...[ Krekek-krekek. ]...
Sebuah suara mesin cetak nota yang berbunyi setiap hari di kehidupan Agus saat melayani pelanggan di sebuah Toko swalayan 24 jam yang berada di sebuah kota Cengkareng, Jakarta Barat, Indonesia.
" Terimakasih untuk pembeliannya, ini kita ada promo mbak. Sebuah coklat batangan yang dimana beli dua gratis satu, apa mbaknya minat? Jika minat, saya akan memasukkannya kedalam nota sekalian. " Agus yang sedang menawarkan sebuah promo yang ada di toko swalayan tempatnya bekerja.
" Hem... tidak dulu mas, soalnya lagi tidak punya uang. Hehehe, lain kali saja ya kalau ada promo lagi. " Pelanggan yang membawa uang pas-pasan yang tidak berdaya karena tidak bisa mengambil promo.
" Ah, iya tidak apa-apa. Ini total dari barang yang mbaknya beli. Totalnya 65.000." Agus yang berusaha sopan terhadap pelanggan. Dalam hati dia menjerit.
Suara jeritan Agus dalam hati. " Huah... sampai kapan ini aku harus menjalani kehidupan yang membosankan ini..? "
Setelah itu Agus pulang dan dia juga telah mengambil cuti untuk satu minggu kedepan. Dia sangat bosan dan letih dengan kehidupan yang dia jalani selama ini. Satu-satunya hal yang menurutnya bagus adalah, dia masih bisa membaca novel dan komik setelah dia pulang dari bekerja.
Membaca novel dan komik merupakan aktifitas Agus untuk mengusir hawa suram dari kehidupannya selama ini. Novel dan komik yang Agus baca merupakan genre Isekai yang sedang ramai. Entah sudah berapa banyak dia membaca novel dan komik Isekai ini.
" Akhirnya sampai di rumah juga. Ah, kurasa aku akan membaca novel dan komik Isekai saja di kamar. Toh, besok aku juga cuti satu minggu. Aku mungkin juga tidak akan ada kegiatan lain diluar rumah. Jadi, seperti biasanya saja. " Agus yang berbicara sendiri sembari masuk kedalam rumahnya.
Sampai di dalam kamarnya, Agus langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Penampakan kamar Agus seperti kamar pada umumnya, tidak ada yang istimewa. Kalaupun ada mungkin hanya sebuah alat yang dibuat oleh Agus sendiri yaitu sebuah tripot atau sebuah tempat HP yang bisa menempel di tembok dengan disain yang bisa dilipat itu memungkinkan untuk di sesuaikan saat Agus rebahan dan bisa di atur supaya layar HP-nya bisa berada di depan muka Agus. Dalam kebutuhannya dalam membaca novel dan komik, Agus menciptakan tripot tersebut.
Agus yang tidak terlalu menghiraukan sudah berapa jam dia membaca novel dan komik yang dia scroll dari atas kebawah terus menerus itu menjadikan Agus sampai lupa makan untuk beberapa hari. Karena dalam pikiran Agus, dia cuti satu minggu dan tidak akan ada yang mengganggunya kali ini. Jadi, dia ingin melakukan apa yang dia mau. Yaitu, membaca Novel dan Komik.
Waktu berlalu begitu saja, tubuh Agus sebenarnya sudah mulai merespon karena keinginannya dalam memenuhi sebuah hak atas makanan. Tapi, untuk kali ini. Agus sangat malas bergerak dari tempat dia rebahan. Sampai akhirnya, Agus terlalu ngantuk dan akhirnya dia memutuskan untuk tidur sebentar. Tapi, dia tidak tahu bahwa itu adalah terakhir kali dia menutup mata pada tubuhnya tersebut.
Agus mengalami sebuah kelelahan pada matanya dan seperti berkunang-kunang saat dia memejamkan matanya. Dan sebuah dengungan yang ada di kepalanya tidak berhenti karena efek tidak tidur dan tidak makan untuk beberapa hari ini.
