NovelToon NovelToon

Apa Salah Ku (Di Asingkan Karena Gendut)

Episode 1 Dipaksa menikah

"Sinta,sini nak ada yang ibu mau bicarakan "ucap Ibu Sawitri ibunda Sinta

mengerutkan keningnya karena baru kali ini ibunya berkata lembut padanya padahal selama ini ibunya itu selalu berbicara ketus padanya

"iya Bu "jawab sinta lalu duduk disamping sang ibu

"Gini nak kamu kan sudah selesai kuliah dan juga sudah berusia dua puluh satu tahun "ucap Bu Sawitri lembut

"iya bu trus kenapa !?" tanya Sinta penasaran

"emmmm, begini nak sebenarnya opa sudah menjodohkanmu dengan salah seorang cucu sahabat baiknya " ucap Bu Sawitri

"tapi bu, Sinta ingin bekerja ingin jadi wanita karir "jawab sinta

"eleh paling juga bakal jadi ibu rumah tangga seperti ibu, dulu itu ibu sekretaris dikantor ayahmu tapi ayah ingin menikahi ibu ya terpaksa ibu harus resign dari kantor dan mengurus kalian semua, waktu muda ibu itu punya body bagus jadi gampang dapat pekerjaan tapi kalau kamu lihat body kamu seperti gentong berjalan mana ada perusahaan yang mau menerima kamu kamu itu banyak mengambil tempat "ucap Bu Sawitri menghina Sinta

Sinta hanya Diam walaupun sudah sering dihina seperti itu namun tetap saja hatinya sakit

dia juga ingin punya body bagus seperti adik keduanya Selviana putri Kusuma

tubuhnya langsing dan berkulit putih bersih dengan hidung mancung dan bulu mata yang lentik dan bibirnya tipis

sedangkan Sinta tubuhnya sangat besar sedari kecil badannya Gemoy dan itu sangat menggemaskan

hidungnya juga mancung dan mata coklat berbulu mata lentik

sayang berat badannya sekitar 80 kilo lebih

inilah mengapa Sinta sering di buly disekolahan nya karena tidak mau melawan bukan tidak bisa melawan mereka namun Sinta memilih diam agar tak ada masalah karena tidak ada yang akan membantunya kecuali sang kakek dan nenek namun sinta sudah tidak ingin merepotkan mereka lagi

hanya kakek dan neneknya juga adik laki-lakinya yang sayang dengan tulus padanya sedangkan kedua orang tua dan adik perempuannya tak pernah mau menganggapnya ada

"sebenarnya sih kamu mau atau tidak mau kamu itu tetap akan menikah opamu sudah memutuskannya dan kamu sudah tidak bisa menolaknya,ibu mengatakan ini agar kamu tidak kaget dan bisa jaga sikap " Bu Sawitri mencibir kesal lalu keluar dari dalam kamar sinta

"menjaga sikap seperti apa!? Selama ini aku tidak pernah sekalipun melawan perkataan mereka " gumam Sinta

"kenapa aku selalu di perlakukan beda dengan ke dua adikku !? Apakah aku ini hanya anak pungut ayah dan ibu !? Atau aku anak ayah dari perempuan lain sehingga ibu begitu membenci ku " Sinta kembali bergumam karena merasa selalu saja tersisihkan

hampir semua keluarganya melakukan itu padanya baik paman bibi maupun sepupu-sepupunya tidak ada yang akrab dengannya bahkan mereka terkesan menghindarinya

Hanya satu kakak sepupunya yang bernama Cakrawala Kusuma sangat menyayanginya begitu pun dengan sang istri sudah menganggap sinta seperti adiknya sendiri namun kakak sepupunya itu jarang bergabung dengan keluarga besar mereka karena sibuk dengan pekerjaannya yang berada di luar daerah dan tinggal di sana juga bersama anak dan istrinya

Tanpa sepengetahuan keluarganya cakra sering mengirimkan uang ke rekening Sinta karena cakra sangat tau jika sinta di perlakukan berbeda dengan ke dua adiknya

Pernah cakra dan Annisa istrinya mengajak sinta untuk tinggal bersama mereka namun sinta menolak karena tidak ingin meninggalkan sang nenek yang sedang sakit.

Cakra dan nisa tidak mau memaksa sinta karena mereka tau jika sinta sangat dekat dengan nenek mereka.

