Soraya berjalan masuk kedalam kantor calon suaminya dengan girang, rasanya dia tidak sabar untuk mengajak Mario melihat gedung yang akan menjadi tempat pesta pernikahan mereka.
Saat akan masuk kedalam ruangan Mario, Soraya menghentikan langkahnya ketika mendengar obrolan Mario dan seorang wanita, Soraya tidak langsung masuk dia memutuskan untuk mendengar semuanya terlebih dahulu.
Mario mengusap wajah kasar, dia menatap wanita di depannya dengan marah bercampur kesal. Bagaimana tidak, saat pernikahannya dengan Soraya sudah dekat, tiba-tiba wanita ini datang mengatakan hamil anaknya.
Di masa lalu, Mario memang Playboy, selalu bergunta-ganti wanita, tapi ketika memutuskan untuk menikah dengan Soraya, Mario benar-benar bertaubat, dia hanya ingin fokus pada Soraya apalagi dia sangat mencintai Soraya. Tapi ternyata ketika dia akan menikah cobaan malah datang.
“Itu pasti bukan anakku, kau bisa saja tidur dengan lelaki lain.''
Regina dengan cepat menggeleng. "Tuan, walaupun saat itu Tuan sedang mabuk, pasti tuan mengingat bahwa Tuanlah yang pertama menyentuhku!" Regina menunduk, karena dia takut melihat wajah Mario yang terlihat sangat sangar.
Mendengar itu, Mario mengusap wajah kasar, lelaki itu memejamkan matanya menahan geram pada dirinya sendiri, seandainya dia tidak mabuk, sudah di pastikan dia tidak akan menyentuh wanita ini.
Dua bulan lalu Mario mendatangi bar untuk menghadiri pesta reuni, lelaki itu tadinya hanya akan sekedar menyapa teman-temannya, tapi entah kenapa dia malah terhanyut danamabuk, hingga di berakhir dengan Regina yang tak lain pelayan bar tersebut.
''Tuan, jadi aku harus bagaimana, tidak mungkin anak ini lahir tanpa status." Mata Regina membasah ketika mengatakan itu, wanita cantik itu benar-benar ketakutan. Bagaimana jika Mario tidak mau bertanggung jawab.
Tubuh Soraya diam mematung ketika mendengar pembicaraan di dalam, jangan di tanyakan betapa sakitnya Soraya saat ini, dia sedang mengandung anak Mario tapi Mario juga menghamili wanita lain.
Awalnya dia pun ragu pada Mario karena dia tau betul tabiat lelaki itu, tapi karena dia sedang mengandung anak Mario, dia memberanikan diri untuk yakin pada Mario, terlebih lagi Mario bersumpah mengatakan akan bertaubat.
Mario terdiam sejenak, lelaki tampan itu berusaha memutar otak, bagaimana cara mengatasi ini, dia tidak mau pernikahannya dengan Soraya batal, karena dia sangat mencintai Soraya, hingga tak lama, satu ide terlintas di pikiran Mario.
''Begini saja, kau pegi keluar negeri, urus anak itu di sana dan aku janji aku akan menanggung semuanya dan juga ...'
Mario menghentikan ucapannya ketika pintu ruangannya terbuka, mata Mario membulat setelah melihat siapa yang datang, siapa lagi jika bukan Soraya.
“So-Soraya!" Wajah Mario langsung memucat, ketika melihat Soraya, nafas lelaki itu mendadak tidak beraturan. Padahal, beberapa detik lalu dia berusaha untuk menyembunyikan Regina. Tapi, ternyata Soraya sudah terlebih dahulu mengetahui semuanya.
Barusan Soraya langsung masuk kedalam ketika mendengar Mario menyuruh wanita itu untuk pergi ke luar negri, dan Soraya sudah mengambil keputusan bahwa dia akan mundur dia tidak akan meneruskan pernikahannya dengan Mario.
Dia melihat ke arah wanita yang sedang duduk di sofa, tampilan wanita itu sangat sederhana, dan ketika melihat itu, dia mengingat Jena yang tak lain sahabatnya, yang di hamili oleh kakak angkatnya.
Dulu, ketika Jena mengandung, Joseph yang tak lain Kaka angkat Soraya tidak mau bertanggung jawab dan Jena terpaksa hidup seorang diri.
Dan Soraya tidak mau, nasib wanita ini sama seperti Jena, dan walaupun dia menikah dengan Mario, kehidupan pernikahannya tidaka akan tenang, sebab dia pasti akan teringat Mario menghamili wanita lain saat akan menikah dengannya dan dia tidak sampai hati untuk bersenang-senang di atas penderitaan wanita lain.
