NovelToon NovelToon

BAGAI AIR DAN MINYAK

AWAL MASUK SEKOLAH

Sebuah awal pun bermula. Sebab ini adalah prolog dari sebuah cerita cinta, maka biarkan setiap kata berbicara dengan dirinya sendiri melalui diksi tak terseleksi. Boleh jadi hanya diriku yang mengerti, tapi percayalah, cerita ini diracik sepenuh hati.

Pagi itu, matahari bersinar cerah. Angin bersiul menarikan dedaunan sebagaimana mestinya. Suasana pagi tetap dingin seperti seharusnya. Seperti biasa, terdengar dari kejauhan riuh kokok ayam saling bersahutan menyambut pagi dan detak jantung kehidupan bermula, seperti itulah adanya. Perkenalkan namaku Diana lestari usiaku masih masih 16 tahun. Waktu menunjukkan pukul 06.00 wib, jam begini di hari senin aku segera bangun dari tidur untuk pergi ke sekolah.

"Dek bangun sudah siang!!!" suara teriakan Ibuku dengan suara yang keras yang berada di dapur menyiapkan makanan.

"Iya, ma bentar!'' ucapku dengan raut masih ngantuk mata pun masih tertutup. Dengan tergesa-gesa tanpa membereskan kamar tidurku terlebih dahulu aku berdiri meninggalkan tempat tidurku meninggalkan hangat yang semalaman menemaniku melewati dingin dan gelapnya sang malam lalu aku pergi ke kamar mandi, mencuci muka, dan memakai baju sekolah.

Aku segera bergegas ke ruang makan, ibuku sedang mempersiapkan sarapan nasi goreng yang lezat sarapan itu sangat penting untuk ke sekolah, di ruang makan ada kakak ku bernama kak Nanda, ayah dan ibuku.

"Tumben nih sudah bangun'' ucap Kak Nanda dengan raut ngeledek.

"Apaan sih kak, biasanya juga aku bangun pagi" ucapku sambil raut kesal.

"Masih pagi, sudah berantem sarapan dulu mama sudah menyiapkan makanan kesukaan mu nasi goreng spesial" Ucap Ibuku dengan raut senyum.

Yeh, Aku segera duduk di bangku favoritku dengan menadahkan piring. Ibuku segera mengambilkan nasi goreng kesukaanku dan memberikan ke piringku.

Oh iya, Aku memiliki saudara laki-laki bernama kak Nanda. Usianya tidak jauh, berjarak hanya 1 tahun. Orangnya memang sangat jahil jadi gak perlu kaget ya! walaupun begitu dia orang baik kok. Kami berbeda sekolah dia sekolah di SMA Pelita Bangsa dan aku bersekolah di SMA Merah Putih walaupun berbeda sekolah dia tetap mengantar jemput ku ke sekolah.

Selesai aku makan nasi goreng dan susu yang di siapkan ibu ku tercinta. Aku segera pergi ke sekolah. Aku pun bersalaman dan pamit kepada orang tuaku.

Hampir pukul 06.30 Wib, pelan-pelan dibukakan pintu dan keluar dari rumah. Lalu ku tutup kembali. Karena kakak Nanda belum selesai makan aku kembali masuk kedalam. "Ma pa, aku pergi dulu ke sekolah ya" ucap Diana sambil berteriak berlari keluar rumah sampai di luar dia bingung".

Kak Nanda yang belum selesai makan mengejar diana dek tunggu! Lu mau naik apa? Orangtuaku hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku anaknya di ruang makan.

Aku dan kak Nanda ke garasi mengambil sepeda motor, di tengah tengah perjalanan mereka merasakan hal yang tidak beres dengan sepeda motornya, lalu mereka menepi dan turun dari sepeda motor. Kakakku mulai mengecek keadaan motornya, ia memeriksa ban depan sepeda motornya dan melihat ban nya baik-baik saja, akan tetapi saat melihat ban belakang kempes membuat dirinya mendesah lemah.

"Menghela Napas"...

Kak Nanda mulai berdiri menengok kanan kiri berharap masih ada bengkel motor yang tidak jauh dari sana. Kak Nanda menyuruhku untuk berjalan sedangkan dirinya harus mendorong motornya.

"Gimana ini dek? Bisa telat kitanya" ucap Kak Nanda dengan raut kesal mendorong motornya semoga ada bengkel dekat sini.

