NovelToon NovelToon

Lotus In Mud

Hari pernikahan.

Di sebuah kota Tianjin, hiduplah gadis yatim piatu tapi dia memiliki warisan kekayaan yang cukup banyak dari kedua orang tuanya dan kakek buyutnya.

Gadis itu bernama zhao Chun tian, yang sekarang dia tinggal di sebuah istana milik kakek buyutnya.

Seorang pelayan sedang masuk ke kamarnya dan membuka tirainya.

"Nona sudah pagi! " Seru pelayan itu, pelayan itu bernama Merry keturunan Asia dan Eropa. Dia pelayan kepercayaan Chun tian.

"Pagi Merry! " Seru Chun tian yang masih didalam selimut.

"Nona cepat bangun!, bukankah hari ini anda akan pergi ke butik pilih baju pengantin" Ucap Merry.

Chun tian pun menyikap selimutnya dan bangun dari tidurnya.

"Sekarang jam berapa? " Tanya Chun tian.

"Jam sembilan nona" Jawab Merry.

"Bantu aku bersiap-siap sebelum kak Bolin datang" Ucap Chun tian dengan tergesa-gesa.

Setelah siap untuk pergi Bolin pun datang menjemputnya, dia menunggu di depan rumah Chun tian dengan mobil barunya.

Chun tian yang tau kalau Bolin datang bergegas berlari menghampirinya, "Ayo kakak kita pergi! " Ajak Chun tian dengan senyum.

"Hari ini kamu terlihat cantik sekali" Puji Bolin.

Mereka berdua langsung masuk kedalam mobil Bolin, didalam mobil mereka saling bercanda dan membicarakan pernikahan mereka besok.

Sebenarnya Bolin cinta pertama Chun tian, Chun tian dibuat tergila-gila dengan Bolin baik karena parasnya dan juga sikapnya yang manis memperlakukan Chun tian. Tapi kakek buyutnya Chun tian merasa Bolin tidak tulus mencintai Chun tian dia merasa Bolin hanya menginginkan hartanya saja, Tapi Chun tian yang sedang dimabuk cinta tidak mau mendengarkan nasehat kakek buyutnya.

Karena kakek buyutnya Chun tian tidak percaya dengan Bolin, maka saat dia meninggal dia membuat surat warisan yang berisi "semua hartanya akan diberikan kepada Chun tian dan tidak bisa diambil alihkan, jika sesuatu terjadi pada Chun tian maka warisan tersebut akan diberikan kepada yayasan untuk orang yang tidak mampu" Isi dari surat warisan kakek buyutnya.

Mereka pun telah sampai di butik gaun pengantin, dan masuk kesana. Chun tian pun mencoba gaun pengantin yang telah di pesannya jauh hari dengan gaya Eropa yang elegan, Bolin pun menunggu nya di kursi tunggu dengan memainkan ponselnya.

Tak beberapa lama Chun tian pun datang dengan menggunakan gaun pernikahannya.

"Wah.., cantiknya calon istri ku ini! " Puji Bolin.

"Benarkah! " Seru Chun tian dengan tersipu malu.

"Apa nanti kamu juga menggunakan liontin ini saat pernikahan? " Tanya Bolin.

"Tentu saja, ini warisan terakhir dari kakekku karena liontin ini pusaka keluarga kami" Jawab Chun tian.

"Baiklah" Ucap Bolin. "Tapi aku merasa benda itu seperti sedang melindungi Chun tian" Pikir Bolin sambil melihat kearah liontin itu.

"Kalau gitu aku mau ganti baju dulu" Ucap Chun tian.

"Aku tunggu! "Seru Bolin.

Tiba-tiba ponsel Bolin berbunyi, dia lalu tersenyum setelah tau siapa yang menghubunginya.

" Halo sayang, aku sedang bersama Chun tian di butik, nanti malam saja kita bertemu"Ucap Bolin di telepon.

"Iya aku sangat merindukanmu! " Seru Bolin pada orang yang ada ditelepon.

