“Pagi Dokter Tania,” sapa Eva perawat rumah sakit itu yang berpapasan dengan Tania.
“Pagi juga Eva,”jawab Tania dengan ramah perempuan itu meninggalkan Eva dan berjalan ke ruangannya.
Tania Prayoga,gadis cantik yang berusia 25 tahun,Tania memiliki tubuh yang mungil,Mata yang coklat,Bibir kecil,Rambut kecoklatan sebahu,kulitnya yang mulus.
Tania putri dari David Prayoga dan Laura.Kelurga mereka sangat berkecukupan,Ayah Tania memiliki perusahaan yang cukup besar bernama.”DL GROUP”
Tania salah satu Dokter di salah satu Rumah Sakit terbesar di Amerika Serikat Yaitu Rumah Sakit.”PM Hospital”
Gadis itu memang sangat beruntung bisa bekerja di salah satu rumah sakit terbesar, di usianya yang masih sangat muda,Tania bertugas sebagai Dokter UGD.
...******...
Tania mendapatkan telpon,bahwa akan ada pasien darurat.Dia segera Bersiap-siap dengan beberpa perawat.
Tibalah mobil ambulance.Tania segera ikut mendorong pasien,dia memenutup luka yang mengeluarkan darah itu dengan kedua tangannya.
Pasien segera di bawa ke dalam ruangan,di dalam sana sangat sibuk para perawat membantu Tania.
“Cek golongan darahnya segera cari beberapa kantong darah,”ucap Tania dengan tegas.
“Baik Dok,”jawab salah satu perawat dan segera melakukan pekerjaannya.
Mereka di dalam sangat sibuk Karena paseinnya mengalama pendarahan hebat.
Tania sangat hati-hati pengeluarkan peluru di dada pasiennya.
Setelah kurang lebih 1 jam,Dokter cantik itu keluar dari ruangan.Ada noda darah tersisa di seragamnya.
Gadis itu sangat kaget,di luar ada beberapa pengawal berbaju hitam dengan tubuh yang gagah dan terlatih.
"Bagaimana keadaan Bos kami dokter,”tanya Alex orang kepercaan Leo.
“Untuk saat ini masa kritisnya sudah terlewati,Pasien akan segera di pindahkan ke ruangan Rawat Inap,”jelas Tania.
“Terimakasih Dok atas kerja kerasnya,”ucap Alex.
“Kalo begitu saya izin pamit yah.”Tania segera meninggalkan Alex.
“Gila udah kaya Presiden aja pengawalnya banyak banget.”Gumamnya dalam hati.
...******...
Ruang Rawat Inap.
Pasien yang tadi Tania tangani sudah sadar setelah 1 jam berlalu.
“Bos…,"panggil Alex yang melihat Bosnya membuka matanya.
Tidak lama kemudian Tania masuk ke ruangan itu,untuk observasi.
“Apa masih ada yang terasa tidak nyaman Pak?”tanya Tania dengan ramah.
Leo yang masih terbaring lemas dia hanya menjawab dengan menggelangkan kepalanya dengan pelan.
Namun laki-laki itu terus memandang Dokter cantik,dia tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Tania.
“Baik,saya sudah selsai memeriksa nanti setiap 30 menit akan ada perawat yang mengecek lagi ya Pak,”jelas Tania.
Leo hanya menganggukan kepalanya denga pelan,laki-laki itu tidak mengeluarkan suarnya,entah karena dia masih sakit atau karena dia terpikat oleh kecantikan Tania.
“Oh iya ini tolong yah yang nunggu pasiennya bergantian soalnya pasien harus istrirahat jangan semua masuk,”jelas Tania yang melihat beberapa pengawal di ruangan itu.
“Baik Dok,”ucap Alex.
“Semoga cepat pulih ya Pak,saya permisi dulu,”ucap Tania dengan sangat ramah.
Tania meninggalkan ruangan Leo,gadis itu berjalan memasuki satu persatu ruangan pasiennya.Tania memang salah satu Dokter yang di kenal sangat ramah kepada pasien.
Setelah menyelsaikan tugasnya,Tania kembali ke ruangannya.karena sudah menuju jam makan siang tidak lama kemudian temannya datang mengajaknya ke kantin.
Dinda salah satu Dokter muda yang seusia dengan Tania,mereka cukup dekat karena selain nyambung untuk berbicara,Dina juga orang yang asik dan ceria.
Jam istirahat sudah habis,Tania dan Dinda kembali ke Ruangannya masing-masing.
Tania sibuk dengan menangani beberapa pasien,yang Emergensi maupun yang non Emergensi.
Tidak terasa jam pulang sudah tiba.Tania menundukan kepalanya di meja ruangan miliknya,gadis itu sangat ke lelahan.
Tiba-tiba sahabatnya masuk ke ruangannya.
“Lelah banget kayanya ni,"ucap Lusi sahabat Tania.
Tania mendengar suara yang sangat dia kenali itu,akhirnya mengangkat kepalanya dan melihat ke arah asal suara itu.
“Kapan ke sininya Lus ko gak bilang?”tanya Tania.
