NovelToon NovelToon

Kutukan Gadis Pemuas

episode 1

"ahh stop sakit, jangan kenceng kenceng nanti celin denger," ucap seorang perempuan yang di ketahui adalah kakak kandung celin yang sedang berhubungan badan dengan pacar celin di kamarnya.

Celin hanya bisa diam di balik pintu kamar kakaknya, ia sampai menahan nafasnya agar tidak berisik. Ia sudah berdiri lama disana karena mendengar suara laki laki dari kamar kakaknya.

"devan kan tunangan aku kenapa mbak tega banget?" celin tak kuat, ia lari masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu. Ia menangis di balik pintu kamarnya.

Celin mengingat betapa senang kakanya karena celin mempunyai pacar yang tampan, bahkan emma selalu berkata ingin cepat cepat menikahkan celin dan devan agar tidak kelamaan berpacaran.

Emma bahkan menawarkan untuk tinggal bersama dengan suami emma di satu rumah yang sudah emma beli dengan suaminya.

"tega banget padahal udah excited buat tinggal berempat," celin terus mengusap matanya agar pandangannya tak kabur.

Tinggal dua bulan lagi seharusnya celin sudah menikah, namun ia malah menemukan fakta tak mengenakkan yang membuat dirinya memutuskan untuk membatalkan pernikahan yang sudah ia damba dambakan.

Ia sudah menginjak umur yang pas untuk menikah, yaitu 25 tahun. Ia bahkan sudah memesan baju mewah yang akan ia pakai di hari pernikahan. Namun semuanya tak berguna dan tak akan pernah ia pakai.

"kapan ya mas doni pulang?"

Doni adalah suami emma, ia bekerja di luar kota selama satu bulan. Doni sangat baik dan menyayangi celin, ia sudah menganggap celin adiknya sendiri.

"kalau mas doni pulang dan tau kira kira dia bakalan gimana ya? Liat istrinya yang di cariin nafkah sampai jauh dan gak pulang malah lagi asik main main sama mantan calon suami adeknya?" celin tak bisa membayangkan bagaimana marahnya doni.

Doni adalah pria lembut yang tak pernah marah, namun celin yakin jika doni tau ia langsung akan menggugat cerai emma.

Brakkkkkkk

Entah suara apa namun suara itu berhasil menyadarkan celin dari lamunannya. Detik berikutnya ia mendengar pertengkaran yang luar biasa. Ia tak tau apa yang terjadi di luar kamarnya namun ia penasaran.

Perlahan celin membuka pintu, ia mengintip siapa saja orang yang terlibat dalam pertengkaran yang sangat heboh.

"mama? mas doni?" melihat doni, celin langsung membuka pintu dan keluar. Ia mendekati mamanya yang sudah menangis tersedu sedu.

"kenapa ma?" tanya celin bingung

"mas doni baru pulang? Tadi suara apa mas?" melihat arah kamar kakanya.

Celin di buat tak percaya, ia melihat emma yang masih telanjang duduk di kasur sambil terus menangis dan menutupi dirinya dengan selimut. Kemudian ia melihat calon suaminya yang juga duduk dengan celana pendek, terus menunduk.

"tega kamu ya giniin mama, suami kamu pergi jauh cari nafkah kamu malah asik jadi pelacur!!! Dasar gak tau di untung, malu maluin keluarga!" mama celin tak bisa membendung kekecewaannya pada emma.

Retno- mama emma & celin merupakan janda di tinggal mati. Ia membesarkan kedua anaknya seorang diri karena ia di tinggal suaminya saat umur emma baru 11 tahun dan celin baru berumur 8 tahun.

"emma, kenapa kamu begini ha? Mas capek capek kerja kesana kesini biar kamu bisa hidup enak. Mas gak tau lagi, kita cerai. Mas yang bakalan urus, dan kamu devan jangan harap hubungan kamu dan celin bisa berlanjut," doni sampai tak bisa marah, ia sudah benar benar kecewa.

