NovelToon NovelToon

Pembalasan Istri

Curiga Pada Suami

Dhita pada malam ini seperti biasa menantikan suaminya pulang di ruang tamu rumah mereka. Sudah menjelang pukul 11 malam namun Musa belum juga kembali dan Dhita menjadi gelisah karena ia takut kalau sesuatu hal yang buruk menimpa sang suami. Dhita kemudian mencoba menghubungi ponsel sang suami namun sayangnya ponsel Musa tak aktif hingga membuatnya bertambah khawatir.

"Apa yang terjadi pada suamiku, ya?"

Dhita berusaha untuk tak berpikiran buruk dulu karena bisa saja suaminya saat ini sedang menyetir mobil dan ia tak bisa menjawab telepon darinya. Tak lama kemudian mobil Musa tiba dan Dhita langsung keluar rumah untuk menyambut suaminya pulang. Musa sendiri nampak terkejut ketika Dhita masih bangun jam segini.

"Kamu kok masih bangun jam segini?"

"Memangnya kenapa? Aku tak bisa tidur karena terus menerus memikirkan kamu. Aku khawatir kalau sesuatu hal yang buruk terjadi padamu."

"Jangan berpikiran yang aneh-aneh sekarang kan buktinya aku baik-baik saja."

Musa berjalan mendahului istrinya masuk ke dalam rumah dan kemudian Dhita mengekori langkah suaminya sampai ke dalam kamar. Musa langsung membuka pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi dan Dhita membereskan pakaian kotor sang suami tersebut namun ia mencium ada bau parfum yang tertinggal di kemeja suaminya dan parfum ini jelas sekali bukan parfum pria melainkan parfum wanita.

"Kok aneh sekali, sih?"

Namun Dhita tak mau berpikiran yang macam-macam ia lebih memilih menenangkan pikirannya dan tak mau berprasangka buruk pada Musa karena ia yakin suaminya tak akan macam-macam dengannya. Akhirnya Dhita menyiapkan piyama untuk suaminya dan tak lama kemudian Musa keluar dari dalam kamar mandi hanya mengenakan handuk sebatas pinggang saja dan langsung memakai piyama yang sudah disiapkan oleh Dhita.

"Kamu kenapa?" tanya Musa heran karena oa merasa kalau ada sesuatu yang salah dengan Dhita.

"Bukan apa-apa, Mas. Ayo kita tidur sekarang karena hari sudah malam dan besok juga kamu kan harus pergi bekerja."

****

Dhita keesokan paginya membuatkan sarapan untuk keluarganya nampak kedua anaknya Dimas dan Tiara sudah duduk di meja makan dan siap untuk sarapan hanya tinggal papa mereka yang belum datang ke meja makan.

"Papa di mana, Ma?" tanya Dimas.

"Papa sedang mandi, sebentar lagi juga selesai. Kalian sarapan saja duluan nanti terlambat kalau berlama-lama."

Maka kedua anaknya makan duluan sementara Dhita menantikan suaminya yang belum kunjung selesai mandi padahal anak-anak sudah selesai sarapan.

"Kok papa belum datang juga? Nanti kita bisa terlambat," ujar Tiara.

"Mama akan coba cek dulu, ya."

Maka kemudian Dhita pun pergi ke dalam kamar untuk mengecek apakah suaminya ada di dalam atau tidak dan ketika ia masuk dirinya memergoki suaminya tengah sibuk dengan ponselnya dan Musa juga senyum-senyum sendiri ketika menatap ponsel tersebut bahkan sepertinya ia sendiri juga tak sadar kalau sejak tadi Dhita tengah memerhatikan tingkah lakunya. Musa baru menyadari kehadiran Dhita beberapa saat kemudian dan raut wajahnya menampakan keterkejutan yang sangat luar biasa.

"Sejak kapan kamu ada di sana?"

"Anak-anak sudah selesai sarapan dan mereka harus berangkat sekolah sekarang."

"Oke, aku juga sudah selesai mandi dan berpakaian jadi sekarang aku akan mengantarkan mereka ke sekolah kemudian pergi ke kantor."