Tiba-tiba Chun tian datang di belakang Bolin. "Kakak bicara dengan siapa begitu mesra" Ucap Chun tian.

Bolin yang mendengar suara Chun tian pun kaget lalu dia mematikan ponselnya, dia pun langsung berbalik badan dan menaruh ponselnya kedalam saku. "Kamu sudah selesai sayang, ayo kita pergi! " Ucap Bolin yang gugup.

"Kakak belum jawab pertanyaan ku, kakak bicara dengan siapa pakai kata-kata sayang? " Tanya Chun tian.

"Oh ini, dengan Bao adikku" Jawab Bolin dengan berbohong.

"Dengan Bao, kenapa kakak tutup aku juga mau bicara dengannya? " Ucap Chun tian.

"Dia sedang terburu-buru untuk main jadi dia menutup panggilannya" Jawab Bolin dengan berbohong lagi. "Ayo kita pergi kita makan! " Ajak Bolin dengan mengalihkan perhatian Chun tian.

Chun tian pun menuruti permintaan calon suaminya, dan mereka pun pergi dari sana.

Keesokan harinya hari yang ditunggu Chun tian adalah hari pernikahan dirinya dan Bolin,dia sudah bangun sejak pagi untuk bersiap-siap berangkat ke gedung resepsi pernikahan mereka.

Chun tian pun juga selesai dirias oleh penata rias profesional dan dia juga sudah mengenakkan gaun pengantinnya.

"Wah nona terlihat cantik! " Puji Merry.

"Terima kasih Merry, apa semuanya sudah siap? " Ucap Chun tian.

"Semuanya sudah siap tunggu nona saja" Ucap Merry.

"Apa Mei belum datang? " Tanya Chun tian.

"Nona Mei sepertinya dia.. " tiba-tiba perkataan Merry terpotong karena kedatangan Mei.

"Aku disini!, temanku yang cantik" Ucap Mei dengan bahagia.Wang Mei teman akrab Chun tian saat SMP, Chun tian tidak banyak mempunyai teman. Hanya Mei yang jadi teman dekatnya, Bolin pun juga dikenalkan Chun tian oleh Mei karena Bolin adalah senior Mei di kampusnya.

"Mei! " Seru Chun tian sambil menghampiri Mei.

"Aku kira kamu tidak jadi datang" Ucap Chun tian.

"Kenapa jika aku tidak datang, apa kamu mau membatalkan pernikahan mu? " Tanya Mei.

Chun tian pun mencium bau minuman keras dari tubuh Mei. "Kamu pagi-pagi mabuk? " Tanya Chun tian.

"Cuma dikit! " Jawab Mei.

"Kamu ini pagi-pagi sudah minum, sejak kapan kamu jadi pecandu alkohol seperti ini? " Tanya Chun tian.

"Aku minum karena suasana hatiku senang sekali, sahabat karib ku akan segera menikah" Jawab Mei, sambil memandang dengan tatapan penuh arti. "Maafkan aku Chun tian, yang telah mengkhianatimu" Suara hati Mei.

"Ayo! kita ke tempat resepsi, dan aku juga harus mengucapkan selamat pada pengantin pria" Ucap Mei.

Mereka akhirnya masuk kedalam mobil dan menuju ke tempat resepsi.

"Merry apa kamu lihat Mei?, sepertinya dari tadi aku tidak lihat dia? " Tanya Chun tian.

"Sesampai di gedung tadi nona Mei katanya mau pergi ke toilet" Jawab Merry.

"Apa tidak apa-apa dengannya? " Suara hati Chun tian yang mengkhawatirkan sahabatnya itu.

Saat akan mencari Mei saudara Bolin dan orang tuanya datang memberi selamat pada Chun tian dan ingin melihat calon mantunya dan saudara iparnya.

"Pilihan Bolin tidak salah pengantin wanitanya cantik sekali" Ucap ibu Bolin.

"Iya benar! " Seru semua orang disana.

Tapi ada satu yang menarik perhatian Chun tian yaitu Bao keponakan Bolin yang berusia 6 tahun, dia memasang wajah cemberut. Chun tian pun mendekati Bao.