" Oh, akhirnya kepalaku berhenti berdengung dan tidak lagi berkunang-kunang. Tapi, kenapa sekarang seperti ada cahaya terang sekali di depan mataku. Dan tubuhku terasa hangat, seolah sedang terkena sinar matahari pagi. Ah ini tidak mungkin, aku kan tidur di kamar. Bagaimana bisa ada sensasi hangat sinar matahari pagi. Apa aku harus membuka mataku? Tapi, aku masih mengantuk sekali. " Gumam Agus dalam pikirannya.
Setelah itu, Agus mencoba membuka matanya. Benar saja kalau dia sedang terpapar matahari pagi yang baru terbit dan terasa hangat di seluruh tubuhnya. Setelah membuka mata sepenuhnya. Agus kaget karena dia tidak berada di kamarnya. Melainkan di sebuah bukit kecil yang dimana dia berada di bawah pohon.
" Hah? Apa yang terjadi. Jelas sekali tadi aku berada di kamarku dan tertidur. Bagaimana bisa aku berpindah tempat. Apakah ini mimpi? Tunggu dulu, seharusnya kalau ini mimpi aku tidak bisa merasakan paparan matahari ini. Dan ini benar hangat. Lalu, apakah aku sudah di akhirat? Tapi, sepertinya ini bukan akhirat juga sih. masih seperti berada di dalam dunia, tapi sedikit berbeda dari dunia yang aku kenal. " Agus masih bingung dengan apa yang terjadi. Dia akhirnya bangun untuk melihat ke sekitar dan memastikan dia berada di mana.
Agus memandang kejauhan dan melihat sebuah pucuk dari bangunan. Pemandangan itu asing baginya, seperti yang dia tahu. Tidak ada bangunan seperti itu tempat dia tinggal. Agus kembali duduk dan memikirkan kemungkinan apa yang terjadi padanya.
" Aku terbangun, tapi aku tidak berada di tempatku tidur sebelumnya. Dan ini bukan mimpi atau akhirat. Aku melihat bangunan yang tidak pernah kulihat sebelumnya di sekitar tempat tinggalku. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Kalau dilihat dari sudut pandang realitas, ini bukanlah hal yang bisa dijelaskan. Tapi, jika aku melihat ini dan berpikir bukan dengan realitas. maka ada satu kemungkinan yang terjadi, yaitu aku telah di transfer ke dunia yang berbeda dari duniaku sebelumnya. Tapi, kenapa aku tidak bertemu Dewa pada sesi sebelumnya ya. Bukankah itu sesi yang penting dimana aku harus bertemu Dewa dan dia menerangkan kenapa aku dipindah kedunia ini. Atau aku bukan merupakan orang yang se istimewa itu? Atau lebih seperti aku hanya dianggap sampah yang tak begitu penting akan mempengaruhi dunia tempatku sekarang ini. Hah, masa peduli lah. Yang terpenting aku tahu apa yang harus aku lakukan selanjutnya meski tidak ada petunjuk dari Dewa. Baiklah, Dewa sialan karena tidak mau memberiku petunjuk apapun. Dan karena kau telah menganggapku seperti sampah yang tidak akan mempengaruhi dunia ini. Kau telah salah menganggap sampah pada pembaca akud pada novel dan komik Isekai ini. Karena aku pasti akan membuat sebuah perubahan besar dari pengalamanku membaca novel dan komik selama ini. jadi, tunggulah langkahku selanjutnya Dewa sialan. " Dan begitulah, Agus yang berfikir keras karena bagaimanapun dia tidak diberi petunjuk atau sebuah pesan yang di mana dia dipindahkan kedunia ini.
Agus mencoba memahami, sepertinya dia langsung paham. Dia memiliki kemampuan untuk membuka jendela statusnya.
" Hem, jadi memang seperti itu ya. Aku dapat membuka jendela status yang menerangkan levelku dan pekerjaanku. Tapi, ada yang membuatku sedikit jengkel. Kenapa pekerjaan awalku itu adalah seorang glandangan... ? " Agus yang kesal meneriaki langit karena dia dilempar kedunia ini memang harus memulai dari nol besar.
Agus yang masih melihat sekitarnya dan mencari jalan menuju menara yang menjulang dari apa yang dilihatnya dari tempat Agus.