****

Dhita merasa curiga dengan gelagat suaminya tadi pagi yang mana oa ketahuan senyum-senyum sendiri ketika menatap ponselnya. Musa juga menolak ketika Dhita menawarkan sarapan tadi pagi karena ia beralasan anak-anak sudah terlambat masuk sekolah.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Dhita sebenarnya tak mau berprasangka buruk pada suaminya namun firasat Dhita mengatakan bahwa sebenarnya sang suami memiliki wanita idaman lain namun Dhita tak bisa begitu saja menuduh bahwa Musa berselingkuh karena ia tak memiliki bukti kuat.

"Kenala aku jadi berpikiran buruk pada suamiku sendiri? Selama 15 tahun kami menikah, dia tak pernah macam-macam denganku. Dia setia dan baik hati, tak mungkin dia berselingkuh."

Dhita mendapatkan telepon dari mamanya yang memintanya datang ke rumah karena mamanya bilang ada sesuatu yang penting. Tanpa membuang waktu, ia lagsung pergi menuju rimah mamanya yang letaknya tak begitu jauh dengan rumahnya dengab menggunakan sepeda motor. Ketika sudah tiba di sana, Dhita melihat mamanya dan sang adik tengah berpelukan.

"Ma, ada apa ini?"

"Adikmu, suaminya ketahuan berselingkuh dengan wanita lain."

Dhita yang mendengar ucapan sang mama sontak saja terkejut dan menanyakan pada sang adik apakah yang mama mereka katakan barusan adalah benar dan ia mengatakan begitu.

"Aku tak menyangka mas Fahri akan tega mengkhianatiku."

****

Musa siang ini pergi makan siang bersama dengan seorang wanita muda dan seksi bernama Myra. Myra adalah seorang model seksi yang cukup sering muncul di instagram dan ia juga pernah mengikuti ajang kecantikan jadi memang wanita ini memiliki paras yang cantik dan menggiurkan. Musa dan Myra bertemu secara tak sengaja ketika saat itu Myra sedang menjadi pengisi acara di sebuah event yang dihadiri oleh Musa. Awalnya mereka tak sengaja bersenggolan ketika sedang jalan namun setelahnya justru mereka kembali lagi bertemu di ajang hari bebas kendaraan dua tahun yang lalu dan semenjak itu mereka jadi dekat bahkan bertukar nomor ponsel.

"Kamu sedang memikirkan apa?"

"Oh istriku. Dia sepertinya tahu bahwa ada sesuatu yang salah denganku belakangan ini."

Myra membenarkan posisi duduknya dan kemudian ia meminta Musa untuk mengatakan le bih jelas apa yang dikatakan olehnya barusan dan Musa pun mengatakan bahwa ia takut kalau Dhita akan tahu hubungan spesial mereka. Myra nampak tak terlalu terkejut maupun risau dengan hal tersebut.

"Kok sepertinya kamu biasa saja?"

"Lantas menurutmu apakah gerangan yang harus aku lakukan? Cepat atau lambat pasti dia juga akan tahu soal hubungan kita dan kamu juga sudah pernah mengatakannya padaku. Jadi kenapa sekarang justru kamu malah takut kalau dia tahu segalanya?"

****

Dhita mendengar cerita dari adiknya Hany mengenai suami Hany yang bernama Fahri selingkuh dengan wanita lain. Hany memergoki suaminya jalan dengan wanita lain dan ketika ia mengonfirmasi pada Fahri mengenai wanita itu justru Fahri malah menghindar dan itu membuatnya sedih.

"Aku tak tahu apa yang harus aku katakan padamu namun aku paham bagaimana perasaanmu," ujar Dhita yang kemudian memeluk adiknya.

"Lantas setelah ini apa yang akan menjadi keputusanmu?" tanya mamanya pada Hany.

"Aku akan berpisah dengan Fahri, Ma. Aku tak sanggup jika harus menjalani rumah tangga dengannya."

Setelah Hany mengatakan itu, terdengar suara motor berhenti di depan rumah dan Dhita bergegas pergi keluar untuk mengecek keadaan.

"Mau apa kamu ke sini?"