" Ya... sudah kita ke bengkel dulu, gimana nih kita bisa telat" ucapku dengan raut panik.

Bukan cuma kamu aja yang telat kakak juga bisa telat dek! Kami pun mendorong motor itu sampai ke bengkel. Kami melihat bangunan tua dan di halamannya ada alat pengisi angin, kami pun berhenti sejenak.

"Kak Nanda sepertinya bengkelnya masih tutup nih'' Ucap diana yang ngos-ngosan.

"Ya sudah kita pastikan dulu ada orang gak? soalnya cuma di sini bengkel yang dekat'' Ucap Kak Nanda yang mulai kelelahan.

Tok, Tok, Tok,

Diana mengetuk pintu bengkel dengan keras. "permisi ada orang disini?" teriak Diana dengan nada yang sangat keras sambil terburu-buru.

Tetapi kakek paruh bayah masih tertidur pulas dengan seluruh tubuhnya di tutup selimut.

"Permisi ada orang disini?" teriak diana kembali bertanya.

"Berisik!" dalam hati tukang bengkel yang mengganggu tidurnya. Tukang bengkel membuka pintu dengan mata masih tertutup sambil menanyakan tujuannya. Kalian mau apa disini, gak lihat tulisan kalau bengkel di buka pukul 08.00 wib.

"Kek kami ingin menambal ban, belum ada yang buka kami buru-buru ingin masuk sekolah ucap kak Nanda.

''Bisa, tetapi harus memakan waktu yang cukup lama'' Ucap Kakek paruh bayah gak tega melihat mereka berdua yang kelelahan.

Kak Nanda pun menoleh di hadapanku, "Bagaimana dek kita harus menunggu, mungkin sekitar 15 menit'' Ucap kak Nanda.

"Ya mau gimana, ya udah deh gpp kalau harus nunggu' ucapku dengan mengeluh dalam hati aku duduk di bangku balutan rotan yang ada di halaman bengkel.

"Jam tanganku menunjukan 07:00 wib"

"Dek motornya sudah selesai di perbaiki" ucap tukang bengkel yang selesai memperbaiki, ada satu paku yang menancap di ban kalian.

"Alhamdulillah, ayo buruan sudah telat" Ucap Diana tidak sabar menunggu.

"Sabar dek, jadi berapa semuanya kek " Ucap kak Nanda bertanya ke kakek.

"10.000 rupiah aja dek" Ucap Kakek sambil tersenyum lalu kembali menutup pintunya.

"Ini kek uangnya, makasih" Ucap Nanda sambil mengambil uang di saku celananya.

Kak Nanda dan diana segera pergi ke sekolah merah putih terlebih dahulu kakak Nanda mengantarkan adiknya ke sekolah, saat sampai di gerbang sekolah pintu sudah ditutup rapat kakak Nanda begitu saja meninggalkan adiknya.

SMA MERAH PUTIH

Setibanya di sekolah, benar saja aku terlambat, satpam SMA Merah Putih pintu sudah menutup rapat dengan terkunci gembok.

"Pak buka pintunya!" Suara teriakan ku meminta tolong bagaikan masuk kedalam penjara.

Satpam yang masih duduk di pos mendengar suara Diana berteriak menyuruh membukakan pintu. Satpam membawa tongkat segera datang ke pintu gerbang.

"Kamu tau kan ini pukul berapa?" ucap satpam sambil menunjukan tam tangannya.

Diana melihat jam tangannya pak tolong dong buka kan pintu nya sekali aja please. Satpam pun tidak menghiraukan Diana dia kembali ke posnya sambil mendengarkan musik dan secangkir kopi hangat.

Tiba-tiba ada datang seorang laki-laki yang juga telat dari sekolah namanya Galih Iskandar penampilannya kayak preman yang bikin aku ketakutan sudah ditutup ya, dia menyuruh diana masuk pintu belakang. Diana menolak karena ia takut di hukum dan di apa-apain sama galih.

Galih yang terburu buru menarik tangan Diana ke pintu belakang, ternyata bukan hanya mereka yang telat banyak siswa-siswinya yang telat. Tetapi, pintu itu di khususkan hanya kelas IPS yang bisa masuk sedangkan Diana yang kelas IPA tidak boleh masuk. Tetapi, karena Galih adalah pemimpinnya mereka tidak bisa menolak.

Selesai masuk mereka bersembunyi di belakang kelas, sambil menunggu acara upacara bendera mereka berkenalan, Diana sempat ragu dengan penampilan nya.

