NovelToon NovelToon

Kamu Milikku

Prolog.

"Pengawal! Ikuti nona muda yang menggunakan sepeda ! " teriak salah satu seorang pelayan, yang diyakini adalah kepala pelayan utama dirumah besar itu. Setelah mendengar suara itu, beberapa bodyguard mengikuti seorang gadis yang cepat mengayuh sepedanya.

Kayla Serena Albern gadis cantik yang memiliki tubuh imut berisi, kulit putih dan juga memiliki bola mata yang indah dengan bulu mata yang melentik sempurna. Kayla memiliki paras yang cantik, dengan pipi yang merah seakan buah apel yang selalu ingin digigit. Tidak lupa bibir kecilnya yang tipis, memiliki volume yang seksi juga merah tanpa memakai lipstik sekalipun.

Kayla dari keluarga ternama, keluarga besar nya dikenal sebagai keluarga terhormat dan memiliki hak penting, terutama kepada ayahnya. Meskipun memiliki keluarga yang sempurna, Kayla tidak memanfaatkan hal itu untuk menjadikan dirinya sebagai gadis sombong ataupun tinggi hati. Kayla memiliki kepribadian rendah hati dan sangat ramah pada siapapun, bahkan hampir dirinya tidak memberikan perintah pada pelayannya. Seperti sekarang ini, berbagai mobil disiapkan oleh pelayanan untuk Kayla gunakan berangkat ke kampus. Tapi Kayla memilih untuk mengambil sepedanya, dan menuju kampus menggunakan sepeda itu.

Kayla selalu mendapat omelan dari ayahnya, karena tidak menurut yang tidak memperbolehkan nya naik sepeda. Tapi bagi Kayla ia tidak peduli, karena apa yang menjadi keinginannya maka itu yang harus terjadi.

"Nona anda harus berhenti, biarkan kami mengantarmu menggunakan mobil!" ucap seorang supir pada nya, Kayla hanya tersenyum dan tetap mengayuh sepedanya.

"Tuan besar akan marah nona, tolong berhentilah!"

"Aku lebih suka naik sepeda, kalian pulang saja!" teriak Kayla yang mengayuh sepedanya, beberapa bodyguard itu semakin bingung dan juga khawatir dengan nona atasannya itu. "jika kalian tidak ingin pulang, maka ikuti saja aku dari belakang dan jangan mengangguku!" teriak Kayla lagi, para bodyguard itu pun mengalah. Mereka memundurkan mobilnya dan memilih untuk mengikuti Kayla dari belakang, Kayla dengan cuek membiarkan mereka mengikutinya.

Sampainya dikampus Kayla menyerahkan sepedanya kepada para pengawalnya, ia memasuki kampus itu dengan senang dan ceria. Kayla memilih seni desain dikampusnya, meskipun ayahnya melarangnya tapi bukan Kayla jika tidak mematuhi itu.

"Kay naik sepeda lagi?" ucap seorang gadis cantik disebelahnya, Jenny yang sekaligus sahabat Kayla.

"Yups!" saut Kayla membuka lokernya, Jenny menggelengkan kepalanya karena tidak mengerti jalan pikir sahabatnya.

"Sudah diberikan berbagai macam mobil, tapi malah memilih naik sepeda!"

"Naik sepeda itu menyenangkan, kita bisa melihat jalan dan merasakan angin sepoi sepoi!" saut Kayla yang tersenyum seperti merasakan udara, Jenny mengelap keringat yang ada didahi Kayla lumayan banyak.

"Hoho sepoi ya, sampai keringat se ember!" ucap Jenny, Kayla hanya tertawa dan juga diikuti Jenny. Sampai suara keras mengejutkan mereka, dengan datang nya satu sahabat nya lagi.

"(Brak!!) guys !!! " teriak seorang gadis, Ana juga salah satu sahabat mereka. Kayla dan Jenny memegang dada mereka karena terkejut, kemudian Jenny memukul Ana dengan buku yang ia bawa. "Maaf maaf, hehe!" ucap Ana, Kayla dan Jenny menggelengnkan kepalanya.

"Apasih, masih pagi juga udah ribut!" ucap Kayla, Ana tersenyum dan berdiri ditengah tengah Kayla dan juga Jenny.

