“Rindu ini sudah menggunung, aku sudah tak mampu menanggungnya dan hanya dengan pertemuanlah rindu ini terobati.” ~ Aqila ~
.
.
.
Aqila seorang gadis yang sudah dewasa berumur 21 tahun. Memiliki 2 saudara kandung dan ia adalah anak terakhir. Kehidupan yang sedari kecil tanpa seorang ayah membuatnya tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah tetapi ia tak pernah kekurangan kasih sayang dari mama dan kedua saudaranya.
Aqila yang dulu gadis remaja SMP sekarang telah menjadi gadis dewasa dengan pendidikan yang sudah mendapatkan gelar S1-nya. Bagaimana bisa begitu cepat? Ya karena Aqila memiliki otak yang cerdas dan genius. Sekaligus kehidupan Aqila pun tercukupi karena kakak iparnya Kevin selalu menyiapkan semua kebutuhannya dan kebutuhan Kakaknya Axel.
Seiring berjalannya waktu, Aqila tumbuh menjadi gadis cantik. Wajah blasteran itu ditambah lesung pipi di kedua pipinya membuatnya semakin manis, cantik dan mempesona. Mata indah dan bulu mata lentik. Alis tebal tanpa cetakan alis palsu sekaligus hidung mancung. Pipi putih nan merah tanpa warna pemerah. Sekaligus bibir tipis berwarna merah muda tanpa lipstik yang membuat seorang Aqila terlihat begitu sempurna dikalangan kaum adam.
Namun ia tak pernah melirik sekalipun lelaki karena ia telah menjalin hubungan dengan seorang lelaki bernama James. Sudah hampir 4 tahun hubungan mereka berjalan.
Hubungan yang dulunya tak disetujui oleh pihak keluarga akhirnya disetujui karena melihat keseriusan dan perubahan pada James. Hingga keluarga pun merestui keduanya.
Ah untuk kesibukan Aqila sekarang? Jangan ditanya lagi dia sekarang menjadi seorang Dokter spesialis Anak. Karena menyukai anak-anak membuatnya mengambil jurusan itu. Tetapi dia juga mendapat gelar S1 untuk jurusan bisnisnya. Karena Aqila memang mengambil dua jurusan ganda. Bagaimana bisa? Namanya saja orang genius dan didongkrak dengan bantuan keluarga Raharja.
Namun semua itu tak membuat Aqila menjadi sombong. Melainkan Aqila selalu tersenyum kepada semua orang. Senyum tulus selalu terpancar di wajahnya. Aqila gadis dewasa pun adalah seorang yang tertutup. Ia hanya akan menceritakan keluh kesahnya pada sang kakak Adel dan Axel. Ia menjadi gadis yang mandiri, tegar, sabar, penyayang dan selalu mengalah.
Hingga membuat siapapun pasti suka berteman dengannya. Aqila memang pendiam tetapi ia juga hangat jika sudah mengenalnya. Meski ia mudah tersenyum tetapi memang sepertinya darah pelit bicara sudah melekat pada ketiga anak manusia itu yaitu Adel, Axel dan Aqila. Namanya aja saudara kandung thor hehehe.
Kisah Aqila akan dimulai dari sekarang, dari sebuah pengkhianatan, keikhlasan, bangkit, berjuang, merelakan, pengorbanan dan akhirnya ia mencari jati dirinya sendiri.
---*---
“La kamu mau kemana?” tanya sang kakak Adel dengan menggandeng putra pertamanya yang berumur 5 tahun lebih.
“Aqila mau ke apartemen James kak,” sahut Aqila sambil merapikan tali sepatunya.
“Kamu mau apa kesana sayang?” tanya lembut sang kakak.
“Aqila sudah janjian mau jalan-jalan sama James kak,” saut Aqila dengan tersenyum.
Menatap jam dinding diruang tamu masih menunjukkan pukul 9 pagi.
“Ini masih pagi sayang?” seru Adel.
“Memang kak, aku ingin memberikan kejutan untuknya. Aku bilang padanya aku akan datang jam 1 siang nanti. Tetapi aku ingin membawakan sarapan pagi untuknya,” Qila menjelaskan panjang lebar dengan menunjuk rantang yang berada dimeja ruang tamu.
