NovelToon NovelToon

Married With Daddy

Bab. 1.

Seorang gadis cantik berjalan dengan gestur tubuh yang tampak riang gembira. Dia langsung membuka pintu suatu kamar.

“Papa... happy birth day..” teriak gadis cantik itu sambil tersenyum lebar dan berlari ke tempat tidur Sang Papa. Lalu memeluk tubuh Sang Papa yang masih berbaring di atas tempat tidur.

“Thanks sayang... “ ucap Sang Papa sambil membalas memeluk tubuh anak gadisnya.

“Pa aku punya kado istimewa buat Papa.” Ucap gadis cantik itu yang bernama Bebby. Sang Papa yang bernama Daniel pun segera bangkit dari tidurnya lalu mereka berdua duduk di tepi tempat tidur.

Bebby merogoh saku celana kulotnya dan sesaat kemudian dia sudah memegang satu kotak kecil yang cantik dan Bebby sambil tersenyum membuka kotak kecil itu lalu menyodorkan pada Sang Papa.

“Cincin?” gumam Daniel saat melihat ada dua buah cincin yang sama hanya beda ukuran alias satu pasang cincin di dalam kotak perhiasan itu.

“Iya Pa, buat Papa dan aku , couple ini Pa agar kita selalu bersama.” Ucap Bebby sambil mengambil satu cincin yang lebih besar dan dipasangkan pada jari manis sang Papa. Dan Bebby kemudian mengambil satunya dan dipasang sendiri di jari manisnya.

“Ayo difoto Pa cincin yang sudah ada di jari kita seperti artis artis itu.” Ucap Bebby sambil mengangkat tangannya yang sudah terpasang cincin.

“Ha... ha... ha...” tawa Daniel pecah mendengar dan melihat tingkah laku Bebby.

“Love you Pa..” ucap Bebby selanjutnya sambil memeluk tubuh Sang Papa dan mencium pipi Sang Papa.

“Love you to Beb..” ucap Daniel lalu mencium kening Bebby dan pipi Bebby akan tetapi tiba tiba, Bebby mencuri kesempatan dengan mencium bibir Sang Papa dengan bibirnya. Dan Daniel pun sangat kaget saat bibir kenyal Bebby menempel di bibirnya.

“Heeeii anak Papa mulai nakal ya? Papa tidak pernah mengajari ciuman bibir. No... No... No.. No... itu tidak boleh dilakukan untuk kita. Kamu boleh melakukannya buat kekasih kamu.” Teriak Daniel sambil memundurkan wajahnya sebab Bebby tiba tiba mencuri mencium bibir Daniel.

“Kekasihku kan Papa. Aku cinta benar sama Papa.. maunya kita terus bersama Pa. Kita nanti menikah ya Pa.. “ ucap Bebby sambil tersenyum malu.

“Beb, aku Papa kamu. Ada banyak laki laki muda yang suka pada kamu.” Ucap Daniel yang kini memeluk Bebby dari samping.

“Pa, mereka tidak sehebat Papa. Papa sangat sayang pada aku, Papa begitu melindungi aku sejak kecil. Papa keren Papa pokoknya segalanya buat Bebby. Papa tahu kan sudah sejak kecil cita citaku menikah sama Papa.” Ucap Bebby sambil menatap wajah Daniel penuh kekaguman.

“Itu kan keinginan banyak anak perempuan saat masih kecil yang begitu mengidola Papanya. Dengan berjalannya waktu keinginan itu hilang karena pemahaman etika juga relasi yang semakin luas akan melihat ada laki laki yang lebih hebat dari Papa nya. Dan yang pasti akan muncul rasa cinta asmara pada laki laki yang lebih pantas.” Ucap Daniel sambil mengusap usap puncak kepala Bebby.

