NovelToon NovelToon

Kembalinya Nona Muda Tak Berguna

Bab 1 - Kediaman Jenderal Mu

Angin sejuk mulai bertiup pada malam hari, membawa suasana dingin menjadi lebih dingin di awal musim gugur. Kediaman Jenderal Mu sebelum ini sangat sunyi jauh dari keramaian, terlebih dia harus menjalankan tugas di perbatasan. Setelah mereka menemukan bayi perempuan cantik yang ditinggalkan begitu saja di depan pintu rumah, kediaman mereka menjadi hangat dan ceria.

Bayi itu diberi nama Mu Xia, kini telah menjelma menjadi gadis rupawan. Namun sayangnya, Mu Xia punya keterbatasan dalam mempelajari semua ilmu di empat bidang yang wajib dipelajari oleh para bangsawan. Seni, Filsafat, Bela diri dan juga Tata Krama. Tahun ini Mu Xia telah berusia lima belas tahun, dengan rambut putih berkilau hampir senada dengan kulit putih susunya dia menjadi wanita tercantik di kediaman jenderal bahkan di seluruh Kota Beiji.

Dari dua rumah tangga di kediaman Mu, ayahnya lah yang paling sering meninggalkan rumah untuk menjalankan tugas di perbatasan sebagai jenderal terpercaya oleh Kaisar Ming. Sedangkan, pamannya bekerja di Pengadilan Istana Qin.

Dari sinilah banyak permasalahan muncul, Mu Xia yang memiliki keterbatasan dalam tubuhnya menjadi sering tidak fokus dan sulit mempelajari berbagai hal. Sedangkan, semua wanita bangsawan di kota sedang berlomba untuk mendapat gelar agar masuk ke istana dalam, setidaknya menjadi pengajar atau pelayan Putri Raja.

Permasalahan ada pada titik akupuntur nya. Sejak ditemukannya Mu Xia, ia memang telah memiliki meridian yang rusak. Akibatnya, banyak hal yang tidak mampu ia lakukan dan tidak dibiarkan dilakukan oleh ayahnya. Namun kasih sayang Jenderal dan Nyonya besar amatlah tulus pada Mu Xia. Hal itu membuat nyonya rumah tangga lainnya menjadi cemburu sebab segala perhatian dan fasilitas telah dimiliki Mu Xia yang berstatus sebagai anak angkat saja.

Apalagi oleh kedua kakak sepupunya, Mu Xia acap kali dihina bahkan dijahili dengan sengaja. Namun, keadaan berbeda ketika Jenderal Mu Dan Nyonya Besar ada di kediaman, mereka berubah drastis mengenakan wajah yang lainnya untuk terlihat baik dan perhatian pada Mu Xia.

Beberapa minggu yang lalu, Jenderal Mu dan istri baru saja mengalami penolakan yang tidak manusiawi dari Pangeran Liu Jin yang tidak lain adalah Putra Mahkota Kerajaan Ming. Mu Xia yang ternyata menyimpan perasaan pada pangeran tampan dan penuh karisma itu secara gamblang meminta ayahnya untuk mencalonkannya sebagai Selir Putra Mahkota. Tapi, yang didapat hanyalah hinaan dari Putra Mahkota langsung serta Ratu Wu Tian yang merasa terhina karena Jenderal Mu dengan lancang menawarkan anak yang tidak diketahui asal-usulnya sebagai Selir Putra Mahkota.

Jenderal Mu kembali dengan perasaan terhina, ia meminta Mu Xia untuk melupakan perasaannya pada Pangeran Liu Jin. Sebab, itu adalah kemustahilan baginya. Belum sembuh luka yang didapat, adik Jenderal Mu yang tidak lain adalah Mu Yi Yang, mendapat undangan untuk putrinya Mu Rong dari Kerajaan Ming sebagai calon Selir pengganti bagi Putra Mahkota dari kediaman Mu.

Padahal di antara dua rumah tangga yang ada di Kediaman Mu, tidak diragukan lagi, rumah tangga pertama milik Jenderal Mu lah yang memegang posisi resmi tertinggi yang memungkinkan bisa menjadi anggota keluarga kerajaan. Dikarenakan mereka tidak memiliki putri sah sehingga kerajaan menolak permintaan Jenderal Mu untuk mencalonkan Mu Xia anak angkatnya sebagai Selir Putra Mahkota.