Lusi yang berdiri di pintu,berjalan ke arah Tania.
“Tadi sekalian lewat deket sini yaudah mampir deh,”jelasnya.
“Udah boleh pulang kan ni?”sambung Lusi.
“Udah,ini mau pulang tapi rehat dulu,”jelas Tania.
“Yaudah kita ke Salon yu,gw mau warnai rambut sekalian potongan rambut nih,”ajak Lusi.
“Boleh sih,udah lama gw gak ke Salon juga,"jawab Tania.
Mereka pun meninggalkan rumah sakit itu,dengan menaiki mobil yang Lusi bawa.
Setelah melewati perjalanan kurang lebih 30 menit merekapun sampai di salon yang mereka tuju.
...******...
Di Salon.
mereka segera di sambut oleh pegawai salon,dan mereka segera duduk di kursi.Sambil memilih warna rambut dan model rambut yang akan mereka pakai.
Lusi dan Tania menikmati setiap prosesnya,mereka melakukan perawatan dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Setelah menghabiskan 5 jam di dalam salon sampai selsai perawatan.Merekapun mencari tempat makan dekat situ karena perut mereka sudah sangat lapar.
“Lu tambah cantik deh ni dengan warna rambut ini,”ucap Lusi memuji Tania.
Tania mengganti warna rambutnya,dengan pink brown membuat dia terlihat lebih fresh dan sangat cantik di tambah lagi potongan layer yang sesuai dengan wajah kecilnya.
“Lu juga cocok ko Lus dengan warna baru lu,lebih keliatan fresh,”jawab Tania.
Sambil menunggu pesanan sampai,mereka memgobrol dan bercerita beberapa hal.
“Gimana kabar Tante Laura dan Om David,”tanya Lusi.
“Baik,Ortu gw sering tuh nanyain lu,main dong ke rumah udah lama lu ngga nginep di rumah,”ucap Tania.
“Gw terlalu sibuk sama kerjaan lu tau sendiri,”jelas Lusi.
Tidak lama kemudian pesananpun sampai.Mereka menyantap makanan yang mereka pesan karena mereka sudah sangat lapar.
setelah selesai makan mereka memutuskan pulang ke rumah Tania.
...******...
Rumah Tania.
Mobil Lusi masuk ke halaman rumah Tania.
“Lus lu ngga mau mampir dulu?”tanya Tania.
“Lin kali aja ni,gw hari ini ada janji,”ucap Lusi sambil senyum.
Tania sudah tau kalo sahabatnya itu mau bertemu dengan Raka kekasihnya.
“Dasar bucin.”Ledek Tania sambil turun dari mobil.
“Hati-hati yah,ini udah malem banget kalo udah sampai kabarin,”pinta Tania karena khawatir kepada sahabatnya.
“Iyah Bu Dokter.”Lusi segera mengendarai mobilnya dan meninggalkan Tania.
Tania masuk ke dalam rumahnya,mencari keberadaan mamah tersayangnya.
Namun karena sudah sangat malam pasti orangtuanya sudah tertidur,karena sebelum pulang dari rumah sakit Tania sudah izin mau keluar dengan Lusi agar kedua orangtuanya tidak khawatir.
Karena Tania sudah sangat lelah dan badannya terasa lengket dia segera naik ke kamarnya.
...*****...
Ruang Rawat inap.
Leo terus memikirkan dokter cantik itu,padahal dia baru pertama melihat dokter itu tapi sepertinya dia sudah jatuh hati pada pandangan pertama.
“Alex,cari tau tentang Dokter kemarin,”pinta Leo.
“Baik Bos,”jawab Alex.
Alex merasa heran dengan Bosnya,karena ini kali pertama dia peduli dengan wanita.
“sepertinya kulkas tujuh pintu ini akan mulai mencair.”Gumamnya dalam hati.
pagi hari.
Di kamar yang bernuansa putih dan pink cukup luas itu,ada gadis cantik yang masih sangat nyaman dengan tidurnya.
Tok…,Tok…,Tok.
“Tania ini sudah jam 6 nanti kamu terlambat,”ucap Laura di luar pintu kamar putrinya.
Tania sangat kaget,dia segera bangun dari tempat tidurnya.
“Iya mah,”jawabnya di dalam kamar.
Gadis itu segera berlali ke kamar mandinya,setelah menyelsaikan rutintas mandinya dia segera memilih pakaian dan sedikit merias wajahnya.
...******...
Di meja makan,kedua orang tuanya sudah menunggu untuk sarapan bersama.
Tania segera menyusul ke meja makan,dan segera duduk berhadapan dengan mamahnya.
“Sayang kamu ganti warna rambut?”tanya sang mamah.
“Iyah kemarin sama Lusi Mah,”jawab Tania.
“Anak mamah terlihat sangat canti sekali,”ucap mamanya.
“Makasih Mah,”balas Tania.
Ayahnya yang dari tadi memperhatikan mereka,menunggu mereka segera makan sarapannya namun mereka malah asik membahas warna rambut.
“Sudah yah wanita-wanita cantik,mari kita makan,”ajak David.