Niat hati ia pulang tanpa memberi tahu emma agar ia bisa mengejutkan emma dan celin. Bahkan ia sudah membawa beberapa makanan dan oleh oleh untuk emma, celin dan mertuanya.

"mas, beneran mau ceraiin mbak emma? Mas jangan gegabah nanti nyesel mas. Mungkin mereka khilaf," jelas celin, ia takut kakanya juga menjadi janda. Ia juga takut kehilang doni karena ia sangat dekat dengan doni.

Celin mencari figur seorang ayah dari doni, ia sangat beruntung memiliki kakak seperti doni yang juga perhatian padanya. Ia merasa memilik ayah.

"celin kamu bisa masuk kamar, kamu urus pembatalan vendor dan lainnya. Mas gak mau liat kamu nikah sama cowok kayak dia. Celin jangan pernah maafin devan,"

"iya mas celin gak bakalan nikah juga, celin gak mau dapet bekas....bekas mbak emma," celin pergi membawa ibunya ke lantai satu. Ia berusaha menenangkan ibunya yang terus menangis.

"ma sabar ya ma,"

"celin, maafin mama ya kamu harus rasain ini. Pernikahan kamu harus gagal dan uang kamu terbuang sia sia. Maafin mama ya sayang," retno memeluk erat celin.

"bukan salah mama, gak papa ma berarti devan emang bukan jodoh aku. Mungkin juga mas doni sama mbak emma bukan jodohnya," ucap celin berusaha menenangkan mamanya.

"mama gak nyangka besarin orang kayak dia, maafin mama ya sayang. Mama gak becus mama udah gagal jadi ibu,"

"enggak ma, mama tu gak gagal. Udah lah ma gak usah nyalahin diri sendiri, ma selingkuh itu pilihan dan mbak emma pilih selingkuh daripada nunggu suaminya jadi gak usah nyalahin diri mama sendiri,"

Dari tangga atas doni turun membawa dua koper besar miliknya, ia akan segera pergi karena tak kuat melihat emma.

"mas doni mas jangan pergi mas, disini dulu," ucap celine menghentikan langkah kaki doni.

"ma maafin doni ya, Doni ternyata gak bisa sabar. Doni mau pulang aja ke rumah bapak," doni memeluk kaki retno, ia tak malu menangis di depan celin dan mertuanya.

"mama yang minta maaf doni, mama yang salah. Maafin mama ya, mama minta kamu tetep berhubungan baik ya sama celin. Jangan benci celin juga,"

"mas doni beneran mau pulang? Kalau mas doni pulang kita gak bakalan ketemu lagi dong mas. Jangan pulang sekarang mas, bantuin celin urus pembatalan vendor dulu. Semuanya kan atas nama mas doni,"

"mas gak langsung pulang kok, mas mau nyari kosan dulu sementara. Mas kan juga masih kerja di deket sini," jelas doni membuat celin sedikit tenang.

"ma doni pamit dulu, oleh oleh nya doni taruh di kamar celin nanti di makan ya,"

Doni bergantian memeluk retno dan celin, ia akan pergi sekarang juga karena ia malas melihat istrinya. Pernikahan yang baru seumur biji jagung telah hancur lebur karena istrinya berselingkuh.

"ma apa setelah ini mbak emma bakalan nikah sama devan? Kan mereka udah begituan?" tanya celin takut.

"celin mama sementara mau di rumah nenek, kamu mau ikut? Mama gak mau urusin emma dulu. Mama malu,"

"celin ikut ma, berangkat sekarang aja ya pakai mobil celin,"

"kamu siap siap dulu, bawa uang dan barang barang kamu juga. Kita gak tau berapa lama disana,"

"iya ma, mama juga siap siap dulu,"

Celin naik ke atas ia melihat kamar emma yang sudah tertutup lagi. Ia makin hancur saat mendengar suara ranjang berderit.

