NovelToon NovelToon

Jerat Cinta Duda Tua

BAB 1

Di sebuah cafe bernuansa modern kekinian, tampak tiga orang gadis muda tengah duduk santai sambil menikmati es capuccino mereka.

" Ssst Queen, lihatlah pria tampan di depan itu ", bisik Emma. Olivia yang penasaran juga ikut melirik ke arah yang di maksud Emma.

" Yang mana ", manik mata Queen mencoba mencari pria tampan yang di maksud Emma.

" Itu yang pakai jas hitam dan kemeja biru muda. Dia duduk dengan pria berkaca mata ", bisik Emma lagi.

Queen yang semakin di buat penasaran kembali mengedarkan pandangannya. Dan tidak jauh dari meja mereka, ia dapat melihat lelaki yang di maksud Emma.

" Oh my God, are you sure? Kau bilang lelaki tua itu tampan? Queen tampak geleng-geleng kepala. " Ayolah Em, sepertinya sehabis dari sini kau harus memeriksakan matamu itu ke dokter mata langganan mommy ku ", kesal Queen karena apa yang Emma maksud tidak sesuai dengan ekspektasinya.

" Astaga Queen, justru jaman sekarang banyak anak muda yang menyukai tipe lelaki seperti dia. Lelaki dewasa yang tampan, mapan dan gagah. Benarkan oliv? "

" Benar sekali Emma sayang ", jawab Olivia sambil cekikikan. Queen yang melihat tawa kedua sahabatnya terlihat kesal sekali.

" Selera kalian memang aneh ", gerutu Queen sambil menyesap es cappuccino nya. " Bagiku tidak ada lelaki yang bisa mengalahkan ketampanan seorang Rexton Lee ", ucap Queen dengan mata berbinar saat menyebut nama lelaki pujaan hatinya.

" Come on queen, lupakan Rex. Ia tidak akan pernah melirikmu. Karena kau bukanlah tipe wanita idamannya. Kau itu terlalu bodoh dan sangat ceroboh. Jauh sekali dari kriteria yang di inginkan Rexton Lee ", kesal Emma pada sahabatnya.

" Tapi aku tidak peduli. Aku akan tetap mengejarnya sampai dapat ", jawab Queen percaya diri. Emma dan Olivia memutar bola matanya dengan malas mendengar jawaban dari Queen.

" Terserah ", jawab Emma dan Olivia bersamaan dengan nada yang terdengar menahan kesal.

Namun Queen sama sekali tidak peduli. Baginya Rexton adalah cinta pertamanya yang sulit dilupakan. Ia yang saat itu baru memulai kuliahnya, langsung jatuh hati pada rex saat melihat lelaki tampan itu tengah bermain basket.

Saat itu Queen yang mendapat tugas dari senior kampus untuk meminta tanda tangan Rexton, dengan cerobohnya masuk ke dalam lapangan di saat mereka sedang bertanding. Alhasil latihan basket itu pun menjadi kacau. Dan sejak saat itu membuat Queen mendapat predikat buruk di mata Rexton. Meski Queen memiliki paras yang sangat cantik, tubuh yang seksi tidak membuat Rex jatuh hati padanya.

Apalagi dengan sifat ceroboh queen, membuat Rex semakin tidak menyukainya. Namun queen yang sudah jatuh hati pada Rex, tidak mau menyerah. Ia terus saja mengejar-ngejar Rex dengan berbagai cara. Tapi usahanya itu sampai sekarang tidak membuat Rex berpaling padanya.

" Hey Queen lihatlah. Lelaki itu terus saja melihat ke arahmu ", kata Emma yang membuat Queen mau tidak mau melirik ke arah pria tadi. Dan sialnya lelaki tua itu juga tengah menatapnya dengan sorot mata penuh minat.

" Astaga, dasar tua bangka. Apa dia tidak malu menginginkan gadis belia yang cantik sepertiku ", sewot Queen sambil melotot ke arah lelaki itu. Namun balasan lelaki itu benar-benar diluar nurul. Lelaki tua itu justru malah mengedipkan sebelah matanya ke arah Queen. Gadis cantik itu nyaris pingsan di buatnya.

" Oh my God, sepertinya kita harus pergi dari sini girl ",

" Kenapa Queen? ", tanya Olivia bingung.