“Pa, tapi keinginanku tidak berubah aku ingin menikah sama Papa. Pegang ini dadaku berdebar debar enak kalau dekat Papa.. ini cinta asmara Pa..” ucap Bebby yang dengan segera menarik telapak tangan sang Papa dan ditaruhnya di dadanya yang sudah montok dua bukit kembar nya.

“Hust! .. Sudah, jangan terlalu banyak bercanda. Dan tidak boleh diulangi lagi ya bibir kamu nempel di bibir Papa.” Ucap Daniel sambil menarik telapak tangannya, sebab Daniel pun juga berdebar debar jika tangannya menempel di dada montok anaknya.

“Pa, akan kuhapus dengan mencium sekali lagi he... he... he..” ucap Bebby sambil tertawa kecil.

“Anak nakal.” Ucap Daniel sambil menjewer telinga Bebby.

“Adduuhhh sakit Pa.” Teriak Bebby..

Sesaat pintu kamar Daniel terbuka dan muncul sosok seorang perempuan setengah baya. Dia lah Nyonya Frederick , Mama dari Daniel.

“Beb, kamu pagi pagi sudah ke sini. Oma kalah cepat.” Ucap Nyonya Frederick sambil terus melangkah ke tempat tidur Daniel.

“He.. he.. iya dong Oma.. ini kan hari spesial Papa, orang tercinta.” Ucap Bebby sambil tertawa kecil dan menatap Sang Papa.

“Ya, sudah sana kamu cepat mandi bukannya kamu kuliah pagi hari ini.” Ucap Nyonya Frederick lalu duduk di tepi tempat tidur di samping Daniel.

“Oma ada perlu penting sama Papa.” Ucap Nyonya Frederick selanjutnya.

“Oma apa tidak lihat aku sudah cantik gini dan harum semerbak mewangi gini...” ucap Bebby sambil tersenyum manis.

“Ya sudah sana keluar, Oma mau bicara penting sama Papa.” Ucap Nyonya Frederick sekali lagi. Daniel pun menyuruh anak gadisnya untuk keluar dari kamarnya.

“Happy birth day Dan...” ucap Nyonya Frederick sambil memeluk tubuh Daniel dan mencium pipi kiri kanan.

“Terima kasih Ma.” Ucap Daniel sambil membalas peluk cium Sang Mama.

“Dan, hari ini usiamu sudah tiga puluh sembilan tahun. Pokoknya tahun ini kamu harus sudah menikah. Aku dan Papa kamu sudah semakin tua, ingin segera punya menantu. Kalau aku bilang ingin punya cucu kamu pasti akan bilang sudah ada Bebby.” Ucap Nyonya Frederick setelah melepas pelukannya.

“Ma, aku sudah bahagia dengan hidupku sekarang ini Ma.” Ucap Daniel yang merasa hidupnya enjoy enjoy saja meskipun belum menikah di usia yang sangat matang.

“Tidak bisa Dan, kamu harus menikah tahun ini. Lihat Mama punya beberapa calon.” Ucap Nyonya Frederick lalu memperlihatkan layar hand phone miliknya pada Daniel.

“Ini Anita dia sekretaris sebuah perusahaan, cantik pintar pasti bisa mengimbangi cara pikir kamu. Lihat cantik bukan?” ucap Nyonya Frederick sambil tersenyum melihat foto satu gadis yang cantik.

“Ini Stefani seorang designer sekaligus model juga, hebat kan? Soal kecantikannya tidak perlu diragukan, cantik, modis, elegan saat cocok untuk menjadi pendamping kamu.” Ucap Nyonya Frederick lagi sambil memperlihatkan foto gadis lainnya.

“Dan ini Miranda, entrepreneur wanita muda yang sangat handal, sudah mulai mengekspor produk produknya. Cantik, pintar, kaya.. Mama setuju yang ini.” Ucap Nyonya Frederick lagi

“Kamu pilih yang mana, Mama dan Papa mengikut kamu saja.” Ucap Nyonya Frederick sambil tersenyum menatap putera tunggalnya.