Satu yang Soraya syukuri, dia belum memberitahukan pada Mario, bahwa dia sedang mengandung, tidak apa-apa Soraya membesarkan anaknya seorang diri, toh dia adalah wanita yang mandiri.
Soraya tetap tenang, walaupun jantungnya tersayat, dia mendudukan diri di sofa, sedangkan Mario tentu saja sedang ketar-ketir apalagi ketika melihat raut wajah Soraya yang terlihat datar.
“Jadi, kau sedang mengandung anak Mario?” tanya Soraya, hingga Regina langsung menunduk kemudian mengangguk.
“Ya sudah, Mario. Nikahi dia, anakmu butuh status dan sosok seorang ayah." Soraya mengatakan itu dengan hati yang hancur.
”Soraya! Apa-apaan kau!" Mario yang tadinya takut, mendadak emosi ketika mendengar ucapan Soraya, bagaimana mungkin Soraya mengatakan itu
“Mario, hubungan kita cukup sampai di sini!" Setelah mengatakan itu, Soraya pun bangkit dari duduknya kemudian dia langsung Pergi meninggalkan Mario.
Satu Minggu berlalu
Soraya yang belum tidur sedari malam merasakan kepalanya nyeri dan perutnya terasa keram, terlebih lagi selama semingu ini banyak sekali yang Soraya pikirkan.
Ini sudah seminggu berlalu semenjak dia mengetahui tentang Mario yang menghamili wanita lain, dan selama seminggu ini pula Soraya lebih memilih menenangkan diri di hotel karena jika dia diam di apartemen Mario pasti akan terus datang.
Selama seminggu ini
Soraya benar-benar menjalaninya dengan penuh rasa sakit, dia mulai bingung bagaimana jika keluarganya tahu bahwa dia hamil diluar pernikahan, terlebih lagi Soraya mempunyai keluarga angkat dan kelurga kandung.
Lamunan, Soraya buyar ketika mendengar ponsel berbunyi, hingga Soraya pun langsung mengangkat panggilannya.
“Hallo, siapa ini?” tanya Soraya, karena dia tidak mengenal nomor orang yang memanggilnya.
“Cio?" Ulang Soraya, ternyata yang memanggil Soraya adalah Cio, bodyguard yang bekerja bersama keluarga angkatnya.
“ Nona bisa aku bicara denganmu sebentar?” tanya Cio di seberang sana.
“Silakan!”
Soraya menjatuhkan ponsel yang dia pegang ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Cio, rupanya Joseph yang tak lain Kaka angkatnya, menyuruh Cio untuk menikahinya.
Joseph dan Mario adalah sahabat, dan Joseph tahu betul Bagaimana tabiat Mario yang selalu berganti-ganti wanita, dan dia tidak mau Soraya menikah dengan Mario, karena jika Jospeh takut jika Soraya menikah dengan Mario, Soraya akan menderita, itu sebabnya Joseph sengaja membayar Cio untuk menikah dengan Soraya, terlebih lagi dulu Soraya pernah menyukai Cio.
Rasanya Cio ingin menolak tawaran Joseph, tapi dia butuh banyak biaya untuk operasi kekasihnya, dan karena bingung Cio langung menghubungi Soraya, setelah beberapa saat berlalu Soraya Langsung kembali mengambil ponselnya yang terjatuh, karena dia tiba-tiba terpikrkan sesuatu.
“Cio, kau masih di sana?" tanya Soraya.
”Ia, Nona. Aku masih di sini.”
“ Terima saja tawaran kakakku. Ayo kita menikah," jawab Soraya tanpa pikir panjang.
“Tapi nona aku masih punya kekasih."
“Tidak apa-apa, aku akan berpura-pura tidak tahu dan setelah kita menikah kau bebas dengan kekasihmu, dan aku akan hidup dengan anakku, aku hanya butuh status saja," jawab Soraya
8 tahun kemudian
waktu berlalu begitu cepat tidak terasa Ini sudah 8 tahun berlalu 8 tahun, dan 8 tahun lalu Soraya melahirkan bayi cantik yang dia beri nama Kirea, tidak banyak hal yang terjadi pada Soraya selama 8 tahun ini, semuanya tetap sama.
Selama 8 tahun ini pula, dia berhasil menyembunyikan pernikahan pura-pura bersama Cio, semua menganggap bahwa Soraya bahagia dengan suaminya. Dan Joseph juga merasa bersyukur karena dulu dia membayar Cio untuk menikah dengan Soraya.