" Benar-benar tidak ada jalan lain selain melewati hutan di depanku ini. Aku merasakan sebuah tekanan yang berbahaya dari dalam hutan tersebut. Tapi, mau bagaimana lagi. Aku harus melewati hutan tersebut untuk bisa ke tempat yang memiliki populasi manusia. Kalau tidak, aku bisa mati kelaparan disini. " Agus berjalan pelan menuju hutan di hadapan matanya.
Sebuah hutan yang membentang itu adalah jalan satu-satunya ketempat tujuan Agus, meski dia tidak tahu apa yang ada setelah melewati hutan tersebut. Tapi, dia yakin ada manusia disana.
Agus berjalan memasuki hutan dan beberapa langkah ke dalam hutan tersebut tidak terjadi apa-apa.
" Ahahaha, mungkin aku terlalu khawatir dengan hutan ini. Kurasa aku bisa melewatinya. " Saat Agus berjalan, dari sudut yang bersembunyi dan siap menerkam mansanya itu siluet mata yang tajam dan bersinar meloncat keluar.
...[ Wuss... . ]...
Seekor srigala muncul didepan Agus. Pada saat itu Agus tidak lari dan dia juga khawatir bagaimana tentang keadaannya sekarang.
" Hoe-hoe-hoe, apakah ini monster yang familiar yang muncul pertama kali diawal cerita? Apa aku harus mengalahkannya untuk bisa menaikkan statku, hah... aku tidak punya senjata, lalu bagaimana aku mengalahkannya? Baiklah, kita akan bermain sedikit ya anjing hutan! " Agus bersiap untuk langkah menghindar jikalau srigala itu melompat dan menyerangnya.
Benar saja, srigala itu langsung meloncat kearah Agus.
...[ Wus... srrreettt... . ]...
Agus berhasil menghindari serangan pertama dari srigala tersebut. Agus mengambil batu yang sudah dia incar dari tadi. Saat serangan kedua terjadi.
...[ Gubrak... . ]...
Agus kini berada di bawah tikaman srigala tersebut. Tapi, rencana Agus berhasil dan sekarang tinggal bagaimana Agus menyelesaikannya, karena jarak antar Agus dan srigala tersebut sudah ditiadakan.
" Ahaha, kena kau anjing! Yang akan kenyang adalah aku, bukan kau! " Agus mencoba menggenggam tangannya erat pada batu yang dia pegang.
...[ Duess... . ]...
Dengan serangan pertama dan sekuat tenaga, Agus berhasil membuat srigala tersebut tumbang. Dan dia tidak membiarkan kesempatan tersebut sirna. Agus melanjutkan membenturkan batu yang dia pegang ke kepala srigala tersebut terus menerus sampai dia yakin kalau srigala tersebut tidak bisa bangkit lagi.
" Hehehe, akhirnya perburuan pertamaku berhasil. " Agus yang berlumuran darah srigala itu membuka bajunya dan sebuah pemberitahuan seperti di game muncul di depan Agus.
...[ Selamat! Kamu sudah mengalahkan Warewolf untuk pertama kali, kamu mendapatkan hadiah. Ingin membuka hadiahnya?]...
...[ Ya/tidak? ]...
" jadi ini dibuat seperti aku yang memahami tentang bagaimana novel dan komik isekai ya, mungkin si dewa tidak begitu buruk dalam memberikanku kehidupan ini. Baiklah, aku akan membukanya. Tinggal tekan ya kan? " Agus menekan pilihan iya untuk membuka hadiahnya.
...[ Selamat, anda mendapatkan beberapa item sebagai berikut... ]...
...[ 1. Inventory 2. Sebuah pisau Dagger yang bermaterial dari taring werewolf 3. sebuah batu werewolf. ]...
" Jadi, aku mendapatkan tempat penyimpanan untuk barang-barangku. Yah, ceritanya mungkin akan seperti ini jika dewa memberikan ini berdasarkan pada apa yang paling dipahami olehku. Jadi, aku mendapatkan batu werewolf, tapi untuk daging dan kulitnya mungkin aku harus berusaha sendiri. Tapi, setidaknya aku mendapatkan dagger yang bisa kupakai untuk memotong werewolf ini dan untuk senjataku kedepannya. " Agus memutuskan untuk memotong dan memisahkan daging werewolf dan kulitnya.
