Seorang gadis cantik menahan lelah mencari sang Bapa yang tak kunjung pulang, seharian dia mencari sang ayah yang membawa pergi uang untuk perawatan ibunya yang sedang terbaring lemah di rumah sakit.
Dia terus mengoes sepeda buntutnya tak kenal lelah, menjelajahi seluruh ibu kota agar ibunya mendapat kan perawatan lanjutan di rumah sakit.
Bapa.. ya tuhan.. tolong pertemukan aku dan ayah batin gadis malang itu.
Tak kenal lelah dia terus mencari sang Bapa nya yang terkenal sebagai penjudi pemabok dan ringan tangan. kehidupannya yang malang membuatnya harus terus berjuang untuk mencari uang untuk kesembuhan sang ibu.
Gadis malang tersebut bernama Gadis Salvia Nata. dia sosok gadis yang Cantik, rambutnya yang hitam panjang nan lebat, hidungnya yang muncung, bentuk wajah cantik ayu khas gadis pedesaan. tubuhnya yang bagus dan tinggi biasa menggunakan kaos buluk andalan nya. Nata anak yang penurut pada sosok ibunya, hidupnya di penuhi dengan asam manis pahit kehidupan karna ulah sang Bapa.
"Bapaaa" teriak Nata
penglihatan nya yang tajam tak sengaja melihat bapanya yang telah di sandra oleh anak buah kasino besar di kota.
Tono kaget mendengar suara anak gadisnya. namun beberapa saat Tono, Bapak Nata. langsung berteriak kencang "Nataaa... ini tuan anak ku.. bawa dia sebagai penebus hutang ku" Teriak Tono keras. Para bodyguard itu langsung melihat ke arah Nata. Mereka langsung melepaskan Tono setelah melihat Nata.
Seketika Nata syok.
Astagfirullah bapak.. teganya bapak dengan ku. batin Nata.
"Tangkap gadis itu dan bawa dia kepada tuan!" perintah menejer kasino. para bodyguard maju dengan langkah cepat mendekati Nata.
Nata langsung tersentak dari lamunannya mendengar suara menejer itu.dia langsung kabur menggunakan sedang bututnya. memgayuhnya dengan sekuat tenaga. Ia tau, Jika tertangkap mereka, maka Nata akan melayani lelaki hidung belang.
Gawat.. mereka mengejar dengan mobil. batin Nata
Para bodyguard kasino mengejar menggunakan mobil dengan kecepatan penuh.
Nata tak cepat putus asa, dia langsung kabur menggoes sepedanya ke gang gang sempit perkampungan. Ya Tuhan.. Selamat kan aku" batin Nata
"Boss gawat gadis itu kabur melewati gang sempit" ucap sang bodyguard yang sedang mengendarai mobil.
"Turun dan kejar gadis itu bodoh, kau tau tuan akan membunuh kita" ucap sang menejer kasino dengan keringat yang membahsahi seluruh tubuhnya.
"Baik boss" Para bodyguard itu langsung turun dari mobil mencari keberadaan Nata. sedangkan Tono bebas karena sang Bapa telah menjualnya kepada menejer kasino itu.
••••••••••••
Setalah merasa tidak ada yang mengejarnya Nata memutuskan untuk beristirahat di depan rumah salah satu warga. " Alhamdulillah" gunam Nata pelan.
Sang pemilik rumah menyadari kehadiran Nata di depan teras rumahnya. "Nak.." panggil sang Nenek yang keluar dari pintu rumahnya.
"Mari Masuk" Ajak sang Nenek tersenyum ramah.
Nata hendak menolak tetapi karena mendengar suara gaduh para bodyguard yang mengejarnya. Nata langsung masuk ke rumah sang Nenek dan bersembunyi di dalam. "Makasih Nek sudah menolong Nata"
"Sama sama Nak, mengapa kamu sampai di kejar anak buah tuan itu" Tanya Nenek.
"Nata.. hanya mencari bapak Nek, tidak sengaja Nata liat bapa di sandra sama mereka, saat Nata mendekat.. bapa bilang Nata sebagai penebus hutang" ucap Nata sendu, Nata menundukan pandangannya. matanya saat ini sudah mulai berkaca kaca
"Malang sekali nasibmu nak, nenek matikan lampunya, kamu boleh sembunyi sampai besok pagi"ucap sang nenek. Nenek langsung mematikan lampu rumahnya agar bisa mengelabuhi mereka.