"Aku dapet berita loh dari papaku, katanya tuan muda yang terkenal itu akan belajar dikampus kita!!!" ucap Ana kegirangan, tapi tidak membuat Kayla dan juga Jenny sama girangnya. "Kalian kok gak ada reaksi, kasih reaksi dong!" ucap Ana lagi, Kayla tertawa keras diikuti Jenny.

"Terus kita harus apa, yaudah lah ya biarin aja. Biar dia seorang tuan muda terkenal kek atau seorang pangeran raja, kita sih biasa aja!" ucap Kayla diangguki Jenny, Ana kesal dan mengerucutkan bibirnya. "nah tambah tua loh, kalau kau marah haha..." ucap Kayla lagi dengan tertawa, Jenny ikut tertawa dengan itu.

"Oke yuk masuk kelas, jangan memikirkan seorang lelaki terus. Bisa bisa kamu tidak lulus nanti, dan jika tidak lulus kami akan melihatmu yang masih belajar disini!" ucap Jenny merangkul Ana, dengan tawa mereka berjalan bertiga bersamaan.

Ketiga gadis itu sangat populer dikalangan mahasiswi, mereka menjadi bahan pembicaraan hangat diseluruh kampus. Siapa yang tidak mengenal Kayla, Jenny, dan juga Anastasia, ketiga gadis dari keluarga besar. Dengan status mereka dan kepribadian mereka, semua orang menyukainya karena mereka tidak memilih teman dalam bergaul.

Jenny Wilson adalah putri dari seorang pengusaha ternama sekaligus teman baik ayah Kayla, memiliki postur tubuh yang ideal dan tidak kalah cantik dari Kayla. Jenny memiliki kriteria tidak suka manja, serta lebih memiliki sifat cuek dan angkuh, Jenny dikenal galak dalam kalangan mahasiswa. Begitu pun dengan Anastasia Oberoi adalah putri dari ketua rektor dikampus mereka, kecantikan Ana juga tidak kalah dari kedua temannya. Hanya saja Ana dikenal sebagai gadis yang lemot, dan susah nyambung jika diajak bicara. terkesan bodoh menurut mereka, tapi jika ada yang mengganggu Ana, Kayla dan Jenny akan menjadi perisainya.

Mereka menjadi sahabat sejak mereka SMA, dan saat lulus pun mereka memilih jurusan kuliah yang sama agar mereka tetap bersama.

****

Sebuah mobil hitam pekat berjalan memasuki sebuah rumah yang sangat megah, dengan keindahan rumah itu sering disebut sebagai istana dan bukannya rumah. Mobil itu milik tuan muda mereka, yaitu Grissham Prince Winston. Griss yang kembali dari Inggris, begitu tampan saat turun dari mobil hitamnya itu.

Griss memiliki tubuh yang sangat gagah, dengan tinggi semampai yang ideal. Ia berjalan dengan angkuh memasuki rumah besarnya, beberapa pelayan menundukkan kepalanya untuk memberi hormat selamat datang. Griss tidak menggubris mereka, bahkan Gris tidak melihat mereka mungkin hanya dengan lirikan pun tidak. Griss dikenal memiliki sifat arogan dan kedinginannya yang memiliki level melampaui batas, Griss memiliki wajah tampan juga manis jika ia tersenyum. Tapi kata senyum tidak ada dalam kamus Griss, sifat angkuhnya membuatnya jarang tersenyum apalagi tertawa.

Griss menghampiri orang tuanya yang sedang duduk diruang keluarga, Griss memberikan salam kepada mereka dengan senyum tipis.

"Griss duduklah, kamu pasti lelah!" ucap ibu Griss, dengan mengangguk tipis Griss duduk disamping ibunya dengan gaya sempurna.

"Apa kabarmu nak, bagaimana perjalananmu?" ucap sang ayah, Griss tersenyum dengan itu.

"Sangat baik ayah, bagaimana dengan kalian disini?" ucap Griss, ibunya tersenyum dan memegang kedua tangannya.

"Ibu sangat senang Griss, bisa melihatmu disini lagi!"