"gak ada otaknya ya? Gituan lagi? Masih nafsu abis nangis nangis? Gak ada minta maafnya sama sekali. aku doain kebobolan terus anaknya cacat," ucap celin sambil menangis di ambang pintu kamarnya.

episode 2

Celin memiliki sebuah cafe kecil di pinggiran kota, kafe itu ia bangun saat menginjak umur 21 tahun.

"ma kayaknya aku gak bisa lama deh di rumah nenek kan celin harus urus kafe," ucap celin membuyarkan lamunan mamanya.

"gak papa yang penting mama mau disana dulu,"

"ma, celin boleh gak, gak usah nikah?"

Pertanyaan celin harusnya biasa saja namun karena suasana hati mamanya sedang kacau, hal itu membuat retno makin marah. Di tambah hujan dan petir yang menyambar nyambar di luar mobil mereka membuat suasana makin tegang.

"keluar kamu, mama aja yang nyetir,"

"ma kenapa sih kan aku cuma tanya. Aku..."

"keluar celin!" retno makin murka melihat wajah tak berdosa celin.

Alhasil di tengah guyuran hujan, mereka berdua basah kuyup karena bertengkar di trotoar. Celin tak bisa berhenti menangis, ia juga menyesal kenapa menanyakan hal tak wajar pada mamanya.

"harusnya kamu gak usah lahir ke dunia! mama nyesel lahirin anak iblis kayak kamu,"

satu tamparan mendarat di pipi mulus celin, ia tak bisa berhenti menangis karena mamanya selalu mengeluarkan kata kata pedih dari mulutnya.

"aku kan gak minta di lahirin ma," celin menangis memeluk kaki mamanya.

"hidup kamu gak bakalan bener kamu sama aja kayak kakak kamu cuma bisa jadi pelacur!!!" sentak mama celin sebelum pergi meninggalkan celin di pinggir jalan.

celin hanya duduk dan menangis di bawah guyuran hujan melihat mobil miliknya perlahan menjauhi dirinya.

"di pikir enak apa hidup sendiri? Dasar anak muda, se takut apapun pada pernikahan tapi lebih menakutkan hidup sendiri," retno melihat dari sepion, ia harus memberi pelajaran pada celin. Ia tak mau gagal lagi, ia lebih baik di katakan jahat daripada melihat anaknya kembali menjadi orang yang gagal.

...----------------...

Celin berjalan kembali ke cafe miliknya, hal pertama yang ia lihat adalah teman sekolahnya yang duduk di pojok ruangan dengan laptop dan secangkir kopi di depannya.

"bima?" ucap lirih celin saat melihat temannya. Lebih tepatnya pria yang ia sukai saat duduk di bangku sma.

Dengan cepat celin masuk ke dalam kamar pribadinya dan berganti baju, tak lupa ia mengeringkan rambutnya.

Celin keluar namun ia sudah tak melihat bima, bahkan di parkiran juga sudah tak ada.

"ika, cowok yang tadi disini udah pergi dari tadi?" tanya celin pada pegawainya.

"waduh gak liatin mbak, ada apa emangnya?" tanya ika bingung.

"temenku itu, lain kali kalau dateng lagi bilang ya. Aku ada perlu sama dia," ucap celin kembali masuk ke dalam kamar.

"ohh temennya mungkin mau ngomongin kalau mau nikah, gak tau deh,"

Celin selalu menggunakan aku-kamu saat bersama orang orang terdekatnya. Namun ia akan menggunakan kata lo-gue kepada teman temannya.

...----------------...

Malamnya celin masih di cafe membantu ika dan rahmat.

"mbak celin jadinya nikah tanggal berapa? Katanya desember tanggal berapa mbak pastinya?" tanya ika sambil membuat kopi.

"aku gak jadi nikah," jawaban celin membuat ika dan rahmat diam.

"devan selingkuh, jadi aku gak mau nikah. Aku batalin aja daripada aku harus maafin dia," lanjut celin.

