NovelToon NovelToon

Bahagia Dalam Pernikahan

1 Itik buruk rupa

"Bu! aku berangkat ya!"teriak seorang anak perempuan berseragam sekolah SMA meninggalkan rumah kecil dipinggiran kota besar.

Dengan riangnya Laras mengayuh sepedanya menuju sekolah elit dimana hanya Laras seorang yang berangkat sekolah menggunakan sepeda bututnya.

Laras memarkir sepeda diujung tempat parkir, dimana di sana sudah berderet banyak mobil yang mewah, seperti biasanya.

Dengan tas yang berisi penuh, dan roti di mulutnya, Laras berjalan santai melewati beberapa murid yang dengan blak-blakan mengejek Laras.

"lihat deh? si itik buruk rupa masih bisa hadir aja, padahal kemarin sudah ada yang ngurung dia seharian di gudang bawah tanah, nggak kapok kah dia? aku kira dia bakal libur untuk berapa hari gitu, males banget liat wajahnya itu."ujar seorang perempuan yang sedang bercermin dengan kaca kecil di genggaman tangannya.

"Kamu risih sama wajahnya, lah aku jengkel sama mulutnya, nggak pernah berhenti makan sih, lihat perut buncitnya itu, kayaknya gajah juga kalah deh "ucap murid lainnya.

"hahaha!" mereka berdua menertawakan sesuatu yang menurut mereka lucu.

Laras melewati mereka seolah tidak terjadi sesuatu.

Laras duduk di bangku taman sekolah yang sepi, dia memeriksa kembali PR nya.

"eh kamu dengar nggak taman kota lama katanya mau di bangun jadi gedung perkantoran."ucap seorang siswa yang lewat di depan Laras.

deg

Laras sangat terkejut mendengar kabar itu, karena taman kota lama yang jarang dijumpai orang itu adalah tempat satu-satunya untuk Laras menyendiri.

dan tempat Laras sering berjumpa dengan satu-satunya orang yang mau menjadi teman Laras waktu kecil dulu, namun tiba-tiba menghilang entah kemana meninggalkan laras sendiri tanpa kabar terlebih dahulu .

Tet tteettt

bell masuk kelas pun berbunyi, Laras melihat teman sekelasnya tidak ada di sekitaran sekolah, dan Laras bisa mengambil kesimpulan .

"pasti mereka sudah menyiapkan kejutan di ruang kelas."batin Rara.

Dan saat Laras membuka pintu kelas tiba-tiba.

dukk

byuurrrr

Suara ember jatuh berisi air berwarna hitam yang ditaruh diatas pintu jatuh di atas lantai dan menumpahkan semua isinya tanpa mengenai Laras.

Setelah Laras puas memandangi sesuatu dihadapannya kemudian Laras memalingkan mukanya menuju semua teman sekelasnya yang berkumpul di pojok kelas dengan muka masam sarat tak terima akan kegagalan hiburan mereka.

Laras beranjak menuju tempat duduknya di ikuti oleh teman-temannya dengan terpaksa karena Pak Guru sudah mau memasuki ruang kelas.

"Ck, menyebalkan!"

"Ck, nggak seru ah!"

"yah, ternyata gagal!"

Tiba Pak Guru di kelas.

"ya Ampuuun, heran aku sama kalian, udah waktunya harus sibuk-sibuknya mempersiapkan ujian kelulusan, masih saja bertingkah santai dan bermain-main."teriak seorang Pak Guru membahana.

Sambil berjinjit Pak Guru masih merepet nggak jelas mengungkapkan kekecewaannya terhadap anak didiknya.

"Tio! panggil Pak Andi untuk bersihkan kelas lagi,"ujar pak guru menyuruh salah satu muridnya.

"ogah ah pak! aku capek."jawab seorang siswa yang bernama Tio.

"ya udah Doni saja."kata pak guru tanpa basa-basi.

"baik pak ." sanggup seorang murid yang lainnya sambil berlalu dari kelas.

"Laras! kumpulkan PR semua siswa."lanjut Pak Guru.

"baik pak." sanggup Laras berjalan menuju teman sekelasnya satu persatu.

"ya ampun, PR yang mana sih!"

"waduh aku lupa Bray!"

"sama, gue juga!"

"tau kaya gini harusnya tadi habisin waktu buat nyontek jawaban si itik, ah nyebelin."

"iya iya setuju."

sebelum melanjutkan pelajaran Pak Guru tidak bisa menahan diri untuk tidak mengomeli tingkah kekanak-kanakan muridnya.

para murid yang berdiri di depan kelas akibat tidak mengerjakan PR yang jumlahnya hampir setengah isi kelas,hanya bisa memutar bola mata dan bersungut-sungut tanpa suara mendengar ocehan Pak guru secara terpaksa.