Semuanya tetap sama, begitupun dengan perasaan Soraya, ini sudah 8 tahun berlalu Soraya pikir dia akan mudah melupakan Mario, tapi ternyata tidak. Nama lelaki itu masih bertengger di dalam hatinya, dia masih mencintai Mario walaupun ini sudah 8 tahun berlalu.
Tapi sayangnya 8 selama 8 tahun ini Mario benar-benar berbeda, lelaki itu selalu menatapnya dan menatap Kirea dengan tatapan benci, dan bahkan beberapa kali Mario pernah membentak Kirea karena Kirea tanpa sengaja mendorong Naina, anak Mario dengan Regina.
Kebetulan, Naina dan Kirea bersekolah di sekolah yang sama dan Mario selalu mengantar jemput Naina begitu pun dengan Soraya yang juga selalu mengantar jemput Kirea, hingga hampir setiap hari Soraya dan Mario bertemu.
Terkadang Soraya selalu merasa sesak ketika melihat kedekatan Mario dengan Naina, dan dia juga selalu merasa nyeri ketika Mario selalu menatap Kirea dengan tatapan benci.
Terlebih lagi selama 7 tahun ini, Kirea seperti tidak mempunyai sosok ayah, karena walaupun pernikahan palsunya dengan Cio masih berlanjut tapi Cio jarang sekali datang ke tempatnya dan hanya datang jika ada acara keluarga.
Setelah menikah Soraya sengaja pindah ke luar kota, tentu saja untuk menghindari keluarganya agar tidak terbongkar, dan yang paling penting dia ingin menghindari Mario dan melupakan lelaki itu, tapi ternyata mereka malah di pertemukan lagi.
Waktu menunjukkan pukul 12 siang, Soraya berusaha untuk terus menghubungi Cio, dia berniat untuk meminta tolong Cio menjemput Kirea di sekolahnya, karena dia tidak bisa meninggalkan aktivitasnya yang sedang cuci darah.
Ya, Soraya mempunyai masalah dengan ginjalnya dan mengharuskan dia untuk terus mencuci darah.
Sedari Dulu ginjal Soraya memang bermasalah, hanya saja saat itu dia menjalani transplantasi ginjal. Dan setelah bertahun-tahun berlalu, sepertinya ginjal Soraya kembali bermasalah, hingga dia harus kembali cuci darah.
Sebenarnya dokter sudah menyarankan untuk Soraya dioperasi, hanya saja kemungkinan Soraya selamat sangat kecil, terlebih lagi Soraya pernah mengalami operasi ginjal sebelumnya dan jika dioperasi lagi untuk kedua kalinya, tentu sangat berbahaya.
Dan Soraya memutuskan untuk terus mencuci darah, agar dia bisa menikmati waktunya bersama Kirea lebih lama lagi, karena Kirea hanya mempunyai dirinya.
Dan sekarang yang membuat Soraya bingung adalah tidak ada yang menjemput Kirea di sekolahnya. harusnya cuci darah sudah selesai setengah jam yang lalu, tapi karena ada keterlambatan, akhirnya Soraya tidak bisa tepat menjemput Kirea di sekolah.
Dan yang membuat Soraya panik, Cio tidak bisa dihubungi, dan dia juga tidak bisa meminta tolong kepada orang lain, mengingat di kota ini hanya sendiri, sedangkan keluarganya ada di kota lain.
”Suster, bolehkan aku menghentikan ini sekarang?" tanya Soraya, ketika suster masuk.
“Nona, ini hanya tinggal setengah jam lagi."
“Tapi putriku tidak ada yang menjemput di sekolahnya.” Raut wajah Soraya begitu panik, bahkan wajahnya sudah sangat memucat, membayangkan Kirea menunggu sendiri di sekolah.
“Nona, ini akan sangat berbahaya jika dihentikan di tengah jalan," balas suster yang menenangkan Soraya
***
Kirea melihat ke arah gerbang, rasanya dia ingin menangis ketika ibunya belum juga menjemput, sedangkan sebagian teman-temannya sudah pulang dan sudah dijemput oleh orang tuanya, dan jika ibunya belum datang Mungkin dia kan menunggu sendiri.
Tak lama Kirea langsung mundur ketika melihat Mario keluar dari mobil, dia sangat ketakutan pada Mario, karena dulu Mario pernah membentaknya dan memarahinya hanya karena dia tanpa sengaja mendorong Naina.
Dan setiap melihat ayah dari temannya, Kirea selalu bersembunyi. Sayangnya, Kirea tidak tau bahwa orang yang dia anggap ayah temannya adalah ayahnya juga
“Sus, tolong stop sekarang juga," ucap Soraya meminta suster untuk melepaskan alat-alat di tubuhnya.
