Raja asyik mengejar saat melihat hewan buruan melintasi berlari dan sembunyi di balik semak-semak. sedangkan temannya juga berlari ke lain arah. mereka pergi bertiga. yang juga punya hoby yang sama.
Raja. Aldi.Arya. mereka bertiga sahabat semenjak sekolah dulu. sampai mereka menjadi pemuda sukses. dengan berbeda pekerjaan.
Aldi merupakan pengusaha muda di bidang Logistik. Sedangkan Arya di bidang properti. Raja sendiri di bidang Industri Manufaktur.
Menurut laporan Trading Economics, selama tahun 2022 industri manufaktur Indonesia berhasil mencatatkan Purchasing Managers Index (PMI) yang stabil. Angkanya bahkan melebihi standar rata-rata dunia, yakni di atas 50. Skor PMI ini mencapai titik tertinggi pada bulan Januari dan September 2022 dengan angka 53,7. Karena alasan inilah. Makanya Raja lebih tertarik dengan usaha ini. Hingga ia lebih dekat maju dari pada kedua temannya. Namun mereka kadangkala bekerja sama. Namun belum jelas mau buat apa. sekarang mereka sedang mencari lokasi akan di buatnya usaha yang akan mereka bertiga kembangkan.
Raja masih terpaku dengan sosok gadis berkerudung di depannya. yang sudah mulai menjauh darinya.
"Hai. tunggu.!" Seru Raja saat Raisya sudah berjalan di ujung jalan, beberapa langkah.Dengan sedikit takut Raisya berbalik namun dengan wajah menunduk.
" Ada apa tuan.?" tanya Raisya gugup.
Raja mendekati gadis tersebut. dan menjulurkan tangan." Kenalkan nama ku Raja. kamu siapa? Apakah kamu tinggal di sekitar sini, dengan siapa?" Tanya Raja beruntun. Karena tak ingin gadis di depannya itu pergi begitu cepat.
"Aku Raisya. aku tinggal dengan kedua orangtuaku di balik pohon besar itu.?" Tunjuk Raisya yang juga di lihat Raja arah tangan gadis yang bernama Raisya.
"Oh. apakah saya boleh mampir. sepertinya hari mulai gelap.kami ada bertiga. sebentar saya panggil dulu teman saya." Bujuk Raja.
Dengan ragu. Raisya mengangguk.
Raja pun bersiul yang cukup kencang. dan tak lama, muncul dua orang pemuda yang tak jauh beda gantengnya dengan Raja. Raisya mundur. Ada rasa takut di wajahnya.
"Hai. Bro. kamu dapat bidadari darimana?" Tanya Arya yang playboy. ia suka gonta ganti pacar.
"Iya. dapat di mana bro." Tanya Aldi yang sudah punya kekasih.
Raja hanya diam saja. dia tidak memperdulikan celotehan temannya. " Oh ya. kalian mau ikut. kita akan mampir ke rumahnya Raisya. mumpung ada orang tuanya.". Ucap Raja dan meminta Raisya duluan menunjuk arah jalan.
Aldi dan Arya hanya menaikkan bahunya, dan saling pandang sambil mengikuti keduanya.
Raisya berjalan agak cepat agar sampai di rumahnya.
Di balik pohon besar. ternyata ada sebuah penurunan sedikit. terbentang di sana beberapa rumah penduduk.
Ketiga pemuda tersebut kaget melihat pemandangan tersebut. ternyata di ujung jalan ada sebuah perkampungan yang indah di kelilingi kebun bunga dan juga perkebunan.
Raisya menunjuk di mana rumahnya. Ia pun bergegas. di paling ujung beberapa rumah tersebut yang agak lebih besar dari yang lain. rumah panggung yang indah di kelilingi bunga berwarna warni. membuat suasana makin sejuk di pandang mata.
Ketiga pemuda tersebut baru menyadari. ternyata ada perkampungan yang jarang di jamah oleh kemodernan. buktinya. ada petani yang sedang membajak sawah dengan kerbau. atau ada anak pengembala yang sedang meniup seruling.
