NovelToon NovelToon

FLOWER OF IMMORTALITY

1

"Bunda gilsha berangkat sekolah dulu yah". Teriak gadis cantik yang baru saja turun dari tangga, lalu menghampiri bundanya yang sedang memasak di dapur.

seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan awet muda, menoleh kearah anaknya yang baru saja menghampirinya. "loh sayang sarapan dulu baru berangkat sekolah". ujarnya sambil mengelus kepala gilsha dengan penuh kasih sayang.

gilsha menggeleng pelan, tanda tidak mau sarapan. "Aku sarapan di sekolah aja yah bunda, ini udah mau telat soalnya". Gilsha menolak dengan halus, dan memberikan senyum terbaiknya.

"Oke, asalkan kamu jangan lupa sarapan, ingat kamu punya penyakit maag". Retha mengingatkan anaknya supaya tidak lupa sarapan. dia ingat betul jika telat sarapan maag nya akan kambuh.

"Ahsiap bunda ratu, anakmu ini akan selalu mengingat pesanmu". ucapnya sambil memperagakan gaya hormat bendera.

Rheta, yang melihat tingkah anaknya hanya geleng kepala memaklumi. "Sudah sana berangkat tadi katanya buru buru". Rheta menggandeng anaknya menuju pintu rumah untuk mengantarkan anaknya.

Gilsha mengambil tangan bundanya dan berpamitan. "Aku berangkat dulu bunda sayang". mengambil kesempatan dengan memberikan sebuah kecupan di pipi sang bunda, dan melangkah menuju mobilnya.

rheta hanya geleng geleng kepala melihat tingkah laku anaknya "Astaga anak itu, sudah besar masih saja seperti anak SD". melangkah kedalam untuk melanjutkan kegiatan memasaknya.

Sampai di ruang tengah Retha memperhatikan foto keluarganya, disana ada suaminya dan anak tunggalnya. di samping sofa ada meja tempat foto anaknya gilsha.

" entah kenapa perasaanku menjadi gelisah seperti ini" . Rheta mengambil foto anaknya dan mengelusnya sayang. " nak bunda berharap tidak ada hal buruk yang terjadi". Rehta berdo'a dan berharap itu hanya perasaannya saja, semoga anaknya baik baik saja.

******

" astaga nih hp kenapa jatuh segala lagi". gerutuan yang berasal dari gilsha karena handphone nya tidak sengaja terjatuh ketika dia ingin mengangkat telfon dari sahabatnya.

Sambil menyetir tangannya yang satunya dia gunakan untuk mencari handphone nya yang terjatuh " duh kemana sih nih hp perasaan tadi jatuh disini deh". gumamnya sambil terus mencari. dia tidak menyadari dari arah berlawanan ada truk yang sedang melaju dengan kencang.

"horey akhirnya hp aku yang paling berharga ketemu juga". setelah lama mencari akhirnya dia menemukan handphone nya. setelah sadar sepenuhnya, dia mengalihkan perhatiannya ke arah depan untuk fokus menyetir.

" astaga ada truk, ini kenapa rem mobilku tidak berfungsi". panik gilsha sangat panik bagaimana tidak, di depan sana ada truk yang melaju kencang kearahnya. terlebih lagi rem mobilnya tidak berfungsi.

gilsha yang sudah panik membanting setirnya kearah kiri, dan menyebabkan dia menabrak pembatas jalanan. " bunda maaf, gilsha nggak jadi sarapan di sekolah". ketika kesadarannya menipis, gilsha hanya bisa meminta maaf kepada bundanya karena tidak menepati ucapannya.

Gilsha yang sudah kehilangan banyak darah, terlebih jalan yang di lewati sedang sepi, itu menyebabkan dia kehilangan nyawanya.

*****

Sementara itu di sebuah kamar yang luas bernuansa Eropa, terdapat sebuah gadis yang sedang tertidur di kasur mewahnnya.

gadis yang sedang tertidur perlahan membuka matanya dan melihat sekelilingnya " shhh, kamar siapa ini, kenapa aku bisa ada disini?". pertanyaan yang tidak bisa dia tanyakan pada siapapun, karena hanya ada dirinya sendiri di kamar itu.

"eh bentar bentar". setelah mengingat apa yang telah terjadi matanya terbelalak kaget. " wah jangan bilang gw di culik nih, perasaan tadi gw kecelakaan terus meninggoy, terus sekarang gw lagi ada dimana". astaga gilsha sungguh kaget, yups gilsha dia gadis yang berada di kamar elegan itu.

ceklek

pintu kamar yang di buka mengalihkan perhatian gilsha yang sedang memikirkan dimana dirinya. gadis yang baru saja membuka pintu berteriak panik sambil menghampirinya.

"astaga nona, anda sudah sadar hiks". gadis itu bersimpuh di lantai sambil menangis kencang. dia sungguh kaget melihat nona nya yang koma selama sebulan telah sadarkan diri.

gilsha yang bingung menatap aneh wanita di bawahnya itu. " kamu kenapa nangis mba". gilsha heran ada apa dengan gadis ini, kenapa dia memanggilnya nona? dan kenapa dia menangis?.

sungguh memikirkannya membuat kepala gilsha semakin pusing. "shh kepalaku pusing sekali". gilsha meringis merasakan sakit yang sangat dahsyat di kepalanya itu.

"nona saya akan panggilkan tabib, nona bertahanlah". gadis yang bersimpuh di lantai bangun, dan lari terbirit-birit menjauhi kamarnya.

"tabib?". bingung gilsha, dia heran kenapa gadis itu menggunakan gaun, apakah ada yang menikah, atau dia mengikuti kontes model?. entahlah gilsha semakin pusing di buatnya.

tak lama setelah kepergian gasi itu, datanglah seorang pria tua berambut putih, dia terlihat seperti dokter. jangan lupakan gadis tadi, dia juga bersama seorang pria dan wanita paruh baya.

" izinkan saya memeriksa anda nona". pria tua tadi berjalan kearahnya dan menerima tubuhnya, mulai dari kening, detak jantung, dan suhu tubuh.

setelah memeriksanya pria tua itu bertanya kepadanya " nona apakah kepala anda masih sakit?". dia bertanya sambil memperhatika gilsha Lamat Lamat.

