NovelToon NovelToon

Terlahir Kembali : Putri Kasandra Dan Pangeran Ke 9

Awal Mula

Di sebuah kerajaan Galuh di mana Pangeran Ke 3 dan Putri Kasandra akan melangsungkan pesta pernikahan yang sangat meriah. Banyak tamu undangan dari berbagai kerajan datang menghadiri pesta pernikahan mereka.

Saat ini Putri Kasandra di hias agar tampil lebih cantik di mana dirinya ditemani adik tirinya yang bernama Putri Valena sedangkan kedua orang tuanya menerima tamu undangan yang datang silih berganti.

"Putri Kasandra sangat cantik ketika memakai gaun pengantin ini." Ucap perias pengantin sambil memakaikan gaun pengantin.

"Terima kasih atas pujiannya." Jawab Putri Kasandra.

'Aku adalah pengantin wanita paling bahagia di dunia.' Sambung Putri Kasandra dalam hati.

Putri Kasandra memakai gaun pengantin setelah selesai Putri Kasandra kembali di hias sedangkan Putri Valena hanya tersenyum jahat.

'Tersenyumlah karena setelah ini kamu mati.' Ucap Putri Valena dalam hati.

Tiba - tiba pintu kamar pengantin terbuka membuat orang menatap ke arah pintu dan melihat Pangeran Ke 3 masuk ke dalam kamar pengantin.

"Maaf Pangeran Ke 3, Pangeran Ke 3 di larang masuk ke dalam kamar pengantin karena kata orang jaman dulu itu tidak baik." Ucap perias pengantin.

"Aku tidak percaya hal itu. Kalian berdua keluarlah karena ada yang ingin Aku katakan ke calon istriku." Ucap Pangeran Ke 3.

"Baik Pangeran." Jawab keduanya dengan serempak.

Merekapun keluar dari ruangan pengantin sedangkan Pangeran Ke 3 menatap calon istrinya yang sangat cantik sambil tersenyum. Pangeran Ke 3 berlutut sambil memegang tangan Putri Kasandra.

"Apa yang Pangeran lakukan?" Tanya Putri Kasandra dengan wajah terkejut.

"Seperti yang kamu lihat." Jawab Pangeran Ke 3.

Pangeran Ke 3 mengeluarkan kotak berwarna merah kemudian membukanya lalu mengambil cincin yang sangat indah membuat Putri Kasandra tersenyum bahagia.

"Cincin ini sebagai lambang cintaku padamu dan Aku minta jangan di lepas." Pinta Pangeran Ke 3 sambil memakaikan cincin tersebut di jari manis Putri Kasandra.

Selesai memakaikan cincin, Pangeran Ke 3 berdiri kemudian mengarahkan wajahnya ke arah wajah Putri Kasandra. Putri Kasandra yang tahu akan di cium langsung memejamkan matanya kemudian merekapun berciuman. Setelah beberapa saat Putri Kasandra menepuk bahu Pangeran Ke 3 tanda dirinya kehabisan nafas dan Pangeran Ke 3 langsung melepaskan ciumannya.

"Aku sangat mencintaimu, Pangeran Ke 3." Ucap Putri Kasandra sambil tersenyum bahagia kemudian memeluk tubuh kekar Pangeran Ke 3.

"Akupun juga sama. Sekarang kita keluar untuk merayakan pesta pernikahan kita dan sekaligus menemui tamu undangan." Ucap Pangeran Ke 3.

Putri Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka keluar dari kamar pengantin. Banyak tamu undangan memuji kecantikan Putri Kasandra termasuk para Pangeran yang ada di istana Kerajaan Galuh.

Hingga empat jam kemudian Putri Kasandra dan Pangeran Ke 3 meninggalkan pesta pernikahan dan masuk ke dalam kamar pengantin karena Putri Kasandra sudah lelah dan ingin istirahat.

Kini mereka berdua berada di kamar pengantin, tubuhnya yang lelah membuat Putri Kasandra belum bisa melakukan kewajiban sebagai seorang istri dan dirinya bersyukur karena Pangeran Ke 3 tidak memaksanya.

"Tidurlah." Ucap Pangeran Ke 3 sambil memejamkan matanya.

