NovelToon NovelToon

Hilang

BAB 1. Hal Yang Tak Terbayangkan.

Kenapa bisa berakhir seperti ini? Hal yang benar-benar tak terbayangkan sebelumnya. Berdiri di altar pernikahan dengan orang asing yang di jodohkan. Harusnya kan bahagia, tapi ini justru di selimuti perasaan sedih. Tersenyum hanya untuk formalitas saja. Perasaan canggung selama acara membuat tidak nyaman dan bikin sesak di dada.

Mutiara Anggia Wijaya, itulah namaku. Dan aku biasa di panggil Tiara. Saat ini usiaku 22 tahun, dan sekarang aku berada di tahap akhir masa kuliahku. Aku mengambil jurusan hubungan internasional di salah satu universitas terbaik di indonesia. Padahal, rencananya aku ingin melanjutkan studyku di luar negeri sekaligus bekerja di sana. Tapi, justru berakhir seperti ini. Pernikahan ini benar-benar bukanlah hal yang aku harapkan. Bukan tak ingin menikah, hanya ini terlalu cepat buatku.

Jason Antonio, pemuda yang usianya terpaut 8 tahun denganku adalah orang yang di jodohkan denganku. Dia merupakan salah satu orang yang cukup berpengaruh dalam dunia bisnis. Sikapnya cukup buruk dalam hal bersosial. Karena dia orang yang dingin dan kaku.

Huft...

Beberapa kali helaan nafas ini keluar, memecah kecanggungan dan kebosanan dalam acara yang tak di harapkan ini. Entah hingga sampai kapan bibir ini harus tersenyum, rasanya pegal dan tak nyaman.

Aku ingin keluar dari situasi ini. - Batin Tiara dalam hati menahan kesalnya.

"Tahanlah, beberapa menit lagi acaranya juga selesai." Ucap Jason tiba-tiba melihat ekspresi tak nyaman Tiara.

Cih - Umpat Tiara

"Kamu tenang banget ya? Padahal ini kan juga bukan hal yang kamu mau?" Sindir Tiara.

Jason hanya bisa diam mendengarkan perkataan Tiara. Ekspresinya menatap lurus ke depan, dan tak menjawab pernyataan itu. Hingga membuat Tiara mrnghela nafas kesal.

*Cih, dasar c**owok dingin*.

***

Pernikahan ini cukup besar dan mewah. Sebenarnya ini cukup membebaniku. Tamu dari kedua keluarga cukup banyak yang di undang. Karena ini merupakan acara yang cukup penting untuk keluarga Antonio dan Wijaya. Jason adalah cucu laki-laki satu-satunya dari Rudy Antonio, pemilik sekaligus pendiri perusahaan Antonio Group. Dan aku adalah anak perempuan kedua dari keluarga Wijaya yang berlatar dokter.

Entah apa yang di fikirkan laki-laki ini, padahal katanya ia selalu menolak setiap opah Rudy yang merupakan kakeknya menjodohkanya. Padahal aku ingin dia akan melakukan hal yang sama ketika opah berbicara tentang perjodohan, tapi ia justru mengiyakan dan tanpa penolakan, hingga membuat opah Rudy sendiri kaget.

Saat itu sebetulnya tak ada pembahasan soal perjodohan dalam pertemuan beberapa waktu lalu dan hanya pertemuan biasa karena keluarga kami cukup dekat. Sampai opah, yang ku anggap sebagai kakekku sendiri menawarkan tentang perjodohan ini.

"Tapi.. opah bukanya aku tidak mau. Saat ini aku masih kuliah." Jelas Tiara menolak usulan tersebut.

"Bukanya kamu sudah di tahap akhir kuliah kamu?" Tanya opah lagi.

"Benar, tapi saya..."

"Bagaimana menurut kamu Jason??". Tanya opah pada Jason memotong ucapan Tiara.

Belum sempat Jason menjawab, ayah Tiara memberikan pendapatnya.

"Emm.. Tiara benar, lagi pula Tiara masih kuliah dan masih muda juga, saya rasa tidak perlu terburu-buru." Balas pak Andre ayah Tiara menyanggah ucapan opah Rudy.

"Benar, saya setuju itu opah." Saut bu Raya, bunda Tiara yang juga setuju dengan ucapan suaminya.

Dan Tiara yang duduk di samping mereka juga mengangguk setuju apa yang di katakan oleh kedua orang tuanya.

BAB 2. Perjodohan.

Kepalaku pusing banget. Badanku juga pegal semua. Benar-benar hari yang melelahkan. - Gumam Tiara dalam hati.