"Baik nek terimakasih banyak" ucap Nata memegang tangan sang nenek.
"Siapa nama nenek?" tanya Nata. Setidaknya Nata harus tau siapa yang menolongnya.
"Panggil saja nenek Asih nak" ucap sang Nenek "Tidur nak, seperti nya kita akan bertemu kembali" gunam nenek pelan. sambil menyuruh Nata tidur di kamarnya.
"Apa maksud nenek kita akan bertemu kembali?" tanya Nata penasaran. perkataan sang Nenek membuat Nata merasa tidak tenang.
"Tidak nak.. tidurlah" ucap Nenek Asih mengalihkan pembicaraan
Nata dan Nenek terlelap di kamar.
•••••••
Bruggg
Manajer kasino bertekuk lutut dengan wajah yang kusut dan penuh ketakutan. Semoga Tuan mengampuni ku kali ini. batin nya.
"Maaf tuan. saya gagal membawa gadis itu" mereka semua bertekuk lutut tidak berani memandang sang Tuan Muda sama sekali.
"Tidak ada kata gagal dalam kamus ku!" jawab tuan muda dengan tajam. matanya setajam elang yang siap melibas para mangsanya yang kabur.
"Maaf tuan kami gagal" ucap salah satu dari mereka. para bodyguard masih tertunduk takut tidak berani melihat sang tuan muda yang mulai marah.
"Gagal?! cambuk mereka!" perintah sang Tuan muda dengan kejam.
"Ampunnn tuannn ampuni kami.. tuan Yuda" teriak memohon menejer kasino dan anak buahnya yang mulai di seret ke ruang bawah tanah.
"Tuan.." ucap sang Asisten pribadi Tuan Yuda. dengan membawa beberapa berkas yang akan di tanda tangani oleh Tuan Yuda.
"Apa lagi!" dengus Tuan Yuda kesal.
"Ini data yang anda minta tentang Gadis itu, Tuan" ucap sang Asisten bernama Jimy dengan menyerahkan beberapa berkas tentang gadis itu.
"Bacakan!"
Perintah tuan Yuda tak mau di bantah.
"Namanya Nata tuan"
Yuda menatap dingin Jimy "maksud saya Gadis Silva Nata tuan. dia anak dari Tono dan Rukijah tuan, Gadis merupakan anak satu satunya dari Tono, dia memberikan anaknya yang bernama Gadis kepada tuan sebagai penebus hutang nya di kasino anda tuan. umurnya 18 tahun saat ini dia masuk universitas begengsi dengan jalur biaya siswa tuan, Rumahnya di perkampongan rawa itik tuan" ucap Jimy lalu menutup berkas tentang data diri, kehidupan lengkap Nata.
"Ini foto gadis itu tuan" ucap Jimy menyerahkan foto gadis pada Tuan Yuda. Sang Tuan menyeringai dengan tajam melihat foto sang gadis kumuh dan memakai kaos buluk.
"Jimyyyyy.." ucap Yuda geram. "Bagaimana bisa dia berikan padaku gadis kumuh dan jelek seperti ini, lihat saja kaos buluk yang dia pakai" ucap Yuda menghina ketika melihat penampilan Nata.
Tuan.. anda hanya melihat fotonya.. dia bahkan akan segera menjadi bunga kampus dengan tampilan lusuh nya itu batin Jimy
"Maaf tuan. apa anda jadi membawa paksa Gadis itu" tanya Jimy ragu, karena Tuan Yuda melihat Nata dengan pandangan sebelah mata.
"Bawa saja.. dia terlihat polos.. cocok untuk di ranjang ku" Tuan Yuda menatap dengan intens foto Nata.
"Baik tuan segera laksanakan"
Jimy pergi dari ruangan Tuan mudanya.
"Selamat.. tuan muda .. apa matanya minus??dia cantik walaupun hanya menggunakan kaos buluk" ucap Jimy heran membayangkan Nata dari foto yang barusan saja ia lihat.
Flashback on
Ckitttttt
Mobil yang membawa tuan muda Yuda mengerem mendadak.
"Beraninya kamu membuat ku kaget!!" teriak Yuda pada sang supir yang sudah ketakutan setengah mati. kerungatnya mulai bercucuran mendengar teriakan tuan mudanya.
"Ma..af tu..tuan.. ada gadis yang menyebrang jalan sembarangan" ucap sang Supir takut. Nasib sudah membuat tuan mudanya kaget.