"Maaf sebenarnya Aku ingin memberikan harta berhargaku sekarang tapi mendadak tubuhku lemes banget dan sangat mengantuk." Ucap Putri Kasandra merasa bersalah sambil sesekali menguap.

"Besok kan bisa jadi jangan dipikirkan." Ucap Pangeran Ke 3.

Putri Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian memejamkan matanya dan tidak berapa lama Putri Kasandra tertidur dengan pulas. Berbeda dengan Pangeran Ke 3 di mana Pangeran Ketiga turun dari ranjang kemudian mengambil pedang yang ada di kolong ranjang.

"Masuklah!" Perintah Pangeran Ke 3.

Dari ruang rahasia masuk Putri Valena kemudian berjalan ke arah Pangeran Ke 3 di mana saat ini Pangeran Ke 3 mengangkat pedangnya dan bersiap menusuk pedangnya ke arah dada Putri Kasandra.

"Bunuhlah! Setelah itu kita menikah." Ucap Putri Valena.

Jleb

"Akhhhhhhhh .... " Teriak Putri Kasandra.

Tanpa punya perasaan Pangeran Ke 3 menusuk pedangnya ke dada Putri Kasandra membuat Putri Kasandra berteriak kesakitan sambil berusaha membuka matanya dan matanya membulat sempurna. Dirinya sangat terkejut sekaligus tidak percaya kalau suaminya menusuk dadanya terlebih di samping suaminya ada adik tirinya yang sangat disayangi dengan setulus hati.

"Uhuk ... Uhuk ... Uhuk ... Kenapa Pangeran melakukan ini padaku? Apa salahku?" Tanya Putri Kasandra sambil terbatuk - batuk dan mengeluarkan darah segar yang berwarna hitam.

"Kenapa? Karena Akulah yang dicintai oleh Pangeran Ke 3." Ucap Putri Valena sambil memeluk tubuh Pangeran Ke 3.

"Aku menganggap kamu sebagai adikku tapi bagaimana kamu bisa melakukan ini padaku?" Tanya Putri Kasandra dengan wajah sendu dan kecewa secara bersamaan.

"Aku tidak ingin membunuhmu tapi hidupmu terlalu sempurna." Jawab Putri Valena.

"Selain itu Aku melakukan ini agar Ayah hanya menyayangiku dan juga menyayangi Ibuku." Sambung Putri Valena sambil menarik rambut Putri Kasandra.

"Valena, kamu sangat jahat! Jika Aku nanti jadi hantu maka Aku tidak akan pernah membiarkan dirimu pergi!" Teriak Putri Kasandra.

"Pangeran, tolong Aku." Mohon Putri Kasandra.

"Aku tidak perduli. Karena ulah Nenekmu membuat Nenekku sangat sedih hingga akhirnya meninggal dunia karena kekasihnya di rebut." Ucap Pangeran Ke 3 dengan nada dingin.

Putri Kasandra yang mendengar ucapan mereka berusaha untuk bangun namun tubuhnya sangat lemah seperti tidak bertulang.

"Oh ya cincin yang kamu kenakan ada racunnya jadi percuma saja kamu bangun dan membunuhku karena tubuhmu sudah lemah dan tidak bertenaga." Ucap Pangeran Ke 3 sambil tersenyum jahat.

"Kalian sangat jahat, Aku akan membalas perbuatan kalian." Ucap Putri Kasandra sambil berusaha untuk bangun.

"Lebih baik kita bunuh lalu buang mayatnya di sumur tua." Ucap Putri Valena.

"Oke." Jawab Pangeran Ke 3 dengan singkat sambil mengarahkan pedangnya ke arah jantung Putri Kasandra.

"Akhhhhhhh ...." Teriak Putri Kasandra kesakitan.

"Berteriaklah karena kamar ini sudah Aku mantrai agar orang luar tidak mendengar suara teriakanmu." Ucap Pangeran Ke 3 sambil menekan pedangnya agar tembus ke jantung Putri Kasandra.

Putri Kasandra kembali berteriak kesakitan namun Pangeran Ke 3 dan Putri Valena tidak memperdulikan teriakan kesakitan malah mereka tertawa bersama.

"Sudah, biarkan Dia sekarat. Kita buang saja ke dalam sumur tua karena Aku ingin Dia mati!." Ucap Putri Valena sambil tersenyum devil.