“Huftt,” Menghembuskan nafas berat Adel menatap sang Adik. “Baiklah boleh hati-hati yah,” seru Adel.
Aqila mengangguk. “Apa kamu bawa mobil?” tanya Adel.
“Bawa kak, karena aku nanti malam harus kerumah sakit terlebih dahulu,” seru Aqila sambil menatap keponakannya yang sedang asyik bermain mobil-mobilan.
“Pastikan kamu jangan ngebut oke.” memperingati sang Adik.
“Siap bos. Ya udah Aqila berangkat yah.” mencium pipi sang kakak lalu beralih pada ponakannya.
“Tante tinggal ya boy.” mencium puncak kepala sang ponakan lalu mengambil kotak makan dan membawanya.
“Assalamu’alaykum.”
“Wa’alaykumsalam,” saut Adel.
Disepanjang perjalanan senyum tak luntur dari bibir Aqila. Bagaimana tidak hampir 1 minggu Aqila dan James tidak bertemu. Ia sangat merindukan kekasihnya. Merindukan pelukan dan senyumannya.
Dulu memang cerita cinta mereka harus berhenti karena tak mendapat restu. Tetapi sekuat tenaga James mencoba meyakinkan keluarga Qila dan membuktikan bahwa dirinya telah berubah.
Lampu lalu lintas berubah merah. Membuatnya mau tak mau memberhentikan mobilnya hingga suara pengemis jalanan anak-anak membuatnya iba. Menghirup udara di dalam mobil lalu Aqila membuka jendela pintu mobilnya menyodorkan uang biru pada pengemis itu hingga senyum bahagia mengembang di wajah anak-anak itu tercipta.
“Makasih kaka cantik,” ujar salah satu pengemis.
“Sama-sama,” sahut Aqila dengan ramah.
Ia segera menutup jendelanya kembali lalu menekan gas mobilnya karena lampu lalu lintas telah berubah menjadi hijau.
Sebelum ke apartemen kekasihnya, ia berhenti dulu ditoko kue kesukaannya. Ia ingin membeli beberapa cake untuk cemilannya karena ia merasa lapar belum sarapan. Karena terlalu semangat Aqila jadi melupakan sarapan paginya.
Wajar saja rindu yang membuncah sudah menumpuk dihatinya. Karena tugas relawannya ia harus meninggalkan sang kekasih seminggu kemarin.
Jika diminta memilih mungkin Aqila akan lebih memilih pekerjaan mulianya daripada hubungannya. Bagaimana pun juga Aqila telah bersumpah setia pada pekerjaan jas putihnya itu. Pekerjaan mulia yang ia dambakan dari dulu akhirnya tercapai hingga ia bisa melakukan pekerjaan yang membuatnya senang sekaligus haru.
Mobilnya ia berhentikan ditoko Kue, segera keluar dari mobil dan berjalan masuk ke toko. Sepertinya mood Aqila sedang baik hingga ia ingin membawa kue kesukaannya dan James untuk ia makan di apartemen kekasihnya.
“Selamat datang di toko kue kami, Anda sedang mencari kue apa?” sapa Pegawai Toko.
“Iya,” Aqila tersenyum. “Saya cari kue black forest seperti biasa,” ujar Aqila lembut.
“Silahkan ditunggu,” ucap pegawai toko dengan sopan.
Ya Toko Kue yang ia kunjungi adalah Toko Kue langganannya. Wajar saja pegawai toko dan pemiliknya pun sudah hafal betul dengan wanita cantik ini. Karena memang setiap ada acara atau apapun ia akan memesan ditoko kue ini.
Setelah selesai pegawai toko pun memanggilnya. Aqila segera membayar tagihannya dan melangkahkan kakinya keluar menuju mobil setelah menyapa para pegawai.
“Tunggu aku sayang aku merindukanmu,” lirih Aqila dengan tersenyum.
Ia menjalankan kembali mobilnya dan mulai masuk ke jalur jalan. Kendaraan lumayan padat mengingat waktu masih pukul 9 lebih sedikit. Terik matahari yang cerah tak membuat gadis manis di mobil menjadi badmood. Sepertinya ia sudah terbiasa dengan cuaca seperti ini.