Di dalam kamar milik Mu Xia, kediaman utama Jenderal Mu. Gadis itu sedang duduk termenung sembari membaca buku yang sebenarnya tidak ia perhatikan sama sekali. Pelayan pribadinya Xie Xie membawakan air hangat untuk membasuh kaki Mu Xia yang mungkin akan kedinginan karena telah berjam-jam duduk tanpa alas kaki.

“Nona, tidak baik jika berdiam diri seperti itu. Sebentar lagi Jenderal dan Nyonya akan segera sampai, kamu tidak akan kesepian lagi. Orang-orang itupun tidak akan berani menindas mu lagi, kamu harus bersemangat.”

Mu Xia yang mengenakan gaun merah menoleh ke arah Xie Xie dengan senyuman ringan. Jika ditilik, Mu Xia nampak berwajah teduh dan tidak bosan untuk dilihat. “Xie sangat memperhatikanku. Kamu benar, kita harus segera bersiap untuk menyambut kedatangan ayah dan ibu!”

Belum sempat keluar dari kamar, suara ketukan pintu terdengar dengan keras beberapa kali. “Anak tidak tahu diri, Putraku akan segera pulang kamu seharusnya menyambut dia dengan baik. Sebagai anak angkat yang disayang olehnya kamu bahkan tidak tahu caranya berterimakasih!” itu adalah suara Nyonya besar, nenek angkat Mu Xia yang tidak lain adalah ibu kandung Jenderal Mu, Chen Qiu.

Mu Xia bergegas memakai alas kaki kemudian membuka pintu kamar dengan wajah pucat. “Maaf atas kelalaian ku nyonya besar. Tapi aku sudah sejak lama menyiapkan hadiah untuk ayah dan ibu.”

“Masih mengelak, karenamu putraku memutuskan untuk berhenti dari pangkatnya yang susah ia dapatkan. Jika bukan karena Shen Rou tidak bisa memiliki anak pasti putraku tidak akan semenderita ini bahkan ia pun harus memungut anak menjijikan sepertimu!” Nenek Chen Qiu menatap Mu Xia dengan bergidik dan penuh benci.

“Nenek, kamu tidak boleh berkata seperti itu tentang ibu!” pinta Mu Xia dengan intonasi yang lembut namun kecewa.

“Itu kenyataannya, kalian memang pembawa sial di Kediaman Mu. Andai saja, putraku tidak begitu mencintai Shen Rou, sudah pasti akan ku minta ia untuk menceraikannya!” Chen Qiu meninggalkan kamar Mu Xia dengan perasaan marah seperti biasanya. Setiap kali ia melihat Mu Xia, maka ia juga akan merasa kesal pada menantunya yang ia anggap tidak bisa memberikan keturunan pada putranya.

Mu Xia menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya, di belakangnya ada Xie yang menyentuh lembut bahu untuk membantu Mu Xia tenang. Mereka kemudian pergi ke kediaman utama Jenderal Mu, mulai menata hiasan dan masakan kesukaan pasangan itu di meja makan. Hari ini, Mu Xia ingin menghadiahkan Jenderal dan istrinya sebuah makan malam hangat bersama.

Ia juga sudah lama tidak bertemu dengan ayah ibunya sehingga akan menjadikan hal ini momen berharga untuknya.

Tidak perlu menunggu lama, kereta kuda milik Jenderal akhirnya tiba di kediaman. Semua anggota keluarga menyambut dengan perasan gembira. Namun hanya Chen Qiu yang merasa berat hati atas keputusan putranya kembali ke kediaman dan memiliki hubungan renggang dengan kerajaan.

“Bu, aku merindukanmu!” Jenderal Mu memeluk ibundanya dengan perasaan tulus.

“Karena gadis itu, kamu sampai harus melakukan ini!” protes Chen Qiu.

“Bu, Mu Xia adalah putriku. Aku ingin yang terbaik untuknya, dia adalah putri kecilku.” mendengar ucapan Sang Ayah, Mu Xia merasa senang karena ia begitu dihargai dan dicintai dengan tulus oleh pria itu.

“Ayah! Ibu!” Mu Xia tersenyum bahagia saat ayah dan ibunya mulai mendekat ke arah dirinya.

Bab 2 - Pasar Tradisional

Mu Xia meletakkan jepit rambutnya dengan lembut, setelah makan malam besar bersama kini waktunya ia untuk beristirahat. Napasnya berhembus pelan, Xie yang melihat Mu Xia hendak tidur membawakan dupa harum untuk membuat tidur Mu Xia lebih berkualitas.

