NovelToon NovelToon

Dinikahi Pria Beda 20 Tahun

Yulia Dan Diana

Dengan sangat energik Yulia membawakan lagu baru dihadapan para tamu undangan. Tubuhnya yang tinggi dan montok membuat para pria terpana dan rela tidak mengambil makanan prasmanan demi melihat Yulia menyanyi dan menari. Di kejauhan, seorang pria paruh baya bernama Alex sedang menyaksikan Yulia sembari mencari tahu asal-usul Yulia.

"Tony, tolong carikan data tentang penyanyi wanita itu" kata Alex memerintah kepada Tony, asistennya.

"Pak, wanita ini bernama Yulia Harumi, berusia 27 tahun, dan belum menikah. Ia hanya penyanyi part time untuk mengisi acara formal di waktu weekend. Dan yang membuat saya tercengang, ia mirip..."

Alex pun mengangkat tangannya tanda menyudahi pembicaraan Tony. "Terimakasih, Ton. Tolong sampaikan ke resepsionis, sehabis acara ini beres, pertemukan saya dengan Yulia di Sky Lounge ya". Tony merespon dengan anggukan tanda patuh.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Nona Yulia, ada yang mau bertemu dengan nona di Sky Lounge" kata Karin, sang resepsionis hotel.

"Oh siapa orangnya? Ada kepentingan apa ya mbak?" tanya Yulia sopan.

"Bapak Alex ingin bertemu dengan nona. Beliau adalah pemilik perusahaan baja terkenal di negeri ini, silahkan ke lantai 20 untuk ke Sky Lounge nona" jawab Karin ramah.

Sebenarnya Yulia enggan menemui Alex, karena Yulia tidak mengenal pria tersebut. Tetapi karena sudah ditunggu, apa salahnya menyapa sebentar dan kembali ke kamar untuk istirahat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pintu lift terbuka lebar, dari kejauhan Alex melihat Yulia yang begitu anggun dan menawan. Hati Alex begitu gundah saat melihat Yulia, dan langsung menghampiri Yulia tanpa menunggu terlalu lama.

"Nona Yulia? Perkenalkan saya Alexander Prima, silahkan duduk disebelah sini" kata Alex sopan sambil menunjuk bangku kosong dihadapannya.

Yulia tersenyum simpul dan mengulurkan tangannya "Saya Yulia Harumi. Salam kenal, Pak Alex. Ada yang bisa saya bantu?"

"Silahkan pilih menu makanan yang anda mau, nona. Saya tahu kamu belum makan" kata Alex sambil memberi buku menu.

Yulia menahan buku menu tersebut "Maaf Pak Alex, saya ingin bertanya ada kepentingan apa ya dengan saya? Saya sudah makan sebelum kesini pak, terimakasih banyak".

"Saya ingin kenalan dengan nona. Nona begitu energik dan suaramu sungguh indah dan stabil. Dan intinya nona mirip dengan mendiang istri saya, Diana" kata Alex terang-terangan.

Yulia mengerutkan keningnya, mencerna semua omongan Alex kepadanya. "Maaf Pak Alex, maksud bapak saya mirip sama mendiang istri bapak?".

"Iya benar. Ini foto pernikahan saya dengan Diana, kembaran kan sama nona?" jawab Alex mantap.

Yulia tercengang melihat foto yang mirip dengan dirinya sendiri. Bedanya, Diana tidak bertato dan Yulia bertato di beberapa bagian tubuhnya. Wajahnya, matanya, bibirnya, hidung, mulut, bahkan sampai bentuk tubuhnya pun sama.

"Pak, mungkin ini editan kali ya, secara zaman sekarang sudah sangat canggih sekali teknologinya." Jawab Yulia singkat dan grogi.

Alex hanya tersenyum dan mengambil fotonya. Hatinya semakin yakin kalau Yulia adalah kembaran Diana yang hilang selama ini.

"Kalau begitu, ikut saya ke kamar ya. Saya ingin menceritakan tentang Diana, mendiang istri saya" ajak Alex.

"Wah kenapa harus di kamar pak? Kita saja belum kenal, kenapa tidak ngobrol disini saja?" jawab Yulia risih.

"Saya ingin ruangan privacy, nona. Ini tempat umum, tidak baik kalau bercerita disini".

"Pak Alex, saya bukan anak kecil lagi yang langsung percaya omongan orang. Kalau bapak ingin mengenal saya, berbicaralah disini pak" Jawab Yulia tegas.

Alex tersenyum dan kembali duduk dihadapan Yulia. Alex berpikir bahwa wanita ini sungguh ngeyel dan menggemaskan, beda dengan Diana yang nurut saja kalau diperintah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Lalu, apa yang mau dibicarakan?" tanya Yulia singkat.

