NovelToon NovelToon

MEMPELAI KABUR KINI KEMBALI

Pergi

Gadis cantik dengan surai panjang berwarna cokelat. Berdiri di balkon kamar hotel lalu berteriak dengan keras. Sangat kesal! Kekesalannya membuat kepala terasa ingin pecah hingga mendorongnya berteriak sebanyak tiga kali.

Brielle Annelys dan Mario Wardhana akan melangsungkan ijab kabul malam ini dilanjut dengan resepsi esok hari. "Tega sekali kakek menjodohkan ku dengan orang asing yang tidak aku kenal"

"Bagaimana dengan mimpiku?"

"Aku bahkan baru menyelesaikan wisuda Minggu kemarin"

"Inikah maksud kakek? Bahwa tidak perlu khawatir dengan perusahaan. Aku bebas memilih jurusan diluar bisnis. Karena 4 tahun itu adalah kebebasan terakhir ku?"

Brielle yang malang. Hanya bisa meluapkan amarah seorang diri.

Tuan Henry Adiwarna sangat kejam dan tegas, satu fakta yang membuat Brielle hanya bisa terdiam tidak berani berbicara satu kata pun saat mendapat titah mengerikkan dari kakeknya.

Beruntung memiliki otak cerdas. Saat di lobi brielle seketika mendapat ide untuk menyelipkan kartu ATM pada seorang pelayan pria. "Awasi aku cari tahu dimana kamarku, cari peluang untuk masuk ke dalam dan beri aku pertolongan! Aku ingin kabur dari sana. Maka akan kuberikan pin kartu ini yang akan menjadi milikmu"

Esok harinya Brielle masuk kedalam kamar kemudian keluar kembali ke balkon dan kegiatan itu berulang selama enam kali karena merasa cemas. Apakah pelayanan itu akan datang? Bagaimana jika tidak?

Aaaaakhhhh! Rasanya dia ingin melompat saja dari lantai 23 ini. Tapi saat mengintip ke bawah melalui balkon sepertinya itu ide yang buruk. Alih-alih lolos kabur dari pernikahan Justru yang akan terjadi adalah mempelai pria ditinggal mati calon mempelai wanita, yang jasadnya ditemukan tergeletak di aspal dengan organ yang sudah keluar dari tempatnya.

Sial! Brielle kehabisan akal. Tidak ada rencana cadangan yang ada hanya rencana spontan yang belum tentu berhasil, atau bahkan pelayan itu bisa saja memberitahu kakek mengenai rencananya lalu mendapatkan imbalan besar.

Brielle berusaha mengatur napas, karena gugup dan khawatir kakinya gemetaran bahkan perut rasanya mual. Keringat mulai bercucuran dikening. Tidak tahu harus bagaimana lagi apa mungkin sudah takdirnya untuk menikah hari ini, apa pria yang Brielle belum pernah melihat bagaimana penampilan fisik dan karakternya adalah jodoh hidupnya? Ah! Tidak! Tidak boleh menyerah!

Brielle berusaha menguatkan diri. Dengan memejamkan mata dia berdoa kepada Tuhan.

"Berikan aku kesempatan untuk bisa kabur dari sini tuhan, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan hidup ini, aku akan dengan serius mengejar mimpi dan memperbaiki diri"

Saat membuka mata ada suara dari dalam kamar. Suara ketukan pintu.

Brielle melangkah masuk kedalam kamar dan ternyata benar.

"Nona muda! Pelayan membawakan makan siang!" Seorang penjaga diluar pintu memberi tahu yang kemudian disusul dengan tiga orang pelayan membawa satu Troly makanan. dua pelayan wanita dan satu pelayan pria

"Dia pelayan yang kemarin " gumam Brielle

setelah pintu ditutup, pelayan pria dan pelayan wanita bergerak cepat mereka dengan lihai meletakkan semua makanan di meja.

"Nona! Aku pelayan yang kemarin kau berikan kartu ini. aku tahu kau keluarga terpandang dan terhormat! Aku dan teman-temanku siap membantu nona untuk kabur dari sini!" bisik pelayan pria sembari mengangkat taplak penutup Troly makanan, seperti menyuruh Brielle masuk kedalam.