Sebenarnya Cakra terkejut saat mengetahui jika Opanya telah menjodohkan Sinta dengan cucu sahabatnya

......................

Hari yang telah di tentukan telah tiba Sinta di dandani oleh ibunya agar terlihat cantik

Sinta hanya bisa diam dan mengikuti semuanya karena percuma saja dia menolak karena tidak akan pernah di pedulikan oleh mereka

"pasti cowok yang akan di jodohkan sama kamu itu laki-laki tua berperut buncit,akhhh kalian pasti sangat serasi,perut kamu juga kan gendut " ucap Selvi mengejek kakaknya itu

Sinta tak menanggapi ucapan adiknya itu, karena hanya akan membuang-buang energinya saja

" Ayo keluar calon suami dan mertuamu sudah datang " ucap Bu Sawitri masuk kedalam kamar sinta

" Ayo cepetan kamu itu kenapa lalet banget sih" ucap Bu Sawitri lagi

" maklumlah Bu liat saja badannya saja besar kayak gentong mana bisa bergerak cepat " Sahut selvi

Sinta tidak memperdulikannya karena kata-kata itu sudah sering di lontarkan untuknya

Sinta beranjak dari duduknya dan mengikuti langkah ibunya keluar keruang tamu dimana semua orang sedang berkumpul

Semua orang menatap kearah Sinta termasuk Dirgantara sawito Atmojo calon suami Sinta

Di menatap sinis pada Sinta begitu juga dengan calon ibu mertuanya Masita Hapsari menatap jijik pada calon menantunya itu

"ih apa-apaan Papa ini anakku yang tampannya paripurna di jodohkan dengan wanita bengkak begini, bisa-bisa aku jadi bahan gunjingan teman-temanku jika mereka tau kalau menantuku gajah bengkak begini " batin Mami Masita

"bagaimana kapan pernikahan mereka akan di selenggarakan !?" tanya opa Kusuma

 " Minggu depan kita akan menikahkan mereka karena lebih cepat lebih baik " jawab kakek Atmojo Wijaya

"kamu benar lebih cepat mereka menikah lebih baik" ucap Opa Kusuma dengan senyuman manisnya

"Lihat saja kamu nanti gendut aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup tenang " batin Dirga

"Baiklah itu kesepakatan Kita " jawab kakek Atmojo Wijaya

Setelah mereka berbincang menentukan hari pernikahan Sinta dan Dirgantara kini mereka menikmati sajian yang telah disiapkan

" kamu jangan senang dulu ya gendut aku menerima perjodohan ini semua karena kakek,dan jangan pernah berharap aku akan mencintaimu, melihatmu saja aku merasa jijik" ucap Dirgantara tanpa mau menjaga perasaan sinta, saat ini mereka sedang duduk di gazebo yang ada di halaman depan rumah orang tua sinta

Mereka di minta untuk saling kenal terlebih dahulu agar nanti setelah menikah tidak lagi merasa canggung

Namun bukannya mereka pendekatan tapi sinta hanya duduk diam disana untuk dihina dan direndahkan oleh calon suaminya itu

"kenapa kamu diam saja,selain tubuh kamu bengkak kamu juga bisu?!" tanya Dirgantara geram karena sedari tadi Sinta hanya diam tidak merespon ucapannya

" Memangnya saya mau jawab apa!? " ucap Sinta

"Dasar perempuan B*** " cerca Dirgantara, Sinta hanya diam dan menatap calon suaminya itu dengan

datar

Dirgantara merasa kesal sendiri akhirnya meninggalkan sinta duduk sendirian di gazebo itu

Sinta hanya menatap punggung lebar calon suaminya masuk kedalam rumah orang tuanya

Sinta masih tetap berada disana, merenungi nasibnya yang tak pernah merasakan yang namanya bahagia

" Ya Allah berikanlah hamba katabahan hati berlipat-lipat ganda,hamba yakin engkau sudah menyiapkan sebuah hadiah yang begitu indah untukku tapi apakah aku mampu menghadapi semua ini seorang diri !? " gumam Sinta

Air matanya kini membasahi pipinya yang putih mulus dan chuby

Sinta menangis tanpa suara,hanya air mata yang tak henti keluar tanpa permisi

"Hamba ikhlas ya Allah dengan semua cobaan yang engkau berikan padaku karena hanya engkaulah yang selalu ada untukku " ucap Sinta

Sinta menggeser posisi duduknya untuk lebih kedalam lagi di atas gazebo itu

Sinta menyandarkan tubuhnya di dinding gazebo itu dan memejamkan matanya yang sudah bengkak, walaupun perutnya terasa perih karena lapar sinta tidak ingin masuk kedalam rumahnya untuk mencari makanan karena keluarganya dan keluarga calon suaminya masih ada didalam rumah

Sinta tidak ingin semakin menjadi bahan olok-olokan mereka semua jika nekat masuk mencari makan untuk mengisi perutnya yang sudah sangat lapar

Sinta memejamkan matanya sekedar untuk mengalihkan rasa lapar yang menderanya

!