“Aku sungguh kesal ketika melihat semua orang bersikap baik padamu hanya di depan Jenderal Mu dan Nyonya.” Xie kemudian menuntun Mu Xia ke atas ranjang seraya menarik selimut untuk Sang Nona.

“Xie kamu sangat lucu jika sedang marah seperti ini. Bukankah hal itu sudah biasa? Kamu tumbuh besar bersamaku, seharusnya lebih mengerti sikap mereka apabila ada ayah dan ibu.” Mu Xia menarik selimutnya dan berbaring di atas tempat tidur.

“Nona terlalu baik jadi mereka berani menindasmu seperti itu, andai satu kata keluar dari mulut Nona bahwa mereka memperlakukanmu dengan buruk selama ini, pastinya Jenderal tidak akan membiarkan mereka menikmati fasilitas dengan cuma-cuma dan membiarkan mereka menghinamu.” Xie mengeluh.

Namun, bukankah hal itu tentunya akan memperparah keadaan Mu Xia? Bagaimanapun, Chen Qiu masih memiliki peran besar di dalam kediaman Mu. Tidak jarang, Mu Xia mendapat ancaman seandainya dia berani mengadu pada ayahnya. Terlebih, Mu Xia sangat merasa rendah diri. Baginya, hidup di kediaman Jenderal dengan status sebagai Nona Mu Xia saja sudah menjadi keberkahan baginya.

“Xie ’er, bukankah aku pernah mengatakan padamu bahwa apapun yang kulakukan akan menjadi masalah besar di keluarga ini? Aku... Setidaknya harus tahu di mana tempatku. Sudahlah, hari telah larut besok pagi kita harus mencari kain ke pasar. Aku ingin memberikan ibu sebuah hadiah.”

Malam itu, Mu Xia tertidur dengan nyaman. Sampai akhirnya setelah matahari terbit, ia terbangun dengan perasaan bersemangat. Memakai pakaiannya yang cantik lalu rambut putih berkilauan nya dibiarkan menjuntai dengan sedikit hiasan kecil di kepala.

Xie sudah lebih dulu membawa tas rotan untuk mengangkut belanjaan mereka, hari ini toko kain paling ramai akhir-akhir ini buka lebih awal sehingga Mu Xia tidak ingin kehilangan kesempatan itu untuk menjadi pelanggan pertama mereka. Dalam perjalanannya di dalam kereta kuda, Mu Xia nampak tenang bahkan tidak menunjukan emosi apapun. Xie yang selalu bersamanya agak sedikit khawatir, sebab setelah penolakan Pangeran Liu Jin beberapa minggu lalu membuat Mu Xia lebih pendiam dari sebelumnya.

“Nona, kudengar manisan di pasar ini sangat lezat.” ujar Xie sembari menunjukan wajah bersemangatnya.

“Oh, Jika Xie ’er menginginkannya maka kita akan membelinya.” Mu Xia kemudian membuka tirai kereta kuda untuk melihat suasana pasar yang telah dipadati beberapa penduduk.

Dari kejauhan, tatapannya bertemu dengan seorang pria bercadar yang juga nampak mengarahkan pandangan ke arahnya. Karena merasakan intimidasi, Mu Xia segera menutup tirai dan kembali berbincang dengan Xie untuk mengalihkan pikirannya. Setelah sampai di toko kain, Mu Xia segera memilih warna yang disukai ibunya dan juga membeli beberapa potongan brokat untuk dijadikan hiasan pada gaun yang akan dibuat. Tak lupa, ia dan Xie jadi pergi membeli manisan buah tusuk yang dijual di pinggir jalanan pasar.

Xie ’er tersenyum, selama menjadi pelayan pribadi Mu Xia tidak pernah sekalipun ia mendengar nonanya mencibir orang lain atau memarahi dirinya hanya karena sebuah kesalahan kecil. Mu Xia hanya terdiam jika sedang marah, ia lebih memilih untuk tidak bicara dengan siapapun ketika sedang dalam kondisi buruk.

Seiring waktu berjalan, kepadatan pasar tidak lagi bisa dihindari. Langkah kaki pun semakin sulit akibat terlalu banyak orang yang mendesak, belum lagi beberapa pria hidung belang yang tidak henti menatap Mu Xia dengan kagum. Dalam kesulitannya, Mu Xia tak sengaja menabrakan diri dengan seseorang di depannya. Membuat manisan buah yang ia pegang menjadi hancur dan menempel tepat di pakaian pria tersebut.