"Terima kasih tuhan" Batin brielle

"Baiklah, Ayo" Seperti langsung mengerti Brielle kemudian masuk kedalam Troly, dengan segera pelayan mendorong Troly. Saat sedang meletakkan makanan diatas meja tadi, pelayan wanita yang lain segera menyalakan air pada keran.

Pelayan wanita mengetuk pintu lalu pintu segera dibuka dari luar oleh penjaga.

"Makanan telah kami letakkan dimeja. Nona ingin mandi terlebih dahulu katanya" pelayan pria berkata pada penjaga di pintu yang untungnya disambut anggukan.

Troly berhasil didorong keluar dari kamar hotel. Jantung Brielle rasanya akan copot saat melewati penjaga.

"Tunggu!" oh tidak ada apa lagi ini, apa aku ketahuan? Apa dia curiga? Brielle bertanya-tanya didalam hati sambil menahan napas.

"Apa Kau bisa membawakan ku segelas air setelah membawa Troly?" ternyata pengawal ingin minum

"Iya baik akan segera kami bawakan"

Aman. Mereka lolos. Troly berhasil didorong dan bahkan sudah masuk ke dalam lift. Pelayan menekan tombol menuju basement. Setelah beberapa saat pintu lift terbuka, syukurlah mereka sudah sampai tanpa ketahuan.

Ketika Brielle keluar dari Troly, ada dua motor menunggu disana. Bersama ketiga pelayan, Brielle berhasil kabur. Rencana yang rapih bahkan pelayan wanita sangat hebat karena bisa mengendarai motor pikir Brielle.

Brielle minta diturunkan disalah satu apartemen kawasan elite jakarta. "Terima Kasih kalian sangat hebat. Aku tidak punya banyak waktu, akan segera kulanjutkan rencana ini, kita berpisah disini"

"Jangan pernah berpikir untuk kembali bekerja di hotel "

" Di ATM itu ada uang 10M! Sebagai ucapan terima kasih ku kalian bisa berbagi dan urusan kita selesai disini sembunyikan identitas kalian "

" Pin-nya 010167 " Para pelayan mengangguk, Brielle tersenyum dan berbalik badan pergi melangkah masuk ke dalam apartemen. mereka berpisah disana.

Setelah sampai di lantai 11 Brielle bergegas masuk kedalam salah satu unit apartemen. Ini adalah rumah brielle selama 2 tahun terakhir berkuliah. Kakek memberinya izin setelah mengatakan ingin fokus menyelesaikan tugas akhir kuliah.

Brielle membuka satu tas jinjing, mengambil passport dan 1 buku tabungan rahasia yang tidak diketahui siapapun termasuk keluarganya.

Segera dia berganti pakaian menggunakan celana training, jaket hitam oversize dan topi.

Brielle segera meninggalkan apartemen dengan selembar tiket menuju keluar negeri. Ketika mendengar perihal pernikahannya dia memberanikan diri memesan tiket dihari yang sama dengan tanggal pernikahannya. Untuk berjaga-jaga kalau saja ada sedikit peluang untuk bisa menyelamatkan diri.

Setelah kakek mengetahui ini semua. Sangat mudah untuk melacak keberadaan brielle dengan menggunakan kekuasaan dan koneksi. Sudah Brielle pertimbangkan, Dia akan menggunakan identitas orang lain disana. Dia sudah menghubungi seorang yang ahli dengan itu.

Ada sedikit rasa cemas. Bagaimana kah kehidupannya nanti di negeri orang dalam keadaan benar-benar sendiri tanpa ada satu pun keluarga.

Apa dia masih akan bisa mengejar mimpinya? Dan bagaimana kehidupan keluarga setelah semua kekacauan yang brielle buat.

Lagi-lagi dia pasrahkan semua kepada tuhan bagaimana hidpnya semoga selalu ada jalan dan kemudahan disetiap langkah yang diambil.

Brielle selalu yakin, dengan berdoa bersungguh-sungguh dan yakin akan dikabulkan maka pasti akan terkabul. Jika sudah datang dan memohon kepada tuhan tidak mungkin tuhan mengabaikan hambanya.

"Tuhan tolong lindungi aku dan Semoga kakek selalu sehat"

Mungkin sudah jalannya

Seorang pria muda berusia 24 Tahun, Tampak rupawan mengenakan Tuksedo Hitam. Sedang duduk di depan ruang ICU memegang kotak cincin merah.