...****************...

Hai hai mampir disini juga ya di karyaku yang Baru😘🥰😊😍

Episode 2 Selalu tak dianggap ada

Sinta tidak ingin semakin menjadi bahan olok-olokan mereka semua jika nekat masuk mencari makan untuk mengisi perutnya yang sudah sangat lapar

Sinta memejamkan matanya sekedar untuk mengalihkan rasa lapar yang menderanya

Tak terasa Sinta terlelap di gazebo itu hingga malam menjelang

"Non bangun non sudah magrib " ucap Mang karman yang melihat sinta tidur sejak siang tadi

"Astagfirullah,ternyata aku tidur lama" ucap Sinta mengecek matanya

perutnya terasa sangat perih karena seharian dia tidak mengisinya dengan makan maupun air minum karena malu pada semua orang dan juga takut jika semua orang menjadikannya sebagai bahan olok-olokan

Sinta meringis memegang perutnya yang semakin terasa perih

air Matanya jatuh membawahi pipinya Sinta meringkuk memeluk perutnya

"Neng sinta kenapa !?" tanya mang karman

"sakit pak perutnya terasa sangat sakit hiks hiks hiks " suara sinta Pelan bahkan hampir tidak kedengaran dan terisak menahan rasa lapar yang sangat menyiksa

"Neng sinta belum makan!?" tanya mang karman lagi,sinta hanya menggeleng lemah

"kasihan kamu Neng,ayo Neng mamang bantu Neng kedalam rumah " ucap Mang karman

sinta berusaha untuk bangun dan turun dari atas gazebo

"mang apa semua orang sudah pulang !?" tanya Sinta

belum Neng,baru calon suami Neng dan keluarganya yang sudah pulang tapi sepupu sepupu Neng dan juga paman dan bibi Neng masih ada yang tinggal "jawab mang karman

"mang tolong bawa aku ke belakang aja ya,aku tidak mau semua orang tau jika aku sakit seperti ini mereka pasti masih berkumpul diruang keluarga bercengkrama bersama" ucap sinta dan diangguki oleh mang karman

"ayo Neng mamang bantu " jawab mang karman lalu membantu sinta berjalan kebelakang rumah lewat jalanan samping

benar kata sinta semua keluarganya berkumpul di ruang keluarga setelah mereka menikmati makan malam bersama dan tak satu orang pun yang mencari keberadaan sinta karena tidak ikut makan malam bersama mereka

walaupun sinta ikut makan bersama mereka tak ada yang mau mengajaknya berbicara seolah sinta hanya orang asing kebetulan ikut makan bersama mereka

tak jarang sinta diam-diam menyeka air matanya karena merasa tersisihkan

"tidak apa-apa sinta walaupun kamu tak dianggap tapi kamu pasti bisa tetap semangat " begitulah cara sinta mengsugesti dirinya sendiri

"Neng sinta disini dulu ya mamang panggil bibik dulu sekalian bawa makanan untuk neng Sinta " ucap mang karman

"iya mang, makasih ya mang" jawab sinta

"iya neng sama-sama " mang karman tersenyum lalu bergegas masuk kedalam rumah membuka pintu pembatas antara dapur dan kolam renang yang ada di halaman belakang rumah orang tua sinta

Sinta merebahkan tubuhnya dan meringkuk berharap rasa sakit perutnya bisa berkurang

Tak berselang lama Mang karman dan Bik imah datang dengan piring berisi makan di tangannya juga teh hangat serta segelas air putih untuk di berikan pada nona mudanya itu

"neng makan dulu,tapi sebelum makan neng Sinta minum obat ini dulu ya biar rasa perih si perut neng sinta berkurang " ucap Bik imah yang segera duduk disamping sinta,sinta pun bangun dari tidurnya dan duduk bersila menatap pasangan suami-isteri yang selalu merawat dan menghiburnya sedari kecil karena hanya mereka berdua yang selalu peduli dengan keadaan Sinta