" Karena aku tidak mau kalau lelaki tua itu sampai datang ke meja kita dan mengajakku berkenalan ",

" Bukankah itu justru bagus ",

" What? Bagus? ",

PLETAK

Queen yang sangat kesal langsung menjitak kening Olivia dengan keras.

" Au sakit Queen, kau itu kasar sekali ", gerutu Olivia sambil mengelus keningnya.

" Makanya kalau bicara jangan sembarangan. Ayo cepat, kalau kalian tidak mau, maka minggu depan aku tidak akan mengajak kalian liburan di villaku lagi ", ancam Queen sambil berdiri dari duduknya.

Queen segera berjalan meninggalkan mejanya setelah meletakkan beberapa lembar uang. Emma dan Olivia yang tidak mau di tinggal Queen segera berdiri dari duduknya dan mengekor di belakang sahabatnya. Saat ketiganya sudah dekat di meja lelaki tua tadi, tiba-tiba Queen menghentikan langkahnya.

" Ehem. Tuan, apakah anda tidak takut jika burung anda masuk angin ", tanya Queen seraya mengulum senyumnya.

" Burung? Burung apa? tanya lelaki tua itu bingung. Queen tidak menjawab, namun jari lentiknya menunjuk ke arah resleting celana lelaki itu yang terlihat terbuka dan memperlihatkan celana dilimnya. Sontak saja lelaki itu langsung menunduk dan betapa terkejutnya dia. Lelaki itu tampak buru-buru menaikkan resleting celananya sambil menahan rasa malu. Saat ia mendongak, Queen dan teman-temannya sudah berjalan menjauh, namun suara tawa ketiganya masih terdengar dengan cukup jelas di telinga lelaki itu.

" Dasar gadis ingusan yang sangat nakal ", kesal lelaki tersebut yang bernama Jeffander. Namun beberapa detik kemudian senyum miring terbit di sudut bibirnya. " Mark, selidiki identitas gadis itu ", perintahnya pada sang asisten sekaligus sepupunya itu.

" Gadis yang mana dulu bro, mereka ada tiga orang ",

" Tentu saja yang paling menarik. Gadis yang dengan beraninya menunjuk burung perkutut kesayanganku ", jawab Jeffander yang terus saja menatap ke arah luar cafe.

" Hey bro, jangan bilang kau tertarik dengan gadis muda tadi. Ayolah bro, setelah sekian tahun kau menjomblo dan menolak puluhan wanita, kau malah jatuh cinta pada seorang gadis ingusan yang bar-bar seperti itu ", Mark merasa heran dengan kelakuan bosnya itu.

" Kau tidak usah banyak tanya mark. Cukup lakukan perintah ku dengan baik. Kalau tidak, aku akan memotong bonusmu sampai habis ", kata jeff dengan nada mengancam. Ia pun segera berdiri dari duduknya dan berjalan keluar cafe meninggalkan mark yang masih bengong.

" Kau memang bos yang menyebalkan jeff ", umpat mark yang terlihat buru-buru berdiri dan segera menyusul bos dinginnya.

Jeffander Smith, lelaki dewasa yang sangat tampan di usianya yang menginjak tiga puluh sembilan tahun itu adalah CEO sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang properti, fashion dan juga makanan. Kehidupan yang kaya dan memiliki paras rupawan, membuat jeff selalu dikelilingi banyak wanita. Namun sayang hati jeff yang sudah terlanjur kecewa dengan satu wanita yang tak lain adalah mantan istrinya, membuat jeff enggan berhubungan lagi dengan yang namanya wanita.

Namun, saat tadi ia melihat Queen, hati jeff tiba-tiba merasakan sesuatu yang selama ini menghilang. Jantungnya berdebar-debar cukup kencang saat melihat senyum manis Queensha. Rasanya ia ingin mengenal lebih jauh gadis belia itu.

Di dalam mobil yang di kendarai oleh mark, jeff terlihat menatap keluar jendela sambil menopang dagunya. Pikirannya terus saja melayang membayangkan wajah cantik Queen.

" Aku harus bisa mendapatkanmu gadis nakal ", gumam jeff seraya tersenyum smirk.