“Nona, ini tidak bisa dilepaskan secara paksa. Akan berbahaya untuk anda," jawab suster tersebut yang berusaha menenangkan Soraya.
“Tapi, aku harus menjemput anakku, Sus," balas Soraya, karena panik, sekarang Soraya Sudah menangis, karena memba membayangkan Kirea menunggunya.
“Apa tidak ada keluarga yang bisa di hubungi?” tanya suster yang merasa iba dengan Soraya.
“Tidak ada, aku di sini sendiri," jawab Soraya. ”Kumohon, Sus, biarkan aku keluar sekarang juga.” Soraya benar-benar memohon pada suster.
“Nona, bagaimana jika anak anda di jemput oleh temanku?” tanya suster yang memberikan solusi pada Soraya.
”terimakasih, suster. Aku rasa itu ide yang bagus," ucap Soraya, dia langsung menyebutkan nama sekolah Kirea. Walaupun merasa tidak enak, tapi Soraya tidak punya pilihan lain.
“Sudah Nona Aku sudah menelpon temanku dan semoga secepatnya dia bisa sampai di sekolah," ucap suster membuat Soraya menghela nafas lega, dia sudah memberitahu teman suster itu di mana letak menjemput Kirea, dan juga sudah mengirimkan foto Kirea, tentu saja Soraya akan memberikan imbalan uang untuk teman suster itu.
Setelah suster pergi, Soraya menyandarkan tubuhnya ke belakang dia memejamkan matanya, berusaha mengatur nafasnya yang sempat tidak beraturan.
“Maafkan Mommy Kirea."
Seberapa pun rasa sakit yang di rasakan oleh Soraya di hidupnya, tapi ada yang sangat membuat Soraya bersyukur, di mana Kirea sama sekali tidak pernah membuatnya pusing, tidak pernah protes apa pun, gadis kecil itu seolah mengerti dengan kehidupan yang mereka jalani.
****
Kirea yang sedang bersembunyi terus melihat ke arah gerbang, berharap ibunya segera datang dan berharap juga mobil Mario segera pergi.
Jika hari-hari biasa dia melihat Mario datang ke sekolah, Kirea tidak akan terlalu takut karena dia selalu bersama ibunya, karena Soraya selalu menjemputnya tepat waktu. Tapi, sekarang ketika tidak ada Soraya, ketakutan Kirea menjadi berkali-kali lipat.
Saat fokus menunggu ibunya, tiba-tiba Kirea membekap mulutnya, dia Hampir saja berteriak ketika melihat serangga di dekatnya, dia berusaha untuk tetap diam di tempat tapi tidak bisa, sebab serangga itu semakin maju ke arahnya. Hingga tanpa sadar, Kirea berlari dan
Bugh
Kirea terjatuh, dia menabrak sebuah pilar di depannya, dan ketika mendengar pekikan dari samping, Mario langsung menoleh dia menatap datar pada Kirea yang mengaduh kesakitan, bahkan kening gadis kecil itu langsung membiru. Tapi Mario sama sekali tidak peduli, dia bahkan langsung menoleh ke arah depan lagi untuk mencari Naina, dan tidak berniat sama sekali untuk membantu Kirea berdiri.
Wajah Kirea benar-benar sangat mirip dengan Soraya, bahkan tidak ada satupun yang bagian mirip dengan Mario, hingga Mario benar-benar Tidak mengenali bahwa Kirea adalah putrinya sendiri.
Beberapa saat kemudian
”Kau Kirea?” tiba-tiba terdengar suara seorang wanita, hingga akhirnya Kirea yang masih merasa kesakitan dan duduk di lantai mengangguk.
“ Bibi Siapa?" tanya Kirea yang menatap wanita di depannya dengan bingung.
“Kenapa ada di lantai?” Alih-alih menjawab pertanyaan Kirea, wanita itu langsung bertanya dan mengulurkan tangannya pada Kirea membantu gadis kecil itu untuk berdiri.
Rupanya, wanita itu adalah teman perawat yang tadi dimintai tolong untuk menjemput Kirea.
“Kau tidak apa-apa?” tanya Lelga.
“maaf Bibi siapa, Kenapa Bibi tahu namaku?” Kirea kembali bertanya hal yang sama, karena dia benar-benar bingung siapa orang di depannya ini, hingga pada akhirnya Lelga pun memberitahukan semuanya, membuat Kirea menghela nafas, karena dia bisa keluar secepatnya dari sekolah.