Agus memasukkan kulit werewolf tersebut kedalam inventory, kalau mungkin itu bisa dijual nanti. Tapi, dia tidak memasukkan daging werewolf tersebut kedalam inventory. Dia berencana untuk memakannya.
" Aku masih bingung kenapa daging dari werewolf ini tidak langsung masuk kedalam inventoryku.Yah, terserah lah. Yang terpenting untuk sekarang adalah aku harus makan, karena sepertinya aku sangat kelaparan setelah mengerahkan tenagaku untuk mengalahkan werewolf tadi. Lagipula memang sulit bagiku untuk mengalahkannya dalam level 0. Eh, tunggu dulu. Aku belum melihat statku tentang level." Setelah itu Agus memeriksa statnya.
" Wah, beneran naik seperti dugaanku. Sekarang aku naik ke level 2, berarti cukup cepat juga untuk hanya sekedar mengalahkan werewolf. " Agus yang senang karena naik level dan api sudah disiapkannya untuk memanggang daging werewolf yang baru saja dia kalahkan.
Aroma dari daging werewolf tersebut sangat Harum setelah dipanggang, setelah membolak-balikkan daging tersebut diatas bara api. Akhirnya daging tersebut matang dan Agus segera memakannya.
" Hem... ini enak sekali ternyata. Rasanya tidak jauh berbeda dari daging kambing pada umumnya. Eh, ngmong-ngomong disini ada kambing tidak ya? Entahlah, tidak begitu penting juga. " Agus memakan dengan lahap dan menghabiskan daging itu dengan cepat.
setelah dia kenyang dan cukup beristirahat. Agus melanjutkan perjalanannya.
" Hem, kalau dilihat namaku disini masih berbentuk tanda tanya. Lalu apakah aku harus mengubah namaku disini? " Agus berjalan sambil memandangi jendela statnya.
" Baiklah, akan kucoba. Nama apa yang cocok ya? Ah, aku tidak kepikiran nama yang bagus, baiklah aku akan mencoba mengarang, karena aku memulai semua dari level 0 bagaimana kalau aku ganti dengan Zero bagian nama yang bertanda tanya ini? " Agus mengubah namanya pada stat jendela.
...[ Nama berhasil di ganti menjadi Zero. ]...
" Heh, berhasil. baiklah, bagaimana kalau kita ubah lagi. " Agus mencoba mengubah namanya lagi.
...[ Tidak bisa melakukan tindakan yang di inginkan. ]...
...[ Tidak bisa melakukan tindakan yang di inginkan. ]...
" Heh, kok tidak bisa diubah lagi? Yah, tadi itu kan cuma nama asal-asalan. Kenapa tidak bisa diubah lagi. " Agus merenungi perbuatannya.
Dalam perjalanan. Agus mengalami sebuah mual yang teramat memuakkan. Kemudian badan Agus, maksudnya Zero mengalami panas yang luar biasa.
" Hah... apa yang terjadi padaku? " Lalu Zero mengingat bahwa daging werewolf tidak bisa langsung masuk kedalam inventory dengan sendirinya.
" Apa karena memakan daging monster disini itu tabu? Atau bahkan belum ada yang memakan daging monster disini. Jadi, alasannya masuk akal. Tapi, bagaimana aku bisa bertahan dari kondisiku yang sekarang ini? "Zero yang berjalan sempoyongan itu tiba-tiba mendapatkan sebuah pesan di jendela statnya.
...[ Selamat resistensi terhadap racun anda sudah aktif. Sebagai hadiah karena sudah bertahan dari kondisi yang hampir membuatmu mati, resistensi meningkat ke level 3.]...
" Hah? Baiklah, itu mungkin membantu. Tapi sekarang aku sudah kehabisan tenaga hanya untuk berjalan. Aku akan beristirahat dan tidur sebentar. " Zero terbaring telungkup di bawah pohon. " Zero beristirahat sebentar untuk memulihkan tenaganya.
Selama lima belas menit Zero berbaring dan akhirnya bangun.
" Hoam... Aku sampai lupa kalau aku berada di dalam hutan. Bagaimana kalau aku tadi di tikam oleh werewolf saat tidur tadi? Aku lengah karena terlalu capek. Baiklah, aku akan melanjutkan perjalanannya saja." Zero berjalan semakin memasuki hutan.