"Hemmm, kamu itu adik kembar Diana yang selama ini dicari-cari. Ibu kandung kalian memisahkan kamu dan Diana karena beliau tidak sanggup menafkahi kalian, apalagi bapak kalian pergi kabur entah kemana".

Yulia makin kaget karena selama ini yang ia tahu, ia hidup rukun bersama kedua orangtua dan adiknya. Ia tidak pernah mendengar cerita seperti ini sebelumnya. "kalau begitu, ibu kandung saya dimana?".

"Beliau sekarang tinggal di Melbourne, Australia bersama adikmu dari beda ayah. Semenjak Diana meninggal, beliau tidak mau pulang ke Indonesia lagi". Jawab Alex sambil menghela nafas.

"Mengapa beliau tidak mencari saya kalau begitu?" Tanya Yulia bingung.

"Justru itu saya berjanji sama beliau untuk mencari kamu, sejak Diana menikah dengan saya, saya bantu beliau untuk menjadi warganegara Australia. Hidupnya baru terjamin dimasa tua nya, selama ini beliau luntang lantung depresi karena mencarimu".

"Kalau begitu, saya pamit undur diri pak. Saya masih shock mendengar pernyataan bapak. Beri saya waktu untuk istirahat" kata Yulia lirih.

"Mau saya antar?"

BERSAMBUNG

Rindu Tak Tertahankan

Yulia mengangguk atas ajakan Alex, mereka turun ke lantai 15 dan menuju kamar peristirahatan Yulia. Hati Yulia campur aduk, antara nyata atau hanya khayalan soal kembarannya ini. Dari dulu, Yulia tahu, bahwa ia memiliki separuh jiwa yang hilang, dia juga pernah melihat sesosok wanita yang sangat mirip dengannya.

Yulia pun sebenarnya sudah tahu dan menyimpan segudang pertanyaan dalam hatinya, ia tahu bahwa ia tidak mirip dengan ayah dan ibunya, ia sering dengar kalau ibunya selalu berkata dalam amarahnya 'anak pungut' ke arah Yulia. Tapi ia selalu tepis kata-kata itu, ia mencoba memahami karena ibunya sedang marah.

Adiknya, Rina begitu cantik dan berwajah oriental. Berbeda dengan Yulia berwajah biasa-biasa saja, dari sana Yulia tahu kalau Rina bukan adik kandungnya.

20 tahun Yulia pendam rasa ingin tahunya, dan sekarang ia mulai menemukan jati dirinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Terimakasih Pak Alex, sudah mau berbagi cerita dengan saya. Saya mau masuk kamar dan beristirahat, selamat malam pak". Pamit Yulia tanpa menoleh ke belakang.

"Boleh kah saya ikut masuk? Saya ingin melanjutkan cerita tentang Diana". Kata Alex sopan.

Yulia melebarkan pintu kamarnya dan membiarkan Alex masuk. Tanpa banyak kata, Yulia duduk di sofa dan Alex mengikutinya.

"Saya sebenarnya sudah menahan banyak sekali pertanyaan soal jati diri saya. 20 tahun saya pendam hal ini, dan baru terjawab sekarang. Kenapa Diana meninggal?" tanya Yulia ingin tahu.

Alex menghela nafas dan memejamkan matanya "Diana meninggal karena depresi, lebih tepatnya bunuh diri". Tak terasa airmata Alex jatuh tak terkontrol.

"Saya sangat merindukan Diana, kami baru saja punya anak berusia 3 bulan. Ia bunuh diri karena depresi pascamelahirkan. Dia merasa ga berguna bahkan marah sama dirinya sendiri karena tidak merasakan kasih sayang ibunya".

"Loh, bukanya ibu kandung kami ada di Melbourne?" tanya Yulia menahan sesak di dada.

"Diana dari kecil begitu susah, ibu kalian hanyalah seorang tukang cuci baju di rumah keluarga besar kami. Saya sudah mengenal bahkan mengurus Diana sejak kecil, dan cinta ini tumbuh walaupun usia kami berbeda 20 tahun".

Yulia mengerutkan keningnya, sangat bingung dengan apa yang dibicarakan Alex, "berarti usia saya dan Diana 27 tahun, dan Bapak 47 tahun? Wah jauh sekali ya'.

Alex mengangguk "saya sudah tahu kamu dari 2 tahun yang lalu, kehidupanmu jauh lebih baik daripada Diana. Kamu di kuliahkan di luar negeri, kamu sudah menjelajahi semua negara, tapi berbeda dengan Diana, ia baru bisa seperti itu ketika menikah dengan saya".