"kepalaku masih sakit, dan siapa kalian?". gilsha bertanya dengan heran. wanita serta pria paruh baya yang berada di ruangan itu terlonjak kaget. bagaimana bisa anaknya itu tidak mengingat kedua orangtuanya.

" tabib kenapa Alicia tidak mengingat kami?". wanita itu bertanya dengan mata berkaca-kaca setelah melihat tatapan kebingungan dari anaknya.

" nona Alicia mengalami hilang ingatan, itu karena benturan di kepalanya sewaktu jatuh dari kereta duches". pria tua itu menjawab dengan wajah takut. bagaimana tidak sang Duke yang terkenal tirani ini menatapnya dengan tajam.

gilsha yang melihat itu semakin kebingungan. " siapa Alicia? aku ini ghilsa bukan Alicia". gilsha membatin dengan bingung.

" maaf paman dan bibi, siapa kalian? mengapa aku ada disini?". akhirnya pertanyaan yang ingin dia tanyakan keluar juga.

" sayang aku ibumu, dan dia ayahmu nak". wanita itu sangat sedih ketika anaknya memanggilnya bibi, sungguh sakit hatinya. tidak pernah terbayangkan anaknya yang pendiam mengalami kecelakaan dan mengakibatkan dia kehilangan ingatannya.

begitupun pria yang berada di sampingnya, dia melihat putrinya seperti ini menjadi sedih. walaupun wajahnya tetap terlihat datar, tapi matanya tidak bisa berbohong.

" astaga apa yang bibi katakan, bundaku hanya Rheta tidak ada yang lain". gilsha menyangkalnya seraya geleng geleng kepala tanda dia menolak perkataan wanita itu.

wanita itu menatap anaknya sedih " Duke, apa yang harus kita lakukan mengapa Alicia tidak mengenali kita. dan siapa Rheta Duke". wanita itu bertanya dengan sedih kepada suaminya.

" periksa anak saya lagi, jika terjadi kesalahan kepalamu akan saya gantung di alun alun kota". pria itu mengancam sambil melotot garang.

gilsha yang mendengar perkataan pria itu melotot tidak percaya, astaga ini hanya masalah sepele kenapa dia begitu tega memotong kepala pria tua di sebelahnya ini!!.

" saya sudah periksa Duke, seperti yang saya katakan nona Alicia mengalami hilang ingatan, dan saya akan memberikan resep obat untuk memulihkan rasa sakit di kepalanya, ingatan nona akan kembali seiring berjalannya waktu, dan jangan paksa nona untuk mengingat itu akan membuat kepalanya sakit".

tabib berkata panjang lebar, dia berharap setelah ini kepalanya tidak pisah dari tubuhnya. sang duke menghela nafas gusar, tidak mungkin dia memotong kepala tabib ini, itu karena hanya tabib ini yang mau bertahan bekerja di rumahnya.

" saya pamit undur diri Duke, akan saya siapkan obatnya, dan untuk nona Alicia anda harys banyak istirahat dan meminum obat secara teratur dan memakan makanan sehat serta bergizi".

setelah mengucapkan itu sang tabib pamit undur diri. " saya pergi dulu yang mulia Duke dan duches semoga Dewi selalu memberkatimu". tabib di antar keluar oleh pelayan gadis yang memanggilnya tadi.

" sayang kau tidak mengingat ibu yah, jadi perkenalkan nama ibu gricia Clarke lawrenz disamping ibu ini ayahmu, Jecko knight lawrenz, dan namamu Alicia Estella lawrenz". gricia mengusap kepala putrinya dengan sayang.

gilsha yang melihat itu tersenyum kaku, entahlah dia merindukan bundanya di rumah. dia juga tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi disini.

"umm ibu bolehkah aku melihat cermin?". gilsha ingin memastikan satu hal, dan semoga ini tidak seperti yang ada di fikiranya.

" tentu saja sayang, Anna tolong ambilkan cermin". gricia menyuruh pelayang yang datang tadi itu, ah ternyata namanya Anna. Dan gilsha heran kenapa mereka semua disini sangat cantik dan tampan? walaupun ada sedikit garis garis halus di wajah wanita dan pria ini, itu tidak mengurangi ketampanan dan kecantikannya.

anna gadis pelayan tadi datang membawa cermin kecil di tangannya " ini duches cermin yang anda minta". Anna memberikan cermin itu sambil membungkuk hormat.

" sayang ini cermin yang kami minta nak". gricia memberikan cermin itu kepada ghilsa, ah mari kita panggil Alicia. karena gilsha sudah menempati tubuh Alicia jadi kita memanggilnya Alicia.

" terimakasih ibu". Alicia yang mengerti situasi memanggil wanita di sampingnya dengan sebutan ibu. wanita itu tersenyum manis kearah Alicia sambil mengusap kepalanya sayang.

setelah mengambil cermin itu lalu dia melihat wajahnya, astaga betapa terkejutnya dia melihat gadis di cermin itu. bagaimana tidak, gadis itu memiliki pipi yang bulat serta kemerahan, mata bulat berwarna ungu lavender, bulu mata yang lentik, alis yang rapi dan indah, hidung kecil mancung, serta bibir membentuk love, ah sangat sempurna. dia terlihat seperti pri di dunia dongeng.

" oh astaga apakah itu aku". Alicia menunjuk cermin itu dengan mulut menganga takjub. dia sungguh terkejut melihat dirinya yang sekarang.

ibunya yang melihat tingkah menggemaskan anaknya hanya terkekeh geli, begitupun pria di sampingnya yang sedang menahan diri agar tidak tersenyum. astaga apakah ini putrinya yang pendiam itu? bagaimana bisa dia menjadi sangat imut dan menggemaskan seperti ini? rasanya ingin sekali mengurung anaknya agar tidak di ganggu para pria di luar sana.

" iya sayang, itu kamu nak kenapa kau begitu terkejut hm?". tanya wanita itu kepada anaknya yang masih saja melotot lucu melihat cermin. " ibu astaga kenapa aku cantik sekali huaaaa". Alicia yang antara senang dan kaget berteriak lucu, ah rasanya dia seperti wanita tercantik di dunia hoho.