Pangeran Ke 3 hanya menganggukkan kepalanya kemudian menarik pedangnya hingga darah segar berwarna hitam keluar dari tubuh Putri Kasandra. Pangeran Ke 3 membawa tubuh Putri Kasandra yang sudah tidak berdaya kemudian berjalan ke ruang rahasia agar rencana jahatnya tidak diketahui oleh orang lain.

Sampai di sumur tua, Pangeran Ke 3 melempar tubuh Putri Kasandra yang sudah sekarat kemudian mereka kembali tertawa jahat melihat nasib tragis Putri Kasandra.

'Jadi selama ini mereka bekerja sama.' Ucap Putri Kasandra dalam hati yang meruntuki kebodohannya.

"Ibu, Kak Albert. Maaf Aku tidak bisa melindungi kalian berdua.' Ucap Putri Kasandra dalam hati.

'Jika Aku diberi kesempatan ke dua maka Aku akan membalas perbuatan kalian. Aku akan membuat kalian menderita sepuluh ... Tidak ... Seratus kali lipat dari yang Aku miliki.' Ucap Putri Kasandra dalam hati.

Tidak berapa lama Putri Kasandra menghembuskan nafas terakhirnya sedangkan Pangeran Ke 3 dan Putri Valena pergi meninggalkan tempat tersebut.

xxxxxxxxxxxx

"Kasandra .... Bangun ..." Panggil Ibunya Putri Kasandra.

"Kasandra .... Kasandra ..." Panggil Ibunya Putri Kasandra dengan nada panik sekaligus kuatir.

'Ini suara Ibuku. Ibu, apakah Ibu di sini untuk menolongku?' Tanya Putri Kasandra dalam hati.

"Adik kecilku yang sangat cantik. Kakak membelikanmu kue coklat kesukaanmu jadi bangunlah atau Kakak akan memberikan kue coklat ini ke para pelayan wanita." Ucap Kak Albert.

'Kak Albert, apakah Kak Albert di sini juga? Aku merasa sangat dingin dan dadaku sangat sakit.' Ucap Putri Kasandra dalam hati sambil perlahan membuka matanya.

'Ibu ... Kak Albert ...' Ucap Putri Kasandra dalam hati dengan wajah bingung dan matanya berkaca - kaca.

'Ini benar - benar kalian berdua? Apa kalian juga di bunuh juga oleh mereka karena itu Aku bisa melihat kalian?' Tanya Putri Kasandra dalam hati.

"Kasandra akhirnya kamu bangun juga." Ucap Ibunya Putri Kasandra sambil memeluk tubuh Putri Kasandra.

"Ini semua salahku. Jika saja Kakak tidak mengajakmu bermain pasti Kamu tidak akan jatuh ke air kolam." Ucap Kak Albert merasa bersalah.

Putri Kasandra melihat Kakak kesayangannya wajahnya lebam - lebam membuat Putri Kasandra mengeluarkan air matanya.

"Jangan salahkan Kak Albert, Ibu. Itu adalah kesalahan Kasandra dan Kasandra janji tidak akan bermain - main lagi." Ucap Putri Kasandra sambil masih mengeluarkan air matanya.

"Iya, Ibu tidak mungkin menyalahkan Kak Albert. Ibu senang kamu baik - baik saja dan sekarang minum obat ini." Ucap Ibunya Putri Kasandra sambil memberikan mangkok yang berisi ramuan obat.

"Tapi kenapa wajah Kak Albert lebam - lebam? Apakah Ayah" Tanya Putri Kasandra sambil menerima mangkok tersebut kemudian meminumnya hingga habis tanpa sisa sedikitpun.

Ibunya Putri Kasandra hanya menganggukkan kepalanya membuat Putri Kasandra menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Jangan dipikirkan, Kakak tidak apa - apa kok." Ucap Kak Albert sambil mengusap rambut adiknya yang sangat disayangi.

"Ibu dan Kak Albert. Kasandra baik - baik saja jadi Ibu dan Kak Albert istirahat saja karena pasti sejak tadi Ibu dan Kak Albert menjagaku." Ucap Putri Kasandra mengalihkan pembicaraan sambil tersenyum.