"makasih ya bik mang, karena sudah merawat sinta sedari kecil" ucap sinta dengan deraian air mata, bohong jika sinta tidak merasa cemburu dan iri pada kedua adiknya yang selalu mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibunya sedangkan dirinya sedari kecil hanya ada bik Imah dan mang karman yang selalu menyayangi dan menjaganya

Sinta tidak pernah berani untuk protes karena Sinta tidak ingin ayahnya marah dan menghentikan biaya pendidikannya

Sinta merasa bersyukur karena ayahnya masih ingin memberikan biaya pendidikan walaupun dia tau jika sinta kuliah dengan beasiswa penuh

Sinta termasuk anak yang sangat cerdas dikampusnya,para dosen dan dekan sangat menyukainya karena sudah beberapa kali sinta membawa nama baik universitas tempatnya menuntut ilmu, Sinta sering menjadi juara itu semua karena tuntutan ayah dan ibunya sedari kecil karena jika sinta sampai tidak mendapatkan nilai yang bagus maka tak segan mereka akan menghukum Sinta

pernah suatu hari saat Sinta masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 5,sinta mendapatkan nilai yang rendah tidak seperti biasanya

Hal itu terjadi karena Sinta tidak konsentrasi mengerjakan soal ulangannya karena sedari semalam sinta demam tinggi dan menggigil namun mereka tidak peduli dengan kondisi kesehatan sinta

Mereka memaksa sinta untuk kesekolah karena sedang ulangan harian

Sinta yang sedang sakit menjawab soal ulangannya dengan asal-asalan dan hasilnya nilai ulangannya sangat rendah

Sang wali kelas menelpon ibu Sawitri karena ingin menanyakan mengapa sinta seperti itu tidak seperti biasanya

Sepulang sekolah Bu Sawitri langsung memarahi sinta tanpa memperdulikan wajah anaknya itu sudah terlihat sangat pucat

sinta sempat membela diri dengan mengatakan jika kepalanya terasa sangat pusing namun Bu Sawitri tidak memperdulikannya dan tetap menghukum Sinta mengurungnya dalam gudang tanpa memberikannya makan terlebih dahulu

"Bu maafkan sinta bu,sinta janji akan belajar lebih giat lagi biar ibu tidak malu punya anak seperti Sinta hiks hiks hiks !! Tolong bu maafkan sinta sinta janji akan menuruti semua perkataan ibu dan tidak akan membantah " teriak sinta dari dalam gudang yang pengap dan minim pencahayaan

"hiks hiks hiks kenapa ibu selalu jahat pada sinta!? Apa sinta bukan anak ibu Hiks hiks hiks " ucap sinta lemah

Sinta duduk bersandar di pintu gudang itu karena kepalanya terasa terputar-putar, perutnya pun terasa sangat lapar karena belum makan

Sinta mengingat jika di tasnya ada coklat, roti dan air botol mineral yang diberikan oleh ibu guru yang bertugas sebagai petugas UKS juga memberikan sinta obat penurun panas

Sinta membuka tasnya dan mengambil roti dan botol air mineral lalu memakannya perlahan setelah perutnya terisi sinta meminum obat penurun panas yang didapatkannya dari UKS sekolahnya

"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah engkau masih menolongku melalui tangan ibu guru, Terimakasih ibu guru semoga engkau selalu diberikan kesehatan " ucap sinta dengan deraian air mata,sinta segera memasukkan kembali botol air mineral dan sampah pembukua roti yang dimakannya kedalam tasnya karena tidak ingin ibunya semakin marah jika melihatnya sudah makan dalam masa hukuman

Sinta tertidur sambil bersandar pada daun pintu gudang itu mungkin karena pengaruh obat yang dimakannya

Sinta terbangun dari tidurnya karena terkejut tubuhnya terpelanting kebelakang karena pintu yang disandarinya tiba-tiba terbuka dari luar

"ayo keluar,awas ya kalau kamu sampai melakukan kesalahan yang sama ibu akan memberikanmu hukuman lebih dari ini" ucap Bu Sawitri

"iya bu,sinta janji tidak akan dapat nilai rendah lagi" jawab sinta mendongakkan kepalanya menatap wajah ibunya

Sikap ayah dan ibunya berubah semenjak adik keduanya yang bernama Surya Saputra meninggal dunia kerena tenggelam di kolam ikan di halaman depan rumah mereka