" haha kau lucu sekali sayang". pria yang sedari tadi diam menahan senyum akhirnya tertawa juga melihat tingkah anaknya yang begitu menggemaskan. tidak disangka anaknya berubah menjadi se menggemaskan ini.

" ibu lihat ayah menertawakanku huaaa hiks". Alicia yang melihat ayahnya tertawa mengejeknya malah menangis sambil mengadu kepada ibunya.

gricia melotot garang kepada suaminya oh tidak lupa tangan yang mencubit pinggang suaminya.

" heh kau jangan menertawai putriku Alicia yah". ancamnya garang sambil melotot. bukannya takut suaminya malah berjalan menghampiri Alicia dan mengangkatnya untuk duduk di pangkuannya.

" anak ayah kenapa menangis hm?". ucapnya sambil mengusap kepala putrinya dengan sayang dan sesekali mengecup kepalanya.

" ayah menertawakanku huaaa hiks". Alicia yang di perlakukan seperti itu bukannya berhenti menangis malah semakin menjadi. " maafkan ayah sayang, ayah tidak akan melakukannya lagi". Jecko Duke yang terkenal tiran itu memeluk anaknya dengan sayang.

gricia yang melihat pemandangan itu tersenyum haru, sungguh momen seperti ini yang dia inginkan sedari dulu. anak gadisnya begitu pendiam sehingga sangat susah untuk mengetahui apa yang di ingingkanya.

gricia juga sangat senang anaknya menjadi menggemaskan seperti ini, sungguh maafkan gricia yang bersyukur melihat anaknya amnesia, jika tidak begitu mana mungkin Alicia mau berdekatan dengan orang tuanya.

kriyukkk

bunyi perut Alicia mengalihkan perhatian kedua orangtuanya. " hehe ibu ayah Alicia lapar". Alicia mengerjap lucu sambil mengusap perutnya.

" anak ayah kenapa menjadi menggemaskan begini hm?". Jecko menjawil hidung anaknya karena gemas, dia juga mencium pipinya berkali kali. " huh aku jadi ingin menggigit pipinya" . Jecko bergumam dalam hatinya.

" karena putri cantik ibu yang menggemaskan ini lapar, jadi mari kita pergi ke ruang makan". gricia mengajak anak serta suaminya untuk pergi ke ruang makan.

" Alicia anak ayah apa mau ayah gendong hm?". tanya nya penuh perhatian. " ayah aku mau di gendong ayah". Alicia mengerjap lucu sambil menggoyangkan lengan kekar ayahnya.

" ah putri ayah ingin di gendong rupanya". Jecko tanpa banyak bicara langsung menggendong anaknya ala koala sambil sesekali menepuk punggungnya seperti bayi.

para maid serta kesatria yang mereka lewati melongo kaget, ah bagaimana mungkin sang Duke tirani bisa dekat dengan Alicia pendiam?. itulah isi kepala para maid serta kesatria.

tapi melihat keluarga yang biasanya hanya acuh tak acuh menjadi hangat seperti ini sungguh membuat mereka bahagia.

setelah sampai di ruang makan Jecko menundukkan anaknya di kursi sebelah istrinya. "yeayy akhirnya makan makan". teriak girang Alicia ketika melihat banyak makanan lezat di depannya.

" sayang ingin makan apa hm?". tanya duches gricia kepala putri cantiknya. " ibu aku ingin makan ayam panggang". Alicia menyebutkan keinginannya sambil mengerjap lucu.

para maid yang masih berada di sana di buat menggeram melihat tingkah menggemaskan nonanya. "astaga aku ingin sekali mencubit pipinya" . pelayan disana sedang menahan diri agar tidak kelepasan mencubit pipi nona Alicia atau nanti kepala mereka yang akan terpisah dari tubuhnya.

" baiklah sayang, ini makanan khusus untuk putri tercinta ibu". gricia memberikan makanan yang di inginkan putrinya. Alicia yang melihat itu tersenyum senang. " terimakasih ibundaku sayang". Alicia memberikan satu kecupan di pipi ibunya itu.

TBC

2

Alicia memakan makanannya dengan senyum mengembang, sungguh makanan ini sangat lezat bisa memanjakan lidah. Jecko yang melihat senyum manis anaknya merasa bahagia. setelah sekian lama akhirnya anaknya itu bersifat ceria.

mereka telah menyelesaikan makanannya dan sekarang sedang pergi ke ruang keluarga untuk berbincang-bincang. " aku akan menjadi anak yang ceria untuk kalian, karena sekarang akulah yang menempati tubuh ini, jadi aku akan membuat keluarga ini lebih hidup". Alicia melamun sambil memikirkan hidupnya yang sekarang.

bagaimana keadaan ibunya disana, apakah dia sudah tau jika anaknya sudah tiada. "bunda maafkan gilsha, gilsha sekarang berada di dunia yang berbeda dengan bunda, semoga bunda sehat selalu dan juga bisa bahagia, gilsha sayang sm bunda dan ayah". batin Alicia sedih karena mengingat kehidupannya yang dulu.

ibunya pasti sangat sedih, terlebih lagi dia anak tunggal. sahabatnya Reyna pasti juga sedih karena cuman gilsha satu satunya sahabat yang dia miliki. semoga saja orang yang dia sayangi disana bisa hidup bahagia tanpa dirinya.

Jecko yang melihat putrinya melamun dan terlihat murung pun bertanya. " sayang, kenapa melamun hm? apa ada yang mengganggu fikiranmu? atau ada yang sakit". Jecko bertanya khawatir sambil memegang pundak anaknya.

" tidak ayah, aku baik baik saja sungguh". Alicia berusaha meyakinkan orang tuanya dengan memberikan senyum terbaiknya.

gricia memeluk putrinya dan mengusap kepalanya sayang " jika ada yang sakit beritahu ibu sayang". sungguh dia sangat sakit melihat putrinya terbaring koma selama sebulan, itu membuatnya kalut.

jekco tersenyum melihat pemandangan itu, sudah lama dia menginginkan anaknya mau berinteraksi dengan mereka seperti ini. " baiklah kita mengobrol nanti malam saja, setelah kedua kakak mu pulang. sekarang waktunya untuk tidur putri ayah". Jecko menggendong putrinya dan mengantarkannya ke kamar, begitupun gricia yang mengikuti di sampingnya.

gricia hanya mengangguk lucu. " ayah aku memiliki kakak?". tanya Alicia yang baru tersadar akan perkataan ayahnya. " iya sayang kau memiliki dua kakak pria, mereka sedang pergi berburu bersama putra mahkota". jawabnya sambil mengelus punggung putrinya.