"Ibu akan melihatku setiap hari mulai saat ini, aku tidak akan meninggalkan ibu lagi!" ucap Griss, ibu dan ayahnya merasa senang dengan keputusan nya yang memilih belajar di Amerika.

"Aku udah mendaftarkanmu di Universitas keluarga, kamu bisa pergi belajar besok!" ucap ayahnya, Griss mengangguk setuju. "Aku sudah memilih bisnis untuk kau pelajari, agar kau bisa mengurus semua aset yang ayah miliki kelak. dan untuk hobimu, kau bisa melakukan sesuka hatimu, ayah tidak akan ikut campur!"

"Terima kasih ayah, aku sangat menghargainya!" saut Griss sopan, ayahnya mengangguk dan tersenyum.

"Kamu pasti lelah, pergi dan istirahat!" ucap ibunya, Griss pun setuju dan kemudian pergi dari sana dengan sopan. Griss berjalan dan memikirkan sesuatu dalam otaknya, ia memikirkan Universitas yang dibicarakan ayahnya.

"Apa nama Universitas keluarga?" tanya Griss pada seorang pelayan yang menjadi pelayan pribadinya, pelayan itu terlihat sudah paruh baya dan tersenyum padanya.

"Universitas Winston , sesuai dengan marga keluarga!" saut pelayan itu, Griss tampak terkejut mendengar itu. Dirinya tampak ingat dengan seseorang yang berhubungan dengan Universitas keluarganya, dan sesaat kemudian ia teringat pada seseorang yang dikenalnya.

"siapkan satu motor untukku, jika aku pergi ke kampus besok aku ingin menggunakan motor!" perintah Griss dengan mengganti pakaiannya, pelayan itu tampak tidak setuju dan mengerutkan dahinya. "paman, aku tidak ingin ada penolakan. Siapkan segera, atau aku yang akan bertindak sendiri!"

"Baik tuan muda, saya akan pergi sekarang!" ujar pelayan itu kemudian pergi dari sana, Griss berkutik dengan hp nya dan menghubungi seseorang.

Tut tut tut ...

Nada sambung telfon terus berbunyi, sampai suara lembut seorang wanita terdengar ditelinga Griss.

"Halo ... Prince, itu kah kamu?" ucap wanita itu, Griss sedikit tersenyum mendengar suara itu.

"Sedang apa kamu sekarang?" ucap Griss dengan senyum bahagia, hanya wanita itu yang bisa membuat Griss tersenyum senang.

"Aku sedang dikampus, tepatnya sedang merindukan tuan mudaku tersayang!" suara itu sangat lembut didengar, Griss tersenyum semakin lebar mendengarnya.

"Ahh ... Aku tebak sekarang kamu lagi tersenyum, aku merindukan wajahmu!" ucapnya lagi, Griss berdehem dengan itu.

"Aku akan menemuimu jika kamu merindukanku, bagaimana apakah itu obat yang ampuh?" ucap Griss, terdengar suara wanita itu tertawa dengan lembut.

"Obat yang paling ampuh memang itu, tapi bagaimana kamu akan ke Amerika jika kamu sibuk di Inggris?"

"Menggunakan pesawat, aku akan menemuimu tepat dihadapanmu!"

"Benarkah, maka aku akan merasa sangat bahagia. Kapan dan dimana kamu akan menemuiku?"

"Dimana kamu akan berdiri besok, maka kamu akan melihatku!"

"Aku menunggumu sayang, semoga itu bukan bualan seorang pria angkuh padaku!"

"Aku berjanji padamu, aku pergi dulu!"

"Aku pegang janjimu, Prince?"

"Iya?"

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu!"

"Aku juga mencintaimu!" setelah mengatakan itu, Griss mematikan telfonnya. Senyum Griss terus terukir saat lihat hpnya, hp yang terpasang walpaper seorang wanita cantik. Yang tidak lain adalah kekasih rahasia Griss, gadis yang berhasil memenangkan hati Griss. hanya wanita itu yang bisaengukir senyum Griss, bukan hanya senyum tetapi jugatawa Griss.

pertemuan.

Dipagi hari semua orang sibuk menyiapkan kebutuhan Griss, mulai dari pakaian hingga peralatan yang dibutuhkan Griss. Beberapa pelayan juga menyiapkan sarapan untuk tuan muda mereka, sampai tiba waktunya salah satu pelayan pergi membangunkan Griss. meskipun sebenarnya Griss tidak perlu dibangunkan, tetap beberapa pelayan melakukan tugas mereka.