Ia melangkah menuju kamar mandi, mencoba melepas lelahnya dengan berendam dalam bathub. Dalam Bathub ia mencoba merilekskan tubuhnya dari aktivitas melelahkan yang terjadi hari ini. Berendam membuatnya rileks dan fresh.

Disisi lain, Jason yang juga merasakan hal yang sama dengan Tiara, memilih berbaring di atas sofa, sebelumnya ia melonggarkan dasinya dan melepas jas juga sepatu yang membuatnya sesak itu, kemudian mencoba memejamkan matanya sejenak. Aura kelelahan terlihat jelas dalam wajahnya.

Dia tidur - Batin Tiara melihat Jason tertidur di sofa, sesaat setelah ia keluar dari kamar mandi.

Tiara tak berniat untuk membangunkan Jason. Ia justru memilih melangkah ke ranjang untuk membaringkan tubuhnya. Badannya begitu pegal di tambah tubuh yang agak lelah dan pusing, membuatnya ingin cepat tidur. Rambutnya yang setengah basah itu ia biarkan begitu saja, karena ia sudah sangat kelelahan.

Di samping itu.. ketika Tiara sudah terlelap dari tidurnya, Jason terbangun dari tidurnya setelah beberapa menit ia membaringkan tubuhnya.

Dia terdiam sejenak, menatap lurus sosok yang kini tidur di atas ranjangnya.

Dengan langkah yang cukup berat karena kelelahan, ia memilih masuk ke kamar mandi untuk nembasuh tubuhnya yang sedari tadi lengket karena keringat.

Dalam Guyuran air shower, Jason menikmati setiap air yang mengalir membasahi tubuhnya. Guyuran itu membuatnya tampak sedikit segar. Lelah yang menumpuk terlihat sedikit hilang. Dalam Guyuran air yang mengalir, ia terlihat termenung, memikirkan apa yang terjadi saat ini. Menikah dengan orang yang di jodohkan oleh kakeknya, padahal ia sudah bertekad tidak akan pernah menikah. Meskipun kakeknya selalu memaksanya menikah dan menjodohkanya, ia selalu menolaknya, entah kenapa ia menyutujuinya sekarang.

Apa yang sedang aku fikirkan sebenarnya - Batinya.

***

"Aku tidak masalah dengan perjodohan ini." Jawab Jason datar membuat semua kaget termasuk Tiara.

Itu adalah jawaban Jason setelah terdiam cukup lama. Sebelum menyetujuinya ia sempat melirik sebentar ke arah Tiara yang berada tepat di depanya. la menjawab pertanyaan yang di tanyakan opahnya tentang tawaran perjodohan tersebut tanpa ragu.

Sejujurnya opah Rudy tak percaya Jason akan menerimanya, karena ia tahu sifat cucunya itu. Sudah berapa kali ia menolak tentang permintaan perjodohanya itu. Ia tidak menyangka kalau Jason akan mengiyakanya, padahal ia hanya mencoba basa-basi dengan cucunya.

Mendengar jawaban dari Jason, baik kedua orang Tua Tiara dan juga Tiara itu sendiri saling memandang satu sama lain. Sebagai orang tua ia tak melarang Tiara menikah, hanya karena usia Tiara yang masih muda membuatnya agak menyayangkanya. Meskipun Jason calon pendamping yang tak buruk untuk Tiara.

"Apa itu benar?" Tanya opah mencoba meyakinkan apa yang ia dengar.

"Hem.." Balasnya singkat.

Raut wajah bahagia terlihat jelas pada wajah opah setelah mendengar perkataan cucunya, meski begitu ia mencoba untuk mengontrol ekspresi senangnya itu. Perasaanya bahagia karena akhirnya datang juga hari dimana cucu yang susah di atur itu mau di jodohkan.

Di sisi lain Tiara tampak tak suka mendengarnya, ia memasang ekspresi murung dan menatap Jason untuk meminta penjelasan. Jason yang melihatnya mengalihkan pandanganya.

"Bagaimana pak Andre?" Tanya opah menanyakan pendapat tentang perjodohan tersebut.

Pak Andre menatap wajah istrinya meminta bantuan dan sang istri hanya mengangguk tanda akan setuju dengan apa yang suaminya nanti katakan.

"Em.. Kalau saya sih terserah Tiara." Jawab Pak Andre hati-hati sambil memandang wajah Tiara yang terlihat sedikit murung.

"Tiara, bagaimana?" Tanya opah pada Tiara.

"S-saya akan pikirkan lagi opah". Jawab Tiara dengan suara sedikit bergetar.

"Baiklah, tidak perlu terburu-buru." Ucap opah ramah.

BAB 3. Perjodohan 2.