"Ada apa dengan mu Bao, kenapa wajahmu seperti itu? " Tanya Chun tian.

"Aku kira pengantin wanitanya kakak Mei, ternyata kakak" Jawab Bao dengan polosnya.

Chun tian yang mendengar itu menjadi kaget, "Bagaimana bisa anak kecil seperti Bao bicara seperti itu? " Pikir Chun tian.

"Kakak Mei dan paman Bolin hanya teman biasa saja, Bao pasti salah faham" Ucap Chun tian.

"Tidak Bao, tidak salah. Aku lihat sendiri mereka bercium seperti drama di TV, kakek dan nenek tau mereka saling suka" Ucap Bao.

Dunia Chun tian tiba-tiba tersambar petir, dipikirannya sekarang penuh tanda tanya dan kebimbangan.

"Bibi Bao keluar dulu ya! " Ucap Bao.

"Iya" Jawab Chun tian dengan senyum terpaksa.

"Jika aku tanyakan ini pada keluarganya Bolin pasti ditutupi, tapi biasanya anak kecil selalu jujur atas apa yang dilihatnya" Suara hati Chun tian.

Chun tian hanya bisa duduk seperti patung, dia seperti menunggu untuk kematiannya. Kakinya terasa lemas dan tubuhnya tidak bertenaga, walaupun seperti itu dia masih harus tersenyum kepada orang yang memberi selamat padanya.

Munculnya lubang dimensi.

"Tidak aku harus memastikan sendiri kebenarannya" Pikir Chun tian.

Merry yang melihat nonanya berwajah sedih di hari pernikahannya, dia pun menjadi khawatir.

"Nona anda tidak apa-apa? " Tanya Merry.

"Merry, apa kamu lihat Mei? " Tanya Chun tian balik tanya.

"Tidak nona" Jawab Merry.

"Aku mau menemui kakak Bolin sebentar" Ucap Chun tian.

"Tapi nona sebentar lagi acara akan dimulai" Cegah Merry.

"Tapi ada yang harus aku bicarakan, kalau tidak aku akan menyesal selamanya" Ucap Chun tian.

"Baiklah nona" Jawab Merry.

Chun tian pun pergi meninggalkan ruangannya dan pergi ke ruang Bolin, Saat berada didepan ruangan Bolin dia saat akan membuka pintu. Betapa terkejutnya apa yang dilihatnya, ternyata Bolin dan Mei bermesraan di dalam ruangan Bolin.

"Dasar brengsek!, kalian berdua" Suara hati Chun tian.

"Brak.. " Suara pintu ruangan tersebut dengan kerasnya.

"Aku benci kalian berdua! " Teriak Chun tian, Terlalu kerasnya teriakan Chun tian semua orang memperhatikan kearah ruangan Bolin.

"Chun tian! " Seru mereka.

"Aku batalkan pernikahan ini, dan aku tidak bisa melihat kalian berdua lagi" Ucap Chun tian dengan marah.

"Tunggu Chun tian!,aku bisa jelaskan" Ucap Bolin sedang Mei hanya diam menundukkan kepalanya karena malu.

Chun tian pun berlari pergi dengan mengenakan baju pengantinnya keluar dari gedung resepsi pernikahan, dan di belakang Chun tian diikuti oleh Bolin yang berlari mengejarnya.

Kemudian tangan Chun tian ditarik oleh Bolin, "Aku akan jelaskan padamu! " Seru Bolin.

"Tak perlu, aku lebih percaya apa yang aku lihat. Kalian berdua membuat aku jijik" Ucap Chun tian sambil memandang Bolin. "Sekarang lepaskan tanganku! " Seru Chun tian, sambil berusaha melepas pegangan Bolin.

Akhirnya Chun tian pergi dengan menghadang taksi, didalam taksi Chun tian menangis sekeras-kerasnya.

"Nona tidak apa-apa? " Tanya supir taksi yang dinaiki Chun tian.

