NovelToon NovelToon

SATU LAWAN TIGA

BAB 1

Dewi membuatkan masakan untuk Dimas, sebelum suaminya berangkat kerja dan Dewi sengaja tidak memakai karyawan untuk membantunya membersihkan rumah yang cukup besar.

Dimas jalan masukin ruang dapur, membuat Dimas langsung peluk Dewi dari belakang sambil mencium kepala Dewi.

"Sayang apa ada yang bisa aku bantu sayang?" tanya Dimas, yang tangannya tidak bisa diam membuat Dewi menahan geli.

"Tidak ada sayang, masakan sudah siap sayang dan Mas apa jadi pergi ke luar kota sayang?" tanya Dewi yang berusaha, menuangkan nasi goreng kedalam piring tanpa ada niatan melarang Dimas peluk dirinya dari belakang.

"Jadi dong sayang, apa Dek Dewi yakin setuju kalo Mas buka cabang perusahaan di Balikpapan? Mas bakal jarang pulang sayang karena bakal fokus dulu untuk mengurus perusahaan baru dan mengajarkan asisten Mas untuk handel perusahaan?" tanya Dimas yang tidak tega, meninggalkan Dewi sendirian di rumah selama Dimas kerja.

"Tidak masalah sayang, aku tahu perusahaan Mas butuh cabang perusahaan karena disana proyeknya lebih banyak peminatnya." lanjut Dewi yang tidak mau egois, karena kemajuan perusahaan itu penting bagi karirnya Dimas.

"Terimakasih sayang atas restunya, aku akan berusaha selalu pulang sayang sesibuk apapun Mas." lanjut Dimas yang langsung, membalikan badannya Dewi untuk mencium wajah istrinya sebelum mulai sarapan.

Dimas setelah selesai mencium wajahnya Dewi, langsung ajak Dewi duduk di kursi dan sarapan bareng.

**

Diana bantuin anaknya untuk siap-siap berangkat sekolah, Diana yang sudah biasa mengurus anaknya sendirian selama Dimas berada di rumah istrinya.

"Sayang hayo pakai seragam sekolahnya, Bunda antar ke sekolah." ucap Diana sambil buka lemari, untuk ambil baju anaknya.

"Lagi-lagi Bunda sendirian, yang anterin ke sekolah kenapa ayah tidak ikut kita sih Bunda? Ayah kapan libur kerjanya diluar kota!" tanya Alia anaknya Diana dan Dimas, yang selalu kesal karena punya ayah yang jarang pulang karena sibuk kerja.

"Jangan bicara seperti itu sayang, ayah kerja kan untuk memenuhi kebutuhan kita sayang." lanjut Diana berusaha tidak sedih, dengan kenyataan yang sebenarnya.

Diana pakaikan seragam sekolah anaknya, Diana sejujurnya tidak mau dimadu tapi Diana tidak bisa menolak pesona Dimas, sikap baik, maupun ucapan manisnya Dimas setiap kali ketemu.

**

Fatimah membersihkan botol bekas susu anaknya, karena anaknya Fatimah merasa haus.

"Capek sekali rasanya, urus anak sendirian apa lagi masih bayi seperti ini, andaikan Mas Dimas mengijinkan ada yang bantuin disini pasti tidak seperti sekarang, apa lagi Mas Dimas kesini cuman seminggu dua kali saja dan sisa harinya untuk istri pertama!" protes Fatimah merasa sedih sekali, karena baru merasakan jadi istri kedua dengan memiliki bayi tidak lah mudah dijalankan seorang diri.

Fatimah berusaha tidak sedih dan stres, supaya ASI nya tidak sedikit karena Fatimah sering memikirkan nasip rumah tangganya.

**

Chelsea ajak anaknya untuk jalan-jalan, sambil sarapan karena Chelsea malas makan di rumah sendirian.

