Udara pagi hari yang dingin seakan merasuk kedalam tulang, membuat Rinjani seakan malas untuk menyentuh air. Ya... jam sudah menujukkan waktu jam 05.15 gadis ini dengan sempoyongan memasuki kamar mandi di rumahnya. Gadis itu tak lain ialah Rinjani Amaila, wanita cantik yang baru saja menginjak umur 22 tahun. Biasa dipanggil Rinjani oleh keluarga dan teman-temannya.

Letak kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur tampaklah sosok wanita berumur kurang lebih 50 tahunan sedang berdiri mencuci beras. Itulah ibu rinjani... Bu Rima. Mengetahui putrinya sudah bangun langsung menyapanya.

“ udah bangun nak?, cepat sholat subuh sudah jam berapa ini..” ucap Ibu Rima.

Rinjani menjawabnya sambil masuk ke kamar mandi, “ Iya bu”.

Rinjani hari ini bangun sedikit kesiangan karena semalem dirinya sibuk mengerjakan kerjaan kantor yang belum selesai. Rinjani bekerja pada salah satu perusahaan kontraktor yang ada di Kota Bandung. Sesuai dengan bidang kuliahnya Rinjani bekerja sebagai perencana di kantornya.

Keluar dari kamar mandi Rinjani langsung menuju ke kamarnya dan segera menunaikan sholat subuhnya yang kesiangan itu. Setelah itu Rinjani keluar kamar dan membantu ibunya memasak. Rinjani sudah terbiasa membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah. Pagi ini Bu Rima memasak Sayur Sop, gorenga tahu tempe serta sambal. Ya keluarga ini pasti kalau makan harus ada sambal. Memang semua anggota rumah paling suka sama yang namanya sambal. Rinjani membantu ibunya memotong sayuran, lalu Bu rima sedang menyiapkan bumbunya...

“ Rin, tidur jam berapa kamu semalem nak?” tanya Bu Rima.

“ jam setengan 2 pagi bu, aku membawa pekerjaan kantor yang belum selesai buat aku kerjain di rumah bu”. Jawab rinjani menjelaskan kenapa dia bangun kesiangan...

Setelah selesai memasak semua anggota keluarga kumpul di meja makan. Ada Pak Bagus, beliau adalah Bapak Rinjani, Bu Rima, Dimas adik Rinjani yang super jail dan tampan yang masih duduk di bangku SMA kelas 2 ini hahaha....

Mereka semua menyantap makanan dengan nikmat..

“ Rin kamu kok belum siap-siap buat berangkat kerja?” tanya Pak Bagus kepada putrinya itu...

“ Nanti Pak, berangkatku jam 8, jadi masih bisa santai sedikit” saut Rinjani..

“apa-apa’an nyantai, dandan aja lama kok mau nyantai hahahaha” sambung Dimas yang tiba-tiba ikut masuk omongan Bapak dan putrinya itu.

“ enak aja...emangnya kamu mandi kalau ga 1 jam ga bisa... ngapain aja kau di kamar mandi hayo...” jawab Rinjani sambil mengacak-acak rambut adiknya tersebut.

“Sudah-sudah kalian ini udah pada gedhe masih aja ribut... pusing ini ibu... cepat habiskan makananmu Dimas, dan segera berangkat sekolah sama bapak nanti kamu telat... “ leraian Bu Rima memisahkan putrinya serta putranya yang ribut dari tadi..

.

***Dikantor***

Suasana kantor pagi ini sudah ramai sekali pegawai yang datang. Seusai memarkirkan motornya rinjani bertemu sama teman karibnya di kantornya tak lain namanya ialah Kinan.

“Pagi Rin... kok tumben muka lo kucel gitu kayak kurang tidur" sapa kinan dengan sedikit ketawa dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

“ sialan lu... ini semua juga gara-gara elu yang belum selesai gambar malah dikasihin ke gua... “ ketus rinjani sambil jalan menuju ke kantornya, mendahului kinan yang hanya cengar-cengir tak enak hati pada Rinjani.