Saat itu sinta dan Surya bermain kejar-kejaran di halaman rumah bersama baby sitter mereka karena berebut mainan

Episode 3 Awal penderitaan

Sikap ayah dan ibunya berubah semenjak adik keduanya yang bernama Surya Saputra meninggal dunia kerena tenggelam di kolam ikan di halaman depan rumah mereka

Saat itu sinta dan Surya bermain kejar-kejaran di halaman rumah bersama baby sitter mereka karena berebut mainan

Sinta dan Surya hanya beda setahun,tubuh Sinta yang mungil dan bulat membuatnya terlihat seusia dengan sang adik

Waktu itu usia sinta masih 5 tahun dan surya berusia 4 tahun

Surya yang berlari menghindari sinta tanpa sengaja terpeleset dan jatuh kedalam kolam ikan dan kepalanya sempat terbentuk dinding kolam yang terbuat dari semen

Baby sitter mereka tidak ingin disalahkan karena sedari tadi hanya sibuk bermain ponselnya saja tidak memperhatikan sinta dan Surya langsung mengatakan jika sinta yang telah mendorong Surya hingga terjatuh kedalam kolam karena tidak terima mainannya di rebut oleh adiknya itu

Sinta yang waktu itu masih sangat kecil dan tidak tau apa-apa bahkan membela dirinya saja ia tak mampu

" ampun bu ampun hiks hiks hiks Sinta tidak pelnah dolong sulya bu,sulya telpeleset hingga jatuh ke kolam hiks hiks hiks sinta tidak salah bu ampun hiks hiks hiks " Sinta menangis sesenggukan saat Bu Sawitri tanpa ampun memukulnya

Tubuh sinta lebam dan membiru karena cambukan yang diberikan oleh sang ibu dan semenjak hari itu bu Sawitri dan pak Herman Kusuma ayah sinta tidak mempedulikannya lagi

Jika sinta berbuat kenakalan sedikit saja tampa ampun pak Herman dan Bu Sawitri memukuli tubuh mungilnya

Hanya Mang karman dan Bik imah yang selalu merawat luka-lukanya dan menghiburnya

"neng sinta yang kuat ya,neng harus tabah dan sabar karena Allah itu sangat menyayangi hambanya yang punya sikap sabar dan tabah "ucap Bik imah menguatkan Sinta setiap kali sinta habis dipukuli walaupun hanya hal sepele saja

Sampai akhirnya Bu Sawitri melahirkan selvi, Bu Sawitri tidak pernah mengizinkan Sinta untuk mendekati adiknya itu

Selvi sangat dimanjakan segala yang di inginkannya selalu dikabulkan tanpa peduli ada hati yang semakin terluka karena sikap mereka dan ibu Sawitri kembali melahirkan seorang putra sikap mereka semakin semena-mena pada Sinta

Karena ajaran Mang karman dan Bik imah sinta tidak pernah menaruh dendam dan benci pada kedua orang tua dan adik-adiknya bahkan Sendy sangat menyayangi kakaknya itu

Sendu sering menyisihkan uang yang diberikan oleh ayah san dan ibunya lalu diberikan kepada kakaknya Sinta namun berbeda dengan sikap dan sifat selvi yang selalu semaunya bahkan memperlakukan kakaknya layaknya seorang pembantu

"jangan-jangan kamu itu anaknya mang Karman dan Bik imah bukan anaknya ayah dan ibu,kamu itu di adopsi ya sama ayah dan ibu dari pembantu kita"ucap selvi ketika itu

sinta melirik ayah dan ibunya seolah meminta pembelaan dari kedua orang tuanya namun mereka hanya diam dan tetap makan dan tak berniat sedikit pun menyangkal perkataan selvi hingga membuat selvi semakin menjadi-jadi

Hanya sendy yang terlihat marah namun tidak bisa berbuat apa-apa

Sinta hanya menangis dalam diam sesekali menyeka air matanya yang jatuh kedalam piring makanannya

Jika mereka makan bersama sinta harus meninggalkan meja makan terakhir kali jika melanggar maka hukuman menantinya tapi jika kedua adiknya yang meninggal meja makan terlebih dahulu itu tidak akan menjadi masalah bagi orang tuanya