"Wanita Bodoh"

"Untunglah kondisi mama sudah membaik"

"Sean, Tolong awasi mamaku! Aku ingin kembali ke rumah untuk istirahat" Perintahnya kepada asisten pribadi yang telah menemani selama 3 tahun terakhir.

"Kau buang saja cincin ini! Jangan berpikir untuk menjualnya! Walaupun kubeli dengan uangku sendiri, aku tidak Sudi kau menggunakan itu. Gaji dariku bahkan lebih besar"

"Baik tuan" Sean mengambil kotak cincin yang diserahkan oleh atasannya.

"Kacau sekali hari ini " Gumam Sean menatap sang atasan yang telah berlalu pergi meninggalkan ruang icu.

Sean melonggarkan dasinya. Ada yang bergetar disaku celananya. Segera dia lihat ternyata ada sebuah pesan teks anonim.

"Aku tahu pesta pernikahan Mario dibatalkan "

"Masih saja belum menyerah! Dasar bebal!" Sean memijat pangkal hidungnya

Tak berselang lama seseorang keluar dari ruang ICU

" Dimana Mario? " Seorang pria paruh baya bertanya pada Sean

"Tuan muda telah kembali ke rumah untuk beristirahat Tuan. Saya diminta untuk mengawasi nyonya disini"

" Ah begitu. Baiklah biarkan dia beristirahat. Hari yang berat, dia bahkan baru saja sampai sore tadi dari perjalanan bisnisnya tetapi siapa yang bisa menyangkal takdir"

" Keluarga Adiwarna tentu juga sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja "

" Cucu perempuan yang diharapkan pergi entah kemana"

"Apa tuan tidak marah?" Sean mengajukan pertanyaan

"Marah kepada siapa? Adiwarna? Cucu perempuannya?" Tebak ayah mario

"Marah kepada mereka semua tuan?" Sean menjawab tegas

"Cucu perempuan Adiwarna tidak sepenuhnya salah! wajar dia menolak. Usianya bahkan 3 tahun dibawah Mario"

"Gagalnya pernikahan ini juga bukan sepengatahuan Adiwarna tentunya."

"Mungkin sudah jalannya seperti ini"

"Dokter tadi bilang Renisya mengalami shock makanya penyakitnya kambuh, untunglah sekarang sudah baik-baik saja"

"Tidak apa! orang-orang juga tidak akan berani bergunjing. Apa mereka siap kehilangan koneksi keluarga kita Sean?" Tanya ayah Mario pada Sean.

"Sean hanya bisa memasang tampang datar"

"Hahaha sudahlah tidak usah dipikirkan. Kau bisa pulang beristirahat. Biar aku dan sekertaris ku disini" Perintah tuan besar keluarga Wardhana

💸💸💸

Setelah mengetahui Brielle tidak ada di kamar hotelnya, Henry kakek Brielle memerintahkan asisten pribadinya untuk mencari sang cucu.

Apartemen Brielle kosong. Para pelayan di rumah mengatakan brielle belum menginjakkan rumah seharian ini.

Anggota keluarga, kerabat dan teman-teman dekat Brielle juga tidak tahu dimana gadis itu.

"Kemana kau Brielle"

"Karena hanya terdiam saat kakek memberitahu mengenai perjodohan ini, kau hanya terdiam sehingga kusimpulkan kau akan menurut"

"Tapi dibalik diam mu kau berencana kabur"

"Oh lihatlah kekacauan ini. Aula telah dihias begitu indah dengan bunga kesukaan mu nak"

"Seharusnya sekarang kau dan anak Wardhani telah menjadi sepasang suami isteri yang telah melangsungkan ijab Qabul"

"Sialnya ruangan ini hanya ada kakek disini"

"Kau persis seperti ibumu, keras kepala!"

Henry Adiwarna hanya bisa menyesali situasi yang telah terjadi. Mau bagaimana lagi semua sudah terjadi.

"Cari keberadaan cucuku, bawa dia segera ke rumah dan tidak akan kuampuni anak itu"

Dia hentakkan tongkat di tangan kanannya begitu keras tidak habis pikir dengan ulah cucu perempuannya itu.