Rinjani berjalan kearah ruang kerjanya, namun diurungkan karena terdapat panggilan telpon dari Pak Ridwan Untuk segera menuju ke ruangannya.

"tok tok tok.. " suara ketukan pintu dari Rinjani.

"Masuk" ucap orang yang ada didalam ruangan tersebut tak lain ialah Pak Ridwan. "Duduk Rin.. " imbuhnya

"Ya pak.. Ada perihal apa ya pak saya dipanggil ke ruangan bapak?" tanya Rinjani tenang walaupun dirinya merasa heran.

"Begini nanti kamu ikutan meeting ya, buat gantiin Mbak Cintia sama Pak Basuki, nanti kamu ditemani oleh Kinan sama andre buat meeting, nanti meetingnya jam 9, semua berkas sudah dipersiapkan sama Mbak Cintia, kamu tinggal mempelajari saja" penjelasan dari Pak Ridwan serta menyerahkan beberapa berkas.

"Baik pak.. Saya akan mempelajarinya terlebih dahulu, apakah ada lagi pak?" Tanya Rinjani seraya mengambil berkas.

"Tidak ada" jawab Pak Ridwan

"Baik pak, kakau gitu saya permisi" pamit Rinjani keluar dari ruangan Pak Ridwan.

Pagi ini ada meeting di kantor, Rinjani ditunjuk sama Pak Ridwan (Project Manager nya) buat ikut meeting sama Kinan dan Andre. katanya mereka ditunjuk buat gantiin mbak Cintia sama Pak Basuki.

Andre ini temen baiknya Rinjani dan Kinan hampir setiap hari mereka bertiga barengan terus kalau dikantor, dan paling hobi ngajak teman-temannya ini jalan-jalan.

Setelah meletakkan tas bawaannya Rinjani, Kinan, Andre bersiap diri menuju ruang meeting dan mempersiapkan segala hal yang digunakan untuk meeting kali ini.

"Tumben sekali ya kita diajak meetingnya mendadak gini ?" ucap Kinan

"iya nih, mungkin kita cuma nggantiin posisi rekan Pak Ridwan yang biasanya menghadiri meeting kali ya" Jelas Andre.

Rinjani yang sedang sibuk merapikan berkas yang dibawanya ikut mendengarkan pembicaran kedua temannya itu.

" iya benar ndre karena  Kak Cintia dan Pak Basuki sedang ditugaskan diluar Kota jadinya kalian bertuga yang disuruh gantiin mereka" sahut Rinjani.

" Kok lo bisa tau si Rin ?" tanya Kinan

" jangan-jangan lu emang udah tau ya Rin ? terus nggabilang kita?" timpal Andre

" Enak aja kalian asal nuduh gua, tadi gue dipanggil sama Pak Ridwan ke ruangannya terus dia minta gua buat ikut meeting sama kalian berdua katanya gitu.. buat gantiin posisi Mbak Cintia sama Pak Basuki " penjelasan Rinjani

" Oh gitu kirain hahaha " cengir Kinan

"Kirain apa?" ucap Rinjani sambil menentengkan kedua tangannya dipinggulnya seperti sedang menantang Kinan.

"Gak bu, ampun... " ucap Kinan membuat mereka bertiga tertawa bebarengan.

"Ini berkasnya tadi gue dipasrahin sama Pak Ridwan" ucap rinjani seraya memberikan berkas pada kedua temannya.

"Udah pelajari dulu materinya buat meeting nanti mumpung masih ada waktu 45 menit" ucap Andre.

"Mending kita menuju aja langsung ke ruang meeting, kan enak bisa sekalian gue mau beli kopi biar semangat" Ajak Kinan.

"Bener juga lu ki, tumben pinter.. Ayok dah cus" ucap Andre.

"Hm.. bilang aja mau njajan" ucap Rinjani "Gua nitip ya ki, coklat anget aja" imbuh rinjani sambil tersenyum tanpa dosa.

