NovelToon NovelToon

Merayu Gadisku

Lagi, lagi dan lagi

Alisa Rianda pekerja keras yang selalu menjunjung tinggi profesionalnya. Bersama sahabat baiknya Dira, dia membangun usaha jasa EO dari lulus SMA.

Bukan hal mudah untuk sampai pada titik ini, namun ia dan Dira sanggup mengembangkan usahanya ini.

Walaupun bukan perusahaan besar namun mereka sudah memiliki beberapa karyawan dan klien tetap yang menggunakan jasa mereka.

10 tahun bukan waktu yang singkat untuknya mengorbankan hidupnya demi Senja Organizer. Senja, sebuah nama pengingat tawa dan luka yang mereka lalui. Naif mungkin, namun Senja nama seseorang yang mereka cintai dan mereka jadikan sebagai pengingat titik balik hidup mereka.

Menjadikan Alisa wanita yang selalu membentengi hatinya agar tak ada celah untuk cinta

Brak!!!

Pintu ruangan ku terbuka

Wanita cantik dan berpenampilan modis masuk dengan tergesa, mengagetkan Alisa yang sedang fokus menghitung sejumlah angka.

"Please Li, bantu aku. Ini terakhir, Oki udah janji gak bakal ikut campur lagi" Dira membujuk Alisa dengan wajah memelas nya dan duduk di kursi depan Alisa

Kutarik nafas dan menghembuskan dengan kencang. Supaya Dira tau kalau aku juga lagi menahan emosi jika topik pembicaraan mengenai si minuman penahan lapar itu

"Udah basi kali, si Oki tu udah expired janjinya. Seharusnya dia itu harusnya dimusnahkan aja biar gak nyusahin " Sahutku kesal. Emosiku muncul apabila membicarakan si Oki benalu

Dira bangkit dan memegang lengan Alisa

"Jangan gitu dong, kamu tau kan aku tu sayang banget sama kalian berdua. Kalian tu gak bisa akur, aku yang bingung harus gimana. Kamu tau kan, aku gak bisa milih diantara kalian harus lebih memihak siapa. Kalian orang yang paling berharga buat aku... Please ya... Mau ya" sambil memberikan tatapan berkaca - kacaanya.

'Ciiih.... Apa hebatnya laki-laki itu sampai sebeharga itu' batinku

Aku menghela nafas lagi, mulai lagi deh. "Syaratnya tu laki jangan ikut campur kali ini. Ingetin juga dia itu aku yang gaji bukan sebaliknya" Akhirnya aku menyerah juga dengan bujukan sahabatku ini.

"Aku sayang banget sama kamu Li...." Dira tersenyum senang dan memelukku. " Oke, kalau gitu aku kabarin Oki dulu ya. Jangan lupa makan, kamu kebiasaan kalau kerja lupa makan" Kemudian berlalu dari ruangan ku.

Dira Septiana, dia sahabatku dari SMP. Wanita cantik yang periang, sayangnya terlalu mudah dimanfaatkan, terutama oleh Oki si penunda lapar.

Ya si Oki suami Dira, mereka sudah menikah 2 tahun yang lalu. Pria manipulatif yang bisa memanfaatkan segala cara untuk keuntungannya. Dan sekarang mulai merecokinya. Alisa sangat membenci lelaki itu, apalagi setelah tau apa yang diperbuat olehnya

Oki ternyata diam-diam mengajukan pinjaman dengan menggadaikan tempat usahanya, karena memang Dira lah yang menyimpan semua dokumen pentingnya saat rumahnya di renovasi saat itu.

Tentunya hal itu membuat Alisa berang dan mengamuk pada laki-laki benalu itu. Apalagi setelah tau uang pinjaman tersebut dihabiskan untuk judi.

Namun Dira memohon untuk memaafkannya dan akan berusaha melunasi hutang pinjaman suaminya. Sejak itulah lelaki itu ikut bergabung di Senja Organizer dengan perjanjian yang Alisa buat agar lelaki itu tidak seenaknya.

Sejak dulu memang Alisa memegang kendali penuh perusahaan kecilnya ini. Karena Dira juga sibuk mengurusi butik yang dirintisnya.

Sepertinya si Oki lupa kalau Alisa bukan Dira yang bisa terus dimanfaatkan dan memaafkannya lagi, lagi dan lagi....