Aku Harus Mencari Tahu

Dhita membukakan pintu depan setelah ia mendengar ada suara motor yang berhenti di depan rumah mamanya dan ketika ia membukakan pintu nampaklah sang adik ipar yang tengah berdiri. Dhita sontak saja marah dengan kedatangan Fahri yang sudah membuat adiknya terluka.

"Mau apa kamu datang ke sini?"

"Saya ke sini untuk membawa Hany pulang bersama saya."

"Saya tidak akan membiarkan kamu membawa adik saya pulang setelah apa yang telah kamu lakukan pada Hany!"

"Memangnya apa saja yang sudah dikatakan oleh Hany?"

"Dia mengatakan kalau kamu selingkuh dan oleh sebab itu maka dia memutuskan untuk pergi."

"Mbak percaya saja dengan yang dikatakan oleh Hany? Semua ini hanya salah paham belaka. Saya sama sekali tak selingkuh seperti yang Hany tuduhkan itu."

"Kamu pikir saya akan memercayai kamu begitu saja? Kamu bisa saja menipu!"

Hany dan mamanya pun keluar rumah dan mereka menemukan Fahri di sana. Fahri mengajak Hany pulang namun Hany menolak dan mengatakan bahwa ia memilih tinggal di rumah mamanya. Fahri tak dapat menerima apa yang dikatakan oleh Hany ini, Fahri mengatakan bahwa Hany harus ikut dengannya sekarang juga namun pemaksaan yang Fahri lakukan ini membuat Dhita dan mamanya jadi tak mau melepaskan Hany.

"Kalau memang Hany tak mau maka jangan paksa dia," ujar Dhita.

"Saya ini suaminya dan saya berhak untuk menyuruh istri saya pulang!"

"Namun buka seperti ini. Sekarang justru saya jadi semakin yakin kalau Hany sama sekali tak berbohong kalau kamu memang selingkuh di belakangnya selama ini."

"Saya sudah berulang kali mengatakan bahwa saya sama sekali tak selingkuh. Semua ini hanya salah paham belaka."

Mama akhirnya angkat bicara juga dan meminta semuanya untuk diam dan menahan diri. Mama meminta Fahri untuk pulang sekarang dan memberikan izin pada Hany untuk tinggal semalam di rumahnya. Pada mulanya tentu saja Fahri merasa keberatan namun akhirnya Fahri pun setuju dengan ide mama.

****

Pada akhirnya setelah semua berakhir, Dhita kembali pulang ke rumah dan ketika pulang nampak Tiara sudah pulang namun Dimas belum pulang karena Dimas biasanya pulang agak sore karena ikut ekstrakulikuler di sekolahnya.

"Mama dari mana?"

"Mama habis dari rumah nenek. Maaf ya jadinya kamu belum ada makanan ketika pulang."

"Tidak masalah kok, aku bantu Mama masak, ya."

Maka Tiara pun akhirnya membantu Dhita masak di dapur dan mereka terus melakukan itu hingga akhirnya Dimas pulang. Dhita dan kedua anaknya sudah selesai makan malam bersama namun Musa belum juga kembali ke rumah.

"Apakah papa akan lembur lagi, Ma?" tanya Tiara.

"Mama juga tidak tahu. Sekarang kamu dan kakakmu pergi saja ke kamar dan belajar," ujar Dhita.

Maka kedua anaknya segera masuk ke kamar masing-masing sementara dirinya menunggu Musa kembali ke rumah. Sembari menangi sang suami kebali ke rumah nampak Dhita mengingat bahwa ia mencium bau parfum seorang wanita kemarin saat mengangkat pakaian kotor suaminya dan kasus Fahri yang ketahuan selingkuh oleh adiknya membuat Dhita jadi agak takut kalau Musa juga melakukan hal yang sama dengan Fahri.

"Tidak, mas Musa tak akan mungkin melakukan hal tersebut."

Dhita berusaha untuk tak berpikiran buruk mengenai suaminya dan ia tetap melanjutkan menunggu hingga sang suami kembali ke rumah.