"Baik. Sekarang kamu tidur lagi dan nanti Ibu akan melihatmu lagi." Ucap Ibunya sambil mengusap rambut putrinya.

Putri Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian Ibunya Putri Kasandra dan Kak Albert pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Masuklah Poppy. Bantu Aku berpakaian." Ucap Putri Kasandra.

Seorang pelayan wanita masuk ke dalam kamar Putri Kasandra kemudian menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Baik, Putri Kasandra." Jawab pelayan tersebut.

Putri Kasandra berjalan ke arah meja rias kemudian duduk di kursi rias sedangkan pelayan yang bernama Poppy mengganti pakaian Putri Kasandra.

'Bahkan takdir menolongku di mana Aku terlahir kembali satu tahun sebelum kematianku.' Ucap Putri Kasandra dalam hati.

'Ibu Ririn, Valena dan Pangeran Ke 3, tunggu saja pembalasanku. Aku akan membuat kalian membayar dengan darah.' Ucap Putri Kasandra dalam hati.

"Maaf Putri Kasandra, sudah selesai." Ucap pelayan tersebut.

Putri Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian pelayan itupun pergi meninggalkan tempat tersebut sedangkan Putri Kasandra berjalan ke arah jendela kamarnya untuk menatap bunga - bunga yang ada di taman.

'Dalam kehidupanku sebelumnya, Aku selalu menyalahkan diri sendiri atas penyakit Ibuku hingga Ibuku meninggal dunia. Saat itu Aku diliputi kesedihan yang teramat sangat dan kesedihanku semakin bertambah ketika Kak Albert terkena penyakit berbahaya dan bisa menular. Lalu Kak Albert di bawa ke villa terpencil dekat hutan milik kami lalu di bakar sampai mati atas perintah Ibu Ririn.' Ucap Putri Kasandra dalam hati sambil menggenggam ke dua tangannya dengan erat.

'Kesedihan yang teramat sangat membuatku menjadi tidak semangat hidup. Aku diam saja ketika Ibu Ririn dan Valena membully diriku padahal Aku bisa bela diri. Hingga datang Pangeran Ke 3 membantuku dan menghiburku namun Aku tidak menyangka Pangeran Ke 3 malah kerjasama untuk membunuhku.' Sambung Putri Kasandra.

'Selama ini Aku tidak pernah berpikir bahwa semua yang telah terjadi ternyata rencana jahat Ibu Tiriku dan Adik Tiriku. Mereka meracuni Ibuku dan juga membakar Kak Albert kemudian Valena merebut suamiku Pangeran Ke 3. Pangeran Ke 3 yang sangat kejam menenggelamkanku ke dalam air sumur tua yang sangat dingin dan membuat tubuhku tersiksa dan membeku.' Ucap Putri Kasandra dalam hati.

'Tapi sekarang keberuntungan ada dipihakku. Inilah Aku yang telah terlahir kembali satu tahun sebelum Aku mengalami nasib tragis. Ibu Ririn, Valena dan Pangeran Ke 3, kalian harus membayar semua rasa sakit yang Aku rasakan dengan darah kalian.' Sambung Putri Kasandra dalam hati sambil tersenyum menyeringai.

Angelica, Aku .....

Putri Kasandra mengambil tusuk konde di atas meja dekat ranjangnya kemudian menyimpannya di kotak ukiran kayu lalu menyembunyikannya di kolong lemari pakaiannya.

Dua Hari Kemudian

Tidak terasa hari berlalu dengan cepatnya, Putri Kasandra dan Ibunya Putri Kasandra yang bernama Ibu Angelica datang berkunjung ke rumah Ibu mertuanya Ibu Angelica sekaligus Neneknya Putri Kasandra. Ayahnya Putri Kasandra mempunyai halaman yang sangat luas di mana Ayahnya Putri Kasandra membangun empat rumah yang jaraknya tidak begitu jauh.

Di mana rumah utama ditempati Ibu mertuanya sekaligus Ayahnya Putri Kasandra bersama para pelayan sedangkan rumah kedua ditempati Putri Kasandra bersama Ibunya dan Kakaknya serta pelayan. Rumah ketiga ditempati Ibu tirinya dan adik tirinya bersama para pelayan sedangkan rumah keempat merupakan rumah pribadi milik Ayahnya Putri Kasandra jika Ayahnya Putri Kasandra ingin menenangkan diri.