Mereka menyantap sarapan yang sudah di hidangkan di meja makan.
Setelah menyelsaikan sarapannya,David akan mengantarkan putrinya karena hari ini David akan bertemu klien yang pertemuannya searah dengan tempat kerja putrinya.
Merekapun meninggalkan rumah,dan berangkat menuju Rumah Sakit tempat Tania bekerja.
...******...
Tania sudan sampai di Rumah Sakit,dia segera keluar dari mobil.
“Hati-hati di jalan Ayah,”ucap Tania sambil melambaikan tangannya.
Tania berjalan ke arah ruangannya untuk bersiap-siap mengecek pasien-pasiennya.
...******...
Tok…,Tok…,Tok.
Tania mengetuk pintu ruangan Leo,Dokter itu segera masuk.
“Selamat pagi Pak,bagaimana sudah merasa lebih baik?”tanya Tania dengan ramah.
Leo tidak menjawab pertanyaan Dokternya,dia masih menatap Tania karena Tania terlihat sangat cantik dengan warna baru rambutnya dan potongan barunya.
“Hallo Pak,”sambung Tania dengan melambai-lambaikan tangannya di depan muka Leo.
“Oh…,iya,sudah jauh lebih baik Dok,”jawb Leo.
Tania segera memeriksa luka Leo,dan mengecek ke seluruhannya agar tidak terjadi masalah.
“Sial dia sangat cantik sekali dengan warna rambut barunya.”Gumamnya di hati.
Leo menyadari bahwa Tania mengganti warna rambutnya,karena ingatannya sangat kuat walaupun dia hanya sekali bertemu dengan Tania kemarin.
“Kapan saya bolej pulang Dok?”tanya Leo.
“Besok sudah boleh pulang,tinggal pemulihan di rumah saja,”jawab Tania.
Setelah selsai pemeriksaan,Tania meninggalkan ruangan itu untuk mengecek pasien Lainnya.
Di taman ada seorang anak kecil yang sangat cantik berambut panjang dan dia sangat akrab dengan Tania,Tania menghampirinya sambil membawa boneka kecil di belakangnya.
“Sayang tebak,Tante dokter bawa apa,”ucap Tania kepada gadis kecil itu.
“Apa itu Tante Doktel,” ucap anak kecil itu.
Tania menggendong gadis kecil itu untuk menuju ke ruangannya,sambil mengajak Rara bercanda.
“Tara…,Tanye Dokter bawakan boneka bear untuk Rara,”jelas Tania.
Rara salah satu pasien Tania,korban dari kecelakaan mobil,mengakiakibatkan kedua orangtuanya meninggal di tempat.Rara di rawat oleh om dan tantenya.
Tanpa Tania sadari ternyata ada sepasang mata yang mengawasinya yaitu Leo,laki-laki itu memperhatikan Tania dari kejauhan betapa kagumnya Leo dengan kelembutan Tania,ya meskipun dia seorang dokter memang seharusnya begitu.
“Lihat dia begitu sangat lembut kepada anak kecil,”ucap Leo yang memperhatikan mereka.
“Apah dia akan takut kepadaku yang sangat kejam ini.”Gumamnya dalam hati.
Setelah Tania mengajak Rara mengobrol diapun meninggalkan ruangan Rara untuk memeriksa pasien selanjutnya lagi.
...*****...
Tania melihat jam di tangannya sudah menunjukan jam makan siang,diapun langsung ke kantin sendirian.
“Ni sini sebelah gue,”ajak Dinda sambil melambaikan tangannya.
Setelah mengambil makanan,Tania berjalan ke arah Dinda dan duduk di sebelahnya.
Merekapun menyantam makannya masing-masing,sambil mengibrol tentang pasien dan sharing.
Jam makan siang sudah berakhir,mereka melanjutkan pekerjaannya masing-masing.Hari ini suasa Rumah Sakit lebih ramai dari biasanya.
Tania masuk keruangannya,baru saja duduk .Tania sudah di panggil oleh perawat,ternyata ini ulah Leo,laki-laki itu berpura-pura kesakitan karena dia ingin melihat Tania.
Tania segera datang ke ruangan Leo dengan buru-buru.Dokter itu segera membuka perban luka Leo dan mengeceknya.
Saat Tania sedang serius dia merilik sekilas bahwa Leo tersenyum tipis,Tania langsung menyadari bahwa laki-laki itu membohonginya.
Tania segera meminta kapas dan alkol kepada perawat,dan agak menekan luka Leo dengan kapas itu.
“Aw…,”ucap Leo.
Tania tidak menghiraukannya,lalu membalut kembali luka Leo dengan perban.
“Apakah dia marah?kenapa wajahnya sangat menggemaskan.”Gumamnya di dalam hati.
“Apakah masih ada yang sakakit Pak?tanya Tania dengan matanya yang tajam.
“Sudah tidak Dok,”jawab Leo dengan muka datarnya.
Tania segera meninggalkan ruangan Leo,dan kembali ke ruangannya karena dia masih harus memeriksa pasien lainnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!