Saat Violetta sedang berada di sekolah tiba-tiba mendapat kabar bahwa kedua orang tuanya kecelakaan.
tok tok tok
"Eh, pak Burhan ada pak?" tanya bu Septi yang langsung menghentikan tulisannya ketika pak Burhan selaku kepala sekolah datang ke kelasnya.
"kedatangan bapak kesini mau memberitahu sesuatu ke Violetta bahwa kedua orang tuanya mengalami kecelakaan," jawab pak Burhan.
Deg
sontak perkataan pak Burhan membuat bu Septi dan siswanya tersentak kaget termasuk Violetta.
"Bapak enggak bohong kan?" tanya Violetta yang memastikan pendengaran salah atau tidak.
"Beneran Vio, bapak mendengar kabar dari teman mama kamu bahwa kedua orang tua mengalami kecelakaan saat pulang dari pasar," jawab pak Burhan membuat Violetta mematung.
"Bu Septi saya izin pulang dulu," ucap Violetta yang dibalas anggukan oleh bu Septi.
"Ya silakan nak," ucap bu Septi.
"Terima kasih bu," ucap Violetta yang langsung memasukan semua alat tulisnya kemudian berlari dengan cepat dengan air mata yang terus mengalir.
sesampainya di rumah Violetta memandang jenazah kedua orang tuanya yang sudah ditutupi kain kafan.
"Bapak! ibu!" teriak Violetta yang langsung memeluk kedua orang tuanya dengan air mata yang masih mengalir.
"Jangan tinggalkan kami," sambung Violetta sambil menggoyangkan tubuh kedua orang tuanya.
"kak Vio bapak dan ibu kenapa pergi secepat ini? Apa bapak dan ibu enggak sayang sama kita lagi?" tanya Afika adik pertamanya yang masih berumur 10 tahun.
sementara Violetta hanya diam namun tiba-tiba adiknya keduanya masih berusia 8 bulan menangis.
Oek oek oek
"Nak Vio tolong tenangkan dedek Lisa dulu kasihan dia sedari tadi nangis terus namun tadi baru diam sekarang nangis lagi," ucap salah satu dari mereka.
"Iya bu," ucap Violetta sambil mengangguk.
Lalu Violetta mendekati adiknya yang sedang tidur digendongan bu Dinar.
"Dek, diam dulu ya sayang ada kakak di sini kakak janji sama adek Lisa dan kak Afika akan selalu membahagiakan kalian berdua," ucap Violetta seraya mencium kening adiknya yang masih kecil membuat semua orang yang melihatnya merasa iba.
"Yang sabar ya nak Vio kami turut berduka cita atas meninggalnya kedua orang tua kamu," ucap bu Minah yang dibalas anggukan oleh Violetta.
"Terima kasih semuanya sudah hadir kesini," ucap Violetta.
"Ya sama-sama nak Vio," ucap mereka secara bersamaan.
"Sebaiknya kita segera makamkan kedua orang tua nak Vio," ucap pak Darto sekalu Rt di desanya.
"Ya pak," ucap violetta sambil mengangguk.
Beruntung Lisa sudah tidak menangis lagi setelah Violetta menenangkannya. Sementara Afika masih menangis segugukan lalu mereka segera memakam jenazah kedua orang tuanya Violetta.
Setelah pemakaman selesai semua orang yang hadir dimakam pulang tinggal Violetta dan kedua adiknya.
"Kak, kenapa bapak dan ibu ninggalin kita secepat ini?" tanya Afika lagi.
"Dengarkan kakak kematian, jodoh dan rezeki sudah ada yang mengaturnya kita hanya bisa berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik lagi jadi kita tidak bisa menyalahkan siapa pun," jawab Violetta membuat Afika terdiam.
"Kita cukup mendoakan bapak dan ibu agar diterima disisi Allah SWT," sambung Violetta.
"Iya kak," ucap Afika sambil mengangguk.
"Sebentar lagi hujan kita pulang yuk," ucap Violetta yang dibalas gelengan oleh Afika.
"Aku enggak mau kak karena aku masih pengin di sini," ucap Afika membuat Violetta menghela nafas panjang.