Sontak hal itu membuat Mu Xia langsung menunduk dan meminta maaf, dia sungguh tidak sengaja melakukannya. “Tuan, mohon maafkan atas ketidaksengajaan ku yang telah mengotori pakaianmu!”

Senyuman tipis terukir di wajah menawan pria itu, dengan tangannya yang kekar menarik lengan Mu Xia sampai kedua wajah itu saling berhadapan hanya berjarak satu jengkal saja. Mu Xia menatap bola mata yang sebelumnya ia lihat dari keramaian, napasnya menjadi berat dan genggaman pria itu semakin membuat lengannya panas tak karuan. “Tuan, aku akan mengganti rugi!”

“Jika Nona mau mengganti rugi, aku akan menerimanya. Tapi aku sangat pemilih!” ucap pria itu dengan seringai angkuhnya.

“Apapun yang Tuan inginkan, aku akan membayarnya!” jelas Mu Xia dengan masih menahan kesakitan di lengannya.

“Tuan, harap tidak lancang pada Nona ku! Lepaskan genggamanmu dari lengannya, atau dia bisa kesakitan!” Xie melangkah maju untuk mendorong pria menyebalkan tersebut.

“Baiklah, aku minta maaf. Tubuh lemahmu ini memang anti mendapatkan tekanan keras walau hanya sedikit,” ujar pemuda itu dengan tanpa bersalah.

“Lancang—” kata Xie yang lalu terpotong oleh tangan Mu Xia yang menghentikannnya. Mu Xia kembali melangkah lalu menatap pria di depannya.

“Silahkan Tuan pilih, aku akan membelinya untukmu.” Jelas Mu Xia lagi.

“Bagaimana jika aku memilihmu?”

“Kamu melewati batas Tuan! Ayahku adalah seorang jenderal jika ia tahu aku dipermalukan seperti ini jangan harap kamu bisa melihat matahari pagi esok hari!” kecam Mu Xia dengan kesal.

“Anak seorang Jenderal? Ku kira kamu lebih dari itu, Nona. Biarkan aku memilihmu untuk ku obati, aku bisa menyembuhkan titik akupuntur mu yang rusak itu!” Seringai kembali terlihat di wajahnya membuat Mu Xia semakin muak dan ingin menamparnya keras.

“Salahku karena telah menyia-nyiakan waktu berbincang denganmu, aku pamit dulu mohon Tuan tidak mempermasalahkannya karena Tuan sendiri tidak menerima kebaikan hatiku.” Mu Xia berjalan meninggalkan pria itu sendirian, namun raut khawatir nampaknya tidak lepas dari wajah pria itu sampai Mu Xia tidak terlihat lagi oleh pandangannya.

Setelah kembali, Mu Xia hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar. Sampai makan malam tiba, ia pun masih enggan untuk keluar. Ia takut jika raut wajahnya yang menunjukan kekesalan akan mengganggu ayah dan ibunya. Tidak lama, suara ketukan pintu di kamar Mu Xia pun terdengar. Xie ’er yang telah memberitahu majikannya bahwa Mu Xia tidak ingin makan malam pun kembali ke ruangan itu.

“Jenderal mengizinkan Nona untuk makan malam di kamar, tapi sepertinya nyonya akan segera kesini. Dia nampak khawatir,” jelas Xie ’er.

Shen Rou memasuki kamar putrinya dengan penuh wibawa namun wajahnya nampak begitu teduh ketika melihat Mu Xia duduk di atas ranjang.

“Ibu!” sapa Mu Xia.

“Mu Xia tetaplah duduk, apa ada hal yang mengganggumu? Ayah sangat berharap kamu makan malam bersama dengannya, karena waktu kita telah lama terbuang dan jarang memiliki waktu bersama. Tapi, jika Mu Xia merasa tidak nyaman kami tidak akan memaksa.” Shen Rou memeluk putrinya dengan lembut dan menyapu rambutnya dengan sentuhan halus layaknya seorang ibu.

Mu Xia tersenyum tipis, tapi tidak berani menceritakan apa yang dia alami sebab ia tahu hal itu hanya memperparah masalah. Ayahnya, pasti akan mencari pria itu hingga dapat. Dan Mu Xia tidak ingin menyakiti orang lain karena aduannya.