Setelah 30 menit akhirnya mobil yang ia kendarai telah terparkir rapi di tempatnya.
“Ayo kita keluar dan temui sang pujaan hati,” semangat sambil menenteng rantang bekal dan kotak kue.
Berjalan dengan anggun menuju lift. Sebelum itu ia menyapa resepsionis ditempatnya karena memang Aqila memang akrab dan mungkin karena ia sering mengunjungi apartemen James.
Cetak
“Astagfirullah,” Aqila berjongkok dan mengambil kalung yang terputus dari lehernya.
Kalung berliontin A&J itu terputus di tengah-tengahnya hingga terpisah. Matanya berkaca-kaca melihat kalung pemberian sang terkasih putus.
“Ya allah, kenapa bisa putus dan kenapa perasaanku tidak enak. Ada apa ini ya allah,” gumam Aqila dalam hati.
“Baiklah biarkan kalung ini aku simpan di tas, nanti aku akan membawanya ke toko perhiasan,” lirih Aqila.
Ia segera memasukkan kalungnya pada tasnya hingga pintu lift terbuka.
Ting.
Bunyi pintu lift terbuka.
Aqila segera keluar dan mencari apartemen kekasihnya. Tepat di depan pintu bertulis 228 Aqila segera memasukkan kode sandi pintunya.
Kode berhasil dengan senang ia memasuki ruangan apartemen James dengan pelan. Ia ingin memberi kejutan, ia yakin sang terkasih masih terlelap tidur. Ia berjalan pelan untuk masuk ke dalam.
Ruangan nampak gelap. “Kenapa gelap seperti ini apartemen mu yang,” lirih Aqila.
Ia hendak melepaskan sepatunya tetapi ia melihat sepatu high heels di tempat rak sepatu.
“Hells? Ini bukan punyaku,” ujar Aqila dengan mengambil high heel tersebut.
“Apa maksut semua ini? Kenapa jantungku berdetak cepat dan perasaanku tak enak,” gumam Aqila dengan meletakkan sepatu itu kembali.
Aqila berinisiatif mencari kekasihnya dengan diam. Meski apartemen gelap tetapi cahaya dari tirai masih bisa membuat ruangan itu meremang. Ia berjalan menuju tangga untuk naik ke lantai dua karena kamar kekasihnya berada diatas.
Hingga sampai di tangga paling atas ia mendengar suara.
Deg
---*---
Bersambung.
Hayooo bagaimana dengan part 1, udah deg degan belum? Udah kepo gak?
Masih kepo gak? Kalau kalian mau lanjut cerita ini ayo vote lebih banyak, bantu author buat rank novel ini bagus dong.
Vote koin/poin ya guys, dan jangan lupa Like nya yah.
Saling menguntungkan guys oke. Selamat membaca☹️
“Perlu kau tau, aku bisa memaafkan semua kesalahanmu kecuali satu yaitu pengkhianatan. ~Aqila~
.
.
.
Deg
“Ah ah faster babe, ah ah.....”
“Uhhh ah ah kau sangat nikmat baby....”
Tes
“Ya Allah apa maksut ini semua,” Lirih Aqila.
Aqila masih berpikiran positif, ia berfikir pasti itu Alex bersama wanitanya. Karena memang sering Alex tidur di apartemen James bersama wanitanya. Aqila terus berjalan tetapi ruangan yang biasa Alex tiduri kosong. Ia terus berjalan dan berhenti didepan pintu kamar kekasihnya.
Pintu itu sedikit terbuka dan terdengar suara yang sama.
“Ya Allah itu suara kekasihku, aku tak sanggup untuk masuk dan melihat kenyataan,” Aqila menutup mulutnya untuk menyembunyikan isak tangisnya.
Ia menguatkan hati dan tubuhnya untuk melihat kedalam. Ia harus tau semuanya ia harus tegas. Ia juga paling benci pengkhianatan. Meski ini mungkin akan sakit jika kenyataan didalam kamar itu sesuai tebakannya tetapi ia harus kuat. Ia harus tau semua perilaku kekasihnya selama seminggu ini.