"selingkuh? Sama siapa mbak? Cantik orangnya? Cantikan juga pasti mbak celin, udahlah kaya, pinter lagi kok bisa di selingkuhin. Aku kalau jadi mas devan ya gak akan berpaling kalau calon istri ku secantik mbak celin," ucap rahmat menggebu gebu.

Celin tersenyum mendengar kalimat dari rahmat, "bukan jodohnya kali, lagian selingkuhannya aku kenal deket,"

"siapa mbak? Temen mbak celin? Yang mana? Mbak tasya? Mbak mina? Atau mbak agnes?" tanya ika yang paham dengan beberapa teman teman celin.

"mbak emma," jawab celin mantap.

Ika dan rahmat langsung kaget, bahkan kopi yang di buat ika sampai tumpah.

"gak usah kaget bener ik katamu, kamu pernah bilang kan kalau devan sama mbak emma itu ada yang aneh? Ternyata beneran, tadi pagi aku pergokin mereka lagi hb di kamarnya mbak emma. Kupikir mas doni udah pulang ternyata pas denger suaranya, ternyata suara calon suami ku," jelas celin, matanya kembali memerah menahan tangis.

"ini mbak," rahmat menyodorkan tisu saat melihat mata celin yang sudah berkaca-kaca.

"mbak gak salah? Mungkin salah denger," lanjut rahmat.

"aku pengennya juga gitu mat, aku yang salah denger. Tapi tadi pas mas doni pulang dari surabaya aku liat sendiri pake mataku kalau di kamar mbak emma itu ada calon suamiku yang juga sama sama telanjang,"

ika tak kuat, air matanya ikut menetes. Ia menganggap celin seperti kakak kandungnya, celin sangat baik dan tegas. Mereka juga sangat dekat bahkan tak jarang ika selalu menceritakan keluh kesah keluarganya pada celin, begitu juga dengan celin karena mereka berdua saling percaya.

"mbak celin yang sabar ya, terus mas doni gimana?" tanya ika penasaran.

"mas doni gugat cerai mbak emma, pernikahan ku di batalin. Mama juga pergi ke rumah nenek, oh yaa aku belum denger kalau mantan calon suamiku minta maaf. Tadi ku denger mereka main lagi waktu aku mau pergi,"

"udah mbak beneran mbak gak usah lagi galauin mas devan, mas devan kan juga gak ada apa apanya to?" ucap rahmat.

"iya mat lagian gak sama dia aku juga tetep banyak duit haha. Yang bikin sedih itu, kok bisa mbak emma yang rusak hubungan ku. Aku kan adiknya to? Apa bukan? Kok bisa tega? Terus devan juga kok mau sama istri orang," ucap celin lirih.

"mbak kalau tabiatnya suka selingkuh dan haus wanita, mau liat kambing di kasih baju juga di gas mbak," ucap rahmat membuat celin tersenyum.

"mbak itu bukannya cowok yang tadi di cariin mbak celin," tunjuk ika pada pria yang baru saja turun dari mobil.

"ehh iya, itu cinta pertama ku loh waktu sma. Ganteng kan?"

"lah ini ada yang ganteng kenapa malah mau sama mas devan yang mukanya kayak silverman,"

"biasa kan cinta itu buta," ucap celin melihat bima yang berjalan ke arah bartender.

"americano 1," ucap bima masih fokus pada ponselnya.

"iya mas bisa di tunggu di meja," ucap ika.

"lo bima ya?" tanya celin ragu. Pasalnya dulu saat sma ia tak dekat dengan bima bisa di katakan ia diam diam menyukai bima. Di tambah lagi bima juga mengenal celin dari agnes teman celin.

Bima mendongak saat namanya di sebut, "eh celin ya? Temennya agnes?"

"iya sekarang lo dimana?" tanya celin.

"dimana?" tanya bima bingung.

"maksud gue, lo kerja dimana?" jelas celin.

"gue buka WO.... Oh ya nama lo celin siapa? Celine gabriella itu nama lo? Ada di daftar wo gue, lo nikah sama siapa?" bima menatap lekat celine.