"Makan yang banyak jagoan Bunda, supaya semakin sehat dan gemuk sayang." ucap Chelsea sambil suapin anaknya, Chelsea merasa bersyukur tinggal di perumahan yang tetangga nya tidak usil dan tidak kepo, jadi merasa tenang karena punya suami yang jarang dirumah dan mudah menjadi bahan gosipan orang lain.

**

Dewi mengantarkan Dimas, ke depan rumah sebelum Dimas berangkat kerja yang sebenarnya mau ketemu dengan Diana karena hari ini jadwal tinggal dirumahnya Diana.

"Hati-hati dirumah sayang, kalo ada apa-apa telefon aku saja iya sayang insya Allah aku akan bantu tapi kirim bala bantuan iya, jangan lupa kunci pintu dan jendela iya sayang." ucap Dimas sambil mencium keningnya Dewi.

"Iya siap sayang, insya Allah aku akan selalu kunci pintu rumah dan jendela sayang. Mas juga hati-hati dijalan dan jaga kesehatan ditengah-tengah kesibukan pekerjaan Mas." ucap Dewi berusaha ikhlas, membiarkan Dimas selalu keluar kota beberapa hari demi mengurus pekerjaannya.

"Pasti sayang, sudah masuk kedalam rumah sayang, Mas berangkat dulu iya." lanjut Dimas, Dimas mencium wajahnya Dewi sebelum masuk kedalam mobil.

Dimas masuk kedalam mobil dan siap-siap untuk ke rumahnya Diana sebelum berangkat kerja.

BAB 2

Dewi setelah Dimas, berangkat kerja langsung gembok pagar rumah dan masuk kedalam rumah untuk melanjutkan merapihkan rumah seorang diri.

"Waktunya melanjutkan pekerjaan rumah, karena Mas Dimas sudah berangkat kerja." ucap Dewi yang langsung sambil sapu, karena merasa kewajiban seorang istri harus bisa menjaga kebersihan rumah seorang diri.

**

Dimas senyum manis melihat Diana, yang baru selesai anterin anaknya ke sekolah dan Dimas turun dari mobil nya.

"Sayang ikut aku yuk, soalnya ada kunjungan kerja dan aku mau Bunda ikut sayang dan aku janji tidak akan lama." ucap Dimas yang ingin, Diana temani kerja.

"Apa tidak masalah Ayah? Apa tidak takut ke tahuan Mba Dewi kalo suatu saat karyawan disana kasih tahu kalo Ayah melihat proyek dengan perempuan lain!" tanya Diana yang merasa takut, karena tidak siap jika Dewi tahu dirinya istri kedua suaminya dan disuruh cerai.

"Bunda tunggu sebentar di mobil, setelah itu kita jalan sebentar sebelum aku ke kantor mau iya sayang, hari ini kan jatah kita bersama sayang!" bujuk Dimas yang ingin, banyak waktu bersama Diana.

"Baik lah sayang aku mau ikut." lanjut Diana dengan pasrah, ikutin keinginan Dimas karena apa yang diucapkan suaminya benar hari ini dan besok jatah bersama dan tidak mau cuman sedikit waktu bersama.

Dimas senyum senang, mendengar Diana mau ikut ke tempat proyek sebentar dan dilanjutkan jalan-jalan sebelum kembali ke kantor.

Diana masuk kedalam mobil, Diana merasa sudah lama sekali tidak masuk kedalam mobil nya Dimas.

**

Fatimah setelah selesai merapihkan rumah langsung telefon Dimas, karena Fatimah rindu dengan Dimas yang sudah lama tidak ketemu karena belum waktunya Dimas mengunjunginya.

"Assalamualaikum Ayah, apa Ayah sudah tiba di kantor?" tanya Fatimah merasa senang, karena Dimas angkat telefonnya.