"Tapi dek sebentar lagi hujan kasihan dedek Lisa kehujanan," ucap Violetta membuat Afika menatap ke arah adik kecilnya yang tertidur dengan sangat lelap.
"Kasihan adek Lisa kak dia masih sangat kecil tapi sudah ditinggal sama bapak dan ibu," ucap Afika sambil menunduk sedih dengan pandangan ke arah adik kecilnya.
"Kakak janji sama kamu dan adek Lisa bahwa kakak akan selalu bersama kalian dan akan selalu membahagiakan kalian berdua," ucap Violetta.
"Kakak janji kan enggak meninggalkan aku dan adek Lisa seperti bapak dan ibu yang meninggalkan kita," ucap Afika yang dibalas anggukan oleh Violetta.
"Ya kakak janji sayang," ucap Violetta sambil tersenyum.
"Sekarang kita pulang ya sayang," sambung Violetta yang dibalas anggukan oleh Afika.
"Bapak, ibu kami pulang dulu ya assalamu'alaikum," ucap Afika seraya mencium batu nisan kedua orang tuanya yang diikuti oleh Violetta.
Namun saat Violetta dan Afika berdiri tiba-tiba hujan turun membasahi area pemakaman.
"Yah, hujan kak gimana dong kasihan dedek Lisa," ucap Afika.
"Kita neduh dulu di sana," ucap Violetta sambil menunjukkan semua gubuk dan menarik tangan adiknya untuk segera berlindung dari hujan.
"Kalau hujannya semakin deras gimana kak?" tanya Afika yang takut hujannya semakim deras dan mereka tidak bisa pulang ke rumahnya.
"InsyaAllah nanti berhenti koq hujannya," jawab Violetta yang di aminkan oleh Afika.
Oek oek oek
Lisa tiba-tiba menangis membuat Violetta yang sedang melamun sambil menatap pemakaman kedua orang tuanya merasa terkejut.
"Sayang, jangan takut ada kak Vio dan kak Afika di sini," ucap Violetta seraya mengayunkan adiknya dalam gedongannya agar tidak menangis lagi.
"kak gimama nih hujannya semakin deras dan adek Lisa pasti kedinginan," ucap Afika membuat Violetta terdiam.
Saat Violetta sedang menenangkan adik kecilnya tiba-tiba Megantara datang sambil memegang payung.
"Assalamu'alaikum," ucap Megantara.
"Walaikumsalam," ucap Violetta dan Afika secara bersamaan.
"Megan, ada apa kesini?" tanya Violetta dengan raut wajah penasaran.
"Aku kesini mau mengantar kalian pulang," jawab Megantara.
"Tapi aku enggak mau merepotkan kamu Gan," ucap Violetta yang merasa tidak enak Megantara datang dengan hujan yang semakin deras.
"Aku sama sekali enggak direpotkan apa kamu enggak kasihan sama kedua adik kamu terutama Lisa pasti dia sangat kedinginan berada di sini apalagi sedari tadi adik kamu menangis terus," ucap Megantara membuat Violetta terdiam seraya melirik adik kecilnya yang tidak berhenti menangis kemudian Violetta menghela nafas panjang lalu mengangguk.
"Ya sudah kita pulang sekarang," ucap Violetta membuat Megantara tersenyum.
"Nah gitu dong dari tadi kek. Oh iya, ini payung buat adek Afika," ucap Meganyara secara menyerahkan payung tersebut kepada Afika.
"Ya terima kasih kak Megantara," ucap Afika yang dibalas anggukan oleh Megantara.
Lalu mereka segera pergi meninggalkan pemakaman tersebut. Megantara dan Violet hanya menggunakan satu payung karena Megantara hanya membawa dua payung saja.
Di dalam perjalanan menuju rumahnya mereka hanya diam sambil menikmati air hujan yang terus berdatangan tanpa henti.
Mereka bernafas lega karena sudah sampai ke rumah dengan selamat.
"Terima kasih ya Gan sudah mengantar kami pulang," ucap Violetta yang dibalas anggukan oleh Megantara.
"Ya sama-sama Vio, hmm aku pulang dulu ya dan kamu yang tabah kamu harus kuat demi kedua adik kamu. Assalamu'alaikum," ucap Megantara lalu segera pergi dari rumah Violetta.
