Suasana siang ini begitu panas.Begitu juga dengan keadaan di sebuah rumah besar milik salah satu pengusaha sukses di Indonesia Raya ini.
Awal nya suasana di dalam rumah itu sepi seperti biasanya. Karena memang di rumah besar itu belum ada tangisan bayi atau anak-anak kecil yang berlarian di rumah tersebut.
Tepatnya di sebuah ruang tengah keluarga Hutama. Bima Hutama dan istrinya sedang sedikit berdebat dengan putra bungsunya.
"Maksud mama apa! kenapa aku harus menikah dengan gadis yang nggak aku kenal. Aku menolak perjodohan ini !!" teriak Damar pada sang mama yaitu Kamila dengan wajah yang terlihat marah.
Kamila pun menghembuskan nafasnya dengan kasar.Dia sudah pusing dengan kelakuan putra keduanya itu.
"Papa sudah tetapkan tanggal pernikahan kalian. Kamu harus menikah dengan Aireen, titik !!" tegas Kamila pada putra keduanya itu dengan melirik suaminya yang duduk di salah satu sisi sofa di ruangan yang sama.
Damar mendengar keputusan orang tuanya tentu membuat dirinya kesal bukan main.
"Kenapa nggak bang Saga saja yang di jodohkan sama perempuan asing itu mah, kenapa harus Damar?"tanya Damar suara yang terdengar lantang.
" Mamah,papa juga sudah tahu kan kalau aku punya Jesica. Pokoknya Aku nggak mau di jodohkan. Titik !!" sambung Damar dengan menghempaskan tubuhnya di sofa.
Damar Aryaka Hutama anak kedua dari Bima Satria Hutama dan Hidupnya yang bebas dan susah diatur membuat pusing kedua orangtuanya. Terutama Kamila.Dia sudah menyerah untuk menasehati anak bungsunya itu.
Kamila melihat suaminya masih diam seribu bahasa dan itu membuat dirinya geram.Dia pun menatap wajah Damar dengan serius.
"Damar,kamu sudah tahu kalau abang kamu belum mau menikah lagi . Hanya kamu harapan mama juga papa untuk menikah dengan Reen."ujar Kamila pada sang putra. Kamila berusaha berbicara dengan suara yang terdengar lembut.
Damar menatap sengit ke arah ayahnya yang sedari tadi terlihat santai-santai saja.
"Pokoknya Damar tetap menolak untuk menikah dengan gadis itu. Titik !!' tolak Damar lagi dan kekeh dengan pendiriannya.
Bima yang mendengar penolakan lagi dari mulut sang putra akhirnya dia langsung meletakkan tab nya yang sedari tadi dia pegang. Dia mengisyaratkan sang istri untuk duduk di sampingnya. Dia pun dengan lembut mengelus punggung sang istri dengan lembut dan mulai memandang sang putra bungsunya dengan pandangan sengit.
Lalu dia pun mengalihkan pandangannya ke arah sang istri. Tatapan nya berubah menjadi lembut dan pandangan penuh cinta.
"Sudahlah ma,nggak perlu memaksa Damar. Dia lebih memilih cintanya dari pada keluarganya sendiri. Kalau kamu memang tidak membutuhkan kami sebagai keluarga,silahkan angkat kaki dari rumah ini dan jika benar kamu sudah melangkah keluar dari rumah ini selangkah saja,kamu bukan bagian dari keluarga Hutama.Faham?!" ancam Bima dengan ekspresi datarnya.
Deg..
Bima sangatlah santai menghadapi putra bungsunya itu, dia tahu jika anak bungsunya itu akan selalu memikirkan harta dan kemewahan. Karena memang dia tidak pernah merasakan hidup susah dan hanya mengandalkan kekayaan dari keluarga nya .Tak sama dengan anak pertama nya yang sukses dengan jalannya dan usahanya sendiri.
Bahkan kekayaan anak pertamanya pun tak bisa di bilang main-main. Bahkan jika di total kekayaan sang sulung lebih dari kekayaan keluarga besarnya.