"Gua juga ki nitip cappuccino latte, ntar barang-barang lu gua bawain." ucap Andre.

"Hmm Okeh siap" ucap kinan

Kemudian mereka bertiga berjalan menuju ke Ruangan meeting namun Kinan membelikan pesenan teman-temannya terlebih dahulu. Menunggu 10 menit lalu Kinan menuju keruangan meeting sambil membawa pasanannya.

"Pesenan datang.... " ucap Kinan.

"Makasih Kinan sayang.. atas traktirannya.." ucap Andre.

"Enak aja 100 rebu" ucap Kinan

"Yaampun mahal kali ini Kopi" ucap Andre

"Udah.. ini pelajari buat nanti, mau-maunya aja lu dikerjani Kinan" ucap Rinjani melerai kedua teman gesreknya.

Mereka semua mempersiapkan segala hal untuk meeting dan meeting akan segera dimulai karena tamu sudah datang dan memasuki ruangan meeting..

Meeting kali ini dengan perusahaan yang cukup ternama di Bandung yaitu Anggra department.

Mereka semua begitu fokus dengan meeting terebut beda dengan Rinjani yang agak terkejut tapi masih bisa fokus dengan materi yang disampaikan oleh rekan bisnisnya itu...

Rinjani begitu terkejut setelah mengetahui siapa yang sedang menjelaskan project didepannya..

Ya dia Mario Ardiansyah, laki-laki itu adalah Kakak tingkat waktu Rinjani sedang duduk di bangku kuliah semester 1 dan si Mario ini sudah duduk dibangku kuliah semester 5. Mereka saling mengenal tapi tidak dekat, Rinjani begitu sebal dengan laki-laki itu karena dulu waktu di kuliahan si Mario begitu nyebelinnya. Suka sekali mengganggu Rinjani dan suka mengejek Rinjani gendut gitu...

“ Rin, lu ngelamunin apa si kok gak kedep sama sekali sih?” tanya Kinan membuyarkan lamunan Rinjani.

“ Eh,,, engga aku nggak ngalamun” jawab rinjani dengan kikuk.

“ hayolooo lo terkesiap ya sama penjelasan dari Pak Mario sampe segitunya ngeliatnya?” jawab asal Kinan.

“ ngomongnya dikecilin dikit napa si kalian berdua tuh, kayak ga pernah liat orang presentasi aja si.... “ saut Andre.

“ apa sih ndre.. ini lho temenmu Rinjani dia dari tadi ngeliatin Pak Mario terus..  kalau dilihat-lihat Pak Mario keren juga ya.. “ Kinan menggoda Rinjani.

“ yeeeee... masih gantengan gua kali, iye kan Rin?.. hahaha “ jawab enteng Andre.

“lah ke PD-an nih bocah” jawab Kinan sambil mencubit Andre.

“ ish apa sih kalian malah jadi yang ribut sekarang, udah fokus dulu sama materinya nanti diomelin kalian sama Pak Ridwan tau rasa lu.. “ ketus Rinjani.

Mereka bertiga melanjutkan fokus dan mencatat bagian yang mungkin penting bagi mereka. Rinjani merasa kagum dengan penyampaian presentai dari Mario begitu mudah dipahami dan sangat berwibawa.

Meeting pun berjalan dengan khidmat dan telah berakhir. Jam makan pun tiba, kali ini makan bersama seusai meeting. Rinjani beserta teman-temanya makan menggerombol sendiri.

Mario yang sekarang juga ikut makan memerhatikan Rinjani dan teman-temannya.

Dibenak Mario, dia penasaran dengan gadis yang sedari tadi dia perhatikan memerhatikan dirinya yang sedang presentasi di depan. Mario memerhatikan betul-betul gadis itu hingga si Andre mengetahui si Mario yang sedang memperhatikan Rinjani.

Lalu Andre menyengol si Rinjani, “ Rin kalau gue lihat.. lu di liatin terus sama Pak Mario. Apa dia kenal sama lo?" Tanya Andre yang tiba-tiba membuat jantung Rinjani bergetar.