"(Tok tok tok) tuan muda sarapan sudah siap, silahkan untuk sarapan!" ucap seorang pelayan, tapi tidak ada sahutan sama sekali dari dalam kamar Griss.

Griss sendiri telah pergi dari mansion nya, ia mengendarai motornya menuju tempat yang tidak diketahui siapapun. Griss bahkan tidak mengatakan pada pelayan yang bertugas menjaganya, ia benar benar pergi tanpa pamit dan membuat beberapa pelayan sibuk mencarinya.

Griss mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, kemudian berhenti disebuah perkampungan perumahan disana. Griss memarkirkan motornya diseberang jalan atau tepat di depan rumah itu, ia berdiri masih dengan menggunakan helmnya. Ia melirik arlojinya yang menunjukkan pukul enam pagi, ia masih memiliki beberapa jam lagi untuk berangkat ke kampusnya.

Sampai sebuah rumah yang ia perhatikan membuka pintu, Griss menatap siapa yang keluar dari rumah itu. Terlihat seorang gadis cantik keluar dengan membawa kantung kresek sampah, gadis itu meletakkan plastik sampah itu dan kemudian merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Gadis cantik itu, sangat sempurna dengan kedua bola mata bulat dan bibir tipis nya. Bahkan balutan dress kuning yang digunakannya sangat cocok dilihat dipagi hari, dengan dua kepang pada rambutnya. Griss melihat itu tersenyum sendiri, sampai kemudian dirinya berkutik dengan hpnya dan menelfon seseorang.

Tut tut tut tut ....

Nada sambungan telfon terus berbunyi, sampai suara seorang gadis terdengar seperti yang ia dengar sebelumnya.

"Selamat pagi tuan mudaku!"

"Selamat pagi tuan putri, sedang apa kamu sekarang?" ucap Griss tersenyum, terdengar tawa diseberang sana.

"Masih sama, aku masih merindukan tuan mudaku!" ucap gadis itu, Griss tersenyum tipis dan tetap menatap rumah itu.

"Kamu sangat cantik dengan dress kuning, aku juga menyukai kepang rambutmu!"

"Bagaimana kamu tahu aku pakai dress kuning?" tanya gadis itu kebingungan, Griss tertawa pelan dengan itu. Terdengar suara pintu terbuka dan suara kaki berlari, secara bersamaan gadis sebelumnya keluar dari rumahnya dan melihat sekelilingnya dengan bingung.

"Kamu tahu apa yang kulakukan sekarang, aku melihat keluar rumah dan mengira kamu ada disini!" ucap gadis itu ditelfon Griss, dan gadis itu sama dengan gadis yang sedang diperhatikan Griss dari tadi.

"Aku bilang kan, aku akan menemuimu tepat saat kamu berdiri besok. Dan kamu juga akan melihatku, sekarang lihat samping kananmu!"

"Kenapa?" ucap gadis itu menoleh kearahnya, Griss membuka helmnya dan langsung tersenyum menatap gadis itu. Melihat wajah Griss, gadis itu terpenganga dan merasa terkejut melihat kedatangan Griss. " Prince !!! " panggil gadis itu, hanya gadis itu lah yang memanggil nama Griss dengan nama berbeda. Gadis itu berlari dan memeluk Griss dengan bahagia, Griss pun sebaliknya memeluk gadis itu dengan erat.

Viona Tyler, adalah seorang gadis cantik bermarga Tyler. Viona gadis keturunan Inggris sekaligus Amerika, dan juga kekasih rahasia Griss. Viona memiliki cita cita menjadi seorang aktris terkenal, ia sudah memiliki harapan itu dan berusaha dalam kerja kerasnya. Meskipun dirinya yang tidak memiliki orang tu, banyak teman dan juga kekasihnya Griss yang selalu mendukungnya. Viona gadis yang pintar dan juga cerdas, semua bisa ia lakukan dengan apa yang menjadi keinginannya.