"Tidak apa-apa pak, bisa antar saya ke bukit Ni Lian hua"Ucap Chun tian. " Tapi saya lupa bawa dompet "Ucap Chun tian.

Lalu Chun tian melihat cincin pertunangannya dengan Bolin, dia kemudian melepaskan cincin itu dan memberikannya pada supir taksi itu.

" Ini untuk biaya ongkos taksi, ini berlian asli harganya lebih dari ongkos taksi. Ambilah pak! "Ucap Chun tian.

" Terima kasih nona! "Seru supir taksi itu. Dan akhirnya taksi itu jalan meninggalkan gedung resepsi pernikahan itu.

Didalam taksi dia mengingat kejadian yang dimana kakek buyutnya tidak setuju dengan Bolin, " Seharusnya aku menuruti perkataan kakek, hatiku pasti tidak sehancur ini "Pikir Chun tian.

Perjalanan yang jauh membuat Chun tian sedikit bisa berpikiran tenang, untuk masalah yang dia hadapi. Setelah menempuh perjalanan yang panjang Chun tian, akhirnya telah sampai.

Lalu dia keluar dari taksi itu, dan taksi itu pun langsung pergi setelah menurunkan Chun tian.

"Kakek cucumu pulang!, paling nyaman untuk menyembuhkan luka dihatiku adalah rumah kakek" Ucap Chun tian.

Dia pun berjalan masuk ke rumah tua kakek buyutnya, saat akan sampai tiba-tiba terdengar suara gadis yang meminta tolong dengan pelan. "Tolong, siapa saja tolong aku! " Seru siara misterius itu.

Chun tian menoleh kearah bukit yang ada disamping rumah kakeknya. "Suara siapa itu? " Pikir Chun tian dengan perasaan yang ketakutan tapi dia merasa penasaran untuk datang melihatnya.Saat akan kearah bukit, tiba-tiba Chun tian dikaget oleh panggilan bibi Li dan paman Li, mereka orang yang bertugas menjaga rumah dan perkebunan kakek Chun tian.

"Nona Chun tian! " Panggil bibi Li.

"Ya ampun bi, buat saya kaget saja! " Seru Chun tian sambil memegang dadanya karena dikejutkan oleh panggilan bibi Li.

"Nona mau kemana pakai gaun pernikahan seperti ini? " Tanya paman Li.

"Pernikahannya batal" Jawab Chun tian.

Chun tian yang melihat bibi dan paman Li membawa tas besar, dia pun penasaran. "Kalian mau kemana? " Tanya Chun tian.

"Orang tua kami sakit di desa jadi kami mau pergi kesana" Jawab Bibi Li. "Jika nona mau berada disini biar saya yang temani saja" Ucap bibi Li.

"Tidak usah paman dan bibi, beberapa hari ini aku mau sendiri dulu. Jadi kalian tidak usah khawatirkan aku" Ucap Chun tian.

Chun tian pun melepas beberapa perhiasan dari tubuhnya untuk diberikan kepada mereka. "Ini untuk membantu orang tua kalian, tidak boleh ditolak!. Kalian sudah aku anggap seperti orang tua aku sendiri" Ucap Chun tian.

"Terima kasih nona! " Seru mereka.

Chun tian pun langsung pergi ke dalam rumah kakeknya. Paman dan bibi Li membicarakan Chun tian, "Kasihan nona seharusnya dia hari ini dia bahagia tapi pernikahannya pun batal" Ucap bibi Li.

"Untung kamu tidak berbicara banyak tadi, untung saja pernikahannya batal karena tuan besar sampai akhir hidupnya tidak menyetujui hubungan mereka" Ucap paman Li.

"Kasihan nona walaupun dia dari keluarga kaya tapi hatinya sangat baik dan tulus, aku doakan semoga dia segera bertemu jodohnya yang tulus mencintainya" Ucap bibi Li.

"Sudahlah ayo kita berangkat nanti ketinggalan kereta, jika nona mau sendirian berarti dia minta waktu untuk dirinya sendiri biar hatinya tenang" Ucap paman Li.