"Bunyikan plakson usir dia!!" perintah Yuda dengan suara yang mulai meninggi. ia masih kesal karena anak buahnya mulai payah dalam menjalankan tugas
"Baik tuan.." Hendro sang supir keluar dari mobil mendekati anak gadis malang yang masih syok karena hampir tertabrak mobil.
"Dek.. bangun dek.. kamu tidak tertabrak" ucap Hendro sang supir menenangkan agar gadis malang itu segera sadar. "Mari bapak antar kamu ke tepi jalan" ucap Hedro.
"Makasih pak.. " ucapnya tersenyum pucat
"Hei kau.. tau siapa aku" ucap Yuda menyeringai melihat gadis tersebut menunduk dengan keringat membasahi wajah dan rambut yang menutupi sebagian wajahnya.
Hendro langsung takut, mendengar suara dari arah belakang nya.
"Tuan ayo kita kembali.. tuan ada meeting penting dengan tuan Jimy" ucap Hendro gelagapan.
Gawattt.. jika.. tuan Yuda berbuat jahat pada gadis ini batin Hendro.
"Maaf tuan.. saya tidak sengaja" ucap Gadis tersebut sembari mengusap tangannya yang sedikit lecet.
"Hendro cepat kembali ke mobil!" perintah Yuda " gadis itu tidak punya uang untuk ganti rugi" ucap Tuan Yuda berdecih melihat tampilan gadis itu yang terlihat kumuh.
Sombong sekali tuan ini, semoga dia bukan jodohku Aamiin. batin sang gadis.
"Mari tuan"
Syukurlah gadis manis itu selamat batin Hendro sang supir.
Mobil mewah itu pergi meninggalkan sang gadis di tepi jalan.
Flashback off
"Hahhaha gadis sepeda butut dan berbaju buluk rupanya" ucap Yuda menyeringai
"Masuk kau ke perangkap ku"
Bersambung.
Akankah Yuda bisa membawa gadis **itu sebagai budak nya. saksikan kelanjutannya
jangan lupa like dan votenya**
🌷Vote & Like🌷
Waktunya sholat subuh, Nata segera sholat subuh lalu mencari nenek Asih. Nenek yang telah menolongnya bersembunyi dari para kerjaran anak buah Tuan Muda.
"Nek .. nenek Asih" panggil Nata menuju ke dapur nenek Asih.
Terlihat Nenek Asih yang sedang memasak sarapan untuk mereka berdua. "Ada apa nak?" tanya Nenek Asih melihat Nata yang sudah terlihat segar dan sedikit rapi.
"Nek, Nata pamit pulang dulu yah" ijin Nata pada Nenek Asih. Nata belum sempat ke rumahnya untuk mengambil beberapa pakaian untuk ibunya yang sedang berada di rumah sakit.
"Nata boleh pulang kalo sudah sarapan sama nenek" ucap nenek Asih menyusun masakan yang sudah jadi di meja makan. "Tapi nek Nata sudah merepotkan nenek, Nata pulang saja ya nek" ucap Nata memohon agar bisa segara pulang karena dirinya hanya memakai sepeda.
"Yah.." ucap Nenek Asih sedih sambil duduk di kursi meja makan dengan tatapan sedihnya.
"Nenek jangan sedih lagi yah, iya Nata sarapan sama Nenek" Nata mengalah ketika melihat wajah sedih Nenek Asih. Kasihan Nenek. pikir Nata.
Seketika senyum keriput di nenek Asih kembali ketika Nata mau sarapan bersamanya. "Ayo Nata duduk makan di samping nenek" ucap Nenek menyuruh Nata duduk di sampingnya.
"Iya nek" Nata duduk di sebelah Nenek Asih memakan sarapan yang Nenek Asih telah masakan.
Sarapan telah selesai. Nata dan Nenek Asih membersihkan bekas piring kotor lalu mencuci piring bersama.
"Nek.. Nata pergi dulu yah.." pamit Nata sambil salim dengan nenek Asih.
"Tunggu sebentar Nata.. nenek mau bicara" pinta nenek Asih. Nenek Asih menepuk nepuk kursi kayu kosong di samping Nenek Asih.
"Ada apa nek" ucap Nata mendekat duduk di samping nenek Asih.