Viona yang sangat merindukan Griss, merasa senang ketika melihat pujaan hatinya. Ia berlari dan langsung memeluk Griss tanpa melihat sekelilingnya, Griss pun merasa senang dan mebalas pelukan itu.

"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu!" bisik Viona, Griss tersenyum dan melepas pelukan itu. Griss mengusap dan menangkup kedua pipi Viona, dan memberikan senyum terbaik Griss pada kekasihnya itu.

"Aku juga sangat merindukanmu, bisakah kita bicara didalam rumahmu. Jika terus disini, wartawan akan datang dan membuat berita konyol besoknya!" ucap Griss tenang, Viona tertawa pelan dan mengangguk.

"Iya ayuk masuklah, aku juga sudah membuat sarapan." ucap Viona, Gris mengangguk dan mulai mendorong motornya. "Hari ini aku akan bicara banyak denganmu, dan juga memasak khusus untukmu!" ucap Viona senang, Gris hanya tersenyum dengan ekspresi kekasihnya.

"Baiklah, aku akan mendengarkan bicaramu sambil memakan masakanmu!"

"Oke," dengan senang Viona menarik Griss memasuki rumahnya, dengan senang hati juga Griss menurut pada kekasihnya. Mereka mulai mengobrol dan juga memakan sarapan pagi yang sudah tersiapkan disana.

*****

Disiang hari Kayla turun dari mobilnya, kali ini dirinya tidak menaiki sepeda lagi. Beberapa bodyguard yang mengikuti mengambil mobil itu, mereka membawa mobil Kayla pergi dari sana. Mereka terlihat senang, karena nona mudanya itu tidak memakai sepeda lagi kali ini. Tapi mereka juga merasa sedih, ketika melihat nona mereka lesuh dari pagi hingga siang.

Dengan lesuh Kayla memasuki gedung kampusnya, bahkan ia tidak mendengar sapaan yang diberikan beberapa mahasiswi lainnya. Kayla teringat pada sepedanya yang sudah dirusak, bahkan perusak itu tidak bertanggung jawab dan malah menyalahkannya.

"Huh ! Menyebalkan, lihat saja jika aku bertemu dengannya!" gumam Kayla menggenggam tangannya sendiri, sampai ia melihat kedua sahabatnya yang sedang duduk disebuah tempat favorit mereka. Kayla duduk lesuh disamping sahabatnya, dan sahabatnya merasa terkejut dan juga aneh melihat Kayla.

"Ngagetin aja, kenapa lesuh nona muda?" ucap Jenny sembari menggoda Kayla, Ana yang disamping nya hanya tersenyum dan mengangguk.

"Apa karena masuk siang ya, jadi kamu lesuh gak semangat?" timpal Ana, Kayla hanya menggelengkan kepalanya.

"Sepedaku rusak, (BRAK!) dan yang merusaknya tidak bertanggung jawab!" ucap Kayla menggebrak meja, hal itu membuat semua orang menatapnya dan dirinya langsung merasa canggung. "maaf!" ucap Kayla canggung, kemudian menyenderkan kepalanya di bahu Jenny.

"Hanya sepeda satu, ayahmu bisa memberikan seratus sepeda sekaligus!" ucap Jenny, Kayla menghela nafas.

"Kamu bodoh atau apa, kamu tahu ayahku tidak pernah setuju kalau aku memakai sepeda. Tentu saja dia senang sepedaku rusak, dan tidak akan memberikan aku izin untuk membeli sepeda lagi!" ucap Kayla, Jenny dan Ana menertawakannya.

"Salah sendiri, dibelikan mobil malah memilih sepeda!" ucap Jenny, Kayla hanya mengerucutkan bibirnya karena kesal. Sampai telinga Kayla mendengar suara ocehan seseorang, membuat telinganya berdiri dan harus mendengar itu dengan jelas.

"tadi pagi sangat ribut, aku sampai ikut penasaran!"

"Dia sangat tampan, aku tidak salah memilih belajar disini!" ucap seorang mahasiswi kegirangan, salah satu mereka pun terlihat senang dan kegirangan juga.

"Iya, bayangkan saja kita berteman dengan Kayla dan juga teman temannya, dan sekarang tuan muda tampan yang terkenal itu juga belajar disini!" ucap mahasiswi lain, bukan hanya mereka tapi beberapa mahasiswi lain juga membicarakan seorang pria tampan yang dimaksud mereka itu.