" entah kenapa nama mereka tidak asing, aku seperti pernah mendengar nama itu". batin Alicia sambil memikirkan dimana dia pernah mendengarkan nama itu.

"ah sudahlah nanti aku juga mengingatnya". yah nanti kau akan mengingatnya Alicia.

sesampainya di kamar Alicia Jecko menurunkan anaknya ke atas ranjang, dan menyelimutinya sebatas dada. " tidur yang nyenyak putri ayah, nanti ayah bangunkan jika sudah waktunya makan malam". Jecko mengecup dahi putrinya sayang, begitupun gricia yang ikut mengecup pipi putrinya.

" ayah, ibu aku akan tidur kalian juga harus beristirahat, aku tidak ingin kalian jatuh sakit". ucapnya sambil memanyunkan bibirnya lucu.

" oh Dewi kenapa putriku jadi semanis ini". kedua orangtua itu menjerit histeris di dalam hatinya.

" baiklah selamat tidur putriku". ucap mereka kompak lalu meninggalkan kamar putrinya.

*****

"apa adiku sudah sadar Ramon?". tanya Steven pria itu histeris ketika mengetahui adik kecilnya telah sadar dari komanya. " benar tuan muda, nona Alicia sudah sadar". Ramon ksatria yang di khususkan untuk menjaga putra dari Duke Jecko itu mengangguk membenarkan.

putra mahkota yang melihat kebahagiaan di wajah sahabatnya Ituk tersenyum. " syukurlah lady Alicia sudah sadar". drystan stefileord Athelianus putra mahkota dari kerajaan Athelianus, menepuk kedua pundak sahabatnya dengan senyum tipis di bibirnya.

Albert Windsor Lawrenz putra pertama dari Duke Jecko dan gricia, anak keduanya bernama Steven march Lawrenz, mereka kakak dari Alicia Estella Lawrenz.

" kak kita harus bergegas pulang dan melihat keadaan adik kita yang cantik". Steven mengajak Albert untuk menemui Alicia adik mereka yang pendiam.

" hm".

Albert membalas dengan dehaman. sikap mereka bertolak belakang, Albert dengan sikap dinginnya dan Steven dengan sikap cerianya.

mereka berjalan beriringan menuju ke tempat kuda mereka. " aku akan mampir sebentar untuk melihat keadaan lady Alicia". drystan menyampaikan keinginannya. dan lansung menunggangi kudanya.

Albert dan Steven yang melihat itu hanya tersenyum geli, ah lebih tepatnya hanya Steven. karena Albert hanya menampilkan wajah datar seperti tembok.

mereka jelas menyadari perasaan putra mahkota terhadap adiknya. hanya saja adiknya itu sangat susah di ajak berinteraksi, apalagi dengan seorang pria.

siapa yang tidak menyukai Alicia? dia gadis tercantik di kekaisaran Athelianus, selain cantik dai juga berprestasi. di usia dia yang menginjak umur lima belas tahun dia sudah menjadi Lady terbaik dan tercantik tentunya. memiliki julukan sebagai bunga Athelianus tidak membuat Alicia sombong.

hanya saja dia memiliki sifat pendiam, dia juga sangat susah di ajak berinteraksi. ketika ada yang mendekatinya dia akan menjauh, seloah dia memang hidup sendiri.

tak terasa perjalanan mereka menuju rumah Duke Jecko berjalan dengan mulus, mereka sampai dengan selamat sentosa.

*****

" astaga gw dimana nih". Alicia berada di taman yang sangat indah, disana terdapat banyak bunga bermekaran, dan juga terdapat air terjun yang cantik. " perasaan tadi gw tidur deh, terus sekarang kenapa bisa ada disini yah?". bingung Alicia ketika mendapati dirinya berada di tempat indah.

"hai, Alicia senang bertemu denganmu". suara itu mengalihkan Alicia dari rasa kagumnya. " eh kamu siapa yah". tanya Alicia ketika melihat wanita cantik itu menyapanya.

" aku Alicia , aku yang pemilik tubuh yang kau tepati". sungguh perkataannya membuat Alicia sadar jika wajah itu adalah wajah yang di tempatinya saat ini".

" kau sangat lucu dengan ekspresi seperti itu". gadis yang mengaku sebagai Alicia itu terkekeh anggung melihat raut wajah gadis di sampingnya.

" hehe maafkan aku Alicia, aku hanya terkejut". gilsha yang menyadari dirinya bertemu dengan Alicia yang asli tentu saja terkejut. " ah ada apa Alicia?". tanya gilsha sambil menampilkan senyuman manisnya.

" aku akan memberikan mu ingatanku gilsha, semoga setelah ini kau tau harus bersikap seperti apa, dan kuharap kau tidak marah padaku". Alicia maju selangkah dan menyentuh dahi gilsha dengan lembut sambil mengucapkan beberapa mantra.

" huh"

"huh"

mimpi apa itu barusan, Alicia yang baru tersadar dari alam mimpinya terbangun dengan nafas ngos-ngosan. " jadi sebenarnya akulah Alicia, dan Alicia adalah gilsha, jiwa kami tertukar begitu?". Alicia bertanya pada dirinya sendiri.

Sungguh Alicia tidak percaya hal mustahil itu ada dalam hidupnya. ternyata dunia yang dia anggap novel ini adalah dunia aslinya, dan dunia di tempatnya dulu adalah dunia novel.

" tapi bagaimana bisa jiwaku bolak balik seperti ini?". Alicia tentu belum bisa percaya dengan kejadian yang di alaminya. " tapi jika benar ini adalah duniaku, maka aku akan menghancurkan si perusak itu". gumamnya penuh tekad.