Ia dorong pelan pintu kamar kekasihnya. Dan akhirnya terpampanglah tebakan dipikirannya itu. Nyata didepan matanya, lelakinya, kekasihnya, cintanya sedang memadu cinta dengan wanita lain.
“James,” panggil Aqila lirih sambil menahan air matanya lagi.
Deg
James sontak menoleh kebelakang dan benar suara lembut itu suara kekasihnya. Spontan ia segera menutup tubuhnya dan tubuh wanita itu dengan selimut.
Aqila menahan kuat agar tidak menangis.
“Terimakasih James, terimakasih banyak. Kau telah membuktikan bahwa hubungan kita selama ini tak ada gunanya,” lirih Aqila dengan badan gemetar.
Ia menahan sekuat tenaga air mata sialan itu sayangnya tetap menetes.
“Kau memberikan toreh luka dengan mengkhianatiku James. Selama 4 tahun kita berpacaran dan kau hancurkan semua ini dengan perselingkuhan ini,” teriak Aqila.
“Bukan sayang, bukan seperti itu. Dengarkan aku sayang,” James berucap dengan duduk.
“Bukan seperti apa hah, bukan salah lagi gitu. Benar terus kau menganggap hubungan kita selama ini apa hah?” bentak Aqila.
“Sayang dengarkan aku,” James turun dengan handuk yang berada di atas tempat tidur. Ia menutup tubuh bagian bawahnya dan berjalan menuju kekasihnya.
“Stop,” Aqila membentak. “Berhenti disitu James,” teriak Aqila.
James mematung dia menyesal. Ya menyesal ia menyesal termakan rayuan wanita lain.
“Aku sudah putuskan. Mulai detik ini mulai saat ini kita putus. Jauhi aku dan jangan pernah muncul didepanku. Pergi dari hidupku dan anggap kita orang asing kau mengerti,” lirih Aqila dengan menangis.
“Enggak sayang enggak aku gak mau putus sama kamu,”
“Diam, aku bilang diam” bentak Aqila. “Kamu jangan egois, kamu yang bermain api dan sekarang ikuti jalan akibatnya. Kita putus dan anggap kita tak pernah kenal,” aqila lalu berbalik.
Meninggalkan kamar James, ia berlari menuruni tangga dengan menangis. James pun mengejar Aqila tetapi sampai didekat pintu Aqila berbalik.
“Berhenti,” ucap Aqila dengan tegas hingga James berhenti .
Aqila mengeluarkan kalung dari dalam tasnya dan juga melepas cincinnya.
“Aku kembalikan ini dan berikan pada wanita itu,” Aqila berjalan menuju James dan memberikan kalung dan cincin itu ditangan James,“ semoga kau bahagia dengan pilihanmu.”
Aqila langsung berbalik dan keluar dari ruangan apartemen itu. Berlari kencang menuju lift dan untung saja lift sedang kosong Adel terduduk dan menangis.
“Hiks hiks. Ya Allah kenapa semua ini terjadi ya allah hiks hiks. Kenapa kau hancurkan rasa cintaku yang begitu besar untuknya,” isak tangis Aqila meraung-raung mungkin yang mendengar akan bisa merasakan tangisan pilu itu.
Ting.
Pintu lift terbuka.
Aqila berdiri dan berjalan gontai, matanya sembab dan rambutnya acak-acakan. wanita yang berdiri ditempat resepsionis ingin menyapa tapi diurungkan ketika melihat keadaan Aqila.
Aqila berjalan gontai menuju mobilnya dan masuk. Ia memukul setir berulang kali dengan menangis. Ia ingin meluapkan semua kekecewaan dan sakit hatinya pada stir mobilnya.
“Aghhrrr” teriak Aqila dengan memukul Setir kemudinya.
--*--
Sedangkan di sisi lain, setelah Aqila keluar James terduduk dilantai.
“Agrrrr brengsek aku memang brengsekk,” teriak James dengan menjambak rambutnya.
Mendengar teriakan James, wanita yang berada dikamar segera turun menghampiri James.
“Sayang kau kenapa,” mendekat dan memegang pundaknya.