"Jangan bingung, apa kau tidak dengar mereka terus ribut didepan sana!" ucap Jenny, Kayla menggelengkan kepala dengan cepat. "Bahkan bukan hanya mereka, bahkan dia juga sama ributnya!" ucap Jenny mengadakan dagunya kearah Ana, dan terlihat Ana sudah berdiri didekat pagar balkon disana.

"Ngapain sih, kok aku bingung?" ucap Kayla, Jenny hanya menggelengkan kepalanya.

"Kalau bukan temanku, sudah ku dorong dia dari sini!"

"Heh sadis sekali hidupmu, ayahmu akan kecewa saat tahu putri mereka menjadi pembunuh!" sela Kayla, Jenny hanya tertawa dengan itu.

"Sini girl's ! Lihat betapa tampannya dia, dan juga teman temannya itu tidak kalah tampan!" ucap Ana yang tiba tiba datang, tanpa bicara lagi Ana membawa dua sahabatnya itu untuk mengikutinya. "Sekarang aku percaya, selalu ada pasangan didunia ini."

"Apa?" ketus Jenny, Ana tersenyum dengan itu.

"Lihatlah grub mereka berempat, begitu grub sempurna seperti mereka. Beberapa anak membicarakan grub mereka, dan grub kita juga. Bahkan seseorang mencocokan grub kita dengan grub mereka, status mereka sama seperti kita!" Kayla memilih menyenderkan tubuhnya dan tidak melihat yang ditunjuk Ana.

"Ingat prinsip kita, tidak memandang status dalam memilih teman. Karena semuanya sama, sama manusianya!" sela Kayla acuh, Jenny dan Ana mengangguk kuat dengan itu.

"Aku sangat mengidolakannya, tuan mudaku!" teriak Ana, Kayla dan Jenny kesal lalu membungkam mulut sahabatnya itu. Sampai Kayla tanpa sengaja melihat tuan muda yang dimaksud Ana, dan ia melongo juga terkejut melihat siapa yang ia lihat.

"Pria brengsek itu!" pekik Kayla, seketika Ana dan juga Jenny terdiam menatapnya.

"Siapa yang kau maksud?" tanya Jenny, Kayla menunjuk seorang yang mereka ributkan dan menjadi peran utamanya.

"Itu pria itu, pria tinggi sok keren itu. Pagi tadi dia menabrakku dijalan raya, dan dia yang marah, parahnya juga tidak bertanggung jawab shadah merusak sepedaku !" kesal Kayla bersungut sungut, Jenny melihat pria yang dimaksud dan masih merasa bingung.

"Maksudmu tuan muda itu, Grissham?" tanya Ana, Kayla mengangguk kuat.

"Oh namanya Grissham, aki tidak tahu dia belajar disini!" Ucap Kayla dan pria itu yang tidak lain adalah Griss. Tuan muda yang baru memasuki kampus dan membuat heboh, dan juga sudah merusak sepeda milik Kayla pagi sebelumnya.

pertemuan 2.

Flashback pagi hari disaat sepeda Kayla dirusak .

hal pertama yang dilakukan Kayla setelah bangun adalah membersihkan diri, setelah itu iaenggunakan pakaian olah raga untuk melakukan yoga pagi. dengan diikuti beberapa pelayan yang sudah menjadi temannya, dilanjut dengan beroalhraga singkat dihalaman rumahnya.

saat sudah lelah dan istirahat, Kayla melihat sepeda cantiknya terparkir disamping mobilnya. Kayla menghampiri sepeda itu, dan menggunakannya didalam halaman rumahnya.

" nona, apa anda ingin bersepeda?" ucap seorang pelayan, Kayla tersenyum dan menghentikan sepedanya.

"kurang berapa jam aku kuliah?" tanya Kayla dengan berharap dirinya bisa bersepeda.

"anda memiliki jadwal kuliah siang, dan sekarang masih jam delapan pagi!"

"aku akan pergi sebentar, bersepeda sampai ditaman. tapi jangan mengirim bodyguard untukku, karena aku akan baik baik saja!" ucap Kayla, beberapa pelayan tersebut sedikit terkejut dan saling memandang.