Aku bertanya pada diriku sendiri, bukankah aku membenci pernikahan? - Batin Jason.

Jason menghela nafas berulang kali. Ia terlihat kelelahan dan tak bersemangat. Setelah ia keluar dari kamar mandi, ia melihat Tiara yang tengah tertidur dengan pulas lalu mendekatinya. Penghuni baru yang tengah tertidur di tempat yang biasa ia tempati.

"Padahal tidak ada yang spesial?". Ucapnya dengan ekspresi datarnya sambil menatap wajah Tiara yang tengah tertidur.

Jason jadi mengingat akan pertemuan beberapa waktu lalu dengan keluarga Tiara.

Setelah pertemuan yang terjadi beberapa waktu lalu, sebenarnya masih belum ada keputusan perjodohan itu akan berlanjut, karena pernyataan Tiara yang akan memikirkannya lagi. Di tambah, baik antara dia dan Tiara cukup sibuk dengan urusan masing-masing. Hingga waktu berlalu hampir satu minggu tanpa pembicaraan lebih lanjut.

Sejujurnya, Jason bisa saja membatalkannya dengan mudah, karena itu bukanlah hal yang sulit untuknya. Penolakkan itu juga bukanlah yang pertama baginya.

Saat itu, ia tau kalau opahnya pasti akan membicarakan soal perjodohan di pertemuan itu, meskipun opahnya hanya bilang itu adalah pertemuan biasa karena mereka teman dekat papanya. Tapi.. ia tak mempercayainya, karena bukan pertama kali pertemuan semacam itu terjadi. Meskipun ia tau tujuan opahnya, ia tetap datang ke pertemuan tersebut.

Di pertemuan tersebut hanya Tiara yang datang, karena kakaknya yang merupakan anak sulung keluarga Wijaya berhalangan hadir di pertemuan tersebut. Suasana hangat sejak awal pertemuan, hingga suasana berubah menjadi agak canggung saat opah mulai membicarakan soal perjodohan itu. Terlihat wajah kaget dan panik dalam diri Tiara juga kedua orang tua Tiara begitu mendengar opah membahas soal perjodohan.

Jason yang tau akan ada pembahasan soal ini hanya diam dan bersikap tenang. Hingga suasana tiba-tiba berubah nenjadi hening ketika Jason mengiyakan pertanyaan opahnya. Dan itu membuat ekspresi semuanya menjadi terkejut ketika mendengarnya, terutama opah yang seakan tak percaya mendengarnya.

Aneh kan? Aku pun tidak mengerti dengan diriku sendiri.

***

"Kenapa kamu tidak mengelak?" Tanya Tiara pada Jason yang tepat berada di sampingnya saat keduanya berjalan keluar dari tempat pertemuan.

"Aku malas berdebat." Jawab Jason Acuh.

"Cuma itu?" Ucap Tiara dengan ekspresi tak percaya.

"Aku tidak ingin perjodohan ini terjadi." Kata Tiara menghentikan langkah Jason yang akan pergi.

Ia tak menjawab dan hanya menatap lekat wajah Tiara.

"Kalau gitu, yakinkan pak tua itu." Ucap Jason tenang dan berlalu begitu saja.

Ha...

Dia serius dengan apa yang dia katakan? Manusia aneh. Bukanya dia juga gak tertarik dengan perjodohan ini? Kenapa tadi dia tidak mengelak? Malas berdebat katanya? Yang benar aja. - Gerutu Tiara dalam dalam hatinya.

"Tiara ayo pulang." Pinta bunda Raya yang melihat Tiara tak kunjung naik mobil.

"Kenapa? Kamu masih memikirkan soal yang tadi?" Tanya bunda lagi melihat ekspresi anaknya yang terlihat murung.

"Iya. Bagaimana bisa opah kepikiran menjodohkanku dengan cucunya coba!." Ucap Tiara dengan wajah cemberut.

Bunda Raya hanya tersenyum mendengarnya.

"Kalau bunda sih tidak memaksa, itu sih terserah kamu."

"Benar, tidak perlu terlalu terburu-buru." Timpal ayahnya.

"Kalau kak Vanya belum menikah, mungkin kakak aja yang di jodohkan denganya. Karena umur mereka kan gak jauh beda." Protes Tiara.

Kedua orang Tiara hanya tersenyum mendengar keluhan anaknya.

Sebenarnya apa sih yang di fikirkan opah. Meskipun cucunya itu ganteng, tapi aku kan masih belum siap untuk menikah. Aku kan masih pengen lanjut kuliah. Dan mimpiku untuk bisa keliling dunia bisa gagal. Aku benar-benar bingung karena opah benar-benar mengharapkan perjodohan ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!