"Sungguh ini seperti di dunia dongeng." Ucap Aldi melongo.
Raisya masuk ke rumah dan memanggil kedua orang tuanya. tak lama muncul sepasang suami istri yang baru muncul bersama dengan Raisya
"Maaf tuan-tuan. ini orang tua saya. kebetulan beliau kepala Desa disini." ucap Raisya mengenalkan.Ketiganya bergantian salam dengan kedua orangtuanya. Dan di ikuti ke tiganya..
Mereka pun berbincang-bincang setelah tuan rumah mempersilahkan duduk. Sedangkan Raisya dan ibunya di dapur menyiapkan hidangan buat tamu yang tak di undang.
Ketiga pemuda tersebut memberitahukan kalau mereka kemalaman. dan tidak mungkin pulang, mereka berniat menginap. mengingat Hanya ini kampung yang terdekat. walau mungkin tidur di lapangan terbuka sekalipun.
Ayahnya Raisya bernama Bagas. kagum dengan ketiga pemuda yang punya etika yang baik."Tidak usah tidur di luar. kami punya paviliun yang biasa di gunakan saat kakak Raisya pulang ke sini." Jawab Pak Bagus ramah.
"Oh. jadi bapak punya anak laki-laki juga.?" Tanya Raja semangat.
"Iya. namanya Fadlan. dia bekerja di kota dan jarang pulang." Jawab Pak Bagas agak sedih.
Raja terdiam, ia salah bertanya. untung saja Raisya memanggil untuk makan malam. " Oh ya ayah. makanan sudah siap." Ucap Raisya menunduk.
"Oh. baiklah.. Yuk nak Raja, Aldi dan Arya." Ajak Pak Bagas.
mereka akhirnya makan bersama. Raja diam-diam memperhatikan Raisya yang selalu menunduk. namun saat gadis tersebut tak sengaja melihat dan bertepatan dengan Raja yang juga melihat ke arahnya. Keduanya saling menatap tanpa di sadari keduanya. Arya menyenggol lengan Raja. membuat keduanya kaget dan menunduk.
"Hm. sepertinya kamu jatuh cinta dengan bidadari desa ini." Bisik Arya. Raja melotot kesal. Arya terkekeh melihat raut wajah Raja yang memerah karena malu.
Setelah selesai makan, ketiganya pun di antar pak Bagas ke paviliun yang letaknya sebelah rumah tersebut. berlantai dua. hingga udaranya sejuk tanpa AC. karena udara pegunungan yang asri. membuat suasana makin sejuk.
"Maaf ya nak Raja. hanya ini. mungkin tidak sebagus kamar nak Raja." Ucap Pak Bagas merendah.
"Wah. ini bagus kok pak. bahkan udara di sini sangat sejuk alami. ini membuat tidur kami sangat nyenyak nantinya." Jawab Raja sungkan.
"Benar pak. jangan sungkan begitu. kami malah yang seharusnya tidak merepotkan bapak sekeluarga." Aldi menambahkan. Dan di anggukan Arya.
"Kalau begitu saya pamit. jika butuh sesuatu, tidak usah malu-malu." Ucap Pak Bagas dan pamit
Ketiganya mengangguk. setelah kepergian pak Bagas. Arya dan Aldi meledek Raja, pemuda tersebut mengelak atas tuduhan keduanya.
"Ngaku aja deh bro. aku lihat langsung tadi kalian berdua saling pandang. Ngaku deh. kamu sudah jatuh cinta pada. bidadari desa ini." Todong Arya kesal dengan sahabatnya tersebut yang sangat sulit untuk jatuh cinta setelah di kecewakan.
"Kenapa kalian kepo banget sih. kayak ibuk arisan saja." Kesal Raja dan berbaring di kasur yang terletak di lantai kayu yang sudah halus. hingga kesannya benar paviliun di puncak gunung yang sebenarnya.
"Wah... segar ya... " Ucap Raja menghirup udara segar yang bebas masuk ke kamar tersebut. mereka sengaja membuka pintu..