"tidak nona Kayla, kami harus mengirim bodyguard untuk mengawasi anda. jika tidak tuan besar akan menghukum kami, karena tidak melakukan tugas dengan benar!" ucap pelayan wanita yang ketakutan, Kayla tersenyum dengan itu.

"ayahku sedang dikorea, apa yang sedang kalian khawatirkan. aku juga akan baik baik saja, bukankah kalian memasang perekam suara disepedaku." ucap Kayla, para pelayan itu saling memandang. "dengan alat perekam itu kalian bisa mengetahui apa yang sedang terjadi padaku, jika terjadi hal buruk kalian bisa langsung datang padaku!" ucap Kayla lagi untuk meyakinkan pelayan pribadinya itu, dua pelayan itu lun mengangguk untuk setuju.

"baiklah nona, anda harus berhati hati ya!" ucap pelayan lain, Kayla mengangguk dan merasa senang.

"terima kasih kakak pelayan, aku akan kembali dalam waktu satu jam! dadah ..." ucap Kayla dengan mengayuh sepedanya pergi, masih ada rasa khawatir pada kedua pelayannya.

Kayla dengan senang bersepeda, ia senang karena tidak ada kawalan pengawas dibelakangnya. secara bersamaan Kayla melihat sebuah toko bunga, setelah menyabrang Kayla memarkirkan sepedanya dengan benar. Kayla melihat lihat betapa cantiknya bunga bunga disana, dan melihat bunga kesukaannya mawar. segala jenis mawar ada disana, membuat Kayla merasa tertarik dan ingin membelinya.

Tring! (bunyi lonceng toko bunga)

" selamat datang, segala jenis bunga ada ditoko kami!" ucap seseorang pelayan toko, atau lebih tepatnya pemilik toko.

"hai ... bisakah aku mengambil bunga mawar itu, aku ingin membeli semuanya!" ucap Kayla ramah, pemilik toko itu tersenyum padanya.

"maaf nona, bunga mawar itu sudah menjadi milik orang lain. anda bisa memilih yang lain, contoh nya anggrek atau melati!"

"tidak, aku ingin membeli mawar itu. be ... berapa pun harganya!" ucap Kayla terbata, karena ia tidak pernah mengatakan apapun dengan ancaman uang. gila dengan bunga mawar membuatnya melupakan semuanya, dan harus mendapatkannya bagaimana pun caranya.

"maaf nona, tapi itu sudah dipesan orang lain!"

"siapa orangnya, aku akan meminta padanya!" ucap Kayla, tapi usahanya sia sia dan memilih untuk mengalah. Kayla keluar dari toko itu, ia menatap betapa cantiknya mawar yang tidak bisa menjadi miliknya. "aku akan kembali besok, siapa tahu mawarnya masih ada!" ucap Kayla yakin, ia mengambil sepedanya dan melihat jam ditangannya.

"aku berjanji satu jam, sekarang sudah hampir satu jam. lebih baik aku pulang sekarang, akhh!!!" teriak Kayla ketika ia terjatuh dari sepedanya, sebuah motor besar menabrak sepedanya yang berhenti. "sepedaku !" teriak Kayla, ia mendirikan tubuhnya untuk mengambil sepedanya. Kayla terkejut saat ban sepedanya bengkok, padahal itu sepeda kesayangannya. dan ia teringat pesan ibunya, pesan yang tidak boleh merusak sepedanya.

"ingat ya sepeda ini mahal, ayahmu membelikannya karena kamu memohon. ayahmu juga berpesan jangan merusaknya, jika kamu merusaknya ayahmu tidak akan membelikannya lagi!"

suara ibunya terngiang ditelinganya, Kayla menjadi kesal dan juga marah pada orang yang menabrak sepedanya.

"kau, apakah kau tidak melihat sepedaku ini!" teriak Kayla kesal, orang yang naik motor itu turun dan membuka helmnya, yang tidak lain adalah Griss. Griss datang untuk mengambil bunga mawar pesanannya, dan melihat sepeda dengan sengaja dirinya menabrak sepeda milik Kayla.