****

Dhita terus menunggu suaminya pulang dan Musa kembali ke rumah jelang tengah malam. Musa berpikir bahwa Dhita sudah tidur naun sepertinya dia salah karena istrinya itu masih bangun dan menunggunya pulang.

"Kenapa kau masih bangun jam segini?"

"Kok Mas sepertinya tak suka kalau aku masih bangun?"

"Karena ini sudah larut malam dan harusnya kamu sudah tidur!"

"Mas, anak-anak sudah tidur jangan keras-keras."

Namun Musa bergegas masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Dhita. Dhita menghela napasnya dan kemudian masuk ke dalam rumah mengejar sang suami yang sudah ada di dalam kamar.

"Mas, sebenarnya apa yang terjadi padamu?"

"Apa maksud dari pertanyaanmu itu? Aku baik-baik saja asal kamu tahu!"

Namun Dhita menggelengkan kepalanya, Dhita mengatakan bahwa Musa bersikap aneh belakangan ini dan puncaknya adalah tadi pagi ketika ia memergoki suaminya senyum-senyum sendiri menatap layar ponselnya.

"Katakan padaku, kamu sebenarnya selingkuh di belakangku kan?!"

"Kamu ini bicara apa, sih? Jangan mengatakan hal aneh seperti itu!"

"Kalau begitu sekarang juga aku mau lihat ponselmu."

"Untuk apa kamu harus melihat ponselku? Pakai saja ponselmu!"

Jawaban dari Musa itu membuat Dhita semakin yakin bahwa memang ada yang tak beres dengan Musa.

"Sudahlah jangan mengatakan hal yang aneh lagi malam ini, aku lelah dan mau tidur!"

****

Dhita tak bisa tidur semalaman karena sikap Musa yang aneh. Ketika Musa tidur nampak Dhita berusaha membuka ponsel suaminya namun selalu gagal karena suaminya memasang fitur keamanan ganda yang tidak bisa diketahui olehnya.

"Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan dariku?"

Dhita bertanya-tanya apakah yang Musa sembunyikan karena kasus Hany yang diselingkuhi oleh suaminya membuatnya jadi takut kalau Musa juga melakukan hal yang sama.

"Tidak mungkin kalau kamu selingkuh kan? Ini pasti hanya halusinasiku saja."

Dhita menghela napasnya dan kemudian memutuskan untuk pergi tidur karena ia tak dapat membuka ponsel suaminya. Musa membuka kedua matanya setelah Dhita tidur dan ia menatap Dhita yang sudah tidur di sebelahnya.

"Aku minta maaf namun aku tak dapat memberitahumu yang sebenarnya mengenai aku yang sudah mendua."

Musa kemudian memutuskan keluar dari dalam kamar dan ia tidur di sofa ruang tengah hingga besok paginya ketika Dhita bangun, ia terkejut karena tak menemukan Musa di sebelahnya.

"Dia ke mana?"

Dhita panik dan kemudian pergi keluar kamar untuk mencari di mana suaminya rupanya Musa ada di sofa ruang tengah dan ia tengah tidur. Dhita menghela napasnya lega karena tadi ia pilir Musa pergi keluar rumah tanpa memberitahunya.

****

Dhita mengajak Musa pergi ke rumah mamanya karena ia ingin Musa bertemu dengan Hany dan mendengar cerita adiknya mengenai Fahri yang ketahuan selingkuh. Musa menolak pergi karena ia mengatakan sudah memiliki janji keluar dengan temannya siang ini. Dhita tentu saja seketika jadi curiga dengan suaminya.

"Teman?"

"Kenapa memangnya? Apakah aku tak boleh pergi dengan temanku?"

"Apakah temanmu laki-laki atau perempuan?"

"Kamu tak perlu banyak bertanya."

Musa segera pergi meninggalkan Dhita dan sejujurnya perasaan Dhita menjadi tak enak karena ia khawatir kalau suaminya memang ada main dengan wanita lain namun ia belum memiliki bukti apa pun.

"Aku tak bisa diam saja, aku harus mulai mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Mengikuti Suami Pergi

Dhita kemudian mulai mencari tahu ke mana hendak suaminya pergi namun Musa memilih untuk tetap tak memberitahu Dhita mau ke mana ia pergi.