Kaget, tentu saja. Damar begitu kaget mendengar keputusan tegas sang ayah.
"Papa mengancam aku?!" pekik Damar dengan pandangan mata yang terlihat tajam.
Bima tersenyum miring melihat ke arah Damar.
"Papa bukan mengancam, papa nggak mau memberatkan kamu dengan pilihan kami.Tapi, kami ingin kamu tahu, sehelai benang yang melekat di tubuh kamu itu adalah hasil dari uang yang kami berikan. Kalau kamu bisa hidup tanpa kami silahkan. Kamu bebas menentukan pilihan kamu seperti Abang kamu Saga.Papa nggak akan melarang kamu lagi. Papa hanya ingin kamu tahu,apa yang kami putuskan adalah yang terbaik buat kamu Mar." ungkap Bima dengan panjang lebar.
"Sial*n kenapa gue nggak kepikiran kalau pastinya papa akan menekan gue dengan alasan hal ini.Apa gue terima saja yah, tapi..Jesica bagaimana? Ahh..nanti saja urusan Jesica gampang.Sekarang gue harus mengamankan posisi gue dulu. Yah , setidaknya gue harus mengamankan aset warisan gue dulu." batin Damar diam sejenak untuk berpikir .
"Ekhem.." Damar berdehem untuk membuat dirinya lebih tenang dan menetralkan perasaannya.
Damar menatap kedua orang tuanya yang sedari tadi pun menatapnya lekat.
"Baiklah Damar akan menikah dengan pilihan papa sama mama." ucap Damar akhirnya memilih untuk menjalani perjodohan yang di buat orang tua nya.
Bima dan Kamila saling pandang dan Bima pun tersenyum tipis mendengar perkataan sang putra.
"Tapi, mama mohon kamu harus ingat , kamu secepatnya putuskan hubungan kamu sama Jesica . Mama nggak mau kamu selingkuh di belakang Reen.Ingat itu..!" ucap Kamila memperingatkan sang anak. Damar pun hanya bisa menangguk pasrah.
...****************...
Di tempat lain di sebuah rumah sederhana terlihat gadis cantik yang sedang duduk termenung di sebuah kamar "Reen, kamu kenapa melamun nak ?"tanya Aminah pada putri semata wayangnya.
Reen pun melonjak kaget karena teguran sang ibu.
"Ahh...ibu, nggak apa-apa.Reen cuma sedih,kalau Reen menikah pastinya akan jauh dari bapak sama ibu." ujar Reen yang mengembangkan senyumnya walaupun hatinya sakit.
Hatinya sakit karena harus terpaksa melupakan cinta nya yang lama dia tunggu.
Aireen Safira gadis cantik yang memakai hijab dengan pakaian serba longgar membuat dirinya terkesan lebih terlihat culun.Apalagi dengan kacamata bulatnya yang bertengger di hidungnya.
Namun,siapa sangka di balik baju longgar itu ada pesona yang tak mungkin di tolak oleh laki-laki normal.
Mendengar ucapan putrinya Aminah menggenggam tangan Reen dengan erat dan sembari tersenyum membelai rambut panjang anak semata wayangnya.
"Kamu ini, nanti juga ibu sama bapak bisa main ke rumah kamu atau kamu sama suami kamu kesini buat main dan jenguk kita." ujar Aminah pada putrinya.
Wisnu yang sedari tadi menyimak perbincangan anak dan istrinya pun angkat bicara.
"Inget nak, kakek Hutama dan juga kakek mu sudah menjodohkan cucu mereka sejak dulu. Ini adalah sebuah amanah.Nggak ada alasan lagi untuk menolak keinginan mereka juga kan?" ujar Wisnu yang mendudukkan tubuhnya di sofa.
Reen pun menghela nafas panjang dan mengatakan ke khawatiran nya.