"Nak kamu boleh ke sini kapanpun kamu mau, jangan lupa jenguk nenek yah, nenek takut Nata di bawa anak buah Tuan Yuda Nak, kamu tinggal disini saja yah" pinta Nenek Asih. memegang tangan Nata dengan harapan Nata tinggal bersamanya.
"Iya Nek, Nata janji sama nenek. jangan lupa jaga kesehatan ya Nek, iya nek nanti Nata minta izin dulu sama ibu" ucap Nata tersenyum
"Iya Nak" Nenek Asih tersenyum menanggapi jawaban Nata. Benar benar sayang anak ini dengan ibunya. batin Nenek Asih
"Nata pulang dulu yah Nek" izin Nata pada Nenek Asih. "Hati Hati yah Nata, kalo ada apa apa Nata tinggal ke rumah Nenek" ucap Nenek Asih mengingatkan.
"Terimakasih nek" Nata tersenyum melambaikan tangannya bersiap menaiki sepedanya.
"Sama sama Nak" Nata Pergi dari Perkampongan Rawa Buaya denga mengunakan sepeda butut nya menuju ke rumah nya, cukup menempuh jarak yang lumayan jauh.
Alhamdulillah hampir sampai.. semangat Nata.. batin Nata menyemangati diri sendiri.
Nata gadis yang tak kenal lelah.
sampai di depan gang sempit rumahnya, Mata Nata membelalak melihat para bodyguard yang berjaga di depan rumahnya, bahkan masuk ke dalam rumahnya tanpa Izin. Ada sekitar 5 bodyguard di rumah Nata.
"Lihat kesana.. ada gadis yang memakai kaos buluk dan sepeda butut nya,sama persis dengan foto yang Asisten Jimy berikan" tunjuk salah satu bodyguard yang melihat Nata memasuki Gang sempit rumahnya.
"Benar dia gadis yang tuan muda cari" ucap bodyguard yang lain nya yang sudah bersiap siap akan mengejar Nata.
"Tangkap dia.." Teriak para bodyguard dengan kencang.
Apalagi ini.. batin Nata
Nata kabur menggoes dengan cepat sepedanya. dengan cekatan Nata menggoes sepedanya melewati gang sempit yang penuh dengan gang yang lainya.
"Tangkap dia jangan sampe lolos"
Semangat Nata.. kamu harus kuat.. lari secepatnya batin Nata menyemangati
Nata mencoba peruntungan nya memasuki gang gang sempit perkampongan lagi. "Aduhh.. aku salah masuk kampong lagi, banyak tukang mabok.. di sini" Nata sudah komat kamit melihat lingkungan yang menurutnya tidak aman.
"Ada pekarangan liar, Alhamdulillah bisa untuk sembunyi" Nata mencoba peruntungan dengan bersembunyi di balik semak semak yang tinggi.
"Dimana gadis.. itu.. tuan meminta secepatnya gadis itu di bawa sebelum dia pergi keluar kota. cepat berpencar" mereka berpencar mencari Nata sampai sampai masuk menggeledah rumah rumah para warga.
"Matilah kita.. tuan muda pasti mencambuk kita lagi" Anak buah Tuan Muda mulai komat kamit mencari gadis penebus hutang ayahnya. "Andai saja Tono tidak berulah"
"Cari dia jangan menyerah!!" teriak menejer kasino. dia mulai ketakutan karena jika gagal tuan muda akan memberi hukuman lagi.
Nata yang mendengar suara langkah kaki mendekat langsung merangkul kakinya.
Selamatkan aku ya Allah.. batin Nata
"Neng Neng" Panggil Pak Ustadz yang kebetulan lewat di pekarang.
"Astagfirullah pak Ustadz" ucap Nata kaget. melihat pakaian gamis putih pak ustadz dan peci putihnya.
"Ada apa Nak..?" tanya Pak ustadz "Kamu di kejar kejar itu yah Neng.. yang pada pake baju item item serem pisan" ucap pak ustad menunjuk ke arah bodyguard yang terlihat menggeledah rumah warga.
"Iya pak Ustadz.. tolong pak ustadz tolongngin saya" pinta Nata memohon dengan mata yang berkaca kaca.
Pak Ustad yang kasihan pun langsung memiliki ide untuk menolong gadis malang ini. "Baik Nak.. tunggu sebentar disini yah, bapak ambil sarung di jemuran sonoh" ucap Pak ustadz pergi meninggalkannya.