Semakin dalam Zero ke dalam hutan. Dia merasakan tekanan yang berbahaya semakin kuat. Karena didalam hutan tersebut ada banyak monster yang berbahaya.
Zero yang masih memiliki level rendah tidak begitu saja menghampiri monster yang dia lihat di dalam hutan. Tapi, dia akan melawannya jika monster itu menyerangnya dulu.
Semakin masuk kedalam hutan, Zero bertemu goblin, orc, high orc dan berbagai monster yang memiliki tingkat kecerdasan diatas werewolf. Setelah Zero memeriksa kembali jendela statusnya. Ternyata dia bisa menyalin skill dari monster yang dia makan.
Sampai sekarang, dia sudah memakan beberapa monster dan menaikkan resistensi terhadap racun sampai level 18. Skillnya juga bertambah. Kini Zero berada di level 20. Level yang seharusnya lebih dari cukup untuk menjadi seorang petualang amatir.
Entah mengapa Zero berjalan kearah sumber yang berbahaya. Karena dia menjumpai monster yang tingkatannya lebih tinggi di tempat yang dia injak selanjutnya. Atau memang karena sumber berbahaya itulah yang menarik dia saat ini untuk dihampiri.
Zero langsung berhenti tiba-tiba saat dia melihat beruang besar yang baru saja memasuki sebuah gua. Itu adalah monster Beruang Grizer yang besar dengan tanduk di kepalanya.
" Jadi, dia merupakan sumber berbahaya yang menarik ku kedalam hutan ini. Hahaha, apakah aku bisa menghadapinya kali ini? Mungkin kesempatan ini tidak akan datang dua kali bertemu dengan monster yang cukup kuat ini. Tapi, aku masih lemah untuk bertarung melawannya. Aku harus duduk sebentar dan memikirkan sebuah strategi. Atau aku akan mati konyol kali ini. " Zero duduk dan memikirkan bagaimana cara agar dia bisa mengalahkan monster beruang tersebut.
Zero melihat daftar inventorynya dan menyusun strategi untuk melawan monster beruang itu dengan peralatan yang dia miliki sekarang.
Zero yang bersiap untuk melawan beruang grizeritu telah mantap dengan strateginya.
Zero perlahan berjalan menuju arah gua supaya kehadirannya tidak di ketahui oleh beruang grizer tersebut. Perlahan memasuki gua dan melihat keadaan di dalam gua.
" Jadi begini keadaan didalam gua ya, Lalu dimana beruang itu? " Zero yang tanpa sadar sudah memasuki gua tersebut terlalu dalam tanpa menemukan beruangnya.
Tiba-tiba dari arah belakang Zero terkagetkan dengan serangan cakaran yang di arahkan kepadanya.
...[ Suet... brell... . ]...
Zero berguling-guling dan berbalik melihat beruang grizer itu sudah berada di belakangnya sebelumnya.
" Bagaimana dia bisa menemukanku. Jika tidak ada hawa membunuh yang sangat kuat itu yang terpancar darinya, mungkin aku sudah menjadi daging cincang yang siap dimakan olehnya. " Zero langsung menarik daggernya dan mengambil tombak goblin dari inventory.
...[ Wuss... jleb... . ]...
Tombak itu mengenai beruang tersebut. tapi, lukanya tidak cukup dalam dan cuma menancap di lengan beruang tersebut karena reflek pertahanan dari si beruang.
" Ho, kau cukup pintar untuk menangkis serangan tersebut ya berry... "
...[ Berry adalah sebutan untuk beruang yang jinak menurut Zero. Tapi, yang dihadapi olehnya bukanlah seekor beruang yang jinak. Dan apakah memang ada beruang yang jinak? ]...
...[ Guarmmm ... . ]...
Aungan dari beruang itu membuat langit-langit gua bergemuruh seperti akan runtuh.
Zero berlari memutari beruang supaya mengalihkan perhatiannya.
" Hei, tunggu dulu Berry! Kau bisa menguburku nanti di gua jika gua ini runtuh karena aumanmu. " Zero mempersiapkan sebuah bom asap untuk dilempar kearah Berry.
...[ Suet, kebum... . ]...
