NovelToon NovelToon

Cinta Karena Perjodohan

Bab 1 Perjodohan

Suasana tegang terjadi di rumah Erna sekarang. Orang tua Erna memberi tahu bahwa mereka telah menjodohkan Erna dengan anak teman ayahnya.

"Tapi aku tidak mau yah.. Erna tidak mengenai pria itu. Erna mencintai orang lain.

Erna berusaha menolak.

" Jangan membantah Erna, keputusan kami sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Ini semua demi kebaikanmu juga. Ayah tidak mau kamu salah memilih. Irsyad itu pria yang baik, Ayah telah lama mengenai keluarganya. Ayah yakin kamu akan bahagia setelah menikah dengannya. "

"Erna mencintai maks yah.. Erna hanya ingin menikah dengan maks. Tolong jangan paksa Erna. "

"Apa yang bisa kamu harapkan dari pria itu. Dia bahkan masih numpang hidup dengan orang tuanya. Bagaimana dia bisa membahagiakan mu, bahkan untuk dirinya sendiri saja masih meminta pada orang tuanya. " jelas Ayah Erna tidak suka.

sementara ibunya hanya bisa diam. sebenarnya dia kasihan dengan putrinya, tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa, semua keputusan ad ditangan suaminya.

"Bu.. tolong Erna bu... tolong bujuk Ayah. Erna tidak mau dijodohkan. Apa ibu tidak kasihan dengan anak ibu. " Erna mulai menangis.

"Nak, lebih baik kau dengar kata Ayahmu, jangan membantah, ini demi masa depanmu juga".Ibunya berusaha menasehati Erna.

" Tapi bu.. Ayah bahkan tidak mau mendengar alasan Erna. Erna sangat mencintai maks bu. Tolong jangan seperti ini". Erna kembali memohon.

"Lebih baik kau segera akhiri hubunganmu dengan maks itu. Karena Ayah tidak akan pernah merestui hubungan kalian".

Ayah Erna bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan Erna yang masih menangis di pelukan ibunya.

Tangis Erna makin pilu, dia tidak mau menikah dengan Irsyad. Erna tidak mencintai pria itu, Erna hanya mencintai maks kekasihnya.

Hubungan asmaranya bersama maks sudah terjalin lama, begitu banyak kenangan manis yang tidak mudah dibuang begitu saja.

"Bu.. Erna tidak mau bu... "

"Ibu juga tidak mau kamu seperti ini nak, tapi ini sudah menjadi keputusan Ayahmu. Jadi lebih baik kamu turuti saja perkataan Ayahmu. sekarang lebih baik kamu tenangkan diri dulu, tidak baik mengambil keputusan saat pikiranmu sedang kacau seperti ini".

" Ibu tau ini begitu berat bagimu, tapi percayalah kami sebagai orang tuamu ingin melihat kamu bahagia. kami tidak ingin kamu seperti ini nak.. percayalah semua akan indah pada waktunya. Jangan terlalu dipikirkan, istirahatlah sekarang".

Ibunya Erna bangkit berdiri mengajak putrinya menuju kamar Erna. Agar Erna bisa cepat beristirahat.

Sampai dikamar, Erna langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Erna menutup matanya berharap cepat tertidur dan melupakan sejenak masalahnya.

Namun sampai beberapa saat kemudian, Erna masih tidak dapat tertidur. Erna kembali menangis, menumpahkan kekecewaannya.

Erna masih tidak percaya orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan maks. Padahal selama ini orang tuanya tidak pernah mempermasalahkan tentang hubungannya.

Apa sebenarnya yang membuat Ayahnya kini berubah, Erna tidak tahu.

Entah sampai pukul berapa Erna menangis, sampai akhirnya ia bisa juga tertidur. Suara jangkrik seakan menjadi nyanyian yang pengantar tidur di kesunyian malam.

****

Keesokan harinya, Erna terbangun dari tidurnya. Ia bergegas bangun dan membersihkan diri. karena jam sudah menunjukkan pukul setengah enam. Ia harus cepat melaksanakan sholat subuh karena waktunya hanya sebentar lagi.

setelah selesai sholat dan berdoa, Erna kembali menyimpan mukenanya. Ia kembali termenung, berharap semua hanya mimpi.

Erna kembali menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar. lalu berdiri menuju meja riasnya dan duduk sambil menatap cermin. Terlihat muka yang masih kacau dengan mata sembabnya.

Erna mash bingung bagaimana nanti Ia akan menjelaskan pada maks. Erna yakin maks tidak akan terima kalau Ia akan memutuskan hubungan mereka.