“Ma please jangan bebani aku dengan masalah ini Ma. Sudah aku mau mandi.” Ucap Daniel lalu dia bangkit berdiri.

“Hei, Mama belum selesai bicara. Dan .. kuping Mama sudah panas dengan omongan orang orang tentang kamu yang dibilang impoten lah, gay lah, miring tidak tegak lah ....” suara Nyonya Frederick dengan sangat lantang.

Sementara itu di balik pintu kamar Daniel ada satu sosok orang berdiri dengan satu kuping nempel di daun pintu. Seorang gadis cantik pemilik kuping itu, tiba tiba jantungnya berdetak lebih cepat.

“Hah? Apa benar Papa seperti itu?” gumam sosok cantik di balik pintu itu yang tidak lain adalah Bebby.

“Itu tidak boleh itu terjadi pada Papa. Papa Daniel harus menikah dengan aku.” Gumam Bebby sekali lagi sambil mengepalkan telapak tangannya. Kedua matanya pun tampak berkaca kaca dan dadanya terasa sakit.

“Aku harus bisa mengalahkan perempuan perempuan yang ditawarkan oleh Oma itu. Aku harus bisa membuat Papa menjadi normal tidak miring. Aku Bebby Daniella Putri ga pakai duyung. Seorang mahasiswi semester tiga, cantik sexy sintal, imut, baik hati.. Apa lagi ya... pokoknya aku harus... .” ucap Bebby sambil berpikir pikir akan tetapi tiba tiba. ada yang terasa sakit di bagian tubuhnya.

“Eeee eeee aduuuuuh sakiiiit..” teriak Bebby sebab satu telinganya terasa sakit akibat ada yang menarik.

Bab. 2.

“Ini anak suka nguping pembicaraan orang dewasa ya...” suara seorang laki laki yang tidak lain adalah Tuan Frederick.

“Opa lepas dong... sakit...” teriak Bebby sambil meringis kesakitan.

“Opa please lepas dong..” ucap Bebby lagi sebab Tuan Frederick masih saja menarik telinga Bebby.

“Lain kali tidak boleh lagi nguping pembicaraan orang tua.” Ucap Tuan Frederick lalu melepas jewerannya pada telinga Bebby dan setelah Bebby pergi sambil mengusap usap telinganya , Tuan Frederick pun segera masuk ke dalam kamar Daniel.

Keesokan harinya adalah hari week end. Daniel libur kerja dan Bebby libur kuliah . Mereka sudah berencana akan jalan jalan berdua untuk menikmati hari liburnya, memang seperti itulah yang mereka berdua lakukan sejak Bebby masih kecil.

Akan tetapi saat mereka berdua sudah membuka pintu utama Mansion. Betapa kagetnya mereka berdua saat ada sebuah mobil yang belum mereka kenal masuk ke halaman Mansion.

“Siapa Pa?” tanya Bebby.

Di saat Daniel belum juga menjawab pertanyaan dari Bebby, mereka berdua dikagetkan oleh suara Nyonya Frederick.

“Itu mereka sudah datang. Ayo kita temui mereka. Kalian jangan pergi pergi.” Ucap Nyonya Frederick yang berdiri di belakang Daniel dan Bebby.

Tampak mobil tamu yang sudah berhenti itu pintu depan dan pintu belakang kemudi terbuka. Dan muncul tiga sosok orang yang turun dari dalam mobil. Satu orang perempuan setengah baya, satu orang laki laki setengah baya. Dan satu orang lagi seorang perempuan muda yang cantik jelita dengan gaun yang feminin yang tampak elegan.

“Siapa mereka Oma?” tanya Bebby dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

“Itu calon Mama kamu dan Oma Opa kamu.” Jawab Nyonya Frederick sambil tersenyum lalu melangkah maju untuk menyambut sang tamu.