"Ya pak ustadz hati hati" ucap Nata pelan.
"Buk.. buk.. minjem sarungnya dulu yah.." ucap pak Ustadz meminta izin pada ibu ibu tambun yang sedang melipat baju di depan rumahnya.
"Iya Pak ustadz silahkan.. jangan lupa di pulangin" ucap ibuk ibuk tersebut tersenyum ramah.
"Iya buk Terimakasih" ucap Pak Ustad mengendap endap ke dalam semak semak. agar tidak ketahuan oleh bodyguard itu.
Pak Ustadz kembali ke pekarangan.
"Pakek.. sarungnya kaya ninja yang neng.. sepedanya di tinggal sajah.. ga bakal hilang" ucap Pak Ustadz. "Ini pak ustad bapa sepidol merah buat totol totol di badan eneng geulis.. pake neng" ucap pak ustadz menyerahkan sepidol merahnya.
"Pakek aja Neng.. tanya nya nanti.. eneng pasti tau sendiri" ucap Pak Ustad dengan sabar.
"Baik.. pak ustadz" Nata langsung membuat bintik bintik merah di seluruh tangan dan kakinya. termasuk wajahnya. Setelah selesai Nata di bawa pak Ustadz menju rumahnya. dengan sarung seperti ninja dan titik titik merah di tangan dan kakinya.
"Berhenti.." teriak Bodyguard menghadang pak ustad yang sedang membawa Nata.
"Ada apa ini.." ucap Pak Ustadz dengan mimik wajah tenang agar tidak terlihat mencurigakan.
"Lepas sarung nya!" perintah salah satu bodyguard yang mulai mendekati pak Ustad dan Nata.
Gawat.. batin Nata.
"Gak bisa.. anak saya kena cacar air.. ente mau ketularan" jawab Pak ustadz menunjukan beberapa bintik bintik merah yang bertebaran di tangan Nata.
"Lihatin nak cacar di tangan kamu nak" Suruh Pak Ustad dengan tenang. Harus tenang ini mah. batin pak ustad
"Nah tuh lihat.. mau di buka lagi.. apalagi ini mukanya aja udah penuh tuh" ucap Pak ustadz menunjuk tangan Nata. Para anak buah Tuan Yuda bergidik ngeri melihat itu "Ya sudah.. cepet kalian pergi.. nanti nular lagih.."
Pak Ustadz dan Nata berhasil pergi dari para bodyguard tuan muda Yuda menuju rumah pak Ustadz.
"Buk.. ibuk.. sini buk.." panggil pak ustadz memanggil sang istri yang sedang memasak di dapur. "Ada apa pak.." sahut bu ustadzah segera menghampiri sang suami yang telah memanggilnya.
"Minjem baju nya yah.. kasihan si eneng teh" ucap Pak Ustadz menunjuk Nata yang sudah duduk di ruang keluarga rumah pak ustad.
"Ya pak.. siapa teh ini.." tunjuk bu ustadzah melihat Nata yang terlihat aneh dengan bintik bintik merahnya. "Ini biasa tuan Yuda.. mau ambil perempuan buat di jadikan budak" ucap pak Ustadz memberikan pengertian pada sang istri.
"Yak buk saya minta maaf mengganggu ibuk" ucap Nata dengan sendu. kepalanya sudah sangat pusing karena terus terusan kabur di cuaca yang terik panas ini.
"Iyah Nak tidak apa apa, ibu ambilkan baju ibuk yah" ucap bu ustadzah masuk ke dalam kamarnya lalu memberikan baju yang sudah tidak terpakai karena tidak muat.
Setelah buk ustadzah pergi melanjutkan masaknya, Nata berterima kasih pada pak ustadz. "Pak Ustadz Terimakasih banyak yah pak" ucap Nata berkaca kaca
"Eh.. Neng teh jangan nangis atuh, sama sama yah Neng, memang tuan Yuda teh masih begitu tega" ucap Pak Ustad memberikan air putih
"Tuan Yuda teh yang punya Kasino di kampong yah pak ustadz?" tanya Nata.
"Ya.. begitu lah Nak.. makin banyak pula penjudi dan pemabok disini" ucap Pak ustadz dengan wajah prihatin "Dulu orang orang di sini taat beribadah" ucap Pak ustad mengenang masa lalu.
"Eh.. lupa tanya nama kamu Neng" tanya Pak ustadz
"Nama saya teh Nata pak, maaf yah pak ustadz merepotkan" ucap Nata tidak enak.