Pasti maks akan sangat kecewa dengan dirinya. Apalagi kalau maks sampai tau ia akan segera menikah dengan pria pilihan orang tuanya.

Erna tersadar dari lamunannya karena terdengar suara pintu kamarnya diketok. Tok.. tok.. tok.., bunyi pintu kembali diketuk, lalu terdengar pintu dibuka dan muncullah Ibunya.

"sudah bangun sayang, sudah sholat". Ibu mendekati putrinya yang masih diam.

" Kenapa nak, apa kamu sakit". Ibu bertanya sambil meletakkan tangan di dahi Erna. Ia khawatir putrinya sakit karena terlalu memikirkan perjodohan ini.

"Erna tidak apa-apa bu, jangan khawatir. Erna sudah sholat tadi" jawab erna karena tidak ingin ibunya khawatir.

"syukurlah, sekarang kita kebawah, Ibu sudah masak, kita sarapan bersama".

" Nanti Erna menyusul, Ibu duluan aja".

"Baiklah.. tapi cepat jangan lama, kasian Ayah dan Anita sudah menunggu".

setelah ibunya keluar, Erna lalu kembali menatap cermin dan dengan cepat merapikan penampilannya. setelah di rasa cukup ia pun segera keluar untuk sarapan bersama keluarganya.

Terlihat sudah ada Ayah dan Anita duduk menunggu. kemudian Erna duduk bergabung.lalu ibu muncul dari dapur sambil membawa sepiring ikan nila goreng.

Mereka pun menikmati sarapan sesekali sambil bercanda. Anita lebih dulu menyelesaikan sarapannya lalu segera berangkat ke sekolah.

Anita baru duduk di kelas enam sekolah dasar. walaupun terpaut enam tahun dengan Erna tapi hubungan mereka sangat baik.Bahkan wajahnya cantik hampir mirip dengan Erna.

Setelah Anita pergi, Ibu menatap Erna yang nampak melamun. Entah apa yang ia pikirkan sampai tidak menyadari ibu dan Ayahnya memperhatikan nya.

"Kamu kenapa lagi Erna, dari tadi diam saja, apa yang sedang kamu pikirkan".? Ayahnya tiba-tiba bertanya.

" Tidak yah... tidak ada apa-apa," jawab Erna berbohong.

"Kalau tidak ada apa-apa kenapa kamu dari tadi terlihat melamun, apa kamu masih memikirkan pria itu. Kan sudah Ayah katakan putuskan segera hubungan kamu dengannya. Karena sebulan lagi kamu akan menikah".

" Erna masih memikirkannya, nanti akan Erna katakan pada maks ".

" Apa yang masih kamu harapkan dari pria itu Erna, secepatnya kamu harus mengakhirinya. Kalau kamu keberatan, biar Ayah saja yang menemui maks nanti".

"Tidak Ayah... biar Erna nanti yang akan mengatakan langsung pada maks".

" Ayah harap kamu menepati Kata-kata mu itu". kata ayah lgi

"Sudah jangan berdebat lagi", kata ibu menengahi. Sebentar lagi Ayah dan ibu akan berangkat ke toko, kamu hati-hati di rumah".pesan ibu.

" Iya ibu... jawab Erna sambil tersenyum. " Erna bukan anak kecil lagi, jadi Ibu tidak perlu khawatir."

Setelah Ayah dan ibu masuk ke dalam kamar untuk bersiap. Erna lalu berjalan menuju ruang keluarga, ia langsung menjatuhkan. tubuhnya di atas sopa.

Sambil duduk santai, Erna memainkan HPnya, membuka akun sosmed miliknya. Tidak lama ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk. Terlihat jelas nama sangat penelpon. Dengan ragu akhirnya Erna pun menerima panggilan dari maks.

"Assalamu'alaikum" terdengar suara dari maks.

"Waalaikumsalam ... ada apa" Erna langsung bertanya.

"Tidak ada apa-apa, cuma kangen apa bisa kita bertemu hari ini." kata maks langsung

"Baik lah, sebenarnya ada hal yang ingin aku sampaikan juga. kita ketemu dimana karena tidak enak kalau bicara di telpon seperti ini." erna berusaha menjelaskan

"Tidak mau di jemput nih," kata maks memastikan. "kenapa tidak kau katakan sekarang saja, aku jadi penasaran nih."

"Tidak usah, kamu kirim saja nanti alamatnya. Aku bisa datang sendiri.