"Sejak kapan kamu jadi cerewet begini?"

"Kok kamu jadi pakai nada tinggi begini?"

"Aku begini karena aku muak dengan sikapmu. Kamu ini menuduhku yang bukan-bukan!"

"Kalau memang kamu tidak seperti apa yang aku kataoan maka untuk apa kamu marah? Bukankah kalau kamu marah justru akan membuatmu semakin mencurigakan?"

"Kau sengaja ingin menjebakku dengan kata-katamu, kan?"

Dhita nampak tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya barusan. Dhita menjelaskan bahwa ia tak memiliki niatan buruk apa pun namun Musa sudah terlanjur kesal dengan perangai Dhita dan ia memilih langsung pergi begitu saja dari rumah.

"Mas, kamu mau ke mana?"

Namun Musa sama sekali tak menjawab pertanyaan dari Dhita dan pria itu langsung masuk ke dalam mobilnya hingga Dhita pun kemudian karena didorong oleh penasaran yang tinggi segera mengikuti ke mana perginya sang suami.

"Mama mau ke mana?" tanya Tiara.

"Mama harus pergi ke suatu tempat, kamu jaga rumah dulu, ya."

Setelah pamit dengan anaknya maka kini Dhita pun segera bergegas pergi menuju motornya dan segera mengikuti ke mana perginya sang suami. Dhita mengikuti mobil Musa dari jauh dan akhirnya Dhita pun jadi melihat kalau suaminya pergi menuju sebuah apartemen yang asing baginya.

"Kenapa dia ke sini?"

Ketika Dhita hendak masuk ke dalam ia dicegat oleh satpam yang berjaga. Satpam mengatakan bahwa hanya penghuni apartemen saja yang boleh masuk dan tentu saja Dhita protes karena suaminya bukan penghuni apartemen namun ia boleh masuk ke dalam sini.

"Bapak yang tadi itu sering main ke apartemen ini dan temannya memang menghuni apartemen ini."

Jawaban dari satpam sungguh tak membuat Dhita menjadi puas. Dhita ingin mengetahui sebenarnya siapa yang ditemui oleh sang suami.

"Lebih baik anda pergi saja karena percuma juga saya tak akan membiarkan anda masuk ke dalam."

****

Hany menceritakan hal buruk yang dialaminya ketika berumah tangga dengan Fahri pada sang mama. Rohyati tentu saja merasa sedih karena ia pikir selama ini Hany menjalani hidup bahagia bersama Fahri namun justru neraka dunia yang Hany dapatkan selama ini.

"Aku sepertinya sudah tak sanggup lagi, aku mau berpisah darinya."

"Apa pun itu Mama akan mendukung keputusanmu."

"Terima kasih banyak, Ma."

Ketika Rohyati dan Hany tengah berbincang itu mereka melihat Fahri kembali datang ke rumah. Hany tentu saja sudah tahu apa maksud dan tujuan pria itu datang ke sini.

"Ma, bagaimana ini? Dia kembali datang."

"Kamu tenang saja. Mama yang akan bicara dengannya."

Rohyati kemudian keluar untuk menemui Fahri, pria itu mencium tangan Rohyati dan mengatakan bahwa ia datang ke sini untuk menjemput Hany pulang bersamanya namun Rohyati mengatakan bahwa Hany tak mau pulang bersama Fahri. Sontak saja Fahri terkejut dengan ucapan mertuanya ini, Fahri mengatakan bahwa Hany harus pulang bersamanya karena Hany adalah istrinya.

"Aku sudah mendengar semuanya dari Hany. Selama ini rupanya kamu memperlakukan anakku tidak dengan baik."

"Ma, jangan percaya apa yang Hany katakan. Aku sama sekali tidak seperti apa yang Hany katakan."

Akan tetapi Rohyati nampak tak mau mendengarkan Fahri, ia meminta Fahri untuk pergi saja dari sini.