Sekilas Rinjani menghentikan aktifitas makannya dan menoleh ke arah Mario, tetapi yan dilihat Rinjani, Mario sedang makan dengan nikmat bersama dengan sekertarisnya tanpa menoleh ke arahnya.

“ salah liat kali lu ndre, ngaco deh..” saut Rinjani.

“ Ciiee lu ngarep ya Rin hahahaha” ketawa si Kinan menimpali jawaban Rinjani.

“ Rese lu ki... awas lu berdua....” saut Rinjani.

“ Tapi gue ga bohong tau... tadi dia ngeliatin lu terus Rin” jawab Andre.

“ udah biarin ndre, kan dia punya mata jadi bebas lah mau liatin siapa, palingan lu salah liat, orang lu pernah salah liat orang senyum ke elu tapi ternyata orangnya senyum ke orang lain hahahahahah” jawab Rinjani diselingin ketawa disambung ketawa Kinan.

“Rese lu pada...” jawab Andre sambil kesal terhadap kedua teman dekatnya ini.

.

Seusai isoma, istirahat makan dan sholat Rinjani dan teman-temannya kembali ke ruangan kerja mereka masing-masing. Diruang kerjanya Rinjani mengotak-atik hp nya, sedang mencari akun sosial media si Mario Andriansyah menggunakan fake acountnya.

Rinjani begitu yakin bahwa yang barusan yang bekerja sama dengan kantornya itu si Mario kakak tingkatnya sewaktu kuliah. Seketika Rinjani langsung menemukan akun si Mario dan ternyata tidak di privasi akunnya.

Rinjani berhati-hati sekali melihat foto-foto Mario, dia begitu kagum melihat Mario ga nyangka sekali sekarang dia bertemu dengan mario.

Tak sadar dengan apa yang sudah Rinjani lakukan tiba-tiba Kinan masuk ruangan Rinjani dan reflek rinjani menaruh hpnya didepannya. Kinan sorot matanya melihat hp Rinjani yang sedang nyala tersebut

“Hayolooo... lu lagi stalking Pak Mario ya Rin ?” tanya Kinan yang seakan menggelitik bagi Rinjani.

“Eh,, apa si ki... hush jangan keras-keras” jawab Rinjani seraya mencubit temannya itu.

“ aww... sakit kali Rin ah... main cubit aja lu, ngaku aja kali ah gua udah liat tadi di hp lo tadi rin..." jawab Kinan.

Rinjani memejamkan matanya sambil membuang nafas " Iya ki, gua stalking... tapi...,"

Belum selesai Rinjani menjawab lansgung disambar aja sama si Kinan. " Kan gua bilang apa"

" ih lu kok nyebelin banget si, belum selesai gue jawab ki, dengerin bentar napa si.." ketus Rinjani.

Kinan tertawa sambil memperhatikan Rinjani

" Gue rasa, gue kenal ki sama Pak Mario, seingetku dia itu kakak tingkat gue waktu gue masih kuliah dulu. makanya dari tadi gue liatin dia buat mastiin dia beneran kakak tingkat gue apa bukan. dia juga kenal sama gue... ga tau juga ya bisa jadi gue yang salah orang apa enggak" jelas Rinjani.

"Berarti kemungkiinan yang dikatain sama Andre tadi ada benernya Rin" timpal Kinan

Rinjani diam sambil mencerna perkataan dari temanya itu, ia mengingat perkataan andre yang mengatakan dia dilihatin sama Pak Mario.

" tau ah Ki, salah juga gak papa lagian juga ga penting" ucap Rinjani

" Yakin ga penting ki? kok wajah lo merah gitu si?" goda Kinan yang mencoba mengerjai Rinjani

Rinjani seketika mengambil cermin yang ada di tas miliknya, lalu Kinan yang memperhatikannya tertawa kecil melihat kelakuan Rinjani

"Rese lu ya ki.... awas lu ya gua bales kapan-kapan tau rasa lo" ucap Rinjani sambil memukul kecil lengan Kinan dengan buku yang ada di ruangan Rinjani.