********

Selamat datang di novel ke empat othor. Semoga kalian suka. Jangan lupa dukungannya biar othor semangat up datanya. Terima kasih 😘😘

BAB 2

Pagi harinya, di dalam ruangan dengan nuansa abu-abu putih, Jeffander terlihat tengah duduk di kursi kebesarannya sambil membaca berkas di tangannya dengan serius.

" Queensha Naura Claire, usia dua puluh tahun, sedang kuliah di universitas xxxx. Kepribadian, ceria, bar-bar, ceroboh dan sedikit bo dohh ", saat membaca kalimat terakhir, Jeff melirik ke arah Mark untuk meminta penjelasan.

Mark yang mengerti maksud dari lirikan bosnya itu buru-buru menjelaskan. " Itu berdasarkan pendapat orang-orang yang sudah saya tanyai bos. Mereka adalah orang-orang yang cukup mengenal gadis itu ".

Setelah mendengar jawaban dari Mark, Jeff kembali meneruskan membaca berkas itu. " Ia adalah putri dari tuan James claire pemilik perusahaan Royal Groub? ".

" Benar bos. Dan perusahaan itu saat ini tengah mengajukan proposal kerja sama pada perusahaan kita untuk menyelamatkan bisnisnya yang hampir bangkrut. Mereka sepertinya sangat mengharapkan investasi yang cukup besar dari perusahaan kita ", jelas Mark.

" Apakah kamu sudah menyelidiki perusahaan itu Mark? ",

" Saya sudah menyelidikinya bos. Perusahaan tuan James awalnya cukup maju. Namun sayangnya orang kepercayaannya telah mengkhianatinya dengan membawa lari ide perusahaan dan menjualnya pada perusahaan lain. Padahal ide yang sedang mereka garap sudah menghabiskan banyak dana. Sehingga perusahaan tuan James sekarang mengalami krisis keuangan. Untungnya mereka masih memiliki satu produk lagi yang akan diluncurkan. Akan tetapi saat tuan James mencari investor kesana kemari, banyak perusahaan yang menolak bekerja sama dengan perusahaan tuan James karena isu yang mengatakan jika perusahaan tuan James hampir bangkrut ",

Jeff tampak manggut-manggut mendengar penjelasan panjang lebar dari Mark. " Baiklah Mark, kamu hubungi tuan James sekarang. Beritahu padanya untuk datang ke perusahaan kita besuk pagi untuk membahas proposal kerjasama yang ia ajukan ".

" Siap bos ",

" Kalau begitu kau sudah boleh kembali ke ruanganmu ",

" Baik bos ", Mark segera berlalu keluar dari ruangan bosnya itu.

Setelah mark menutup kembali pintu ruangannya, Jeff terlihat beranjak dari duduknya dan berjalan menuju jendela besar yang menampilkan pemandangan gedung-gedung tinggi. Pikirannya kembali menerawang mengingat senyum manis Queen yang mampu membuat dadanya berdebar-debar.

" Sepertinya takdir sedang berpihak padaku. Tunggu saja gadis nakal, perangkap cintaku akan menjeratmu perlahan-lahan ", ucap Jeff seraya tersenyum smirk.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Siang harinya di kampus, Queen yang merasa haus segera berlari ke arah kantin setelah menyelesaikan mata kuliahnya. Ia segera memesan dua gelas jus jeruk sekaligus. Setelah pesanannya datang, Queen segera meneguk salah satu jusnya hingga habis.

" Ah segarnya ", gumam Queen sambil mengusap sisa jus jeruk di bibirnya.

Dari kejauhan tampak Emma dan Olivia berjalan mendekat ke arahnya.

" Hey Queen, kenapa kau berlari begitu cepat, seperti orang kebelet BAB saja ", omel Emma seraya mendudukkan diri di samping Queen. Sedangkan Olivia lebih memilih duduk di bangku yang berada di depan kedua sahabatnya.

" Sorry baby, aku tadi merasa haus sekali. Mata kuliah tuan Andrew sungguh membuat tenggorokan ku kering kerontang ", kesal Queen yang tadi di suruh oleh tuan Andrew untuk mempresentasikan tugasnya di depan kelas. Dan yang membuat queen bertambah kesal adalah, setelah presentasinya itu selesai tuan Andrew malah mencecarnya dengan banyak pertanyaan yang akhirnya membuat Queen kelimpungan menjawabnya.

" Sehabis dari sini kau mau kemana Queen ? ", tanya Olivia sambil memakan bakso pesanannya yang baru datang.

