🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Nadine pertiwi,seorang wanita yang berasal dari keluarga sederhana. Mandiri,pekerja keras dan tuĺang punggung keluarga nya. Nadine anak paling besar dari dua bersaudara,adik perempuan nya bernama Namira yang masih berusia sepuluh tahun.
Perbedaan yang cukup jauh ,karena memang kedua orang tua nya agak susah memiliki anak. Ibu nya Nadine memiliki penyakit sesak nafas,sehingga sulit untuk melahirkan karena perlu oksigen . Makanya ayah nya Nadine tidak mengijinkan istri nya untuk menikah lagi,karena usia yang sudah terbilang tua .
Nadine berusia dua puluh tahun sekarang dan sudah bekerja di perusahaan yang cukup besar dikota itu,apalagi dia juga memiliki kekasih yang bekerja di perusahaan yang sama . Hanya saja mereka beda divisi,Nadine di divisi keuangan yang gaji nya lebih besar dari nya .
Liam,pria yang menjadi kekasih Nadine dari semenjak sekolah menengah atas. Mereka sama-sama bekerja sambilan dan membiayai kehidupan masing-masing,Liam hanya memiliki ibu saja. Ayah nya sudah meninggal saat dia masih kecil,dia pria yang baik dan selalu humoris.
Liam dan Nadine sama-sama anak paling besar,mereka menjadi tulang punggung keluarga nya hingga saat ini. Apalagi Nadine yang dikatakan memiliki gaji lebih besar memilih menyisihkan gaji nya untuk biaya pernikahan mereka,bagi Nadine uang pernikahan ngak masalah dari siapa saja yang penting nanti nya mereka yang akan menjalani nya.
Nadine berpikir kalau saat ini mungkin dia yang memiliki uang lebih,makanya dia yang menabung untuk menikah. Setiap hari mereka sering bertemu dan makan bersama ,semua orang juga tau kalau mereka akan menikah sehingga tak ada satu pun yang berusaha mendekati mereka.
Ibu Liam tidak begitu menyukai Nadine, karena dia takut jika nanti nya Nadine akan menguasai anak nya . Padahal selama ini Nadine ngak pernah sama sekali meminta uang Liam,mereka selalu makan dengan uang masing-masing . Tapi ibu Liam berpikiran lain,dia merasa kalau bukan hanya uang tapi kasih sayang anak nya akan berbagi dari nya juga.
Nadine menerima semua nya dengan lapang dada ,dia mencintai anak nya berarti harus menerima ibu nya juga . Bagi nya ngak masalah mengenai sikap ibu nya yang selalu ingin di duluan kan dari nya,dia berpikir ibu nya juga akan melakukan hal yang sama jika memiliki anak laki-laki.
"Kita akan melihat beberapa dekorasi pernikahan setelah pulang kerja,kamu bisa kan?" tanya Nadine yang kini sedang makan siang bersama dengan kekasih nya ,dia menatap wajah Liam yang terbilang tampan.
Liam keturunan tionghoa,ayah nya tionghoa dan ibu nya indo. Makanya wajah nya terbilang cukup tampan,banyak wanita yang ingin mendekati nya. Apalagi pekerjaan nya yang terbilang sudah cukup mapan ,karena mereka belum mengetahui siapa Liam sebenarnya .
Bila saja Liam tidak memiliki hubungan dengan Nadine,mungkin saat ini Liam lah pria yang di puja-puja oleh satu perusahaan karena ketampanan dan ramah tamah nya . Liam terbilang pria yang sopan dan ramah pada siapa pun,baik hati dan tidak pernah sombong .
Semua orang menyukai nya, begitu juga dengan Nadine yang memiliki sifat yang sama. Makanya semua orang menjadikan mereka sebagai pasangan paling sempurna,saling menjaga dan saling mengerti dengan keadaan yang ada.
"Ya....kita pulang bersama,aku akan memberitahukan pada ibu "jawab Liam sambil menggenggam tangan Nadine dengan lembut dan mengecup nya,sifat romantis yang sangat dia sukai dari Liam.
Selama berpacaran dengan Liam, tak ada sikap Liam yang membuat Nadine marah. Apalagi pacaran mereka terbilang sehat,karena tak ada yang namanya bercinta padahal mereka sudah berpacaran selama tiga tahun dan sudah bertunangan selama dua tahun.
Liam selalu menjaga batasan nya, walaupun dia merasa ingin sekali menyentuh dan merasakan tubuh Nadine tapi dia tidak melakukan nya dan terus menahan hasrat nya selama beberapa tahun ini . Dia memang berharap bisa secepat nya menikahi nadine,dia selalu membayangkan wajah dan tubuh Nadine yang seksi jika dia ingin melepaskan hasrat nya di dalam kamar mandi.