Mata Segelap Malam

"Jadi kapan kita bisa ketemu EO untuk perencanaan peresmian hotel itu?" Pertanyaan Sean mengagetkan Aldo sang asisten pribadinya selama 8 tahun itu. Membuat pria yang lebih muda itu mengernyit heran.

"Bos mau ketemu langsung dengan pihak EO?" Masih tidak percaya dengan pendengarannya. Sedangkan pria yang membuatnya kaget masih santai memeriksa dokumen yang dibawanya.

"Hmmmm" Sean jawab tanpa menoleh, yang artinya iya. 'Waah.... kabar baru ini, sang atasan langsung turun tangan pada perencanaan peresmian hotel' batin Aldo. Suatu keanehan bagi Aldo selama bekerja dengan Seandy Kenneth Abidzar tak pernah mau atasannya itu ikut repot merancang acara-acara seperti itu. 'datang ke acara orang lain saja ogah-ogahan, fix udah... Aneh ini' Aldo masih memperhatikan bosnya

"EO yang kemarin kan? Yakin gak mau ganti ni bos, itu acara besar loh bos. Gak masalah kita pakai EO yang biasanya hanya mengurus party kecil?" Tanya Aldo heran dan dibalas dengan tatapan tajam Sean. "Saya hubungi sekarang bos" lanjut Aldo langsung paham arti tatapan bos nya ini.

Setelah Aldo keluar ruangan, Sean berbalik memandang keluar bingkai kaca kantornya. Kantornya terletak di lantai 20 membuat pemandangan sekitarnya menjadi kecil. Melihat hiruk pikuk kota mengingatkanya ketika dia jatuh terpuruk, dimana semua orang yang dijadikannya tempat berpegangan melepaskan tangan dan berbalik. Membuatnya melihat manusia munafik yang mendekatinya kala dia sudah dapat berdiri tegak.

Sean harus menjadi tulang punggung pada usia belia, ayahnya meninggal dunia dengan utang yang tak bisa dibayar. Meninggalkan Dia, ibu serta kakaknya yang menanggung semua beban yang ditinggalkan ayahnya. Ayahnya bukan pria tak bertanggung jawab, dia ayah yang baik hanya terlalu mudah percaya pada orang lain.

Sean yang saat itu lelaki remaja yang harus berjuang untuk menjaga ibu dan kehormatan kakaknya walaupun terlambat. Keduanya tidak dapat Sean lakukan. Saat itu dia hanya lelaki lemah yang tak memiliki apa-apa.

Berbeda saat ini dia menjadi laki-laki tangguh dan kuat serta mengerikan bagi saingan bisnisnya. Tapi tak ada yang tau hatinya begitu kosong dan dingin banyak luka dialaminya. Menjadikannya pria dingin tak tersentuh.

Namun semua berubah ketika bertemu wanita itu.. Wanita dengan mata hitam pekat, sepekat malam. Yang membuat Sean ingin terus menatapnya.

Alisa Rianda nama wanita yang selalu dia hindari saat bertemu. Pemilik sebuah perusahaan jasa kecil Senja Organizer.

Tapi bulan lalu, saat acara ulang tahun koleganya. Iya bertemu dengan wanita itu kembali dan salahnya dia tidak dapat memalingkan wajahnya dari tatapan mata wanita itu. Wanita yang dianggapnya senang panjat sosial demi kesenangan, mudah jatuh pada pria kaya yang dapat memberi keuntungan. Dalam artian wanita murahan...

Malam itu Sean terhipnotis pada mata yang memancarkan luka padahal bibirnya selalu tersenyum bahkan tertawa bersama teman bicaranya. Wanita itu sangat cantik, tubuhnya pun sangat porposional seperti model papan atas. Bahkan dari jauh pun pesonanya dapat memalingkan wajah para pria yang ada di ruangan ini.

Ketika Sean tidak sengaja bertemu mata itu dan saling menatap. Sean tak dapat berpaling dia merasa ada yang aneh pada dirinya seakan ada yang menarik jiwanya. Membuatnya ingin berlari ke arahnya, menatap matanya bahkan menyelami apa yang ada di balik mata itu.

Mata sekelam malam....