" Oke.. nanti ku kirim alamatnya, dah sayang assalamu'alaikum. "maks menutup telponnya.

"waalaikumsalam" jawab Erna.

Kemudian Erna berjalan menuju kamarnya untuk bersiap. Ia harus bisa mengatakan semuanya pada maks nanti. Walaupun sakit tapi ia harus jujur mengatakannya.

***

Bab 2 Patah Hati

Saat sedang bersiap, terdengar ponselnya berbunyi. Terlihat sebuah pesan masuk di sana, lalu Erna segera membukanya.

Itu adalah pesan dari maks, ia mengirim alamat sebuah kafe tempat mereka akan bertemu nanti.

lalu Erna kembali merapikan penampilannya. Setelah di rasa cukup, Erna pun segera keluar ingin menemui orang tuanya untuk meminta izin.

Terlihat Ayah dan ibunya keluar dari kamar dan bersiap untuk berangkat ke toko. Erna yang melihat lalu berjalan mengikuti orang tuanya menuju pintu.

Sebelum orang tuanya pergi, Erna terlebih dahulu meminta izin untuk keluar rumah nanti bertemu dengan maks.

Erna menatap kepergian orang tuanya. Setelah tidak terlihat lagi barulah Erna memesan taksi untuk mengantarkannya nanti.

Dan disinilah Erna sekarang, di dalam sebuah taksi yang akan membawanya bertemu dengan maks.

Perasaannya kembali bimbang, tapi tekatnya sudah bulat. Erna harus mengakhiri semua ini. Erna tidak ingin orang tuanya semakin kecewa pada nya.

Taksi yang membawanya pun berhenti di depan sebuah kafe. Setelah membayar, Erna pun segera turun. Pandangannya lurus menatap kafe tersebut. Banyak kenangan manis bersama maks di dalam sana.

Perlahan Erna pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kafe. Erna mengedarkan pandangannya mencari keberadaan seseorang yang sedang menunggu kedatangannya.

"Erna...." seru maks, begitu melihat Erna yang celingukan mencarinya.

Erna tersenyum begitu melihat maks, Ia pun segera melangkah menghampiri maks.

Setelah sampai, Erna langsung mengambil tempat duduk tepat berhadapan dengan maks.

"Sudah lama, " tanya Erna.

"Ah... tidak, aku juga baru sampai. " kata maks.

Terlihat maks sangat bahagia setelah bertemu kekasihnya. Maks juga sudah memesan minuman dan beberapa cemilan untuk mereka.

"Bagaimana kabar mu, " tanya maks.

"Aku baik... "

"Tadi pagi waktu di telpon kau bilang ingin mengatakan sesuatu, kalau boleh tau apa itu. " maks kembali bertanya.

"Tapi sebelumnya aku minta maaf, kalau nanti perkataan ku ada yang menyakiti dirimu. kau dengarkan dulu penjelasan ku setelah itu terserah padamu."

"Aku dijodohkan maks... " kata akhirnya.

"Apa maksud kamu Erna... kau tidak sedang bercandakan. " tanya maks lagi.Ia berusaha tenang menyembunyikan keterkejutannya.

"Tidak maks, aku serius. orang tuanya ku telah menjodohkan ku." Erna mencoba menjelaskan pada maks.

"Dan kau menerimanya... " tebak maks sambil tersenyum sinis pada Erna.

"Aku sudah menolaknya,.... tapi... "

"Kenapa...?! "

Erna pun mulai menceritakan tentang awal mula orang tuanya menjodohkannya. Erna bahkan sudah berusaha menolak dan mengatakan kalau ia mencintai maks. Tapi orang tuanya tetap tidak peduli dan meminta nya segera mengakhiri hubungannya dengan maks.

Tangis Erna pun tak terbendung lagi, ia merasa sangat sedih dan bersalah pada pria di hadapannya itu. Erna bisa melihat kekecewaan dimuka maks setelah mendengar cerita nya.

Erna pernah bermimpi ia akan bisa hidup bersama dengan maks,namun nasib berkata lain. Cinta mereka terhalang restu orang tua Erna.

Maks berusaha terlihat tegar dihadapkan Erna, walaupun sebenarnya Ia sangat rapuh sekarang. Gadis yang sangat ia cintai sebentar lagi akan menjadi istri orang. Itu artinya sudah tidak ada lagi kesempatan untuk nya.

"Jadi sekarang sudah tidak ada lagi harapan untuk kita bisa bersatu. Hubungan kita berakhir cukup sampai disini saja. " seru maks pelan.