"Iya pak, Reen ngerti.Tapi, apa kak Damar mau menerima perjodohan ini? bahkan dia sama Reen nggak pernah ketemu. Reen hanya pernah lihat abangnya saja.Itupun waktu dia menikah sama waktu istrinya meninggal."ujar Reen yang mengingat dirinya belum pernah bertemu dengan bakal suaminya. Bahkan dengan abang iparnya sudah dua kali bertemu namun hanya sekedar tahu saja.
"Yahh, Damar itu lama di luar negeri dan baru empat tahun ini dia kembali ke Indonesia." ujar Wisnu agar putri nya bisa memaklumi.
Mendengar penuturan ayahnya pun membuat hati Reen berkata jika tidak akan mungkin membantah dan juga pastinya Reen sebisa mungkin akan menjaga marwah keluarganya yang begitu dia cintai dan sayangi.
Sebenarnya Aminah tak tega melihat anaknya harus menerima perjodohan yang pastinya itu adalah rancangan kakek Hutama dan kakek dari Reen yang sudah berjanji suatu hari jika mereka punya anak atau cucu yang jika anak mereka laki dan perempuan maka mereka akan menjodohkannya.Aminah hanya bisa memberikan nasehat untuk anaknya agar dia bisa menjadi istri yang baik dan sholehah.
Bersambung
Heiii.. Ketemu lagi di cerita baru author nih..
Jangan lupa like, sama komentar juga yaa..kasih masukan yang membangun.
Kalau nggak suka mendingan SKIP saja nggak perlu repot-repot kasih bintang 🤭
Buat yang mau tahu Visual Aireen dan Saga bisa di Follow IG Author @Puzpa_arum.
Waktu terus bergulir. Rencana pernikahan Damar dan Reen pun sebentar lagi di laksanakan.Atas keinginan dan syarat dari Damar, pernikahan itu di adakan di Villa milik keluarga Hutama dan hanya di hadiri keluarga besar juga kerabat dekat saja.
Pagi ini di sebuah kamar terlihat team MUA sedang sibuk memoles wajah ayu seorang perempuan yang tak lain adalah Reen si calon pengantin.
"Wah...mba Reen cantik sekali,kami memoles wajah mba Reen pun nggak terlalu susah."ucap salah satu team MUA memuji kecantikan alami seorang Aireen.
Reen pun tersenyum tipis menanggapi ucapan sang MUA "Ah.. mba bisa saja.Saya kan hanya gadis kampung mba," ucap Reen merendah dan sadar diri akan asalnya.
"Tapi benar mba, kita saja yang perempuan suka banget liat wajah ayu mba Reen lho.." ucap team MUA satu lagi membenarkan ucapan rekan kerjanya itu.
Reen hanya kembali tersenyum menanggapi ucapan team MUA itu.Saat ini dia sedang berpikir keras tentang kehidupan nya nanti.Karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang istri dan dia pun belum pernah bertemu dengan calon suaminya itu.
Saat malam tadi ibunya berkata jika calon suaminya belum juga datang.
Kok bisa Reen belum pernah bertemu dengan Damar,karena setiap Damar diajak untuk menemui Reen ,dia selalu menolak dengan berbagai macam alasan.
Sementara di tempat dimana Damar duduk tepat di depan Wisnu dan di belakangnya ada Bima dan juga Saga sang kakak.
Terlihat Damar sama sekali tak ada senyum dan bahkan terlihat murung.
Melihat tingkah adiknya itu membuat Saga mendekat ke arah Damar dan membisikkan sesuatu.
"Bro,senyum lah. Jangan cemberut saja.Hari ini adalah hari penting buat lo."bisik Saga pada sang adik. seraya menepuk bahunya.
Damar pun hanya melirik ke arah Saga dengan sinis.Damar berpikir jika kakaknya tak berlama-lama hidup dalam bayang masalalu tentunya bukan dia yang akan menikah dengan orang yang tak pernah dia cintai.
Bahkan dia sampai detik dimana dia akan mengucapkan ijab qobul atas nama Aireen,dia belum pernah bertemu satu kali pun dengan gadis bernama Reen itu.