🔥🔥🔥

4 Tahun Kemudian

Di salah satu gedung perkantoran di jakarta.

"Tuan muda ini beberapa berkas untuk proyek yang tuan minta" Sean meletakkan banyak map diatas meja kerja dengan papan nama yang bertuliskan CEO Mario Wardhana.

"Iya terima kasih"

"Nyonya mengirimkan makan siang tuan, karena ini jam makan siang apa mau saya siapkan sekarang?"

"Baiklah" Ucap Mario singkat lalu dengan segera menghentikan aktivitasnya membaca file penting pada tablet miliknya dan mengambil ponsel untuk mengirim pesan teks.

"Terimakasih ma!" Baru saja pesan teks itu terkirim, Mario segera mendapat balasan dari sang ibu

"Semoga kau suka. Mario sekarang mama sedang makan siang dengan teman-teman arisan.." Oh tidak Mario berhenti sejenak belum siap menyelesaikan membaca pesan tersebut, saat mamanya memulai kalimat seperti itu sudah bisa ditebak apa kalimat selanjutnya.

"Anaknya aunty herlin sudah kembali dari menyelesaikan studi S2 di Singapore, wah ternyata anaknya makin cantik saja, padahal dulu terakhir mama lihat dia berkulit hitam, tapi kok sekarang bening sekali aduh mama sampai pangling"

"Minggu depan dia akan menikah! ah mama iri sekali kau jangan terlalu menyibukkan diri dengan bekerja, ayo carikan mama calon menantu" Mario memijat pangkal hidungnya, selalu saja seperti ini, mama benar-benar membuat pusing, pikir Mario

Aroma makanan buatan mama Mario sudah memenuhi ruangan kerja saat Sean menghidangkan di meja dekat meja kerjanya.

"Duduk Sean makanan ini banyak sekali, ayo makan bersama"

"Kenapa wajah tuan terlihat aneh"

"Apa kau mau bertukar tubuh denganku" baru saja Sean menyuapkan sesendok makanan kedalam mulut dan seketika makanan itu membuatnya tersedak.

Mario memberikan air minum kepada Sean "Mamaku selalu saja rewel dan membuat pusing. Alasan kenapa aku jarang berkunjung kerumah karena tidak ingin bertemu langsung dengan mama, bertukar pesan saja banyak yang ditanyakan, mungkin jauh lebih baik jika yang mama tanyakan itu soal bagaimana tentang kondisi perusahaan. Tapi.." Belum Mario selesaikan yang akan dikatannya tapi Sean menyela "Tapi nyonya selalu memintamu mencari calon istri" tepat sekali! Sean tepat sasaran

Mario mengunyah makanan ogah-ogahan dan menyandarkan punggung di sofa.

"Tuan muda anak laki-laki satu-satunya di keluarga tuan Wardhana jadi pantas saja jika hal itu membuat nyonya menaruh perhatian lebih dan mengingat umur tuan muda juga sudah menginjak usia 28 tahun, usia yang sangat pas untuk membangun rumah tangga"

"Iya tapi mama terlalu pemilih"

"Kalau aku jadi mama tuan muda, pasti akan kulakukan hal yang sama, lihatlah wanita-wanita yang pernah tuan kenalkan kepada keluarga, hampir semua didapatkan di tempat yang sama, club malam?" Telak Sean membuat Mario tertawa, hei apa ada yang lucu disini, pikir Sean yang tentu hanya didalam hati. Tidak berani dia mengatakan secara langsung atau tidak Mario akan melayangkan SP 3 padanya.

"Hahaha kau ini sangat kuno Sean, apa kau juga tidak menyukai wanita yang sering pergi ke club malam? Hey! kenapa? Bukankah mereka hanya mencari kesenangan sama seperti ku? Lagi pula mereka juga dari keluarga kaya dan terpandang."

Sean mengedikkam bahu "Tapi menurut nyonya hal seperti itu bukan hal yang wajar untuk dilakukan, banyak hal yang bisa dilakukan wanita disaat merasa bosan"

"Hm, tidak! Untuk masalah pernikahan kali ini aku harus mencari sesuai dengan pilihan ku. Bukan pilihan papa atau mama" Tegas Mario

"Baiklah terserah kau tuan ini adalah hidup mu, tapi boleh aku bertanya?"