Dan akhirnya mereka pun pergi meninggalkan Chun tian sendirian di rumah kakeknya.

Setelah sampai didalam rumahnya, dia menelepon orang kepercayaannya untuk mengurus masalah perusahaan sementara dan rumah diurus oleh Merry dan mereka semua tidak tau keberadaan Chun tian. Chun tian benar-benar membutuhkan waktu sendirian tanpa ada orang yang tau dia dimana, saat akan pergi ke kamarnya untuk membersihkan dirinya. Suara itu muncul lagi, karena dia penasaran dengan mengenakan gaun pengantin dia keluar dari rumah lagi dan berjalan menuju bukit.

"Sebenarnya suara siapa itu? " Suara hati Chun tian.

"Siapa disana?, halo! " Teriak Chun tian yang sebenarnya merasa ketakutan.

Hari pun mulai gelap Chun tian menerangi jalannya dengan lampu senter, tiba-tiba dibukit muncul burung berterbangan sehingga membuat Chun tian jatuh dan sehingga telapak tangannya terluka.

"Aduh.. perih sekali! " Seru Chun tian sambil melihat kearah telapak tangannya.

Lalu muncul lagi kunang-kunang yang sangat indah menerangi jalannya Chun tian tuju.

"Apa ini yang dimaksud kakek dulu, aku ingat kakek pernah cerita kalau saat muncul perjalananmu ada kunang-kunang maka dunia lain akan terbuka" Pikir Chun tian.

Chun tian lalu berdiri dan berjalan yang ditunjukkan kunang-kunang itu, dia pun berjalan pelan-pelan karena takut terjatuh lagi.

Dia pun berhenti kearah suara itu berada tapi tidak ada seorangpun.

"Tidak ada siapapun? " Ucap Chun tian. "Apa yang tadi itu hantu? " Ucap Chun tian dengan ketakutan, dia pun berbalik badan. Tiba-tiba burung-burung bertebaran kearahnya sehingga membuat dia ketakutan sampai terduduk dan memejamkan matanya.

"Kakek! " Teriak Chun tian, sambil memegang liontinnya dengan tangan yang terluka.

Liontinnya yang terkena darah Chun tian, tiba-tiba bersinar dengan terangnya dan di belakangnya muncul lubang dimensi lain yang bersinar terang.

Chun tian pun membuka matanya dan berdiri serta membalikkan badannya.

"Apa ini yang dimaksud kakek dengan pintu dimensi lain? " Ucap Chun tian."Lebih baik aku tidak masuk kesana mungkin saja disana tempat yang sangat berbahaya "Pikir Chun tian.

Tiba-tiba suara itu terdengar jelas sekali ada didalam lubang dimensi itu. " Aku harus menolong gadis itu dulu, daripada aku disini meratapi patah hatiku , lebih baik aku masuk kesana"Ucap Chun tian.

Chun tian melangkahkan kakinya masuk dia sudah tidak perduli lagi apa yang akan terjadi nantinya.

Perpisahan dengan chuntian.

Setelah Chun tian masuk ke lubang dimensi itu membawanya ke bukit Ni Lian hua, "Bukankah ini di bukit Ni Lian hua" Ucap Chun tian pada dirinya sendiri.

Dia pun berjalan pela-pelan ke depan, tiba-tiba saja kakinya menginjak sesuatu lalu dia pun melihat kebawah yang diterangi oleh kunang-kunang.

Chun tian pun kaget ternyata yang dia injak adalah tubuh manusia, dia pun berteriak sekeras-kerasnya.

"Ah..! " Suara teriakan Chun tian.

"Ma.. yat!" Seru Chun tian, karena terlalu ketakutan dia pun mau pergi dari sana.

"Tolong.. " Suara tubuh yang tergeletak itu.

Chun tian pun menyadari suara gadis yang selalu terdengar di rumah kakeknya.

"Suara itu! " Ucap Chun tian. lalu dia berbalik badan dan menghampirinya.