" Tentu saja pulang, memangnya mau kemana lagi. Hari ini aku rasanya lelah sekali ", keluh Queen sambil menyesap kembali jus jeruknya di gelas yang kedua.

Manik matanya yang hitam legam itu tampak mengedarkan pandangannya ke arah pintu masuk kantin. Saat Melihat seseorang yang baru masuk ke dalam kantin, mata queen langsung berbinar.

" Rexton ", gumam Queen yang masih terdengar oleh Emma dan Olivia. Keduanya pun langsung mengikuti arah pandang sahabatnya itu. Emma yang melihat queen hendak beranjak dari duduknya langsung mengeluarkan ultimatum.

" Jangan coba-coba untuk menghampiri lelaki itu Queen ", suara Emma memperingati.

" Kenapa? "

" Come on Queen, jangan merendahkan dirimu lagi di depan Rexton. Kamu terlalu berharga untuk di sepelekan olehnya. Lelaki sombong dan angkuh seperti Rex tidak pantas untukmu ",

" Tapi aku sangat mencintainya Em ", jawab queen lirih. Raut wajah gadis cantik itu berubah sendu. Emma yang melihat queen menunduk sedih, segera mengusap bahu sahabatnya itu dengan lembut.

"Lalu sampai kapan kau akan mengejarnya? Kau itu bukan tipe yang di inginkan olehnya. Cobalah membuka hati untuk pria lain yang lebih peduli padamu Queen. Seperti Kenzio atau Damian yang selalu mengejarmu ", kata Emma menasehati. Olivia yang sedari tadi diam tampak mengangguk-angguk setuju dengan ucapan Emma.

" Tapi aku sama sekali tidak tertarik untuk berhubungan dengan mereka ", jawab Queen lesu.

" Atau dengan lelaki yang ada di cafe waktu itu saja ", usul Olivia tiba-tiba.

" Yang mana ? ", tanya Queen amnesia.

" Yang itu, lelaki dewasa yang resletingnya terbuka dan memperlihatkan celini dilimnya ", jawab Oliv sambil mengulum senyumnya. Bayangan sesuatu yang besar di balik celana pria dewasa itu membuat otak mesum Olivia memikirkan hal yang tidak-tidak.

" What? lelaki tua dan genit itu? No, aku tidak mau. Meski dia cukup tampan tapi aku nggak akan bisa menyukai lelaki yang usianya terpaut jauh dariku. Rasanya geli sekali, seperti pacaran dengan paman sendiri ", jawab Queen sambil bergidik ngeri.

" Hey kau jangan asal bicara Queen. Jangan sampai kau termakan omonganmu sendiri ",

" Iuh amit-amit ", jawab Queen sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

.......

Setelah acara mengobrol ngalor ngidul dikantin kampus, Queen akhirnya memutuskan untuk pulang. Ia yang sudah tiba di rumah setengah jam yang lalu, kini sedang bersantai di dalam kamarnya. Ia terlihat sibuk menatap layar ponselnya yang di penuhi oleh foto Rex yang ia ambil secara diam-diam.

Hati Queen tiba-tiba kembali berdenyut nyeri saat mengingat kejadian tadi siang, dimana lelaki pujaan hatinya itu terlihat tengah memeluk Chelsea, gadis yang terkenal pintar dan cantik di kampusnya.

" Rex, kenapa kau itu bodoh sekali. Kenapa kau tidak bisa melihat cinta yang begitu besar dariku? Apa kau itu tidak punya hati untuk merasakannya Rex? Kenapa kau malah tertarik dengan perempuan angkuh seperti Chelsea. Tidak ingatkah kau siapa yang selalu membawakan air minum saat kau kehausan setelah bermain basket. Kau memang lelaki bodoh Rex ", kesal Queen menumpahkan semua rasa kecewa dan sakit hatinya pada lelaki tampan itu.

" Aku harus bagaimana? Apa aku harus les privat supaya aku semakin pintar dan kau mau melirikku ", gumam Queen sambil menopang dagu. Setelah lelah bergelut dengan pikirannya sendiri, Queen pun akhirnya tertidur sambil memeluk ponselnya.

