"Rapikan penampilan mu sayang" ujar Dikta pada Aliya sang sekretaris.
Siapa saja akan tau kalau mereka baru saja selesai bercinta karena penampilan Aliya yang acak-acakan, Aliya mencium pipi Dikta lalu berjalan cepat ke kamar mandi karena ada ketukan pintu dari luar sanaa.
"Masuk"ucap Dikta dari dalam
"Clek"
"Maaf pak saya mau mengantarkan berkas ini tadi saya melihat di depan tidak ada Aliya jadi saya berinisiatif menggedor pintu ruangan bapak saja karena berkasnya cukup penting" ujar Rizal staff pemasaran
"Aliya sedang keluar membeli makan siang untuk saya" bohong Dikta
"Letakkan di sana dan kamu boleh keluar"usir Dikta cepat
Rizal meletakkan berkasnya di atas meja lalu segera pergi.
Banyak rumor yang mengatakan kalau Aliya adalah simpanan Dikta tapi hingga saat ini belum ada yang bisa membuktikan nya karena permainan mereka terlalu cantik.
Setelah rapi Aliya segera keluar dari kamar mandi.
"Mas aku keluar kan dulu ya takut ada yang curiga"pamit Aliya tapi sebelum keluar mereka menyempatkan diri untuk melakukan ciuman panas sejenak.
"Nanti tunggu aku ditempat biasa,kita pulang bareng sayang"
"Aku naik taksi saja mas aku mau mampir dulu di minimarket untuk membeli keperluan dapur semua nya sudah habis" ujar Aliya
"Aku tunggu di apartemen malam nanti" lanjut Aliya dengan tersenyum menggoda.
"Oke baby" jawab Dikta dengan semangat.
Dikta Pramudya anak Pertama dari pengusaha ternama Frengky Pramudya, Dikta di kenal dengan lelaki yang sangat royal apalagi jika pada wanita Dikta rela menghabiskan banyak uang asalkan wanita nya itu bisa memuaskan Dikta yang memang memiliki sedikit masalah sex,Dikta ingin selalu di puaskan dan itu dia dapat kan dari Aliya perempuan yang menjadi sekretaris nya saat ini.
****
"Mah papa kapan pulang nya?" tanya Vania
"Mama juga tidak tau sayang, ponsel papa tidak bisa di hubungi dari tadi mungkin papa sedang sibuk bekerja,sabar ya nanti papa juga akan pulang" hibur Nasya
"Tapi papa sudah janji ma malam ini akan makan malam di luar"tagih bocah berusia delapan tahun ini.
"Iya papa pasti ingat kok janji nya sama Vania, sabar ya sayang papa kan sedang kerja buat Vania juga"ujar Nasya lagi
Nasya mencoba menghubungi sang suami tapi tetap tidak ada jawaban padahal ini sudah pukul tujuh tapi Dikta belum juga pulang.
"Kemana kamu mas,kenapa nggak ada kabar begini "batin Nasya cemas
Ini bukan kali pertama Dikta tak memberikan nya kabar tapi kali ini Vania benar-benar menginginkan makan malam diluar bersama papa nya.
"Sayang, mungkin papa sedang sibuk bekerja Vania makan nya sama mama saja ya" bujuk Nasya
"Nggak! Vania mau nya sama papa ma"
"Cup...cup....anak sayang mama,papa kan kerja buat Vania,buat bayar sekolah Vania,buat kebutuhan Vania jadi jangan ngambek ya sayang Vania harus mengerti kalau papa juga punya kesibukan di luar sana" jelas Nasya lembut.
Nasya dan Dikta menikah karena perjodohan keluarga yang terjadi sembilan tahun yang lalu hingga saat ini mereka sudah di karuniai seorang anak perempuan bernama Vania, pernikahan ini memang terkesan terpaksa karena Mama Dikta yang menginginkan Nasya menjadi menantu nya dan hingga saat ini Dikta tak kunjung mengenal kan Nasya ke publik sebagai istri nya dengan alasan takut Nasya menjadi sasaran musuh-musuh bisnis nya padahal itu sama sekali tidak benar karena Dikta memang tidak mencintai Nasya dan berniat menceraikan nya.
Sikap Dikta memang sulit di tebak terkadang manis terkadang ketus tapi Nasya tidak bisa berbuat banyak karena dia mencintai Dikta tulus.
****
"Kamu selalu membuat ku candu sayang" puji Dikta
"Makanya mas kalau mau tiap hari dan tiap waktu nikahin aku"pinta Aliya
"Ya sayang, pasti aku akan nikahi kamu secepatnya tapi kita menikah Siri dulu ya jangan ada yang tau pernikahan kita"
"Kenapa?" tanya Aliya bingung bukan nya mereka saling mencintai kenapa harus menikah siri.
"Orang tua ku sangat selektif memilih menantu sayang,aku takut mama tidak menerima mu dan kamu malah kecewa jadi kita pelan-pelan saja ya"
"Lalu?"