James menoleh, matanya memerah ia lalu berdiri. Ia diam seribu bahasa. Berjalan melewati wanita itu lalu menaiki tangga. Ia akan memakai pakaiannya dan mencoba mengejar Aqila wanitanya.
Memakai pakaiannya serba cepat lalu ia turun ke bawah. Wanita itu yang melihat James memakai pakaian lengkap segera menarik lengan lelaki itu.
“Kau mau kemana James?” tanya wanita itu.
“Aku ingin mengejar Aqila Lun lepaskan aku,” James menepis tangan Aqila.
Ya wanita itu adalah Luna, wanita yang dulu James temui saat menangkap Sherin. (Baca Novel Judul Pilihan Mama dulu biar faham heheh)
“Kau tak dengar dia bicara apa?” suara Luna meninggi.
“Aku dengar tapi aku akan tetap mengejarnya,” bentak James dengan mata melotot.
“Dia bilang putus James putus” teriak Luna, “Biarkan saja dia ada aku disini James ada aku,” suara Luna mulai melunak.
“Dengar yah,” James mendekat dan mengacungkan jari telunjuknya ke wajah Luna.
“Sampai kapan pun hatiku hanya milik Aqila, cuma milik Aqila. Lo paham,” seru James dengan nada dingin.
Dengan segera ia berlari menuju lift dia gelisah dan menggeram karena merasa pergerakan lift sangat lambat.
“Sial lama banget,” umpat James.
Ting
Pintu lift terbuka.
James berlari dan hasilnya gagal, ia melihat mobil wanitanya sudah berjalan kencang. Ia khawatir, James merogoh celananya dan ternyata kunci mobilnya berada diapartemennya. Ia terduduk diparkiran sambil meremas rambutnya.
“Aghhhhh bodoh bodoh,” teriak James dengan menjambak rambutnya sendiri.
Air mata James pun luruh, entah karena menyesal atau karena memang ia sangat mencintai Aqila. Tapi harus bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur. Pengkhianatannya telah terbongkar didepan kekasihnya.
Kalau saja ia tak tergoda oleh Luna pasti sekarang ia sedang berbahagia dengan kekasihnya.
sebelum kejadian terjadi...
🍵🍵
James dikagetkan dengan notif pesan di ponselnya. Ia segera melihat notif itu dan membacanya.
*Luna
Aku berada di depan apartemenmu, bukain pintunya*.
Begitulah isi pesan singkat Luna. Karena penasaran maksut Luna datang akhirnya James membukakan pintunya. Terlihat keadaan Luna sedikit mabuk karena bau alkohol masih tercium.
“Kamu mabuk Lun?” tanya James.
“Sedikit,” saut Luna sambil duduk.
Ia menatap wajah James, wajah lelaki yang ia cintai sejak dulu.
“James,” panggil Luna.
“Hm,” saut cuek James.
Dengan segera Luna berdiri dan duduk dipangkuan James. James yang kaget melotot tajam pada Luna. Bukannya takut Luna mencium bibir James dengan rakus.
“Apa ini?” tanya James setelah ciuman terlepas dan ia merasakan rasa sesuatu dalam ciuman itu.
“Itu minuman yang sudah aku campur perangsang James,” goda Luna.
“Apa! Kamu gila yah,” teriak James.
“Ya aku gila James aku gila sama kamu,”
Dengan sekali sentakan Luna mencium kembali bibir James. Tetapi James tak menolak karena obat perangsang telah membuat keduanya menggila. Dan akhirnya terjadilah pergulatan terlarang itu di kamar James.
🍵🍵
---*---
Bersambung.
Bagaimana dengan part ini?
Kalau mau hujat James silahkan di kolom komentar oke.
DAN JANGAN LUPA LIKE. KOMEN DAN FAVORIT YAH SEKALIGUS RATE 5 NYA.
“Jika menangis bisa membuat hatiku tenang. Maka aku akan menangis sampai perasaan sakit di hatiku menghilang.” ~Aqila~
.
.
.