"Aduh... hahahah.. lo lucu Rin, udah ah jangan ribut nanti pada keganggu sama kita" ucap Kinan

"Kita ? hellowww.. elo kali ah, gua ga ikut-ikut.. lu kenapa si ki tiba-tiba masuk ke ruangan gue... ?" tanya Rinjani

"Gue bosen rin pingin jalan-jalan ... pergi yok weekend besok sekalian andre juga diajak biar asik.. Sekarang kan hari Kamis... jadi bisa jalan kalau ga sabtu ya minggu..." ucap Kinan

"Ke ?" ucap singkat Rinjani

"Kemana ajalah yang penting bosen gue ilang rin hahaha" ucap Kinan

"hm..." sahut rinjani yang tanpa menoleh ke arah Kinan, dan dilanjut dengan pekerjaan kantornya.

"gue balik tempat gue dulu ya rin.... bye jangan kangen hahaha" ucap Kinan seraya berjalan keluar dari ruangan Rinjani.

Jam sudah menunjukkan jam 4 sore dan pekerjaan Rinjani hari ini sudah beres jadi dia tidak lagi begadang malem ini. Rinjani merapikan tempat kerjanya dan siap-siap mau pulang. Seperti biasa teman-temannya sudah menunggu di Lobi kantornya.

"Rin, Ndre mampir jajan sebentar yuk..." ucap Kinan yang emang hobi banget sama yang namanya jajan.

"Yuk... gue laper nih..." jawab Andre

"Kemana ? Jangan pulang kemaleman tapi... ntar gue dimarahin kalau pulang malem-malem" jawab Rinjani

"Siap..., ke Cafe yang baru itu aja gimana ? Cafe Promise yang lagi terkenal sama kopi dan cakenya yang enak.." ucap kinan sambil semangat

"Nah setuju gue,, kata temen-temen gue juga enak disitu" jawab Andre

"isss kalian ini.. ooke gua ngikut ayok berangkat" sahut Rinjani

Mereka bertiga ke Cafe Promise dan lumayan rame juga ternyata Cafenya. Kinan mengambil kertas menu dan menulis menu spagetti sama vanila latte, sedangkan Andre memilih Coffe Regal sama goreng, dan Rinjani memilih milk shake chocolate serta cheese burger. Banyak sekali menu yang disediakan di Cafe Promise ini.

"Rin kok lu ga milih kopi? malah es coklat ?" tanya Kinan

"Gue ga terlalu suka Kopi Ki" jelas Rinjani.

Setelah 15 menit menunggu akhirnya pesanan mereka pun tiba..

mohon maaf apabila ada salah dalam penulisan, karena author baru pertama kali ini membuat suatu karya. Terimakasih teman-teman yang sudah membaca..

"Rin kok lu ga milih kopi? malah es coklat ?" tanya Kinan

"Gue ga terlalu suka Kopi Ki" jelas Rinjani

setelah 15 menit menunggu akhirnya pesanan mereka pun tiba..

.

.

Mereka saling menikmati hidangan yang mereka pesan. Jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Didepan pintu berjalan laki-laki menggunakan pakaian kemeja kotak-kotak berwarna biru dongker gelap menggunakan kacamata menghampiri Cafe ini.

Orang itu tak lain adalah Mario. Mario terlihat sedang berbincang-bincang akrab dengan salah satu pelayan disini. Mata Rinjani sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Mario ketika memasuki Cafe

“Ngapain Mas Mario ada disini...” Gumam Rinjani

Begitupun kedua temannya juga memperhatikan kehadiran mario di Cafe Promise

“Hah... ternyata Pak Mario juga suka nongkrong disini juga ternyata..” ucap Kinan yang tiba-tiba nyrocos aja mulutnya.