"Ya kita seperti nya harus berjuang dulu sayang menyembunyikan pernikahan ini"
"Tapi sampai kapan mas? Aku juga butuh pengakuan sebagai istri kamu"
"Mungkin sampai kamu hamil, siapa tau setelah mendengar akan mendapatkan cucu dia luluh lalu memberikan restu"
"Kalau begitu hamili aku sekarang mas" ajak Aliya
"Siapa takut" jawab Dikta dan mereka melakukan nya kembali hingga kedua nya kelelahan.
"Baru pulang mas?" tanya Nasya saat melihat Dikta pulang pukul satu malam
"Hmmm..kamu belum tidur?"tanya balik Dikta
"Menunggu mu"jawab Nasya singkat
"Bukan kah aku sudah sering katakan jangan menunggu ku,jika kamu mengantuk tidur saja duluan karena aku sendiri tidak tau jam berapa aku pulang"
"Kamu bos nya mas kenapa harus kamu terus yang bekerja hingga larut malam" protes Nasya
"Jadi kamu mau nya bagaimana? Aku diam di rumah menunggu hasil dari kantor saja! Come on Nas,aku harus menghidupi kamu dan keluarga ku,aku anak pertama besar tanggung jawab yang harus aku pikul" jelas Dikta tegas
"Jika tidak bisa menepati janji jangan berjanji mas,Vania sudah semakin besar dia tidak ingin di bohongi terus menerus oleh mu mas" sindir Nasya
"Pekerjaan ku sangat padat, seharusnya kalian mengerti dan kamu sebagai ibu nya harus bisa membujuk Vania,Nas"Jawab Dikta dingin lalu masuk kedalam kamar mandi membuat Nasya menghela nafas panjang, selalu saja itu yang menjadi alasan suaminya ini.
Setelah mandi Dikta segera berbaring di ranjang,Nasya membalik kan tubuh nya memunggungi Dikta.
"Apa memang begini cara mu memperlakukan suami yang pulang dari bekerja, sembilan tahun menikah masih saja tidak mengerti" ketus Dikta membuat Nasya membalikkan tubuh nya.
"Mas seharusnya aku yang mengatakan demikian, sembilan tahun menikah apa pernah kau memperlakukan ku sebagai seorang istri,kau pergi dan pulang sore semau mu tanpa mengerti perasaan ku mas"
"Aku sudah memberikan kamu kemewahan Nas,apa masih kurang?"
"Mas aku tidak butuh itu semua aku hanya ingin pengakuan! Sembilan tahun menikah kamu sama sekali tidak pernah mengakui ku mas,apa memang akan begini terus" ujar Nasya dengan mata yang sudah berlinang.
"Aku rasa itu tidak perlu selagi aku memberikan kamu dan Vania nafkah"
Dikta membalik kan tubuh nya memunggungi Nasya,dia tidak ingin berdebat malam ini tubuh nya sangat lelah habis bercinta beberapa ronde dengan Aliya tadi.
"Aku tidak ingin berdebat Nas,aku lelah!"
"Kamu selalu saja menghindar,jangan jadi pengecut mas!" kesal Nasya
****
Pagi menyapa sang mentari Aliya terbangun dari tidurnya, tubuh nya terasa remuk akibat percintaan panas mereka semalam.
"Mas Dikta benar-benar membuat ku gila" gumam Aliya tersenyum kecil,di liriknya ranjang di sebelah nya tidak ada lagi orang kapan kekasih nya itu pergi? Sangking lelah nya sampai Aliya tidak tau jam berapa Dikta meninggal kan nya.
Aliya bangkit lalu segera kekamar mandi, pagi ini dia harus bekerja seperti biasa nya tampil cantik di hadapan sang kekasih agar Dikta tak bisa berpaling dari nya.
Aliya tinggal di sebuah apartemen yang di belikan oleh Dikta setelah mereka resmi berpacaran.
Seperti biasa Aliya berdandan cantik dengan memakai dress bermotif bunga dan di tambah tas branded keluaran terbaru membuat penampilan Aliya menjadi jauh lebih cantik.
Aliya memang selalu menjaga penampilan nya selain dia bekerja sebagai sekretaris Aliya ingin Dikta selalu memujinya.
"Selesai" ujar Aliya melihat penampilan nya sambil tersenyum manis.
****
"Pa,aku ingin papa yang mengantarkan ku kesekolah pagi ini" pinta Vania dengan wajah memelas.
"Tapi papa harus kerja sayang,sama mama saja ya yang mengantar kan nya" bujuk Nasya, meskipun dia kecewa pada Dikta,Nasya harus tetap memasang wajah manis di hadapan sang anak Nasya tidak ingin anak nya tau jika dia dan Dikta sedang tidak baik-baik saja.
"Tidak ma,aku mau nya papa" tolak Vania
"Papa tau semua orang di sekolah ku menanyakan siapa papa ku, karena tidak pernah kelihatan"protes perempuan cantik ini.
"Baik lah akan papa antar" ujar Dikta
"Hore!!!" seru nya
Nasya hanya tersenyum kecil melihat keceriaan sang anak padahal semalam Nasya lihat sendiri kalau Vania kecewa tapi pagi ini dia bisa kembali ceria hanya karena hal kecil.