" aku akan membalasmu ******, sebagai kau memperlakukan tubuhku dulu". Alicia dengan mata menyorot tajam penuh dendam. dan dia berjanji akan menghancurkan si perusak itu

****

pintu yang di buka secara perlahan mengalihkan atensi Alicia terhadap lamunannya. " astaga adiku kau sudah sadar". Steven berjalan menghampirinya dan memeluk adiknya sayang.

"kak aku sudah sadar, dan jangan khawatir yah". Alicia membalas pelukan kakaknya dan mengecup dahinya dengan sayang. Steven yang di perlakukan seperti itu melongo kaget. bahkan matanya berkaca-kaca.

" Alicia kau baru saja membalas pelukanku dan kau juga mencium dahiku dan apa kau juga memanggilku kakak?". Steven bertanya dengan mata yang menyorot dalam penuh akan makna.

" apa aku tidak boleh memanggilmu kakak, dan apa aku tidak boleh mencium serta memelukmu kak". Alicia bertanya dengan nada yang di buat sesedih mungkin.

" tentu saja tidak sayang, kakak bahkan sudah lama menantikan momen seperti ini". Steven lantas memeluk adiknya dengan erat, dia juga memberikan banyak kecupan di kepala serta pipi adiknya.

"khmm".

dehaman seseorang mengalihkan atensi kedua orang yang sedang berpelukan mesra. " apa kau tidak menyayangi kakakmu yang satunya hm?". tanya Albert sambil bersedekap dada dengan alis terangkat satu.

" astaga aku juga menyayangimu kakak, kemari berpelukan". Alicia melepaskan pelukan dengan kakak keduanya dan menyuruh kakak pertamanya untuk memeluknya.

Steven hanya mendengus malas melihat kakak pertamanya yang mengganggu kesenangannya. mereka bahkan melupakan satu orang lagi yang berada di kamar itu. dia bahkan melihat semuanya dengan pandangan datar.

" adik kakak telah kembali". ucap Albert sambil memeluk adiknya erat. " kak huh aku tidak bisa bernafas". Alicia mencoba melepaskan pelukannya karena merasa sesak. Albert yang mendengar itu, melonggarkan pelukannya agar adiknya tidak sesak nafas.

sungguh ini hari yang paling bahagia bagi Albert dan Steven karena bisa melihat adiknya mau berinteraksi dengan mereka.

" bagaimana keadaanmu lady Alicia?". tanya seorang pria tampan disana, ah dia terlihat seumuran dengan para kakaknya.

Alicia yang di tanya terlihat bingung karena tidak mengenali siapa pria ini. " ah dia putra mahkota adiku". ujar Steven menjelaskan.

" salam untuk putra mahkota semoga dewa selalu memberkatimu". Alicia memberi salam hormat dengan mengangkat sedikit gaunya.

"seperti yang anda lihat, saya baik baik saja". Alicia tersenyum manis di hadapan putra mahkota. putra mahkota hampir saja serangan jantung karena baru pertama kali melihat senyuman Alicia untuknya.

bahkan jantungnya seperti akan pindah. Albert dan Steven yang melihat kelakuanku sahabatnya memutar bola mata malas, sungguh jika dia bukan putra mahkota pasti dia sudah menendangnya keluar dari rumah ini.

Sebenarnya apa yang ada di mimpi Alicia itu terlihat jelas, jiwanya tertukar dengan jiwa gilsha, penyebab gilsha pendiam juga karena dia tau dia berada di dunia yang berbeda dengan orang tuanya.

gilsha adalah Alicia dan Alicia adalah gilsha. mereka jiwa yang tertukar sewaktu berumur sepuluh tahun. gilsha mengingatnya sedangkan Alicia tidak. itu sebabnya dia mengira dunia ini adalah duni novel, karena nama pemeran disini sama seperti di novel yang pernah dia baca sebelum kecelakaan.

dan juga disini ada si perusak dia yang akan merusak alur novel ini nantinya. untung saja gilsha memberikan sedikit ingatan tentang kehancuran dunia ini, karena jiwa asing yang tamak.

dia akan membuat semua pemeran pria disini tunduk kepadanya, dan dia akan menggunakan kesempatan itu untuk kembali ke dunianya.

****

"sialan kenapa ****** itu kembali". wanita yang berpakaian tipis itu mengumpat dan melemparkan semua barang yang ada di ruangan itu untuk melampiaskan emosinya.

"aku harus segera mendekati para pria itu, sebelum pemeran utama muncul, yah hahaha aku harus melakukannya". wanita itu tertawa jahat sambil melihat pantulan dirinya didepan cermin.

****

" ayah aku ingin mangga yang ada di belakang rumah". Alicia yang tidak sengaja melewati taman yang berada di belakang rumah, serta melihat banyak mangga yang sudah siap panen. dia meminta mangga itu kepada ayah tampannya.

" baiklah ayah akan mengambilkannya untukmu sayang". Jecko yang baru pertama kali melihat anaknya meminta sesuatu kepadanya tersenyum hangat dan dengan semangat menggebu-gebu dia berjalan ke arah belakang rumah di ikuti oleh Alicia.

" ayah tunggu". teriakan yang berasal dari arah belakang menghentikan Jecko dan Alicia. mereka berbalik dan menemukan Albert dan Steven yang sedang menghampiri mereka.

" biarkan kami yang mengambil mangga untuk adik cantik". ah ternyata mereka juga ingin mengambil mangga untuk kesayangan mereka.

" oh tidak bisa , Alicia meminta mangga kepada ayah jadi ayah yang akan mengambilnya". Alicia yang melihat tatapan sengit antara anak dan ayah itu hanya tersenyum geli, sungguh tidak di sangka ternyata keluarganya disini sangat lucu. hanya memetik mangga saja sampai rebutan seperti ini.

" lebih baik kalian bertiga yang memetik mangga untuku, jangan ada yang rebutan, dan tidak boleh menolah, faham!?. Alicia berkata dengan wajah melotot garang, bukannya terlihat garang dia justru terlihat imut dan lucu hoho.

" baiklah apapun demi kesayangan Lawrenz akan kami lakukan". ucap mereka kompak sambil membungkuk layaknya seorang pangeran di negri dongeng.

merekapun berjalan dan mulai memanjat pohon mangga yang di inginkan tuan putri lawrenz.