"Eh neng Nata toh namanya" sambung bu ustadzah yang datang dari dapur sehabis memasak
"Ya buk.."
setelah menunggu beberapa jam. akhirnya Nata pamit pergi pada Pak Ustad dan bu Ustadzah "Pak, buk saya izin pulang dulu, mohon maaf merepotkan bapak sama ibuk, suwun pak" ucap Nata.
"Sama sama Nak, hati hati yah.. tadi bapak sudah cek.. mereka sudah pergi" ucap pak ustadz menengok lewat jendela samping.
"Sepeda kamu.. sudah di ambil bapak di teras" ucap ibuk tersenyum.
"Sekali lagi terimakasih banyak pak, buk"
"Sama sama Neng.. ati ati"
Bersambung.
**Jangan lupa like dan vote nya.🙏🏻
Apakah tuan Yuda masih mencari gadis kampong nya. ataukah ada penyelamat untuk menyelamatkan Nata dari tuan Yuda**.
Saksikan kelanjutannya
Alhamdulillah.. masih ada yang mau nolong Nata batin Nata.
Seperti biasa Nata menggoes sepeda bututnya, dia lebih memilih mengganggunakan sepeda yang ia beli di pasar loak dari pada harus naik angkot. Nata tau dia harus menghemat pengeluaran sehari harinya untuk biaya perawatan sang ibu.
Setelah pulang dari kampong sebelah karna ulah tuan Yuda. Nata bergegas ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya di rumah sakit. ibu Nata bernama Rokijah.
"Assalamualaikum buk" ucap Nata.
"Waalaikumsalam" jawab IBu. "Alhamdulillah nak ibu kira kamu udah di bawa sama tuan Yuda nak" ucap ibu Nata berkaca kaca.
"Ya buk, Alhamdulillah berkat doa ibuk Nata bisa kabur buk"
"Buk Nata mau ngomong sama ibu"
"Ada apa Nak.."ucap Ibuk sayu.
"Ibuk.. Nata dapet beasiswa kuliah di kota buk.. sekalian Nata mau ijin tinggal di rumah Nenek Asih buk untuk sementara sebelum Nata berangkat ke Kota. rumah kita sudah di geledah anak buah tuan Yuda buk. Nata minta izin sama ibuk dan doa restunya. bapak jahat buk sama Nata, Nata mau di jual buat ngelunasi utang judi bapak"
"Ibuk tenang saja di sini, Nata sudah nitip ibuk sama dokter Kevin buk, nanti di kota Nata cari kerja paruh waktu supaya bisa bayar rumah sakit ibuk sama ngelunasin hutang hutang kita buk" ucap Nata.
Nata sebenarnya ingin menangis, tapi tidak di hadapan ibunya. kuatkan Nata dalam menghadapi ujianmu Ya Allah, sesungguhnya Allah tidak menguji hambanya kecuali sesuai dengan kemampuan nya. batin Nata
"Nata.. ibuk izinkan Nata pergi ke kota, selalu ingat Nak.. disini ibu selalu berdoa untuk keselamatan Nata dan kesuksesan mu Nat" ucap Ibuk tersenyum.
"Makasih banyak buk.. suwun.. Nata gak bisa lama lama buk, ibuk jaga diri baik baik, disini ibuk di jaga sama dokter Kevin dan mbak Susan perawat" ucap Nata pamit, tersenyum sendu.
"Iya Nak.. sama sama.. jangan lupa kabari ibuk segera" ucap Ibuk
"Ya buk.. Nata usahakan.. Nata pergi dulu sebelum anak buah tuan Yuda ke sini buk"
"Ya Nak hati hati"
_______________________
Nata sampai kampong Rawa buaya.
menggoes sepedanya menuju ke rumah Nek Asih.
"Assalamualaikum Nek.."
tok
tok
tok
"Nek... "
Ceklek..
"Waalaikumsalam Nak.." ucap Nenek
"Nek apa kabar" tanya Nata
"Baik Nak"
"Nek Nata mau minta izin tinggal sama Nenek sementara"
"Wah.. boleh Nak, Nenek senang ada yang menemani" ucap Nenek Asih tersenyum.