"Maafkan aku maks, aku tak bermaksud... "

"Sudahlah Erna, lupakan saja... "

"Maaf maks, aku harap kau bisa mengerti keadaan ku, aku pun terpaksa menerima semua ini."

"Semoga kau segera mendapatkan seseorang yang menerimamu apa adanya. Dan Terima kasih untuk semua perhatian dan kebahagiaan yang selama ini kau berikan padaku. " kata Erna tulus.

"Mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita sebagai kekasih. Aku juga minta maaf jika selama ini aku ada berbuat salah padamu. "

"Tadinya aku ingin membagi kebahagiaan ku denganmu. Aku di Terima kuliah di luar negeri dengan jalur beasiswa. Tapi sekarang itu sudah tak penting lagi."

"Maafkan aku maks, " kembali Erna meminta maaf.

"Sudah lah lupakan saja, sekarang yang terpenting kita jalani saja kehidupan kita masing-masing. semoga kau bahagia dengan suamimu nanti. "

*****

setelah kejadian di kafe itu, Erna langsung mengurung diri dikamar. Ia berusaha kuat demi orang tuanya, dan mengikhlaskan kebahagiaan.

Di pandanginya semua barang yang ad di sana. kemudian Erna pun bangkit mengambil barang-barang pemberian maks untuknya.

Semua Erna masukkan dalam sebuah wadah besar. Sebenarnya sangat sulit baginya untuk menyingkirkan semua barang kenangannya itu. Tapi ia tidak mau egois, karena hanya akan membuat dirinya semakin bersalah pada maks jika masih menyimpan barang-barang tersebut.

Tok.... tok... tok... bunyi pintu kamar diketok. Erna pun menghentikan sejenak pekerjaannya, lalu menoleh ke arah pintu.

"Erna, kau di dalam nak..., " tanya ibunya. "Apa boleh ibu masuk,, " kata ibu lagi...

"Masuk aja bu... "

Ibunya pun masuk dan melihat Erna yang sedang membereskan semua barang nya.

" Ini semua mau kamu apakan nak.. " tanya ibu nya karena melihat banyak wadah yang berisi bermacam barang.

"Entahlah bu... ini semua barang pemberian dari maks.. Apa sebaiknya aku sumbangkan saja semua ini. Daripada nanti hanya dibuang kan sayang."

" Terserah kamu saja nak, ibu tidak memaksa... yang penting kamu bahagia. "

" Iya bu.. "

Erna segera menbereskan kekacauan di dalam kamarnya. semua barang telah Erna masukkan dalam wadah hingga kamarnya kembali rapi dan nampak lebih kosong.

Ibunya hanya duduk memperhatikan putrinya itu. Ia merasa Erna sudah semakin dewasa sekarang. Di saat itu ia pun teringat sesuatu tentang maks, lalu menanyakan langsung pada Erna.

"Apa maks sudah tahu. apa kau sudah memberitahu nya. "

"sudah bu, Erna sudah mengatakan semuanya pada maks." terlihat kesedihan diwajahnya.

" Sudahlah nak,, jangan sedih lagi. mungkin maks memang bukan jodohmu. Sekarang tersenyum lah.. "kata ibunya sambil membelai rambut panjang Erna.

" Erna sudah ikhlas bu, mungkin ini jalan terbaik yang Alloh berikan untuk Erna. Do'akan Erna ya bu... "

"Pasti nak,, Ibu akan selalu mendoakan anak-anak ibu, tanpa kalian minta sekalipun.

****

Senja kini sudah berganti malam, setelah selesai mengerjakan sholat magrib, Erna pun keluar dari kamarnya karena merasa haus. saat berjalan menuju dapur, Erna melihat Ayah dan adiknya Anita sedang asik menonton televisi sambil bercanda di ruang keluarga.

Erna pun akhirnya bergabung dengan mereka, dan mengurungkan niatnya untuk pergi kedapur.

Saat sedang asik menonton, Ibu datang dan mengajak untuk makan malam.

Malam ini begitu indah Erna rasa kan. Erna bersyukur memiliki keluarga seperti keluarganya ini. Ia berharap kelak akan memiliki keluarga yang harmonis seperti Ayah dan ibunya.

Setelah makan malam bersama, mereka pun kembali bercengkrama ,terlihat jelas kebahagiaan di wajah mereka.Menikmati hari yang masih Tuhan berikan pada mereka. Dan semoga esok akan lebih baik lagi.