Aku up 3 bab gengs scroll
****
''Mommy!" panggil Kirea ketika masuk kedalam ruang rawat Soraya, acara cuci darah Soraya sudah selesai. Tapi tubuh Soraya masih sangat lemah, hingga Soraya di sarankan untuk di rawat selama beberapa hari, agar kondisinya bisa di pantau oleh dokter.
'Soraya yang sedang melamun langsung menoleh ke arah pintu, dia tersenyum ketika melihat Kirea datang.
''Kemari!" titah Soraya, hingga Kirea langsung berjalan ke arah brankar yang di tempati ibunya.
"Mana bibi yang menjemputmu?" tanya Soraya, karena dia belum mengatakan terimakasih, tapi Soraya sudah menitipkan uang pada suster yang tadi membantu menelpon Lelga, walaupun suster itu sempat menolak uang dari Soraya,tap Soraya memaksanya.
"Oh, bibi itu sedang berada di luar, dia sedang menelpon," jawab Kirea. "Mommy, apa tubuh mommy sakit lagi?" Kirea kembali bertanya karena ini bukan pertama kalinya dia melihat Soraya dirawat dan setiap Soraya di rawat tentu saja Kirea akan menemani ibunya.
"Hmm, Mommy sakit lagi, tapi tidak terlalu sakit seperti biasa, besok juga kita bisa pulang," sambung Soraya lagi, wanita cantik itu menggeser tubuhnya kemudian dia menyuruh Kirea untuk naik ke brankar.
***
"Tumben sekali Soraya menelpon sebanyak ini,' lirih Cio, tadi dia sedang ada pekerjaan hingga dia tidak bisa mengangkat panggilan dari Soraya, dan setelah beberapa saat berlalu, Cio pun langsung kembali menelpon istri kontraknya.
''Hallo, Soraya ada apa, maaf tadi aku tidak mengangkat panggilanmu karena ada pekerjaan,'' ucap Cio ketika Soraya mengangkat panggilannya.
"Tadi, aku ingin minta tolong untuk menjemput Kirea, karena Kirea tidak ada yang menjemput sebab aku di rawat di rumah sakit," jawab Soraya di sebrang sana, membuat mata Cio membulat, dia langsung di hinggapi rasa bersalah.
''Soraya, maafkan aku, kau di rawat di rumah sakit mana?" jawab Cio, walaupun dia sangat jarang mendatangi Soraya, tapi jika ada hal urgent seperti ini Cio akan selalu mengusahakan datang.
“Aku di rawat di rumah sakit xxx. Cio bisakah kau datang dan bolehkah aku menitip Kirea, sehari saja.”
“Tentu, aku akan datang sekarang juga, aku akan menjaga Kirea."
Dan setelah di beritahu oleh Soraya rumah sakit tempatnya di rawat, akhirnya Cio pun langsung menyalakan mobilnya dan menjalankannya. Biasanya Soraya Jarang sekali meminta tolong pada Cio, tapi kali ini Soraya terpaksa meminta tolong agar Cio membawa Kirea pulang, dia tau putrinya tidak nyaman tinggal di rumah sakit.
***
Cio turun dari mobil, lelaki itu langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit dan ketika masuk, dia langsung bertanya pada resepsionis ruang rawat Soraya dan ketika sudah di beritahu oleh resepsionis, Cio pun langsung berjalan ke arah lift untuk pergi ke ruangan istrinya.
Cio membuka pintu, dan ternyata saat dia masuk, Kirea sedang tidur di samping Soraya, sedangkan Soraya yang sedang melamun langsung menoleh ke arah Cio kemudian tersenyum.
Jantung Cio berdetak dua kali lebih cepat ketika melihat Soraya tersenyum padanya, untuk pertama kalinya, selama 8 tahun dia menikah palsu denagn Soraya dia merasa aneh ketika Soraya tersenyum padanya.
"Cio!'' panggil Soraya ketika Cio menatapnya dengan aneh, hingga cio langsung tersadar, lelaki itu pun langsung berjala ke arah brangkar.
"Soraya, kenapa kau bisa sampai seperti ini," tanya Cio.
''Oh, aku hanya kelelahan," jawab Soraya berbohong. "Cio, apa kau sedang sibuk, boleh aku meminta tolong, bisakah kau membawa Kirea pulang, dia tidak membawa baju ganti dan dia juga pasti tidak nyaman jika harus menginap di sini," ucap Soraya. “Tapi itu pun jika kau bisa," sambungnya lagi, hingga Cio mengangguk.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!