"Rajin-rajin belajar nya ya jangan bolos"pesan Dikta mengelus lembut rambut sang anak
"Oke pa, nanti malam papa harus pulang" ucap Vania dan diangguki pelan oleh Dikta
Dikta mencium puncak kepala sang anak lalu segera pergi, ini lah alasan mengapa Dikta memang bertahan pada Nasya selain karena mama nya juga karena Vania,dia memang menyayangi anak nya ini.
"Aaaahhhhkkkk" pekik Aliya saat tubuh nya bergetar hebat dan kepala nya tiba-tiba pusing.
"Kau kalah hon"ujar Dikta sambil menarik jari tangan nya lalu mengelap dengan tissu
"Bagaimana aku tidak kalah kau memasuki nya tanpa aba-aba begitu" kesal Aliya
Tadi nya perempuan cantik ini akan membacakan jadwal sang atasan hari ini tapi saat datang Dikta langsung menyerang nya dengan ciuman hingga perempuan itu tidak bisa bergerak lagi.
"Mas lusa kamu harus berangkat ke Luar negeri untuk proyek terbaru perusahaan" lapor Aliya
"Lusa?"
"Hmmmm.... semua berkasnya sudah aku siapkan kamu tinggal pergi saja"
"Kenapa mendadak begitu hon?"
"Tidak mendadak empat hari yang lalu saat di apartemen juga sudah aku katakan pada mu" jawab Aliya sambil merapikan penampilan nya.
"Jika di apartemen jangan katakan apapun sayang aku tidak akan pernah mendengar kan nya,aku hanya fokus pada mu" ujar Dikta memeluk tubuh Aliya dari belakang, sekretaris nya ini sangat candu untuk nya,andai saja Dikta bertemu Aliya lebih dulu pasti dia akan mempertahankan perempuan ini tapi takdir berkata lain dia lebih dulu di jodohkan dengan Nasya dan sudah memiliki seorang buah hati.
"Tiket keberangkatan mu akan aku pesan siang ini mas,husf aku kesepian deh mas di sini" rengek Aliya
"Kenapa harus kesepian hon,pesan kan dua tiket" ujar Dikta
"Dua! Untuk siapa?"
"Untuk kamu lah hon,aku ingin selama di luar negeri tetap bersama mu, kita honeymoon"
"Nikah juga belum mas masa honeymoon dulu"protes Aliya
"Apa salah nya,kita saja belum menikah bisa melakukan nya lebih dulu bahkan berkali-kali hingga kamu selalu kalah" ujar Dikta membuat Aliya malu.
"Ya sudah kalau begitu aku akan pesan kan dua, tidak ada salah nya di cicil dulu siapa tau setelah pulang honeymoon langsung di nikahi" ucap Aliya sedikit terkekeh dan diangguki Dikta.
Aliya sangat mencintai Dikta karena lelaki ini kah yang pertama kali untuk nya,Dikta mengajar kan nya banyak hal.
Cinta memang terkadang membuat orang bisa gila, Cinta juga membuat orang lupa diri seperti Aliya saat ini dia di butakan oleh Cinta.
****
"Suami mu jarang pulang Nas?" tanya Bu Retno pada menantu nya ini, Siang ini mama Dikta sengaja mampir di rumah sang menantu karena banyak nya berita miring di kantor mengenai Dikta dia ingin menanyakan langsung pada Nasya apa memang benar?
"Iya ma bahkan ponsel Mas Dikta sulit untuk di hubungi sekarang " adu Nasya
"Yang sabar ya Nas, Dikta bekerja untuk kamu dan Vania, kamu harus percaya dengan suami mu, menjadi pemimpin di perusahaan besar itu tidak mudah Nas,dulu mama juga sering begitu di tinggal-tinggal oleh papa mu tapi mama berusaha sabar dan di hari tua kami menikmati nya" jelas bu Retno
"Aku selalu berusaha sabar ma tapi terkadang mas Dikta selalu memancing emosi ku,Vania sudah besar ma dia butuh sosok ayah yang selalu di dekat nya"
"Bulan depan acara ulang tahun kantor,mama akan mengenalkan kamu sebagai istri Dikta,mama rasa sepuluh tahun sudah waktunya publik mengetahui Dikta memiliki seorang istri dan anak"kesal bu Retno
"Terimakasih ma"
"Iya sayang, sama-sama,oh ya apa kamu sudah melepas KB mu?" tanya Bu Retno dan di jawab gelengan pelan oleh Nasya
"Lepas kan saja Nas, sudah wajar Vania memiliki seorang adik,agar Dikta juga lebih banyak menghabiskan waktu nya di rumah" ujar bu Retno lagi dan di anggukki Nasya setuju memang dia sudah berniat ingin menambah anak lagi tapi terkadang niat itu d urungkan Nasya mengingat sifat sang suami yang terlalu dingin.
Nasya adalah anak dari sahabat baik bu Retno,bu Retno menyukai Nasya karena perempuan ini sangat lembut dan keibuan dia menyayangi keluarga nya hingga bu Retno tertarik menjadi kan Nasya menantu nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!