Asap beterbangan kearah Berry dan menutupi penglihatannya. Namun yang dilempar oleh Zero bukanlah sebuah bom asap biasa.
" Hahaha, apa sekarang kau ingin menangis Berry? Itu adalah campuran antara bubuk merica dan racun yang bisa membuat matamu bengkak. " Zero mencoba menutup matanya sampai asapnya menghilang dan dia bersembunyi dibalik bebatuan yang ada.
Dengan efek dari bom asap tersebut. Berry susah untuk membuka matanya. Dan mengalami kebutaan sementara, dan ini kesempatan untuk Zero mengalahkan Berry.
Zero meloncat dari balik batu yang dia buat untuk sembunyi. Dan kemudian dia berlari kearah Berry. Dengan sekuat tenaganya dia menusuk kaki kanan Berry dan menyayatnya. Kemudian kaki kiri dan saat Zero berusaha untuk menusuk jantung Berry.
...[ Krak, tier... . ]...
Degger yang Zero pakai terapit oleh cakar Berry dan patah di tarik Berry.
Zero kemudian menjauh untuk memberi jarak antara dia dan Berry.
" Hah, ini gawat sekali. Degger itu adalah senjata andalanku yang kupunya kali ini. Lalu bagaimana aku bisa mengalahkan Berry untuk saat ini? " Zero melihat inventorynya untuk menemukan senjata yang bisa dia gunakan membunuh Berry.
Akhirnya Zero sudah memiliki rencana. Dia melempar sebuah tali yang dia dapatkan saat mengalahkan orc. Tali tersebut tepat berada di leher Berry. Kemudian Zero menarik kearah yang dia inginkan. Meski Berry tidak bergerak sedikitpun. Tapi, itu tidakkah masalah bagi Zero. Karena, tujuan utama darinya adalah membuat sedikit condong saja tubuh Berry.
" Kuharap cairan lumut yang entah kubayangkan akan kubuang ini ternyata akan berguna disini. " Zero melempar banyak cairan lumut yang cukup licin itu kearah kaki-kaki Berry.
Lalu dengan sisa bubuk merica yang belum dia buat sebagai bom asap itu di lempar kearah kaki kanan Berry yang membuat Berry mengaum dengan keras karena perih luka sebelumnya ditaburi bubuk merica oleh Zero. dengan reflek kaki Berry diangkat dan jatuh di cairan lumut yang licin. Keseimbangan Berry sudah tidak bisa dijaga. Zero segera mengambil tali yang melingkar di leher Berry.
Zero menarik dengan sekuat tenaga yang tersisa.
...[ Brekk... jleb. ]...
Tubuh Berry jatuh dan tepat pada jantungnya tertancap di stalakmit yang cukup besar dan kuat di dalam gua. Jadi, tujuan dari semua itu adalah untuk menusuk jantung Berry. Karena Zero sudah tidak memiliki peralatan yang cukup kuat. Dia akhirnya menggunakan otaknya untuk mengalahkan Berry.
" Maaf ya Berry! Tapi aku harus menjadi kejam untuk bisa bertahan di duniaku yang sekarang ini. " Zero mengelus kepala Berry yang sudah mati.
Lalu pemberitahuan muncul di depan mata Zero.
...[ Selamat! Kamu telah mengalahkan Beruang Grizer yang cukup kuat. Statusmu akan dihitung dan peningkatan status karena sudah mengalahkan musuh yang kuat akan segera kamu terima.]...
" Hem, dengan mengalahkan Berry, level ku bisa naik sampi sepuluh tingkat. Sebenarnya seberapa kuat dia sampai bisa menaikkan levelku cukup tinggi? " Zero melihat jendela statusnya.
...[ level 30, intelegen level 35, HP 564/787, MP 600/600.]...
"Dengan mengalahkan musuh yang kuat, aku juga mendapatkan poin Exp dan meningkatkan HPKu. Jadi lebih seperti recovery saat sudah mengalahkan musuh. Ini cukup berguna karena saat aku sudah kelelahan. Aku akan kembali bugar lagi. Ini mungkin juga termasuk skill ku. Dari yang aku lihat. Aku sepertinya juga bisa menggunakan sihir, tapi aku belum mempelajari sihir karena aku tidak tahu bagaimana itu bekerja di dunia ini. Mungkin akan kupelajari nanti kalau sudah sampai ke tempat tujuan. " Zero yang menguliti Berry dengan sisa patahan deggernya itu sedikit kesulitan.