" sayang apa yang sedang mereka lakukan?". dari belakang terlihat gricia yang menghampiri putrinya dan melihat apa yang di lakukan anak serta suaminya.

" mereka sedang mengambilkan mangga untuku ibu". Alicia menjawab sambil merangkul lengan ibunya manja. " mari duduk sayang, kau akan kelelahan jika berdiri terus seperti ini".

gricia mengajak Alicia untuk duduk di gazebo yang berada di taman itu. " wah ayah dan kakak sepertinya sangat semangat sekali ibu". Alicia menoleh kearah ibunya sambil menunjuk ayah serta kedua kakaknya sambil menyengir lucu.

" apapun akan mereka lakukan untukmu sayang, itu karena kau berharga bagi kami". Gricia memeluk Alicia dengan sayang. " ibu aku sungguh terharu bisa mendapatkan keluarga seperti kalian". Alicia dengan mata berkaca-kaca membalas pelukan ibunya.

walaupun dia sudah bahagia disini tetap saja bunda Retha tidak akan dia lupakan, karena bagaimanapun bunda Retha sangat menyayanginya. dan semoga saja gilsha dan bunda Retha bisa bahagia di dunia itu.

" sayang ini mangga yang kau inginkan". ketiga pria hebat keluarga lawrenz menghampiri Alicia dan juga bidadari lawrenz Gricia. " ah ayah kakak terimakasih banyak". Alicia memeluk mereka satu persatu sambil memberikan kecupan di pipi.

blush

hoho ketiga pria tirani itu sedang salting karena di berikan kecupan mendadak dari kesayangan mereka.

" jika ada yang kau inginkan lagi katakan kepada kami sayang, kami akan memenuhi semua keinginan kesayangan kita ini". mereka tersenyum lembut kearah Alicia.

para maid dan ksatria yang melihat keharmonisan keluarga lawrenz tersenyum haru, sungguh inilah hari yang di tunggu-tunggu oleh mereka semua.

hoho maafkan jika ada typo atau kosa kata yang salah, maklum ini cerita pertama saya😁

3

Alicia dan keluarganya saat ini sedang berada di ruang keluarga, disana terdapat beberapa sofa dan meja yang berada di tengahnya. disana ada beberapa lukisan keluarga dan beberapa barang antik lainnya, seperti guci besar dengan ukiran yang indah serta rumit.

ada juga beberapa tanaman sebagai hiasan ruangan agar terlihat lebih hidup. Alicia memperhatikan lukisan keluarga yang berada di dinding samping nakas tempat dia duduk.

" ibu ayah, siapa kakek dan nenek yang berada di foto itu?". tanya Alicia sambil menunjuk lukisan wanita tua dan kakek tua, sepertinya mereka adalah kakek Alicia.

tapi kenapa Alicia tidak memberikan ingatan tentang kedua orang itu?. " mereka adalah kakek dan nenekmu sayang, mereka memang sudah lama meninggal".

Alicia hanya mengangguk tanda mengerti, setelah itu dia kembali memperhatikan lukisan itu. ah ternyata Alicia lebih sangat mirip dengan mendiang neneknya. hanya saja sang nenek memiliki rambut berwarna perak, sedangkan Alicia rambutnya berwarna coklat tua yang bergelombang.

setelah lama memperhatikan lukisan itu, Alicia berdeham dan kembali bertanya. " jadi kapan Alicia mulai belajar di akademi, ayah ibu?". Alicia memperhatikan raut wajah ibu ayah serta kedua kakaknya. mereka terlihat sedikit terkejut.

Jecko kepala keluarga berdeham dan menjawab pertanyaan Alicia. " bulan depan, setelah tubuhmu benar benar pulih sayang". Jecko tersenyum kearah putrinya, dan mengelus Surai coklat panjang milik sang putri.

Albert yang sedari tadi diam mulai membuka suara. " ayah kami akan kembali Minggu depan, liburan kami sudah berakhir". Albert memberi tahu kedua orangtuanya sekalian meminta izin untuk kembali ke akademi.

Alicia yang mendengar itu segera menoleh kearah kakak pertamanya Albert. " yah, berarti aku sendiri nanti di rumah". Alicia menunjukkan raut sedih serta mata yang berkaca-kaca.

Steven yang melihat adiknya bersedih lantas mendekatinya dan mengusap kepalanya." sayang nanti kita akan bertemu di akademi, jangan sedih seperti itu, nanti kau terlihat jelek". menjawil hidung adiknya dengan alis naik turun menggoda.

Alicia mendengus kesal lantas menghampiri ibunya dan memeluknya manja. " ibu lihatlah kakak mengejekku". Alicia mengadu dengan wajah di buat sesedih mungkin.

Gricia yang melihat kelakuan anaknya hanya tersenyum geli. " Steven berhenti menggoda adikmu, atau ibu akan menghukumu hm". Gricia melotot dengan tangan yang memperagakan memotong leher.

sungguh yang paling di takuti Steven adalah melihat ibunya marah. kalau ibunya marah jangan dia, ayahnya saja tidak bisa berkutik.

Steven mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk tanda peach. " hehe ibu maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi". Steven berusaha meyakinkan ibunya dengan wajah seserius mungkin.

Alicia yang melihat itu tertawa terbahak-bahak, sungguh sangat lucu melihat ekspresi ketakutan kakaknya. mereka yang melihat Alicia tertawa seperti itu merasa sangat bahagia.

putri satu-satunya keluarga Lawrenz akhirnya menjadi gadis ceria juga, sungguh perubahan yang sangat baik bagi mereka.

Alicia meredakan tawanya, dan melihat semua keluarganya yang sedang memperhatikannya.

memangnya ada yang salah dengan dirinya? entahlah Alicia hanya sedikit gugup di perhatikan seintens itu.

"hehe kenapa kalian memperhatikanku seperti itu?". Alicia bertanya dengan pipi yang memerah karena salting. mereka yang melihat itu menahan rasa gemas karena pipi seputih salju itu memerah.

sungguh sangat menggemaskan, jangan sampai ada pria selain keluarga Lawrenz yang melihat tingkah menggemaskan kesayangan mereka, atau hal buruk akan terjadi, seperti di goda misalnya atau yang lebih parah di culik dan di jadikan istri.