Dan malam semakin larut, mereka pun menuju kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Dan berharap esok mentari pagi masih manyambutnya.

Bab 3 Bertemu calon suami

Sudah lebih dari seminggu setelah pertemuannya dengan maks waktu itu, hingga kini erna tidak pernah lagi bertemu maks.

Rasa rindu yang mendalam masih saja membuat erna menitikkan air mata, saat membayangkan pria itu. Erna tahu maks sangat mencintainya.

Bahkan pernah Erna mencoba menghubungi maks, namun tidak bisa terhubung. Mungkin maks telah mengganti nomor ponselnya.

Ketukan di pintu kamar membuat Erna mengalihkan tatapannya ke arah pintu. Terlihat bu Ratih telah berdiri di sana sambil tersenyum pada Erna.

" Boleh ibu masuk.... " tanya bu Ratih pelan.

"Iya bu...., lagi pula aku tak mungkin melarang ibu masuk. " jawab Erna tersenyum.

Bu Ratih melangkah masuk, lulu duduk di sisi ranjang dekat Erna. Bu Ratih menarik napas panjang, melihat putrinya itu.

"Jangan terlalu menyiksa perasaan mu, cobalah untuk berdamai dengan keadaan." kata Bu Ratih sedih

"Bagaimana kalau aku tidak bisa mencintainya bu, " Erna kembali khawatir.

"Seiring berjalannya waktu, Ibu yakin kau bisa mencintainya. Belajarlah menerima suami mu mulai sekarang. "

"Erna takut tidak bisa menjadi istri yang baik. "

"semua manusia punya banyak kekurangan nak, jadi mintalah pada Tuhan agar kau bisa. semua butuh proses, tidak ada yang instan."

Erna hanya bisa menampakkan wajah muramnya, lalu berusaha tersenyum pada bu Ratih.

"Ya sudah, sekarang lebih baik kau cepat bersiap, ibu lupa tadi memberitahu kamu kalau bu Diana tadi pagi nelpon, mereka mau mengajakmu makan siang diluar."

"Apa bu... mereka akan kesini. " Erna terkejut.

"Iya Erna... maaf, ibu baru memberitahu kamu sekarang."

" Tapi Erna belum siap untuk bertemu dengannya bu, "

"Maka dari itu kamu harus membiasakannya mulai dari sekarang. Rasa akan tumbuh jika kamu sudah terbiasa bersama. " kata bu Ratih sambil tersenyum pada Erna..

"Sekarang bersiaplah, mungkin sebentar lagi mereka akan sampai." kata bu Ratih sambil berdiri meninggal Erna sendiri.

Erna berusaha menguatkan hatinya, Ia harus yakin dengan keputusan yang ia ambil sekarang. Apalagi Erna tidak ingin Ayah dan Ibunya merasa malu dan kecewa dengan sikapnya.

Satu bulan adalah waktu yang cukup singkat bagi Erna untuk mengenal Irsyad. Pernikahan Erna pun sdah semakin dekat, tapi ragu masih saja sesekali datang di hati Erna.

Erna menatap jam dinding dikamarnya, sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh menit,. Itu berarti sebentar lagi mereka akan sampai.

Erna kembali menatap cermin sambil merapikan penampilannya. Dan tak lama terdengar bunyi ketukan di pintu kamar.

Erna pun bangkit dan berjalan menuju pintu. Erna sengaja mengunci pintu agar tidak ada yang masuk, setelah pintu terbuka, tampak adiknya Anita berdiri menatapnya.

"Kak Erna dipanggil ibu katanya suruh cepat turun, sudah di tungguin di bawah." kata Anita

"Mereka sudah datang dek... " tanya Erna.

" sudah... makanya buruan... "

" Iya sebentar, kamu duluan aja katakan pada ibu sebentar lagi aku kesana. "

"Ciee... ciee... yang mau ketemu calon suami.. " ledek Anita.

"Kamu apaan sih dek..., nggak lucu" Erna terlihat malu.

Setelah Anita keluar, Erna kembali duduk di meja riasnya sambil memperbaiki penampilannya.

Erna memejamkan matanya beberapa saat, berusaha menguatkan hati. Setelah itu ia pun bangkit untuk segera keluar.

Di ruang tamu tampak Irsyad dan bu Diana di sana sedang berbincang dengan bu Ratih. Erna memalingkan wajahnya ketika Irsyad mengangkat wajah saat mengetahui kedatangan nya.