Ketika Putri Kasandra dan Ibu Angelica sedang berjalan mereka tidak sengaja bertemu dengan Putri Valena dan Ibu Ririn yang merupakan adik tiri dan Ibu tirinya. Putri Valena dan Ibu Ririn sangat terkejut dengan kedatangan mereka.

'Ke dua wanita pelakor ini datang bikin Aku tidak nafsu makan saja.' Ucap Ibu Ririn dalam hati.

'Pelakor kecil ini berhasil diselamatkan dari air dan hanya membutuhkan dua hari saja pelakor ini sudah pulih sepenuhnya.' Ucap Putri Valena dalam hati.

"Kakak. Aku mendengar kalau Kakak baru saja bangun dari penyakit yang mengerikan. Mengapa Kakak tidak beristirahat selama beberapa hari lagi?" Tanya Putri Valena sambil menggenggam kedua tangan Putri Kasandra.

"Kamu terlihat sangat perduli padaku?" Tanya Putri Kasandra sambil tersenyum dan menepis kedua tangan Putri Valena.

"Tentu saja karena bagaimanapun juga Kamu adalah Kakakku." Jawab Putri Valena dengan wajah terkejut sambil menahan amarahnya.

"Ayo Sayang kita ketemu dengan Nenekmu." Ucap Ibu Angelica sambil menarik tangannya.

"Baik Ibu." Jawab Putri Kasandra.

Mereka berjalan dengan santai hingga mereka masuk ke dalam ruang keluarga dan diikuti oleh Ibu Ririn dan Putri Valena.

'Dasar pe x la x cur kecil, kamu telah berani menepis tanganku. Awas saja akan Aku balas kamu.' Ucap Putri Valena dalam hati sambil menahan amarahnya.

'Pe x la x cur kecil ini telah berubah karena selama ini tidak pernah menepis tangan putriku.' Ucap Ibu Ririn dalam hati sambil menahan amarahnya.

Sampai di ruang keluarga mereka menundukkan kepalanya ke arah Ibu Ambar sekaligus Neneknya Putri Kasandra.

"Salam, Ibu / Nenek." Ucap Ibu Angelica dan Putri Kasandra dengan serempak sambil menunduk hormat begitu pula dengan Putri Kasandra.

"Kasandra, kamu baru pulih jadi buanglah formalitasmu." Ucap Ibu Ambar.

"Terima kasih banyak, Ibu / Nenek." Ucap Ibu Angelica dan Putri Kasandra dengan serempak sambil masih menunduk dengan hormat.

"Kakak, Aku dengar Putri Kasandra jatuh ke air beberapa hari yang lalu. Apakah Kasandra baik - baik saja?" Tanya Ibu Ririn dengan wajah pura - pura kuatir.

'Aku hampir melupakan kehidupan sebelumnya di mana sebelum Ibuku meninggal dunia Ibu Ririn bersikap ramah pada Ibuku.' Ucap Putri Kasandra dalam hati sambil menahan amarahnya terhadap Ibu tirinya.

'Entah bagaimana Ibu Ririn memfitnah Ayahku dan mengatakan kalau Ayahku menodainya. Saat itu Ayahku tidak punya pilihan lain selain mengambilnya sebagai istri keduanya.' Sambung Putri Kasandra dalam hati sambil mengingat pernikahan Ayahnya dengan Ibu tirinya.

'Kalian tidak beruntung karena Ayahku hanya mencintai Ibuku sedangkan Ayah hanya bersikap sopan dan baik pada Ibu Ririn dan Valena.' Ucap Putri Kasandra dalam hati.

"Dokter mengatakan kalau Kasandra hanya masuk angin dan perlu istirahat beberapa hari." Jawab Ibu Angelica sambil mengusap kepala Putri Kasandra dengan lembut.

"Sungguh melegakan. Tadi kami ingin menjenguk Putri Kasandra tapi kami takut akan mengganggu istirahatnya." Ucap Ibu Ririn sambil pura - pura tersenyum.

"Aku dan putriku sangat senang melihat Putri Kasandra sekarang baik - baik saja." Sambung Ibu Ririn.