Alicia memberenggut dengan pipi mengembung lucu, dan bibir yang sedikit maju beberapa senti ke depan. " ishh kalian kenapa tidak menjawab pertanyaanku huh". Alicia semakin di buat kesal karena pertanyaan yang dia tanyakan belum mereka jawab.

" kau sangat menggemaskan sayang, itu membuat kami terpesona". Jecko menjawab dengan senyuman manis sehingga membuat wajahnya terlihat berkali-kali lebih tampan.

Gricia serta kedua putranya mengangguk menyetujui.

****

sementara itu di kekaisaran, mereka sedang makan siang bersama. meja yang panjang sudah terisi penuh oleh makanan lezat serta menggiurkan.

interior kekaisaran yang sangat mewah dan elegan, pilar yang kokoh, dinding yang di cat berwarna emas. lampu lampu indah bergantungan di dinding.

ada juga beberapa lukisan leluhur kerajaan dan raja yang sekarang. mereka terlihat memukau dengan jubah khas seorang raja.

setelah selesai dengan makan siang, mereka menuju ruang keluarga dimana biasanya mereka sering mengobrol disana.

" Drystan, ku perhatikan kau lebih banyak tersenyum hari ini?". ratu Calestina demright Athelianus kepada anaknya sekaligus putra mahkota.

" benar , apa yang di katakan permaisuri putra mahkota, sebenarnya apa yang terjadi?". Lucia Stefiana Athelianus seorang selir agung ikut bertanya kepada putra mahkota.

" ah, aku hanya sedang dalam suasana hati yang baik". Drystan menjawab dengan wajah memerah . siapapun jelas tau kalau putra mahkota kerajaan Athelianus ini sedang berbunga-bunga.

"kuharap dia tidak mengingat masa lalu" . Drystan hanya tersenyum masam mengingat bagaimana sikap Alicia dulu kepadanya.

****

" ah sebentar lagi kita akan bertemu sayang". pria yang sedari tadi mengelus lukisan seorang wanita tersenyum membayangkan betapa indahnya harinya jika bertemu sang pujaan hati.

pria itu bertekad akan menjadikan wanita itu sebagai miliknya, hanya miliknya!.

" haha tidak akan ada pria selain diriku yang boleh mendekatimu sayang". sungguh pria itu seperti orang gila yang baru lepas dari rumah sakit jiwa.

bagaimana tidak, mata yang menyorot penuh obsesi pada lukisan wajah seorang wanita, dengan smirk yang terlihat menyeramkan.

****

" nona, saya akan membantu anda membersihkan diri". Anna Aleydis budak yang di jadikan pelayan oleh Alicia mulai memberanikan diri untuk membantu nonanya.

dulu Alicia selalu menolak untuk di bantu, dia lebih suka melakukan apapun sendiri tanpa bantuan orang lain. itu menyulitkan Anna untuk lebih dekat dengan nona yang membantu dirinya terbebas dari perbudakan.

masih kental di ingatannya dulu dia hampir di jual ke rumah bordil untuk di jadikan sebagai wanita penghibur, lalu Alicia yang tidak sengaja melewati tempat itu menolongnya dengan cara membelinya.

Anna sungguh senang karena dirinya yang menjadi budak di bebaskan oleh Alicia, dan dia di berikan nama juga di berikan tempat tinggal yang nyaman.

di mansion ini perbudakan di larang keras, semua maid akan di perlakukan sebagai manusia bukan sebagai budak. itu sebabnya banyak yang ingin bekerja disini menjadi maid, selain gajinya yang besar, tuan mereka juga baik dalam memperlakukan orang yang lebih rendah darinya.

Alicia yang mendengar Anna ingin membantunya mandi sungguh terkejut, bagaimana mungkin Alicia kan sudah remaja, dia harus mandi sendiri tanpa orang lain, baginya semua yang ada di tubuhnya itu privasi, hanya boleh dilihat dirinya dan suaminya nanti.

" tidak Anna aku bisa mandi sendiri, kau hanya perlu mempersiapkan tempat mandiku dan gaun yang akan ku kenakan nanti". Alicia menolah sambil memasang senyuman manis yang dapat meluluhkan hati siapapun yang melihatnya.

Anna yang baru pertama kali mendengar kalimat panjang dari nonanya sungguh terharu, bahkan matanya sudah berkaca-kaca.

benar ternyata nona Alicia sudah berubah menjadi gadis yang manis dan ceria. oh betapa beruntungnya dia dapat melihat senyuman manis itu.

" hiks baik nona akan saya siapkan". Anna yang tidak bisa menahan rasa bahagianya menangis terharu. " eh Anna mengapa kau menangis, apa aku menyakitimu hm?". Alicia bertanya sambil berjalan kearah Anna lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang.

Anna semakin di buat terkejut karena selama menjadi pelayan pribadinya, baru pertama kali ini Alicia mau menyentuhnya, awalnya dia mengira Alicia jijik kepadanya karena dia dulu adalah seorang budak.

tapi Alicia tidak pernah berkata buruk kepadanya, atau memukulnya. dia lebih cenderung bersikap menyendiri dan tidak terbuka pada siapapun.

" hiks saya terharu nona, anda mau berbicara dengan saya bahkan anda memeluk saya". Anna semakin di buat terisak karena rasa senang yang di alaminya.

" Anna maafkan aku jika dulu aku bersikap tertutup kepadamu, aku sekarang akan memperbaiki diriku menjadi lebih ceria". Alicia melepaskan pelukan mereka lalu mengusap bahu Anna dengan lembut.

Anna yang sudah mulai tenang memberanikan diri untuk mendongak, melihat mata berwarna lavender yang indah itu menatapnya dengan teduh.

" nona tidak perlu meminta maaf, saya hanya seorang pelayan nona, jangan merendah seperti itu, saya sangat senang nona sehingga saya tidak bisa mengendalikan diri saya sendiri untuk tidak menangis". Anna menjawab dengan senyum mereka indah, dan itu membuat perasaan Alicia menjadi senang karena sekarang dia memiliki teman bermain disini.