"neng sinta yang sabar ya Banyak-banyak berzikir dan beristighfar minta pada Allah agar hati mereka di lembut kan san hati neng di jadikan jauh lebih kuat dan sabar agar neng tidak menyimpan dendam karena itu perbuatan dosa "ucap Bik imah menasehati Sinta berharap Sinta menjadi wanita tangguh dan kuat

"iya bik makasih ya selalu menasehati dan menyayangi Sinta,sinta sayang bibik banyak-banyak " ucap sinta tersenyum terpaksa

"iya neng bibik juga sayang neng sinta karena bibi sudah menganggap neng seperti anak kandung bibik" ucap bik Imah berderai air mata begitu pun dengan sinta karena sinta mendapatkan kadih sayang yang tulus dari orang lain bukan dari ke dua orang tuanya

Nenek dan kakek dari ibunya pun sangat membencinya bahkan paman bibi dan sepupu-sepupunya sangat membencinya Sinta tidak tau mengapa mereka membenci dirinya

Namu kakak dan nenek dari sang ayah sangat menyayanginya begitu pun dengan adik semata wayang ayahnya sangat menyayanginya juga

...----------------...

Setelah minum obat peredah nyeri pada perut yang diberikan oleh Bik imah dan makan nasi , berangsur sakit perut yang dirasakan sinta berkurang

"Bik tolong liat apa mereka masih di ruang keluarga atau sudah maauk kamar mereka masing-masing "pinta sinta pada Bik imah

Bik imah pun berjalan masuk dan memperhatikan sekeliling dan ternyata sudah sepi dan itu pertanda jika mereka semua sudah masuk kedalam kamar mereka masing-masing

Bik imah bergegas menemui sinta dan memberi tahukannya

"neng semua sudah masuk kedalam kamar mereka masing-masing, neng sinta sebaiknya beristirahat juga,apa mau bibik temani kekamar!?" tanya bik imah merasa iba pada nona mudanya itu

"tidak usah bik, Sinta bisa sendiri ! Bibik pasti juga sudah Lelah seharian bekerja mengurus semuanya,bibik sebaiknya masuk dan beristirahat Sinta juga mau masuk kedalam kamar

Makasih ya bik selalu ada untuk Sinta,sinta sayang bibik banyak-banyak " ucap Sinta lalu mencium pipi Bik imah yang sudah mulai keriput

"sama-sama neng,bibik juga sayang neng banyak-banyak " jawab Bik Imah

"oh lagi reuni ya,ibu dan anak lagi kangen-kangenan " ucap sekvi tiba-tiba saja datang kebelakang karena penasaran mendengar orang berbicara di belakang rumah orang tuanya

Sinta tidak menanggapi ucapan adiknya itu, begitu pun dengan Bik Imah mereka hanya diam saja karena mereka tau ucapan mereka percuma karena tidak akan ada habisnya dan buang-buang tenaga saja

selvi yang tidak mendapatkan respon dari sang kakak merasa semakin marah, Selvi masuk kembali kedalam rumah dengan menghentak- hentakkan kakinya karena kesal

Setelah Selvi pergi,sinta pun masuk kedalam rumah dan masuk kedalam kamarnya yang berada di bawah tangga berdekatan dengan kamar pembantu, kamar yang sangat sederhana

beda dengan kamar Selvi dan sendy berada di lantai dua dengan interior dan desain yang mewah serta isi yang lengkap

di kamar sinta hanya ada satu ranjang singgel dan satu buah lemari pakaian yang berukuran sedang dan sebuah meja belajar,di kamar sinta pun dilengkapi dengan kamar mandi kecil dan sebuah kipas angin yang membantu sinta menghalau panas

Sinta tidak pernah protes dengan semua itu, bahkan sinta merasa senang karena berada dilantai bawah dan itu memudahkannya untuk membantu bibik di dapur dan pastinya tidak merepotkannya naik turun tangga

Sinta selalu berusaha berlapang dada hingga sakit hatinya tidak begitu dalam, selama ini sinta bekerja paruh waktu di sebuah mini market

Sinta akan datang ke mini market itu bekerja saat pulang sekolah dan pulang sebelum Azhar

Orang-orang dirumah besar Bu Sawitri dan pak Herman tidak ada yang peduli dengan sinta walaupun sinta setiap hari pulang sore bahkan sampai malam jika sinta lembur tak ada yang pernah menegurnya

Hanya Bik Imah dan Mang karman yang selalu perduli dan mengkhawatirkannya

Sinta tidak pernah mem

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!