"Nak Damar sudah siap?"tanya sang penghulu pada Damar.
Damar yang sedari tadi sedang termenung pun tak menanggapi ucapan si penghulu sampai dimana Bima menepuk bahu nya dan membisikkan sesuatu
"Damar,jaga sikap kamu.Jangan bikin ulah.Kalau sampai kamu nekad untuk membatalkan pernikahan ini atau bahkan kabur sekali pun,ingat..namamu tak akan ada lagi di dalam KK keluarga Hutama." bisik Bima mengancam putra bungsunya .
"Bagaimana nak Damar,apa sudah siap?" tanya sang penghulu lagi.
Damar pun akhirnya menjawab pertanyaan penghulu.
"Si_siap pak.." ucap Damar dengan gagap.
Bima pun saling pandang dengan Saga saat Damar menjawab tadi.
"Baiklah, tolong jabat tangan pak Wisnu sebagai wali nikah saudari Aireen Safira yaitu calon istri anda."perintah si penghulu pada Damar.
Wisnu mengulurkan tangannya dan Damar masih bergeming untuk tidak menyambut tangan itu.Namun, lagi-lagi tepukan pelan di bahunya oleh Saga membuat dirinya segera menjabat tangan itu.
"Bismillahirrahmanirrahim..Damar Aryaka Hutama bin Bima Satria Hutama saya nikahkan dan kawinnya engkau dengan putri kandung saya Aireen Safira binti Wisnu Permana dengan maskawin uang tunai 100jt rupiah di bayar tunai..
"Sa_Saya...
"Stop..jangan bi..!!" teriak seseorang menghentikan acara ijab qobul itu.
Semua mata tertuju pada seorang wanita dengan dua orang di belakangnya . Wanita itu berjalan cepat untuk masuk ke tempat acara.
Melihat siapa yang datang menghentikan acara itu,Damar pun langsung melepas jabatannya pada Wisnu. Hal itu membuat Wisnu sedikit tersentak.
Damar pun langsung berdiri dari tempat duduknya menatap seorang perempuan yang tadi menghentikan acara ijab qobul itu.
"Jesica." gumam Damar menatap tak percaya melihat sosok wanita yang di cintainya bahkan memutuskannya tanpa alasan.
Dan kini Jesica sudah berada di depannya dengan mata yang berlinang air mata dan dalam kondisi yang jelas terlihat sangat kacau."Jes,Lo ngapain disini? Jangan coba-coba mengacaukan acara ini.Jika sampai lo lakuin itu,semua akan hilang sia-sia."ucap Damar lirih dengan pandangan yang terlihat tajam ke arah Jesica.
Jesica menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Kamu tega Dam,kamu tega mau ninggalin aku sama calon anak kita demi orang tua kamu, benar-benar jahat kamu !!" teriak si wanita dengan penuh emosi.
Bima mendengar penuturan wanita itu pun mengepalkan tangannya dan menatap nyalang kearah putra bungsunya.
"A_apa maksud kamu Jes,anak? kamu...
Belum juga Damar meneruskan ucapannya ayah dari Jesica memotong ucapan Damar.
"Jesica mengandung anak kamu Damar, maaf tuan Bima, bukan maksud kami untuk mengacaukan acara ini .Tapi kami hanya ingin menuntut hak anak kami.Dia hamil anak dari Damar. Anak yang di kandung Jesica adalah anak dari Damar, anda tuan Bima.Apa anda tega melihat cucu anda sendiri lahir tanpa ayah? reputasi keluarga Hutama pun akan menjadi taruhannya."ucapan ayah dari Jesica pun membuat Bima geram.
Para tamu yang hadir dalam acara itu pun bisik-bisik mendengar kejadian yang tak mereka sangka.
"Bagaimana tuan Bima,kalau anda merasa ragu dengan apa yang di katakan anak kami, kalian bisa lakukan test DNA setelah anak itu lahir." ucap mama dari Jesica membuka pembicaraan.