Tatapan pria itu terpaku pada Erna. Erna tampak cantik dalam balutan dress panjangnya. Bu Diana pun langsung memuji Erna.

"Wah kamu cantik sekali sayang" seru bu Diana.

"Terima kasih tante. " balas Erna

"Sudah siap nak,.. " tanya bu Ratih pada Erna.

Erna hanya menganggukkan kepadanya sembari tersenyum.

setelah itu mereka pun segera berangkat memasukki sebuah mobil putih milik Irsyad. Bu Diana meminta Erna untuk duduk depan. Walaupun berat, Erna pun terpaksa mengiyakan karena Bu Diana sudah masuk di bangku belakang..

Sepanjang perjalanan Erna lebih banyak diam, ia hanya sesekali menimpali ucapan bu Diana. Bu Diana tampak sangat senang pada Erna, karena menurutnya Erna adalah seorang gadis baik.

Setelah sampai, Erna pun langsung keluar dari mobil di susul Irsyad dan bu Diana.Ketiganya masuk beriringan ke dalam pusat perbelanjaan itu.

Tujuan pertama mereka adalah tempat makan yang ada di Sana. setelah selesai makan siang. Kembali bu Diana mengajak Erna menuju sebuah toko perhiasan yang berada di pusat perbelanjaan yang sama.

"Ini calon kamu, sad. "tanya penjaga toko tersebut. Tangannya membuka etalase lalu mengeluarkan sebuah kotak perhiasan yang berukuran cukup besar.

Irsyad hanya mengangguk sambil tersenyum.

" sangat manis, cocok sekali dengan kamu. " Tambah pria itu. " Ini pesanan mu sudah jadi.

"Makasih, Al.. nanti jangan lupa datang." tambah Irsyad sambil membuka kotak itu dan menyerahkan pada bu Diana.

" kapan.. sad. "

"Tunggu aja undangannya bakal sampai."

Irsyad menoleh bu Diana dan Erna yang tengah sibuk dengan kedua cincin emas tersebut.

Erna pun tidak mempermasalahkan model perhiasan yang telah di pesan oleh Irsyad.setelah selesai urusan mereka di toko itu. kemudian mereka pun langsung menuju tempat fitting baju pengantin.

Beberapa pegawai tampak sibuk lalu lalang di ruangan yang cukup luas tersebut. Di Sana banyak terpajang gaun pengantin dengan berbagai model dan warna.

Bu Diana dan Irsyad duduk bersisihan di atas sebuah sofa panjang. Irsyad nampak gagal dalam balutan jas yang telah mereka pilih.

Beberapa menit kemudian, Erna pun keluar dari ruang ganti. Berbalut kebaya putih dengan pait di bagian dada sungguh membuat Erna semakin cantik bak seorang putri.

" Sempurna " seru bu Diana, ketika melihat Erna dalam balutan kebaya putih.

Erna tampak malu melangkah menghampiri bu Diana dan Irsyad. Mata pria itu hampir tidak berkedip melihatnya.

"Gimana tante, " tanya Erna malu, keberadaan Irsyad membuat nya sedikit risih.

"Gimana, sad.. " tanya bu Diana.

Irsyad sedikit kaget karena pertanyaan mama nya.

"Bagus ma,.." kata Irsyad.

"Kamu sempurna sayang, " kata bu Diana sambil mengacungkan ibu jarinya pada Erna.

"Jadi fix ya pilihan untuk alat nanti pakai kebaya ini, dan untuk resepsi pakai ball gown yang ini sama sheath salem muda yg tadi." tanya wanita di hadapan mereka.

" Kalau menurut mama sih oke, gimana dengan kalian " tanya bu Diana

Erna dan Irsyad saling tatap untuk sejenak, kemudian saling memalingkan wajah karena malu.

"Gimana Irsyad," tanya Desi, sang perias.

"Terserah Erna saja,, " balas Irsyad.

"Kalian ini lucu banget sih, malu-malu kucing kaya begini. " celoteh Desi, membuat Irsyad dan Erna semakin malu. Sedangkan bu Diana hanya tersenyum menanggapi.

" semoga kalian menjadi pasangan yang bahagia,," tambah Desi.

"Amin ....." jawab kedua nya.

Setelah selesai dengan urusan baju pengantin, Irsyad pun mengemudikan mobilnya mengantar Erna pulang. Karena hari sudah semakin sore.

sungguh ini adalah hari yang melelahkan bagi keduanya. sepanjang perjalanan hanya ada keheningan tidak ada yang bersuara. Bu Diana pun tampak begitu lelah.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!