" Anna kau sangat cantik ketika tersenyum seperti itu". Alicia memuji dengan tulus. Anna memang cantik untuk ukuran seorang budak, dia lebih mirip anak seorang bangsawan yang berpangkat tinggi.

kulit putih bersih lesung pipi yang cantik, alis indah yang terukir rapi, hidung kecil mancung dan bibir tipis merah mudanya, oh jangan lupakan rambutnya berwarna hitam dan bagian sebagian berwarna abu, sungguh perpaduan yang sangat sempurna.

" nona anda jauh lebih cantik, bahkan di kekaisaran ini anda lah yang paling cantik". Anna memandang Alicia dengan mata berbinar bagaikan melihat idolanya di depan mata sendiri.

Alicia yang mendengar itu tersenyum sombong, dia juga membusungkan dadanya bangga. " oh tentu saja Anna, aku ini putri tunggal keluarga Lawrenz".

Anna yang melihat itu tersenyum geli, dia juga merasa gemas dengan anak di depannya ini, Anna seumuran dengan kedua kakaknya.

" baiklah nona sekarang waktunya Anda untuk mandi". Anna menyuruh Alicia untuk segera mandi karena waktu makan malam hampir tiba.

" siap komandan". Alicia memperagakan gaya tegak dengan tangan hormat bendera. lalu melangkah menuju kamar mandi dengan riang gembira.

****

di kamar kedua pasutri sedang berbincang. "sayang aku merasa dengan perubahan Alicia dia menjadi gadis yang ceria dan menggemaskan". Jecko menatap istrinya dengan senyuman manis yang sangat menawan.

Gricia yang melihat senyuman suaminya Ikut tersenyum. " dia memang berubah, aku juga sangat senang sifat dia sewaktu masih kecil mulai kembali itu membuatku bahagia".

yah semua orang di kediaman itu merasa bahagia karena permata satu satunya telah kembali ceria.

" sayang ayo kita buat Alicia kecil ". Jecko tersenyum menggoda kearah istrinya dan memeluk pinggangnya posesif.

Gricia yang melihat tanda bahaya segera mengalihkan pembicaraan. " sebentar lagi waktunya makan malam kau tidak ingin membuat Alicia menunggu kita terlalu lama kan?". gricia bertanya dengan senyum semanis madu.

Jecko hanya mendengus tidak terima, tapi mau bagaimana lagi, dia tidak mungkin membiarkan anaknya yang manis menunggu terlalu lama.

" baiklah". Jecko terpaksa mengiyakan permintaan istrinya itu.

****

" wah nona kau sangat cantik ". Anna yang baru pertama kali melihat nonanya dengan sedikit hiasan di wajahnya, dan juga gaun sederhana tapi elegan yang melekat di badannya, terpesona dia bahkan sampai menganga takjub.

Alicia yang melihat itu terkekeh geli, sungguh pelayannya ini sangat imut dan lucu, tidak sadarkah kau Alicia jika kau juga imut dan menggemaskan.

" Anna berhenti memujiku dan mari antarkan aku, kedua orangtuaku dan para kakakku pasti sudah menunggu". Alicia menari tangan Anna keluar kamar dan berjalan bergandengan.

para pelayan yang lain menatap iri pemandangan itu, astaga sungguh beruntung dirimu Anna menjadi pelayan pribadi seorang Alicia 'bunga Athelianus '. Bahkan princess dari Athelianus tidak bisa mendapatkan gelar itu.

berbeda lagi dengan para ksatria yang terpesona melihat kecantikan Alicia dan Anna tentu saja kecantikan Alicia lebih dominan.

" salam untuk ibu ayah serta kedua kakakku, semoga dewa selalu memberkatimu". Alicia membungkuk dan mengangkat sedikit ujung gaunya tanda memberi salam penghormatan.

mereka yang melihat Alicia dengan sedikit riasan wajah tentu saja terpesona, bahkan Steven tidak sadar mulutnya terbuka lebar dengan mata berbinar, seolah dia baru saja melihat bidadari turun dari langit.

Albert yang lebih dulu tersadar dari rasa terpesona berdeham keras, untuk menyadarkan mereka semua. " Steven kau sangat menjijikkan lihat air liurmu sampai menetes". Albert mencoba menahan tawa melihat wajah memerah saudara kembarnya.

Steven segera mengalihkan pandangannya ketika mendengar perkataan Albert barusan, dia memeriksa apakah benar air liurnya menetes? oh ternyata dia hanya di bohongi, sungguh saudara kembar sialan!, ingin rasanya dia membuang saudaranya yang sialnya sangat mirip dengannya itu.

" sudah mari kita makan dan jangan ada keributan di meja makan". Jecko sebagai keluarga menegur kedua anaknya dengan mata melotot garang.

Steven dan Albert menurut dan tidak membuka suaranya lagi, mereka takut di hukum. Alicia hanya tersenyum lucu melihat keduanya yang menciut.

mereka memulai makan dengan tenang, karena etika seorang bangsawan tidak boleh ada pembicaraan ketika sedang makan, tanda mereka menghormati makanan.

setelah semuanya selesai makan mereka pindah ke ruang keluarga untuk sedikit berbincang.

****

" sialan kenapa dia berubah?". seorang wanita yang berada di ruangan minim cahaya itu mengumpat pada seorang yang dia benci.

semua barang yang tertata rapi di buat berantakan, ada banyak pecahan kaca dan pecahan botol alkohol.

tidak ada yang berani menegurnya karena dia merupakan orang yang ditakuti di kediaman ini.

seorang pria paruh baya datang menghampirinya.

" tenang sayang, dia tidak akan berani merebut milikmu atau jika dia berani kita bisa lansung membunuhnya". pria itu membelai kepala anaknya sayang, jangan lupakan tangan satunya yang sudah bertengger manis di dada sang anak.

" akhh ayah apa kau yakin?". wanita itu bertanya dengan suara ******* karena tangan ayahnya yang tidak bisa diam.

" tentu saja sayang ayah tidak pernah berbohong". pria tua itu semakin senang menggoda sang anak yang keenakan.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!