DEG

Jantung Bebby terasa seketika berhenti mendengar kalimat yang diucapkan oleh Nyonya Frederick apalagi melihat sosok dan wajah cantik seorang perempuan muda yang sedang turun dari mobil itu. Bebby terus memegangi dadanya dan satu tangannya memegang lengan kekar Sang Papa. Sedangkan Daniel hanya diam dan masih berdiri di depan pintu. Dia sudah diberi tahu oleh Tuan dan Nyonya Frederick tentang perjodohan itu namun tidak mengira akan datang pagi ini.

“Beb, sana kamu panggil Opa dan bantu Ibu menyiapkan jamuan pada tamu spesial kita.” Ucap Nyonya Frederick sambil menoleh ke arah Bebby.

“Pa..” ucap Bebby dengan suara pelan dan rasanya ingin menangis.

“Sana turuti perintah Oma.” Ucap Daniel pelan. Bebby pun tidak membantah perintah Sang Papa, dia langsung melangkah menuju ke ruang makan.

Sementara itu, Tuan dan Nyonya Frederick juga Daniel menemui tamu tamu spesial di ruang tamu

“Seperti yang sudah aku katakan lewat telepon. Daniel sudah setuju menikah dengan Miranda. Karena kesibukan dia membuat dia lupa menikah.” Ucap Nyonya Frederick sambil tersenyum menatap Daniel dan Miranda.

“Kalau begitu memang jodoh dengan Miranda. Sama dia juga begitu hingga usianya sudah menjelang kepala tiga masih juga tidak punya calon.” Ucap Nyonya Agusta sambil tersenyum melirik pada anak gadisnya.

“Hanya sibuk dengan urusan bisnisnya. Siang nanti dia juga akan ke Singapore untuk urusan bisnis. Maka pagi pagi dia aku ajak ke sini.” Ucap Tuan Agusta menyambung ucapan sang istri.

“Kalau keduanya sudah setuju. Kita tinggal tentukan harinya saja. Sudah sama sama dikejar umur ha... ha... ha...” ucap Nyonya Frederick yang sudah tidak sabar untuk menikahkan anaknya.

“Benar. Maka kita temukan kedua nya agar mereka bisa melihat jadwal mereka yang kosong.” Ucap Tuan Frederick dan Tuan Agusta pun mengangguk tanda setuju.

Sementara itu Bebby yang menguping dan mengintip dari balik dinding penyekat ruang tamu mulai berkaca kaca kedua matanya. Dan dengan satu kedipan saja air di dalam matanya sudah tumpah.

“Papa mengkhianati cintaku. Ternyata Papa menerima perjodohan itu hiks.. hiks...” ucap Bebby sambil terisak isak. Bebby lalu melangkah meninggalkan tempat dia berdiri. Bebby melangkah menuju ke ruang makan dan seterusnya dia melangkah menuju ke pintu samping..

“Non! Mau ke mana? Ini ayo kita keluarkan jamuannya. Tadi Oma bilang Nona Bebby yang bawa jamuan ke depan. Tinggal dorong saja Non, atau Ibu yang dorong mejanya Non Bebby hanya menaruhkan di meja sana.” Teriak Ibu kepala pelayan.

Bebby terus melangkah tidak menghiraukan teriakan si Ibu pelayan. Bebby berjalan ke luar dari Mansion lewat pintu samping.

Bebby berjalan menuju ke garasi mobil. Selanjutnya dia membuka pintu mobil nya dan menjalankan mobil itu keluar dari garasi dan terus keluar dari halaman Mansion .

“Hiks... Papa kenapa mau menikah dengan perempuan itu.. Papa kenapa menolak cintaku hiks.. Hiks.. Aku... Aku harus ke mana...” ucap Bebby dengan wajah berurai air mata dan terus melajukan mobilnya.

Mobil yang dikemudikan oleh Bebby melaju dengan kencang menyusuri jalan raya jalur menuju ke kampusnya.