Seketika tangisan Yulia pecah, menangisi kepergian kakak kembarnya yang begitu tragis. Alex menawarkan selembar tisue dan disambut oleh Yulia.

Begitu berat beban Diana, sampai ia mengakhiri hidupnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, dan Yulia tersadar dari tidurnya. Betapa kagetnya Yulia ketika melihat Alex tidur disebelahnya masih menggunakan pakaian lengkap, sambil memegang botol minuman keras.

"Walah pak, bangun pak, kenapa bapak tidak kembali ke kamar bapak??" tanya Yulia panik

Alex kaget dan langsung duduk "Lah kamu yang ngajak saya minum, kenapa saya yang diomelin??"

"Bapak ngapain saya tadi malam??" teriak Yulia makin panik

"Ya nggak ngapa-ngapain, kita ngobrol panjang lebar sambil minum, sesudah itu kamu pamit tidur duluan, masih pakai gaun pula, saya juga pamit mau ke kamar saya, eh saya kira sudah sampai kamarnya, rupanya masih di kamar kamu!!" jawab Alex sewot.

Tiba-tiba Yulia tertawa sendiri sambil menunjuk gaunnya yang masih melekat ditubuhnya " ya ampun berarti aku belum mandi dari semalam".

Alex pun ikut tertawa, menertawakan kebodohannya karena masih di tempat yang sama, dan melihat Yulia tertawa lepas, sungguh mirip seperti Diana.

Alex pun mendekati Yulia dan mencoba mengecup bibir wanita cantik itu, tapi Yulia mundur tanda menghindar dari Alex.

"Maaf, aku tahu, kamu Yulia, bukan Diana".

Yulia beranjak dari kasurnya dan bersiap untuk mandi. Ia membuka cepolan rambutnya, mengurai rambutnya yang panjang dan lebat, serta menghapus make up nya. "Pak, bapak tidak kembali ke kamar?"

"Jangan panggil aku bapak, panggil aku Alex" protes alex.

"Abang saja deh, kan bapak suaminya mendiang kakak saya" tawar Yulia.

Alex senang dipanggil abang, karena ia berdarah batak "ya itu saja, atau gak panggil Alex juga gak masalah kok. Kamu pakai bahasa santai saja, gak perlu pakai bahasa formal".

"Ya sudah, abang kembalilah ke kamar, aku mau mandi, risih tahu gak ada abang disini. Cepat keluar dari sini!"

"Idih, mentang-mentang kamu adiknya Diana dan sudah mabuk, sikap bocahmu keluar".

Yulia tidak menghiraukan perkataan Alex dan membuka pintu kamarnya. "Silahkan Abang Alex keluar, aku mau mandi, tidak boleh ada pria di kamarku!"

Mau tidak mau Alex keluar dari kamar Yulia dan berjalan dengan hati penuh sukacita.

BERSAMBUNG

Malam Penuh Gairah

TING TONG!!!

Suara bel kamar yang dihuni oleh Yulia di hotel bintang lima ini. Yulia mengintip dari balik pintu dan mendapati seorang pria berbadan tegap menunggu di depan pintu, lalu membukanya.

"Ada apa pak?" tanya Yulia penasaran.

"Nona diundang Bapak Alex di kamarnya, lantai 16." jawab pria tersebut singkat.

"Bisa tolong sampaikan, kalau bertemunya di Sky Lounge bagaimana?"

"Maaf tidak bisa nona, Bapak sudah menunggu di kamarnya".

Yulia mengangguk dan mengikuti pria tersebut. Dalam hatinya menggerutu, apalagi yang mau dibicarakan Alex selain soal Diana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesampainya di lantai 16, pria yang ternyata adalah asisten Alex memijat bel kamar Alex, dan disambut langsung oleh Alex.

"Silahkan masuk, adik iparku" jawab Alex sumringah.

Yulia masuk ke dalam kamar Alex tipe president suite, dimana jarak antara ruang makan, ruang tv, dan ruang istirahat begitu luas. Yulia duduk di sofa dekat TV.

"Ada apa bang, manggil aku?" tanya Yulia sambil mengambil remote TV dengan seenak jidatnya.

"Yulia, kamu itu ya bertamu di kamar orang yang sopan sedikit dong" kata Alex gemas.

"Oh iya maaf, aku lupa, kita kan baru kenal kemarin ya" jawab Yulia kikuk.

"Aku hanya ingin kamu disini. Sambil mengobati rinduku pada mendiang kakakmu, melihatmu sama seperti melihat Diana".