"Iya benar sekali." Jawab Aldi yang juga tidur sambil merentangkan tangannya. Sedangkan Arya hanya termenung duduk menghadap mereka berdua
"Kamu kenapa Arya.?" Tanya Aldi yang melihat sahabat nya tersebut.
"Ah. nggak, cuman kangen aja ibu di kampung. Sudah lama aku tidak pulang kampung. Aku tidak tahu apakah ibu ku masih sehat.Terakhir aku pulang. saat adik ku menikah tiga tahun lalu." Jawab Arya.
"Kenapa kamu tidak pulang? Kan banyak waktu yang kosong.?" Tanya Aldi penasaran.
Arya menggeleng." Waktu ku habiskan dengan wanita yang sering aku ganti. sampai sekarang aku belum dapat yang cocok. aku kalau pulang pasti di tanya ibu kapan menikah, menyusul adik ku yang sudah punya anak." Jujur Arya. yang malah dapat ledekan temannya.
Ketiga pemuda tersebut bercerita sampai menjelang pagi baru mereka tertidur. Raisya yang setiap pagi pergi mencuci baju di sungai bersama dengan temannya. tapi waktu itu ia hanya sendiri. karena ia mau cepat selesai, sebab ia harus bantu ibu memasak. Sebab ada tamu di rumahnya.
Namun. karena dia sendiri malah membuat bencana, ada seorang pemuda kampung yang menyukai Raisya, namun tak berani menemui ayahnya yang terkenal keras membuatnya ciut untuk menemuinya. makanya setiap Raisya mencuci dengan temannya selalu ia intip.
Tapi hari ini Raisya sendiri, jadi ia merasa beruntung. dengan terang-terangan Jaja mendekati Raisya yang sedang mencuci sambil bersenandung. menghilangkan rasa sepinya.
"Halo cantik." Sapa Jaja membuat Raisya kaget. Raisya mencoba tenang walau ia sudah ketakutan.
"Hai kak. ada apa ya kak.. maaf saya tergesa-gesa, jadi jangan ganggu" Sarkas Raisya spontan.
"Ah. nggak usah takut, saya hanya mau melihatmu mencuci, atau menemani mu. atau membantumu." Ucap Jaja mengambil pakaian dalam Raisya yang kebetulan ia lihat.
Tentu saja membuatnya takut."Maaf kak. kembalikan milikku...." Ucap Raisya mencoba menarik kembali pakaian dalamnya yang ada di tangan Jaja.
Jaja tersenyum." Kenapa sayang.. ini akan menjadi milikku. atau mungkin kita akan menikmati pemiliknya, aku mau sayang... aku sudah lama ingin memiliki mu sayang.." Jalan memandang pakaian dalam yang beruntung segi tiga tersebut.
Raisya tidak menahan diri lagi. ia berteriak sekencang-kencangnya. karena ia merasa tak nyaman lagi. ucapan pemuda yang di depannya sudah mulai ngelantur kemana-mana. ia pikir pemuda tersebut kilat, bisa bahaya sekali.
"To...Lo....ng., tolong....." Teriak Raisya kencang.
Raja yang hendak buang air kecil. mendengar teriakan gadis yang mirip dengan gadis yang ia kenal kemarin. membuatnya kaget dan mencari arah suara
"Raisya., ada apa dengan gadis tersebut." Pikir Raja. matanya yang tadinya masih ngantuk akibat begadang. Mel sekitar dan lari mencari suara.
Jaja melihat Raisya yang berteriak, segera mendekati gadis tersebut. ia akan membekap mulutnya.
"Tolong aku.. ayah..." Teriak Raisya mencoba lari menjauhi Jaja. Raisya terus berlari melihat ke belakang ke arah Jaja yang mengejarnya.
Raja pun berlari ke arah suara. hingga ia melihat gadis tersebut. Raisya yang tidak melihat. menabrak tubuh Raja yang juga berlari ke arahnya.
Hingga mereka jatuh berpelukan. dengan posisi Raja di atas. Kejadian tersebut terjadi begitu cepat.