"aku melihatnya, tapi sepertinya kau yang tidak melihat!" ketus Griss. Kayla semakin kesal saat Griss ketus dan tidak minta maaf padanya.

"tentu aku melihat, aku bisa melihat dirimu yang bodoh. sudah salah bukannya minta maaf, kau malah marah padaku!" ucap Kayla tidak kalah ketus, Griss menarik lengan Kayla dan membawanya untuk melihat sebuah tulisan.

" PARKIR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR "

"lihat itu wahai nona kurus, pasti kau bisa membacanya kan?" ucap ketus Griss, Kayla melepaskan tangan Griss dengan kasar dari tangannya.

"lalu apa yang salah, aku hanya memarkirkan sepedaku sebentar. seharusnya kau tidak menabraknya dan mengatakan nya dengan baik baik bisa kan!" ketus Kayla emosi, Griss malah tidak peduli kemudian menyenggol lengan Kayla dan berjalan melewati Kayla. hal itu membuat kekesalan Kayla ber api api, ia melempar sepatunya kepada Griss. dengan menarik nafas, Griss menghentikan langkahnya. "bukannya minta maaf, kau malah mengataiku kurus. pria kurang ajar, pria tidak tahu sopan santun!" teriak Kayla kesal, Griss menoleh dan melihat sepatu Kayla yang terlempar padanya.

"aku tidak meladeni gadis sepertimu, aku bisa membeli sepuluh sepeda seperti itu!" ucap Griss kesal, ia berjalan kearah Kayla yang sedang kesal. secara bersamaan beberapa pria berjas hitam mendekat, Griss menoleh dan menaikkan satu alisnya karena merasa bingung.

"nona apa anda baik baik saja, apakah ada masalah?" ucap salah satu pria berjas hitam, Kayla hanya menggenggam erat tangannya. Griss kembali berjalan kearah Kayla, ia tersenyum pada Kayla.

"kau nona besar ternyata, jadi aku tidak perlu mengganti sepedamu. dan untuk nona kurus itu, kau memang pantas disebut nona kurus!" ucap Griss dan meninggalkan Kayla memasuki tokoh bunga, Kayla masih sangat kesal terus mengutuk Griss.

"pria kurang ajar, lihat saja akan aku balas!" ucap Kayla, ia mencari sebuah benda yang bisa membuat rencananya terlaksana. "berikan aku benda yang bisa menusuk ban itu, kita lihat bagaimana pria itu akan pulang kerumah nya!" perintah Kayla, seorang bodyguard memberikan sebuah obeng untuknya. dengan kasar Kayla menusuk ban motor itu, hingga membuat ban itu kempes seketika. Kayla merasa puas dan memberikan obeng itu pada bodyguardnya kembali "kuharap aku tidak pernah bertemu lagi denganmu, dan kejadian ini akan kau ingat !" ucap Kayla tersenyum puas, Kayla pergi dari sana dan memasuki mobil yang sudah disiapkan untuknya.

"nona apa kita datang tepat waktu, mendengar keributan di alat perekam sepeda anda, kami langsung datang dan melacak keberadaan anda!" ucap seorang pelayan didepannya, Kayla masih kesal dan melihat sepedanya yang dibawa oleh bodyguardnya.

"ya, dan itu apakah sepedaku bisa diperbaiki?" ucap Kayla dengan sedih, seorang bodyguard menghampirinya.

"nona kami akan berusaha memperbaiki sepedamu, untuk sekarang anda pulanglah. jadwal kuliah anda sebentar lagi, dan anda bisa istirahat terlebih dahulu!"

"ya, ayo pulang!" ucap Kayla, supir nya pun mengangguk dan mulai menjalankan mobil itu. Kayla melihat kearah belakang mobilnya, dan terlihat Griss marah ketika melihat ban nya kempes oleh ulah Kayla. "jangan sombong jadi orang, wajah tampan hati buruk!" gumam Kayla merasa puas, dalam hatinya masih sedih dengan sepedanya.

Griss yang merasa kesal bersumpah, jika bertemu dengan Kayla akan memberinya pelajaran. apapun itu dan kapanpun itu, dengan kesal ia menghubungi orangnya untuk menjemputnya.

Flashback off.

****

jangan lupa like, komen dan vote kalian😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!