"Iya walaikumsalam," ucap Violetta sambil menatap punggung Megantara yang semakin menjauh.
"Ayo dek masuk," ajak Violetta.
"Iya kak," ucap Afika sambil menanggauk lalu mereka masuk ke dalam di rumahnya dan mengunci rumahnya.
Di dalama kamarnya Afika melamun sambil menatap foto kedua orang tuanya dengan air mata yang mengalir.
Violetta membuka pintu kamarnya dan melihat adiknya menangis sambil memeluk sebuah foto membuat Violetta ingin menangis namun dia tahan karena tidak mau kelihatan rapuh di depan kedua adiknya.
"Afika sayang kenapa belum tidur?" tanya Violetta sambil menjatuhkan bokongnya ke ranjang.
"Aku kangen bangat sama papa dan mama kak," jawab Afika sambil menunduk sedih.
"Kakak juga kangen bangat sama papa dan mama tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa selain mendoakan papa dan mama agar kedua orang tua kita di terima di sisi Allah SWT," ucap Violetta yang dibalas anggukan oleh Afika.
"Iya kak, pasti Afika akan mendoakan papa dan mama koq," ucap Afika membuat Violetta tersenyum.
"Tapi aku mau tidur bersama kakak ya soalnya aku takut tidur sendirian," ucap Afika yang dibalas anggukan oleh Violetta.
Sebelum papa dan mamanya meninggal Afika memang tidur bersama kedua orang tuanya dan adik kecilnya.
"Iya sayang tapi sekarang kamu harus tidur karena sudah malam," ucap Violetta yang dibalas anggukan oleh Afika.
"Oke kak, tapi kak Vio enggak tidur?" tanya Afika yang dibalas gelengan oleh Violetta.
"kakak tidurnya nanti soalnya kakak mau belajar dulu," ucap Violetta membuat Afika manggut-manggut kemudian Afika tidur sambi memeluk adik kecilnya yang sudah tertidur lebih dulu.
Melihat kedua adiknya sudah tidur Violetta lalu keluar dari kamarnya.
Violetta duduk di teras sambil menatap bintang di langit.
"Papa dan mama yang tenang ya di sana. Vio janji akan selalu bersama Afika dan Lisa. Vio juga janji akan selalu membahagiakan Afika dan Lisa . Papa dan mama di sana doakan Vio ya agar suatu saat nanti bisa sukses dan membanggakan kalian walaupun papa dan mama tidak ada di sini," gumam Violetta dengan lirih dengan air mata yang membasahi wajah cantiknya.
Di sisi lain Megantara yang melihat Violetta kelihatan sedih merasa kasihan.
Kasihan bangat kamu Vi, batin Megantara yang menatap sahabatnya itu dengan tatapan iba.
Lalu Megantara menghampiri Violetta yang sedang duduk sendirian di teras.
"Assalamu'alakum Vio," ucap Megantara membuat Violetta langsung menghapus air matanya.
"Walaikumsalam, ada apa Gan? tumben datang ke rumahku biasanya datang ke rumahku sore hari," ucap Violetta membuat Megantara terkekeh.
Sebelum kedua orang tuanya meninggal Megantara memang datang di saat siang atau sore hari jika sudah malam jarang sekali datang jika ada urusan yang sangat penting Megantara akan datang malam hari.
"Kedatangan aku kesini cuma mau memberi ini ke kamu," ucap Megantara seraya menyerahkan kantong kresek tersebut ke sahabatnya itu.
Violetta menerima bungkusan tersebut lalu membuka kantog plastiknya. Isinya ada berapa makan dan berapa kotak susu untuk adik kecilnya serta sebuah amplop berwarna putih Violetta membuka amplop tersebut dan tersentak kaget isinya adalah uang sebesar 500 ribu.
"Maaf Gan, sepertinya aku enggak bisa menerima semua pemberian dari kamu," ucap Violetta membuat Megantara merasa sedih karena Violetta menolak pemberian dari keluarganya.
"Kenapa kamu menolak Vi? Semua makanan dan berapa kotak susu adalah pemberian dari papa dan mama kecuali uang itu memang pemberian dari aku jadi tolong di terima jangan membuat kami kecewa karena kamu menolak pemberian dari kami," ucap Megantara membuat Violetta terdiam.