Sepertinya matahari terbit dari barat

Dengan langkah penuh percaya diri seorang gadis masuk ke gedung perusahaan yang sedang naik daun, Bintang Senja. Agak aneh memang nama perusahaan ini mirip dengan nama perusahaan kecilnya. 'Semoga saja Senja Organizer bisa sukses kayak perusahaan ini' batin Alisa sambil tersenyum miris.

"Permisi mbak, saya Alisa Rianda dari Senja Organizer mau ketemu dengan pak Aldo Ozil" Alisa memperkenalkan diri pada resepsionis tersebut. Dengan ramah resepsionis itu menunjukkan arah menuju kantor calon kliennya. Ya mudah-mudah sukses menjadi klien. Saat ini dia memerlukan dana yang banyak untuk membayar beberapa suppliernya.

Mengingat ini, Alisa menjadi geram sendiri. Akibat ulah suami sahabatnya dia pun dibuat susah. Kalau saja bukan Dira yang membantu modalnya membuka usaha dengan uang warisan ayahnya, dia pasti akan menendang lelaki brengsek itu ke Segitiga Bermuda. Biar hilang dan tak pernah muncul lagi.

Pintu lift terbuka pada lantai 15, Alisa menarik dan menghembuskan nafasnya. Berdoa dalam hati semoga kali ini dia bisa sukses. Sebenarnya ini bukan tugasnya tapi tugas si minuman penunda lapar itu, dia yang bikin janji tapi melemparkan kepadanya.

Tampak seorang pria tampan yang tersenyum manis berdiri tidak jauh dari pintu lift, seperti menyambutnya. 'Dih ge er' batin Alisa geli sendiri.

"Selamat pagi nona Alisa, saya Aldo asisten tuan Sean. Tuan Sean sudah menunggu anda" sambut Aldo memperkenalkan diri.

Alisa mengikuti langkah Aldo sambil memperhatikan sekelilingnya, lantai hanya ada tiga pintu. di depan salah satu pintu ada 2 meja sepertinya untuk sekretaris.

Aldo berhenti dan mengetuk pintu berwarna hitam tersebut, kemudian mempersilahkan Alisa masuk

"Tuan, Nona Alisa dari Senja Organizer telah datang" kata Aldo formal kepada Sean

Alisa menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, maskulin dan perfeksionis.

Kemudian dia melihat pria yang sedang duduk di kursi kebesarannya, pria tampan dengan tatapan tajamnya. Memandangi Alisa seolah menilai 'cih.. dasar laki-laki' batinnya. Tapi Alisa tetap memberikan senyum profesionalnya.

"Selamat pagi Tuan Sean, saya rasa asisten anda sudah memperkenalkan siapa saya. Jadi mungkin kita bisa langsung saja membahas soal rencana anda menggunakan jasa perusahaan kami" tutur Alisa lembut namun tegas.

Sean agak terkejut, bibirnya tersenyum samar sangat samar. Wanita ini tegas sekali dan sepertinya tidak bisa basa basi.

"Silahkan duduk, dan sepertinya nona sudah tidak sabar untuk membahas tentang kita, maaf kerjasama kita" sahut Sean, sengaja memberikan kata ambigu. Dia ingin melihat reaksi Alisa, ternyata lucu sekali ekspresinya. Tatapan matanya menusuk tapi bibirnya tersenyum, sungguh luar biasa

"Baiklah, langsung saja tuan. Ini beberapa konsep yang sudah kami rancang anda boleh melihat atau anda sudah memiliki konsep sendiri maka silahkan anda sampaikan. Setelah itu akan saya perkirakan bujetnya, sehingga anda bisa mempertimbangkan jasa kami" Alisa menjelaskan sambil menunjukkan beberapa konsep acara untuk peresmian hotel pria ini.

Setelah memilih konsep acara, dan beberapa permintaan tambahan dari Sean. Alisa menyampaikan bahwa bujetnya lumayan besar.

"Saya tidak perduli dengan uang yang harus saya bayar. Tapi dengan syarat, anda harus ikut turun langsung menghandle dan 'mendampingi' saya dalam persiapan acara ini." jawab Sean dengan menekan kata mendampingi sambil menyeringai. Membuat dua orang lainnya terkejut. Alisa dan tentunya si asisten Aldo Ozil yang sampai menganga tak percaya. Sepertinya tadi pagi matahari terbit dari Barat..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!