Nadine tak masalah jika Liam ingin meminta hak nya sebagai kekasih,karena dia tau kalau mereka pasti akan bersama. Tapi Liam merupakan pria yang sangat menghormati wanita sehingga dia terus menahan dan menjaga Nadine selama ini,dia ingin merasakan malam pertama yang indah seperti apa yang sering dikatakan oleh semua orang.
Setelah pulang bekerja,Liam menunggu didepan lobi perusahaan seperti biasa. Mereka selalu pergi dan pulang bersama,Liam memiliki sebuah mobil biasa. Sebagian uang pembelian mobil nya juga di tambahin oleh Nadine,Nadine yang menginginkan nya bukan Liam yang meminta nya karena bagi Liam sangat lah pantang meminta uang pada wanita.
Liam menerima pemberian Nadine karena memang dia menjalani kehidupan kedepannya bersama dengan Nadine, dia memang memiliki keinginan untuk hidup bersama Nadine selama nya . Wanita yang pengertian dan mandiri,walaupun ibu nya tidak menyukai nya .
Liam juga tidak menyukai sikap Nadine yang mandiri dan tidak suka bergantung pada nya ,padahal Liam ingin Nadine bermanja-manja pada nya seperti wanita lain yang selalu manja saat bersama kekasih nya . Tapi Nadine terbilang dewasa dan enggan untuk meminta apa pun pada pria ,apalagi dia tau Liam seperti apa membuat nya enggan untuk bermanja-manja pada pria itu.
Bukan hanya sikap posesif ibu nya tapi sikap Liam yang terbilang tidak tegas dan lebih memilih ibu nya daŕi pada diri nya,tapi entah mengapa hati nya masih tetap menyukai dan mencintai Liam apa ada nya.
"Sudah lama ?" tanya Nadine yang sudah tersenyum ceria ke arah Liam yang duduk di salah satu sofa yang ada didekat lobi perusahaan mereka.
"Lumayan,apa sudah selesai rapat nya ?" tanya Liam yang mengelus pucuk kepala Nadine dengan sayang,dia mengecup kening Nadine didepan semua orang.
Selama berpacaran, Liam hanya mencium kening dan bibir Nadine. Itu pun ngak pernah lama,hanya sekedar mengecup saja. Dia takut jika memulai nya maka dia yang akan pusing sendiri,dia merasa ingin menjaga Nadine dengan baik seperti menjaga ibu nya .
"Tadi ada pemberitahuan terbaru,perusahaan sedang mengalami kolaps di tempat lainnya sehingga mungkin akan ada salah satu perusahaan yang akan dijual dan di ambil alih oleh perusahaan lain nya untuk menutupi kolaps tersebut " jelas Nadine dengan tegas.
Jika membicarakan mengenai pekerjaan,maka Nadine selalu serius walaupun berbicara dengan Liam sekali pun. Kemudian dia tersenyum dan masuk kedalam mobil yang sudah terparkir di halaman perusahaan,Liam pun menjalani mobil nya dengan santai.
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Tak lama mereka sampai di depan sebuah butik yang terbilang biasa,mereka turun dari mobil dan memasuki butik dimana Nadine memiliki sahabat yang bekerja disana.
"Nadine.....sudah datang ?" tanya Veve yang merupakan teman Nadine juga Liam saat sekolah menengah atas dulu,kemudian Veve kursus menjahit dan membuka usaha nya sendiri dengan tabungan nya hingga saat ini .
Veve berasal dari keluarga sederhana juga seperti Liam dan Nadine, tapi dia tidak sebetulnya Nadine yang memiliki kedua orang tua dan Liam yang memiliki ibu . Veve tinggal sendiri,karena ayah nya yang sedang berada didalam penjara karena memiliki hutang untuk berjudi.
Bahkan Veve pernah kena pukulan dan amukan dari ayah nya hingga dia memilih melarikan diri ,dia ingin melupakan ayah nya itu dan hidup sendirian . Walaupun begitu,dia masih sekali-sekali melihat keadaan ayah nya dipenjara. Dia malah merasa senang melihat ayah nya berada disana, karena ayah nya tidak lagi berjudi dan menghabiskan uang secara percuma.
"Ayo masuk,kapan pernikahan kalian ? Aku turut bahagia akhirnya kalian akan menikah " ucap Veve dengan senang nya,dia menatap ke arah Nadine dan Liam,sudah lama sekali Veve mengetahui mengenai hubungan kedua nya .