"Kasandra, kamu harus banyak belajar beberapa etika karena kamu sampai saat ini tidak sefleksibel seperti Valena." Ucap Ibu Ambar.

*** Sefleksibel adalah luwes atau mudah dan cepat menyesuaikan diri.

"Iya Nek." Jawab Putri Kasandra dengan patuh.

"Kamu setidaknya harus bertindak seperti layaknya seorang wanita. Jika seandainya kamu tidak bermain di dekat air maka kamu tidak akan jatuh ke dalamnya." Ucap Ibu Ambar panjang lebar.

Ibu Ambar mengira kalau Putri Kasandra ceroboh karena itulah terjatuh ke dalam air tanpa mengetahui kalau Putri Kasandra di dorong oleh seseorang karena itulah Putri Kasandra masuk ke dalam air hingga akhirnya tenggalam dan di tolong Kakaknya yang bernama Kak Albert.

"Ibu, beberapa hari yang lalu gurunya memuji kecerdasan Kasandra dan jatuhnya Kasandra hanya karena kecelakaan." Ucap Ibu Angelica sambil tersenyum dan mengusap rambut Putri Kasandra.

"Nenek dan Ibu. Saat itu Aku sangat bosan sendirian dan Gina bilang bunga teratai di kolam sedang mekar, jadi Aku pergi melihatnya dengan rasa ingin tahu. Tapi sayangnya ...." Ucap Putri Kasandra menggantungkan kalimatnya.

'Apakah Dia tahu apa yang Aku lakukan?' Tanya Ibu Ririn dalam hati.

Jantung Ibu Ririn berdetak kencang karena dirinya sagat takut kalau rencana jahatnya diketahui oleh Putri Kasandra hingga wajah Ibu Ririn mengeluarkan keringat dingin.

'Hahahaha ... Kamu pasti merasa sangat takut dan gugup sekarang.' Ucap Putri Kasandra dalam hati sambil tertawa dalam hati.

Ibu Angelica langsung menatap Ibu Ririn membuat Ibu Ririn memalingkan wajahnya dengan wajah pucat pasi.

"Apa yang terjadi kemudian?" Tanya Ibu Angelica penasaran dan terlihat wajahnya yang sangat kuatir.

"Sayangnya, Aku terpeleset dan jatuh ke dalam kolam." Jawab Putri Kasandra.

"Apakah saat itu, kamu sendirian di sana?" Tanya Ibu Angelica.

'Benar saja, Ibuku merasakan kalau ada yang tidak beres.' Ucap Putri Kasandra dalam hati.

"Saat itu Gina pergi untuk mengambil keranjang kecil untuk bunga teratai yang akan Aku petik, jadi Aku menunggu di sana sendirian." Jawab Putri Kasandra.

"Bagaimana bisa seorang pelayan meninggalkan dirimu sendirian di tepi kolam? Itu sangat berbahaya." Ucap Ibu Ambar sambil menahan amarahnya terhadap pelayan yang bernama Gina.

"Sungguh ceroboh pelayan itu!" Ucap Ibu Ambar sambil memukul tongkat yang dipegangnya tanda dirinya sangat marah.

"Ibu, mohon maafkan Aku karena begitu lalai. Jujur Aku sangat hati - hati dalam memilih pelayan dan di antara para gadis hanya Gina yang paling pintar. Jadi Aku pikir Gina akan menjaga Kasandra dengan sangat baik. Aku tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi." Ucap Ibu Ririn.

Ibu Angelica hanya menatap tajam seakan ingin membunuhnya membuat Ibu Ririn sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya karena selama ini Ibu Angelica dan Putri Kasandra selalu diam dan menerima apa yang dikatakannya.

"Angelica, Aku ....." Ucap Ibu Ririn menggantungkan kalimatnya.

Aku Bukan Kakakmu

'Untuk menyingkirkan Ibu Ririn dan Valena, hal pertama yang harus Aku lakukan adalah menunjukkan kepada Ibuku siapa mereka sebenarnya.' Ucap Putri Kasandra dalam hati sambil tersenyum menyeringai.

'Ibuku sudah mulai curiga dengan Ibu Ririn dan itu hanyalah awal dari rencanaku.' Sambung Putri Kasandra dalam hati.