“Bebas kali ki, lagian juga ini Cafe untuk umum... “jawab Andre

“ngomong-ngomong Pak Mario kalau dilihat-lihat cakep juga ya Rin kalau pake baju non formal gitu?” Tanya Kinan

Seketika membuat Rinjani yang sedang minum tersedak karena mendengar ucapan dari Kinan. “ihhh Rinjani untung lu temen gue, jadinya gue gak marah” ketus Kinan sambil membersihkan lengannya yang kena semburan air dari mulut Rinjani

Andre seketika ketawa melihat Kinan yang cemberut karena semburan Rinjani

“Apa lo malah ketawa... Jangan ketawa!” ucap Kinan kepada Andre dengan gaya meninju bahunya.

“aw haha ampun Ki...” ucap Andre dengan menahan tawanya.

“Sorry Ki ga sengaja.... hehehr" ucap Rinjani nyengir sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

Andre yang dari tadi memperhatikan agak ada sedikit keanehan pada Rinjani ini memberanikan diri untuk tanya langsung sama Rinjani.

“Rin... lu kenapa si.. gue perhatiin elu kayak ada yang aneh gitu... kayak ada yang lu sembunyiin.. ada hubungan apa lu sama Pak Mario?” Tanya Andre dengan hati-hati takut perkataannya menyinggung Rinjani.

Seketika Rinjani mendengarnya langsung membulat sempurnya kedua bola matanya. Dia lupa kalau yang sudah tau itu hanya Kinan, sededangkan Andre belum tau. Rinjani ga mau kalau diantara mereka bertiga ada sembunyi-sembunyi. Akhirnya Rinjani menjelaskan siapa Mario itu dan menambahkan penjelasannya bahwa dulu dia kesal sama Mario.

“Jangan-jangan lu sekarang suka sama Pak Mario Rin...” ucap Andre yang mendadak ceplos bilang seperti itu membuat Rijani hampir tersedak ke dua kalinya.

"Awas nyemprot lagi" imbuh Andre. Membuat Kinan dan Andre ancang-ancang takut kena semprotan Rinjani.

"Rese lu" ketus Rinjani.

“iya Rin, Benci itu juga bisa jadi cinta lho Rin” imbuh Kinan.

“gue ga tau.. ga mungkin juga deh kayaknya.. setara gue sama Mas Mario beda level. Mario sekarang mapan sedangkan gue apa-apa masih ngikut sama orang tua” jelas Rinjani

“Jangan bilang gitu dulu Rin, kalau cintanya tulus mah ga akan mandang materi juga Rin” imbuh Kinan yang seakan tau tentang yang namanya cinta.

“yeee elu kayak sok tau aja bahasa lo. Ngasih saran ke Rinjani tapi elunya jomblo” sahut Andre.

“Helloewwww situ kagak ngaca juga yeee... situ jomblo ngatain ane jomblo hah” jawab Kinan yang seakan ga mau kalah sama si andre.

Seketika membuat Rinjani tertawa akan sifat dari kedua temannya yang ga pernah bisa akur.

“Kalian tuh ya, bisa ga si akur sehari aja diem, anteng gitu... jodoh tau rasa lu” ucap Rinjani sambil ketawa menertawai kedua temen gesreknya itu

“No.. amit-amit” jawab Kinan sama Andre bebarengan.

Semakin membuat Rinjani gemas akan sifat kedua temanya ini. Waktu sudah memasuki waktu magrib kmereka bertiga sholat di Cafe setelah itu Kinan dan Andre pamit pulang dulu, sedangkan Rinjani masih di dalam Cafe memesan Burger untuk Dimas adiknya dirumah.

Ketika Rinjani sedang berdiri di depan kasir, sambil memperhatikan menu yang tersedia seketika Mario berjalan mendekat kesamping Rinjani sambil melihat menu yang ada.

“Bagaimana Cafe akhir-akhir ini? Apa perlu menambah menunya?” tanya Mario terhadap pelayan didepannya

“Alhamdulillah Pak, Cafenya akhir-akhir ini sangat ramai pengunjung. Menu yang menjadi andalan yaitu Burger pak.. Urusan menambah menu makanannya saya serahkan ke Pak Mario itu merupakan ide-ide bagus” jawab pelayan itu.