Chun tian yang berusaha menyalahkan senternya tapi tidak bisa hidup. "kenapa ini bisa mati? " Ucap Chun tian.

Tiba-tiba kunang-kunang berterbangan kearahnya sehingga dia bisa melihat dengan jelas. Betapa terkejutnya setelah melihat wajah gadis itu mirip sekali dengannya tapi dia berpakaian seperti gadis zaman kuno.

"Kamu tidak apa-apa? " Tanya Chun tian sambil memeriksa keadaannya.

"Tolong aku! " Ucap gadis itu dengan pelan.

"Iya aku akan menolongmu,kamu jangan banyak bicara dulu darahmu akan keluar banyak" Ucap Chun tian dengan khawatir.

"Sepertinya dewa menyuruhmu membantuku balas dendam kepada orang yang telah memperlakukan aku secara tidak adil" Ucap gadis itu.

"Aku benar-benar tidak mengerti maksudmu? " Tanya Chun tian yang kebingungan dengan situasi yang terjadi. "Sekarang yang terpenting adalah menyelamatkan nyawamu dulu" Ucap Chun tian.

"Aku sudah tidak punya waktu lagi, dengarlah permintaan terakhirku nona" Ucap gadis itu.

"Aku minta kamu jadi diriku, gantikan aku berbakti pada kedua orang tuaku dan bantu mereka.. dan kamu harus berhati-hati pada keluarga paman pertama" Ucap gadis itu.

"Kamu sendiri saja yang melakukannya, saat kamu sudah sembuh nantinya" Ucap Chun tian. "Aku akan membawamu ke dokter kamu pasti akan selamat" Ucap Chun tian, saat akan berdiri tangan Chun tian dipegang oleh gadis itu.

"Walaupun aku selamat pun aku tidak ingin hidup, karena hidupku sudah hancur. Nona aku mohon terimalah permintaan terakhirku" Ucap gadis itu dengan sangat pelan.

Karena Chun tian tidak tega dengan kondisinya maka dia menyetujui permintaannya. "Baiklah, aku juga harus tau siapa namamu dan dari mana asalmu? " Tanya Chun tian.

Dengan tenaga terakhirnya dia pun berusaha memberitahu siapa dirinya. "Sa.. ya Lian hua dari keluarga Yang, saya tinggal di desa kua ile. Kami dari keluarga petani kami keluarga besar " Ucap Lian hua. "Uk " Suara batuk Lian hua.

"Tunggu desa Kua ile dimana, sepertinya aku baru dengar" Pikir Chun tian.

"Sebenarnya ini di negara mana?, kita masih di Tianjin? " Tanya Chun tian, yang merasa kebingungan dia sebenarnya ada dimana.

"Tianjin dimana itu nona?, kita ada di negara Han" Ucap Lian hua.

"Apa!" Teriak Chun tian, yang sangat terkejut. "How can I be in Han's country? There are dimensional doors everywhere!" Ucap Chun tian dengan mencari-cari pintu dimensinya.

"Nona ini bicara apa?, dia gadis aneh apa dia bisa menolong ku" Suara hati Lian hua.

"Nona Lian hua kamu yang bisa memanggilku kemari jadi cepat bawa aku pulang! " Seru Chun tian, sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.

"Uk..! "Suara Batuk Lian hua yang mengeluarkan darah.

" Maaf nona!, aku tidak sengaja"Ucap Chun tian.

Lian hua pun sudah tidak punya tenaga lagi untuk berdebat dengan Chun tian.

"Berjanjilah padaku! " Seru Lian hua.

"Baik nona aku berjanji" Ucap Chun tian.

Lian hua yang sudah tidak punya tenaga lagi dia pun menghembuskan napas terakhirnya, tangannya yang tadi memegang tangan Chun tian dengan erat kemudian terlepas.

Chun tian pun memberi hormat pada jasad Lian hua untuk terakhir kali, lalu melepaskan baju Lian hua dan menggantinya dengan baju pengantin yang dia pakai. Lalu mengubur jasadnya bersama gaun pernikahannya.