"Sudah cukup.' Ucap Ibu Ambar yang tidak suka keributan.

"Kasandra, kamu baru saja sembuh jadi kamu masih perlu lebih banyak istirahat. Kamu tidak perlu menyapaku setiap hari." Sambung Ibu Ambar.

"Ya, Nenek. Terima kasih atas perhatian Nenek." Ucap Putri Kasandra sambil tersenyum.

"Aku sangat lelah. Angelica, bantu Aku masuk ke kamarku. Ada sesuatu yang harus Aku katakan." Ucap Ibu Ambar.

"Baik Bu," Jawab Ibu Angelica.

"Kalian bertiga boleh pergi sekarang." Ucap ibu Ambar.

"Baik Ibu / Nenek." Ucap Ibu Ririn, Putri Kasandra dan Putri Valena dengan serempak.

Mereka bertiga pergi meninggalkan ruangan tersebut hingga di lorong yang sepi Putri Valena memanggil Putri Kasandra.

"Kakak, tunggu." Panggil Putri Valena.

"Ada apa?" Tanya Putri Kasandra dengan nada dingin.

"Kakak, di kotak ini berisi obat - obat tan yang dikumpulkan Ibuku. Ibuku memintaku untuk memberikannya kepada Kakak dan salah satu obat ini bisa menghilangkan hawa dingin yang ada di tubuh Kakak." Jawab Putri Valena sambil tersenyum manis.

"Aku tidak butuh obat dari Ibumu." Ucap Putri Kasandra dengan nada dingin.

"Dan jangan memanggilku Kakak tapi Putri Kasandra karena kamu hanya putri dari seorang selir." Sambung Putri Kasandra.

"Ibuku sangat perduli padamu dan tidak ada maksud lain." Ucap Putri Valena sambil tersenyum dan menahan amarahnya.

"Sudah cukup obat yang diberikan Ibuku jadi Aku tidak butuh obat pemberian Ibumu." Ucap Putri Kasandra sambil menatap tajam ke arah Putri Valena.

'Aku ingat ketika Aku mengambil kotak yang berisi obat - obat tan dikehidupanku sebelumnya.Ayahku tidak hanya memarahiku dan melarangku keluar, tetapi desas desus juga mulai beredar bahwa Aku, putri sah Ayah telah menjadi kecanduan alkohol, meskipun usiaku masih muda.' Sambung Putri Kasandra dalam hati.

Putri Kasandra dikehidupan sebelumnya tidak tahu kalau obat - obatan tersebut jika di minum bisa mabuk dan bisa bikin orang kecanduan. Hingga akhirnya dirinya di hukum oleh Ayahnya dengan cara berlutut di aula leluhur untuk merenungi kesalahannya.

'Aku tidak akan jatuh ke perangkap mereka lagi kali ini dan sudah cukup dikehidupanku sebelumnya.' Ucap Putri Kasandra dalam hati.

"KASANDRA! JANGAN TERLALU TIDAK TAHU BERTERIMA KASIH!" Teriak Putri Valena dengan suara menggelegar.

"Jaga lidahmu! Apakah Ibumu mengajari kamu berperilaku kasar?" Tanya Putri Kasandra sambil menatap Putri Valena dengan tatapan membunuh.

"Kamu ..." Ucap Putri Valena menggantungkan kalimatnya.

"Apakah kamu sudah selesai? Karena Aku harus pergi sekarang." Ucap Putri Kasandra.

"Oh ya, harap kamu ingat. Sebagai putri seorang selir, ketika kamu melihatku maka kamu harus berlutut dan menyambutku sesuai dengan aturan rumah ini!" Perintah Putri Kasandra kemudian membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Putri Valena.

"Kamu harus tetap berlutut kecuali Aku mengijinkanmu untuk berdiri!" Ucap Putri Kasandra sambil menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya.

"Harap di ingat panggil Aku Putri Kasandra karena Aku bukan Kakakmu." Sambung Putri Kasandra sambil kembali berjalan dan meninggalkan Putri Valena sendirian.

'S*alan kamu! Dasar p*lakor!' Ucap Putri Valena dalam hati kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut sambil menahan amarahnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!