Setelah berteriak histeris di mobilnya, Aqila segera melajukan mobilnya dengan kencang. Ia ingin pergi jauh, ingin melampiaskan kemarahan ini. Ia tau tempat yang akan membuatnya tenang. Mungkin tempat ini akan mengingatkan pada mantan kekasihnya. Tetapi bagaimana lagi Aqila akan melampiaskannya kesana.
Dengan kecepatan tinggi Aqila menembus jalanan yang sedikit lenggang, meski ia sedikit mendengar umpatan dari pengendara lain. Tetapi pikiran Aqila ingin segera sampai ditempat itu.
Ckitt.
Aqila menginjak rem secara mendadak ketika mobil sampai di tempat parkir. Dengan tergesa ia keluar dengan wajah kecewa, marah, sekaligus sedih.
Pintu dibuka kasar lalu terlihat wajah Alex disana. Alex yang sedang berduaan dengan wanitanya tersentak kaget dengan kehadiran Aqila.
“Qila kamu sama siapa?” tanya Alex.
“Apa di dalam kosong?” Aqila balik bertanya tanpa ingin menjawab pertanyaan Alex.
“Iya kosong dek,” saut Alex heran ketika melihat wajah Aqila merah padam. Dan ia bisa melihat mata bengkak dan pandangan mata seperti marah.
Aqila berjalan dengan gusar. Lalu membuka salah satu pintu dan terlihat tempat yang cocok melampiaskan kemarahannya. Berjejer pistol tersedia disana. Ia mengambil salah satu pistol itu. Memasukkan peluru dan mulai menempatkan diri ditempatnya.
Terlihat umpan bidik didepannya. Berdiri diam berbentuk papan bidik. Dengan wajah merah padam ia melampiaskan marahnya sambil mengangkat tangannya yang memegang pistol. Dan segera menarik pelatuk itu.
DOR DOR DOR DOR
Ceklek
DOR DOR DOR DOR
Sampai peluru itu habis. Aqila segera membuang pistol itu dan mengambil pistol lain dan mengisinya kembali.
Ia mulai menggerakkan papan bidiknya agar bergerak.
Dengan perasaan hancur yang membuncah ia menembakkan kembali peluru itu dan melesat tepat dipapan bidik.
DOR DOR DOR DOR DOR
Setelah pelurunya habis ia terjatuh terduduk. Memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya sambil menangis tersedu-sedu.
“Hiks hiks” Adel menangis tanpa peduli dengan sekitarnya.
Yang ia butuhkan kali ini hanya menangis dan menangis. Hingga sentuhan di punggungnya membuatnya menghapus air matanya secara kasar dan mendongak.
Alex disana, mengusap punggung Aqila dengan sabar. Ia tau sedari awal tatapan mata Aqila berbeda. Dan benar saja ia melihat wanita yang sudah ia anggap adiknya kalap dengan papan tembaknya.
“Ada apa?” tanya Alex.
Aqila menggeleng sambil memaksakan tersenyum.
“Baiklah jika kamu gak mau cerita, yang harus kamu tau kamu udah kakak anggap adik kakak. Jadi kalau kamu butuh sandaran pundak kakak siap buat kamu,” ujar tulus Alex.
Alex hendak bangkit tetapi ditahan oleh Aqila. Aqila segera merebahkan kepalanya pada pundak Alex. Terasa pundak Alex hangat ia tau gadis yang ia anggap adik menangis. Pundaknya bergetar, dengan sayang Alex merangkul Aqila dengan mengusap rambutnya.
“Apa kurangku kak? Apa kak? Kenapa James mengkhianatiku kak hiks hiks,” Adel menangis sesegukan.
“Beri tahu aku kak, aku kurang apa? Kenapa James selingkuhin aku kak hiks hiks kenapa,” memukul dada Alex.
Alex hanya bisa diam dan mengeratkan pelukannya. Giginya gemelatuk ketika tau apa masalah yang membuat gadis itu kacau.
“Brengsek kau James, kau sudah membuat mutiara berharga ini menangis” gumam Alex dengan wajah emosi.
Alex geram dengan tingkah teman sekaligus partner kerjanya dulu. Alex tau sendiri bagaimana perjuangan James meyakinkan keluarga Aqila agar mereka bisa berhubungan. Tetapi sekarang James malah berselingkuh.