"Nak kenapa cuma sementara Nak?" tanya Nenek
"Ya.. Nek.. habis itu Nata mau ke Kota untuk Kuliah Nek, Alhamdulillah Nata dapet beasiswa dari kampus di sana Nek" ucap Nata
"Alhamdulillah ya Nak... kamu gak bawa pakaian Nak?" tanya Nenek Asih.
"Ya Nek.. gapapa Nek pakai ini saja" ucap Nata menunjuk bajunya.
"Kita ke pasar saja yuk, kebetulan Nenek baru dapat rejeki" ucap Nenek Asih tersenyum.
"Ngga Nek.. malah ngerepotin"
"Ngga ngerepotin kok, ayok nenek udah lama ga ke pasar" ucap Nenek Asih
"Ya Nek ayok kita berangkat" ucap Nata
"Naik angkot saja sekalian barang kali bawaan belanjanya banyak" ucap Nenek Asih
Di pasar.
"Yuk masuk ke toko itu dulu" ucap Nenek Asih. Nata mengikuti langkah Nenek asih menuju toko baju.
"Nah coba ini Nat.. bawa ini sama ini juga terus yang ini" ucap Nenek Asih menyuruh Nata ke ruang ganti.
"Silahkan Nek, Neng di coba dulu" ucap pelayan toko ramah.
"Ya Nek Nata coba dulu" ucap Nata. berganti pakaian kaos buluknya dengan baju baru.
"Wahh.. cantik pisan Neng" ucap pelayan toko
"Pas kan sama badan kamu Nak, apa kesempitan?" tanya Nenek Asih
"Pas Nek.." ucap Nata
"Mbak bungkus ukuran yang ini sama model baju yang lain masing masing sapuluh biji sama celana lepis" ucap Nenek Asih.
"Baik Nek.." ucap pelayan toko.
"Gapapa Nak, di kota masa kamu pake baju lusuh" ucap Nenek tersenyum.
"Makasih Nek"
"Sama sama"
"Ini nek totalnya 600rebu semuanya" ucap pelayan tokoh menyerah kan bon/ nota dan belanjaan nenek.
"Ini uang nya mbak" ucap Nenek Asih menyerahkan uang nya.
"Terimakasih Nek,Neng"
"Sama sama" ucap Nenek dan Nata.
"Udah yuk Nek kita pulang" ucap Nata tak enak hati, takut nenek memberikan baju bajunya.
"Sebentar Nak" Nenek Asih mencoba mengingat sesuatu "oh iyah.. sepatu Nak.. ayok.. jangan merasa sungkan sama nenek, nenek udang anggep Nata sebagai cucu nenek sendiri"
"Terimakasih Nek" ucap Nata, matanya berkaca kaca menahan air mata yang ingin tumpah membasahi pipinya.
"Sudah yah jangan menangis nak, nenek terus mau lihat kamu tegar seperti ini terus yah" pinta Nenek Asih
"Siap Nek"
"Tuh liat ada toko sepatu" tunjuk Nenek ke arah toko sepatu. " Ayo.. langsung kita ke sana" ucap Nenek menggandeng tangan Nata.
"Permisi mbak.. sepatu kekinian yang buat di pake pake orang kota ada?" tanya Nenek
"Ada Nek.. mau warna apa? ukuran kaki nya berapa?" tanya mbak pelayan toko
"Yang warna hitam tapi bawah nya putih. ukuran berapa kaki mu Nak?" tanya Nenek Asih.
"39 Nek"
"Nah yang itu bagus" tunjuk Nenek Asih.
"Yang itu buk, nanti saya ambilkan dulu" ucap mbak pelayan toko
"Ini di coba mba .. pas ini ukuran 39 " ucap mbak mbak pelayan.
"Pas Nek" ucap Nata.
"Mbak ambil 2 sepatu, yang hitam satu.. dan yang abu abu satu, sandal nya satu yah" ucap Nenek
"Baik Nek, saya jumlah dan bungkus kan dulu" ucap mbak pelayan toko.
Ketika Nata mau berucap
" Terimakasih nya Nanti saja di rumah" ucap Nenek tersenyum.
"Ini nek totalnya 555rebu" ucap pelayan toko
"Ini yah.. pas.." ucap Nenek
"Terimakasih nek" ucap pelayan toko
"Sama sama"
"Yuk Nak.. kita pulang.. nenek lapar"
"Ayok Nek(^v^) Nanti Nata masakan untuk nenek Asih"
**Bersambung.
Jangan lupa Like dan Vote nya.(≧∇≦**)/
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!