Mario mengernyit ''Katakan"

"Ekhem" Sean berdehem gugup "Mengenai kejadian empat tahun silam, kalau saja pernikahan itu terjadi mungkin tuan muda sekarang sudah memiliki dua anak mungkin? Atau bahkan tiga? Apa tuan tidak penasaran dengan cucu tuan Adiwarna?" oh Sean berani sekali menanyakan hal ini, untunglah dia bahkan sudah dianggap Mario seperti saudara sendiri sehingga pria itu tidak menunjukkan raut wajah kesal sedikit pun.

"Benar aku sampai lupa, sudah empat tahun ternyata"

"Untuk apa aku penasaran, mungkin wanita itu kabur karena memiliki seorang kekasih dan mereka telah hidup di suatu tempat entah dimana. Dan kalaupun kami jadi menikah waktu itu belum tentu juga kami akan masih bersama bisa jadi kami telah berpisah karena tidak Saling mencintai"

Sean diam sejenak"Hm' benar juga"

🔥🔥🔥

4 tahun kemudian

Melbourne, Australia

Sudah empat tahun brielle meninggalkan Indonesia dan selama itu juga dia belum pernah kembali menginjakkan kaki di jakarta kota kelahirannya.

Pertama meninggalkan Indonesia brielle berangkat ke Singapura menggunakan identitas aslinya dan kemudian dengan identitas palsu dia terbang ke Swiss dan tinggal disana selama beberapa bulan hingga kemudian berpindah ke Melbourne, Australia dan menetap disana.

Sengaja dia melakukan hal itu agar orang suruhan kakeknya tidak dapat melacak keberadaannya. Swiss sangat indah akan menyenangkan untuk bisa tinggal disana tapi negara itu sangat digemari banyak turis yang membuat Brielle berpikir mungkin saja dia bis a ditemukan.

Dulu ketika Brielle masih berkuliah dia sudah mempunyai tabungan cari hasil kerja kerasnya. Tnpa pengetahuan sang kakek, Brielle memiliki kanal Yo**ube dengan kontek memasak yang sudah memiliki banyak langganan channel.

Hal itu tetap dilanjutkan Brielle selama tinggal di Australia untuk melanjutkan hidup tanpa sponsor dari kakek. Bahkan pekerjaan itu semakin berkembang sehingga membuat Brielle mempekerjakan banyak orang untuk membuat acara memasak di kanalnya. Penghasilan yang besar sehingga bisa menjamin gaya hidupnya yang terkesan mewah.

Berbelanja, jalan-jalan keliling dunia, dan bisa melanjutkan mimpinya menjadi seorang penulis membuat brielle tidak meeindukan rumah. Mungkin sedikit rindu dengan kakeknya tapi dia tidak ingin kembali.

Entahlah kakek masih peduli atau tidak, sejauh yang Brielle ingat tentang kakeknya beliau adalah orang yang keras dan berpegang teguh pada prinsip. Tentu beliau marah besar karena brielle memilih pergi dan tidak ada kabar sama sekali. Bahkan bisa saja kakek memutuskan tidak mencari dirinya, Brielle tidak mau tahu tentang itu karena masih sangat ingin hidup sendirian dengan tenang, mengejar mimpi tanpa harus mengikuti sesuatu yang bukan atas dasar kemauannya.

Tidak pernah sekalipun didapatkannya sedikit kabar dari Indonesia entah itu tentang keluarga atau teman-teman disana. Social media yang lama sudah tidak pernah dibukanya sampai sekarang.

"Kak brie ini ada paket, Barus saja datang sekalian aku bawa kesini"

"Taruh di meja"

"Dari mana saja kau Teo sedari siang hingga sore begini baru kembali"

Dia Teo asisten brielle dua tahun terakhir. usianya 2 tahun dibawah brielle. Dan Brianna adalah identitas palsu brielle selama diluar negeri.

Tapi Teo selalu memanggilnya kak brie, Iya! Brielle menceritakan tentang masalahnya. Hanya kepada Teo karena dia satu-satunya yang bisa dipercayai dari semua teman satu negara asal yang di kenalnya di Australia.