2 Tampan

Dan hasil nilai dari PR MATEMATIKA hari ini, Laras dapat nilai 10 dengan usahanya sendiri.

Tiba saatnya istirahat, Laras duduk membaca buku di kursi taman sekolah yang biasanya, tentunya setelah dia pergi ke kantin terlebih dahulu.

"Eh kamu udah liat MADING hari ini seru banget, ada berita tentang beberapa perusahaan yang akan mendonasikan uangnya untuk pembangunan pembesaran gedung olahraga sekolah kita, yang lebih seru lagi, ada Tuan muda Arta sama sekertaris Ken, Aku sudah lihat potonya loh."ujar salah satu siswa yang duduk di sebrang Laras.

"yang bener, katanya sekertaris Ken ganteng banget, antar aku lihat sana yuk!"ajak teman satunya.

"ya udah cepetan sebelum ada yang menyobeknya untuk dijadikan bahan PR."jawab salah satu temannya membuat Laras sedikit tertohok dengan ucapan temannya.

Nyatanya memang Laras sering mengambil cerpen atau puisi dari MADING untuk sekedar dikoleksi daripada dibuang, dan kadang isi MADING bisa berguna untuk beberapa tugas pelajaran bahasa Indonesia.

selesai membaca bukunya, Laras hendak pergi ke kelas sekedar tidur untuk menghabiskan waktu istirahat hingga bel berbunyi, namun Laras penasaran dengan banyaknya perempuan yang berkerumun di depan MADING.

Dan akhirnya Laras putuskan untuk menunggu tempat itu sepi.

setelah tidak lagi ada seorang pun yang berdiri di depan MADING, Laras mendekati MADING itu dengan santainya, namun semakin dekat langkah Laras, dia melihat sosok yang sepertinya Laras kenal.

Poto itu adalah sekertaris Ken, Laras seperti merasa pernah bertemu namun entah dimana.

deg

deg

jantung Laras berdetak kencang, tanpa sadar Laras memegang Poto itu dan berkata.

"Tampan."ujar Laras masih dalam mode melamun.

Namun ternyata kalimat yang diucapkan Laras membangunkan Laras segera dari lamunannya karena ada orang yang mendengarnya.

Laras tidak sadar saat dia berkata 'Tampan' sekelompok lelaki siswa sekolah itu lewat di belakang Laras.

"ptt bwahahaha!"

teriak beberapa lelaki di belakang Laras , seketika Laras melihat ke arah banyaknya lelaki yang sedang tertawa terpingkal pingkal.

Ada yang hanya menutup mulutnya dengan berdehem untuk menahan tawa agar menjaga image cool nya .

Ada pula laki-laki yang sedang berjongkok hingga berbaring diatas bangku panjang depan MADING.

mereka tertawa dengan pundak yang naik turun, mereka juga berusaha menghapus air mata masing-masing.

"ceroboh!" batin Laras sambil berlalu dengan santai menuju kelasnya dengan diiringi riuhnya surakan dan tawa mengejek di sepanjang perjalanan.

Laras tidak membiarkan semua orang tertawa, dia merasa ini cukup menjadi sebuah hiburan sesaat untuk mereka.

Bagaimana pun ucapan Laras di depan MADING memanglah seperti punguk merindukan bulan.

...

Setelah bell pulang sekolah berbunyi.

Laras sangat penasaran dengan banyaknya perempuan yang berbisik-bisik satu sama lain, namun Laras berusaha untuk tidak penasaran, kalau memang ditakdirkan untuk tahu, cepat lambat hal itu akan Laras ketahui, begitulah pemikiran Laras.

Saat sampai di parkiran, Laras menemukan ban sepeda bututnya sudah kempes.

Dengan langkah gontai Laras berjalan dengan menggandeng sepeda sekarat sahabat Laras satu-satunya, kemudian Laras melihat mobil mewah masuk parkiran dengan banyaknya guru-guru dan kepala sekolah menyambut kedatangan mobil tersebut.

"mungkin ini yang di gosipkan perempuan di lorong tadi." batin Laras acuh.

Sesampainya perjalanan Laras dekat dengan mobil tersebut terdengar suara Pak kepala sekolah menyambut seseorang yang keluar dari mobil di hadapannya, membuat langkahnya terhenti.

"Selamat datang Tuan muda Arta dan sekertaris Ken."

deg

Laras menoleh kearah sebrang jalan parkiran di mana telah berdiri seorang pria yang dia lihat di MADING tadi, sekertaris Ken di belakang tuan muda Arta yang bersalaman dengan Pak kepala sekolah beserta para guru bergantian. lalu kemudian sibuk dengan hpnya tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya.