"Tapi aku enggak mau merepotkan kalian dengan membawa makanan," ucap Violetta yang merasa tidak enak karena keluarga Megantara sudah banyak membantu keluarganya.
"Kami sama sekali tidak merasakan direpotkan nak justru kami senang membantu kamu dan kedua adik kamu," sahut mama Amira membuat Violetta langsung bangkit dari tempat tempat duduknya dan menyalami kedua orang tuanya Megantara.
"Silakan masuk om dan tante dan Megantara," ucap Violetta mempersilakan ketiga orang tersebut untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Ya terima kasih nak Vio btw kedua adik kamu sudah tidur?" tanya mama Amira yang dibalas anggukan oleh Violetta.
"Iya tante, kedua adik aku sudah tidur barusan," jawab Violetta.
"Om dan tante serta Megantara silakan duduk dulu aku buat minuman dulu," sambung Violetta yang dibalas anggukan oleh mereka.
Baru saja Violetta melangkah ke arah dapur tiba-tiba adik kecilnya menangis membuat Violetta langsung berlari ke kamarnya tanpa berpamitan ke mereka.
oek oek oek
Violetta langsung menggendong adik kecilnya agar berhenti menangis namun Lisa tidak kunjung berhenti.
"Kamu pasti haus ya dek kakak bikin minuman dulu ya," ucap Violetta seraya mengambil jarit untuk menggendong adiknya agar tidak jatuh.
Namun saat Violetta mengambil jarit Afika terbangun dari tidurnya.
"Kamu bangun pasti karena adek menangis," ucap Violetta yang dibalas gelengan oleh Afika.
"Aku bangun bukan karena adek menangis tapi karena lapar," ucap Afika membuat Violetta terdiam.
Violetta baru menyadarinya bahwa adiknya memang belum makan dari tadi siang.
"Ya sudah, kita turun sekarang kakak ada ayam goreng buat kamu," ucap Violetta membuat Afika berbinar.
"Ayam goreng kak?" tanya Afika yang memastikan pendengarnya tidak salah.
"Iya, makanya kita turun sekarang," jawab Violetta yang dibalas anggukan oleh Violetta.
Lalu Afika turun dari ranjangnya dengan tangan yang menggandeng kakaknya.
Sementara Lisa menangis segugukan membuat Violetta dan Afika tidak tega melihatnya.
"Kak Vio sepertinya adek Lisa pengin susu," ucap Afika.
"Iya sayang nanti kita bikinin susu buat adek Lisa," ucap Violetta yang dibalas anggukan oleh Afika.
Saat baru keluar dari kamarnya Afika tersentak kaget melihat kak Megantara datang.
"kak Megan!" teriak Afika seraya berlari lalu memeluk kak Megan.
"Hallo cantik kenapa bangun sayang?" tanya Megan seraya mengangkat Afika untuk duduk dipangkuannya.
"Afika lapar kak makanya bangun soalnya dari tadi siang Afika belum makan," jawab Afika membuat Megan dan kedua orang tuanya tersentak kaget.
Beruntung mereka membawa makanan jika tidak pasti Violetta dan kedua adiknya akan kelaparan.
"Karen Afika lapar bagaimana kalau kita makan bersama," ajak papa Fathir yang dibalas anggukan oleh Afika.
"Ayo om tapi aku mau makan sama kak Megan," ucap Afika.
"Oke, yuk kita makan bersama sayang," ucap Megan seraya bangkit dari tempat duduknya sambil menggendong Afika.
Sementara Violetta sudah berada di dapur karena mau bikin susu untuk adiknya yang terus menangis.
"Tadi adek Lisa menangis karena apa?" tanya mama Amira.
"Karena haus tan," jawab Violetta membuat mama Amira menatap sendu anak dari sahabatnya itu.
"Oh iya, tadi Vio meninggalkan kalian ke kamar soalnya tadi Lisa menangis," sambung Violetta membuat Megan dan kedua orang tuanya tersenyum.
"Tidak masalah koq kami maklumin Vi," ucap mereka secara bersamaan.
