begitu bersemangat untuk menjadi sekertaris, dia bahkan nampak penuh persiapan lain dengan Nuna yang lebih terus kepikiran akan masalahnya.
"Nuna, giliran kamu" ucap Liana tersenyum.
Nuna pun bangkit dan langsung masuk ke dalam ruangan HRD, tapi saat masuk dia malah melihat Jhon asisten CEO dan seorang pria yang duduk membelakangi nya.
"Nuna Angia" ucap Haidar.
"Saya tuan" balas Nuna.
"Jadi kamu mau menjadi sekertaris ku?" tanya Haidar.
"Saya sebenarnya tidak minat tuan, HRD yang merekomendasikan saya" balas Nuna.
Dan jawaban Nuna sangat menyebalkan, membuat Haidar kesal karena menurut nya Nuna wanita sombong.
Haidar yang kesal pun langsung membalikan kursinya yang membuat dia dan Nuna saling berpandangan.
"Kamu!" Nuna tentunya mengenal siapa sosok didepan nya.
"Apa gajih pelaaacur lebih mahal?" tanya Haidar tersenyum mengejek.
Deg..
Nuna mengepalkan tangan nya, lalu matanya menatap tajam ke arah Haidar.
"Apa maksud mu! siapa yang pelacuuurrr hah" tanya balik Nuna dengan wajah marahnya.
"Tentu saja kamu, siapa lagi" balas Haidar masih dengan senyuman mengejek nya.
Brak!
Nuna menggebrak meja, lalu dia bangkit dan menarik kerah baju Haidar.
"Jaga ucapan mu tuan, kau seorang pria bejat tau apa tentang aku! hah, kau sampah yang berkedok menjadi bos. kau lebih hina dariku! kau__" ucap Nuna terpotong.
Haidar bangkit dari duduknya dan__
Hemph..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!