“Ibu punya sesuatu untuk diberikan pada Mu Xia,” Shen Rou mengeluarkan sebuah kotak dengan berisikan gelang giok berukir bunga. Giok itu nampak tidak sempurna tapi ketidaksempurnaan nya ditutup rapih dengan pahatan mawar yang cantik.

“Ibu tidak perlu repot-repot.” Tangan Mu Xia meraih kotak berisikan giok tersebut.

“Ini milik Mu Xia, sejujurnya gelang dan kotak ini sudah ada sejak kami menemukanmu lima belas tahun yang lalu." Jelas ibunya.

Mu Xia terdiam kemudian mengarahkan kotak itu kembali pada ibunya. “Mu Xia tidak butuh apapun, tidak butuh barang peninggalan orang yang membuangku. Bahkan jika itu sangat berarti, kalianlah yang lebih berarti bagiku!”

“Kamu harus tetap menyimpannya, ibu tidak bisa berjanji untuk menjaga dan merawat benda ini selamanya." Nyonya Shen Rou membelai lembut rambut Mu Xia.

“Kalau begitu buang saja!” pinta Mu Xia tanpa pikir panjang.

Saat keheningan mulai hadir di antara mereka, suara kericuhan mulai terdengar di ruang makan. Bahkan tanpa pikir panjang Shen Rou langsung keluar kamar Mu Xia dan meminta Xie untuk mengunci pintu dan jangan membiarkan putrinya keluar kamar.

Mu Xia yang masih tertegun memegang kotak di tangannya beranjak dan langsung memaksa keluar. Namun Xie mencoba menahan dengan sekuat tenaganya.

“Xie ’er aku ingin tahu apa yang terjadi! Kumohon aku akan sangat menyesal jika sesuatu menimpa ayah dan ibu!” pinta Mu Xia.

“Nona kumohon!” Xie begitu panik sebab keributan terdengar begitu keras. Seperti sebuah suara dentuman pedang yang beradu.

Mu Xia terpaksa memukul Xie dan membuatnya terjatuh, sehingga ia bisa keluar dengan cepat dan menyusul ke ruang makan kediaman utama ayahnya. Malam itu menjadi malam berdarah, genangan darah yang bersimbah di lantai membuat kaki Mu Xia bergetar dan kaku. Ayah dan Ibunya tidak lagi bernyawa dan saling menautkan tangan dengan luka pedang cukup parah.

Mu Xia terdiam dan menangis melihat kedua jasad orang tuanya yang mengenaskan. Ia kemudian meluapkan amarahnya untuk pertama kali dan menyeret satu kursi kayu yang ada di hadapannya untuk memukul salah seorang pembunuh bayaran. Namun, tubuh Mu Xia tidak kuat menahan serangan balik para pembunuh bayaran. Sehingga sangat disesali, malam itupun menjadi malam yang mengerikan bagi Mu Xia.

Pakaiannya compang-camping, ia diperlakukan semena-mena dan dijadikan bahan giliran oleh para keparat itu. Sedangkan Xie sekuat tenaga menghentikan kekejian mereka. Bala bantuan datang dengan terlambat, para pembunuh bayaran dengan cepat melarikan diri tanpa satu orang pun yang tertangkap.

Kehidupan mengenaskan itu semakin diperparah setelah satu minggu pemakaman orang tuanya. Chen Qiu mengutuk Mu Xia dan melabelinya sebagai anak pembawa sial dan tidak bermoral. Apalagi Mu Rong dan Mu Xue, setiap hari tiada celaan yang tidak keluar dari mulut mereka. Sampai pada dimana Mu Xia semakin diam dan merasa bersalah, dia merasa menjadi penyebab kematian kedua orang tuanya.

Jika ia memiliki sedikit kemampuan ia pasti bisa menolong ibu dan ayahnya. Namun nyatanya ia hanya bisa melihat kengerian itu tanpa kata. Dunianya seakan berhenti berputar, hanya bayangan hitam yang kini selalu menyelimutinya.

Tepat satu minggu setelah kepergian orang tuanya, Mu Xia menggantungkan dirinya di kamar. Mengakhiri kehidupannya yang mengenaskan sejak awal, tapi setidaknya ia tetap bersyukur atas waktu yang telah ia lewati bersama kedua orang tua angkatnya.