"Semoga kamu beristirahat dengan tenang dan damai Chun tian, mulai hari ini aku adalah Lian hua dan aku tidak akan lupa pada janjiku" Ucap Lian hua.

Lian hua pun berjalan pelan-pelan menulusuri jalan untuk naik ke atas bukit, setelah naik Lian hua binggung harus berjalan kemana arah dari desa kua ile.

"Aku harus berjalan kearah mana?, kesana atau kesitu! " Ucap Lian hua.

Seperti biasa kunang-kunang datang mengarahkan jalan untuk Lian hua, "Kunang-kunang ini selalu ada saat aku butuh" Suara hati Lian hua dengan tersenyum.

Dia pun berjalan dengan mengikuti arahan para kunang-kunang. Tak beberapa lama Lian hua sudah sampai dan dia melihat papan nama desa kua ile.

"Itu dia! , kakiku seperti mau patah. Orang zaman dulu memang hebat, seharusnya beri aku mobil! " Ucap Lian hua.

"Sial! " Teriak Lian hua. "Aku tidak kuat lagi! " Seru Lian hua. Lalu dia terduduk karena kakinya terasa lemas.

Sekelompok orang desa membawa obor, mereka sedang mencari Lian hua.

"Pak kepala desa sepertinya aku mendengar suara gadis yang berteriak" Ucap Hua sheng. Li Hua sheng adalah teman Satu-satunya dari Lian hua di desa dia anak tabib didesa kua ile.

"Kamu benar Hua sheng, ayo kita kesana siapa tau itu Lian hua! " Seru paman Mu tou. Yang Mu tou adalah sepupu dari ayah Lian hua dan juga sebagai kepala desa disana.

Mereka pun berlari menuju tempat Lian hua duduk di depan papan nama desa kua ile.

Mereka melihat gadis yang bersender di tiang papan nama desa mereka.

"Lian hua! " Panggil paman Mu tou.

"Benar itu Lian hua! " Seru Hua sheng.

Lian hua pun melihat mereka, "Sepertinya mereka semua mengenal Lian hua" Pikir Chun tian. Dia pun langsung berdiri.

"Tuan-tuan sekalian, bisa antar saya ke rumah saya. Saya tidak ingat dimana saya tinggal" Ucap Lian hua.

Mereka semua menjadi binggung, kenapa gadis ini bicara seperti tidak mengenal mereka.

"Kalau kalian tidak mau mengantarkan ku biar aku cari sendiri" Ucap Lian hua. Saat akan jalan masuk ke desa dia dihentikan oleh Hua sheng.

"Tunggu Lian hua! " Panggil Hua sheng.

Lian hua pun berbalik badan melihat mereka, "Ada apa? " Tanya Lian hua.

"Kamu tidak ingat kami atau aku? " Tanya Hua sheng.

"Seperti di drama TV lebih baik aku pura-pura hilang ingatan saja, lebih mudah berbaur dengan mereka" Suara hati Chun tian.

"Tidak, emangnya kita punya hubungan dekat" Ucap Lian hua dengan berbohong.

"Tidak apa-apa, aku pamanmu Mu tou, dia sahabatmu Hua sheng dan kami semua warga desa kua ile " Ucap paman Mu tou.

"Hua sheng kamu panggil ayahmu untuk datang ke rumah kakek Yang" Perintah paman Mu tou.

"Baik paman" Jawab Hua sheng.

Hua sheng pun berlari masuk ke desa, sedangkan Lian hua diantara paman Mu tou dan warga desa ke rumah keluarga Yang. Dan dia mengikuti perintah paman Lian hua, disepanjang jalan rumahnya Lian hua mendengar cerita semua orang desa kua ile dan juga paman dari Lian hua.

"Mereka semuanya sangat ramah pada Lian hua, sepertinya pria bernama Mu tou ini bukan yang dimaksud oleh Lian hua yang harus diwaspadai" Suara hati Chun tian.

Akhirnya mereka sampai di depan rumah keluarga Yang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!