Beberapa menit kemudian mobil berhenti pada suatu halaman tempat kost puteri. Kost tempat Eliza sahabat Bebby. Setelah turun dari mobil Bebby segera melangkah menuju ke kamar Eliza.

“Beb, kenapa kamu?” tanya Eliza saat melihat wajah Bebby yang sembab dan masih berurai air mata.

“El, Papa mau menikah hiks.. Hiks...” ucap Bebby sambil mengusap air matanya.

“Kenapa kamu bersedih begitu? harusnya kamu bahagia kamu akan punya figur Mama. Berdoa saja semoga dia perempuan baik baik dan sayang pada kamu.” Ucap Eliza sambil menuntun Bebby dan diajak duduk di tepi tempat tidur nya.

“El, aku patah hati. Patah sepatah patahnya. Remuk El... Hiks....Hiks... Hiks...” ucap Bebby sambil menangis tersedu sedu.

“Beb, jangan begitu Papa kamu juga butuh seorang perempuan sebagai pendamping. Kamu tidak boleh egois.” Ucap Eliza sambil mengusap usap punggung Bebby.

“Yang memaksa untuk menikah itu Oma dan Opa, hiks ...Hiks.... tapi akhir nya Papa juga mau.. Hiks....Hiks....Aku harus bagaimana El.. Aku bingung.. Aku bisa mendampingi Papa, selama ini begitu kalau ada acara acara aku juga bisa mendampingi Papa..”

“Beb .. Papa kamu juga butuh teman tidur...”

“Sejak kecil aku juga menemani Papa tidur. Setelah haid saja aku sudah tidak boleh lagi tidur sama Papa... Padahal aku juga bisa menjadi teman tidur Papa.”

“Beb, maksud aku itu teman ginian nich....” ucap Eliza sambil merapatkan kedua telapak tangannya dan digerak gerakkan alias digoyang goyangkan sebagai simbul penyatuan dua orang yang sedang goyang goyang enak.

“El, aku mau, aku mau menikah sama Papa aku sangat mencintainya.”

“What?” ucap Eliza dengan nada dan ekspresi kaget, matanya sampai melotot.

“Itu tidak boleh Beb, melanggar norma dan etika. Kayak tidak ada laki laki lain saja. Itu ada Richo, Leon, Hazel, Archi, Henry, Supri, Eko,... semua laki laki tulen sudah antri mau jadi teman dekat kamu dan berharap menjadi kekasih kamu.” Ucap Eliza selanjutnya.

“Kamu tidak tahu perasaanku El. Aku sangat mencintai Papa.”

“Ya sama lah, aku juga sangat mencintai Papaku, tapi cinta pada orang tua Beb, bukan cinta pada lawan jenis untuk dijadikan suami.”

“Otak kamu itu perlu disikat.” Ucap Eliza sambil memegang kepala Bebby bagian atas

“Hua... hua... hua... hua... Kamu jahat El...hua... hua... hua...” Bebby menangis sekencang kencang nya

“Beb.. ssstttt .. ssttt... Kamu jangan gila Beb..” ucap Eliza yang tampak panik dan bingung sebab tangis Bebby semakin keras.

“Aku memang sudah gila.. hua... hua... hua...” ucap Bebby di sela sela tangis kencangnya.

“Beb, diem nanti orang orang ke sini. Kamu itu benar benar gila. Cinta buta, cinta gila. Untung saja Papa kamu masih waras.” Ucap Eliza sambil membungkam mulut Bebby.

Bab. 3.

Sementara itu di Mansion Frederick. Miranda dan kedua orang tuanya sudah pulang. Pertemuan itu sudah didapat suatu kesepakatan jika pernikahan Miranda dan Daniel akan diadakan tiga bulan lagi. Akan tetapi satu bulan lagi akan diadakan acara lamaran.