"Waalaikum salam sayang, sudah sayang baru sampai di kantor nih Bunda, oh iya bagaimana kabar Bunda dan Beby kita sayang maaf iya aku belum bisa kesana sayang!" tanya Dimas diseberang telefon, Dimas sejujurnya tidak tega meninggalkan anak dan istrinya tapi mau bagaimana lagi Dimas sudah memutuskan punya banyak istri, dengan terpaksa harus bisa bagi waktu supaya Dewi tidak curiga kalo sudah di duakan.

"Alhamdulillah sehat sayang, iya tidak masalah sayang aku mengerti dan ini konsekuensi aku sayang. Lagian dua hari lagi Ayah bakal kesini kan sayang." lanjut Fatimah yang mau berusaha, menjadi istri pengertian dan mau sabar menunggu Dimas pulang.

"Iya sayang nanti kesana kok, Bunda mau titip apa sayang pas Ayah pulang nanti Ayah belikan sayang." lanjut Dimas yang sudah tidak sabar, mau merasakan kembali bergadang lagi untuk mengurus anak bareng Fatimah.

Dimas merasa bahagia sekali, dari pernikahan dibelakang Dewi dengan ketiga perempuan punya tiga anak dari masing-masing istri memberikan satu anak, karena atas permintaan Dimas yang cuman mau punya satu anak saja supaya tidak repot mengurusnya dan takut pada banyak minta dan akhirnya ketahuan Dewi.

Fatimah tidak pernah mau dibawakan apapun, asal Dimas rutin ke rumah sesuai jadwal yang disepakati Fatimah sudah merasa senang sekali dengan kehadiran Dimas dirumahnya.

**

Chelsea ajak main anak satu-satunya bareng Dimas, didalam kamar karena Chelsea sudah malas diluar rumah.

"Sayang cepat besar iya, supaya bisa Bunda ajak jalan-jalan jauh sayang dan tidak ribet terus kalo jalan berdua." ucap Chelsea yang tiba-tiba sedih, membayangkan disaat anaknya besar nanti harus bisa terima kenyataan kalo jauh dari ayah nya, karena Dimas ke rumah cuman dua hari saja bisa melihat ayah nya.

**

Dewi buka-buka aplikasi online, untuk melihat barang-barang yang bagus untuk diberikan ke Dimas disaat suaminya selesai kunjungan kerja ke luar kota.

"Melihat barang-barang di aplikasi ini, merasa tertarik untuk jualan juga iya, enaknya jualan apa iya supaya ada kegiatan dirumah saja." ucap Dewi yang merasa bingung, mau jualan apa yang cocok yang bisa Dewi kerjakan setiap hari.

Dewi terus saja melihat, barang-barang laki-laki yang cocok untuk dipakai Dimas karena Dewi mau memberikan baju dan sepatu baru untuk suaminya.

**

Fikri masuk kedalam ruangannya Dimas, yang sepertinya atasannya baru selesai menerima telefon dari perempuan langsung geleng-geleng kepala melihatnya.

"Sekarang giliran istri keberapa yang kamu samperin? Untungnya ke tiga istri selingkuhan kamu, pada mau dirumah saja tanpa dibantu siapapun untuk urus anak dan rumah selama kamu tidak ada dirumah!" tanya Fikri sambil senyum sinis, karena tidak suka dengan gaya Dimas yang berani selingkuh tapi memberikan nafkah istri dari uang perusahaan milik Dewi.

"Istri ke dua dong, sebentar lagi saya ke sana buat jemput anak dari sekolah dan langsung pulang. Saya bakal bawa beberapa berkas, untuk saya kerjakan di rumah istri ke dua. Tolong handel perusahaan selama saya pulang iya." ucap Dimas yang selalu pulang, cepat demi bisa punya banyak waktu bersama istri tapi tidak lupa dengan tanggung jawab pekerjaannya.

Dimas sadar jika dirinya seenaknya, apa lagi meninggalkan pekerjaan pasti akan ketahuan oleh Dewi sebagai pemilik perusahaan.