*******

Jangan lupa dukungannya 😘😘

Othor tunggu loh ya 😁😘

BAB 3

Sesuai janji yang disepakati, pagi itu pukul sepuluh tuan James sudah tiba di lobby kantor milik Jeffander. Karena tuan James sudah memiliki jadwal temu dengan Jeff, maka pegawai bagian resepsionis itu mempersilahkan tuan James untuk langsung naik ke lantai sepuluh. Dengan sedikit gugup, tuan James tampak keluar dari dalam lift yang telah membawanya sampai ke tempat tujuan.

Ini adalah kali pertama tuan James mengajukan kerjasama dengan perusahaan Jeff yang terkenal memiliki cabang di dalam maupun di luar negeri. Jadi wajar saja jika tuan James yang hanya memiliki perusahaan kecil itu menjadi nervous saat akan bertemu dengan pimpinan perusahaan sebesar Vanders Group. Di depan ruangan Jeff, tampak Helena sekretaris Jeff sudah berdiri untuk menyambut kedatangannya.

" Selamat pagi tuan James Claire ", sapa Helena ramah.

" Selamat pagi ",

" Mari saya antar ke ruangan tuan Jeff ",

" Terima kasih ",

Helena pun mengantar tuan James sampai ke depan pintu ruangan Jeffander. Setelah mengetuk pintu dan mendapat jawaban dari dalam, Helena membukakan pintu itu dan mempersilakan tuan James masuk.

" Terima kasih ", ucap tuan James sopan. Jeffander yang menyadari kedatangan ayah dari gadis yang tengah ia incar, segera menampilkan senyum ramah.

" Selamat datang tuan James ", sambut Jeffander seraya berdiri dari duduknya menyalami tuan James dan mempersilahkannya duduk.

" Terima kasih tuan Jeff ",

Keduanya pun duduk di sofa yang tersedia di ruangan itu. Sedangkan mark tampak berdiri dengan setia di samping sofa yang di duduki bosnya.

" Selamat datang di perusahaan saya tuan James. Bagaimana kalau kita langsung saja membahas proposal kerjasama yang tuan James ajukan ",

" Begitu juga lebih bagus ", jawab tuan James yang membuat Jeff tergelak.

" Saya sudah membaca setiap poin yang Anda tawarkan. Dan saya bisa melihat banyak peluang keuntungan yang bisa kita dapatkan. Akan tetapi ada satu hal yang membuat saya sedikit ragu ", kata Jeff menjeda kalimatnya. Tentu saja ucapan Jeff membuat tuan James ketar-ketir.

" Kalau saya boleh tahu, apa yang membuat anda ragu tuan Jeff ",

Jeff tampak diam sesaat. Ia lalu berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah meja kerjanya. Kemudian ia berbalik menatap ke arah tuan James sambil menyandarkan dirinya di tepian meja kerjanya.

" Nilai investasi yang Anda inginkan dari perusahaan saya sangat besar tuan James. Ya meski bagi perusahaan saya nilai itu tidak seberapa, namun mengingat perusahaan Anda yang tengah memiliki masalah internal, tentu membuat saya sedikit ragu untuk meneruskan kerjasama ini. Saya tidak mau mengambil resiko yang bisa membuat perusahaan saya merugi ",

Tuan James yang mendengar ucapan Jeff ander langsung terlihat panik. ", Anda tidak usah khawatir soal itu tuan. Saya bisa menjamin jika kerjasama kita akan sukses besar ", ucap tuan James berusaha meyakinkan lawan bicaranya.

" Saya bisa saja menyetujui kerjasama ini sekarang juga. Tapi ada syarat yang harus anda penuhi ",

" Apa itu tuan Jeff? ", tanya tuan James antusias.

" Saya menginginkan putri Anda ",

DEG

🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Malam harinya di kediaman keluarga Claire.

Tadi setelah makan malam usai, tuan James meminta Queen untuk menemuinya di ruang kerjanya. Tentu saja hal itu membuat Queen bertanya-tanya, ada hal penting apa yang akan di sampaikan oleh daddy nya itu.

TOK TOK TOK

" Dad ini Queen ",

CEKLEK

Tampak mommy Lucia yang tengah membukakan pintu itu.

" Masuklah sayang ", kata Luci yang di angguki putrinya. Setelah Queen masuk, Lucia segera menutup pintu itu kembali.