Wisnu yang tadi merasa syok pun kini sudah lebih tenang dan mulai bereaksi.
"Apa benar yang di katakan mereka nak Damar? Apa benar kamu sudah berhubungan dengan perempuan ini sampai sejauh itu? Jawablah,kalau kamu laki-laki pastinya akan menjawab apa yang sebenarnya terjadi.Saya pun tak bisa melepaskan anak saya dengan laki-laki yang tidak bertanggung jawab." ucap Wisnu dengan sangat menohok di hati Bima dan pastinya Damar.
Damar masih tetap menundukkan kepalanya dan kini harus di tuntut untuk jujur keadaan sebenarnya. Disisi lain dia pun mengkhawatirkan bagaimana bisa nanti ayahnya akan memberikan kepercayaan nya untuk Damar memegang perusahaan Hutama Group.
"Jawablah pertanyaan om Wisnu Dam, jangan pernah berpikir untuk mengelak.Kalau pun lo berani berbohong pastinya gue bisa mendapatkan informasi tentang sebenarnya dan tanpa ampun papa akan mencoret nama kamu di KK papa !!" tegas Saga dengan menepuk bahu sang adik bahkan sedikit merem*snya.
"Ma_maafkan Damar om, pah, Damar akui kalau Damar pernah melakukan nya tapi,Damar nggak nyangka akan dengan cepat janin itu tumbuh di rahim Jesica." ucap Damar dengan menundukkan kepalanya tambah dalam.
Deg..
Saga yang mendengar ke jujuran sang adik pastinya akan semakin membuat Saga tak habis pikir di mana otak Damar saat melakukan itu.Suasana sedikit kisruh dengan mendengar kejujuran Damar.
Saga yang melihat keadaan tak memungkinkan meminta penghulu pun istirahat dulu karena mereka akan menikahkan Damar. Saga akhirnya meminta untuk keluarga inti berbicara di sudut lain rumah itu.
Bugh...
Bugh..
Dua pukulan keras mendarat di pipi Damar dan Bima lah pelakunya.Dia sangat kecewa dengan perbuatan putra bungsunya itu.
Bersambung...
Di bab kedua nih,jangan lupa dukungannya ya..agar author semangat untuk up nya..🙏
"Papa"
"Bima."
"mas Bima."
Teriakan Saga,Mila dan juga Wisnu hampir bersamaan saat melihat Bima yang memberikan bogeman pada putra bungsunya.
"Papa,sabar pah.."ucap Saga seraya mencegah Bima yang akan menghajar Damar kembali.
"Damar..ya ampun kamu kenapa? Ya Allah bibirmu keluar darah !" seru wanita yang tak lain adalah Jessica yang berusaha untuk membantu Damar untuk berdiri.
"It's okey.." ucap Damar pelan memegang bibirnya dan mengusap dar*h yang ada di sudut bibirnya.
Dia pun mengalihkan tatapannya kearah sang papa yang sedang menatapnya nyalang.
"Keterlaluan kamu !!" sentak Bima dengan menunjuk ke arah sang putra.
"Bisa-bisa nya buat malu keluarga ! Dasar anak tak tahu di untung,di kasih istri yang baik dan juga mandiri ternyata kamu lebih memilih perempuan seperti ini !!" bentak Bima dengan ucapan yang terdengar lantang dan menunjuk ke arah Jesica.
Mendengar bentakan Bima membuat Jesica mengepalkan tangannya merasa di permalukan.
"Jaga ucapan anda pak, Jesica anak kami. Sebagai laki-laki, Damar harus bisa bertanggung jawab atas perbuatannya.Apalagi menyandang nama Hutama di belakang namanya.Apa kata orang nanti jika tahu keturunan Hutama tidak mau tanggung jawab atas janin yang dikandung putri kami ! " ucap ayah dari Jesica tak kalah lantang dengan senyum mengejek terbit dari bibirnya.