“Sudah Dan, kamu itu harusnya bersyukur mendapat jodoh Miranda. Sudah cantik, pintar, kaya punya bisnis sendiri dan usia sudah matang dua puluh delapan tahun, pas itu habis menikah langsung program hamil.” Ucap Nyonya Frederick dengan penuh semangat.

“Biar orang orang yang menuduh kamu laki laki tidak normal itu terdiam. Sudahlah yakin pasti lama lama kamu juga akan cinta. Cinta akan tumbuh kalau sering bersama. Tresno jalaran soko kulino kalau orang Jawa bilang.” Ucap Nyonya Frederick lagi. Sedangkan Daniel hanya diam saja.

“Kamu segera siapkan acara lamaran untuk satu bulan lagi. Pesan segala yang dibutuhkan untuk srah srahan. Jangan sampai memalukan keluarga Frederick kamu anak satu satu nya keluarga Frederick.” Ucap Tuan Frederick sambil menatap Daniel yang duduk sambil mengusap usap layar hand phone miliknya.

“Habis itu persiapan untuk acara pernikahan, buat acara pernikahan semeriah mungkin sebaik mungkin, sehebat mungkin.” Ucap Nyonya Frederick masih dengan penuh semangat yang berapi api.

“Mama dan Papa saja yang menyiapkan semuanya.” Ucap Daniel santai.

Daniel yang sebenarnya tidak menyukai Miranda itu akhirnya dengan malas bangkit berdiri dan berjalan menuju ke kamarnya.

“Hmmm semua demi nama keluarga dan demi Bebby agar tetap bisa tinggal di sini. Aku tidak bisa hidup tanpa bocah itu.” Gumam Daniel sambil tersenyum membayangkan betapa hidup dia lebih berwarna semenjak dia membawa Bebby masuk ke dalam Mansion ini.

“Baiklah biar aku yang mengalah demi keluarga.” Ucap Daniel selanjutnya sambil masuk ke dalam kamar nya.

“Hmm tapi kenapa sejak tadi aku tidak melihat Bebby ya..” gumam Daniel setelah sadar sejak tadi tidak melihat sosok Bebby.

“Ahh pasti itu anak ngambek sembunyi di kamarnya.” Gumam Daniel lalu keluar dari kamarnya menuju ke kamar Bebby yang tidak jauh letaknya dari kamarnya.

Sesaat kemudian Daniel yang sudah berada di depan kamar Bebby segera membuka pintu kamar Bebby.

“Beb...” ucap Daniel saat tidak melihat sosok Bebby di kamar .

“Beb, kamu di mana?” teriak Daniel sambil berjalan menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Bebby.

TOK TOK TOK

“Beb.” Teriak Daniel akan tetapi tidak ada suara sautan dari Bebby. Daniel pun segera membuka pintu kamar mandi. Saat dilihat tidak ada Bebby di dalam kamar mandi Daniel segera melangkah menuju ke tempat pesawat telepon yang ada di dalam kamar Bebby.

“Kok tidak diterima.” Gumam Daniel saat menghubungi nomor hand phone milik Bebby.

Daniel segera melangkah keluar dari Mansion dan berjalan dengan cepat menuju ke garasi mobilnya.

“Ke mana anak itu pergi? Pasti ke rumah Reta atau ke kost Eliza.” Gumam Daniel dalam hati, sambil terus melajukan mobilnya.

Daniel melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke rumah Reta. Akan tetapi dia mengalami kekecewaan karena tidak mendapatkan Bebby di sana.

“Masih ada harapan di kost Eliza.” Gumam Daniel dalam hati lagi.

Daniel pun melanjutkan pencariannya menuju ke kost Eliza. Dan Daniel tersenyum saat melihat mobil milik Bebby parkir di halaman kost.

Daniel yang sudah tahu kamar Eliza pun segera melangkah menuju ke kamar Eliza. Beberapa mahasiswi penghuni kost yang berada di luar kamar menatap kagum sosok Daniel.