" Ada perlu apa daddy memanggilku kemari? ", tanya Queen to the point. Sebenarnya hati Queen sedikit takut. Ia khawatir jika daddynya itu mendapat laporan dari kampus lagi mengenai nilai mata kuliahnya. Ia takut jika jatah bulanannya akan berakhir di bekukan lagi oleh daddynya.

Sebelum menjawab pertanyaan putrinya, tuan James tampak menghela napas pelan. " Queen, daddy memanggilmu kemari karena daddy ingin meminta bantuanmu ".

Queen yang mendengar ucapan daddynya sontak mengernyitkan dahinya. Tumban sekali daddynya itu meminta bantuannya.

" Bantuan apa dad? "

Lagi-lagi tuan James menghela napas pelan. Ia terlalu berat untuk meneruskan ucapannya.

" Daddy ingin meminta bantuanmu untuk menjadi asisten pribadi tuan Jeffander selama satu tahun ",

" Asisten pribadi? Tuan Jeffander? tanya Queen tidak mengerti.

Mommy Lucia yang melihat suaminya kesulitan untuk mengutarakan maksudnya, segera mengambil alih untuk menjelaskan pada putrinya itu.

" Begini sayang, daddy mu ini tengah mengajukan kerjasama dengan perusahaan milik tuan Jeffander untuk bisa mendapatkan investasi agar perusahaan daddymu bisa terus berjalan. Karena investasi yang daddymu perlukan cukup besar, tuan Jeff menjadi sedikit ragu. Namun kemudian tuan Jeff memberikan penawaran pada daddy. Ia bisa menerima kerjasama itu tapi dengan satu syarat, yaitu menjadikan mu sebagai asisten pribadinya ",

Queen tampak terdiam, otaknya berusaha untuk mencerna ucapan mommy nya. " Tapi kenapa meski aku mom? Mommy kan tahu jika aku masih kuliah. Kenapa tidak kak Daniel atau kak Katie saja. Mereka lebih pintar dari pada aku mom ", cicit Queen keberatan.

" Kakakmu Daniel sibuk membantu mengurus perusahaan daddymu yang tengah kesulitan dana. Sedangkan kakakmu Katie, ia tengah sibuk mengurus anaknya yang masih balita. Lagi pula yang di inginkan tuan Jeff itu kau Queen ",

" Menginginkan aku? ", tanya Queen semakin bingung.

" Ya "

" Tapi kenapa? Aku tidak mengenalnya sama sekali mom ",

" Mommy dan daddy juga tidak tau Queen. Mungkin tuan Jeff pernah melihatmu dan tertarik denganmu sayang. Mommy harap kamu mau menyetujuinya sayang, untuk kali ini mommy mohon bantulah daddymu. Hanya menjadi asisten pribadinya selama setahun, dan setelah itu kau bisa bebas menjalani hari-harimu seperti biasa ", mohon Lucia pada putrinya.

" Benar nak, bukankah daddy tidak pernah meminta sesuatu padamu sebelumnya. Jadi daddy mohon kali ini bantulah daddy ", ucap tuan James ikut memohon pada sang putri.

Queen tampak diam sesaat, ia bingung harus menjawab apa. Jika ia menuruti kata hatinya, tentu saja ia akan menolak dengan tegas. Namun logikanya tidak bisa mengabaikan wajah memohon dari kedua orang tuanya. Apalagi selama ini daddynya itu selalu menuruti semua keinginannya.

" Baiklah dad, Queen setuju. Tapi tuan Jeff tidak keberatan kan jika aku membagi waktu dengan kesibukanku di kampus ", tuan James yang lega mendengar jawaban dari putrinya langsung menggelengkan kepalanya.

" Tuan Jeff tidak keberatan sama sekali ",

" Syukurlah ", ucap Queen.

" Tapi ada satu hal yang harus daddy sampaikan ", ucap tuan James sedikit ragu.

" Apa itu dad ",

" Selama bekerja dengan tuan Jeff, kau harus tinggal di rumahnya Queen ",

Queen yang mendengar ucapan daddynya langsung melotot tidak percaya.

" Whatttt ",

**********

Hayo loh Queen 😁

Ayo reader dukungannya jangan sampai lupa. Like, komen subscribe dan hadiah. Buat yang sudah kasih dukungan, othor ucapkan makasih banyak.

Ceritanya akan semakin seru loh, ikuti terus ya 😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!