" Apakah aku bisa membuat degger baru dari cakar Berry? Eh, tunggu dulu. Aku mendapatkan skill baru. Apa ini? Blacksmit. Bukankah itu skill penciptaan senjata atau barang lain. Akan kucoba meski levelnya masih 1 karena baru mendapakannya. daripada aku menggunakan cakar Berry, kenapa aku tidak menggunakan tanduknya saja. Ini cukup kuat untuk item semacam ini. Dan lebih kuat dari cakar Berry. Baiklah, kita coba! " Zero mencoba membuat deggernya sendiri dari item yang dia dapat dari Berry.
Sebuah degger akhirnya jadi meski agak primitif karena skill Blacksmithnya Zero masih rendah. Tapi, ketahanan dari degger tersebut lebih tinggi dari degger sebelumnya karena terbuat dari item monster yang kuat.
" Baiklah, dengan ini aku bisa mencincang dengan mudah. " Zero menyelesaikan memotong daging beruang.
Dia lapar dan akan memakan daging Beruang Grizer itu. Meski efek yang dia terima akan dirasakan setelah beberapa saat memakannya. Tapi, dia sekarang lapar dan dia juga sudah memakan beberapa monster sebelumnya. Tapi karena daging beruang itu cukup banyak dan lebih enak ketimbang daging monster lainnya. Zero memutuskan untuk menyimpannya di inventory. Efek yang dia terima ternyata cuma sekali saat memakan daging monster. Setelah kali kedua atau ketiga itu tidak ada efeknya sama sekali. Karena tubuh Zero sudah menyesuaikan diri dengan kandungan kekuatan pada daging monster tersebut.
" Ho, ini enak sekali dagingnya. Aku tidak peduli rasa sakit yang akan kuterima nanti setelah memakannya. Aku lapar dan rasanya juga enak. Terserahlah. " Zero memakan dengan lahap daging beruang bakar tersebut dengan bumbu yang dia temukan di hutan. Meski tidak sama seperti di dunianya sebelumnya bumbunya.
Zero yang memilih bumbu untuk masakannya juga mendapatkan resistensi racun dari tanaman berbahaya karena dia mencobanya satu-satu tanaman yang ada di hutan yang menurutnya bisa dibuat untuk bumbu masakan. Dan dia juga membawa banyak tanaman yang bisa dia makan dan di jadikan bumbu. Dan beberapa tanaman yang memiliki efek racun juga dia bawa untuk jaga-jaga. Jadi, tanpa dia sadari dia sedikit lagi akan kebal terhadap racun yang tingkatannya menengah sampai kuat.
...[ Beberapa saat setelah Zero memakan daging Beruang Grizer. ]...
" Woah... kenapa rasanya perutku sakit sekali? Panas di sekujur tubuhku ini juga. Dan hoah... kenapa aku memakannya tadi? " Zero yang kesakitan melupakan tekadnya yang sebelumnya.
Setelah menghadapi rasa sakit yang teramat sangat tersebut. Akhirnya Zero bisa berfikir jernih.
"Mari aku lihat jendela statusnya. Apa yang akan terjadi padaku kali ini? " Zero membuka jendela statusnya.
...[ HP 998/1230, MP 756/960, Resistensi terhadap racun lv. 46, level sekarang 40.]...
" Oh, jadi itu peningkatan yang cukup banyak sekali. Dan levelku juga naik 10 lagi karena memakan daging ini. Yah, meski efek itu cuma sekali.Tapi, itu merupakan peningkatan yang cukup signifikan buatku. Dan ini apa ya? Skill baru, Analisa? Dari yang kutahu itu mungkin untuk menganalisa sebuah skill atau level lawan yang berada didepanku atau cuma sekedar melihat level seseorang untuk memastikannya. Baiklah, aku akan mencobanya di luar gua, tapi sebelum itu... ada yang akan kuambil dari gua ini dengan jumlah yang banyak. Apa inventoryku bisa memuatnya ya? " Zero pun keluar gua setelah memungut banyak benda di dalam gua.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!