"Yuk sekarang kita makan mumpung lauknya masih hangat karena papa baru beli tadi," ucap papa Fathir yang dibalas anggukan oleh mereka.
Mereka memakannya dengan lahap sementara Violetta meminang adiknya terlebih dahulu karena sedari tadi tidak mau diam.
"Cup cup sayang jangan nangis ada kakak di sini," ucap Violetta yang berusaha memenangkan adiknya yang menangis tanpa henti.
Dua puluh limat menit kemudian Violetta merasa lega karena adiknya sudah berhenti menangis.
"Alhamdulillah sudah berhenti menangisnya," gumam Violetta sambil bernafas lega lalu Vio segera duduk untuk bergabung dengan mereka.
Tante Amira yang melihat Violetta hendak makan sambil menggendong Lisa membuat tante Amira merasa kasihan.
"Vio, biar tante saja yang menggendong Lisa kamu makan saja dulu," ucap tante Amira membuat Violetta terdiam.
"Aku enggak apa-apa koq tan lagi pula aku enggak merasa repot makan sambil menggendong Lisa," ucap Violetta sambil tersenyum.
"Ya sudah, terserah kamu saja tapi kalau butuh bantu bilang sama tante biar nanti tante bantu," ucap tante Amira yang dibalas anggukan oleh Violetta.
"Ya tante," ucap Violetta sambil tersenyum.
Violetta sangat bersyukur karena keluarga Megan sangat baik kepadanya. Violetta tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada keluarga Megan yang selalu membantunya.
"Oh iya, nak Vio besok kamu mulai sekolah atau libur lagi?" tanya papa Fathir membuat Violetta terdiam.
"Vio tidak tahu om penginnya si kembali ke sekolah tapi Vio enggak tega meninggalkan Lisa sendirian di rumah," jawab Violetta membuat om Fathir dan tante Amira tersenyum.
"Kan ada tante sama om yang akan membantu kamu merawat Lisa saat kamu dan Afika pergi ke sekolah," ucap tante Amira yang lagi-lagi membuat Violetta terdiam.
"Hmm apa enggak merepotkan om dan tante jika Lisa bersama kalian?" tanya Violetta yang takut jika kedatangan Lisa membuat keluarga Megan malah kerepotan.
perkataan Violetta sontak membuat om Fathir dan tante Amira kembali tersenyum.
"Om dan tante sama sekali enggak direpotkan justru kami malah senang jika Lisa dan Afika bersama kami jadi rumah akan terasa ramai," jawab om Fathir membuat Violetta tersenyum.
"Terima kasih om dan tante serta Megan sudah mau membantu keluarga saya jika tidak ada kalian kemungkinan adikku sudah kelaparan," ucap Violetta membuat mereka tersenyum.
"Sama-sama nak Vio justru kami senang bisa membantu kamu dan kedua adik kamu," ucap tante Amira.
"Oh iya, ngomong-ngomong besok hari pertama Afika sekolah ya?" tanya tante Amira yang dibalas anggukan oleh Afika.
"Iya tan, tapi hari pertama Afika sekolah malah enggak ada bapak dan ibu," jawab Afika sambil menunduk sedih membuat mereka terdiam.
"Kan ada kakak dek, besok kakak akan mengantar kamu ke sekolah," ucap Violetta membuat Afika mendongak.
"Benaran kak? Besok kakak akan mengantar Afika ke sekolah?" tanya Afika yang dibalas anggukan oleh Violetta.
"Ya benaran dong sayang jadi sekarang kamu sehabis makan langsung tidur," ucap Violetta sambil mengelus rambut adiknya dengan lembut.
"Oke kak siap," ucap Afika sambil tersenyum.
Jarum jam menunjukkan pukul 9 malam Megan dan kedua orang tuanya memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
"Nak Vio kami pamit pulang dulu jika butuh bantuin langsung bilang ke kami saja," ucap tante Amira yang dibalas anggukan oleh Violetta.
"Ya insyaAllah tante terima kasih atas kebaikannya," ucap Violetta dengan tulus.
"Ya sama-sama nak," ucap tante Amira sambil tersenyum.
Kemudian Megan dan kedua orang tuanya langsung pergi dari rumah Violetta dan Violetta mengantarnya sampai ke depan.