"Sial !" batin Saga mengumpat dalam batinnya melihat tindakan ceroboh adik nya.
Bisa bisanya Damar bisa terjebak oleh wanita macam Jesica yang Saga yakini adalah Jesica tipe orang yang licik.
Semua orang yang ada di sana pun terkejut tak halnya seperti Bima. Namun, dengan cepat dia merubah ekspresi nya.
Sedangkan Kamila sudah menangis dalam pelukan ibu Aireen.
Saat mendengar keributan di tempat dimana akan di laksanakan akad nikah, Aireen dan ibu serta calon ibu mertuanya pun keluar dari kamar dan menyaksikan langsung apa yang terjadi.
Aireen memang kaget dengan apa yang terjadi di depan mata kepalanya sendiri.Melihat calon suaminya yang sudah mengecewakan keluarga nya.
"Kau mengancam ku tuan,jika itu terjadi, tamat riwayat mu !!" ancam Bima menunjuk ke arah ayah Jesica.
"Pah..!!"ucap Damar yang ingin protes namun, melihat papanya menaikkan tangan kanannya pertanda untuk dia diam pun dia urungkan niatnya untuk berargumen dengan papanya.
"Kenapa kamu seperti ini Mar, mama kecewa sama kamu ! Lihat calon istri kamu ! Dia pasti sakit hati dengan perlakuan kamu !" sentak Kamila pada putra nya.
"Mah tenang, kita bicarakan baik-baik ." ucap Saga yang langsung mendekat ke arah mamanya dan memeluk tubuh wanita yang sudah berjuang melahirkan nya.
"Saga,lihat adik kamu..dia sudah mencoreng nama baik keluarga Hutama dan juga dia sudah mempermalukan keluarga Reen."ucap sang mama dengan diiringi Isak tangis.
Reen hanya bisa diam menunduk.Rasanya dia tak bisa berpikir apapun saat ini. Otaknya blank dan juga dia tak tahu harus mengatakan apa pada semuanya, dia pun sebenarnya hanya memenuhi keinginan kedua orang tuanya.
"Lalu gimana ini Bim, nggak mungkin Reen aku nikahkan dengan anakmu ini.Ada wanita yang lebih membutuhkannya. Apalagi dia sekarang sedang mengandung." ucap Wisnu pada sahabatnya.
"Nu,maafkan anak ku .Tapi perjodohan anak kita tetap akan di lakukan dan Saga yang akan menikah dengan Reen."
Duarrr ..
Bagai petir di siang bolong, mendengar penuturan Bima tentu saja membuat keterkejutan semuanya dan khususnya Saga dan Reen.
"Tapi pah, aku tidak pernah berkeinginan menikah lagi !" ucap Saga menatap papanya dengan tajam dan rahang nya terlihat mengeras.
"Saya juga tidak mau om, jangan memaksakan apapun lagi.Apalagi kita sudah melihat kejadian tadi.Saya tahu kak Damar juga sudah menolak saya dan ini yang terjadi.Sekarang om meminta anak om yang lain untuk menikahi saya, apa om pikir saya piala yang harus di gilir ?" ucap Reen yang tiba-tiba ikut memberikan sikapnya.
Mendengar penuturan Reen membuat Bima makin merasa bersalah.Tapi karena memang sedari dulu perjodohan itu sudah di sepakati kedua belah pihak. Kesepakatan ini di buat oleh orang tuan Bima dan Wisnu. Atau bisa di katakan kakek dan nenek Reen dan Saga.
"Nak, kami bukan bermaksud memaksakan kehendak kami. Tapi ini sebuah amanah dari kakek kalian."ucap Bima.
Reen membuang nafasnya dengan kasar mendengar ucapan Bima. Keluarga Wisnu pun akhirnya menyingkir untuk memberikan kesempatan kepada keluarga Hutama untuk menyelesaikan acara pernikahan Damar dengan Jesica.
"Pah, aku nggak bisa menikah dengan orang yang nggak aku cintai."ucap Saga tatap menolak menikahi Reen.