"Namaku Galih Iskandar" ucap galih yang ingin berkenalan

"Namaku diana Lestari panggil aja din" Ucap Diana dengan ekspresi jual mahal.

Selesai upacara bendera mereka masuk ke dalam kelas. Di kelas Diana termasuk siswi yang pintar, berprestasi dan cerdas tetapi dia memiliki kekurangan ia memiliki sifat arogan dan egois. Berbeda dengan Galih Iskandar siswa yang nakal, ceroboh, bandel tapi memiliki sifat yang baik dan suka menolong.

Dikelas Diana dan Galih berbeda kelas mereka harus berpisah, Diana masuk kelas IPA 1 kelas favorit sedangkan Galih Masuk kelas IPS 3 yang super gak bisa di atur.

Di kelas IPA 1

tok.tok.tok

"Selamat pagi anak-anak" Ucap Bu Dwi sebagai guru matematika.

"Selamat pagi buk" ucap siswi IPA 1 dengan duduk yang sangat rapi.

Bu Dwi segera duduk di kursinya, lalu mengambil buku nya di atas meja sambil menulis di papan tulis."Siapa yang mau mengerjakan soal" tanya Bu Dwi

"Saya, Bu!" hampir semua siswa-siswi menunjuk ingin menjawab pertanyaan.

Bu Dwi menyuruh Diana untuk maju ke depan untuk segera mengerjakan soal di papan tulis, selesai mengerjakan semua orang bertepuk tangan.

"Wah, bagus diana" Ucap Bu Dwi ekspresi tersenyum.

Berbeda halnya di kelas IPS 3.

"Selamat pagi anak-anak" salam pak Soleh baru datang ke kelas.

"Selamat pagi pak!" IPS 3 menjawab salam pak Soleh. Dengan keadaan kelas tidak tertata, siswinya pada sibuk dengan make up, main ponselnya dan sibuk jahil satu sama lain, yang sering menjadi korban yaitu Stefen.

Galih sengaja menempelkan permen karet di bangku Stefan sedangkan 2 temannya Anton dan Gibran mengarahkan Stefan untuk duduk di bangku tersebut. Stefan merupakan siswa terpintar, berkacamata dan cupu. Selalu menjadi bahan perundungan sama teman-temannya, walaupun begitu dia tidak pernah membalas.

Pak Soleh menggelengkan kepalanya, segera duduk dia merasa tidak berniat untuk mengajar di kelas ini tapi apa boleh buat cuma pak soleh lah yang bisa tahan tingkah laku anak didiknya, kemudian pak soleh menulis soal di papan tulis.

"Siapa yang mau mengerjakan soal ini?" tanya pak Soleh kepada muridnya.

Mereka pada sibuk dengan sendirinya, tidak memperdulikan Pak soleh yang berada di hadapannya. Pak soleh mengambil penggaris kayu lalu menghempaskan ke meja.

"Diam semua!" teriak pak Soleh semua siswa pun terdiam seketika.

"Siapa yang mau mengerjakan soal di papan tulis" tanya pak Soleh sedang kondisi marah.

"Saya pak!" jawab Stefan yang menunjuk jari seorang diri.

Saat Stefan berdiri mau mengerjakan soal tiba-tiba semua murid tertawa terbahak- bahak karena melihat celana Stefan yang tertempel permen karet.

"HaHaHa" teriak siswa-siswi IPS 3 sambil terdengar di kelas lainnya

Pak Soleh yang geram melihat tingkah laku siswa-siswinya marah besar dia menanyakan perbuatan siapa? Tetapi tidak ada satupun yang mengaku akhirnya Pak Soleh menyuruh seluruh seluruh muridnya untuk keliling lapangan.

"Galih yang tak tega menunjuk jarinya saya pak, saya juga pak" Galih dan kedua sahabatnya mengakui perbuatannya, semua orang menghela nafas.

"Kalian lagi! Kalian lagi! Saat bel Istirahat kalian harus di hukum hormat bendera". Marah Pak Soleh.

Galih, Anton dan Sandi merasa kesal mereka menyalahkan satu sama lain, tapi Pak Soleh tetap memberi hukuman sama mereka atas perbuatannya.

Tet... tet...tet... Suara bel berbunyi waktunya istirahat.

SISWA BARU SMA MERAH PUTIH

Saat istirahat Diana sedang duduk di kantin dengan sahabatnya bernama Rika Septiani. Rika selalu memanggilku dengan sebutan Din.