"Kami pamit pulang dulu jaga dirimu dan kedua adik kamu baik-baik. Assalamu'alaikum," ucap om Fathir.
"Ya om pasti aku akan menjaga kedua adikku dengan baik," ucap Violetta sambil mengangguk disertai senyuman.
"Dadah kak Megan besok jangan lupa kesini lago ya," ucap Afika sambil nyengir membuat Megan tersenyum.
"Iya siap dek, tapi jangan ngusahin kakak kamu jadi adek yang baik," ucap Megan yang dibala anggukan oleh Afika.
"Oke kak Megan," ucap Afika sambil tersenyum dan mengangguk.
Setalah Megan dan kedua orang tuanya pergi Violetta mengajak adiknya masuk ke dalam rumah.
"Ayo sayang kita masuk ke dalam waktunya kamu tidur," ucap Violetta.
"Iya kak," ucap Afika sambil mengangguk.
"Kak Violetta," panggil Afika membuat Vio yang sedang menatap adik kecilnya menoleh.
"Iya sayang ada apa?" tanya Violetta.
"Keluarga kak Megan baik bangat ya sama kita," jawab Afika membuat Violetta tersenyum.
"Iya sayang memang sangat baik kakak merasa bersyukur bangat bisa kenal sama keluarga Megan," ucap Violetta.
"Ya sudah, sekarang kamu tidur karena besok adalah pertama kamu berangkat ke sekolah nanti malah bangun kesiangan kalau enggak tidur," ucap Violetta yang dibalas anggukan oleh Afika.
Kemudian Violetta mengajak adiknya masuk ke kamar dan meletakan adik kecilnya ke ranjang. Begitu juga dengan Afika yang langsung naik ke ranjang lalu tidur.
Violetta menatap kedua adiknya dengan raut wajah sedih. Kehilangan kedua orang tuanya yang sangat Violetta sayangi membuat hatinya sangt hancur apalagi Violetta menatap Lisa yang masih berusia 8 bulan harus kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya.
Apa pun yang terjadi nanti kakak janji akan selalu menjaga kalian berdua. Adik-adik kakak yang paling kakak sayangi, batin Violetta seraya mencium kening kedua adiknya secara bergantian.
Kemudian Violetta beralih ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya lalu menyusul kedua adiknya tidur.
Jam menunjukkan pukul 3 pagi adik kecilnya tiba-tiba menangis membuat Violetta dan Afika yang sedang tidur tersentak kaget.
Oek oek oek
"Kak Vio adik Lisa kenapa koq menangis?" tanya Afika dengan raut wajah penasaran.
"Adik Lisa sedang haus sayang makanya menangis. Jadi, Afika jaga adik dulu ya kakak mau bikin susu dulu buat Lisa," jawab Violetta yang dibalas anggukan oleh Afika. Kemudian Violetta keluar dari kamarnya.
"Adik kakak yang paling cantik jangan menangis ya kak Vio sedang bikin susu buat adik jadi jangan menangis lagi ya," ucap Afika yang mencoba menghibur adiknya agar berhenti menangis dan berhasil adiknya berhenti menangis membuat Afika tersenyum senang.
"Nah gitu dong tersenyum jadi adik kakak jadi semakin cantik kalau tersenyum," sambung Afika yang kembali menghibur adiknya sembari menunggu kakaknya datang.
Violetta yang tidak sengaja melihat Afika menghibur adiknya hanya bisa tersenyum lalu mendekati kedua adiknya yang sedang bermain.
Lalu mengangkat adik kecilnya agar tidur dipangkuannya dan mulai memberikan adiknya susu.
"Afika enggak tidur lagi sayang?" tanya Violetta yang melihat adiknya sedang bermain boneka barbie.
"Memangnya Afika boleh tidur lagi kak?" tanya Afika balil membuat Violetta tertawa kecil.
"Ya bolehlah sayang nanti kakak bangunin kalau sudah waktunya shalat subuh," jawab Violetta.
"Oke deh kak," ucap Afika sambil mengangguk kemudian kembali tidur.
Sedangkan Violetta memutuskan untuk tidak tidur karena sudah tidak mengantuk.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!