Bagaimana awal pertemuan mereka dan ibu nya Liam yang tidak menyukai Nadine sama sekali,Veve mengetahui perjalanan cinta kedua nya hingga akhirnya dia yang akan mengurus semua pesta pernikahan kedua nya.
"Kau ingin yang mana ? Aku akan mempersiapkan nya untuk mu,aku juga sudah membuat rancangan gaun pengantin untuk mu . Kau lihat lah lebih dulu" ucap Veve dengan semangat.
Veve memberikan beberapa majalah yang memperlihatkan foto dan desain gaun ,Nadine dan Liam memperhatikan nya dengan senyuman mengembang di bibir nya . Mereka sangat senang saat ini,mereka memilih dua gaun dan setelan khusu pria .
Veve menandai nya, dia bahagia sekali melihat kedua sahabat nya akan menuju ke pelaminan. Dia bersyukur untuk itu,dia ngak pernah perduli dengan dirinya yang masih jomblo dan dikatakan ngak laku.
"kami akan menikah dua minggu lagi " ucap Nadine dengan senang.
"Ya....kau datang lah,bawa pasangan mu " ucap Liam ramah dan sopan pada Veve.
"Ha...ha....kalian mengejek aku ya,aku ngak punya pasangan. Lagian aku juga ngak memikirkan hal itu " jawab Veve sambil tertawa cukup keras.
"Kalau begitu kau bisa mencari pasangan disana nanti,banyak teman kerja kami yang akan datang . Aku yakin salah satu nya pasti jodoh mu " jelas Nadine dengan lembut ,dia memeluk tubuh ramping milik Veve.
"Amiin,smoga saja ya Nad. Tapi aku ngak mau berharap lebih,apalagi jika mereka tau siapa ayah ku . Bukan hanya anak nya, tapi keluarga nya juga ngak akan setuju " jawab Veve dengan lembut,dia tersenyum cukup lebar .
Nadine kembali mengeratkan pelukan nya, memberikan semangat pada sahabat nya itu. Veve bukan nya ngak cantik,banyak pria yang menyukai nya dan ingin serius pada nya . Tapi dia takut jika nanti nya pria itu akan mengetahui siapa ayah nya ,pria itu akan meninggalkan nya dan keluarga nya akan membenci nya .
Veve lebih baik menghindari mereka dari pada memulai nya lebih dulu,dia ngak mau . Nadine dan Liam sangat mengetahui semua mengenai Veve,mereka sempat memberikan gambaran kalau ngak semua pria dan keluarga nya seperti itu. Mereka ingin Veve mulai mencoba membuka hati nya ,tapi Veve merasa takut dan tak ingin mulai mencoba nya dari pada dia terluka.
Dulu,saat mereka masih sekolah. Ada seorang pria yang merupakan teman mereka menyukai Veve,dia menyatakan cinta nya pada Veve tapi Veve ngak menerima nya dan menghindari nya hingga akhirnya pria itu nekad datang kerumah nya dan bertemu dengan ayah nya Veve.
Saat itu ayah Veve yang tau kalau pria itu menyukai Veve meminta uang yang cukup banyak pada pria itu kalau ingin menjadi kekasih Veve,bahkan ayah nya Veve mengatakan kalau pria itu bisa memberikan uang lebih banyak lagi maka ayah Veve akan menyiapkan sebuah kamar agar pria itu bisa menikmati tubuh Veve yang masih suci .
Pria itu langsung pergi dan meninggalkan ayah nya Veve,dia memberitahukan semua mengenai ayah nya Veve pada teman-teman nya hingga akhirnya banyak yang ingin mencicipi tubuh Veve yang terbilang berisi dan montok. Bahkan ada yang mengatakan kalau lebih baik Veve bekerja saja di club,dari pada belajar sambil mencari uang .
Semua beranggapan kalau Veve ikut menjual tubuh nya karena perkataan ayah nya ,pria itu melebih-lebihkan karena dia yakin kalau ayah nya Veve hanya ingin uang dan menjual anak nya pada semua pria yang memiliki uang .
"Aku ngak apa-apa kok Nad" ucap Veve, dia tau kalau pelukan yang diberikan oleh Nadine adalah pelukan perduli karena kondisi nya saat ini.
"Coba lah membuka hati Ve,ngak semua pria seperti itu " ucap Liam dengan lembut,dia mengelus pundak Veve yang masih di peluk oleh Nadine.
"Lagian ayah mu sudah dipenjara,kita harap setelah beliau keluar dari sana . Beliau akan berubah " lanjut Nadine,tapi Veve hanya menganggukan kepala nya saja.