Yulia tersenyum dan kembali mengambil remote TV, serta mencari chanel yang asik untuk di tonton. Saat Yulia sedang asik menonton, ada nada dering berbunyi dari ponsel Alex.

"Hai mama, apakabar di Melbourne sana?" jawab Alex riang.

Yulia menoleh mendengar percakapan itu, jantungnya berhenti sesaat, dan lebih menegangkan lagi, ketika ia mendengar suara tua renta ibu kandungnya.

"Aku baik-baik saja, Alex. Bagaimana kabar cucuku, Nael?"

"Nael ada di rumah dijaga sama mami aku, ma. Sekarang aku lagi ada perjalanan dinas di ibukota".

Yulia menahan nafas, tak terasa air mata nya jatuh tak karuan. Ternyata ini suara ibu kandungnya, ia ingat pernah mendengar suara ibu kandungnya, tapi dimana?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ia lari ke kamar mandi, dan menumpahkan kesedihannya disana. Mengapa ibu kandungnya rela memisahkan ia dengan Diana? Mengapa di usianya yang ke 27 tahun ia baru tahu tentang jati dirinya. Betapa sakit hatinya, ditusuk-tusuk oleh belasan pisau tajam secara membabi buta.

Ya, perlu diakui, hidup Yulia begitu tercukupi. Ia tinggal dengan orangtua yang lengkap, serta memiliki adik yang kompak. Yulia kuliah di universitas seni ternama di luar negeri, ia mencetak banyak prestasi dibidang seni. Tapi hatinya begitu hampa sejak kecil, karena tidak ada keterikatan batin antara ia dan orangtuanya.

Orangtuanya kerja banting tulang dari pagi ketemu pagi, tak sadar bahwa Yulia dan Rina sudah menjadi wanita dewasa. Begitu banyak moment yang terlewatkan antara anak dan orangtuanya.

Diana memang gadis malang, yang harus luntang-lantung ikut ibunya bekerja. Disiksa, dimarahi karena ibunya depresi. Hidupnya mulai beruntung, ketika ibunya menetap dan bekerja di rumah keluarga besar Alex. Disitulah benih cinta antara Alex dan Diana mulai tumbuh.

Alex rela menunggu Diana menjadi wanita yang matang dan siap untuk menikah. Begitu banyak cinta yang Alex berikan pada Diana, bahkan sampai nyawanya pun pernah hampir hilang untuk menyelamatkan Diana.

Bukan sekali dua kali Diana mencoba bunuh diri, sudah berkali-kali Diana mencoba bunuh diri, dan hampir menyeret nyawa Alex, untungnya Alex dan Diana selamat.

Sayangnya, kali ini Diana berhasil bunuh diri dengan mengenggak obat penenang yang begitu banyak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Alex mengetok kamar pintu mandi dengan lembut "Yulia, kamu baik-baik saja?".

Tidak ada jawaban dari Yulia. Alex mulai panik, dan mulailah teringat kembali kejadian Diana tempo lalu. Dengan sekuat tenaga, Alex mendobrak pintu kamar mandi, dan mendapati Yulia sedang membanjiri dirinya dengan shower, dalam keadaan masih menggunakan pakaian.

Dengan sigap Alex mematikan kucuran shower dan mengangkat Yulia yang sedang duduk termenung.

"Yulia, sadarlah!" seru Alex sembari membawa Yulia ke kasurnya. Ia membuka pakaian Yulia dan tertegun melihat lekukan tubuh Yulia penuh dengan tato. Tak lama kemudian, ia mengambil bath robe dan menggunakannya ke Yulia.

Yulia hanya duduk saja dan menatap Alex penuh dengan tatapan kosong "tatoku memang banyak bang, sorry sudah meresahkanmu".

Alex menelan ludah sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Sorry sudah membuka pakaianmu, aku takut kamu sakit".

Yulia mengangguk dan tiba-tiba membuka bath robe nya. Alex kaget bukan main dan membalikkan badannya dengan spontan agar tidak melihat Yulia telanjang.

Yulia menghampiri Alex dan memeluknya dari belakang "kalau aku sedang tertekan, aku ingin disetubuhi, kamu merindukan Diana? Ada Diana dalam diriku".

Alex melepaskan pelukan Yulia dan berbalik menghadap Yulia. Tanpa aba-aba, ia langsung mendaratkan bibirnya dan memagut bibir Yulia dengan penuh gairah. Yulia meresponnya dan melingkarkan tangannya ke leher Alex.

Setiap jengkal tubuh Yulia tidak ada yang terlewati, semuanya di kecupi dengan penuh kerinduan.

Betapa nikmat malam ini..

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!