"Demi nama baik keluarga Saga, janji adalah hutang yang harus kita bayar. Pantang bagi keluarga Hutama untuk mengingkari ucapannya. Memang benar kalian tak saling mencintai bahkan mungkin belum saling kenal. Tapi, siapa tahu dengan seiring waktu kalian saling mencintai. Kamu perlu pendamping, papa nggak akan meminta kamu melupakan Karina tapi, papa cuma minta kamu menerima Reen sebagai istrimu."ujar Bima memohon pada sang putra sulungnya.
"Tapi pah...
"Kamu tidak mengerti Saga. Bagaimana dengan perasaan keluarga om Wisnu,apa kamu nggak kasihan,apa kamu anggap keluarga kita setega itu sama orang yang sudah membantu kita dari nol. Itu nggak adil buat Reen, Saga.."ucap Bima dengan panjang lebar dan menampilkan wajah sedihnya.
"Bima.."panggil seseorang dan itu adalah Wisnu yang menemui Bima.
"Nu..."
"Aku dan keluarga akan balik ke kampung . Urusan kita sudah selesai ."ujar Wisnu dengan wajah sedih.
"Wisnu tunggu dulu, aku harap kamu dan keluarga jangan tersinggung dengan apa yang aku lakukan untuk Reen yang sudah aku anggap anakku sendiri. Saga akan menikah dengan Reen." ucap Bima pada Wisnu.
Wisnu dan Saga terkejut dengan penuturan Bima. Wisnu tahu Saga begitu mencintai mendiang istrinya. Tapi,ini semua harus di lakukan. Dia tak mau jika ayahnya dianggap ingkar.
"Tapi Bim, tadi kita dengar bukan, kalau Saga belum mau menikah lagi. Aku nggak ingin Reen sakit hati dengan orang yang belum selesai dengan masalalu nya."ucap Wisnu menatap Reen sang putri yang masih duduk dengan Kamila dan sang ibu di sisi lain.
"Nu, Sağa hanya perlu mencoba untuk bangkit. Kalau tidak begitu, mana akan pernah selesai. Saga hanya butuh waktu Nu. Percayalah,dengan sifat baik Reen dia akan luluh nantinya." ucap Bima meyakinkan Wisnu sahabat nya.
"Tapi Bim..
"Kasih aku waktu buat bicara dengan Saga sebentar ya. Bilang sama Reen untuk menunggu sebentar." ucap Bima
Wisnu pun akhirnya memilih untuk pergi dan membicarakan tentang semua ini pada istri dan anaknya.
Setelah melihat Wisnu pergi,kini Bima berhadapan kembali dengan anak sulungnya yang masih terlihat sangat dingin.
"Kenapa papa keterlaluan seperti ini, Saga nggak pernah bisa menerima pernikahan ini pah, papa tahu bagaimana Saga mencintai istri Saga. Walaupun dia sudah tiada tapi, namanya masih dalam hati Saga." tolak Saga dan mengungkapkan perasaannya pada sang papa.
"Papa tahu kamu begitu mencintai Karina . Tapi, hidup itu harus selalu maju bukan mundur. Papa tidak meminta kamu melupakan Karina. Kamu hanya perlu letakkan nama Karina di sisi hati yang lain.Kamu pasti akan bisa menerima Reen. Dia gadis baik dan juga mandiri. Sama seperti Karina. Walaupun memang umur dia masih muda dia sudah punya mandiri sejak remaja dan tidak akan menyusahkan kamu." ungkap Bima harus mengatakan hal itu.
Karena Bima tahu sifat Saga yang tidak ingin memiliki istri yang terlampau manja dan kekanakan. Dia suka wanita cerdas dan pintar.
Bima melihat itu dari Reen. Sejak SMA memang Reen sudah merintis usaha dengan teman sekolah nya untuk membuka usaha roti secara online. Sekarang pun dia sudah mempunyai toko kue di Jakarta.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!