Laras terpesona dengan kecantikan wajah sekertaris Ken, hingga Tuan muda Arta yang sibuk berceloteh dengan kepala sekolah membisikkan sesuatu kepada sekretaris Ken, membuat sekertaris Ken mengalikan pandangannya kearah Laras membuat pandangan mereka berdua bertemu.

Deg

3 Berkhayal

Laras tidak berdaya dengan tatapan pria tampan di sana, entah kenapa dia tidak bisa melakukan apa-apa, seolah pandangan sekertaris Ken mengunci pergerakan Laras, mungkin ini yang namanya 'terpesona'.

Beberapa saat Laras menikmati tatapan itu, hingga akhirnya sekertaris Ken memutuskan kontak matanya dan berlalu ke dalam lorong di sekolah itu bersama yang lainnya.

Kemudian Laras menyetandarkan sepedanya dan duduk di bangku terdekat yang ada di sana.

Rasa lemas menyerang tubuhnya, perasaan kecewa karena kepergian sekertaris Ken membuatnya sedikit agak tidak rela.

Entah kenapa Laras merasa bahagia, dan tidak pernah merasakan sebahagia ini.

"Mungkinkah aku jatuh cinta?" batin Laras.

"Tunggu!"seru Laras bermonolog.

"Apa barusan aku gila, mana mungkin sekertaris Ken menatap ke arahku, memangnya aku siapa?"ucap Laras bermonolog sambil melihat ke segala arah, siapa tau ada perempuan cantik disekitarnya yang dilihat oleh sekretaris Ken, bukannya dirinya.

Tapi tidak ada siapapun disana.

"Pasti aku barusan berkhayal, ah memalukan, lebih baik aku segera pergi sebelum ada yang melihat kebodohanku ini."batin Laras kemudian segera bergegas pergi dari sana karena ingat ada acara yang harus dihadiri oleh Laras beberapa jam lagi.

...

Di depan sebuah bengkel.

"Paman, aku taruh sepeda aku disini dulu ya, nanti kalau ada uang aku ambil, sekalian bayar untuk tempel bannya."teriak Laras karena bisingnya suara kendaraan bermotor.

"Oke nak Laras."jawab pemilik bengkel kecil-kecilan.

Bengkel itu adalah langganan Laras, karena bukan cuma sekali ini saja ban sepeda Laras jadi korban kejahilan teman-temannya.

Jika sudah begini berarti Laras akan pergi dengan berjalan kaki, rencana awalnya kalau tidak ada masalah dengan sepedanya, Laras mau pergi dulu ke taman kota mati yang sudah jarang dijumpai orang.

Namun apa boleh buat, sekarang Laras harus langsung pergi berjalan kaki ke sebuah restoran mewah yang baru dibuka, untuk mengikuti acara perlombaan makan bakso.

Kalau misalnya menang, Laras ingin sekali membawa ibu angkatnya makan di beberapa restoran mewah di kota ini.

...

Setelah beberapa puluh menit Laras berjalan kaki santai, Tibalah Laras di depan restoran tujuannya, Namun tiba-tiba Laras dikejutkan dengan mobil yang sama seperti yang dikendarai oleh sekretaris Ken.

Laras menunggu mobil itu berhenti hingga penumpangnya keluar, dan ternyata benar, itu adalah sekertaris Ken dan juga bosnya, yang langsung disambut beberapa orang penting.

Mereka berdua langsung dipersilahkan masuk kedalam restoran.

"Ternyata tadi itu memang hanyalanku saja Halaaah Laras,,, Laras mimpi memang aku ni."monolog Laras sambil hendak pergi ke dalam.

Sesampainya di dalam restoran sudah ada panggung dan pita cantik yang disediakan untuk potong pita peresmian dibukanya restoran ini.

Lalu juga ada meja yang disusun memanjang untuk peserta lomba dimana Laras adalah salah satu dari pesertanya.

Kemudian ratusan box Snack kecil untuk dibagikan ke pengunjung yang datang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai yang tua, kaya miskin semua ada disana.

Termasuk ibu angkatnya Laras yang sengaja bolos kerja demi mensuport anak satu-satunya.

Biasanya ibu Laras kerja bantu tetangga jualan bakso.

"Laras!"teriak ibunya dari pojokan dengan memakai tongkat di sebelah tangannya.

Laras segera pergi menghampiri ibunya.

"ibu beneran datang rupanya, padahal udah Laras bilang nggak usah, takut malu kalau nggak menang nanti."canda Laras.

"Sudah-sudah! nggak apa-apa, menang atau kalah, terserah nanti, yang penting sekarang ibu ingin dukung Kamu, harus semangat ya, siap!?" teriak ibunya dilautan para pengunjung.

"Siap bu!" jawab Laras sambil memeluk ibunya dengan penuh kasih sayang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!