Veve ngak mau berharap lebih,dia melihat bagaimana ibu nya Liam yang tidak menyukai Nadine. Nadine merupakan wanita yang baik,ramah dan lembut. Mandiri dan selalu memberikan perhatian pada ibu nya Liam,wanita yang terbilang sempurna bagi Veve. Tapi ibu nya Liam malah tak menyukai nya dan mencoba ingin menguasai Liam seorang,bagaimana dengan dirinya yang jauh dari kata sempurna.
Keluarga Nadine juga baik dan sederhana ,bukan seperti dirinya yang hanya memiliki ayah seornag penjudi juga kalau pun ayah nya berubah . Bukannya ayah nya mantan seorang napi,siapa yang akan mau dengan wanita yang memiliki latar belakang seperti itu.
Veve ngak mau berharap lebih,dia ingin menikmati hidup nya sendiri saja. Menjalani semua yang dia ingin kan dan menjauhi ayah nya ,karena dia yakin kalau ayah nya ngak akan pernah berubah sama sekali .
"Hmmm....sebaiknya kalian lihat dekor nya, pesta nya akan di buat dirumah mu kan ?" tanya Veve yang mencoba mengalihkan perhatian nya dari dirinya ,dia melepaskan pelukan Nadine dan berusaha menunjukan majalah lainnya yang memperlihatkan pelaminan diluar atau di dalam ruangan.
Nadine dan Liam mengerti,mereka pun mulai mengambil majalah yang diberikan oleh Veve tapi kemudian ponsel Liam berdering. Liam melihat nama ibu nya di layar ponsel nya ,kemudian dia menghela nafasnya dengan kasar.
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘
🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲
Tubuh Liam terasa lemas,dia tau kalau ibu nya terlalu posesif pada nya dan ingin selalu bersama nya . Tapi dia ingin menikah,ibu nya sudah berjanji akan merestui mereka dan ngak akan mengingkari hal itu. Ibu nya juga berjanji akan menerima Nadine dengan baik,apalagi Liam sudah mengatakan kalau semua biaya pernikahan mereka uang dari Nadine
Ibu nya Liam ngak mau biaya pernikahan bagi dua atau Liam yang menanggung nya karena menurut nya jika Nadine mencintai Liam maka dia yang harus nya membayar semuanya ,uang Liam adalah uang nya.
"Angkat lah,mungkin ibu butuh sesuatu " ucap Nadine dengan senyuman manis nya.
Cup
"Aku angkat sebentar ya " ucap Liam sambil mengecup kening Nadine dan menjauh dari Nadine dan Veve.
Veve cemberut,dia tau akan terjadi hal seperti ini. Dulu juga seperti itu,jika Nadine bersama dengan Liam maka ibu nya akan menghubungi Liam dan meminta yang aneh-aneh agar Liam pulang .
"Masih sama seperti dulu hhmm?" tanya Veve yang penasaran,dia tidak suka dengan sikap ibu nya Liam.
"Apa?" tanya Nadine yang berpura-pura ngak mengerti.
"Iiissshh,jawab. Kau tau apa maksud ku " ucap Veve dengan ketus dan kesal,dia berdecak berkali-kali sambil menatap ke arah Nadine.
Nadine tertawa kecil menanggapi sikap Veve,dia juga merasa kesal dan marah tapi dia mencintai anak nya mana mungkin dia tidak menerima ibu nya Liam. Dia akan berusaha membuat ibu nya Liam menerima dan mengerti keadaan mereka nanti nya ,dia ngak mau kalau dia berpisah dengan Liam yang terbilang bertanggung jawab pada ibu nya .
Nadine bisa melihat kesungguhan Liam,pria yang dia cintai yang menyayangi ibu nya . Pria yang menyayangi ibu nya ,menurut Nadine pria itu ngak akan sanggup menyakiti hati kekasih atau istri nya nanti. Terbukti mereka yang sudah hampir lima tahun berhubungan, liam selalu baik dan menjaga hati nya selama ini membuat nya merasa nyaman.
Nadine tau kalau sikap dan perhatian Liam selama ini adalah nyata dan tulus,bukan karena dibuat-buat saja. Dia tidak pernah berpikiran kalau Liam tidak serius pada nya.
"Bukankah pria yang menyayangi ibu nya akan menyayangi istri nya juga ? Aku rasa Liam juga akan seperti itu,dia hanya ingin membuat ibu nya merasa nyaman saja walaupun kami akan menikah nanti nya " jelas Nadine yang selalu berpikiran positif mengenai apa pun juga .