Bab 3 - Eksekutor Ning Shuang

April, 2024

Rasa sesak menyebar ke seluruh relung dadanya, membuatnya terbatuk beberapa kali. Asap mengepul ke seluruh ruangan, gas air mata menyeruak membuat matanya perih dan pandangannya menjadi samar. Dobrakan pintu terdengar beberapa kali dengan keras. Sialan! Dia seharusnya lebih ketat mengamankan penjagaan ruangan praktiknya.

Saat dia berjuang membuka matanya yang perih, dengan tertatih sembari memukul-mukul dadanya yang juga sesak. Secara cepat ia mengeluarkan chip robot yang baru saja dibuat kemudian melahapnya dengan satu kali telan. Ning Shuang, seorang robotics engineer yang kini terancam di penjara karena robot buatannya mengancam perindustrian negara.

Tidak ada lagi waktu untuk kabur, Ning telah terjebak di dalam ruangan miliknya sendiri. Seluruh anggota berseragam lengkap dengan senjata telah mengepungnya. Dalam kondisi kritis, ia tetap menyunggingkan senyuman meremehkan para bedebah itu.

“Niat kalian sudah bisa ku tebak, kalian bukan ingin memusnahkan benda ini tapi lebih kepada mencuri hak paten dari robot yang telah ku buat. Jika itu yang kalian inginkan, jangan harap kalian akan menemukan atau menggandakannya!” Suara tawa Ning begitu menggelegar, namun sepersekian detik suara itu berubah menjadi ledakan tembakan yang memekakkan telinga.

Tubuh Ning dihujam peluru beberapa kali, kemudian mayatnya langsung dibungkus dengan kantong jenazah dan dibuang ke Laut Timur. Kehidupan luar biasanya itu berakhir di sana, saat diambang kematian chip yang telah ia telan membawanya pada ruang dan waktu di mana peran barunya kini dimulai.

“Ting!”

“Selamat datang eksekutor Ning Shuang, namaku adalah Kiko. Karena telah menyelamatkanku kini aku berhutang nyawa padamu. Kamu akan terikat dengan sistem balas dendam, ini adalah kesempatanmu untuk kembali ke dunia dan menjadi eksekutor tetap kami!” seekor kelinci melayang di udara membuat Ning mengerutkan alisnya dengan kuat.

“Sistem balas dendam, hal konyol apa itu? ” ia menatap seluruh anggota tubuhnya namun tetap utuh seperti sediakala.

“Aku akan menjelaskannya secara rinci! Namamu terdaftar sebagai kandidat eksekutor baru di sistem pusat, jangan tanyakan alasannya karena aku pun tidak tahu kenapa kamu terpilih mungkin karena kematianmu yang mengenaskan jadi mereka memberimu peluang untuk hidup kembali! Yang pasti, kamu adalah orang terpilih, berikut beberapa orang yang harus kamu ketahui dari beberapa anggota di sistem pusat kami!”

[Eksekutor Senior : Su Mian

Status : Dalam Misi

System terikat : Nemo

Departemen : Mengubah takdir

Peringkat : SSS]

[Eksekutor Senior : Xia Xia

Status : Sedang cuti

Sistem terikat : Shu

Departemen : Pertahanan

Peringkat : SSS]

[Eksekutor Junior : Ji Chen

Status : Dalam Misi

Sistem terikat : Loji

Departemen : Reinkarnasi

Peringkat : SS]

“Kamu termasuk ke dalam departemen balas dendam, misi pertamamu akan segera ditentukan, ini juga akan menjadi uji coba apakah kamu layak untuk mendapatkan hadiah terlahir kembali menjadi eksekutor hebat kami.” Kiko tersenyum puas ke arah Ning yang masih tidak merespon.

[Ting! Misi telah ditentukan!

Dunia Fana abad xxxx.

Protagonis Wanita Mu Xia yang mati mengenaskan setelah mengalami kehidupan pahit, bertubuh lemah dan tidak berdaya. Anak angkat dari seorang jenderal ternama. Identitas asli dirahasiakan dan temukan jawabannya sendiri!]

“Bagaimana Nona Ning apa kamu siap menerima misi kali ini?” Kiko menunggu keputusan Ning Shuang.

“Baiklah, aku akan mencobanya. Aku ingin tahu apa yang kalian maksud dengan sistem balas dendam!” Ning menyeringai kemudian melingkarkan tangannya di depan dada.