Celine kaget, ia langsung menarik bima untuk duduk di bangku.

"bim tolongin gue!"

episode 3

Bima tampak bingung dengan wanita di depannya sekarang.

"lo mau apa?" tanya bima heran.

"gue mau batalin vendor, gue gak jadi nikah apa bisa? Gak papa uangnya gak balik yang penting gak ganti rugi, kan masih dua bulan lagi," celine memelas pada bima agar ia di kasihani, ia takut mendapat tagihan yang bisa mencekiknya karena devan tak mungkin akan membayarnya.

"kenapa di batalin? Gue baru aja mau ucapin selamat,"

"ada pokoknya bisa gak?" tanya celine memastikan.

"bisa kok besok dateng aja, kalau disini rasanya gak sopan kan?"

"iya bim maaf ya, besok gue dateng,"

"ini mas kopinya silahkan," ucap ika meletakkan pesanan bima.

"iya," bima menyesap kopinya.

"bim,"

"kenapa?" bima memperhatikan gerak gerik celine yang tampak tak nyaman, ia sampai bingung apakah dirinya bau atau ada yang aneh di wajahnya.

"ada yang aneh ya sama gue? Atau gue bau?" bima mengendus bajunya.

"wangi kok gue juga abis mandi tadi," lanjut bima.

Mendengar itu membuat celine tambah tak enak hati, ia sebenarnya gelisah karena jantungnya berdegup kencang di depan bima, bahkan jika ini sunyi celine yakin bima bisa mendengarnya.

"enggak enggak bukan gitu," jawab celine gelagapan.

"terus kenapa kayak gak nyaman gitu?" tanya bima.

"lo udah punya pacar?" tanya celine ragu, pasalnya setelah lulus sma ia sudah tak mendengar kabar apapun tentang bima, bahkan teman temannya juga tak ada yang memberi info apapun pada celin.

"udah, kenapa?"

Jawaban dari bima langsung membuat celine diam tak berkutik, ia juga bingung harus bagaimana karena ternyata ia masih memiliki rasa cemburu saat mendengar bima sudah punya kekasih.

"celine?" tegur bima.

"eh, sorry sorry. Siapa gue kenal gak?"

"kenapa emangnya?" tanya bima lagi.

"enggak, penasaran aja kan dulu waktu sma lo gak pernah punya pacar," celine menatap bima dengan tatapan kecewa, ia masih menyimpan rapat rapat nama bima di hatinya.

"gracia, lo kenal?"

"gracia? Yang kerja di toko kue seberang sana?" celine benar benar tak percaya jika pacar bima adalah gracia, setaunya gracia merupakan anak bodoh di angkatannya sedangkan bima murid pintar.

"iya gue sering kesini, ini lagi nunggu dia pulang kerja," bima melihat ke arah luar jendela.

"ohh gitu kenapa gak kerja sama lo aja?" tanya celine.

"gak bisa, gue gak mau kalau dia lakuin kesalahan dan bikin bertengkar. Dia bisa cari kerja sendiri," jelas bima.

Celine hanya manggut-manggut melihat bima, matanya kembali memerah karena lagi lagi ia terkejut dengan semua yang ia alami di hari ini. Dari pagi ia membuka matanya sampai sekarang pukul 9 malam tak henti hentinya kejadian kejadian menjengkelkan datang menimpa dirinya secara kompak serempak.

"ngantuk? Matanya merah,"

"ohh enggak, iritasi aja dari tadi gatel matanya kayaknya mau pilek," Celine langsung memalingkan wajahnya.

"cafe ini punya lo?" tanya bima.

"kebetulan iya, lo sering kesini?"

"hampir tiap hari gue kesini jemput dia pulang kerja, dia libur juga gue tetep kesini. Ohh ya agnes pernah bilang katanya ini cafe lo tapi gue gak percaya karena gue tiap hari rajin kesini dan gue gak pernah ketemu lo, sampai hari ini gue baru percaya," bima tersenyum ke arah celin, hal itu membuat jantung celine makin berdetak kencang.