"Iissh....Karena hal ini lah, aku takut untuk memiliki hubungan dengan pria. Mereka mungkin akan menerima ku,tapi tidak dengan keluarga nya. Kau sangat baik hati sekali Nad,aku harap kau tidak salah pilih dan aku berdoa kau bahagia selama nya " ucap Veve dengan lembut,dia sangat takut jika Nadine akan disiksa oleh ibu mertua nya setelah menikah nanti
Veve sangat tau bagaimana sikap ibu nya Liam,dia pernah datang dengan Nadine kerumah Liam dengan alasan ingin mengerjakan tugas. Padahal sebenarnya Liam ingin melihat perlakuan sang ibu pada teman wanita nya ,sambutan yang tidak baik dan seakan cemburu pada mereka berdua sangat jelas ditunjukan oleh ibu nya .
Bahkan Veve pernah bertemu dengan ibu nya Liam di pasar tradisional,ibu nya Liam ternyata sangat menandai wajah Veve dan Nadine sehingga dia mendekati Veve dan langsung marah pada Veve. Ibu Liam menyuruh Veve untuk menjauhi Liam, dia ngak akan mau memiliki wanita seperti Veve atau pun Nadine yang menjadi menantu nya.
Kata-kata itu masih diingat oleh Veve,padahal Veve saat itu hanya ingin berbelanja saja tanpa memperdulikan keberadaan ibu nya Liam membuat Veve jadi tau sifat asli ibu Liam. Nadine juga pernah mendapatkan ancaman seperti itu tapi Nadine yakin kalau ibu nya Liam pasti hanya ingin mendapatkan yang terbaik untuk anak nya jadi Nadine tidak begitu memasukan ke hati kata-kata ibu Liam dan berusaha untuk membuat ibu Liam menerima nya.
"Sudahlah, jangan pikirkan apa pun. Kau tau kalau jodoh pasti ngak akan kemana,biar ditolak atau di paksa juga ngak akan bisa kita hindari. Kita akan selalu didekatkan oleh jodoh itu,walaupun kau berkali-kali mengabaikan nya " jelas Nadine yang membuat Veve hanya bisa menganggukan kepala nya saja ,dia malas berdebat oleh nadine karena dia tau kalau Nadine ngak akan menyerah dan terus menceramahi nya panjang lebar.
Tak lama terlihat dari jauh Liam berjalan dengan wajah nya yang sedih,dia mendekati Veve dan Nadine. Veve sudah tau apa yang di inginkan oleh Liam,dia yakin jika ibu nya Liam akan membuat masalah lagi.
Veve menunggu Liam berbicara, dia melihat Liam duduk disamping tubuh Nadine dengan lemas dan tidak sesemangat tadi . Veve sudah busa menduga nya hingga akhirnya liam bicara juga .
"Sayang ,maaf. Aku harus jemput ibu dirumah teman nya, padahal tadi ibu bilang ngak akan kemana-mana makanya aku bisa ikut melihat persiapan pernikahan kita " ucap Liam dengan pelan,dia merasa bersalah sekali dengan sikap nya yang tidak bisa tegas .
Veve tersenyum,dia sudah menduga nya dari tadi. Menurut Veve,liam lebih mencintai ibu nya daŕi pada Nadine tapi Nadine yang polos terus saja menerima apa pun sikap dari Liam dan ibu nya . Liam memang mencintai Nadine dengan tulus,dia malah merasa bersyukur akan hal itu tapi Veve yang merasa kesal dengan semua sikap ibu nya Liam pada Nadine.
"Ngak apa-apa,pergi lah . Aku pulang naik taksi saja "jawab Nadine dengan lembut .
"Liam,sebaiknya ibu kamu saja yang naik taksi. Kamu kan bisa disini saja temani Nadine, kalian akan menikah. Bagaimana jika nanti saat Nadine hamil dan membutuhkan mu ? begitu juga dengan ibu mu yang memanggil mu saat itu juga,apa kau akan meninggalkan Nadine dan memilih ibu mu ?" bentak Veve dengan kesal,dia tidak suka dengan sikap Liam yang sok berbakti pada ibu nya padahal ibu nya hanya memanfaatkan nya saja.
Liam terdiam,dia juga bingung. Dia mencintai Nadine tapi dia ngak mau dibilang durhaka pada ibu nya, dia merasa bingung harus bagaimana hingga akhirnya Nadine yang angkat bicara
"Ve.....liam ngak mau ibu nya kenapa-napa ,kamu jangan bicara yang ngak -ngak ah " ucap Nadine dengan serius,dia mencubit paha Veve sedikit agar Veve diam saja tapi Veve malah merasa kesal .
"Kalau yang kenapa-napa kamu,bagaimana hah?" bentak Veve masih dengan kesal nya.
Bersambung
jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!