“Menangislah jika memang hatimu merasa tenang,” ucap lembut Alex.
“Hiks hiks, aku benci dia kak aku benci dia hiks hiks,” Adel masih sesegukan.
1 jam penuh ia menumpahkan kemarahannya pada Alex. Dia memukul dada Alex dan tetap menangis sampai membuat baju kaos Alex basah.
Lama-lama air mata itu mengering. Pelukan Aqila melonggar dan ia menatap Alex.
“Maafkan Qila membuat baju kakak basah,” ujar Aqila.
“Baju basah tidak masalah yang penting perasaanmu apa sudah tenang?” tanya Alex.
“Sudah kak, aku merasa sedikit tenang,” ucap Aqila.
“Kalau boleh apa kamu mau menceritakan apa yang terjadi pada kakak?” tanya lagi Alex.
Aqila mengangguk lalu keduanya berdiri dan berjalan menuju kuris yang berada di dalam ruangan tembak. Dengan berhadapan Aqila menceritakan semuanya pada Alex dan air mata sialan itu jatuh kembali.
Alex sudah geram ia mengumpat dalam hati mengutuk temannya itu. Alex akhirnya meminta kunci mobil Aqila dan berniat mengantarkannya di rumah Kevin.
--*--
Di dalam mobil.
“Kakak hidupin musik yah” ucap Alex
Adel mengiyakan dan terdengar lagu kesukaannya. Lagu yang sangat mengambarkan perasaannya. Lagu dari Little Mix yang berjudul Shout Out To My Ex
This is a shout out to my ex.
Inilah teriakan untuk mantanku.
Heard he in love with some other chick.
Mendengar dia jatuh cinta dengan beberapa wanita lain.
Yeah yeah, that hurt me, I’ll admit.
Ya, itu menyakiti ku, aku akui itu.
Forget that boy, I’m over it.
Lupakan pria itu, aku jauh lebih baik.
I hope she gettin’ better sex.
Aku harap dia bisa nges*x lebih baik.
Hope she ain’t fakin’ it like I did, babe.
Harapan dia tak lakukan yang sama percis seperti yang aku lakukan, sayang.
Took four long years to call it quits.
Merenggut 4 tahun lamanya untuk putus.
Forget that boy, I’m over it.
Lupakan pria itu, aku jauh lebih baik.
Aqila menangis mendengar lirik pertama yang dia dengar. Lagu ini sungguh sangat menggambarkan perasaannya saat ini. Ia begitu membenci lelaki itu. Lelaki yang mengkhianatinya. Adel tanpa sadar menikmati lagu itu.
Lagu terus menggema didalam mobil tanpa sadar Aqila terus menangis dengan meresapi arti lagu itu.
Shout out to my ex, you’re really quite the man.
Meneriaki mantanku, kau cukup jantan.
You made my heart break and that made me who I am.
Kau buat aku sakit hati dan buat aku lupa akan diriku.
Here’s to my ex, hey, look at me now.
Ini tuk mantanku, hei, lihatlah aku sekarang.
Well, I, I’m all the way up.
Ya, aku, aku seumur hidup bahagia.
I swear you’ll never bring me down.
Aku bersumpah kau tak kan pernah membuatku sedih.
Dan pecah sudah tangisan Aqila. Tangisan yang ia tahan ternyata luruh juga. Lagu ini sungguh sesuai dengan keadaan hatinya sekarang. Tanpa sadar Aqila ikut bernyanyi. Suaranya yang serak karena ia menangis tak membuat suara indahnya tertutupi.
Alex hanya bisa menjadi pendengar dengan wajah masih marah dengan temannya itu. Ia bertekad akan menemui James sehabis ia mengantar Aqila.
Ia akan menghajar temannya itu yang telah menyakiti adik ipar dari bosnya itu. Sungguh menurut Alex, James adalah pria bodoh yang menyia-nyiakan wanita hebat seperti Aqila karena wanita ****** seperti Luna.
--*--
Bersambung
Yang kepo lagunya dibuka ya di lihat di youtube cocok buat mas mantan hihi.
Yang mau gebukin abang James ayok bareng-bareng.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, VOTE DAN RATE BINTANG 5.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!