“Hm...” ucap mario singkat.

Sedangkan Rinjani yang berdiri disamping Mario diam tak bergeming sedikitpun sambil mengeluarkan keringat dingin. Kening mario berkerut melihat Rinjani dari ujung ekor matanya seperti itu.

“Kau kenapa pucat begitu? Apa kau baik-baik saja?” ucap Mario menghadap ke arah Rinjani berdiri

Rinjani menoleh ke kanan dan kiri memastikan bahwa orang yang ada disampingnya sedang bicara dengan dirinya atau tidak.namun Rinjani menangkap hanya dirinya saja yang ada di depan kasir.

“Aku bicara padamu Rinjani” ucap Mario.

“ii...iya aku baik-baik aja Mas mario” balas Rinjani gugup yang tidak dijawab oleh mario lagi.

Ada dengusan kecil dari nafas Rinjani..

“Ambilkan dia minum, aku ga mau kalau ada pelanggan yang sakit di Cafe ini” ucap Mario seraya pergi dari tempat tersebut.

Pelayang menyodorkan segelas teh gelas hangat dan diminum oleh Rinjani

“Terimakasi tehnya, kau tak perlu repot-repot” ucap Rinjani kepada pelayan tersebut.

“sama-sama mbak, tidak sama sekali mbak. Pak Mario memang begitu mbak orangnya. Kelihatannya dingin tapi sebenernya hatinya lembut” imbuh pelayan tersebut.

Seketika burger yang dipesan Rinjani pun jadi dan Rinjani langsung menuju ke parkiran dan segera pulang.

***Di Rumah***

Sesampainya dirumah, Rinjani langsung masuk ke kamar dan segera membersihkan diri, seketika sadar bahwa dirinya membeli burger untuk adiknya. Rinjani membeli 2 bungkus burger untuk adikny dan tersisa satu terserah mau dimakan sama bapaknya atau ibunya. Rinjani segera menuju ke ruang keluarga dan menonton tv bersama disitu.

“Nih dek.. mbak bawain jajan kesukaan mu” ucap Rinjani seraya meletakkan burger tepat didepan adinya.

“wah makasih ya mbak.. lain kali sekalian minumnya ya mbak, kalau burger doang mah nanti haus mbak hahaha” ucap adiknya kepada sang kakak.

“boro-boro dibeliin dasar punya adik tengil” ucap Rinjani seraya mengambil Bantal dan memukulkan pada adiknya.

“Baru pulang Rin? Habis dari mana aja ?” tanya bapak yang tiba-tiba masuk nimbrung ke ruang tv.

“Habis kencan nih pasti pak hahaha" ucap Dimas  yang tak lain ialah adik kandung Rinjani

“Ngarang pak dia...tadi Rinjani waktu mau pulang diajakin sama temen kantor buat jajan bareng dulu” jelas Rinjani kepada sang Bapak.

“Iya gak papa atuh kalau mbak Rinjani udah punya pacar” ucap Pak Bagus sambil mengusap rambut putrinya itu.

Seketika rinjani terbelalak kedua matanya mendengar ucapan bapaknya seakan setuju jika Rinjani memiliki seorang kekasih.ya sejak SMP memang Rinjani takut pacaran lantaran sang Bapak akan memarahinya jika itu akan mengganggu anaknya dalam belajar.

“Mbak memangnya sudah mempunyai Kekasih?” tanya Bapak.

.

.

VISUAL CAST

RINJANI AMALIA

.

MARIO ARDIANSYAH

DIMAS SAPUTRO

ANDRE MAHESA

KINAN PRAMESWARI

.

.

Jangan lupa follow intagram ku ya @nurwanti_anggraeni

mohon maf apabila ada salah dalam penulisan, karena author baru pertama kali ini membuat suatu karya

terimakasih kepada teman-teman yang sudah mampir untuk membaca.. jangan lupa vote kami

terimakasih