TOK TOK TOK

Daniel mengetuk ngetuk pintu kamar Eliza. Dan tidak lama kemudian pintu itu terbuka muncul sosok Eliza. Daniel melonggokkan kepalanya ke dalam kamar dan dia tersenyum senang dan lega hatinya saat melihat sosok Bebby di dalam kamar Eliza.

“Kamu itu bikin khawatir Papa saja.” Ucap Daniel sambil melangkah masuk ke dalam kamar lalu duduk di samping Bebby sambil memeluk tubuh Bebby dari samping.

“Om Daniel itu memang keren, tampan, ganteng. Dokter lagi. Tapi mosok mau menikah sama anaknya sendiri. Dari pada sama Bebby anak Om sendiri, mending sama Eliza, Om. Eliza mau kok punya sugar daddy macam Om Dan he... he... he..” ucap Eliza sambil tertawa kecil.

“Tidak boleh Eliza... Kamu juga gila!” teriak Bebby sambil cemberut dan memeluk tubuh sang Papa dari samping dengan posesif.

“Kalian berdua memang gila.” Ucap Daniel sambil memencet hidung mancung Bebby.

“Gini nich Beb, Papa akan menikah dengan Miranda itu demi kebaikan kita bersama. Papa yang sudah hampir empat puluh tahun belum memiliki istri menjadi omongan orang. Oma dan Opa jadi pusing tensi naik terus.” Ucap Daniel selanjutnya dengan nada serius.

“Dan lebih dari pada itu, demi kamu Beb, agar kita tetap bersama, jika Papa tidak mau menerima perjodohan dengan perempuan pilihan Oma dan Opa. Kita akan dipisahkan kamu akan dikirim ke suatu tempat..” ucap Daniel selanjutnya.

“Hiks.. hiks... hiks.. aku mau dikirim ke mana Pa? Ke panti ya Pa? Oma kalau marah pasti mengancam aku mau dikirim ke panti. Hiks.. hiks...” ucap Bebby sambil menangis tersedu sedu. Sejak dia masih kecil selalu dirakit takuti oleh Nyonya Frederick jika Bebby nakal dan malas dikirim ke panti asuhan yang banyak pekerjaan dan diberi sedikit makanan.

“Sepertinya lebih dari pada itu dech Beb. Kamu akan dikirim ke rumah sakit jiwa.” Gumam lirih Eliza yang didengar oleh Bebby.

“Sama kamu!” teriak Bebby sambil melotot ke arah Eliza.

“Ayo sekarang kita pulang. Papa sedih merasa sepi kalau tidak ada kamu.” Ucap Daniel sambil mengusap usap puncak kepala Bebby.

“Kamu ikut di mobil Papa saja, biar mobil kamu diambil sopir nanti.” Ucap Daniel lagi.

“Pa. Tapi aku minta syarat.” Ucap Bebby dengan serius sambil menatap Daniel.

“Apa?” tanya Daniel dan Eliza secara bersamaan.

“Papa nikahnya dengan perempuan itu setelah aku lulus kuliah ya..” ucap Bebby sambil tersenyum manis

“Hah?” suara Daniel dan Eliza secara bersamaan.

Di saat Daniel dan Eliza masih terbelalak kaget dengan syarat yang diajukan oleh Bebby. Terdengar suara dering hand phone di saku kemeja Daniel. Daniel pun segera mengambil hand phone miliknya.

“Itu pasti akal akal kamu Beb, kamu pasti akan dilama lamain lulusnya, dan bisa bisa jadi mahasiswi abadi.” Bisik lirih Eliza pada Bebby, di saat Daniel sedang melihat layar hand phone miliknya.

Tampak kening Daniel mengerut melihat layar hand phone miliknya.

“Kenapa Pa? Siapa yang menelepon?” tanya Bebby yang melihat ekspresi wajah Sang Papa saat melihat layar hand phone milik nya.

“Entahlah nomor asing.” Gumam Daniel.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!