Fikri cuman bisa protes dalam diam saja, selama Dimas pulang cepat tapi bawa pekerjaan ke rumah tidak jadi masalah yang penting tidak sepenuhnya meninggalkan tanggung jawabnya saja.

BAB 3

Dewi memutuskan untuk jualan pernak pernik perempuan, karena Dewi sangat suka membuat gelang dari manik-manik.

Disaat Dewi mau masuk kedalam rumah, langkahnya berhenti karena dipanggil Juita tetangga rumahnya dan Dewi langsung berbalik badan untuk ngobrol bareng tetangganya.

"Habis pulang belanja Dewi?" tanya Juita sambil melihat, kantong plastik bawaannya Dewi.

"Iya nih Juita, masuk kedalam yuk nanti saya buatkan teh manis hangat sambil ngobrol." ucap Dewi sambil buka pintu rumah dan mempersilahkan Juita untuk masuk kedalam rumah, untuk ngobrol-ngobrol bareng sambil minum teh.

**

Dimas mencium keningnya Diana, yang sudah tiba duluan didepan sekolah anaknya sebelum bel pulang sekolah berbunyi.

"Sudah sarapan sayang?" tanya Dimas langsung pegang tangannya Diana.

"Sudah Ayah tadi, memangnya kenapa sayang mau makan?" tanya Diana merasa senang, karena akhirnya giliran Dimas didekatnya.

"Iya Bunda tapi setelah Alia pulang sekolah, kita makan bertiga iya dan Ayah mau ajak ke timezone buat main bareng Alia." lanjut Dimas yang senang, akhirnya bisa main ke timezone lagi bareng anak dan istrinya.

Dimas merasa senang punya banyak istri, jadi bisa puas jalan-jalan dengan beda istri dan tidak merasa bosan melihatnya.

Diana ngangguk setuju, untuk menunggu anaknya selesai sekolah untuk diajak jalan-jalan bareng Dimas yang akhirnya pulang juga.

**

Fatimah tidak merasa ngantuk, setelah membuat anaknya tidur setelah diberikan ASI. Akhirnya buka aplikasi baca novel supaya tidak bosan didalam kamar.

"Enaknya baca novel apa iya, hemmm novel Bus hantu, sepertinya seru juga dan baca deh dari awal ceritanya." ucap Fatimah langsung mencari, novel online yang diinginkan karena Fatimah suka baca novel horor akhirnya baca novel Bus hantu.

Fatimah kalo tidak ada yang dikerjakan, selalu buka aplikasi baca novel online langganannya.

**

Chelsea cuci baju sendiri, sambil bawa anaknya karena tidak tega membiarkan anaknya sendirian didalam kamar.

"Sebentar iya Nak, Bunda cuci baju dulu." ucap Chelsea melihat anaknya, yang anteng duduk di stroller.

Chelsea masukin pembersih baju, kedalam ember sebelum membersihkan bajunya dan baju anaknya pakai tangan.

**

Dewi mulai membuat gelang dari pernak pernik, sambil ngobrol bareng Juita yang masih betah dirumahnya.

"Dewi suami kamu, jarang pulang memangnya tidak takut iya kalo suami kamu punya simpanan diluar?" tanya Juita sengaja, memanas manasin Dewi.

"Tidak takut, karena suami saya bekerja buat memenuhi kebutuhan kita dan juga menjalankan perusahaan orang tua saya." ucap Dewi berusaha, berfikir positif dengan kesibukannya Dimas selama ini.

"Iya semoga saja Dewi, oh iya ini dijual dimana? Apa kamu jual online atau mau sewa tempat!" tanya Juita penasaran.

"Online saja deh, karena suami saya tidak mau saya kerja apapun cuman mau saya jadi ibu rumah tangga biasa saja." lanjut Dewi yang melanjutkan membuat gelang.

Dewi tidak mau terlalu capek juga, karena tahu kalo punya toko sendiri sudah buka dari pagi dan tutup malam, bisa-bisa pekerjaan rumah diabaikan dan disaat Dimas pulang eh Dewi tidak ada dirumahnya.