Tuhan rasanya jantungnya mau copot kalau gini teh.

"jadi karena lo udah tau dan udah yakin, lo bakalan berhenti dateng kesini?" tanya celine takut.

"enggak juga, tapi sekarang gue percaya kalau lo pemiliknya. Bukan gue ngeremehin lo, tapi dulu waktu sma lo paling anti sama kopi jadi gue ragu kalau ini punya lo," bima kembali menyesap kopinya.

"darimana lo tau? Kita kan gak deket," tanya celine penasaran.

"dari agnes, oh ya gue balik dulu gracia udah keluar," bima menunjuk ke arah gracia yang sudah berdiri di dekat mobilnya.

"dia gak marah liat lo duduk sama gue? Sorry ya malah jadi bikin masalah buat lo, gue bakalan ngomong sama gracia,"

"enggak juga,"

"gak papa gue takut dia curiga, lagian udah lama gak ketemu padahal cuma kebatesan jalan raya,"

Celine keluar mendahului bima, ia menghampiri gracia yang sedang bermain ponsel.

"gracia," sapa celine

"eh celine lama gak ketemu, gimana kabarnya? Gue denger ini kafe lo ya?"

"iya, gue baik lo sendiri gimana?"

"baik gue kerja di depan, kapan kapan mampir ya. Kemarin kemarin gue kesini sama bima gak pernah ketemu lo,"

"oh iya gue sibuk jadi gak di kafe, oh ya sorry tadi gue ngobrol sama bima tentang wo yang gue sewa,"

"mau nikah? Seriusan? Sama siapa?"

"mau gue batalin karena gak jadi nikah, gue takut lo salah paham jadi gue yang ngomong," melihat bima yang berdiri di sebelahnya.

"iya iya paham lagian udah biasa kok bima ngobrolin wo, itu kan kerjaan dia. Oh ya kenapa di batalin?" tanya gracia penasaran.

"ngerasa gak cocok aja, jadi gue batalin,"

"loh itu kan namanya ujian nikah,"

"ya masa ujiannya liat calon suami gue cemimiw sama orang lain," jawab celine enteng.

Jawaban celine membuat bima dan gracia kaget, mereka berdua langsung bertatapan memberikan kode untuk berpamitan.

"celine gue sama gracia pulang dulu ya, mamanya udah telfon," ucap bima panik.

"lo pada gak mau denger gue nangis nangis dulu?" tanya celine melihat bima dan gracia bergantian.

"lain kali aja ya gue bakalan main, sekarang gue harus pulang. Duluan ya," gracia melambaikan tangannya dan masuk ke dalam mobil bima.

celine melihat mobil bima yang mulai menjauh, ia makin galau.

"eh setan kok bisa lo dapetin bima sih anjrot, gue juga mau bima anjir sialan. Arghhhh bima!!"

ika dan rahmat hanya bisa geleng-geleng kepala, belum selesai dengan devan, celin sudah galau karena bima punya pacar.

Celine masuk dengan kesal, ia langsung duduk di bartender.

"ih kalian pada liat muka gracia gak? Cantik?" tanya celine melihat ika dan rahmat bergantian.

"ya cantik sih mbak tapi masih cantikan mbak celine soalnya mata mbak celin bagus banget,"

"aku juga tau," celine mengibaskan rambutnya sombong.

"kenapa mbak? Mbak celine cemburu?" tanya Rahmat.

"pake nanya lagi, ini loh aku sampai mau meledak. gimana caranya biar bima suka sama aku?" tanya celine menggebu gebu.

"astaga mbak, belum selesai sama mas devan loh ini, jangan nambahin beban mbak. Yang kemarin di selesaiin dulu," ucap ika mengingatkan.

"aduhh tapi kalau yang ini gak keburu gimana?"

"kan udah punya orang lain mbak,"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!