“Mengesankan! Mari kita setujui, tapi banyak hal aneh di dunia ini. Misi pertamamu cukup berat, sistem pusat sepertinya ingin menguji kamu dengan sungguh-sungguh. Banyak hal yang tidak tertulis di gambaran cerita yang akan kita jalani nantinya. Musuhnya sekuat apa, atau bahkan bagaimana caranya untuk menyelesaikan misi. Semuanya serba dirahasiakan untuk menguji kejeniusan mu Nona!” Jelas Kiko yang merasa tertekan.

“Tidak mengapa, aku percaya pada kemampuanku asalkan kamu bersedia membantu, aku akan cukup terbantu!” Ning menyeringai halus.

“Jika kamu berhasil dalam misi pertamamu maka hadiah yang diberikan akan sangat besar. Kali ini sistem pusat berbaik hati memberi kamu modal 500 poin untuk membeli segala peralatan yang kamu butuhkan di pasar poin.” Kiko pun langsung bersiap untuk memuat misi yang telah Ning setujui sebelumnya.

[Eksekutor memasuki tubuh protagonis wanita] ...

Mata Ning Shuang terbuka lebar, ia mendapati tubuhnya berada di dalam peti yang gelap. Hembusan napasnya terdengar berat kemudian menendang keras peti tersebut hingga terbuka lebar. Angin malam yang dingin membuat suasana menjadi semakin mengerikan, Xie yang bersimpuh sembari menangisi kepergian Mu Xia terkejut setengah mati setelah peti terbuka dengan sendirinya.

Bahkan lilin yang menyala di sekitar aula pemakaman itu terbawa angin dan hampir meredup. Xie berdiri kemudian berjalan mundur untuk menjauh. Mu Xia terbangun dari tidurnya, ia melihat ke sekeliling lalu menatap dengan datar wajah Xie yang kian memucat.

“Hanya kamu sendiri yang menungguku?” tanya Mu Xia dengan nada dingin.

“No.. Na... Kamu belum meninggal?” tanya Xie dengan terbata dan gemetar.

Tidak lama kericuhan datang menuju aula pemakaman, Xie melihat Chen Qiu, Mu Rong dan juga Mu Xue serta nyonya kedua Mu mendatangi tempat itu. Mereka memang berencana untuk segera membakar jasad Mu Xia bahkan melakukan ritual agar kesialan yang Mu Xia bawa tidak menjadi hal yang turun temurun di keluarga suci Jenderal Mu.

“Iblis!” seru Chen Qiu dengan mata hampir keluar dari tempatnya saat ia menatap ke arah Mu Xia.

Mu Xia yang masih duduk di peti hanya bisa memaku tangannya pada tumpuan peti kemudian menumpu wajahnya pada tangan tersebut. Dia menyeringai menatap Chen Qiu dan yang lain.

“Nenek, kenapa dia bisa hidup lagi?” tanya Mu Rong dengan mata yang membulat tajam.

“Dia pasti jelmaan iblis, kira harus segera membakarnya! Walau dia masih hidup kita harus tetap membakarnya hidup-hidup!” seru Chen Qiu pada menantu dan cucunya.

“Ibu benar, kita harus segera mengerahkan penjaga untuk membawa mayat hidup ini pergi dan mengeksekusinya!” jelas Nyonya kedua, alias istri dari adik Jenderal Mu bernama Wu Ling.

Mu Xia tertawa kecil kemudian berdiri dan turun dari peti. Berjalan mendekat sampai Keluarga Inti Mu bergidik ketakutan melihatnya. “Oh? Bisakah kalian membunuhku?” tanyanya dengan mencondongkan tubuh lebih dekat.

Kiko si sistem menggunakan mode tak terlihat mendekat ke arah Mu Xia. “Lihatlah muka busuk itu, mereka sering menyiksa protagonis wanita dengan kejam! Kita tidak boleh berbelas kasih pada mereka!”

“Membunuh iblis adalah hal yang mustahil, sebelum aku membalas kekejian kalian enyahlah dari hadapanku sekarang!” Mu Xia mendelik tajam ke arah Chen Qiu.

“Beraninya kamu anak tidak tahu diri memerintah ku!” cela Chen Qiu.

“Nenek, kamu sudah tua. Sudah saatnya aku menggantikan posisimu sebagai pemimpin di rumah ini. Lagipula, secara hukum aku adalah anak sah Jenderal Mu. Hanya kalian yang tidak menerimanya!” Mu Xia menyeringai sembari melingkarkan tangannya di dada.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!