**

Dimas, Diana, dan Alia anaknya. Menikmati makan siang di Mall, membuat Dimas merasa bahagia karena merasa rumah tangganya lengkap.

"Ayah dan Bunda, kalian kapan memberikan Alia adik? Temen-temen Alia punya adik masa Alia tidak punya!" tanya Alia yang merasa iri, karena tidak punya adik maupun Kaka.

"Maafkan Bunda sayang, Ayah tidak mau punya anak lagi entah kenapa Ayah mau punya anak satu saja." batin Diana yang bingung, karena Dimas sampai sekarang tidak mau menambah anak lagi.

"Kalo punya adik, nanti perhatian kita ke Alia sedikit loh karena harus berbagi kasih sayang dan perhatian ke adik juga." ucap Dimas sengaja, karena Dimas tidak mau punya istri yang punya banyak anak.

"Betul sayang, apa kata Ayah kalo kita punya adik bayi otomatis perhatian dan waktu kita lebih banyak ke adik bayi." ucap Diana, Diana juga dulu merasakan punya adik perhatian kedua orang tuanya memang terbagi dan rasanya tidak enak sekali.

Diana memang setuju tidak nambah anak, karena tidak mau anak pertama merasa kurang kasih sayang dan perhatian orang tua.

Alia setuju dengan alasan orang tuanya, tidak memberikan adik untuk nya.

**

Fikri lupa kalo siang ini, ada rapat yang harus didatangkan langsung oleh Dimas karena client tidak mau diwakilkan dengan Fikri.

" Astaga bagaimana ini! Apa Dimas mau datang rapat iya, tapi coba dulu deh telefon Dimas dulu buat memastikan bisa atau tidaknya dia." ucap Fikri yang bingung, karena melupakan rapat penting yang terpaksa harus ganggu waktu Dimas bareng istri ke duanya.

"Hallo Dimas, kamu dimana? Ada rapat penting sama PT Xxx, apa kamu bisa datang ke sana soalnya Ceo nya tidak mau diwakilkan dan maaf saya lupa ada rapat ini?" tanya Fikri saat saluran telepon terhubung.

"Duh bahaya ini, kalo sampai saya tidak datang, bisa-bisa dia telefon Dewi lagi bisa bahaya." ucap Dimas diseberang telefon, yang jadi panik karena client nya kenal dengan Dewi dan bisa-bisa hubungi Dewi untuk protes langsung.

"Iya sudah Dimas, kamu ketemu dia sekarang iya karena satu jam lagi ketemu Ceo itu dan soal dokumennya nanti OB yang susul kamu kesana." lanjut Fikri yang tidak mau, ada masalah cuman karena Dimas yang tidak bisa datang.

"Duh bagaimana iya, saya lagi bareng Diana dan anak saya masa harus ditinggal buat rapat sih, kasihan mereka dong." lanjut Dimas yang tidak tega, meninggalkan Diana dan anaknya di Mall demi datang rapat.

"Terserah kamu saja Dimas, kamu mau mementingkan istri ke dua kamu atau datang rapat yang bisa mempengaruhi masa depan perusahaan dan kebutuhan kamu yang biayai istri-istri kamu dan ingat satu jam lagi client kita datang ke tempat rapat!" protes Fikri merasa kesal, karena Dimas tidak profesional disaat harus rapat justru Dimas memikirkan perasaan istri ke duanya.

Fikri mematikan teleponnya, karena mau siapin dokumen yang akan dibawa OB ke restoran yang sudah dijanjikan sebelumnya.

Dimas merasa bingung dan tidak tega, karena baru ketemu harus meninggalkan Diana dan anaknya demi rapat selama dua jam. Jika Dimas tidak datang resikonya besar dan Dimas tidak mau kehilangan semuanya, cuman karena tidak datang rapat karena bakal ketahuan kalo Dimas sudah punya banyak istri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!