Jaja yang mengejar terpana melihat pemandangan tersebut. Ayahnya Raisya pun melotot melihat anaknya yang sedang posis tidak baik. ia berlari mendengar teriakan anaknya yang minta tolong.
Sedangkan Raisya dan Raja tidak menyadari keadaan. mereka berdua hanya diam membeku.
"Raisya.....!" Teriak Bagas sang ayah. Bagas yang merupakan kepala Desa merasa tertampar melihat anaknya berbuat senonoh di depan salah satu warganya.
Mendengar suara Pak Bagas. Raja tersentak, ia langsung berdiri dan membantu Raisya berdiri, namun di tolak gadis tersebut. ia menunduk, tak sanggup dengan kemarahan ayahnya. Baru kali ini ayahnya memarahinya.
Pak Bagas menarik tangan anaknya." Kalian berdua ikut aku ke rumahku.!" Pak Bagas berjalan sambil menarik tangan anaknya.
Raisya berjalan tertatih karena cengkraman ayahnya yang kuat. membuat pergelangan tangannya terasa sakit. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikut langkah ayahnya
Sampai di rumah. Pak Bagas meminta kedua pemuda tersebut duduk. " Aku ingin tahu cerita kalian bertiga. sebelum saya ambil keputusan. hukuman apa yang akan saya berikan pada kalian bertiga." Ucap Bagas.
Jaja tersenyum, ia Ken dengan Kepala Desanya yang keras jika ada warga yang berbuat salah.
Dengan santai Jaja mencuci tangan." Saya tadinya ingin menyelamatkan Raisya dari perbuatan Pemuda asing ini." Ucap Jaja yang tak kenal dengan pemuda yang di sebelahnya. ia tidak tahu kalau Raja merupakan salah satu tamu pak Kades.
"Maksudmu.?" Tanya Pak Bagas menatap Jaja dan Raja bergantian. Raja hanya santai. sebab ia tidak berbuat apa-apa selain kejadian yang tak terduga tadi.
"Kan Pak Kades lihat sendiri mereka berdua berbuat senonoh. masa anak pak Kades begitu. apa kata warga kalau mengetahui anak pak Kades berbuat senonoh dengan pemuda asing di semak-semak." Ucap Jaja makin ngelantur kemana-mana.
"Kau....!" Tunjuk Pak Bagas yang tersulut emosi.
Raja pun kaget. tapi ia melihat ada sesuatu yang tersembul dari saku celana Jaja. dengan cekat ia menariknya. karena bentuknya yang mencurigakan.
"Apa ini.?" Tanya Raja mengangkat pakaian dalam Raisya. Raisya yang tadinya menunduk mendongakkan wajahnya. ia sangat malu. pakaian dalamnya di pamerkan. Dengan cekat Raisya menarik dan menyimpannya.
Pak Bagas melihat interaksi tersebut menatap curiga. Sedangkan Jaja mulai gelisah. ia berkeringat dingin menunduk.
"Coba kamu jelaskan nak.?" Tanya Pak Bagas agak lambat.
"Aku.... sedang mencuci. tiba-tiba kak Jaja datang menganggu, aku... takut saat kak Jaja ambil...... hi..hi hi." Tangis Raisya pecah juga. tak sanggup bercerita lagi. ibu yang mendampingi anaknya, memeluknya dan mengusap punggung anaknya.
"Sepertinya kamu mengarang cerita tadi anak muda. karena kau ganggu makanya anak ku minta tolong karena ketakutan.?" Tanya Pak Bagas berdiri di samping Jaja. Jaja yang sudah mulai khawatir makin menunduk.
"Dan kau menyangkalnya... bahkan mengarang cerita busuk. apakah kamu berniat menodai anakku.?" Tanya Pak Bagas yang mulai geram. karena Jaja hanya diam saja.
Raja yang melihat emosi Pak Kades sang Tuan rumah. merasa khawatir, ia harus. mencari solusi.. dia berpikir sejenak.. Dan tersenyum.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!