"Dari mana lagi kalau bukan mengurusi urusan mu yang mulia ratu!" Ejek Teo ketus

"Hahaha Mana kulihat yang kuminta tadi"

Teo menaruh paper bag berisi banyak parfum di sofa sebelah tempat Brielle duduk. "Ada sepuluh parfume dengan aroma jasmine dari brand berbeda"

"Thanks Teo!"

"Kadang kau ingin mencoba berbagai macam jenis kopi untuk mendapatkan inspirasi menulis karakter pria, mencoba jenis olahraga baru atau bahkan duduk ditempat ramai mengamati orang-orang"

"Lalu berkeliling kota atau bahkan keluar negeri untuk mendapat inspirasi ide suatu cerita dan masih banyak lagi hal aneh lainnya"

"Aneh? Hahaha kenapa aneh" Brielle tertawa lepas karena wajah Teo terlihat serius saat mendeskripsikan kebiasaannya tadi

"Ya aneh karena kau terlihat seperti psikopat menurutku, lihatlah sekarang ini ada berbagai macam merek parfume dengan aroma yang sama, apalagi kali ini?"

"Aku sedang terinspirasi menambahkan satu karakter baru dalam cerita! Seorang wanita yang tenang dan monoton, untuk itu aku ingin mencari aroma parfum melati agar saat aku bingung untuk membuat plot dialognya nanti, maka bisa kuhiruo bau parfumnya agar seperti aku ada didalam cerita"

"Lalu kau seperti seolah-olah berdialog dengan para karakter?" TembakTeo penasaran

"Benar sekali!"

"Ah aku semakin pusing kak brie! Apa kau memposisikan dirimu dengan berbagai karakter dalam cerita? Aku takut kau akan menjadi gila!"

"AHAHAHHAHA" kali ini Brielle tertawa keras dengan tangan memeluk perut "Kenapa harus gila? Ini menyenangkan aku sangat menikmatinya"

"Kau memang tidak bisa ditebak. Ada saja hal aneh yang sering kau lakukan terlebih dalam hal menulis"

"Tapi harus aku akui bahwa karyamu itu hebat! Buktinya buku-bukumu selalu habis terjual" Puji Teo dengan memberi dua jempol kalau perlu jempol kakinya ingin diikutkan

"Terima kasih pujiannya! Apa kau ingin dipeluk penulis hebat ini?" Brielle merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Teo tapi Teo segera memundurkan badan dengan ekspresi jengah

"Penulis hebat apanya, apa kau akan selalu memakai nama pena? Ayolah kak ungkap identitas mu, akan lebih baik kalau kau dikenal di negara mu sendiri"

Ekspresi Brielle seketika berubah masam "Tidak mau! Nanti aku bisa ketahuan oleh kakek"

"Halah! Kalau aku jadi kakek mu tidak akan kuledulikan, biar saja hilang entah dimana toh sudah membuat masalah besar dan membuat malu keluarga"

"Enak saja kau berbicara!" Dilemparkannya Teo bantal sofa dan sayangnya tidak tepat sasaran Karena badan teo yang selentur permen Big B*ble segera menyingkir

"Apa kau akan selamanya tinggal disini kak brie? Kau bahkan tidak pernah berkencan satu kali pun dengan blue Australia"

Anak ini benar-benar tidak di filter mulutnya kalau berbicara, lebih baik saringan teh dari pada mulut lemes Teo. Brielle hanya bisa membalas mengomel didalam hati, malas meladeni teo

"Aku sangat sibuk tidak ada waktu untuk berkencan. Huh kau membuat ku kesal!"

"Kesal karena kau ingat bahwa mau jomblo karatan kak brie?" Kali ini Teo mengajak perang dan saat melihat Brielle maju seperti akan menerkamnya buru-buru dia berdiri dan sedikit menjauh

"Santai Kak brie! Jangan marah begini, ingat kita berdua jomblo mengenaskan tidak baik kalau kita ditemukan mati dinegara ini tanpa seorang keluarga yang datang melayat"

Brielle menyerah amarah mendiskriminasi kesabaran yang sudah hampir expired, dia segera berdiri lalu kemudian berjalan cepat meninggalkan Teo kemudian berteriak "Awas kau Teo kupulangkan kau ke Indonesia naik perahu kertas''

Ancaman apa itu pikir Teo, ada-ada saja bosnya ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!