"Diana, Tolong pesankan soto ya" Kata rika sambil berteriak.

"Iya sebentar" Kata Diana yang memesan minuman kepada Bu kantin yang bernama Nurjanah. Tepat waktu, saat Galih Iskandar dan kedua temannya sedang di hukum oleh pak Soleh. Galih sedang hormat di tiang bendera merah putih. Siswa-siswi lainnya yang berada di lapangan, pada menertawakan mereka bertiga di lapangan sekolah.

"Diana, kenal galih gak?" Kata Rika

"Enggak, tapi tadi pagi dia nolongin gue bisa masuk ke sekolah" Kata Diana sambil membawakan minuman gelas

"Mereka di hukum sama pak soleh" Kata Rika sambil tertawa.

Selesai makan di kantin mereka berjalan menuju kelas, di tengah perjalanannya ada murid baru di kelas 12 IPA 1 yang merupakan kakak kelasnya Rika lalu mengajak Diana untuk melihat tetapi Diana menolak.

"Aku mau belajar lain kali saja" Kata Diana

Rika lalu menarik tangan Diana sambil berlari

"Iya, tapi cuma sebentar ya" Ucap diana

"Iya, Iya" Ucap Rika sambil menarik tangan diana

Di kaca kelas 12 IPA 1, Mereka melihat Murid baru. Diana yang tidak pernah jatuh cinta melihat pria itu lalu jatuh cinta pada pandangan pertama. Laki-Laki itu bernama Erlangga. Banyak siswi-siswi berkumpul meminta nomor ponsel. Erlangga merupakan siswa yang tampan, pintar dan berprestasi dia juga merupakan pindahan dari sekolah unggulan di Jakarta. Kemudian, Rika mengajak Diana untuk masuk ke dalam kelas.

"Ayo Din kita masuk ke dalam kelas" Ucap Rika sambil mengajak Diana yang masih saja menatap kak Erlangga.

"Bentar Ka" Ucap Diana masih menatap tajam kak Erlangga

"Katanya tadi sebentar, jangan-jangan kamu suka sama dia ya???" Kata Rika dengan raut penasaran.

"Enggak ya" Ucapan Diana dengan raut Senyum senyum.

"Iya deh, Kak Erlangga Diana suka sama kamu" Ucap Rika dengan suara yang keras.

Diana menutup mulut Rika dengan raut malu, siswi-siswi dan Erlangga menoleh mereka berdua.

Lalu Diana menarik rika sambil jongkok

"Diam, bikin malu aku deh" Ucap Diana sambil menutup mulutnya.

"Maaf ya Diana bercanda kok" Ucap Rika sambil tertawa

"Salah kamu juga sih enggak mau ke kelas, katanya tadi sebentar" Ucap Rika sambil menghadap diana

"Iya iya deh, ayo buruan ke kelas " Ucap Diana

Lalu mereka kembali ke kelas. Tetapi, mereka harus melewati lapangan upacara, mereka juga harus bertemu galih dan dua sahabatnya yang sedang di hukum di lapangan. Galih Iskandar melihat Diana yang sedang berjalan memanggil diana

"Dinnnn... Aku mencintaimu" Ucap Galih

"Galih hormat" Ucap Pak Soleh dengan suara lantang dan tegas sambil membawa penggaris kayu.

Banyak siswa-siswi yang tertawa melihatnya

Siswi bersorak kepada diana

Semua siswa-siswi meledek Diana

"I Love you Diana," Ucap sahabat Galih meledek galih yang sedang di hukum sambil tangan nya berbentuk love

Diana tidak menghiraukan cinta galih tetap berjalan menuju kelas.

"Din sepertinya Galih Iskandar suka sama loh deh" Ucap Rika sambil tertawa

"Diana juga mencintaimu" Rika berteriak kembali membalas cinta Galih.

Diana kembali menutup mulut Rika

"Kamu bikin malu aku tahu gak" Ucap Diana sambil berjalan cukup kencang dengan ekspresi marah.

"Maaf ya din, nanti ku traktir makan bakso" Ucap Rika yang memegang tangan Diana.

"Okelah, sudah ku maafkan kok" Ucap Diana dengan suara lembut.

Mendengar ucapan itu galih semakin yakin kalau Diana mencintainya. Suara Bel sekolah waktunya masuk ke dalam kelas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!