****

Myra dan Musa pergi menuju sebuah mall di sana Myra membeli beberapa pakaian dan tas, semua barang yang dibelikan oleh Myra itu menggunakan uang dari Musa. Myra tentu saja sebenarnya memiliki uang untuk membayar belanjaannya namun Musa tak mengizinkan Myra untuk membayarnya karena Musa bilang ini adalah bukti cintanya pada wanita ini.

"Sejak kapan kamu jadi romantis begini?"

"Memangnya kenapa? Aku kan sering bersikap romantis padamu."

"Namun entah ini hanya perasaanku saja atau tidak namun kamu sepertinya lebih perhatian padaku padahal kamu bilang istrimu mulai curiga perihal hubungan kita."

"Dia memang sudah mulai curiga namun aku bisa menghadapinya."

"Mau sampai kapan kamu tak jujur mengenai hubungan kita ini?"

"Apakah kamu tak suka kalau kita menjalin hubungan seperti ini?"

"Bukannya begitu, hanya saja ... Aku ingin memiliki status yang resmi darimu."

"Bukankah kita berpacaran? Apakah menurutmu itu bukanlah sebuah status yabg resmi?"

"Iya memang kita ini berpacaran hanya saja aku ingin lebih dari sekedar menjadi pacarmu, Mas."

"Apa yang sedang kamu bicarakan ini?"

"Tentu saja aku ingin kamu menikahiku. Memangnya apalagi?!"

Musa nampak terkejut ketika mendengar ucapan Myra barusan. Ia tak menyangka kalau Myra akan memintanya untuk menikah dengannya.

"Mas, kok kamu malah diam saja? Apakah kamu tak mau menikah denganku?"

"Bukan begitu, hanya saja kamu tahu sendiri kan kalau aku sudah memiliki keluarga sebelumnya?"

"Tentu saja. Kamu kan sudah menceritakan semuanya padaku."

"Apakah kamu tak keberatan soal itu?"

****

Dhita datang ke rumah mamanya dengan raut wajah yang murung. Rohyati menanyakan apa gerangan yang membuat wajah Dhita menjadi seperti ini dan Dhita pun agak ragu ketika ia membagikan kisah rumah tangganya pada sang mama karena selama ini yang mamanya tahu dirinya dan Musa baik-baik saja namun tidak untuk saat ini.

"Pasti ada sesuatu kan? Kamu bisa ceritakan pada Mama."

"Sejujurnya aku memang memiliki sesuatu yang ingin aku bagikan pada Mama namun aku bingung."

"Kenapa kamu harus bingung? Mama kan ibumu, kamu bisa bebas bercerita pada Mama."

Pada akhirnya Dhita menceritakan masalah rumah tangganya dengan Musa pada mamanya. Rohyati nampak terkejut mendengar masalah dalam rumah tangga Dhita yang sudah berjalan 15 tahun belakangan ini.

"Apakah kamu yakin, Nak?"

"Sejujurnya aku tak pernah merasa sangat yakin begini, Ma. Aku yakin bahwa suamiku telah mendua."

"Apakah kamu sudah memiliki bukti yang kuat bahwa Musa memang berselingkuh?"

"Belum, tadi aku sempat mengikutinya sampai ke apartemen namun aku tak boleh masuk oleh satpam yang berjaga di sana."

****

Dhita pulang dari rumah sang mama dan ia jalan melalui apartemen tempat di mana tadi suaminya pergi. Dhita berharap dapat memergoki suaminya di sana namun nihil, ia tak menemukan apa pun dan Dhita memutuskan pulang ke rumah naun saat ia melalui sebuah jalan ia melihat mobil suaminya terparkir di pinggir jalan.

"Bukannya itu mobilnya mas Musa?"

Dhita bergegas menghampiri mobil tersebut dan alangkah terkejutnya dia menemukan sebuah pemandangan yang sangat membuatnya hancur. Ia melihat suaminya dan Myra tengah berciuman di dalam mobil.

"Apakah semua ini hanya mimpi?"

Musa yang melihat Dhita di depan mobilnya sontak melerai ciumannya dengan Myra dan langsung keluar dari dalam mobil menghampiri Dhita.

"Apa yang kamu lakukan?"

"HARUSNYA AKU YANG BERTANYA BEGITU! APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN BARUSAN, MAS?!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!